Anda di halaman 1dari 7

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN MELALUI MEDIA VIDEO TERHADAP

PENINGKATAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG DAMPAK ABORTUS


PROVOKATUS KRIMINALIS DI KELAS X SMAN 2 GOWA
Fanny Asfany Imran, Hasnah

Program Studi Keperawatan S1 Fakultas Kedokteraan Dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam
Negeri Alauddin Makassar
Email: fannyasfany@yahoo.com

ABSTRAK
Dampak pergaulan bebas dikalangan remaja berpacaran mengantarkan pada kegiatan
menyimpang seperti seks bebas sehingga mengakibatkan menularnya penyakit kelamin dan
kehamilan diluar nikah yang pada akhirnya membawa pada tindakan abortus provokatus
kriminalis.Abortus provokatus kriminalisdapat membawa dampak negatif baik secara fisik dan
mental.Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh penyuluhan kesehatan dengan media
video terhadap peningkatan pengetahuan remaja putri tentang dampak abortus provokatus
kriminalis di kelas X SMAN 2 Gowa.
Penelitian ini menggunakan desain penelitian pra eksperiment design dengan rancangan
penelitian one group pre-test dan post-test design. Pengambilan sampel menggunakan teknik simple
random sampling dengan jumlah responden 75 orang.Penelitian ini dilakukan di SMAN 2 Gowa
pada tanggal 31 Juli – 31 Agustus 2017.Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan
kuesioner.
Hasil penelitian menunjukkan rerata nilai pengetahuan remaja putri saat pre-test adalah 19,19
dan rerata nilai pengetahuan saat post-test meningkat menjadi 22,43. Remaja putri dengan kategori
meningkat ada 63 orang (84%), kategori tetap ada 12 orang (16%) dan tidak ada remaja putri
dengan kategori menurun, Hasil analisis dengan uji statistic Wilcoxon didapatkan ada pengaruh
pemberian penyuluhan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan tentang dampak abortus provokatus
kriminalis yaitu dengan nilai p value = 0,000 atau p<0,05.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada peningkatan pengetahuan remaja putri kelas X
SMAN 2 Gowa sesudah diberikan penyuluhan kesehatan melalui media video.Berdasarkan hasil
yang diperoleh, media video ini dapat menjadi salah satu media yang efektif digunakan dalam
penyuluhan kesehatan.

Kata Kunci: Penyuluhan Kesehatan, Media Video, Dampak Abortus Provokatus Kriminalis

