Anda di halaman 1dari 10

MENGATASI KESULITAN BELAJAR DENGAN

PENDEKATAN PSIKOLOGI KOGNITIF

Kegiatan belajar mengajar yang dilakukan di berbagai Lembaga


Pendidikan termasuk sekolah merupakan hal yang termasuk tidak mudah
untuk dilakukan dikarenakan dalam proses belajar mengajar tentunya
diperlukan effort yang luar biasa bukan hanya menyampaikan materi
tentang pembelajaran namun juga membuat siswa siswi memahami serta
membawa atmosfer positif dalam setiap kegiatan belajar mengajar yang
dilakukan. Oleh karena itu, dalam hal ini tenaga pendidik harus disertai
dengan kompetensi baik kompetensi secara akademik maupun non
akademik.
Kesulitan yang dihadapi oleh siswa siswi dalam memahami pelajaran
merupakan tantangan utama yang harus diatasi oleh guru selaku tenaga
pendidik. Hal ini dikarenakan tenaga pendidik telah dibekali dengan
kompetensi sebagaimana disebutkan di atas sehingga diharapkan akan
mampu membentuk generasi yang cerdas secara intelektual maupun
spiritual dikarenakan tujuan Pendidikan bukan hanya menekankan aspek
intelektual semata namun juga aspek spiritual dan moral.

Masing masing siswa tentunya memiliki hambatan hambatan dalam


mencerna atau memahami suatu pelajaran. Kesulitan yang dialami bukan
saja terkait dengan materi pembelajaran yang sukar untuk dimengerti
namun juga hambatan hambatan yang lain misalnya adanya tekanan dari
orang tua yang dapat menimbulkan dampak secara psikologis pada anak
sehingga berpengaruh terhadap kemampuannya dalam memahami atau
mencerna suatu pelajaran
Kesulitan dalam pembelajaran yang dihadapi oleh siswa siswi di
sekolah merupakan tantangan utama bagi guru selaku tenaga pendidik
yang harus segera diselesaikan dikarenakan apabila tidak diselesaikan
secara maksimal anak akan ditakutkan menjadi penghambat bagi siswa

1
siswi yang bersangkutan untuk memahami pelajaran pada tahap
selanjutnya. Hal ini tentunya akan berdampak pada kemampuan akademik
dari siswa siswi yang bersangkutan sehingga akan menjadi beban pula bagi
orang tua. Oleh karena itu, dalam hal ini bukan hanya peran guru yang
dituntut untuk mampu memberikan pemahaman seputar pelajaran kepada
siswa siswi namun juga sekolah dan orang tua dikarenakan kolaborasi
ketiga komponen ini akan mampu menyelesaikan masalah kesulitan
pemahaman pelajaran yang dihadapi oleh siswa siswi yang bersangkutan. .
Kepedulian serta kepekaan yang dimiliki baik oleh sekolah,
masyarakat, serta orang tua tentunya menjadi salah satu kunci kesuksesan
dalam penanganan masalah ini dikarenakan dalam menangani kesulitan
siswa siswi dalam memahami pelajaran bukan sepenuhnya salah dari guru
meskipun dalam hal ini guru memiliki kewajiban untuk memberikan
pemahaman kepada siswa siswinya. Namun tentunya faktor psikologi yang
berbeda beda serta daya reseptor yang dimiliki oleh masing masing siswa
biasanya akan sedikit tidaknya mempengaruhi pemahaman siswa terhadap
apa yang dipelajari di sekolah.
Dalam tulisan ini, penulis akan membahas mengenai bagaimana
mengatasi kesulitan belajar apabila ditinjau dari sudut pandang ilmu
psikologi dikarenakan ilmu psikologi memiliki peranan penting dalam
menganalisa perilaku seseorang guna memecahkan masalah yang ia sedang
alami.

