Dosen Pembimbing:
drg. Renie Kumala Dewi, Sp.KGA
Ditulis Oleh:
Syaiful Haq Prasetya (2031111310008)
Syifa Syara Fina (2031111320097)
Maret 2021
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL...........................................................................................1
DAFTAR ISI...........................................................................................................1
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................1
2.1 Anak dengan Kecemasan Dental........................................................................1
2.2 Teknik Manajemen Perilaku..............................................................................1
2.2.1 Tell Show Do.............................................................................................1
2.2.2 Peningkatan Kontrol..................................................................................1
2.2.3 Kontrol Suara............................................................................................1
2.2.4 Positive Reinforcement..............................................................................1
2.2.5 Distraksi....................................................................................................1
2.2.6 Bimbingan Komunikasi............................................................................1
2.2.7 Positive Previsit Imagery..........................................................................1
2.2.8 Ask Tell Ask...............................................................................................1
2.2.9 Restrukturisasi Memori.............................................................................1
2.2.10 Teach Back..............................................................................................1
2.2.11 Motivational Interviewing.......................................................................1
2.2.12 Penundaan Perawatan..............................................................................1
2.2.13 Positive Stabilization...............................................................................1
2.2.14 Hand Over Mouth Exercise (HOME) ....................................................1
2.2.15 Sedasi......................................................................................................1
2.2.16 Anestesi Umum.......................................................................................1
2.2.17 Inhalasi Nitogen Oksida/Oksigen...........................................................1
2.3 Orang Tua di Kedokteran Gigi Anak.................................................................1
2.4 Strategi Tim Kedokteran Gigi............................................................................1
BAB 3 PEMBAHASAN.........................................................................................1
BAB 4 KESIMPULAN..........................................................................................1
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................1
BAB I
PENDAHULUAN
2.2.5 Distraksi
2.2.15 Sedasi
Sedasi adalah pemberian obat yang dapat digunakan secara aman dan
efektif untuk pasien yang tidak dapat bekerja sama karena kurangnya
kematangan psikologis, emosional, kondisi mental, fisik, atau medis.
Pilihan teknik tertentu, agen sedatif, dan cara pemberian harus dibuat
pada pertemuan sebelumnya yang disesuaikan dengan kondisi anak
(Cameron, 2013; AAPD, 2020).
Penggunaan sedasi pada anak-anak membuat tantangan tambahan
bagi dokter. Selama sedasi, respons anak lebih tidak terduga daripada
orang dewasa. Tubuh mereka yang lebih kecil kurang toleran terhadap
obat penenang mudah dibius secara berlebihan (Cameron, 2013).
Masalah kesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu masalah yang
dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. Pada anak-anak, gangguan tersebut akan
mengurangi aktivitas, frekuensi kehadiran di sekolah, mengganggu konsentrasi
belajar, serta memengaruhi nafsu makan dan asupan gizi.
Untuk mengatasi masalah kesehatan gigi dan mulut yang dialami oleh
anak, orang tua mengajak anak berobat ke dokter gigi namun dalam prakteknya,
kebanyakan anak-anak kurang kooperatif selama proses perawatan sehingga
dokter gigi mengalami kesulitan menangani anak. Kesulitan untuk menangani
anak tidak hanya berhubungan dengan proses perawatan, tetapi juga perbedaan
emosional. Rasa gelisah dan takut merupakan emosi yang paling sering
ditunjukkan oleh anak selama perawatan di dokter gigi.
Kecemasan dalam perawatan gigi atau dental anxiety didefinisikan sebagai
ketakutan ketika mengunjungi dokter gigi untuk melakukan perawatan preventif
atau terapeutik. Kecemasan tersebut mungkin terkait psikologis, kognitif, dan
perilaku anak. Selain itu, orang yang cemas cenderung melebih-lebihkan rasa
sakit, ketidaknyamanan yang disebabkan oleh perawatan gigi, dan sering harus
melakukan intervensi yang lebih kompleks yang berhubungan dengan
pengobatan.
Kecemasan perawatan gigi dapat menjadi kendala utama bagi anak-anak
untuk menerima perawatan gigi. Anak-anak memiliki keterampilan komunikasi
yang terbatas dan kurang mampu mengekspresikan ketakutan dan kecemasan
mereka. Perilaku mereka adalah cerminan dari ketidakmampuan mereka untuk
mengatasi kecemasan dan manajemen perilaku adalah panduan yang dapat
memberikan strategi koping yang tepat untuk pasien anak.