JF FKIK UINAM Vol.II Juli-Desember 2017


61
PENDAHULUAN
World Health Organization (WHO) kegagalan setelah menikah, serta penghinaan
memperkirakan ada 20 juta kejadian aborsi dari masyarakat (Kartini, 2010).
tidak aman di dunia, dimana 19 dari 20 juta Penggunaan video sebagai sarana
tindakan aborsi tidak aman (9,5%) terjadi di penyuluhan kesehatan kini mulai
negara berkembang. Sekitar 13% dari total dikembangkan seiring dengan kemajuan
perempuan yang melakukan aborsi tidak teknologi saat ini.Penyuluhan kesehatan
aman berakhir dengan kematian. Risiko melalui media video memiliki kelebihan
kematian akibat aborsi yang tidak aman di dalam hal memberikan visualisasi yang baik
wilayah Asia diperkirakan 1 dari 3700 yang sehingga memudahkan proses penyerapan
melakukan aborsi (Abrori, 2014). pengetahuan.Video termasuk dalam media
Angka aborsi di Indonesia cukup tinggi audio visual karena melibatkan indera
yaitu mencapai 2,5 juta per tahun. Menurut pendengaran sekaligus indera penglihatan.
data Badan Kependudukan dan Keluarga Media audio visual ini mampu membuahkan
Berencana Nasional (BKKBN) Republik hasil belajar yang lebih baik untuk tugas-
Indonesia, terjadi peningkatan sekitar 15% tugas seperti mengingat, mengenali,
setiap tahunnya dan 1200.000 di antaranya mengingat kembali dan menghubung-
dilakukan oleh remaja putri yang masih hubungkan fakta dan konsep (Kustandi,
berstatus pelajar (BKKBN, 2014). 2011).
Terdapat beberapa alasan individu Terdapat beberapa penelitian yang
mengambil keputusan untuk melakukan mengkaji peran dari video, penelitian yang
abortus provokatus kriminalisyaitu ingin terus dilakukan Sulastri (2012) menunjukkan
melanjutkan sekolah atau kuliah, takut pada bahwa terjadi perubahan positif terhadap
kemarahan orang tua, menjaga nama baik perilaku remaja dalam pemeriksaan payudara
keluarga, malu pada lingkungan sosial bila sendiri (SADARI) setelah dilakukan edukasi
ketahuan hamil sebelum menikah dan dengan media video. Penelitian lain yang
kehamilan yang terjadi akibat perkosaan. dilakukan oleh Meylinda (2011)
Adapun penyebab lainnya karena mereka menunjukkan terjadi penurunan indeks plak
mengalami kehamilan tetapi tidak gigi anak pada metode penyuluhan dengan
menghendaki kehamilannya, dengan berbagai video.
alasan seperti faktor usia atau pasangan yang SMAN 2 Gowa merupakan sekolah
tidak mau bertanggung jawab (Niskala,2011). unggulan di Kabupaten Gowa, hal ini
Abortus provokatus kriminalisdapat menjadikan sekolah tersebut menjadi sorotan
membawa dampak negatif baik secara fisik dan dijadikan contoh bagi sekolah-sekolah
dan mental. Gangguan kesehatan secara fisik lain khususnya di Kabupaten Gowa dan di
seorang wanita melakukan aborsi antara lain Sulawesi Selatan pada umumnya, tetapi
kematian mendadak karena pendarahan yang berdasarkan wawancara singkat dengan
hebat, kematian karena pembiusan yang bagian kesiswaan SMAN 2 Gowa didapatkan
gagal, infeksi, rahim yang robek, kerusakan informasi bahwa hampir setiap tahun ada
leher rahim, kanker, kelainan plasenta, dan kejadian hamil di luar nikah yang
kemandulan. Selain dampak fisik, wanita menyebabkan siswi harus berhenti sekolah,
yang melakukan aborsi juga akan mengalami hal ini dapat beresiko membawa pada
resiko berupa gejala mental yang tindakan abortus provokatus kriminalis.
dikarakteristikan dengan perasaan bersalah Didapatkan pula informasi bahwa di sekolah
yang mendalam dan dalam jangka waktu tersebut belum pernah mendapatkan
lama, depresi, dan mengakibatkan kelainan penyuluhan kesehatan mengenai dampak
secara sosial dan seksual. Secara mental abortus provokatus kriminalismelalui media
abortus provokatus kriminalisjuga video.
memberikan dampak hilangnya harga diri, Berdasarkan masalah tersebut, peneliti
perasaan berdosa, lemahnya ikatan pasangan tertarik untuk melakukan penelitian
kedua belah pihak yang menyebabkan penyuluhan kesehatan melalui media video