DEFINISI KESULITAN BELAJAR

Kesulitan belajar adalah gangguan atau hambatan yang dimiliki oleh


siswa atau siswa dalam memahami pelajaran yang disampaikan oleh guru
selaku tenaga pendidik yang dimana kesulitan tersebut disebabkan karena
berbagai faktor baik yang sifatnya internal maupun eksternal sehingga
membutuhkan penanganan yang maksimal.
Dalam dunia psikologi terdapat beberapa istilah yang berhubungan
dengan kesulitan belajar. Istilah istiah ini sebenarnya memiliki makna yang
sama namun terkadang para ahli sering menyebutkan dengan istilah yang
2
berbeda sehingga dalam beberapa tulisan banyak yang menganggap hal
tersebut berbeda.
Kekacauan Belajar
Kekacauan Belajar merupakan suatu keadaan dimana dalam diri
manusia atau individu dimana kekacauan ini merupakan suatu yang yang
bergejolak yang terjadi dalam diri individu individu yang bersangkutan
sehingga sangat sulit untuk memahami apa yang disampaikan pada saat
kegiatan belajar mengajar dilakukan. Kekacauan belajar ini sendiri timbul
karena didorong oleh berbagai faktor misalnya ketidakmampuan guru
dalam memberikan pemahaman kepada siswa siswi mengenai materi dari
suatu pelajaran dan penjelasan yang disampaikan oleh guru yang
bersangkutan tidak terfokus pada satu tujuan. Hal inilah yang seringkali
menimbulkan kekacauan belajar dikarenakan siswa siswi sering
mengalami kebingungan dalam memahami apa yang disampaikan oleh
guru yang bersangkutan. Oleh karena itu, dalam hal ini guru harus benar
benar mampu Menyusun materi sederhana dan sesuai dengan tujuan yang
terdapat dalam silabus selaku panduan dalam pembelajaran.

Learning Disfunction

Berbeda dengan learning disorder atau kekacauan belajar dimana


pada kekacauan belajar faktor yang memiliki peranan paling utama adalah
kemampuan guru dalam memberikan materi mengenai suatu pelajaran
sehingga apa yang disampaikan oleh guru tidak dapat dipahami dengan
baik oleh siswa siswi yang bersangkutan. Learning disfunction lebih
kepada faktor biologis yang merupakan bawaan sejak lahir artinya siswa
siswi secara biologi mengalami disfungsi pada kemampuannya dalam
memahami pelajaran yang seharusnya dapat dipahami dengan baik. Siswa
siswi yang mengalami learning disfunction biasanya diidentikkan memiliki
kelainan fungsi otak sehingga akan sangat sulit bagi guru untuk mengatasi
problema semacam ini dikarenakan diperlukan penanganan dari pihak

3
yang lebih profesional sehingga mampu memberikan hasil yang sesuai
dengan harapan

Underachiever

Jenis gangguan seperti ini sebenarnya dapat dikatakan sebagai bukan


gangguan belajar melainkan timbul akibat ketidaktertarikan seseorang
dalam mempelajari atau memahami suatu pelajaran. Ketidakmampuan
tersebut bukan menjadi tolak ukur siswa atau siswi tersebut dianggap tidak
mampu namun dikarenakan lebih ke ketidaktertarikan dari siswa siswi
yang bersangkutan dalam memahami pelajaran yang diajarkan. Anak anak
yang mempunyai sikap seperti ini biasanya dikatakan sebagai anak yang
super jenius atau memiliki IQ diatas rata rata orang pada umumnya

Slow Learner

Pelajar yang memiliki sikap slow learner biasanya dipengaruhi oleh


daya reseptor dalam otak dari pelajar yang bersangkutan. Pelajar dengan
penerimaan yang lambat biasanya membutuhkan effort yang ekstra dari
tenaga pendidik untuk menjelaskan materi yang dipelajari atau diberikan
kepada siswa siswi yang bersangkutan. Siswa siswi yang memiliki slow
learner tidak bisa disalahkan karena memang secara daya atau kemampuan
otak dalam menyerap informasi tentunya merupakan hal yang sangat
lumrah terjadi karena biasanya disebabkan oleh faktor genetis atau faktor
bawaan dari orang tua