Teknik manajemen perilaku terdiri dari teknik farmakologis dan
nonfarmakologis. Teknik nonfarmakologis diantaranya Tell-Show-Do, enhancing
control, voice control, modeling, positive reinforcement, distraction, positive
stabilization, dan HOME. Sedangkan teknik nonfarmakologis diantaranya
pemberian sedasi, general anesthesia, dan inhalasi N2O/O2. Pemilihan teknik
manajemen disesuaikan dengan karakter dan sikan masing-masing anak dan orang
tua.
Dokter gigi anak diharapkan dapat untuk mengidentifikasi dan mengobati
penyakit gigi anak secara efektif. Perawatan yang efektif dan efisien harus
diberikan kepada anak sehingga orang tua juga harus memahami peran mereka.
Fungsi utama di balik manajemen perilaku oleh dokter gigi anak adalah untuk
mendapatkan kepercayaan dari orang tua dan anak. Anak-anak memiliki
ketakutan yang berbeda dibandingkan orang dewasa. Semua metode yang
digunakan untuk memanajemen perilaku anak harus sesuai dengan usia dan jenis
kelamin anak. Kita tahu bahwa metode manajemen dental telah banyak berubah
belakangan ini. Pola asuh lama tidak lagi tepat jika digunakan saat ini, sehingga
diperlukan pemahaman khusus untuk dapat melakukan perawatan dental yang
efektif dan efisien pada anak.
BAB IV
PENUTUP
Kecemasan dental atau dental anxiety adalah keadaan tentang rasa takut
terhadap perawatan gigi yang terjadi sebelum atau saat dilakukan prosedur
perawatan gigi. Teknik manajemen perilaku terdiri dari teknik farmakologis dan
nonfarmakologis. Teknik nonfarmakologis diantaranya Tell-Show-Do, enhancing
control, voice control, modeling, positive reinforcement, distraction, positive
stabilization, dan HOME. Sedangkan teknik nonfarmakologis diantaranya
pemberian sedasi, general anesthesia, dan inhalasi N2O/O2. Pemilihan teknik
manajemen disesuaikan dengan karakter dan sikan masing-masing anak dan orang
tua.
Diharapkan peran orang tua untuk membiasakan anak melakukan
kunjungan berkala ke dokter gigi sejak dini minimal 6 bulan sekali, sehingga anak
terbiasa dengan perawatan gigi dan dapat mengendalikan rasa takut terhadap
dokter gigi. Dokter gigi bersikap lebih ramah, memberi kesan menarik dan
mengakrabkan diri dengan pasien anak agar terjalin rasa percaya dan mengurangi
rasa takut pada anak.
DAFTAR PUSTAKA
Acharya dkk. Newer Behaviour Management Techniques in Children. 2020;
14(4): 8817-8820.
American Academy of Pediatric Dentistry. 2020. Behavior Guidance for the
Pediatric Dental Patient. The Reference Manual Of Pediatric Dentistry.
Chicago; 292- 310.
Cameron AC., Widmer RP. 2013. Handbook of Pediatric Dentistry. 4th ed.
Mosby Elsevier.
Campbell C. 2017. Dental Fear and Anxiety In Pediatric Patients. Switzerland:
Springer.
Hamudeng AM. 2014. Metode Pengelolaan Tingkah Laku Secara
Nonfarmakologi pada Perawatan Gigi Anak di RSGM Unhas. Jurnal
PDGI Makassar.
Marwah N. 2014. Textbook of pediatric dentistry. New Delhi : Jaypee Brothers,.
Medical Publishers Pvt. Limited.
Nowak JA, Christensen JR, Mabry TR, Townsend JA, Wells MH. 2019.
Pediatric Dentistry: Infancy Through Adolescence 6th Edition.
Philadelphia: Elsevier.
Pujiana D and Anggraini S. 2019. Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan
Penentuan Kebutuhan Dasar Personal Hygiene Anak Usia 6-7 Tahun.
Jurnal ‘Aisyiyah Medika; 3(2).
Singh H, Rehman R, Kadtane S, Dalai DR, Jain CD. 2014. Techniques for the
Behaviors Management in Pediatric Dentistry. International Journal of
Scientific Study; 2(7).
Kemenkes RI. 2018. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). Jakarta: Balitbang.
Allo CBB, Lampus BS, Gunawan PN. 2016. Hubungan Perasaan Takut Anak
Terhadap Perawatan Gigi dengan Kebersihan Gigi dan Mulut di RSGM
Unsrat Manado. Jurnal e-Gigi (eG); 4(2): 167-172.
Maharani et al. 2020. Pengaruh Manajemen Perilaku Kombinasi Tell-Show-Do
Dan Penggunaan Game Smartphone Sebelum Prosedur Perawatan Gigi
Terhadap Tingkat Kecemasan Dental Anak (literature review). Dentin
Jurnal kedokteran gigi; 5(1): 26-31.