MODUL
BAHASA INDONESIA
Semester 2
Nama :
Kelas :
No. Absen :
NEGOSIASI
Teks Negosiasi adalah bentuk interaksi sosial yang berfungsi untuk mencapai
kesepakatan di antara pihak-pihak yang mempunyai kepentingan yang berbeda.
Dalam negosiasi, pihak-pihak tersebut berusaha menyelesaikan perbedaan itu dengan
berdialog. Penyelesaian sengketa Sipadan-Lingitan antara Indonesia dan Malaysia
adalah contoh negosiasi yang nyata.
Negosiasi berasal dari bahasa inggris (negotiate) yang artinya perundingan dengan
strategi khusus. Strategi-strategi dalam negosiasi - win-win strategy (strategi
menang-menang) - win-lose strategy (strategi menang-kalah) - lose-lose strategy
(strategi kalah-kalah)
Orientasi
Permintaan
Penawaran
Persetujuan
Pembelian
Penutup
Yang harus dihindari selama negosiasi adalah menghindari hal-hal yang dapat merugikan
kedua belah pihak, sehingga untuk menghindari hal tersebut negosiasi perlu dilakukan
dengan cara-cara yang santun seperti:
1. Menyesuaikan pembicaraan ke arah tujuan praktis
2. Mengakomodir butir-butir perbedaan diantara kedua belah pihak
3. Mengajukan pandangan baru dan mengabaikan pandangan yang sudah ada tanpa
memalukan kedua belah pihak
4. Mengalokasikan tugas dan tanggung jawab kedua belah pihak
5. Memprioritaskan dan mengelompokan saran atau pendapat kedua belah pihak
Adapun secara umum ciri dari teks negosiasi adalah sebagai berikut:
1. Negosiasi menghasilkan kesepakatan.
2. Negosiasi menghasilkan keputusan yang saling menguntungkan.
3. Negosiasi merupakan sarana untuk mencari penyelesaian atau jalan tengah.
4. Negosiasi mengarah kepada tujuan praktis.
5. Negosiasi memprioritaskan kepentingan bersama.
6. Negosiasi menyangkut suatu rencana yang belum terjadi
7. Negosiasi selalu melibatkan dua belah pihak
8. Negosiasi merupakan kegiatan komunikasi langsung.
9. Teks negosiasi biasanya dalam bentuk dialog atau diubah menjadi monolog
Sedangkan kaidah kebahasaan atau ciri kebahasaan teks negosiasi adalah sebagai berikut:
1. Bahasa persuasif
Bahasa persuasif yaitu bahasa yang digunakan untuk membujuk atau menarik
perhatian. Misalnya: dalam kalimat “bagus itu, Mam. Cocok untuk dipakai sendiri
atau untuk suvenir.”
2. Kalimat deklaratif
Kalimat yang disampaikan adalah kalimat yang berisi pernyataan, yang berfungsi
untuk memberikan informasi atau berita tentang sesuatu.
3. Menggunakan konjungsi
Contoh : Kalau bagitu, meskipun, walaupun.
Pegawai Bank : "Selamat pagi pak, silahkan duduk, ada yang bisa kami bantu?"
Nasabah : "Selamat pagi bu. Ya, terimakasih."
Nasabah : "Begini bu, saya ingin mengajukan proposal peminjaman uang untuk
usaha ikan lele saya."
Pegawai Bank : "Maaf, bisa saya lihat proposalnya?"
Nasabah : "Ini bu, silahkan."
Pegawai bank : "Sebenarnya, proposal bapak ini sangat bagus, tidak ada masalah.
Cuma kami dari pihak bank tidak bisa memenuhi permintaan dana
sebesar 500 juta."
Nasabah : "Jadi, kira-kira pihak bank mampu memberikan berapa bu?"
Pegawai Bank : "Setelah saya hitung, kami hanya menyanggupi sampai 300 juta pak,
dengan bunga 4 %."
Nasabah : "Tidak bisa ditambah lagi bu? Usaha ini sebenarnya sangat sukses,
pesanan ikan lele ke kami dari seluruh Indonesia."
