Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

SASARAN EVALUASI HASIL BELAJAR AFEKTIF

DI SUSUN OLEH :

Zakkya Wafiq (20060015)

DOSEN PENGAMPU :

Anggun Dwi Utami,M.Pd

PRODI PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKNA

UNIVERSITAS PROF.DR.SH, BENGKULU

TAHUN 2022/2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...................................................................................................i

KATA PENGANTAR...................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.....................................................................................1
B. Pembatasan Masalah............................................................................6
C. Perumusan Masalah.............................................................................6
D. Tujuan Penelitian.................................................................................7
E. Manfaat penelitian...............................................................................7

BAB II PEMBAHASAN

A. RANAH AFEKTIF..............................................................................8

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.........................................................................................10
B. Saran...................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................11

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, saya
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul " sasaran evaluasi hasil belajar
afektif" dengan tepat waktu.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Pelajaran Evaluasi Pendidikan


Geografi. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang  pendidikan
bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Anggun Dwi Utami M.Pd selaku dosen
Mata Pelajaran Evaluasi Pendidikan Geografi. Ucapan terima kasih saya juga
disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan
kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Bengkulu, 5 Oktober 2022

Zakkya Wafiq

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara
(Sisdiknas, 2003,pasal 1: 7).

Pendidikan diselenggarakan sebagai suatu proses pemberdayaan peserta


didik, membangun sumber daya manusia yang berkualitas, serta
mengembangkan kreativitas peserta didik. Pendidikan merupakan usaha
secara berkesinambungan yang bertujuan mempersiapkan peserta didik
menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan atau
profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan atau menciptakan ilmu
pengetahuan, teknologi dan kesenian. Oleh karena itu, pendidikan perlu
mendapat perhatian, penanganan, perioritas secara baik oleh pemerintah,
masyarakat, serta orang tua.

Seorang guru mempunyai tugas mendidik dan mengajar yang bertujuan untuk
meningkatkan hasil belajar. Usaha yang dilakukan guru dengan cara
memberikan motivasi belajar yang banyak, menggunakan bermacam-macam
metode pembelajaran, dan menggunakan alat peraga untuk mempermudah
melakukan pembelajaran (Arikunto, 2006), sedangkan pendukung
keberhasilan belajar adalah kesiapan belajar. Kesiapan belajar adalah
kondisikondisi yang mendahului kegiatan belajar mengajar itu sendiri.
Kesiapan belajar terhadap apa yang akan diajarkan oleh guru pada pertemuan
selanjutnya, dapat berdampak pada prestasi siswa itu sendiri. Faktor dalam
lain yang menunjang keberhasilan belajar siswa adalah keaktifan siswa di

1
kelas. Kegagalan dan keberhasilan sangat bergantung pada siswa karena
individu mempunyai sifat dan karakter yang berbeda. Semakin aktif siswa
dalam proses belajar mengajar baik mandiri maupun di sekolah semakin baik
prestasi belajarnya (Dimyati dan Moedjiono, 2006).
Peranan guru dalam bidang pendidikan di sekolah sangat penting, karena
kualitas kinerja sangat berpengaruh terhadap proses pembelajaran. Oleh
karena itu, usaha meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan
proses pembelajaran perlu mendapatkan perhatian dari penanggung jawab
pendidikan.

Dalam peningkatan kualitas pembelajaran tersebut harus dilaksanakan seiring


perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yaitu dapat
dilaksanakan dengan menerapkan sistem pembelajaran aktif. Pembelajaran
aktif merupakan suatu proses pembelajaran yang menitikberatkan kegiatan
belajar pada siswa, sehingga diharapkan dapat lebih aktif secara lisan, tertulis
ataupun dalam berfikir (Silberman, 2001).

Seorang siswa dinyatakan telah belajar apabila terjadi perubahan tingkah laku
dalam dirinya. Perubahan yang dikehendaki sebagai hasil belajar 3 mencakup
aspek kognitif, psikomotorik, dan afektif. Aspek kognitif berkenaan dengan
penguasaan pengetahuan baru atau penambahan pengetahuan yang ada, aspek
psikomotorik berkenaan penguasaan keterampilan atau penyempurnaan
keterampilan, sedangkan aspek afektif berkenaan dengan pengembangan
sikap dan minat atau penyempurnaan sikap dan minat yang dimiliki.

Pendidikan yang bermutu adalah pendidikan yang menghasilkan lulusan yang


memiliki kemampuan yang mencakup tiga aspek di atas, yaitu aspek kognitif,
aspek psikomotorik, dan aspek afektif sehingga dapat mengikuti bahkan
menjadi pelopor pembaharuan dalam pendidikan. Salah satu pembaharuan di
bidang pendidikan adalah pembaharuan strategi atau meningkatkan relevansi
metode mengajar (Sudjana, 2000).

