Anda di halaman 1dari 58

Chapter Four

Job Costing

4-1
McGraw-Hill/Irwin Copyright © 2010 by The McGraw-Hill Companies, Inc. All rights reserved.
Learning Objectives
• Menjelaskan jenis-jenis sistem perhitungan biaya (costing
systems)

• Menjelaskan peran strategis dari perhitungan biaya

• Menjelaskan arus biaya dalam sistem perhitungan biaya


berdasarkan pesanan (job costing system)

• Menjelaskan pembebanan biaya overhead pabrik dalam


sistem perhitungan biaya berdasarkan pesanan

4-2
Learning Objectives
(continued)
• Menghitung biaya overhead yang dibebankan terlalu
rendah (underapplied) dan terlalu tinggi
(overapplied) serta menunjukkan bagaimana cara
menghitungnya

• Mengaplikasikan perhitungan biaya berdasarkan


pesanan dalam industri jasa

• Menjelaskan sistem perhitungan biaya operasi


(operation costing system) 4-3
Why Costing Systems?

• Akurasi Cost System sangat penting bagi keberhasilan


suatu perusahaan

• Costing systems membantu manajemen untuk


mengestimasi biaya dan akurasi biaya pelanggan

• Sebuah sistem biaya yang akurat dapat memberikan


keunggulan yang kompetitif

4-4
Developing a Costing System
• Product costing adalah istilah umum yang mengacu
pada proses untuk menempatkan biaya baik
langsung maupun tidak langsung pada produk atau
jasa:
– Biaya langsung ditelusuri ke objek biaya (misalnya, pekerjaan)
– Biaya tidak langsung dialokasikan ke objek biaya (menggunakan
satu atau lebih basis alokasi biaya/cost drivers)
• Pilihan perusahaan untuk sistem biaya tergantung
pada industri perusahaan dan produk atau jasa,
kebutuhan strategi perusahaan dan informasi
manajemen, dan biaya dan manfaat dari memperoleh,
merancang, memodifikasi dan operasi sistem tertentu

4-5
Developing a Costing System
(continued)
• Ketika mengembangkan product-costing system, ada tiga
pilihan yang harus dibuat:
– Metode akumulasi biaya/ Cost accumulation method (misalnya,
perhitungan biaya berdasarkan pesanan, proses)
– Metode pengukuran biaya/ Cost measurement method (misalnya
perhitungan biaya aktual, normal atau standar)
– Metode pembebanan overhead/ Overhead assignment method
(misalnya, volume-based or activity-based)
• Setiap product-costing system akan mencerminkan tiga
pilihan tersebut
– Sebagai contoh, sistem biaya organisasi dapat dicirikan oleh: job
costing dengan biaya normal, dan activity-based costing yang
digunakan untuk mengalokasikan biaya tidak langsung
4-6
Developing a Costing System
(continued)
Cost accumulation: Job or Process Costing?
– Dalam job costing system, digunakan ketika sebagian
besar biaya terjadi pada pesanan:
• Yang dapat langsung diidentifikasi dengan produk tertentu,
batch produk, pesanan pelanggan, kontrak, atau proyek
• Sering ditemukan di perusahaan kecil atau menengah yang
memproduksi produk yang disesuaikan dengan pesanan
– Process costing sering ditemukan pada perusahaan-
perusahaan besar yang memproduksi satu atau
beberapa produk yang homogen melalui produksi massal
secara terus menerus

4-7
Developing a Costing System
(continued)
Contoh di bawah ini menunjukkan bagaimana
industri tertentu cenderung mendukung metode
akumulasi biaya tertentu:
Job Perusahaan Konstruksi, percetakan, produsen
peralatan istimewa, pembuatan kapal,
Costing produsen mebel umum, agen periklanan,
perusahaan akuntansi, dll
Process Industri kimia, perusahaan pembotolan, plastik,
produk makanan dan produk kertas, dll
Costing