JF FKIK UINAM Vol.II Juli-Desember 2017


62
terhadap peningkatan pengetahuan remaja test adalah 3,24. hal ini menunjukkan
putri tentang dampak abortus provokatus peningkatan dari nilai pre-test.
kriminalis di kelas X SMAN 2 Gowa.
Tabel 4.2
METODE PENELITIAN Distribusi Frekuensi Tingkat pengetahuan
Metode yang digunakan adalah metode (Post-test) Remaja Putri Tentang Dampak
kuantitatif dengan desain Pra Eksperiment Abortus Provokatus Kriminalis
Design dengan rancangan penelitian one Post Test
group pre-test dan post-test design.Sampel Tingkat
pengetahuan
dipilih menggunakan teknik simple random Frekuensi Presentase
sampling sebanyak 75
responden.Pengumpulan data diperoleh dari Meningkat 63 84%
data primer berupa pertanyaan-pertanyaan
dalam bentuk kuesioner. Dilakukan peniliaian Tetap 12 16%
sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan
kesehatan. Menurun 0 0,0%
Variabel independen dalam penelitian 75 100%
Total
ini adalah penyuluhan kesehatan melalui
media video sedangkan variabel dependen Sumber : data primer, 2017
adalah pengetahuan remaja putri tentang Berdasarkan hasil penelitian
dampak abortus provokatus kriminalis. Hasil menunjukkan bahwa dari 75 responden
penelitian dianalisis secara univariat dan setelah diberikan penyuluhan kesehatan
bivariat dengan menggunakan uji statistik terdapat 63 (84%) responden yang meningkat
Wilcoxon Test. pengetahuannya, 12 (16%) responden yang
tetap pengetahuannya dan tidak ada
responden yang menurun pengetahuannya.
HASIL
Adapun hasil dalam penelitian ini yaitu : 2. Analisis Bivariat
1. Analisis Univariat Analisis bivariat dilakukan untuk
Tabel 4.1 mengetahui pengaruh variabel independen
Rerata Nilai Pengetahuan Remaja Putri (penyuluhan kesehatan melalui media video)
Tentang Dampak Abortus Provokatus dengan variabel dependen (pengetahuan
Kriminalis Sebelum dan Setelah Penyuluhan remaja putri tentang dampak abortus
Kesehatan provokatus kriminalis) ditunjukkan dengan
Standar nilai p < 0,05. Selanjutnya untuk mengetahui
Variabel Rerata Min Max ∆ Nilai p apakah data penelitian terdistribusi normal
Deviasi
pada data tingkat pengetahuan sebelum dan
25 sesudah diberikan intervensi penyuluhan
Pre-test 19,19 3,451 13 kesehatan melalui media video, maka
3,24 0,000 digunakan uji Kolmogorov-Smirnov test.
Post-test 22,43 4,192 14 27 Setelah dilakukan uji normalitas dengan
menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov
Sumber : Data Primer, 2017 menunjukkan bahwa semua data tidak
Berdasarkan hasil penelitian terdistribusi secara normal. Sehingga uji
menunjukkan bahwa dari 75 responden perbandingan tingkat pengetahuan pre-test
diperoleh bahwa nilai rerata sebelum dan post-test untuk kelompok intervensi dan
dilakukan penyuluhan kesehatan adalah 19,19 kontrol yang digunakan adalah uji alternatif
dengan nilai minimal 13 dan nilai maksimal (Uji Wilcoxon Test).
25 dan nilai rerata setelah dilakukan
penyuluhan kesehatan adalah 22,43 dengan
nilai minimal 14 dan nilai maksimal 27. Nilai
perbandingan rerata antara pre-test dan post-

