Anda di halaman 1dari 11

COST ACCOUNTING

Terdapat 3 aktivitas dalam management process:


1. Planning = utk set of objectives & coordination
2. Organizing = framework dan establishment of function division, departments
3. Control = udah diplan dr organize hrs di evaluasi, monitoring

3 kinds of plan:
1. Short-range
2. Long-range
3. Strategic plans

Manajemen dalam cost accounting ada 3:


1. Operating management: day-to-day
2. Middle management: short term
3. Executive management: long term

Authority: power utk mendirect orang lain utk melakukan aktivitas


Responsibility: obligation
Accountabily: menghasilkan report ke autoritas tinggi (bisa gak di count reportnya)

Organization chart: entity’ principal, management positions, membantu membentuk autoritas,


tanggung jawab, akuntanbilitas. (seperti chart biasanya)

Responsibility accounting: koordinasi antara cost dan system budget

organization chart based on line-staff concept

Jadi ada pembagian tugasnya setiap


orangnya dan tidak ikut serta atau
tidak adanya kerja sama dalam
tanggung jawab tugasnya jadi
individu.
Organization chart based on functional teamwork concept

Seperti CEO bekerja langsung dengan


sekretatis dan dibawahnya bertiga
kerja sama dengan yg lain

The role of cost accounting (dipakai pada manufacturing):


1. Membuat dan melaksanakan plan & budget
2. Establishing costing methods
3. Controlling physical quantities of inventory
4. Determining company costs & profit
5. Choosing alternative (short run or long run) yg lebih bagus seperti dapet revenue atau
kurangin cost

Controlling cost: biaya yg dikontrol dan tidak bentuk barang/jasa, bentuknya carrying cost (biaya
penyimpanan barang krn adanya complex production) atau convertion cost

Cost concept: cost itu harga tukar atau utk secure benefit
Cost object: item apa saja atau activity yg costnya diukur dan di akumulasi
Kalau punya produk A, tidak semua expense masuk dalam cost produk A, maka adanya cost object
utk assign cost setiap produk biar bisa plan dan control

Just In Time (JIT): cuman procude orderan atau kirim berdasarkan orderan yg masuk dan JIT itu
semua material dan komponen harus setiap saat ada Ketika work station membutuhkan, dan
dia eliminasi storage dan carrying cost.

Nonfinancial performance measures:


1. Dissatisfaction with financial measures
2. Krn tradisional financial itu tidak relevan krn berdasarkan fenomena
3. Dissatisfaction with the slow pace
4. Dissatisfaction with financial measures of plant utilization (penggunaan PPE)
5. Dissatisfaction with financial measures of processing efficiency

Nonfinancial performance measures yang paling sering digunakan adalah untuk menghitung efisienci
manufaktur cycle.

Manufacturing cost (cost yg berhubungan produk): semua yg berhubungan dengan production cost
dan factoring cost (DM+DL+FOH)
Direct materials: (raw material dptnya dr purchase invoice, rekuisisi, perlu material requisition)
contoh punya pabrik keju maka raw materialnya susu, packaging
Direct labor: (time tickets, clock cards)
Factory overhead (vendor invoice, depresiasi, bills): mesinnya berapa

Commercial expenses ada


2 marketing expenses dan
administrative. Marketing
muncul Ketika COGM
udah ada contoh
promotion, selling,
delivery

Administrative itu salary


vice president, rent kantor.

 
Cost yg relasi dengan production: fixed cost (biaya udah pasti tetap yg tidak akan berubah
mau aktivitasnya decrease atau increase, contoh bayar kantor, gaji, depreciation, tax), dan
variable cost (contoh supplies, dibulan januari perlengkapan kantor sering ilang maka sering
supplies, fuel, small tools, spoilage), ada juga semivariable cost dr kombinasi keduanya
(inspection yg dimana klu setiap inspeksi bisa beda atau sama, cost department services,
payroll department)

Cost yg relasi dengan manufaktur: common costs (cost fasilitas yg dilaksanakan ada 2 atau
lebih operasi) dan joint costs (contohnya punya perusahaan daging tapi tidak semua daging
memiliki jenis yg sama, semua costnya itu joint cost, oil and gas)

Kenapa harus ada perbedaan fixes dan variable cost:


1. Krn factory overheadnya berapa dan variance analysisnya berapa (budget dan
applied)
2. Flexible persiapan budget dan analysis
3. Direct costing dan margin analysis
4. Break even dan cost volume profit analysis
5. Perbedaan dan persamaan cost analysis
Contoh kasus: pada saat covid, perusahaan daging orderan semakin banyak tapi pabriknya gk
boleh buka, maka fixed cost udh boleh buka krn buat apa sewa bangunan, maka dengan cara
mengurangi fixed costnya, rent nya gk bayar
Utk klasifikasi cost: high low method, scattergraph method (Analisa perlakuan costnya jadi
menggunakan plotted utk tahu per bualnnya) dan least squares method (regression analysis)
Klu untuk high low adalah nentuin nilai tertinggi dan terendah costnya dan hoursnya lalu
itung perbedaannya lalu utk dapet direct labor per hour itu perbedaan costnya dibagi
perbedaan hoursnya.