4-8
Developing a Costing System
(continued)
Cost measurement: actual, normal, or standard costing?
Sistem perhitungan biaya aktual menggunakan biaya aktual yang
terjadi sebagai ukuran biaya produk
Jenis biaya pengukuran jarang digunakan karena biaya unit
berfluktuasi secara signifikan, sehingga meningkatkan
kemungkinan kesalahan dalam penetapan harga,
penambahan/ pengurangan lini produk, dan evaluasi kinerja
Selain itu, sebagian besar biaya overhead pabrik aktual dapat
diketahui hanya pada atau setelah akhir periode, bukan pada
saat penyelesaian batch produk. (dengan demikian, informasi
biaya tidak tersedia secara tepat waktu)

4-9
Developing a Costing System
(continued)
– Sistem perhitungan biaya normal menggunakan biaya
aktual untuk mencatat direct materials dan direct labor
serta biaya normal untuk biaya overhead pabrik:
• Perhitungan biaya normal melibatkan pengestimasian sebagian
biaya overhead untuk dibebankan pada setiap produk ketika
produk tersebut diproduksi
• Sistem perhitungan biaya normal memberikan estimasi biaya
produksi setiap produk atau pesanan secara tepat waktu
– Sistem perhitungan biaya standar menggunakan biaya
dan jumlah standar untuk semua elemen biaya, direct
and indirect:
• Biaya standar merupakan biaya yang diekspektasikan
perusahaan untuk dicapainya
• Sistem perhitungan biaya standar memberikan dasar untuk
pengendalian biaya, evaluasi kinerja, dan perbaikan proses
4-10
Developing a Costing System--
Summary
Jenis Biaya digunakan untuk

Costing System Direct Materials Direct Labor Factory Overhead

Actual Costing Biaya Aktual Biaya Aktual Biaya Aktual

Normal Costing Biaya Aktual Biaya Aktual Biaya overhead yang

diestimasikan

Standard Costing Biaya Standar Biaya Standar Biaya Standar

4-11
Developing a Costing System
(continued)
Overhead assignment under normal costing: volume-
based or activity-based?
– Sistem perhitungan biaya berdasar volume mengalokasikan
biaya overhead pada produk atau pesanan menggunakan cost
driver berdasarkan volume, seperti jumlah unit yang diproduksi
• Pendekatan ini sangat bergantung pada asumsi bahwa setiap produk
menggunakan jumlah biaya overhead yang sama, karena setiap produk
dibebankan pada jumlah yang sama
– Sistem Activity-based costing (ABC) mengalokasikan biaya
overhead pabrik pada produk menggunakan kriteria sebab
akibat dengan banyak cost driver
• Sistem ABC menggunakan cost driver berdasarkan volume maupun
nonvolume agar lebih akurat dalam mengalokasikan biaya overhead
pabrik pada produk berdasarkan konsumsi sumber daya selama berbagai
aktivitas berlangsung

4-12
Peran Strategis Perhitungan Biaya
Stategi bersaing perusahaan mempengaruhi cost
system design considerations:
– Jenis komoditas/ kepemimpinan biaya mungkin akan
menggabungkan proses biaya, penetapan biaya
standar, dan activity-based costing
• Produk sebagian besar homogen dan diproduksi
dalam produksi yang besar (process costing)
• Hal ini penting bagi cost leader untuk memiliki
biaya yang akurat, dan activity-based costing
umumnya lebih akurat daripada volume-based
costing

4-13
The Strategic Role of Product
Costing (continued)
A low-volume, highly-diversified firm pursuing a
differentiation strategy is likely to use job costing
• Jenis perusahaan yang memproduksi berbagai macam
produk yang berbeda dalam volume yang rendah
• Biaya yang mudah ditelusuri untuk setiap pekerjaan
Banyak perusahaan yang menggunakan kombinasi dari
job and process costing
– Perusahaan manufaktur mungkin menggunakan
process costing untuk proses manufaktur umum dan
job costing untuk proses yang unik
4-14
Job Costing

Job Costing merupakan sistem perhitungan biaya


produk yang mengakumulasikan biaya dan
membebankannya pada pesanan, pelanggan, proyek
atau kontrak tertentu
– Dokumen pendukung dasar dalam sistem
perhitungan biaya berdasarkan pesanan adalah job-
cost sheet, yang mencatat dan meringkas biaya bahan
baku langsung, tenaga kerja langsung dan overhead
pabrik untuk pekerjaan tertentu
– A job cost sheet dimulai ketika produksi atau
pengolahan pekerjaan dimulai
4-15
4-16
Contoh Kartu Biaya Pesanan (Job Cost
Sheet)

