Anda di halaman 1dari 20

?

Membayar
MASYARAKAT
LUNAS

Ajukan 1. Akta Perjanjian


Fidusia
Pembiayaan 2. Daftar Sertifikat
3. Sertifikat
Pasal 35 Jaminan Fidusia

UU Fidusia
Pasal 36
UU Fidusia KREDITUR

CICILAN
SETIAP bULAN
Kendaraan
Dibawa Debitur
DEBITUR
Fidusia adalah pengalihan hak kepemilikan suatu benda
atas dasar kepercayaan dengan ketentuan bahwa benda
yang hak kepemilikannya dialihkan tersebut tetap dalam
penguasaan pemilik benda.

Debitur pembiayaan mengambil sepeda motor, (pemberi fidusia) kepada


perusahaan pembiayaan (penerima fidusia) sebagai jaminan
hutangnya, sehingga hak kepemilikan kendaraan ada ditangan
perusahaan pembiayaan
proses pendaftaran fidusia

1 2 3 4
Penandatanganan Kantor Pendaftaran Sertifikat Jaminan
Notaris Fidusia Fidusia
Perjanjian Pembiayaan & Pembuatan Akta Pendaftaran Jaminan Terbit Sertifikat Jaminan
Surat Kuasa Pembebanan Jaminan Fidusia Fidusia secara online Fidusia dgn tanggal yang
Jaminan Fidusia sama dgn tanggal peneri
maan pendaftaran

Debitur/ Perusahaan Pembiayaan/


Pemberi Fidusia HAK KEPEMILIKKAN Penerima Fidusia
JAMINAN FIDUSIA
SERTIFIKAT JAMINAN FIDUSIA
JADI SALAH SATU BUKTI
Sanksi Pidana Fidusia

PASAL 35 PASAL 36
Memalsukan, mengubah, menghilang Pemberi Fidusia mengalihkan, mengg
kan atau memberi keterangan menye adaikan, atau menyewakan barang
satkan, yang jika hal tersebut diketah objek jaminan fidusia tanpa persetuju
ui oleh salah satu pihak tidak melahir an tertulis terlebih dahulu dari Peneri
kan perjanjian jaminan fidusia. ma Fidusia.

• Dipenjara 1-5 tahun; dan • Dipenjara max. 2 tahun; dan


• Denda Rp 10 – 100 juta. • Denda max. Rp 50 juta
contoh kasus

Seorang Debitur Melanggar KUHP tentang


DEBITUR
Penggelapan, Ps. 372 dan
perusahaan pembiayaan UU Jaminan Fidusia, Ps. 3 6
menggadaikan kendaraannya SANKSI PIDANA
yang merupakan objek jaminan
fidusia kepada suatu usaha
pergadaian
GADAI Melanggar KUHP tentang
Penadahan, Ps. 480
SANKSI PIDANA
Masih bolehkah Kreditur melakukan eksekusi Obyek Fidusia Pasca
Putusan Mahkamah Konstitusi :

• No.18/PUU-XVII/2019
• No. 2/PUU-XIX/2021
• No. 71/PPU-XIX/2021
PUTUSAN MK No.18/PUU-XVII/2019
GUGATAN : UJI PASAL 15 AYAT 2 DAN 3 UU No. 42 THN 1999
AYAT 2
SERTIFIKAT JAMINAN FIDUSIA SEBAGAIMANA DIMAKSUD DALAM AYAT (1)
MEMPUNYAI KEKUATAN EKSTERITORIAL YANG SAMA DENGAN PUTUSAN
PENGADILAN YANG TELAH MEMPEROLEH KEKUASAAN HUKUM TETAP

AYAT 3
APABILA DEBITUR CIDERA JANJI PENERIMA FIDUSIA MEMPUNYAI HAK UNTUK
MENJUAL BENDA YANG MENJADI OBYEK JAMINAN FIDUSIA ATAS KEKUASAANNYA
SENDIRI

Poin putusan :
EKSEKUSI DILAKUKAN DENGAN SYARAT :
➢ ADANYA KESEPAKATAN TENTANG CIDERA
JANJI
➢ ADANYA KERELAAN / SUKARELA DARI TIDAK MEMBATALKAN PASAL 30 UU No. 42 TH 1999
DEBITUR UNTUK MENYERAHKAN JAMINAN
FIDUSIA
PUTUSAN MK No.2/PUU-XIX/2021
GUGATAN ::
GUGATAN
• Agar Mahkamah menyatakan Pasal 15 ayat (2) dan
Penjelasan Pasal 15 ayat (2) UU 42/1999 sebagaimana telah
dimaknai oleh MK dalam Putusan MK No.18/PUU-XVII/2019
bertentangan dengan UUD 1945 atau.
• Setidaknya menyatakan frasa “keberatan menyerahkan
secara sukarela objek yang menjadi jaminan fidusia” dalam
Pasal 15 ayat (2) dan Penjelasan Pasal 15 ayat (2) UU
42/1999 yang telah dimaknai MK melalui Putusan MK No.
18/PUU- XVII/2019 bertentangan dengan UUD 1945

