Mutasi gen merupakan mutasi yang terjadi pada susunan basa nukleotida pada molekul gen (DNA), bukan
pada lokus atau bagian lain dari kromosom. Pengaruh dari mutasi ini dapat terlihat ataupun tidak. Jika mutasi
terjadi pada tempat yang tepat akan berpengaruh pada suatu fenotipe karena terjadi perubahan susunan basa
nitrogen yang mengode suatu asam amino. Susunan basa nitrogen yang mengode pembentukan asam amino
ditunjukkan pada tabel berikut.
Tabel Kode Genetik dan Asam Amino yang Terbentuk
Mutasi gen dapat dibagi menjadi dua kategori umum berdasarkan mekanisme perubahan susunan basa
nukleotida sebagai berikut.
A. Delesi dan Insersi Basa Nitrogen
Mekanisme perubahan susunan basa nukleotida dapat terjadi karena adanya peristiwa delesi dan
insersi basa nitrogen. Delesi adalah pengurangan satu atau lebih basa nitrogen pada suatu gen. Sementara
itu, insersi (adisi) adalah penambahan atau penyisipan satu basa nitrogen pada gen. Peristiwa delesi dan
insersi memberikan efek yang besar terhadap sintesis protein. Selama translasi, mRNA dibaca sebagai
suatu rangkaian triplet basa nitrogen. Oleh karena itu, apabila selama translasi terjadi peristiwa insersi
maupun delesi, dapat terjadi perubahan kerangka baca pesan genetik. Dengan demikian, peristiwa delesi
dan insersi basa nitrogen juga disebut mutasi pergeseran kerangka (frameshift mutation). Efek mutasi ini
sering kali lebih berbahaya daripada efek yang ditimbulkan oleh mutasi akibat substitusi basa nitrogen.
Mutasi seperti ini mengakibatkan protein yang dihasilkan menjadi tidak berguna atau rusak.
Adapun peristiwa delesi dan insersi dapat dilihat dalam ilustrasi berikut.
A U G A A G U U U G G C U A A
A U G A A G U U G G C U A A ...
Gambar Peristiwa delesi pada basa nitrogen ke-9 susunan mRNA normal
Sumber: Biology Fifth Edition, Benjamin Cummings
A U G A A G U U U G G C U A A
A U G U A A G U U U G G C U A
Met Stop
Gambar Peristiwa insersi pada basa nitrogen ke-4 susunan mRNA normal
Sumber: Biology Fifth Edition, Benjamin Cummings
A U G A A G U U U G G C U A A A U G A A G U U U G G U U A A
Met Lis Fen Gli Stop Met Lis Fen Gli Stop
Gambar Perbedaan susunan mRNA normal dan mRNA yang mengalami silent mutation
Sumber: Biology Fifth Edition, Benjamin Cummings
Kodon GGC mengalami substitusi basa nitrogen C dengan U sehingga kodon yang semula GGC
berubah menjadi GGU. Meskipun telah terjadi perubahan pada kodon GGC, hasil sintesis protein
tetap mengode asam amino yang sama, yaitu glisin. Hal ini terjadi karena satu macam asam amino
dapat dikodekan oleh beberapa kodon yang berbeda, misalnya GGA, GGC, GGU, dan GGG sama-sama
mengode glisin. Peristiwa ini juga disebut mutasi diam (silent mutation).
2. Mutasi Salah Arti (Missense Mutation)
A U G A A G U U U G G C U A A A U G A A G U U U A G C U A A
Met Lis Fen Gli Stop Met Lis Fen Ser Stop
Gambar Perbedaan susunan mRNA normal dan mRNA yang mengalami missense mutation
Sumber: Biology Fifth Edition, Benjamin Cummings
Gambar di atas menunjukkan bahwa terjadi substitusi pada kodon GGC yang mengode glisin
menjadi AGC yang mengode serin. Adanya perubahan protein yang disintesis dapat mengakibatkan
perubahan fungsi protein. Oleh karena itu, peristiwa ini disebut mutasi salah arti (missense mutation).
3. Mutasi Tanpa Arti (Nonsense Mutation)
A U G A A G U U U G G C U A A A U G U A G U U U G G C U A A
Susunan mRNA normal Basa A diganti basa U sehingga terbentuk kodon terminasi
Gambar Perbedaan susunan mRNA normal dan mRNA yang mengalami silent mutation
Sumber: Biology Fifth Edition, Benjamin Cummings
Gambar di atas menunjukkan adanya substitusi pada kodon AAG menjadi UAG. Semula kodon
AAG mengode pembentukan lisin setelah basa A diganti dengan basa U menjadi UAG, maka kodon ini
tidak lagi mengode lisin melainkan kodon yang mengakhiri pembacaan gen (kode ”stop”). Adanya kode
”stop” ini mengakibatkan kodon ketiga (UUU) dan seterusnya tidak diterjemahkan. Hampir semua
mutasi tanpa arti mengakibatkan protein yang dihasilkan bersifat nonfungsional.