JF FKIK UINAM Vol.II Juli-Desember 2017


63
Tabel 4.3 kesehatan, peneliti berasumsi bahwa hal ini
Hasil Uji Normalitas Tingkat Pengetahuan dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yakni
Remaja Putri Tentang Dampak Abortus faktor peneliti, faktor responden, dan faktor
Provokatus Kriminalis sarana dan prasarana. Ditinjau dari faktor
peneliti yaitu peneliti belum mampu
Kelompok Kolmogorov-Smirnov mengontrol suasana dan proses penelitian
secara maksimal. Sehingga terdapat beberapa
Tingkat Pengetahuan Responden Pre-test 0,000 responden yang kurang memperhatikan
Tingkat Pengetahuan Responden Post-test 0,000 informasi yang disampaikan oleh peneliti.
Pada faktor responden terdapat beberapa
Sumber : Data Primer, 2017 alasan yang mungkin menyebabkan
pengetahuan responden tetap, seperti
Berdasarkan uji statistik dengan kemampuan penyerapan informasi yang
Wilcoxon T-Test pada responden pre-test dan berbeda-beda pada setiap orang serta
post-test didapatkan p = 0.000 atau p < 0,05 intensitas perhatian responden atau kemauan
berarti terdapat perbedaan signifikan tingkat responden untuk mendengarkan informasi
pengetahuan dampak abortus provokatus yang diberikan oleh peneliti.Kurangnya
kriminalis sebelum dan sesudah diberikan intensitas perhatian responden menyebabkan
penyuluhan kesehatan melalui media video. tidak adanya perubahan pengetahuan
responden walaupun telah mengikuti
Tabel 4.4 penyuluhan kesehatan.
Hasil Uji Perbandingan Tingkat Pengetahuan Pada faktor sarana dan prasarana, yaitu
Remaja Putri Tentang Dampak Abortus terbatasnya penggunaan media bantu
Provokatus Kriminalis Pre-test dan Post-test penyuluhan. Pada saat penelitian dilakukan
(Wilcoxon Test) alat bantu penyuluhan seperti tidak adanya
screen proyektor yang dapat digunakan untuk
Median
Tingkat Pengetahuan Median Min Max Nilai p menampilkan video secara lebih jelas dan
Difference luas serta tidak adanya mikrofon yang dapat
digunakan peneliti pada saat penyampaian isi
Pre-test 20,00 13 25 video sehingga memungkinkan bagi
4,00 0,000 responden untuk tidak dapat melihat dengan
Intervensi
Post-test 24,00 14 27 jelas isi video dan tidak dapat mendengarkan
ddengan jelas penjelasan dari peneliti
Sumber : Data Primer, 2017 mengenai isi video yang ditampilkan
terutama bagi responden yang duduk paling
PEMBAHASAN belakang.
1. Perbedaan Peningkatan Pengetahuan Hasil penelitian juga menunjukkan nilai
Remaja Putri Sebelum Dan Setelah dan rerata tingkat pengetahuan saat pre-test
Penyuluhan Kesehatan Tentang adalah 19,19 dengan nilai skor tertinggi 13
Dampak Abortus Provokatus dan skor terendah 25. Pada saat post-test
Kriminalis Melalui Media Video rerata tingkat pengetahuan remaja putri
Berdasarkan hasil penelitian meningkat menjadi 22,43 dengan skor
menunjukkan bahwa dari 75 responden tertinggi 14 dan skor terendah 27. Hal
setelah diberikan penyuluhan kesehatan tersebut dapat diasumsikan bahwa, informasi
terdapat 63 (84%) responden yang meningkat yang diberikan tersampaikan dengan baik
pengetahuannya, 12 (16%) responden yang kepada responden, sehingga terjadi
tetap pengetahuannya dan tidak ada peningkatan nilai dan rerata pengetahuan
responden yang menurun responden pada post-test.Pemilihan media
pengetahuannya.Pada 12 responden (16%) yang kreatif dan inovatif menjadikan materi
yang memiliki pengetahuan yang tetap yang disampaikan tidak monoton, tidak
meskipun telah diberikan penyuluhan