Klu untuk scattergraph adalah average cost dikurang fixed element lalu hasilnya dibagi
average direct labor per bulannya.

Flow of manufacturing
COGM: TMC (DM+DL+FOH) + WIP awal – WIP akhir
COGS: COGM +-WIP +- Finished goods
Misalnya manufactur 150, beginning ada 20, ending ada 10, maka totat yang terjual 160
(konsep) untuk mengetahui yg terjual berapa

Job order costing: cost disaat made to order work, dilakukan ketika ada orderan jadi
tergantung orderan
Process costing: akumulasi cost melalui production jadi tergantung perusahaan (seperti textile
factories, flour mills, chemical plants)

Ada cost sheet yg dimanadata atau dokumen dimana cost pada job order itu berapa, yg isinya
dm, dl, foh, selling price, factoring cost, marketing expense dll, dan profit
Job order costing ada 8 tipe accounting entries:
1. Material purchased 5. Factory labor costs distribution
Materials WIP
AP/ cash Payroll
Rekuisisi summary entry:
Factor overhead control
Payroll
2. Factory labor costs incurred 6. Estimated factory overhead
Payroll WIP
Accrued payroll Applied factory overhead
3. Factory overhead costs 7. Jobs completed
Factory Overhead control AR
Acc. Dep – machinery Sales

4. Materials used 8. Product sold


WIP COGS
Materials WIP
Rekuisisi summary entry: kalau mau restock
Factory overhead control Finished goods
Materials WIP

Material used hrs dicocokkin dengan material requisitions jadi tidak sembarangan
dicek.

Process cost system: Ketika semua produk manufaktur dengan harga yang sama (utama) yang
sifat produk tersebut homogen, untuk menjaga tracknya biaya batch product itu tidak perlu,
maka bisa menggunakan process costing.

Costing by department (masih process cost system):


semua dm, dl, foh discharged ke departemen produksi, setiap assembly line bisa jadi di
perlakukan separate cost, requires less record keeping (klu job order cost, banyak jurnalnya
krn berbeda orderannya), dan under conditions of continuous processing
Cost of production report: sebuah
laporan mengenai biaya dr semua line of
product yg dilakukan terutama pada
process costing yg produknya di
produksi pada mass production dan
batch production yg terdiri dari quantity
schedule, cost charged to department
dan cost accounted for as follows.

Tipe quality costs (dimasukkan ke pencatatan cost):


1. Prevention costs: cost yg terjadi untuk menghindari produk yg gagal
Misalnya utk cek quality control, misalnya hire org atau beli mesin yg mahal utk tidak
gagal produk
2. Appraisal costs: cost yg terjadi untuk mendeteksi produk yg gagal
Bayar orang utk cek apakah ada barang yg gagal
3. Failure costs: cost yg terjadi untuk gagal produk yg bisa terjadi internal failure costs
(cacat buat baju), atau external failure costs (kurirnya catat dalam pengiriman)

Total Quality Management (TQM): pendekatan perusahaan untuk improve kualitas disegala
proses dan aktivitas, jika ditanya hubungan TQM dan JIT, hrs tau kenapa?

Scrap (bisa dijual maka punya value jika ada kelebihan): ada defective materials yg gk bisa
dipakai atau kasih ke vendor, broken parts dr gagal mesin atau karyawan, dan filling or
trimmings remaining. Scarp sales ditutup ke Income Summary (menambah), jumlah yg
diakumulasi bisa dikreditin di COGS (Scrap (debit) dan COGS (kredit))

Spoiled goods (barang reject): udah jadi barangnya tapi krn hal kecil yg defective , spoiled
goods tidak collectible dan gak economical utk membenarkan. Spoilage terjadi dr customer
itu bukan cost of quality krn customer bayar klu terjadi dr interal failure maka COQ maka hrs
discharge ke Factory

Rework: barang defective bisa di correct maka ada cost tambahan

Costing by product: semua total value yang jumlahnya kecil bisa jadi barang sisaan dr produk
yg sudah jadi sebelumnya
Joint products: produk yg bersamaan oleh rangkaian proses yg bisa dari proses main product
yg masing-masing produknya memiliki lebih dari nilai nominal
Split off point: titik dimana produk-produk tersebut bisa terpisah menjadi individual units

Contoh: daging bisa menjadi daging sosis dan giling tapi bisa jadi makanan binatang,
misalnya tobacco manufactures yg ditiap perusahaan berbeda produknya seperti ada yg filter,
ada yg gk ada filter, ada yg pakai rasa mint, tapi bisa aja jualnya tobacco aja ato barang
jadinya aja.

