Kelemahannya
Secara konsep, ada tujuh metode costing yang paling lumrah digunakan, sesuai
dengan karakter perusahaan masing-masing:
3. Direct Costing Direct cost adalah cost yang terasosiasi langsung dengan
perubahan volume produksi. Pengertian direct cost ini, berhubungan erat dengan bahan
baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung, tapi tidak dengan mesin. Misal: bahan
baku yang digunakan untuk membuat produk dan upah tenaga kerja untuk proses
pembuatan barang adalah direct cost, tetapi biaya-biaya sehubungan dengan mesin
yang digunakan untuk berproduksi bukan direct costkarena mesinnya masih tetap di
pabrik terlepas dari perubahan volume produksi. Dengan kata lain, overhead tidak
diikutsertakan dalam perhitungan costing.
Keunggulan: Metode ini biasanya disukai oleh management yang ogah terus-menerus membuat
perhitungan cost setiap kali ada penambahan volume produksiterlebih-lebih jika ada item produk
baru. Bagaimanapun juga proses penentuan cost memang mengkonsumsi waktu, tenaga dan
pikiran. Jika tidak mau repot membuat costing setiap ada penambahan volume produksi atau produk
baru, direct costing memang pilihan yang paling nyaman. Disamping itu, direct costing juga paling
ideal saat dipakai untuk menentukan harga termurah yang bisa ditawarkandengan harapan dapat
menjual lebih banyak, misalnya.
Kelemahan: Dalam jangka pendek, penentuan cost (untuk pada akhirnya menentukan harga jual)
dengan menggunakan metode direct memang masih bisa, tetapi tidak untuk jangka panjang. Kian
lama cost yang dihasilkan akan kian tidak akurat, akibat tidak diikutsertakannya overheda dalam
perhitungan costing.
tertentu para operator/pelsakana dan manager sering dihadapkan pada pilihan antara memenuhi
standard atau meningkatkan kwalitas produk yang dihasilkan. Ini membutuhkan resolusi yang benarbenar komprehensive, sehingga tidak perlu timbul tindakan saling menyalahkan ketika variance
yang cukup besar muncul ke permukaan di kemudian harinya.