4-17
Job Costing

– Biaya berdasarkan pesanan melalui proses produksi,


semua biaya untuk pesanan diakumulasikan pada job-
cost sheet
– Setelah selesai, overhead dialokasikan untuk pesanan
Semua biaya yang muncul pada job-cost sheet
dicatat dalam Work-in-Process (WIP) pada akun
Persediaan
– Total semua job cost sheets aktif harus sama dengan sisi
debit dari Persediaan WIP

4-18
Aliran Biaya Sistem Harga Pokok Pesanan

Persediaan Bahan Baku Persediaan Barang jadi


xxx xxx xxx xxx
xxx xxx Job 2 xxx
Job 1 Job 3

Biaya Tenaga kerja Pekerjaan dalam proses


xxx xxx BBL xxx xxx
xxx TKL xxx Harga Pokok Penjualan
xxx BOP xxx xxx

Biaya Overhead Pabrik


xxx xxx
xxx
Catataan: Job1, Job 2, Job 3 sebagai sub ledger dari Akun
Pekerjaan dalam proses (good in process/work in process)

4-19
Cost Flows – Direct Materials
Semua biaya dicatat pada job cost sheets muncul di WIP Inventory,
tetapi proses tidak dimulai
• Direct materials
– Direct materials yang pertama kali tercatat dalam
Materials Inventory
– A bill of materials, digunakan untuk menentukan bahan
yang diperlukan untuk suatu proyek tertentu
– Permintaan dibuat dengan permintaan bahan untuk
persediaan yang dibutuhkan untuk pesanan
– Setelah penerbitan produksi, biaya bahan ini kemudian
ditransfer ke WIP Inventory
– The materials requisitions digunakan untuk mencatat
biaya bahan langsung pada job-cost sheets
– Bahan baku tidak langsung diperlakukan sebagai bagian
dari total biaya overhead pabrik
4-20
Bill of Materials

4-21
Formulir Permintaan Bahan Baku

4-22
4-23
Cost Flows – Direct Labor

• Direct Labor
– Direct labor costs dicatat untuk job-cost sheet dari time
tickets, yang menunjukkan jumlah waktu karyawan
bekerja pada setiap pekerjaan, tingkat gaji, dan total
biaya tenaga kerja dibebankan kepada setiap pekerjaan
– Time cards juga digunakan untuk tujuan ini
– Indirect labor, seperti pengawas, dicatat sebagai
Overhead Pabrik sementara tenaga kerja langsung di
debit ke WIP Inventory

4-24
4-25
Kartu Jam Kerja (Time Ticket)

4-26
4-27
Cost Flows – Factory Overhead
Pembebanan biaya overhead merupakan proses
pengalokasian biaya overhead ke pesanan
– Ada tiga pendekatan untuk mengalokasikan biaya overhead:
perhitungan biaya aktual, normal dan standar (perhitungan
biaya standar dibahas pada bab 14 dan 15)
• Perhitungan biaya aktual, menggunakan biaya aktual yang terjadi untuk
bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung serta membebankan
biaya overhead pabrik aktual ke berbagai pesanan
• Perhitungan biaya normal, menggunakan biaya aktual untuk bahan baku
langsung dan tenaga kerja langsung serta membebankan biaya overhead
pabrik dengan menambahkan pada pesanan sejumlah biaya overhead
untuk setiap unit produk dalam pesanan

4-28
4-29
Application of Factory
Overhead
The predetermined factory overhead rate merupakan
estimasi tarif biaya overhead pabrik yang digunakan
untuk membebankan biaya overhead pabrik ke
pesanan tertentu
– Jumlah biaya overhead pabrik yang dibebankan ke
pesanan dengan menggunakan tarif biaya overhead
pabrik yang telah ditentukan sebelumnya disebut
juga biaya overhead pabrik yang dibebankan (factory
overhead applied)
4-30
Application of Factory Overhead (continued)
– Untuk dapat memperoleh tarif biaya overhead yang telah
ditentukan sebelumnya, gunakan empat tahap berikut ini:
Mengestimasi total biaya overhead pabrik untuk periode
operasi, biasanya satu tahun
Memilih cost driver yang paling tepat untuk membebankan
biaya overhead pabrik
Mengestimasi total jumlah penggerak biaya terpilih untuk
periode operasi
Membagi estimasi biaya overhead pabrik dengan mengestimasi
jumlah cost driver biaya terpilih untuk memperoleh tarif biaya
overhead yang telah ditentukan sebelumnya

