Anda di halaman 1dari 5

NAMA :

NIM :

KELAS :

MATKUL :

HIPOTESIS PENELITIAN

Hipotesis pada umumnya diartikan sebagai jawaban (dugaan) sementara dari masalah
suatu penelitian. Hipotesis hanya disusun pada jenis penelitian inferensial, yakni jenis penelitian
dengan pendekatan kuantitatif yang bertujuan untuk menguji. Pengujian suatu hipotesis selalu
melalui teknik analisis statistik inferensial. Sedangkan penelitian deskriptif tidak memerlukan
secara eksplisit rumusan hipotesis. Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa hipotesis dapat disusun
oleh peneliti berdasarkan landasan teori yang kuat dan didukung hasil-hasil penelitian yang
relevan. Peneliti harus memahami tentang isi dan bagaimana langkah-langkah dalam
merumuskan suatu hipotesis penelitian.
Rumusan hipotesis memiliki persyaratan atau ciri-ciri yang harus dipenuhi oleh peneliti.
Adapun beberapa ciri-ciri rumusan hipotesis, menurut Soesilo (2015) sebagai berikut:

a. Hipotesis dinyatakan dalam kalimat pernyataan (declarative statement), bukan kalimat tanya.
Statement tersebut sebagai pandangan peneliti berdasar hasil kajian teori yang digunakan.

b. Peneliti harus konsisten (tidak berubah-ubah) mengenai isi hipotesisnya. Oleh karena itu,
peneliti perlu melakukan kajian yang mendalam tentang teori yang digunakan dalam menyusun
hipotesisnya.

c. Dalam penelitian eksperimen hipotesis berisi pernyataan mengenai efektivitas, perbedaan atau
pengaruh dari suatu variabel ke variabel yang lain. Dalam hipotesis sedikitnya ada dua variabel
yang diteliti.

d. Hipotesis harus dapat diuji (testable). Selain menjelaskan tentang cara (teknik) pengukuran
masing-masing variabel yang akan diteliti, dalam bagian metodologi penelitian juga harus
menjelaskan teknik analisis yang digunakan untuk mengujia hiptesis penelitian.
A. Cara Merumuskan Hipotesis

Cara merumuskan hipotesis ialah dengan tahapan sebagai berikut : rumuskan hipotesis
penelitian, hipotesis operasional, dan hipotesisstatistik.

Hipotesis penelitian ialah hipotesis yang kita buat dan dinyatakan dalam bentuk kalimat
dan didasarkan oleh asumsi. Contoh 1: Hipotesis asosiatif

Rumusan masalah :

 Adakah hubungan antara gaya kepemimpininan dengan kinerja pegawai

Hipotesis penelitian :

 Ada hubungan antara gaya kepemimpinan dengan kinerja pegawai

B. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dapat didasarkan dengan menggunakan dua hal yaitu : tingkat
signifikansi atau probabilitas (α ) dan tingkatkepercayaan atau confidence interval.
Didasarkan tingkat signifikansi pada umumnya orang menggunakan 0,05. kisaran tingkat
signifikansi mulai dari 0,01 sampai dengan 0,1. Yang dimaksud dengan tingkatsignifikan adalah
probabilitas melakukan kesalahan tipe 1, yaitu kesalahan menolak hipotesis ketika hipotesis
tersebut benar. Tingkatkepercayaan pada umumnya ialah sebesar 95%, yang dimaksud dengan
tingkat kepercayaan ialah tingkat dimana sebesar 95% nilai sample akan mewakili nilai populasi
dimana sample berasal. Dalam melakukan uji hipotesis terdapat dua hipotesis, yaitu :

 H0 ( hipotessis nol ) dan H1( hipotesis alternative )

Contoh uji hipotesis misalnya rata-rata produktivitas pegawai sama dengan 10( μ x 10), maka
bunyi hipotesisnya ialah :

H0 : Rata-rata produktivitas pegawai sama dengan 10


H1 : Rata-rata produktivitas pegawai tidak sama dengan 10
Hipotesis statistiknya :

H0 : ( μ x 10), •
H1 : μ x> 10, Untuk uji satu sisi (one tailed) atau
H1 : μ x< 10
H1 : μ x≠10, Untuk uji dua sisi ( two tailed )

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam uji hipotesis ialah :


 Untuk pengujian hipotesis kita menggunakan data sample.
 Dalam pengujian akan menghasilkan dua kemungkinan, yaitu pengujian signifikan secara
statistik jika kita menolak H0 dan pengujian tidak signifikan secara statistik jika kita
menerima H0.
 Jika kita menggunakan nilai t, maka jika nilai t yang semakin besar atau menjauhi 0 kita
akan cenderung menolak H0 ; sebaliknya jikanila t semakin kecil atau mendekati 0 kita
akan cenderungmenerima H0.

Anda mungkin juga menyukai