JF FKIK UINAM Vol.II Juli-Desember 2017


64
membosankan sehingga terjadinya pemberian 2. Pengaruh Penyuluhan Kesehatan
informasi menjadi lebih baik. Melalui Media Video Terhadap
Efendi dkk (2009) mengatakan bahwa Peningkatan Pengetahuan Remaja
pengetahuan merupakan dari hasil tahu, dan Putri
ini terjadi setalah orang melakukan Hasil uji bivariat menggunakan Test
pengindraan terhadap suatu objek Wilcoxon juga didapatkan nilai p = 0,000 atau
tertentu.Penginderaan terjadi melalui panca p < 0,05 berarti terdapat perbedaan signifikan
indera manusia, yakni indera penglihatan, antara tingkat pengetahuan remaja putri
pendengaran, penciuman, rasa dan raba. sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan.
Sebagian besar pengetahuan manusia Ini menunjukkan penyampaian informasi
diperoleh melalui mata dan telinga seperti tentang dampak abortus provokatus
poster, majalah, atau sumber informasi yang kriminalis dengan penyuluhan kesehatan
berbentuk tulisan dan informasi yang melalui media video dapat merubah tingkat
berbentuk suara seperti seminar, penyuluhan, pengetahuan remaja putri di kelas X SMAN 2
atau pembicaraan dari orang lain melalui Gowa.
percakapan sehari-hari. Hasil ini menunjukkan, bahwa intervensi
Firman Allah SWT dalam QS. Az- penyuluhan kesehatan yang dilakukan dengan
zumar/39:9 yang berbunyi: singkat akan berdampak positif dalam
 meningkatkan pengetahuan seseorang
 (Fauziah, 2012). Hasil penelitian ini juga
☺ sejalan dengan teori Maulana (2009) yang
☺ menyatakan bahwa informasi yang diperoleh
 baik dari pendidikan formal maupun
 nonformal dapat memberikan pengaruh
Terjemahannya: sehingga menghasilkan perubahan atau
“Katakanlah: "Adakah sama orang- peningkatan pengetahuan.
orang yang mengetahui dengan orang- Sulastri (2012) dalam penelitiannya yang
orang yang tidak mengetahui?" berjudul “Pengaruh Penyuluhan Kesehatan
Sesungguhnya orang yang berakallah Menggunakan Video Dalam Pemeriksaan
yang dapat menerima pelajaran.”(QS. Payudara Sendiri (SADARI) Terhadap
Az-zumar : 9) Perubahan Pengetahuan dan Sikap Remaja
Menurut Quraish Shihab dalam tafsir Al- Putri di SMAN 9 Balikpapan Tahun 2012”,
Misbah menjelaskan maksud ayat di atas menunjukkan nilai rata-rata pengetahuan
yaitu katakanlah adakah sama orang-orang responden sebelum penyuluhan adalah 18,44.
yang mengetahui hak-hak Allah dan meng- Sedangkan rata-rata pengetahuan setelah
Esakan-Nya dengan orang-orang yang tidak penyuluhan adalah 39,14, dengan nilai p
mengetahui hak Allah dan mengkufurnya. value sebesar 0.000 atau p < 0,05 artinya
Sesungguhnya orang yang dapat menarik adanya perbedaan pengetahuan yang
banyak pelajaran adalah ulul albab, yakni signifikan responden sebelum dan sesudah
orang-orang yang cerah pikirannya. Pokok kegiatan penyuluhan kesehatan dengan
dari semua pengetahuan adalah mengenal mengunakan video SADARI. Hal ini juga
Allah, tidak kenal kepada Allah sama artinya sesuai dengan hasil penelitian Fijri
dengan bodoh. Karena kalaupun ada Rachmawati (2016), dalam penelitiannya
pengetahuan padahal Allah yang bersifat menyatakan bahwa ada pengaruh penyuluhan
Maha Tahu, bahkan Allah itu pun bernama tentang cuci tangan dengan media video
Ilmun (pengetahuan). Iman adalah tuntutan terhadap penerapan praktik cuci tangan di
jiwa yang akan jadi pelita bagi pengetahuan. SDN Nogotirto dengan nilai rata-rata Pre-test
Albab diartikan akal budi.Dia adalah 52,33 dan nilai rata-rata post-test 58,62,
gabungan antara kecerdasan akal dan selisih rata-rata 6,29 dan nilai p value 0,02 <
kehalusan budi.Dia meninggikan derajat 0,05.
manusia (M. Quraish Shihab, 2002).