2
Proses pembelajaran merupakan proses komunikasi. Dalam suatu proses
komunikasi selalu melibatkan tiga komponen pokok, yaitu komponen
pengirim pesan (guru), komponen penerima pesan (siswa), dan komponen
pesan itu sendiri yang biasanya berupa materi pelajaran. Kadang-kadang
dalam proses pembelajaran terjadi kegagalan komunikasi. Artinya, materi
pelajaran atau pesan yang disampaikan kepada guru tidak dapat diterima oleh
siswa secara optimal, artinya tidak seluruh materi pelajaran dapat dipahami
dengan baik oleh siswa, lebih parah lagi siswa sebagai penerima pesan salah
menangkap isi pesan yang disampaikan. Untuk menghindari semua itu, maka
guru dapat menyusun strategi pembelajaran dengan memanfaatkan berbagai
media dan sumber belajar (Sanjaya, 2006:162).

Pembelajaran di SMP Muhammadiyah 7 Surakarta khususnya pada mata


pelajaran Biologi di kelas VIII, yang terdiri dari 24 siswa dapat
diidentifikasikan sebagai berikut:

1) pembelajaran cenderung didominasi oleh guru, sehingga proses


pembelajaran hanya berjalan satu arah saja.

2) metode pembelajaran yang sering digunakan guru saat kegiatan belajar


mengajar adalah ceramah.

3) media alat bantu yang digunakan hanya LKS sehingga membuat siswa
menjadi bosan atau tidak tertarik pada materi yang diajarkan. Selama proses
pembelajaran ditemukan kelemahan-kelemahan, antara lain : a) Ada 13 /24
siswa atau (54,1%) tidak memperhatikan penjelasan guru, 4 /24 siswa
(16,6%) tiduran di meja, 3/24 siswa (12,5%) melamun, 4 /24 siswa (16,6%)
menggambar atau mencoret-coret di buku, b) ada 14 /24 siswa (58,3%)
kurang berani mengemukakan pendapat, jawaban, maupun pertanyaan, c)
60% hasil belajar siswa masih rendah, karena nilai masih dibawah KKM 65.

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan suatu penelitian tindakan yang


akar permasalahannya muncul di kelas, dan dirasakan langsung oleh guru
yang bersangkutan. Dalam hal ini pendidik dapat memperbaiki praktikpraktik

3
pembelajaran yang lebih efektif (Supardi, 2006). Dalam pelaksanan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sering digunakan beberapa strategi yang
dapat menumbuhkan motivasi siswa untuk lebih berperan aktif dalam proses
pembelajaran.

Strategi pembelajaran adalah salah satu cara yang dapat dipilih dan digunakan
oleh seorang pengajar untuk menyampaikan materi pembelajaran sehingga
akan memudahkan peserta didik menerima dan memahami materi
pembelajaran, yang pada akhirnya tujuan pembelajaran tercapai. Salah satu
strategi yang dapat diterapkan adalah strategi pembelajaran Peta pikiran
(Mind mapping) dengan media visual berupa gambar.

Peta pikiran atau pemetaan pikiran merupakan salah satu teknik mencatat.
Informasi berupa materi pelajaran yang diterima siswa dapat diingat dengan
bantuan catatan. Peta pikiran merupakan bentuk catatan yang tidak monoton
karena Mind mapping memadukan fungsi kerja otak kanan otak kiri secara
bersamaan dan saling berkaitan satu sama lain, sehingga akan terjadi
keseimbangan kerja kedua belahan otak. Otak dapat menerima informasi
berupa gambar, simbol, citra, musik dan lain-lain yang berhubungan dengan
fungsi kerja otak kanan (Rostikawati, 2007).

Melalui penerapan strategi pembelajaran peta pikiran siswa di harapkan lebih


konsentrasi dalam belajar, karena proses belajar dengan metode ceramah
sudah menyebabkan siswa pada tingkat kejenuhan. Tentunya bimbingan guru
dalam menerapkan strategi ini akan menambah motivasi siswa dalam belajar.

Nurjanah (2011), penelitiannya menggunakan Card sort dan Mind mapping


dapat meningkatkan hasil belajar SMP1N Ngemplak Boyolali, ditunjukan
dengan rata-rata hasil belajar pada siklus 1 ranah kognitif = 58,34; ranah
afektif = 10,28 (termasuk dalam kategori kurang berminat), rata-rata siklus II
(ranah kognitif= 77,14; ranah afektif= 12,09 (termasuk dalam kategori cukup
berminat), rata-rata siklus III (ranah kognitif=94,29; ranah 6 afektif= 15,31)
Angka tersebut menunjukan bahwa ada peningkatkan pemahaman siswa pada

4
materi/ konsep yang di pelajari melalui kegiatan yang telah di laksanakan
siswa.