Nasabah : "Dana ini rencananya akan kami gunakan untuk menambah
kapasitas produksi untuk memenuhi permintaan ikan lele tersebut"
Pegawai Bank : "Tunggu dulu pak, saya hitung ulang dulu"
Pegawai Bank : "Yah, sepertinya kami sanggup memberikan 350 juta".
Nasabah : "Wah, apakah tidak bisa dinaikin lagi bu? Gimana kalau 400 juta?"
Pegawai Bank : "Maaf pak, hanya segitu yang bisa kami sanggupi."
Contoh berikut ini memperlihatkan proses negosiasi yang terjadi antara penjual dan
pembeli tentang harga dari suatu gitar. Berikut ini contohnya:
Contoh teks negosiasi berikut ini terjadi di lingkungan sekolah. Isinya tentang dialog
negosiasi yang terjadi antara wali kelas dan ketua kelas tentang rencana kegiatan study
wisata. Berikut ini contohnya:
Wali Kelas : "Anto, bagaimana rencana Study Wisata ke Tanjung Bira, apakah
semua temanmu setuju?"
Ketua Kelas : "Saya sudah berbicara dengan teman-teman bu, cuma ada usulan
study wisatanya ke Pantai Marina aja bu."
Wali Kelas : "Wah, kenapa bisa begitu?"
Ketua Kelas : "Kalau Tanjung Bira sekolah kita sudah sangat sering berkunjung ke
sana bu. Sedangkan, Pantai Marina belum pernah sama sekali."
Wali Kelas : "Tapi anto, ibu sudah bicarakan rencana ini ke bapak kepala sekolah
dan beliau sudah menyetujuinya"
Ketua Kelas : "Iya bu, tapi sepertinya banyak teman-teman yang tidak ikut jika
study wisata itu dilaksanakan di Tanjung Biara."
Wali Kelas : "Aduh, jadi gimana yah, padahal ibu sudah mempersiapkan
semuanya."
Ketua Kelas : "Begini saja bu, biar saya dan teman-teman yang menghadap ke
kepala sekolah dan menceritakan rencana ini."
Bahasa Indonesia Kelas X 34
Wali Kelas : "Baiklah kalau begitu, secepatnya kamu bicara dengan beliau,
laporkan ke ibu hasilnya".
Ketua Kelas : "Baik bu."
DEBAT
Pengenalan masalah
Menyangkut kepentingan banyak pihak.
Sesuatu yang penting untuk didiskusikan.
Penyampaian argumen
Ditinjau dari berbagai sudut pandang.
Melibatkan pihak yang pro dan kontra.
Kesimpulan
Berupa kompromi.
Menarik kesimpulan.
a) Kesantunan
b) Keefektifan kalimat
c) Kelancaran Berbahasa
d) Intonasi
e) Ekspresi
Sistematika makalah
a) Pendahuluan
- Rumusan masalah
b) Pembahasan
c) Kesimpulan
Dalam bagian ini, kesimpulan berupa makna yang diberikan penulis terhadap
hasil diskusi/uraian yang telah dibuat pada bagian pembahasan. Dalam
mengambil kesimpulan, penulis makalah harus mengacu kembali pada bagian
permasalahan yang diajukan pada bagian pendahuluan. Jangan lupa sertakan
daftar pustaka.
6. Mari berlatih
Buatlah kelompoh debat, lalu diskusikanlah pilihan tema debat yang telah ditentukan oleh
guru kalian!
Biografi ditulis oleh orang lain tentang riwayat hidup seseorang. Biografi dapat
dipaparkan dalam beberapa kalimat, tetapi dapat juga diuraikan panjang lebar dalam
bentuk buku.
Autobiografi juga berupa tulisan tentang riwayat hidup yang ditulis secara lebih
mendetail oleh orang yang bersangkutan.
Dalam menulis teks cerita ulang biografi, hal-hal dasar seperti nama, tempat, dan
tanggal lahir menjadi informasi dasar. Berikutnya adalah informasi mengenai
riwayat keluarganya.