Learning Disabilities

Gangguan ini bisa dikatakan sebagai suatu bentuk dari kemalasan


dikarenakan siswa siswi yang mengalami hal ini merupakan siswa yang
enggan atau tidak memiliki keinginan untuk belajar sama sekali sehingga
sangat berpengaruh kepada prestasi akademik dari siswa yang
bersangkutan. Hal ini biasanya disebabkan oleh beberapa faktor misalnya
teman sepermainan atau lingkungan sosial yang memiliki pengaruh yang
cukup signifikan terhadap kemauan siswa dalam belajar mengenai suatu
hal yang wajib dipelajari sebagai seorang pelajar. Oleh karena itu, guna

4
mengatasi hal ini tidak hanya dibutuhkan peran guru selaku tenaga
pendidik namun juga peran orang tua dalam melakukan pengawasan
terhadap kegiatan belajar dari siswa siswi yang bersangkutan.
Berdasarkan paparan yang telah dijelaskan di atas, bahwa berbagai
hambatan yang dialami oleh siswa siswi dalam belajar tentunya akan
menjadi penghalang bagi siswa siswi untuk berprestasi sehingga dalam hal
ini akan berpengaruh pula terhadap masa depan dari siswa siswi yang
bersangkutan meskipun tidak dapat dikatakan bahwa siswa siswi yang
secara akademik tidak memiliki kemauan untuk belajar akan
mempengaruhi masa depan mereka. Namun sedikit tidaknya apabila
mereka mampu memenuhi prestasi akademik mereka telah mampu
merancang masa depan mereka sendiri. Oleh karena itu, dalam hal ini
diperlukan adanya bimbingan dari guru maupun orang tua untuk
meningkatkan kemauan belajar dari siswa siswi sehingga mampu
meningkatkan prestasi secara akademik.

FAKTOR-FAKTOR KESULITAN BELAJAR

Kesulitan belajar yang dihadapi oleh siswa siswi bukan merupakan


suatu fenomena baru dalam dunia Pendidikan dikarenakan fenomena ini
merupakan hal yang sangat lumrah terjadi sebagai akibat dari berbagai
macam faktor baik lingkungan internal maupun eksternal dari siswa siswi
yang bersangkutan. Hal ini tentunya menjadi tugas dari semua pihak yang
dalam hal ini adalah guru selaku tenaga pendidik serta orang tua selaku
pengawas utama dari setiap aktivitas dari siswa siswi yang bersangkutan.
Berikut ini adalah faktor faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar yang
terjadi pada siswa siswi sekolah:

1. Faktor internal

Faktor ini merupakan faktor yang berasal dari dalam diri siswa yang
bersangkutan atau berasal dari lingkungan internal seperti kondisi
keluarga serta adanya pergolakan dalam diri seperti tidak adanya

5
kemauan dari siswa yang bersangkutan untuk menumbuhkan sikap atau
motivasi belajar di dalam diri

2. Faktor eksternal

Faktor ini merupakan faktor yang berasal dari luar siswa siswi yang
bersangkutan. Faktor eksternal biasanya mencakup lingkungan
sepermainan serta pengaruh pengaruh yang ditimbulkan oleh
lingkungan eksternal tersebut. faktor ini merupakan faktor yang cukup
sulit untuk dicegah dikarenakan tentunya siswa siswi pastinya
membutuhkan interaksi dengan orang lain sehingga dari interaksi
tersebut akan mempengaruhi perilaku dari siswa siswi yang
bersangkutan. Oleh karena itu diperlukan adanya kesadaran dalam diri
sehingga tidak menimbulkan pengaruh yang signifikan bagi
perkembangan belajar dari siswa siswi tersebut.

Guna menjelaskan secara rinci mengenai faktor faktor tersebut, maka


penulis mencoba untuk menjabarkan kedua faktor tersebut sebagaimana
dijelaskan di bawah ini:

Faktor Internal Siswa

Faktor internal siswa merupakan faktor internal yang dipengaruhi oleh berbagai
macam hal sebagai berikut:

a. Rendahnya kapasitas intelektual yang dimiliki oleh para siswa seperti tidak
mampunya otak dalam menyerap informasi atau pelajaran yang disampaikan
oleh guru;

b. Adanya ketidakstabilan emosi dalam diri sehingga menimbulkan adanya


perasaan negatif dalam diri

c. Adanya keterbatasan dalam menggunakan indra indra terutama indra


penglihatan dan pendengaran sehingga mengganggu siswa siswi dalam

6
menerima pelajaran yang disampaikan. .
Faktor Eksternal Siswa

Sedangkan faktor eksternal merupakan faktor yang berasa dari luar


lingkungan siswa yang bersangkutan artinya faktor eksternal ini lebih
mengarah kepada faktor lingkungan sosial yang mempengaruhi minat atau
kemampuan belajar dari siswa siswi yang bersangkutan. Berikut adalah
faktor eksternal yang mempengaruhi kemampuan belajar dari siswa siswi:.

a. Adanya kekacauan dalam lingkungan keluarga misalnya terjadinya


broken home atau anak tidak terlalu diperhatikan sehingga
mempengaruhi kualitas belajarnya.
b. Kondisi lingkungan yang secara biologis belum mampu memenuhi
kebutuhan berupa kenyamanan siswa dalam belajar
c. Fasilitas pada lingkungan sekolah yang belum mampu menunjang
kegiatan belajar mengajar misalnya keterbatasan infrastruktur seperti
bangunan yang sudah lapuk serta tidak adanya bantuan teknologi dalam
kegiatan pembelajaran
d. Kualitas guru yang belum mumpuni untuk menjadi pengajar dalam
menyampaikan materi seputar pelajaran kepada murid
e. Teman sepermainan dimana teman sepermainan memiliki pengaruh
yang sangat besar karena apabila siswa atau siswi memiliki teman
sepermainan yang tidak mampu memberikan atau meningkatkan
motivasi belajar dari siswa siswi yang bersangkutan, amak tentunya
akan berpengaruh pada kualitas belajar dari siswa siswi yang
bersangkutan.

Selain beberapa factor yang telah dipaparkan di atas, terdapat juga


beberapa faktor yang disebabkan oleh kondisi biologi atau genetis dari
siswa siswi yang ada sehingga tentunya menimbulkan kesulitan bagi siswa
siswi yang bersangkutan untuk menerima informasi terkait dengan materi
pembelajaran yang disampaikan oleh guru di sekolah. Berikut adalah

7
faktor faktor lain yang mempengaruhi kemampuan siswa siswi dalam
memahami materi pelajaran yang disampaikan:
a. Disleksia (dyslexia), yakni ketidakmampuan belajar membaca
b. Disgrafia (dysgraphia), yakni ketidakmampuan belajar menulis.
c. Diskalkulia (dyscalculia), yakni ketidakmampuan belajar matematika.
Akan tetapi, siswa yang mengalami sindrom-sindrom di atas secara
umum sebenarnya memiliki potensi IQ yang normal bahkan di antaranya
ada yang memiliki kecerdasan di atas rata-rata. Oleh karena itu, kesulitan
belajar siswa yang menderita sindrom-sindrom tadi mungkin hanya
disebabkan oleh adanya minimal brain dysfunction, yaitu gangguan ringan
pada otak.
Menurut Sternberg, otak sangat berperan penting terhadap
pemrosesan kognitif siswa karena otak adalah organ dalam tubuh kita yang
mengontrol langsung pikiran, emosi dan motivasi kita. Dengan demikian,
gangguan sedikit saja terhadap otak akan mengganggu sistem saraf yang
lain dan pada akhirnya siswa mungkin tidak termotivasi dalam belajar.
Lebih lanjut Sternberg menjelaskan, ada sejumlah gangguan otak
yang bisa menyebabkan kesulitan belajar pada anak didik, di antaranya:

a. Stroke yang terjadi akibat aliran darah ke otak mengalami hambatan.