JF FKIK UINAM Vol.II Juli-Desember 2017


65
Penyuluhan kesehatan bertujuan Media video adalah media intraksional
mengubah perilaku kurang sehat menjadi modern yang sesuai dengan perkembangan
sehat yang artinya dapat mengubah zaman (kemajuan ilmu pengetahuan dan
pengetahuan responden yang kurang baik teknologi) meliputi media yang dapat dilihat
menjadi baik.Effendy (2012) juga dan didengar.Lufianti (2010) menyebutkan
mengungkapkan bahwa tujuan dari bahwa dengan video pesan yang disampaikan
pemberian penyuluhan kesehatan adalah agar lebih menarik perhatuan dan motivasi bagi
tercapainya perubahan perilaku individu, penonton.Pesan yang disampaikan lebih
keluarga, dan masyarakat dalam membina efisien karena gambar bergerak dapat
dan memelihara perilaku sehat dan mengkomunikasikan pesan dengan cepat dan
lingkungan sehat, serta berperan aktif dalam nyata.Oleh karena itu, dapat mempercepat
upaya mewujudkan derajat kesehatan yang pemahaman pesan secara lebih
optimal. komprehensif.Pesan audiovisual lebih efektif
Penyampaian materi penyuluhan pada karena penyajian secara audiovisual membuat
penelitian ini dilakukan dengan pemutaran penonton lebih berkonsentrasi.
video mengenai dampak abortus provokatus Hal ini sesuai dengan teori yang
kriminalis baik secara fisik maupun mental, dikemukakan oleh Sadiman (2012), bahwa
disamping responden menonton video, video dapat memberikan stimulus terhadap
peneliti juga menjelaskan isi dari video pandangan dan pendengaran dengan
tersebut agar informasi yang didapatkan memegang prinsip psikomotor, behavioristik,
responden lebih maksimal. Saat dilakukan dan kognitif, sehingga responden bisa
penyuluhan kesehatan melalui media video menerima informasi melalui indra pendengar
ini walaupun ada sebagian kecil responden yaitu telinga dan indra penglihatan yaitu
yang kurang memperhatikan tetapi sebagian mata, sehigga informasi yang disampaikan
besar responden terlihat antusias untuk dapat diterima secara maksimal. Video
melihat tayangan-tayangan dan pemaparan diharapkan sama seperti film, dapat
yang disampaikan mengenai dampak dari merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan
abortus provokatus kriminalis. Hal ini sesuai kemauan sehingga dapat mendorong
teori yang dikemukakan oleh Majid (2006), terjadinya perubahan pengetahuan.
bahwa media penyuluhan kesehatan melalui Penyuluhan kesehatan dengan
media video memiliki beberapa keuntungan menggunakan media video dapat
yaitu lebih menarik dan lebih mudah meningkatkan pengetahuan remaja putri
dipahami, dengan video seseorang dapat tentang dampak abortus provokatus
belajar sendiri, dapat diulang pada bagian kriminalis karena media yang digunakan
tertentu yang perlu lebih jelas, dapat dapat menarik perhatian responden dengan
menampilkan sesuatu yang detail, dan dapat menampilkan gambar nyata dari dampak
dipercepat maupun diperlambat. abortus provokatus kriminalis.Selain itu,
Hal ini didukung pula dengan teori yang materi penyuluhan yang ditampilkan dalam
mengatakan bahwa pemilihan dan video juga mudah dipahami karena langsung
penggunaan alat bantu media merupakan pada inti pembahasan dan menggunakan
salah satu komponen yang penting dilakukan, kata-kata yang tidak sulit dimengerti.Media
dengan tujuan agar membantu penggunaan video yang diikuti dengan penjelasan dari
indra sebanyak-banyaknya. Seseorang peneliti mengenai isi video menyebabkan
mendapat pengetahuan melalui panca responden menyerap pengetahuan lebih
inderanya, dimana sebagian besar diperoleh banyak karena melibatkan dua indera terbesar
melalui indera penglihatan (mata) yaitu dalam penyerapan informasi, yaitu indera
sebesar 83% dan indera pendengar (telinga) penglihatan dan pendengaran. Peningkatan
yaitu sebesar 11%, sedangkan sisanya melalui pengetahuan ini dapat mengubah dalam
indera perasa 1%, indera peraba 2% dan mengerti dan memahami mengenai dampak
indera penciuman 3% (Depkes RI, 2012). yang akan ditimbulkan secara fisik dan
mental jika melakukan abortus provokatus