Poin putusan : Adapun pelaksanaan eksekusi sertifikat jaminan fidusia melalui pengadilan
negeri sesungguhnya hanyalah sebagai sebuah alternatif
PUTUSAN MK No.71/PUU-XIX/2021
GUGATAN Tentang :
Penjelasan :
Pasal 30
Dalam hal Pemberi Fidusia tidak
menyerahkan Benda yang menjadi objek
Jaminan Fidusia pada waktu eksekusi
dilaksanakan, Penerima Fidusia berhak
mengambil Benda yang menjadi objek
Jaminan Fidusia dan apabila perlu dapat
meminta bantuan pihak yang berwenang.
Eksekusi Jaminan Fidusia
1. Diatur dalam Pasal 29-34 UU No. 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia.
2. Eksekusi jaminan fidusia adalah penyitaan dan penjualan benda yang menjadi objek
jaminan fidusia oleh Penerima Fidusia.
3. Penyebabnya adalah Debitur (pemberi fidusia) cidera janji atau tidak memenuhi prestasi
tepat waktu, walaupun telah diberikan somasi.

Dan sesuai Putusan MK, ada tambahan :


EKSEKUSI DILAKUKAN DENGAN SYARAT :
➢ ADANYA KESEPAKATAN TENTANG CIDERA JANJI
➢ ADANYA KERELAAN / SUKARELA DARI DEBITUR UNTUK MENYERAHKAN JAMINAN FIDUSIA
➢ APABILA DEBITUR TIDAK SEPAKAT, MASIH ADA ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA/ MASALAH LEWAT JALUR
PENGADILAN PERDATA.
Penagihan & Eksekusi Jaminan (POJK35)
POJK35 pasal 47 POJK35 pasal 49&50
Apabila Debitur wanprestasi, PP paling sedikit Dapat mengeksekusi apabila:
memberikan surat peringatan sesuai dengan • Debitur terbukti wanprestasi
• Debitur sudah diberikan surat peringatan;
jangka waktu perjanjian yang berisi:
• PP memiliki sertifikat jaminan fidusia, sertifikat
• Jumlah hari keterlambatan; hak tanggungan, dan/atau sertifikat hipotek
• Outstanding pokok terutang; PP wajib memiliki pedoman tertulis tentang
• Bunga yang terutang; eksekusi agunan
• Denda yang terutang.

• Dapat bekerjasama untuk fungsi penagihan Apabila Debitur tidak menyelesaikan


• Wajib bertanggung jawab penuh atas segala kewajiban dalam JK tertentu, PP dapat :
• Menjual agunan melalui pelelangan umum
dampak yang ditimbulkan
untuk mengambil pelunasan piutangnya
• Pihak yang berkerjasama harus: berbadan
dari hasil penjualan;
hukum; memiliki izin dari instansi • Menjual agunan di bawah tangan
berwenang; dan SDM terSERTIFIKASI di
bidang penagihan dari LSP di bidang PP Wajib mengembalikan uang kelebihan
penjualan setelah dikurangi dengan hutang
pembiayaan
POJK35 pasal 48 POJK35 pasal 51&52
Hasil Eksekusi
Dalam hal hasil esksekusi melebihi nilai penjaminan,
1 penerima fidusia wajib mengembalikan kelebihan
tersebut kepada pemberi fidusia.

Apabila hasil eksekusi tidak mencukupi untuk


2 pelunasan utang, debitur tetap bertanggung jawab
atas utang yang belum terbayar.

Pasal 1131 KUHperdata “segala barang-barang


3 bergerak dan tak bergerak milik debitur, baik yang
sudah ada maupun yang akan ada, menjadi jaminan
untuk perikatan-perikatan perorangan debitur itu”.

Pasal 1132 KUHperdata “barang-barang itu menjadi


jaminan bersama bagi semua kreditur terhadapnya hasil
4 penjualan barang-barang itu dibagi menurut
perbandingan piutang masing-masing kecuali bila di
antara para kreditur itu ada alasan-alasan sah untuk
didahulukan”.
DEBITUR WAJIB PAHAM SECARA DETAIL SEJAK AWAL
SPANDUK/BANNER Edukasi
Himbauan Melalui Media

Anda mungkin juga menyukai