4-31
Application of Factory Overhead (continued)

The predetermined factory overhead (OH) rate used to apply


overhead to jobs is determined before the period begins.
Estimated factory overhead
amount for the year
OH Rate =
Estimated level of cost
driver for the year
Some
SomePossible
PossibleCost
CostDrivers:
Drivers:
1.
1.direct
directlabor-hours
labor-hours The OH rate can be
2.
2. machine-hours
machine-hours calculated on a
3.
3. number
numberofofset-ups
set-ups firm-wide or a
4.
4. number
numberofoforders
orders departmental basis.
5.
5. manufacturing
manufacturingcycle-time
cycle-time
4-32
Application of Factory Overhead (continued)

Estimated factory overhead


amount for the year
OH Rate =
Estimated level of cost
driver for the year

Overhead applied = OH Rate × Actual activity

Based on estimates, and Actual amount of the allocation


determined before the base, such as direct labor-hours,
period begins incurred during the period

4-33
Application of Factory Overhead (continued)

The factory overhead applied to jobs during a period is


almost never equal to actual factory overhead costs
incurred during that period:

If factory overhead applied > actual factory overhead, this


excess is referred to as overapplied overhead

If factory overhead applied < actual factory overhead, this


shortage is referred to as underapplied overhead

If the predetermined factory overhead rate is reasonably


accurate (i.e., both the numerator and denominator in the
OH rate are estimated with precision), these differences
should be small 4-34
Disposition of Underapplied and
Overapplied Factory Overhead
Akun Overhead pabrik merupakan akun sementara dan
harus ditutup dengan nol pada akhir tahun. Ada dua cara,
yaitu:
– Menyesuaikan akun Harga Pokok Penjualan
– Menyesuaikan biaya produksi pada periode
bersangkutan, yaitu membagi rata saldo biaya overhead
pabrik dibebankan yang tersisa pada periode
bersangkutan ke saldo akhir akun Persediaan Barang
dalam Proses, Persediaan Barang Jadi, dan Harga Pokok
Penjualan

4-35
Mencatat dan Melaporkan Aliran Biaya pada Sistem Harga
Pokok

Ilustrasi :
PT. Multi Sejahtera bergerak dibidang pembuatan mesin-mesin
pabrik, produk dibuat sesuai pesanan pelanggan. Awal tahun 2011,
menurut informasi dari divisi penjualan, telah diterima tiga
pesanan, masing-masing pesanan dari
1. PT. Dian Utama, dengan nomor pesanan M-100, sebanyak 2 unit
2. PT. Aman Sentosa dengan nomor pesanan M-200, sebanyak 4 unit
3. PT. Jaya Abadi dengan nomor pesanan M-300, sebanyak 3 unit.
Pesanan M-100 dan M-200 harus diselesaikan tanggal 31 Maret,
sedangkan M-300 harus diselesaikan 30 April. Perusahaan
menetapkan margin laba 40% dari harga pokok.
Informasi transaksi sebagai berikut:
Persediaan awal Bahan Baku Rp 100 juta
Persediaan awal Pekerjaan dalam Proses Rp 0
4-36
Persediaan awal Barang Jadi Rp 0
Lanjutan-Ilustrasi (1)-Akuntansi Bahan Baku
Informasi terkait bahan baku selama periode proses produksi
sebagai berikut:
a.Dibeli bahan baku sebesar Rp500 juta, secara kredit
b.Data pemakaian bahan baku selama periode tersebut, sesuai
formulir permintaan bahan (PB) adalah:
No. PB No. Bahan Baku langsung
Pesanan
Kuantitas Harga/unit Total (Rp)
PB-001 M-100 6 10,000,000 60,000,000
PB-002 M-200 5 20,000,000 100,000,000
PB-003 M-300 7 15,000,000 105,000,000
PB-004 M-100 4 10,000,000 40,000,000
PB-005 M-200 5 20,000,000 100,000,000
PB-006 M-300 3 15,000,000 45,000,000

c. Pemakaian bahan baku tidak langsung selama periode berjalan


adalah Rp 80 juta
4-37
Lanjutan-Ilustrasi -Akuntansi Bahan Baku
Jurnal :

