1. Pertanyaan kelompok 10
Pada bagian tugas dan fungsi rumah sakit, dijelaskan bahwa untuk menyelenggarakan
fungsinya, maka rumah sakit menyelenggarakan kegiatan
"Administrasi umum dan keuangan" Tertera pada point F.
Pertanyaannya, untuk siapa rumah sakit menyelenggarakan kegiatan tersebut, jika
untuk para pelayan kesehatan apa fungsinya? Dan juga jika untuk masyarakat sekitar
apa fungsinya?
Jawaban dari pertanyaan kelompok 10
Administrasi umum dan keuangan dilaksanakan kepada semua pekerja rumah sakit.
Untuk semua staf pekerja rumah sakit fungsinya untuk mengurus gaji pekerja,
perpanjangan kontrak, dan tunjangan-tunjangan lainnya. Sedangkan untuk pasien
tentunya mempunyai fungsi untuk membayar biaya perawatan di rumah sakit dan
mengurus BPJS, menyelenggarakan proses pelayanan administrasi kepada pasien
dengan sebaik-baiknya sehingga pasien merasa puas dan nyaman dengan pelayanan
yang ada. Melakukan pencatatan keuangan terkait pasien, pegawai dan rumah sakit
secara transparan dan terstruktur sehingga memudahkan proses penilaian, koordinasi
dan pengaturan. Penyelenggaraan administrasi rumah sakit secara umum,
terkoordinasi, teratur dan transparan. Administrasi juga mencakuptata usaha dan
pengarsipan umum lainnya.
4. Pertanyaan kelompok 2
Dalam kewajiban dan hak pasien.Dan yang menjadi pertanyaan kelompok
kami,apakah ada hukum terhadap rumah sakit yang menolak atau meminta uang muka
terhadap pasien yang dalam keadaan gawat atau kritis?
Jawaban dari pertanyaan kelompok 2
Tidak boleh. Dasar hukumnya Pasal 32 ayat 1 dan 2 Undang-Undang No. 36
Tahun 2009 tentang Kesehatan (UU Kesehatan), berbunyi:
Pasal 32 ayat 1: “Dalam keadaan darurat, fasilitas pelayanan kesehatan baik
pemerintah maupun swasta wajib memberikan pelayanan kesehatan bagi
penyelamatan nyawa pasien dan pencegahan pencatatan terlebih dahulu.”
Pasal 32 ayat 2: “Dalam keadaan darurat, fasilitas pelayanan kesehatan baik
pemerintah maupun swasta dilarang menolak pasien dan/atau meminta uang muka”
Selain itu Pasal 29 ayat (1) huruf f Undang-Undang No. 44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit (UU Rumah Sakit) yang mengatur tentang Kewajiban Rumah
Sakit, dengan tegas menyatakan Rumah sakit wajib memberikan fasilitas pelayanan
pasien gawat darurat tanpa uang muka.
Selengkapnya Pasal 29 ayat (1) huruf f: “Setiap Rumah Sakit mempunyai
kewajiban: melaksanakan fungsi sosial antara lain dengan memberikan fasilitas
pelayanan pasien tidak mampu/miskin, pelayanan gawat darurat tanpa uang muka,
ambulan gratis, pelayanan korban bencana dan kejadian luar biasa, atau bakti sosial
bagi misi kemanusiaan;”
Berdasarkan bunyi pasal di atas, jelas bahwa dalam keadaan darurat rumah sakit
seharusnya tidak boleh menolak pasien dan/atau meminta uang muka, sebab dalam
keadaan darurat/kritis yang menjadi tujuan utama adalah penyelamatan nyawa atau
pencegahan pencacatan terlebih dahulu.
5. Pertanyaan kelompok 3
Pada pasal 32 tentang hak yang dimiliki pasien. Point ke 9 dikatakan bahwa hak
pasien mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data-
data medisnya.