Pada sebuah cerita ulang biografi, partisipannya adalah manusia yang terlibat pada
peristiwa lampau. Pronomina atau dikenal juga dengan kata ganti merupakan kata
yang digunakan untuk menggantikan benda dan menamai seseorang atau sesuatu
secara tidak langsung, misalnya ia, -nya, mereka, kita, dan kami. Pada teks model
yang telah disajikan tersebut terdapat beberapa pronomina, antara lain dia dan –nya.
Dalam menguraikan urutan peristiwa dalam teks cerita ulang biografi, akan
menjumpai kata-kata yang menunjukkan kejadian atau peristiwa, waktu, dan tempat.
Seperti dalam kalimat berikut.
Rolihlahla Mandela lahir pada 18 Juli 1918 di Umtata, Afrika Selatan, kata yang
digarisbawahi menunjukkan telah terjadi sebuah peristiwa pada 18 Juli 1918,
yakni kelahiran Rolihlahla Mandela yang berlangsung di Umtata, Afrika Selatan.
Peristiwa yang terjadi berikutnya: Dia bergabung dengan Liga Kaum Muda,
organisasi pemuda Kongres Nasional Afrika (ANC) pada 1944. Dari potongan
kalimat itu tergambar pula sebuah peristiwa bergabungnya Mandela pada 1944
dengan Liga Kaum Muda, organisasi pemuda Kongres Nasional Afrika (ANC).
Dalam teks cerita ulang biografi, akan banyak ditemui kata kerja (verba) material
untuk menunjukkan aktivitas atau perbuatan nyata yang dilakukan oleh partisipan.
Kata kerja material menunjukkan perbuatan fisik atau peristiwa, misalnya membaca,
menulis, dan memukul. Pada kata kerja material terdapat partisipan yang melakukan
sesuatu yang disebut aktor dan partisipan yang lain (tidak selalu ada) yang dituju
oleh kata kerja itu atau yang disebut sasaran. Misalnya, Ayah (aktor) membaca (kata
kerja material) koran (sasaran).
Untuk menata urut-urutan peristiwa yang diceritakan, teks cerita ulang banyak
memanfaatkan konjungsi (kata sambung) temporal, seperti ketika, kemudian, dan
setelah. Namun, tidak tertutup kemungkinan bagi konjungsi lainnya untuk
dimunculkan pada teks tersebut, seperti dan, tetapi, karena, dan meskipun, dan.
Konjungsi digunakan untuk merangkaikan satu klausa dengan klausa yang lain
dalam satu kalimat. Konjungsi ini dikenal dengan konjungsi intrakalimat. Selain itu,
konjungsi juga digunakan untuk merangkaikan kalimat yang satu dengan kalimat
berikutnya disebut dengan konjungsi antarkalimat, misalnya sementara itu,
selanjutnya, dan selain itu.
Ciri kebahasaan lain yang sering ditemukan dalam sebuah teks cerita ulang biografi
adalah kalimat simpleks (yang sesungguhnya sama dengan kalimat tunggal).
Kalimat simpleks hanya mengandung satu struktur:
subjek^predikator^(pelengkap)^(keterangan). Unsur yang diletakkan di dalam
kurung belum tentu terdapat pada sebuah kalimat.
Puisi adalah bentuk karya sastra yang terkikat oleh rima, ritma, atau pun jumlah baris
serta ditandai oleh bahasa yang padat. Puisi berdasarkan periodisasinya dibedakan
menjadi 2, puisi lama dan puisi baru.
1. Puisi Lama
Puisi yang terikat oleh aturan-aturan, seperti: jumlah baris tiap bait, jumlah suku kata
dalam tiap baris, jumlah kata dalam tiap bait, persajakan (rima), dan irama.