4-38
Mencatat pemakaian bahan baku ke “Job cost sheet”

4-39
Lanjutan-Ilustrasi -Akuntansi Tenaga Kerja
Langsung
Jumlah jam kerja untuk tenaga kerja langsung selama kurun waktu
penyelesaian proyek, berdasarkan dokumen sumber berupa formulir
waktu kerja, sebagai berikut:
No. No Jumlah Tarif (Rp) Total (Rp)
Pesanan Waktu Jam
Kerja
M200 WK-001 15 150,000 2,250,000
M100 WK-002 20 200,000 4,000,000
M100 WK-003 15 200,000 3,000,000
M300 WK-004 12 100,000 1,200,000
M200 WK-005 18 150,000 2,700,000
M300 WK-006 8 100,000 800,000
M100 WK-007 10 200,000 2,000,000
M200 WK-008 8 150,000 1,200,000
17,150,000

4-40
Jurnal :
(dalam Rp 000)
d Pekerjaan dalam proses 17,150
Hutang Gaji 17,150
(u/ mencatat penggunaan tenaga kerja langsung)

4-41
Mencatat pemakaian TKL ke “Job cost sheet”

4-42
Lanjutan-Ilustrasi -Akuntansi Biaya Overhead
Pabrik

Biaya overhead pabrik diaplikasikan dengan basis biaya bahan baku


langsung.
Data biaya overhead pabrik tahunan yang dianggarkan Rp 400 juta
dan biaya bahan baku langsung yang dianggarkan Rp1 milyar.

Tarif overhead yang diaplikasikan (POHR) = 400 juta/ 1 milyar =


0.40.

Biaya bahan baku langsung yang telah digunakan untuk pesanan


yang dikerjakan adalah Rp 450 juta.

Biaya overhead pabrik yang diaplikasikan ke pesanan adalah:


0.40 X Rp 450 juta = Rp180 juta
4-43
Jurnal: (dalam Rp 000)
e Pekerjaan dalam proses 180,000
Biaya Overhead 180,000
(u/ membebankan biaya overhead yang diaplikasikan ke pesanan)

Jurnal nomor e, akan diposting ke akun Pekerjaaan dalam proses dan


Biaya overhead pabrik, hasil posting disajikan sebagai berikut:

4-44
Mencatat pemakaian BOP ke “Job cost sheet”

4-45
Akuntansi Biaya Overhead Pabrik Aktual

Data biaya overhead pabrik aktual untuk pesanan yang selain


bahan baku tidak langsung sebesar, yang telah dikumpulkan oleh
bagian akuntansi adalah:

f. Dibayar tagihan biaya listrik, air dan telepon untuk produksi Rp5
juta
g.Gaji supervisor dan project leader yang harus dibayar, sebesar
Rp45 juta
h.Depresiasi peralatan pabrik Rp27 juta
i. Dibayar tagihan biaya pemeliharaan peralatan pabrik Rp 7,5 juta

4-46
(dalam Rp 000)
f Biaya Overhead 5,000
Kas 5,000
(u/ membebankan biaya listrik, air dan telp ke biaya overhead)

g Biaya Overhead 45,000


Hutang Gaji 45,000
(u/ membebankan biaya gaji supervisor dan project leader ke biaya overhead)

h Biaya Overhead 27,000


Akumulasi Penyusutan 27,000
(u/ membebankan biaya depresiasi peralatan pabrik ke biaya overhead)

i Biaya Overhead 7,500


Kas 7,500
(u/ membebankan biaya pemeliharaan peralatan pabrik ke biaya overhead)

4-47
Laporan Harga Pokok Produksi
PT. Multi Sejahtera
Laporan Laba Rugi
Periode 31 Maret 2011
(dalam Rp 000)
Penjualan 609,210
dikurangi : Harga Pokok Penjualan (lihat laporan Harga Pokok Penjualan dibawah) 435,150
Laba Kotor 174,060

