Anda di halaman 1dari 7

Traffic Light‐Matrix (TL‐M)

Traffic Light berfungsi sebagai pengingat awal bagi dokter dan pasien terhadap faktor-
faktor yang dapat berkontribusi pada aktivitas karies. Sistem TL-M menggunakan istilah
'faktor-risiko', yang mana system ini fokus pada penentuan dan modifikasi aktivitas penyakit
saat ini, bukan memprediksi risiko di masa depan.
Matriks adalah alat untuk menilai status penyakit karies pasien saat ini relatif terhadap
sikap mereka dalam menjaga kesehatan mulutnya sendiri. Hal ini dimaksudkan untuk
membantu dokter dalam memantau perubahan dua parameter ini dari waktu ke waktu.
Sistem menilai 'lampu merah' untuk risiko karies tinggi, 'lampu kuning' untuk mudah terkena karies
atau 'lampu hijau' untuk risiko karies rendah yang tergantung pada kriteria yang telah ditentukan.
Sikap terhadap kesehatan gigi diberi skor A, B atau C dan dicatat pada kolom vertikal yang
ditunjukkan pada Gambar 3.2. Sedangkan status penyakit saat ini diberi skor 1, 2 atau 3 dan
dicatat pada kolom horizontal. (gambar 3.2.)

Gambar 3.2

Kriteria penilaian untuk Matriks:


Sikap
A. Ada motivasi diri, sadar terhadap kesehatan gigi dan menjadikannya prioritas utama.
B. Sadar terhadap kesehatan gigi tapi masih memerlukan dokter gigi untuk memberikan motivasi
dan bantuan untuk tetap sehat.
C. Tidak termotivasi, tingkat kesadaran terhadap kesehatan gigi yang rendah dan kesehatan gigi
merupakan prioritas rendah.
Status penyakit
1 No apparent disease. Penyakit yang pernah terjadi di masa lalu, tetapi tidak diperlukan pengobatan
pada saat ini.
2 Controlled disease. Mungkin diperlukan perawatan (seperti restorasi pada area yang retak atau
terkikis) tetapi tidak menujukkan adanya penyakit aktif.
3 Active disease. Penyakit aktif tampak jelas baik sebagai lesi baru atau aktivitas penyakit di sekitar
restorasi yang ada.
Faktor-Faktor yang Berkontribusi dalam TL-M:
1. Saliva,
2. Diet,
3. Fluoride,
4. Oral Biofilm
5. Modifying Factors.

1) SALIVA
- Kemampuan kelenjar ludah minor menghasilkan saliva
- Konsistensi saliva yang tidak distimulasi
- pH saliva yang tidak distimulasi
- Laju aliran saliva yang distimulasi
- Kapasitas buffer saliva yang distimulasi
a. Kelenjar Saliva Minor
Saliva yang tidak distimulasi sangat penting untuk kenyamanan rongga mulut, karena
saliva yang distimulasi hanya diproduksi selama periode pengunyahan. Kelenjar saliva
minor menyumbang 7-15% dari produksi saliva harian.
Kelenjar ludah Kontribusi (%)

Submandibular 60
Parotis 20
Sublingual 5
Minor 15

Kelenjar saliva minor yang terletak di bagian dalam bibir bawah umumnya dipilih untuk yang
pertama dalam pemeriksaan.
Langkah klinis pemeriksaan:
• Dudukkan pasien dengan tegak.

• tekan bibir bawah ke luar dan keringkan dengan kain kasa.

• Ukur waktu yang dibutuhkan sampai tetesan saliva muncul di lubang duktus
kelenjar minor (Gambar 3.3).
• Oleskan satu lapis kertas tisu agar lebih mudah melihat tetesan saliva (Gambar 3.4).

Gambar 3.3 Gambar 3.4


Skor penilaian adalah sebagai berikut:
Tetesan saliva muncul setelah lebih dari 60 detik Merah

Tetesan saliva muncul antara 30-60 detik Kuning


Hijau
Tetesan saliva muncul dalam waktu kurang dari 30 detik
b. Konsistensi Saliva yang Tidak Distimulasi
Langkah klinis pemeriksaan:
• Dudukkan pasien dengan tegak.

• Minta pasien untuk berhenti menelan selama 30 detik.

• Miringkan kepala sedikit ke depan.

• Buka mulut dan perhatikan tampilan salivanya (Gambar 3.6).

• Minta pasien untuk menyentuh palatum dengan ujung lidah.

• Periksa tampilan mukosa di dasar mulut dan pembentukan lapisan saliva yang

mengkilap (Gambar 3.7).