Salah satu media pembelajaran sebagai alternatif utama adalah media gambar.
Media gambar yang dapat mengatasi adanya keterbatasan pengamatan, ruang,
dan waktu sehingga memungkinkan untuk memperoleh pengalaman. Maka,
ditunjukan kepada siswa suatu gambar dari benda atau peristimal (contohnya:
gambar penampang melintang daun dikotil dan monokotil, sistem peredaran
darah. Media gambar paling umum dipakai karena paling mudah untuk
dimengerti dan paling bisa dinikmati dimanamana. Karena itu pepatah cina
mengatakan bahawa sebuah gambar berbicara lebih banyak dari pada seribu
kata (Sadiman, 2009:29).

Gerak pada tumbuhan merupakan pokok bahasan kelas VIII SMP pada mata
pelajaran Biologi. Pada pokok bahasan ini, media visual gambar berperan
sekali dalam pembelajaran, karena materi sistem gerak pada tumbuhan adalah
materi yang memerlukan pengelolaan yang baik dalam penyajiannya, sebab
materi ini menyangkut tentang macam-macam gerak pada tumbuhan yang
dapat dibedakan menjadi gerak yang dipengarui oleh arah datangnya
rangsang dan gerak yang tidak dipengarui oleh datangnya rangsang (gerak
nasti) di dalam tumbuhan yang objeknya sulit untuk diadakan secara langsung
di hadapan siswa. Tanpa ada penjelasan guru melalui gambar atau praktek
langsung ke lapangan, murid akan kesulitan dalam mengenal dan
membedakan macam-macam gerak tersebut. Akibatnya presentasi atau
ceramah yang dilakukan oleh guru akan membosankan sehingga murid
kurang memahami materi pelajaran.

Berdasarkan uraian di atas, maka dalam pembelajaran Biologi memerlukan


strategi pembelajaran aktif dan media visual gambar Untuk meningkatkan
hasil belajar Biologi siswa materi Gerak pada Tumbuhan, maka memerlukan
metode pembelajaran yang tepat sesuai dengan motivasi belajar dan gaya
belajar siswa. Penelitian ini merupakan studi kasus pada pokok materi Gerak

5
pada Tumbuhan. Strategi pembelajaran Mind mapping (peta pikiran) dengan
media visual gambar diharapkan merupakan solusi yang tepat untuk mencapai
nilai di atas KKM. Jadi peneliti akan melaksanakan penelitian tindakan kelas
tentang: ” Peningkatan Hasil Belajar Biologi melalui Penerapan Strategi
Pembelajaran Mind mapping (Peta pikiran) dengan Media Visual Gambar
Materi Gerak pada Tumbuhan pada siswa kelas VIIIPK SMP
Muhammadiyah 7 Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012”.

B. Pembatasan Masalah
a. Subyek Penelitian Strategi pembelajaran yang mengunakan peta pikiran
dengan media visual gambar pada materi sistem gerak pada tumbuhan.
b. Obyek Penelitian Obyek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 7 Surakarta tahun ajaran 2011/
2012.
c. Parameter penelitian
Parameter penelitian adalah hasil belajar siswa dalam aspek kognitif dan
aspek afektif setelah menerapkan strategi Mind mapping yang diperoleh
dengan post test yaitu test setelah materi pelajaran disampaikan kepada siswa
dapat mencapai nilai posttest di atas KKM yaitu 65 dengan nilai rata-rata
kelas 70.

C. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan pembatasan masalah, maka rumusan


masalah dapat disajikan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut : “Apakah
melalui penerapan strategi pembelajaran Mind mapping dengan media visual
gambar dapat meningkatkan hasil belajar Biologi di kelas VIII SMP
Muhammadiyah 7 Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012?”

D. Tujuan Penelitian

6
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatan hasil belajar Biologi melalui
penerapan strategi pembelajaran Mind mapping dengan media visual gambar
di kelas VIII SMP Muhammadiyah 7 Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi guru, siswa dan sekolah adapun
manfaat penelitian ini adalah :

1. Bagi Guru:
a. Memberikan informasi untuk menambah kreativitas dalam usaha
pembenahan pembelajaran Biologi.
b. Memberikan informasi kepada guru Biologi dalam usaha mencari
bentuk strategi pembelajaran yang tepat.
2. Bagi Siswa:
a. Sebagai masukan untuk meningkatkan cara belajar yang tepat .
b. Sebagai masukan untuk meningkatkan kreatifitas dan keaktifan
dalam belajar Biologi.
c. Meningkatkan keterampilan berpikir dan keterampilan memecahkan
masalah melalui interaksi antar siswa.
3. Bagi Sekolah:
a. Sekolah akan memiliki siswa-siswa berkualitas, berwawasan ke
depan, bermutu, unggul.
b. Memotivasi guru untuk menerapkan metode pembelajaran yang
bervariasi, inovatif, dan kreatif.