Laporan Harga Pokok Penjualan


Periode 31 Maret 2011
Persediaan awal Pekerjaan dalam proses 0
Ditambah Biaya produksi :
- Biaya pemakaian bahan baku langsung 450,000
- Biaya tenaga kerja langsung 17,150
- Biaya Overhead 180,000
Total Biaya Produksi 647,150
Total Pekerjaan dalam proses 647,150
Dikurangi Persediaan akhir Pekerjaan dalam proses (212,000)
Harga Pokok Produksi 435,150
Ditambah: Persediaan awal barang jadi -
Barang jadi tersedia untuk dijual 435,150
Dikurangi Persediaan akhir barang jadi -
Harga Pokok Penjualan 435,150

4-48
Job Costing in Service Industries
Perhitungan biaya berdasarkan pesanan digunakan
secara ekstensif pada industri jasa seperti agen
periklanan, perusahaan konstruksi, rumah sakit,
kantor akuntan, dan kantor pengacara
– Objek biaya adalah klien, kontrak, atau proyek untuk
mengindikasikan perhitungan biaya berdasarkan pesanan
– Perbedaan utama antara industri manufaktur dan jasa
adalah penggunaan bahan baku langsung (bisa jadi tidak
ada atau jumlahnya tidak signifikan)
• Fokus utama dari sistem biaya industri jasa adalah
tenaga kerja langsung (direct labor)
– Biaya overhead pabrik biasanya dibebankan ke pesanan
berdasarkan biaya tenaga kerja langsung
4-49
Operation Costing
Operation costing merupakan sistem perhitungan biaya
gabungan yang menggunakan perhitungan biaya
berdasarkan pesanan untuk membebankan direct
material ke pesanan dan pendekatan perhitungan biaya
berdasarkan proses untuk membebankan biaya
konversi ke produk atau jasa:
– Operasi produksi di mana aktivitas konversi sangat mirip di
antara beberapa lini, tetapi direct material digunakan pada
berbagai produk berbeda secara signifikan dalam perhitungan
biaya operasi
– Setelah biaya konversi direct labor dan overhead pabrik
diakumulasikan berdasarkan operasi atau departemen,
kemudian dibebankan ke produk
– Industri yang sesuai untuk operation costing: pakaian,
pemrosesan makanan, tekstil, sepatu, mebel, perhiasan, dan
peralatan elektronik 4-50
Spoilage, Rework and Scrap in
Job Costing

Barang rusak (Spoilage) mengacu pada unit tidak


dapat diterima yang dibuang atau dijual untuk
nilai sisa.
– Normal (kerusakan normal) vs. abnormal spoilage
(kerusakan tidak normal)
– Job-Specific normal vs. common normal spoilage

4-51
Spoilage, Rework and Scrap in Job
Costing (continued)
Unit Pengerjaan Ulang (Rework units) merupakan
unit produksi yang harus dikerjakan ulang
sehingga dapat menjadi unit yang dapat dijual
pada saluran penjualan biasa. Ada tiga jenis:
– Pengerjaan ulang pada unit rusak normal pada
pesanan tertentu (dibebankan pada akun Persediaan
Barang dalam Proses)
– Pengerjaan ulang pada unit rusak normal secara
umum pada seluruh pesanan (dibebankan pada akun
Biaya Overhead Pabrik)
– Pengerjaan ulang pada unit rusak tidak normal yang
bukan terdapat pada rentang normal (dibebankan
pada akun Rugi dari Pengerjaan Ulang tidak normal)
4-52
Spoilage, Rework and Scrap in
Job Costing (continued)
Sisa Bahan (Scrap) merupakan sisa bahan baku
dari proses produksi suatu produk; sisa bahan
ini mempunyai nilai yang kecil atau tidak
mempunyai nilai
– Pesanan tertentu (dibebankan pada akun WIP
Inventory)
– Umum pada seluruh pesanan (dibebankan pada
akun Biaya Overhead Pabrik)

4-53
LATIHAN SOAL

54 4-54
55 4-55
56 4-56
57 4-57
THANK YOU

58 4-58

Anda mungkin juga menyukai