Gambar 3.6 Gambar 3.7


Skor penilaian adalah sebagai berikut:
kental atau berbusa Merah
Tidak ada genangan saliva, sedikit lengket Kuning
Saliva cair dan mengalir Hijau

c. pH Saliva yang Tidak Distimulasi


pH saliva yang tidak distimulasi dan distimulasi dapat berkisar antara pH 5,3 hingga pH
7,8. Karena permukaan gigi dilapisi oleh biofilm tipis yang berasal dari saliva yang tidak
distimulasi, maka pH saliva ini akan memiliki pengaruh pada biofilm di permukaan gigi
tersebut.
Langkah klinis pemeriksaan:
• Kumpulkan sampel kecil saliva yang tidak distimulasi dan minta pasien untuk
mengumpuklannya ke dalam wadah plastik.
• Masukkan selembar kertas pH ke dalam saliva.
• Setelah 10 detik, periksa level pH sesuai dengan instruksi pabrik (Gambar
3.10).
Tingkat pH saliva yang tidak distimulasi merupakan indikator asam rongga
mulut. Biasanya pH kritis hidroksil apatit adalah 5,5, jadi semakin dekat pH
saliva yang tidak distimulasi ke level ini, semakin besar kemungkinan untuk
demineralisasi. Skor merah berarti bahwa lingkungan mulut pasien sangat
asam dan tindakan segera harus dilakukan untuk menerapkan tindakan
pencegahan.
Skor penilaian adalah sebagai berikut:
pH saliva < 5,8 Merah
pH saliva < 5,8 - 8.7 Kuning
pH saliva < 6,8 Hijau

d. Laju Aliran Saliva yang Distimulasi


Ini adalah salah satu faktor saliva yang paling mungkin berhubungan erat dengan aktivitas
karies. Komposisi saliva yang distimulasi bergantung pada laju aliran dan mewakili produksi
gabungan dari kelenjar mayor dan minor.
Langkah klinis pemeriksaan:
• Dudukkan pasien dengan tegak.
• Minta pasien untuk mengunyah sepotong lilin parafin selama lima menit tanpa
menelan dan kumpulkan saliva dalam gelas ukur plastik. Buang sampel saliva
pada 30 detik pertama.
• Atur pengatur waktu selama 5 menit, lalu biarkan pasien mengunyah lilin sendiri.
• Pasien harus terus mengunyah selama 5 menit, meludah ke dalam gelas ukur plastik
secara berkala.
• Di akhir 5 menit, kumpulkan gelas ukur dan catat volumenya.
• Siapkan spesimen untuk uji kapasitas buffering dan bakteri tes hitung.
Skor penilaian adalah sebagai berikut:
Saliva terstimulasi setelah 5 mnt. < 3,5 ml Merah
Saliva terstimulasi setelah 5 mnt. 3,5 – 5 ml Kuning
Saliva terstimulasi setelah 5 mnt. > 5 ml Hijau

e. Kapasitas Buffer Saliva yang Distimulasi


Kapasitas buffer adalah ukuran kemampuan saliva untuk menetralkan asam dan ini
tergantung pada konsentrasi bikarbonat.
Langkah klinis pemeriksaan:
• Mengambil sampel saliva yang dikumpulkan untuk uji laju aliran terstimulasi.

• Basahi seluruh bantalan pada strip uji dengan saliva.

• Hapus kelebihan saliva pada bantalan dengan menempatkan strip pada 90° ke

jaringan untuk memastikan volume yang konstan (Gambar 3.13).


• Biarkan strip selama 5 menit. Karena efek buffering bergantung pada waktu.
• Bandingkan warna dengan standar dan tetapkan skor berdasarkan instruksi pabrik.

Skor penilaian adalah sebagai berikut:


Skor akhir 0 – 5 Merah
Skor akhir 6 – 9 Kuning
Skor akhir 9 – 12 Hijau

2) DIET
Korelasi positif antara karies dan frekuensi asupan karbohidrat. Dalam hal ini, istilah frekuensi
mengacu pada berapa kali jenis makanan ini dimakan per hari. Namun, penting juga untuk
memperhatikan cara makanan tersebut dikonsumsi.
Langkah klinis pemeriksaan:
• Pasien diharuskan mencatat apa yang masuk ke mulutnya selama 5 hari, yaitu tiga hari

kerja dan selama akhir pekan.


• Soroti paparan gula dan asam pada lembar catatan:

- merah untuk setiap paparan gula di antara waktu makan;

- kuning untuk setiap paparan asam di antara waktu makan.

• Gunakan satuan 30 menit per centang. Sebagai contoh:

- minum sekaleng cola - beri satu centang untuk gula dan satu centang untuk asam

karena minuman ini memiliki pH rendah;


- minum sekaleng cola dan menghirup manisan pada saat yang sama - skor satu centang

untuk gula dan satu centang untuk asam;


- minum secangkir teh / kopi dengan gula lebih dari satu jam - skor 2 centang.