Jenis-jenis puisi lama:
a) Mantra
Mantra adalah puisi yang berisi ucapan-ucapan yang dianggap memiliki kekuatan
gaib.
contoh mantra:
Assalammu’alaikum putri satulung besar
Yang beralun berilir simayang
Mari kecil, kemari
Aku menyanggul rambutmu
Aku membawa sadap gading
Akan membasuh mukamu
b) Pantun
Pantun merupakan puisi lama yang asli dari tanah air. Kata pantun berarti ’bagai’,
’seperti’, ’ibarat’, ’seumpama’, atau ’laksana’.
c) Seloka
Seloka adalah pantun berkait.
Ciri-ciri seloka:
a) Bersajak a-b-a-b.
b) Tiap bait terdiri dari 4 baris.
c) Tiap baris terdiri dari 8-12 suku kata.
d) Baris 1-2 disebut sampiran dan baris 3-4 disebut isi.
e) Pada bait kedua, baris 2 dan 4 pada bait pertama dijadikan baris 1 dan 3
pada bait kedua.
d) Karmina
Karmina adalah pantun kilat.
Ciri-ciri karmina:
a) Tiap bait terdiri dari 2 baris, baris 1 berupa sampiran dan baris 2 berupa isi.
b) Tiap baris terdiri dari 8-12 suku kata
Bahasa Indonesia Kelas X 44
c) Tiap baris, isinya saling berlawanan.
d) Bersajak a-a.
Dahulu parang, sekarang besi
Dahulu sayang, sekarang benci
e) Gurindam
Gurindam adalah puisi lama yang berasal dari India yang berarti ’perhiasan’ atau
’bunga’.
Ciri-ciri gurindam:
a) Tiap bait terdiri dari 2 baris.
b) Tiap baris terdiri dari 8-12 suku kata.
c) Baris pertamanya berisi sebab dan baris keduanya berisi akibat.
d) Bersajak a-a.
Kurang pikir kurang siasat
Tentu dirimu akan tersesat
Barang siapa tinggalkan sembahyang
Bagai rumah tiada bertiang
Jika suami tiada berhati lurus
Istri pun kelak menjadi kurus
f) Talibun
Talibun adalah puisi lama yang berasal dari Timur Tengah. Talibun merupakan
alat dalam menjalin hubungan yang mesra/akrab, seperti percintaan, berolok-
olok atau berkelakar.
Ciri-ciri talibun:
a) Tiap bait terdiri lebih dari 4 baris dan harus berjumlah genap.
b) Tiap baris terdiri dari 8-12 suku kata.
c) Jika 1 bait berisi 6 baris, susunannya: 3 baris berupa sampiran dan tiga baris
berupa isi.
d) bersajak a-b-c
Jalan-jalan sore memang seru
Tidak lupa singgah di taman
Duduk di rumput tanpa alas
Jika punya teman baru
Teman lama jangan dilupakan
Agar pertemanan makin luas
Puisi baru bentuknya lebih bebas daripada puisi lama, baik dalam segi jumlah baris, suku
kata, maupun rima.
Puisi baru menurut isinya dibedakan atas:
a. Balada
Balada adalah puisi sederhana yang berisi kisah/cerita yang mengharukan.
Modal Nekad
Terus berusaha tanpa henti
Walau hanya di beri recehan
Namun tak membuat Patah Semangat
(Balada Pengamen)
b. Himne
Himne adalah puisi yang berisi pujaan untuk Tuhan, tanah air, atau pahlawan.
Bahkan batu-batu yang keras dan bisu
Mengagungkan nama-Mu dengan cara sendiri
Menggeliat derita pada lekuk dan liku
bawah sayatan khianat dan dusta.
Dengan hikmat selalu kupandang patung-Mu
menitikkan darah dari tangan dan kaki
dari mahkota duri dan membulan paku
Yang dikarati oleh dosa manusia.
Tanpa luka-luka yang lebar terbuka
dunia kehilangan sumber kasih
Besarlah mereka yang dalam nestapa
mengenal-Mu tersalib di datam hati.
(Saini S.K)
c. Ode
Ode adalah puisi sanjungan/pujian untuk orang yang berjasa atau peristiwa
yangg dimuliakan.
