Oleh :
Sinta Herningtiyas
31101700077
I. Latar Belakang
Pemeriksaan Swab test dan Salivary Flow Rate dapat digunakan untuk memeriksa keadaan
rongga mulut pasien. Swab test adalah suatu pengambilan sample non-invasive menggunakan
swab stick atau cotton bud yang nantinya akan diperiksa pada laboratorium mikrobiologi untuk
pemeriksaan lebih lanjut, swab test dilakukan untuk memeriksa mikroorganisme yang berada pada
suatu permukaan seperti permukaan oral mucosa untuk mendiagnosis suatu penyakit yang
termanifestasi pada oral mucosa.
Salivary Flow Rate adalah pemeriksaan laju rata-rata produksi saliva per-menit
pemeriksaan ini dapat dilakukan untuk mendiagnosis penyakit yang dapat di diagnosis melalui
saliva atau dari rata-rata produksi daliva, karena ada beberapa penyakit dan kelainan yang dapat
mengganggu laju produksi saliva.
II. Tujuan
A. Teknik swab
Digunakan untuk memeriksa mikroorganisme yang ada pada oral mucosa serta untuk
melakukan rujukan pengiriman specimen ke laboratorium sebagai penunjang diagnosis
penyakit pada oral mucosa.
B. Pemeriksaan saliva flowrate
Digunakan untuk memeriksa jumlah saliva yang di produksi dalam waktu tertentu
untuk mendiagnosis penyakit atau kelainan yang dapat berhubungan dengan saliva
maupun produksi saliva.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Swab Test
Swab test adalah suatu metode pengambilan sample dimana sample diambil dari suatu
permukaan yang ingin kita periksa Metode swab dilakukan menggunakan cotton bud steril pada sampel
yang memiliki permukaan luas dan pada umumnya sulit dipindahkan atau sesuatu pada benda tersebut.
Caranya dengan mengusapkan cotton bud memutar sehingga seluruh permukaan kapas dari cotton bud
kontak dengan permukaan sampel. Teknik ini dilakukan dengan cara mengulaskan swab stick atau cotton
bud secara perlahan pada mukosa bukal dengan gerakan searah sepanjang mukosa bukal dan menekan
sebanyak 5 kali hinga seluruh swab stick berkontak dengan mukosa bukal.
Pengambilan swab test digunakan untuk mengetahui mikroorganisme pada suatu permukaan
untuk nantinya diperiksa oleh Laboratorium Mikrobiologi yang akan digunakna untuk identifikasi
mikroorganisme maupun untuk penunjang diagnosis. (Mabwe et al., 2018)
5. Segera setelah melakukan ulasan, swab stick dikeluarkan dari rongga mulut secara hati-hati agar
swab stick tidak menyentuh gigi, bibir atau permukaan lain.
6. Hindari swab stick menyentuh bagian sarung tangan
7. Tempatkan swab stick pada tabung tertutup yang berisi media transport
8. Berikan label pada tabung dengan informasi:
a. Identitas pasien
b. Tanggal pengambilan sampel
9. Buat surat rujukan pengiriman spesimen ke laboratorium terkait
B. Pemeriksaan saliva flowrate
i Tanpa Stimulasi
1 Pasien didudukkan di kursi gigi / kursi biasa dengan posisi tegak
2 Mengucap salam dan memperkenalkan diri
3 Jelaskan prosedur pada pasien dan minta ijin untuk melakukan pemeriksaan
(informed concent)
4 Siapkan tabung ukur, dan kenakan masker dan sarung tangan
5 Posisi operator didepan pasien pasien
6 Pasien diminta untuk berkumur dengan air selama 15 detik
7 Selesai berkumur pasien diminta untuk duduk dan tenang selama 5 menit
8 Stopwatch dimulai saat pasien sudah selesai berkumur dan duduk tenang
9 Setelah 5 menit, pasien diminta untuk meludahkan saliva ke dalam gelas ukur
dengan cara menundukkan kepalanya.
10 Pasien dipersilahkan berkumur
11 Catatlah berapa ml cairan saliva yang cair/bening, bukan buihnya, kemudian
hitung jumlah rata-rata saliva per menit
12 Setelah itu periksa Saliva yang terkumpul pada gelas ukur hasil dari
pengumpulan saliva saat tanpa stimulasi
13 Rendam/masukkan kertas lakmus selama 10 detik kedalam saliva
14 Angkat kertas lakmus dan perhatikan perubahan warna yang terjadi
15 Cocokkan warna yang terbentuk dengan menggunakan pH indicator
ii Stimulasi Mekanis
1 Pasien didudukkan di kursi gigi / kursi biasa dengan posisi tegak
2 Pasien diminta untuk berkumur dengan air selama beberapa saat.
3 Selesai berkumur pasien diminta untuk duduk dan mengunyah permen karet
selama 3 menit
4 Pasien diinstruksikan untuk tidak menelan saliva yang dihasilkan selama
proses pengunyahan permen karet
5 Stopwatch dimulai saat pasien mengunyah permen karet
6 Setelah 5 menit, pasien diminta untuk meludahkan saliva ke dalam gelas ukur
dengan cara menundukkan kepalanya.