• Jumlah rata-rata paparan gula dan asam selama lima hari akan digunakan untuk

mengklasifikasikan paparan pasien.


Skor penilaian adalah sebagai berikut:
Gula: paparan di antara Asam: paparan di
waktu makan antara waktu makan
>2 >3 Merah
>1 >2 Kuning
0 1 hijau

3) FLUORIDE
Fluoride memberikan perlindungan terhadap karies pada:
• meningkatkan ketahanan email terhadap demineralisasi.
• mencegah perkembangan lesi bercak putih.
• pada konsentrasi tinggi, mengganggu metabolisme pembentukan plak.
Skor penilaian adalah sebagai berikut:

Paparan fluorida

Tidak ada air dan pasta gigi berfluoride Tinggi

Salah satu berfluoride Sedang

Air dan pasta gigi berfluoride Rendah

4) ORAL BIOFILM
Bakteri yang paling sering terlibat dalam proses karies, S. Mutans, S. Sobrinus dan
Lactobacillus. Matriks polisakarida bervariasi dalam kepadatan, sehingga terdapat gradien
konsentrasi yang akan mempengaruhi sifat difusi dari biofilm dewasa. Artinya, semakin tebal
biofilm, semakin sulit saliva untuk menyangga asam di dalamnya.
- Streptococcus mutans adalah istilah umum yang menggambarkan beberapa spesies
streptokokus yang berkerabat dekat. Ada hubungan antara tingkat S. mutans dalam saliva
dengan jumlah lesi karies dan ini merupakan prediktor yang sangat akurat dari aktivitas
karies pada anak.
- Lactobacilli membutuhkan tempat retensi dan oleh karena itu ditemukan pada lesi yang lebih
dalam. Tingkat populasi sangat dipengaruhi oleh asupan gula makanan dan, jika tidak ada lesi
terbuka, tinggitingkat menunjukkan diet tinggi karbohidrat yang dapat difermentasi.
Langkah pemeriksaan:
• Mengambil sampel saliva yang dikumpulkan untuk uji laju aliran terstimulasi.

• Basahi kedua sisi strip uji secara menyeluruh.

• Tempatkan tablet NaHCO3 ke dalam wadah.

• Tutup wadah dengan rapat dan masukkan ke dalam inkubator selama 48 jam.

• Baca hasilnya dan buang strip dengan aman.

Skor penilaian adalah sebagai berikut:


S.mutans Lactobacilli
> 105 CFU > 105 CFU Merah
Tak dapat Tak dapat Kuning
diterapkan diterapkan
<105 CFU <105 CFU hijau
5) MODIFYING FACTORS
1. Riwayat kesehatan gigi, adanya restorasi atau lesi karies aktif adalah bukti terkuat dari aktivitas
karies yang tinggi bahkan jika teridentifikasi hanya sebagai lesi white spot. Informasi yang berguna
seringkali dapat diperoleh dari lokasi dan pola lesi ini. Misalnya, lesi aktif di daerah di mana
biasanya terdapat akumulasi air liur, seperti anterior bawah atau permukaan bukalmolar atas,
cenderung menunjukkan aktivitas karies yang tinggi.
2. Gaya hidup, misalnya seorang dewasa muda dengan 'gaya hidup olahraga' yang aktif.
Banyak dari aktivitas ini menyebabkan dehidrasi yang dipadamkan dengan seringnya
mengonsumsi 'minuman olahraga' berenergi tinggi. Ini tinggi gula dan rendah pH,
merupakan kombinasi yang berbahaya. Efek kariogenik dapat diminimalkan dengan
minum dalam jumlah banyak sekaligus daripada sering menyesap dalam jumlah kecil.
3. Riwayat kesehatan umum, ada banyak kondisi medis dan pengobatan yang dapat
menyebabkan perubahan fungsi saliva. Kondisi sistemik umum yang terkait dengan
penurunan aliran saliva termasuk diabetes, depresi dan kondisi rheumatoid seperti sindrom
Sjögren, rheumatoid arthritis dan iradiasi kelenjar ludah.untuk kanker kepala dan leher.
4. Konsumsi obat, Ada banyak obat resep yang menyebabkan berkurangnya aliran saliva sebagai
efek samping. Yang paling umum adalah anti-depresan, anti-hipertensi, anti-kolinergik, diuretik
dan obat anti-Parkinson.

Sumber:
Mount GJ, Hume WR, Ngo HC, Wolff MS. 2018. Preservation and Restoration of Tooth Structure
3rd Edition. USA: John Wiley & Sons Limited.

Anda mungkin juga menyukai