JF FKIK UINAM Vol.II Juli-Desember 2017


66
kriminalis sehingga remaja putri dapat Konsumsi Makanan Sehat Wanita
menghindari hal-hal yang dapat Pranikah.Tesis.Universitas
menyebabkan perbuatan tersebut. Indonesia.
Kartini. 2010. Psikologi Sosial II Kenakalan
KESIMPULAN Remaja. Jakarta: Raja Grafindo
1. Berdasarkan hasil penelitian pada sada.
pengukuran awal (pre-test) didapatkan Kustandi, C, Sujipto, B. 2011. Media
nilai rerata (mean) dari 75 responden Pembelajaran Manual dan Digital.
adalah 19,19 dengan nilai minimal 13 dan Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia.
nilai maksimal 25 Lufianti, A. 2010.Perbedaan Pengaruh
2. Berdasarkan hasil penelitian pada Pembelajaran Perawatan Payudara
pengukuran akhir (post-test) didapatkan (Breast Care)Dengan Video
nilai rerata (mean) dari 75 responden Compact Disc (VCD) Dibanding
meningkat menjadi 22,43 dengan nilai Dengan Phantom Terhadap
minimal 14 dan nilai maksimal 27. Pada Pengetahuan Dan Motivasi Belajar
pengukuran akhir (post-test) dari 75 (Pada Mahasiswa DIII
responden pula didapatkan frekuensi Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu
responden yang meningkat Kesehatan An-Nur Purwodadi.
pengetahuannya sebanyak 63 (84%), tetap Thesis. Universitas Sebelas Maret.
sebanyak 12 (16%), dan tidak ada Maulana, Heri. 2009. Promosi Kesehatan.
responden yang menurun pengetahuannya. Jakarta: EGC.
3. Berdasarkan uji statistik dengan Wilcoxon Meylinda.2011. Penurunan Indeks Plak
T-Test pada responden pre-test dan post- Antara Metode Peragaan dan Video
test didapatkan p = 0.000 atau p < 0,05 pada Penyuluhan Kesehatan Gigi
berarti terdapat perbedaan signifikan Anak Usia 8-9 tahun.Skripsi.
tingkat pengetahuan dampak abortus Yogyakarta: FKG.
provokatus kriminalis sebelum dan Niskala, S. 2011. Agar Seks Tidak Salah
sesudah diberikan penyuluhan kesehatan Jalan.Jakarta: Progressio
melalui media video. Publishing.
Rachmawati, Fijri. 2016. Pengaruh
DAFTAR PUSTAKA Penyuluhan Tentang Cuci Tangan
Al Qur’an Al Qarim. Dengan Media Video Terhadap
Abdul Majid dan Abdul Azis. 2006. Penerapan Praktik Cuci Tangan di
Perencanaan Pembelajaran. SD Negeri Nogotirto Yogyakarta.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Skripsi.Yogyakarta : Fakultas Ilmu
Abrori. 2014. Di Simpang Jalan Aborsi. Kesehatan.
Semarang. Gigih Pustaka Mandiri. Shihab, M Quraish. 2002. Tafsir Al-Mishbah.
BKKBN. 2014. Angka Kematian Aborsi di Jakarta: Lentera Hati.
Indonesia. http://www.bkkbn.go.id/. Sulastri, Ridwan M, Syamsar. 2012.
Diakses 9 Maret 2017. Pengaruh Penyuluhan Kesehatan
Efendi, Ferry dkk. 2009. Keperawatan Menggunakan Video dalam
Kesehatan Komunitas: Teori Dan Pemeriksaan Payudara Sendiri
Praktik Dalam Keperawatan. (Sadari) terhadap Perubahan
Jakarta: Salemba Medika. Pengetahuan dan Sikap Remaja
Effendi, Nasrul. 2012. Dasar-Dasar Putri di SMAN 9 Balikpapan Tahun
Keperawatan Kesehatan 2012. Skripsi. Balikpapan: Fakultas
Masyarakat (Ed.2). Jakarta: EGC. Kesehatan Masyarakat.
Fauziah. 2012. Pengaruh Pendidikan Sadiman, A.F dkk. 2012. Media Pendidikan,
Kesehatan Tentang Nutrisi Pengertian Pengembangan Dan
Prakonsespi Terhadap Tingkat Pemanfaatan. Jakarta : Raja
Pengetahuan, Sikap, dan Praktik Grafindo Persada.

JF FKIK UINAM Vol.II Juli-Desember 2017


67

Anda mungkin juga menyukai