Pertanyaannya, Bagaimana jika ada pihak rumah sakit yang dengan sengaja ataupun
tidak sengaja memberitahukan kepada orang lain tentang data-data medis pasien.
bagaimana
Jawaban dari pertanyaan kelompok 3
Jika kedapatan rumah sakit membocorkan data pasien, maka rumah sakit akan
mendapat sanksi yang berlaku, bisa juga ijin rumah sakit dicabut. Pasien bisa
menuntut rumah sakit dengan Tuntutan pelanggaran UU No. 44 tahun 2009 Bab 32 :i
6. Pertanyaan kelompok 8
Tentang hak pasien yang diatur dalam Pasal 32 Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 44 tahun 2009 tentang rumah sakit pada poin ke 5: memperoleh layanan yang
efektif dan efisien sehingga pasien terhindar dari kerugian fisik dan materi. Bisa
dijelaskan layanan efektif dan efisien yang seperti apa yang dapat dilakukan rumah
sakit sehingga pasien terhindar dari kerugian fisik dan materi.
Jawaban dari pertanyaan kelompok 8
Efektif, melakukan pelayanan yang bermutu dan memilih cara alternatif yang tepat
dalam proses penyembuhan. Melakukan cara yang tepat juga bisa menghindari dari
kerugian fisik sperti cacat dan luka. Melakukan dengan tepat waktu bisa mengurangi
biaya perawatan di rumah sakit, misalnya perawatan jika dikerjakan dengan tepat
waktu cukup 2 hari saja di rumah sakit, namun jika dikerjakan dengan tidak tepat
waktu bisa saja dirawat lebih dari 2 hari dan itu bisa memakan biaya yang lebih lagi.
Efesien, menggunakan fasitas yang memadai untuk hasil yang penyembuhan yang
maskimal.
7. Pertanyaan kelompok 9
Pasal 32 menjelaskan tentang hak yang dimiliki pasien. tertera dalam point yang ke
14, yaitu pasien memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam
perawatan di rumah sakit.
Pertanyaannya bagaimana jika dalam proses perawatan pasien terjadi masalah yang
berakibat fatal pada pasien (misalnya mengalami kecacatan permanen ) bagaimana
pihak rumah sakit bertanggungjawab terhadap kejadian tersebut?
Jawaban dari pertanyaan kelompok 9
Jika kedapatan rumah sakit dengan sengaja melakukan tindakan tersebut, maka rumah
sakit akan mendapat sanksi yang berlaku, bisa juga ijin rumah sakit dicabut. Pasien
bisa menuntut rumah sakit dengan Tuntutan pelanggaran UU No. 44 tahun 2009 Bab
32 : n. Namun jika dalam proses perawatan terjadi kecelakaan dalam hal ini kecacatan
namun tenaga kesehatan dalam hal ini perawat dan dokter tidak sengaja maka rumah
sakit hanya melakukan permohonan maaf.
8. Pertanyaan kelompok 6
Mengenai hak dan kewajiban rumah sakit yang di atur berdasarkan Pasal 29 ayat 1
UU No. 44 tahun 2009 yakni pada poin menyediakan sarana dan pelayanan bagi
masyarakat tidak mampu atau miskin, bagaimana jika ada beberapa rumah sakit yang
tidak menerapkannya? Dan apakah ada konsekuensi yang harus ditanggung pihak RS?
Jawaban dari pertanyaan kelompok 6
Rumah sakit tersebut akan diturunkan akreditasinya dan jika sampai batas minimum
tetep kurang maka akan dicabut izinnya dan akan berubah menjadi klinik biasa.
9. Pertanyaan kelompok 5
Mengenai kewajiban dan hak pasien pada point ke 5 di jelaskan pasien memperoleh
layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien terhindar dari kerugian fisik dan
materi.
Yang menjadi pertanyaan kami bagaimana jika ada pasien yang sedang gawat dan
dari pihak rumah sakit tidak menyediakan alat memadai, apakah cara efektif yang
dapat dilakukan agar pasien sembuh tanpa cacat?
Jawaban dari pertanyaan kelompok 5
Pasien harus di rujuk ke rumah sakit dengan fasilitas yang memadahi, kemudian
pasien harus mengikuti anjuran dokter/perawatan yang bermutu selama proses
pemulihan.