Di atas puncak gunung fantasi
Berdiri aku, dan dari sana
Mandang ke bawah, ke tempat berjuang
Generasi sekarang di panjang masa
Menciptakan kemegahan baru
Pantoen keindahan Indonesia
Yang jadi kenang-kenangan
Pada zaman dalam dunia
e. Sektet
Sektet adalah puisi yang tiap baitnya terdiri dari enam baris.
Merindu Bagia
Jika hari’lah tengah malam
Angin berhenti dari bernafas
Sukma jiwaku rasa tenggelam
Dalam laut tidak terwatas
Menangis hati diiris sedih (Ipih)
f. Septima (Septime)
Septima (septime) adalah puisi yang tiap baitnya terdiri dari tujuh baris.
Duduk di pantai tanah yang permai
Tempat gelombang pecah berderai
Berbuih putih di pasir terderai
Tampaklah pulau di lautan hijau
Gunung gemunung bagus rupanya
Ditimpah air mulia tampaknya
Tumpah darahku Indonesia namanya
Citraan (Pengimajian)
Citraan dapat dibagi menjadi lima, yaitu citraan pendengaran, citraan
penglihatan, dan citraan rabaan atau sentuhan, citraan perasaan (hati), citraan
pengecapan, dan citraan penciuman.
Kata Konkret
Penggunaan kata konkret penting untuk membangkitkan imajinasi. Dengan
penggunaan kata konkret, pembaca dapat membayangkan secara jelas peristiwa
atau keadaan yang dilukiskan oleh penulis (terkait dengan citraan).
Gaya Bahasa
Gaya bahasa merupakan bahasa yang dipakai penulis untuk mengatakan
sesuatu dengan cara mengiaskan secara tidak langsung makna yang dimaksud.
Gaya bahasa yang digunakan disebut dengan majas.
Rima/Irama
Rima/irama adalah persamaan bunyi pada puisi, baik di awal, tengah, dan akhir
baris puisi. Rima mencakup:
1) Onomatope (tiruan terhadap bunyi, misal /ng/ yang memberikan efek
magis pada puisi Sutadji C.B.),
2) Bentuk intern pola bunyi (aliterasi, asonansi, persamaan akhir,
persamaan awal, sajak berselang, sajak berparuh, sajak penuh, repetisi
bunyi [kata], dan sebagainya.
Perasaan (Feeling)
Puisi merupakan ekspresi terdalam dari perasaan penulis. Bentuknya dapat
berupa kerinduan, kekaguman, kegelisahan terhadap seseorang (atau suatu hal)
sehingga bahasa puisi lebih padat dan ekspresif.
Amanat/tujuan/maksud (itention)
Pesan yang ingin disampaikan penyair kepada pembaca.
1. Pengertian Resensi
Resensi buku adalah teks berupa ulasan atau komentar mendalam tentang kelebihan dan
kelemahan suaru buku. Objeknya dapat berupa buku ilmiah populer, film, pementasan
drama, album lagu.
Secara garis besar, buku (bacaan) dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
a. Buku fiksi, contohnya kumpulan puisi, dongeng, cerpen, novel, drama, hikayat,
anekdot. Buku-buku tersebut merupakan hasil imajinasi penulisnya dan tidak
menggunakan fakta sebagai dasar penulisannya.
b. Buku nonfiksi, contohnya buku pelajaran, ilmiah popular, atau biografi. Buku-buku
tersebut menggunakan fakta-fakta atau pendapat penulis yang kebenarannya dapat
dipertanggungjawabkan secara keilmuan (objektif).
Latar belakang buku (bisa dari pengarang, ataupun badan mana yang telah
menerbitkan buku tersebut)
Keunggulan buku
Kelemahan buku
4. Mari Berlatih
1) Bacalah sebuah buku nonfiksi. Usahakanlah buku itu merupakan buku terbitan
terbaru, lalu buatlah resensi dari buku tersebut!
2) Bacalah sebuah buku fiksi. Usahakanlah buku itu merupakan buku terbitan
terbaru, lalu buatlah resensi dari buku tersebut!