Joint cost: cost yg muncul Ketika pembuatan produk yg diproduksi secara bersamaan dr
proses yg sama.

Ada beberapa metode perhitungan cost by product: metode 1 recognition of gross


revenue(penambah atau pengurang cogs), ada other income, additional sales revenue, ada
deduction from the COGS, ada deduction from total production cost, metode 2 recognition of
net revenue (penambah revenue), metode 3 replacement cost method (hanya revenue),
metode 4 market value (reversal cost) method.

Joint production bisa dialokasi dengan:


1. Market value method (dimana value dr production itu di manifestasikan sesuai
dengan nilai market)
2. The average unit cost (dimana dialokasikan unit cost masing2 berdasarkan by
product contohnya produk 1 dan 2 beda costnya maka rata2 cost kedua produk )
3. The weighted-average method (berdasarkan average yg weighted, menggunakan yg
sudah dibebankan pada kedua produk tersebut misalnya by product 1 dan 2 di
weighted)
4. The quantitative unit method (menggunakan perhitungan matematika)
The procurement and use of materials:
1. Establishes the bill of materials
2. The production budget
3. The purchase requisition (yg purchase itu purchasing agent, segregation of duties)
4. The purchase order (kuantitas yg dikirim)
5. The receiving report (penerimaan barang dan hasil dr inspeksi dan pengujian
kualitas)
6. The materials requisition (autorisasi ke storeroom atau warehous untuk kirim
beberapa tipe spesifik dan kuantitas material)
7. The material record cards (penerimaan receipt dan material dengan menggunakan
perpetual)

Economic order quanitity (EOQ): jumlah inventory yg dipesan yg meminimasikan annual


inventory cost, contoh brp kali order untuk hemat atau ekonomik. Jadi dia menghitung berapa
ordering cost yg paling hemat supaya inventory cost gk terlalu tinggi, ada 2 faktor yaitu
carrying cost dan ordering cost.
Effect of purchase transactions on accounts

Determining Time to order :


1. Time needed for delivery
2. Rate of inventory usage (penggunaan inventory apakah udh optimal)
3. Safety stock (barang jaga2 atau tkut barang habis krn order setiap saat itu kurang
bagus)

Factory overhead (semua indirect material, indirect labot dan semua factory cost):
1. Planned: budget
2. Actual: cost yg udah terjadi, indirect cost yg sudah terjadi
3. Applied: cost yg sudah diaplikasikan atau yg dialoksi ke output

Predetermine overhead rate itu untuk hrs tau ratenya dan costnya brp supaya tahu alokasi per
unit ouputnya berapa

Departmentalization: disegmentasikan yg dimana OH itu di charge ke departemen mana, ada


producing department: manufaktur produk dari perubahan bentuk material yg menghasilkan
produk, dan service department: memberikan jasa untuk kontribusi manufaktur produk tapi
tidak merubah bentuk
Ada 3 Alokasi indirect cost:
1. Direct method: semua service department didistribusi ke producing department
2. Step method: di sequence, misalnya producing ke service dan service ke producing
3. Simultaneous method: pakai aljabar dan at the same time.

Ada over or underapplied factory overhead: misalnya FOH itu di debit maka underapplied
maksudnya actualnya lebih banyak disbanding applied klu foh nya di kredit dr kebalikkannya
maka overapplied

Ada 2 cost analysis:


1. Traditional
2. Activity based: adanya driver (dasar alokasi biaya) dr cost tersebut dan ada units dan
traceable. Ada 2 driver yaitu resource driver (base alokasi resourced utk perbedaan
aktivitas) dan activity driver (alokasi cost aktivitas untuk produk, customer dan final
cost objects)

Kalau traditional overheadnya pakai direct labor hour aja sedangkan ABC overheadnya
detail krn ada setsup, design changes, direct labor hour jadi hasil cost per unit traditional
itu common nya 50 spesial nya 550, kalau hasil cost per unit ABC common 43.76 spesial
3610, maka implikasi perbedaan adalah perhitungan total cost, unit produced dan cost per
unitnya, jadi kalau salah pakai costing system maka price settingnya salah dan
berpengaruh pada perhitunga profitnya krn bbisa jadi kita sebenarnya dpt revenue tp gk
dpt profit dan ABC lebih baik krn dapat menelusuri adanya kelebihan cost dan juga lebih
detail.

Strengths dan weakness ABC:


1. ABC lebih credible prduct cost information dan require manager untuk membuat
radical change (ada setup, design changes dll)
2. ABC tidak menunjukkan cost yg bisa dhindari dr discontinuing product dan dia tidak
prediksi bagaimana spending akan affected dan juga data gathering effortnya yg
banyak

Anda mungkin juga menyukai