PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Jamblang berasal dari nama desa di sebelah barat Kabupaten Cirebon. Tempat asal
pedagang yang mempopulerkan masakan tersebut. Sega Jamblang awalnya makanan
para pekerja paksa pada zaman Belanda. Mereka sedang membangun Jalan Raya
Daendels sepanjang 1000 kilometer dari Anyer ke Panarukan yang melewati wilayah
Kabupaten Cirebon.
Pemilihan daun jati, karena para pekerja bisa menyimpan nasi lebih lama. Nasi yang
dibungkus daun jati jadi awet dan bisa bertahan beberapa hari. Saat itu kabarnya
banyak warga yang kelaparan, bahkan sampai meninggal, karena kekurangan
makanan. Sejak itu, nasi dibungkus daun jati jadi populer di kalangan pekerja.
Daun jati memiliki tekstur yang tidak mudah sobek dan rusak. Daunnya memiliki
pori-pori yang dapat membantu menjaga keadaan nasi agar tidak mudah basi.
Meskipun disimpan dalam jangka waktu yang lama.
Pada sekitar 1847, bisa dikatakan menjadi cikal lahirnya Sega Jamblang. Saat itu,
Belanda membangun tiga prabrik. Dua pabrik tebu di Plumbon dan Gempol. Satunya
pabrik spriritus di Palimanan.
Dibangunnya tiga pabrik tersebut menyerap banyak pekerja. Mereka berasal dari
Cirebon dan daerah sekitarnya. Seperti Sindangjawa, Cisaat, Cidahu, Bobos, dan
lainnya. Para pekerja tersebut terus bertambah. Di sisi lain tidak ada penjual nasi di
sana. Kepercayaan saat itu, tidak baik atau pamali jual nasi. Masyarakat saat itu lebih
baik menyimpan beras daripada beli nasi.
Namun seiring waktu banyak pekerja mencari warung nasi. Sampai akhirnya tergerak
wrga Jamblang bernama Ki Antara atau H Abdul Latif dan istrinya Ny Pulung atau
Tan Piauw Lun. Keduanya bersodaqoh makanan untuk sarapan para pekerja tiap
harinya. Mereka menggunakan daun jati untuk membungkus nasinya.
Dari mulut ke mulut informasi itu menyebar. Akhirnya banyak pekerja yang makan di
sana. Meski awalnya gratis, para pekerja merasa tidak enak. Mereka pun sepakat
memberikan sukarela untuk makanan yang mereka makan.
Dari sana lah Sega Jamblang akhirnya dijual oleh banyak orang. Tidak hanya warga
Desa Jamblang, tapi warga Cirebon lainnya. Termasuk juga di kota besar seperti
Jakarta, pengusaha Sega Jamblang berjualan
B. TUJUAN
Makalah ini dibuat dengan tujuan agar pembaca bisa mengetahui latar
belakang dan menambah wawasan tentang NASI JAMBLANG.
BAB II
1. NASI CAMBLANG
Sega Jamblang adalah makanan khas Cirebon yang pada awalnya diperuntukan bagi
para pekerja paksa pada zaman Belanda yang sedang membangun jalan raya
Daendels dari Anyer ke Panarukan yang melewati wilayah Kabupaten Cirebon.
Sega Jamblang saat itu dibungkus dengan daun jati, mengingat bila dibungkus dengan
daun pisang kurang tahan lama sedangkan jika dengan daun jati bisa tahan lama dan
tetap terasa pulen. Hal ini karena daun jati memiliki pori-pori yang membantu nasi
tetap terjaga kualitasnya meskipun disimpan dalam waktu yang lama.
Walaupun menunya sangat beraneka ragam, tetapi harga makanan ini relatif sangat
murah. Karena pada awalnya makanan tersebut diperuntukan bagi untuk para pekerja
buruh kasar di Pelabuhan dan kuli angkut di jalan Pekalipan.
• Bahan-bahan :
1. 1 piring nasi putih
2. 5 lembar daun jati
6. 1/2 sdt garam
7. 1 lembar daun salam
8. 1 ruas lengkuas
9. 400 ml air
10. Tusuk sate
13. 1 papan tempe
15. Secukupnya air
16. Minyak untuk menggoreng
1. 1 butir telur
3. Secukupnya daun bawang
4. Secukupnya garam
• Bahan Sambel :
2. 2 siung bawang merah
• Langkah :
1. Siapkan daun jati. Cuci terlebih dahulu biar bersih dari kotoran, Tiriskan.
2. Membungkus nasi : Ambil satu centong nasi, kemudian bungkus dengan daun
jati (cukup gulung kemudian lipat kedua sisinya), sisihkan.
3. Membuat sate usus : cuci bersih usus, rebus usus sampai mendidih, setelah
mendidih masukkan bumbu racik dan garam. Aduk rata, ungkep sampai
bumbu meresap dan air menyusut. Setelah usus matang, susun usus dengan
tusuk sate (buat bentuk sate). Kemudian goreng sebentar saja jangan sampai
terlalu kering. Sisihkan.
4. Membuat tempe goreng : iris tipis tempe, kemudian campur dengan tepung
bakwan yang sudah di beri air, aduk rata. Goreng tempe dengan api sedang
sampai berwarna kuning kecoklatan. Angkat dan tiriskan.
5. Membuat telur dadar : telur kocok lepas, tambahkan daun bawang, irisan cabe
dan sejumput garam. Kocok rata, goreng dengan minyak sedikit, sisihkan.
6. Membuat sambel : Kukus cabe dan bawang merah kurang lebih 5 menit.
Kemudian ulek, tambahkan garam, gula, penyedap. Ulek sedikit kasar (jangan
terlalu halus), tumis dengan minyak sedikit.
7. Penyajian Ambil sebungkus nasi, ambil dan letakkan lauk di pinggir nasi,
kemudian beri sambal.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Banyak yang mengira jika kuliner ini, disebut-sebut berasal dari tumbuhan atau
pohon jamblang. Namun ternyata, tidak ada kaitannya sama sekali.
Diketahui jika kata ‘Jamblang’ diambil dari nama sebuah desa di sebelah barat
Kota Cirebon, yaitu Desa Jamblang, Kecamatan Jamblang, Kabupaten Cirebon.
Desa ini merupakan sentra dari kuliner Cirebon yang khas.
Di saat itu, disebutkan bahwa daun jati yang menjadi pembungkusnya. Bukan
tanpa alasan, disinyalir daun jati ampuh untuk mengawetkan nasi yang dibagikan
kepada para pekerja paksa. Mengingat, kerja paksa saat itu kejam, sehingga
membuat para pekerja harus curi-curi waktu untuk makan.
Selain itu, alasan penggunaan daun jati berawal dari terbatasnya alat pembungkus
di masa itu. Walau begitu, daun jati memiliki tekstur yang kuat, rapat dan
memiliki aroma harum.
Juga, pemakaian daun jati justru membuat tekstur nasi tidak mudah berubah jadi
kering. Pembungkus daun jati tak kalah praktis dari pembungkus daun pisang.
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Sega_jamblang
https://indonesia.go.id/kategori/pariwisata/506/sega-jamblang-setia-dibungkus-
daun-jati#:~:text=Sega%20Jamblang%20awalnya%20makanan%20para,khas
%20dari%20Cirebon%2C%20Jawa%20Barat.
https://cookpad.com/id/resep/9049842-sega-jamblang-nasi-jamblang-khas-cirebon
https://m.merdeka.com/jabar/3-fakta-nasi-jamblang-kuliner-khas-cirebon-yang-
diandalkan-di-masa-kerja-paksa.html?page=2&page=5