7 Pasien dipersilahkan berkumur
8 Catatlah berapa ml cairan saliva yang cair, bukan buihnya, kemudian hitung
jumlah rata-rata saliva per menit
9 Setelah itu periksa Saliva yang terkumpul pada gelas ukur hasil dari
pengumpulan saliva dengan stimulasi mekanis
10 Rendam/masukkan kertas lakmus selama 10 detik kedalam saliva
11 Angkat kertas lakmus dan perhatikan perubahan warna yang terjadi
12 Cocokkan warna yang terbentuk dengan menggunakan pH indicator
iii Stimulasi Kimiawi
1 Pasien didudukkan di kursi gigi / kursi biasa dengan posisi tegak
2 Pasien diminta untuk berkumur dengan air selama beberapa saat.
3 Selesai berkumur pasien diminta untuk duduk dan menjulurkan lidah
4 Pada pangkal lidah ditetesi larutan jeruk nipis sebanyak 3 tetes.
5 Setelah timbul persepsi pengecapan, pasien diinstruksikan untuk
mengumpulkan saliva dan tidak menelan saliva yang dihasilkan selama 5
menit
6 Stopwatch dimulai saat larutan jeruk nipis diteteskan
7 Setelah 5 menit, pasien diminta untuk meludahkan saliva ke dalam gelas ukur
dengan cara menundukkan kepalanya.
8 Pasien dipersilahkan berkumur
9 Catatlah berapa ml cairan saliva yang cair, bukan buihnya, kemudian hitung
jumlah rata-rata saliva per menit
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
I. Metode SWAB
A. Hasil pengamatan
- Setelah pengambilan sample swab pada rongga mulut telah dilakukan lalu masukan swab
stick atau cotton bud kedalam wadah agar dapat di kirim ke Laboratorium Mikrobiologi
B. Pembahasan
- Untuk pemeriksaan lebih lanjut ke Laboratorium Mikrobiologi, kita haru menyertakan surat
rujukan yang berisi identitas pasien, lokasi pengambilan sample dan waktu pengabilan sample
II. Pemeriksaan Saliva flowrate
A. Hasil pengamatan
Pasien : Deby Harfiani
Hasil Tes :
1. Tanpa Stimulasi
- Volume Saliva : 2 ml
2 𝑚𝑙
- Rata-rata laju saliva = = 0,1 ml/menit
5
- Ph Saliva :6
- Kesimpulan : Batas Normal
2. Stimulasi Mekanis
- Volume Saliva : 10,5 ml
10,5 𝑚𝑙
- Rata-rata laju saliva = = 2,1 ml/menit
5
- Ph Saliva :7
- Kesimpulan : Batas Normal
3. Stimulasi Kimiawi
- Volume Saliva : 4,5 ml
4,5 𝑚𝑙
- Rata-rata laju saliva = = 0,9 ml/menit
5
- Kesimpulan : Batas kritis
Pembahasan
Setelah dilakukan swab tersebut akan dikirimkan ke laboratorium mikrobiologi
dengan cara membuat surat rujukan kepada dokter terkait.
DAFTAR PUSTAKA
Michael Glick, DMD, F. Rcse. and And, D. (2554) Burket’s ORAL MEDICINE 12th edition.
Andayani, R., Sholiha, A. and Sunnati (2016) ‘Perbedaan Laju Aliran Saliva Terstimulasi Antara
Pengunyahan Parafin Wax Dengan Permen Karet Xylitol Pada Pasien Terindikasi GERD’, ODONTO
Dental Journal, 3(2), pp. 105–110.
Indriana, T. (2010) ‘The Relationship between Salivary Flow Rate and Calcium Ion Secretion in Saliva’,
J.K.G. Unej, 7(2), pp. 129–131. Available at:
https://jurnal.unej.ac.id/index.php/STOMA/article/download/2059/1666/.
Mabwe, S. et al. (2018) ‘Non-Invasive Detection of Tuberculosis By Oral Swab Analysis’, Journal of
Clinical Microbiology, (December), pp. 1–20. doi: 10.1128/jcm.01847-18.
Navazesh, M. and Kumar, S. K. S. (2014) ‘Measuring salivary flow’, The Journal of the American Dental
Association. © 2008 American Dental Association, 139(May), pp. 35S-40S. doi:
10.14219/jada.archive.2008.0353.
Savita, A., Sungkar, S. and Chismirina, S. (2017) ‘Perbandingan Laju Aliran Saliva Sebelum dan Sesudah
Mengunyah Permen Karet Nonxylitol dan Xylitol pada Anak Usia 10-12 Tahun (Studi pada Murid
Sekolah Dasar Negeri 57 Banda Aceh)’, Journal Caninus Dentistry, 2(2), pp. 65–70.