7
BAB II
PEMBAHASAN

A. Ranah afektif
a) Pengertian
Ranah afektif adalah ranah yang sangat erat kaitannya dengan ranah
kognitif. Pengembagan ranah kognitif pada dasarnya membuahkan
kecakapan kognitif dan juga menghasilkan kecakapan afektif. Sebagai
contoh, seorang guru yang piawai dalam mengembangkan kecakapan
kognitif, maka berdampak positif pula terhadap ranah afektif.
(Muhibbin Syah, 2013:51)

b) Aspek yang terkandung


Berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni
penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan
internalisasi. Ranah afektif berkaitan dengan proses penanaman
karakter pada peserta didik. Diharapkan dari setiap materi
pembelajaran disisipkan karakter yang harus dicapai oleh peserta didik
selama pembelajaran maupun setelah pembelajaran.

c) Prosedur Penilaian Adapun prosedur dalam melakukan penilaian


belajar ranah afektif yaitu 1). Mengamati selama pembelajaran, 2).
Mencatat menggunakan lembar observasi/pengamatan, 3).
Menindaklanjuti hasil pengamatan, dan 4). Mendiskripsikan perilaku
peserta didik.

d) Teknik Penilaian Terdapat ada dua teknik dalam melakukan


penilaian ranah afektif yaitu : 1. Utama a. Observasi guru mata
pelajaran selama satu semester yang dilakukan selama proses
pembelajaran atau di luar jam pembelajaran. b. Observasi wali
kelas/guru BK selama satu semester yang dilakukan di luar jam

8
pelajaran baik secara langsung maupun berdasarkan informasi yang
valid.

2. Penunjang
Penilaian antar teman dan penilaian diri yang dilakukan sekurang-
kurangnya dalam satu semester menjelang akhir semester.
e) Instrumen Penilaian Bentuk instrument penilaian ranah afektif
yaitu lembar observasi, jurnal, daftar cek dan skala likert.
f) Indikator Penilaian
Terdapat indikator penilaian sikap spiritual yaitu 1). Berdoa sebelum
dan sesudah melakukan kegiatan, 2). Menjalankan ibadah sesuai
dengan agamanya, 3). Memberi salam pada saat awal dan akhir
kegiatan, 4). Bersyukur atas nikmat dan karunia Tuhan Yang Maha
Esa, 5). Mensyukuri kemampuan manusia dalam mengendalikan diri,
6). Bersyukur ketika berhasil mengerjakan sesuatu, 7) Berserah diri
(tawakal) kepada Tuhan setelah berusaha, 8). Memelihara hubungan
baik sesama umat ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, 9). Bersyukur
kepada Tuhan Yang Maha Esa sebagai bangsa Indonesia, 10).
Menghormati orang lain yang menjalankan ibadah sesuai agamanya.
Sedangkan pada sikap sosial yaitu, tanggung Jawab, jujur, disiplin,
percaya diri, mandiri, demokratis, peduli, patriotisme, gotong royong,
bekerjasama, ramah, nasionalisme, ramah dan santun.

9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Hasil validasi ahli menunjukkan bahwa penilaian autentik berbasis
multiple intelligences pada ranah afektif dan psikomotorik tersebut
memenuhi kriteria valid dan reliabel.
2. Hasil Analisis data menunjukkan bahwa penilaian autentik berbasis
multiple intelligences pada ranah afektif dan psikomotorik tersebut berada
pada kategori tinggi sehingga memenuhi kriteria efektif.
3. Respon guru terhadap lembar penilaian autentik Multiple intelligences
pada ranah afektif dan ranah psikomotorik tersebut berada pada kategori
sangat positif sehingga memenuhi kriteria praktis.

B. Saran
a. Bagi peneliti yang hendak mengembangkan penilaian autentik
ranah afektif dan psikomotorik hendaknya mencermati segala
kekurangan-kekurangan dalam penelitian ini sehingga menghasilkan
penilaian autentik yang lebih valid dan layak digunakan.
b. Untuk para peneliti selanjutnya yang akan meneliti aspek penilaian
autentik ranah afektif dan psikomotorik hendaknya merancang jumlah
pertemuan yang lebih banyak agar penilaian autentik tersebut dapat
terbentuk lebih baik.
c. Aspek penilaian autentik dalam penelitian ini hanya fokus pada dua
ranah yakni ranah afektif dan psikomotorik siswa, sehingga
disarankan bagi yang hendak melanjutkan penelitian pengembangan
asessmen kiranya menambahkan ranah kognitif sebagai fokus
penelitian.

10
DAFTAR PUSTAKA

http://eprints.ums.ac.id/19302/2/BAB_I.pdf
https://eprints.umm.ac.id/77328/2/BAB%202.pdf
https://eprints.umm.ac.id/77328/2/BAB%202.pdf

11

Anda mungkin juga menyukai