Orang-orang yang mengalami stroke biasanya menimbulkan hilangnya
fungsi-fungsi kognitif. Bentuk hilangnya fungsi-fungsi ini bergantung
pada area otak mana yang dipengaruhi stroke. Bentuk-bentuk tersebut
meliputi kelumpuhan, rasa sakit, mati rasa, tidak dapat berbicara, tidak
mampu memahami bahasa, gangguan di dalam proses berpikir, tidak
mampu mengontrol gerakan bagian-bagian tubuh tertentu atau simtom-
simtom yang lain.
b. Tumor otak dapat mempengaruhi fungsi kognitif dengan cara yang
sangat serius. Tumor bisa tumbuh entah pada materi abu-abu atau
materi putih otak.
c. Luka pada kepala bisa diakibatkan oleh berbagai macam faktor seperti
kecelakaan kendaraan, kontak dengan benda keras dan terkena peluru
8
CARA MENGATASI KESULITAN BELAJAR DENGAN
PSIKOLOGI KOGNITIF
Ilmu psikologi merupakan cabang ilmu pengetahuan yang
mempelajari mengenai aspek kejiwaan seseorang yang akan
mempengaruhi tingkah laku atau perilaku dari seseorang atau individu
yang bersangkutan. ilmu psikologi tersendiri memiliki beberapa cabang
salah satunya adalah psikologi kognitif dimana psikologi kognitif
merupakan cabang ilmu psikologi yang lebih berfokus kepada pembahasan
seputar mental yang dimiliki oleh seseorang atau individu. Dalam
psikologi kognitif, hal hal yang akan dibahas meliputi daya ingat serta
kemampuan dalam memahami suatu hal yang disampaikan.
Dalam tulisan ilmiah ini, penulis akan mencoba untuk
mengkolaborasikan permasalahan yang sering terjadi dalam dunia
Pendidikan yakni terkait dengan kesulitan belajar yang sering dihadapi
oleh beberapa orang siswa dengan psikologi kognitif. Penulis mencoba
menghubungkan kedua hal ini dikarenakan aspek kesulitan belajar yang
sering dialami oleh para pelajar merupakan masalah yang berhubungan
dengan mental serta pemahaman sehingga dengan menggunakan teori
psikologi kognitif diharapkan akan mampu memberikan solusi terkait
dengan kesulitan yang sering dihadapi oleh para pelajar dalam kegiatan
belajar yang dilakukan.
Dalam pendekatan psikologi kognitif, hal yang pertama kali akan
dianalisa adalah aspek menta dikarenakan aspek mental memiliki pengaruh
yang sangat signifikan terhadap perkembangan seseorang dan akan
mempengaruhi perilaku dari seseorang tersebut. oleh karena itu apabila
terdapat permasalahan yang dihadapi oleh seseorang baik dari segi
perkembangan maupun perilaku maka tentunya permasalahan utama yang
menyebabkan terjadinya permasalahan tersebut adalah mental yang
dimiliki oleh seseorang.
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan oleh guru dalam memberikan
pemahaman kepada siswa mengenai materi pembelajaran yang

9
disampaikan misalnya melalui cerita cerita yang berhubungan dengan
materi pembelajaran yang disampaikan atau membuat atmosfer kelas lebih
baik dengan cara sebelum memulai pembelajaran harus ada sesi motivasi
terlebih dahulu melalui rangkaian kata atau ceramah ceramah singkat
sehingga mampu menumbuhkan perasaan senang dari siswa yang
bersangkutan dalam menerima pelajaran
Kemampuan guru menjadi bagian dari siswa juga lebih ditekankan
diakrenakan apabila seorang ssiwa mulai menyukai seorang guru melalui
kepribadian yang ia miliki maka tentunya siswa tersebut akan tertarik
dengan apa yang diajarkan oleh guru yang bersangkutan karena selama ini
guru hanya menekankan aspek akademik saja dalam kegiatan belajar
mengajar tanpa mencoba untuk menciptakan suasana belajar yang menarik
sehingga mampu memicu motivasi siswa dalam menerima materi
pembelajaran. 

DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu & Supriyono Widodo, Psikologi Belajar, Jakarta, Rineka
Cipta, 2004. Feldmen, William, Penerjemah Sudarmaji, Mengatasi
Gangguan Belajar Pada Anak. Jakarta, Prestasi Putra, 2002.
Prayitno dan Erman Anti, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling,
Jakarta, P2LPTK Depdikbud, 1995.
Prayitno, Panduan Bimbingan dan Konseling, Jakarta, Depdikbud
Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah, 2003.
Sternberg, Robert, Penerjemah Yudi Santoso, Psikologi Kognitif,
Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2008.

10

Anda mungkin juga menyukai