Anda di halaman 1dari 11

LK. 1.

2 Eksplorasi Penyebab Masalah

Masalah yang telah


No. Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah
diidentifikasi
1 Motivasi belajar dan minat Sumber Kajian Literatur, Jurnal/ Setelah dilakukan analisis kajian
membaca siswa masih Artikel : referensi terhadap siswa yang memiliki
rendah 1. Menurut yayat (2019) pada Journal of motivasi belajar dan minat membaca
Mechanical Engineering Education masih rendah disebabkan :
(UPI) mengatakan bahwa indikasi 1. Tidak memperhatikan guru saat
siswa memiliki semangat belajar pembelajaran, sibuk sendiri dengan
rendah diantaranya kegiatan masing-masing
a. Peserta didik tidak 2. Faktor internal dan eksternal
memperhatikan guru saat 3. Buku tidak menarik dan mahal
pembelajaran, sering 4. Tidak didukung oleh sarana dan
terlambat dalam prasarana di sekolah
mengumpulkan tugas, dan 5. Situasi belajar kurang memotivasi
sering izin ke toilet saat 6. Guru belum menjadi role model
pembelajaran dalam membaca/
b. Peserta didik yang rendah
motivasinya akan terlihat
acuh tak acuh, cepat bosan,
mudah putus asa dan
berusaha menghindar dari
kegiatan

2. Artikel kompas (2019) motivasi


belajar tergolong rendah
disebabkan beberapa faktor
internal dan eksternal.

3. Prasetyono (2008: 21) pada journal


student of UNY menyatakan bahwa
rendahnya minat membaca pada anak
disebabkan oleh beberapa hal, seperti
judul dan isi buku yang kurang
menarik, harga buku mahal, sehingga
bagi mereka yang berpenghasilan pas-
pasan tidak mampu membeli buku
untuk memenuhi kebutuhan
membaca.

4. Natalia Risna, Yohanes Bahari, Parijo


(2014) dalam Jurnal Pendidikan dan
Pembelajaran mengatakan dari hasil
penelitianya menunjukkan bahwa yang
menyebabkan rendahnya minat baca
siswa, karena siswa lebih senang
berkumpul dengan teman sebaya dari
pada membaca buku, siswa
menganggap membaca buku dituntut
untuk diam saja

5. Menurut Witanto(2018), penyebab


rendahnya literasi di Indonesia
adalah : 1) Terbatasnya sarana
dan prasarana di sekolah 2)
Situasi belajar yang kurang
memotivasi para siswa untuk
mempelajari buku-buku tertentu
diluar buku-buku paket. 3)
Kurangnya role model (dari
kalangan guru) bagi siswa dalam
hal membaca.

Sumber Wawancara :

2 Terdapat siswa yang Sumber Kajian Literatur, Jurnal/ Setelah dilakukan analisis kajian
kesulitan dalam Artikel : literatur terhadap penyebab siswa
mengikuti mata pelajaran 1. Yuliana Kristiani (2019) Faktor kesulitan dalam mengikuti mata
seni budaya (tari) penghambat dalam pembelajaran pelajaran seni budaya (tari) adalah :
seni tari adalah a) Faktor intern yaitu 1. Faktor intern yakni yang ada dalam
inteligensi, perhatian, bakat, minat, diri individu seperti inteligensi,
motivasi, dan kesiapan siswa perhatian, bakat, minat, motivasi
mengikuti pembelajaran seni tari. b) 2. Fakor ekstern yaitu keluarga,
Faktor ekstern yaitu keluarga, sekolah, masyarakat.
sekolah, dan masyarakat
2. (Slameto, 2010: 54)
Faktor-faktor penghambat
pembelajaran dapat digolongkan
menjadi dua, yaitu faktor intern dan
faktor ekstern. Faktor intern adalah
faktor yang ada dalam diri individu
yang sedang belajar, sedangkan
faktor ekstern adalah faktor yang ada
di luar individu.

Sumber Wawancara

3 Komunikasi antar guru, Sumber Kajian Literatur, Jurnal/ Setelah dilakukan analisis kajian
orang tua, dan siswa Artikel : literatur terhadap penyebab
terkait kegiatan-kegiatan komunikasi antar guru dan orang
pembelajaran di sekolah 1. Fatimah (2016) dalam thesis, eprints tua masih kurang dikarenakan”
masih kurang dan UMM mengatakan adapun faktor 1. Faktor dari orang tua itu
terbatas penghambat tersebut yaitu dari faktor sendiri seperti jarak rumah
dari orang tua yang meliputi: sulit yang jauh, waktu yang kurang
mencari orang tua dan rumah jauh, tepat, kesibukan orang tua,
orang tua tidak perhatian, kesibukan dan ekonomi yang kurang
orang tua, kemampuan orang tua, 2. faktor dari guru meliputi
faktor ekonomi dan orang tua yang over kurangmotivasi dari guru
komunikasi dan guru. Faktor untuk home visit
selanjutnya yaitu berasal dari faktor
dari guru yang meliputi kurangnya
motivasi guru untuk melakukan
kunjungan kepada wali murid (home
visit), kurangnya respon dari orang tua
dalam proses komunikasi, sulit
menyesuaikan waktu dan kurang
adanya kerjasama antara guru dan
wali.

Sumber Wawancara

4 Model pembelajaran yang Sumber Kajian Literatur, Jurnal/ Setelah dilakukan analisis kajian
digunakan guru kurang Artikel : literatur terhadap penyebab model
tepat dengan karakteristik pembelajaran yang digunakan guru
dan gaya belajar siswa 1. Farida Yusrina,Ba’in, Andy Suryadi kurang tepat dikarenakan
(2019). Journal UNNES 1. Penggunaan model pembelajaran
Berdasarkan hasil observasi pada bulan yang monoton
Agustus 2016 di SMP Negeri 3 2. Pembelajaran inovatif terbatas
Magelang, penggunaan Kurikulum pada metode ceramah dan diskusi
Tingkat Satuan Pendidikan masih 3. Guru kurang menguasai
diterapkan pada kelas 8 dan 9, karakteristik model pembelajaran
sedangkan kelas 7 menggunakan inovatif
Kurikulum 2013. Dalam hal ini
pembelajaran IPS yang dilakukan
oleh guru khususnya kelas 8
kurang menarik bagi peserta didik
dikarenakan penggunaan model
pembelajaran yang monoton menjadi
salah satu sebabnya, selain itu
penerapan model pembelajaran yang
inovatif hanya terbatas pada metode
ceramah bervariasi dan diskusi saja.
Adanya hambatan bagi guru dalam
menerapkan model pembelajaran
inovatif yang bervariasi seperti
kurang menguasai berbagai
karakteristik model pembelajaran
inovatif, sehingga diharapkan para
guru dapat mempelajari berbagai model
pembelajaran, sehingga nantinya
tujuan pendidikan dapat tercapai.

1.
5 Siswa kurang memiliki Sumber Kajian Literatur Setelah dilakukan analisis kajian
keterampilan berpikir Jurnal/Artikel : literatur terhadap penyebab siswa
kreatif dan bernalar kritis 1. (Irham dkk, 2016) kurang memiliki keterampilan
dalam pembelajaran Penyebab rendahnya kemampuan berpikir kreatif dan bernalar kritis
berpikir kritis peserta didik dalam pembelajaran dikarenakan
adalah siswa belum terlatih untuk 1. Siswa belum terlatih untuk
menganalisis suatu permasalahan menganalisis suatu permasalahan.
serta fakta yang ditemukan 2. Metode pembelajaran juga
sehingga akibatnya produktivitas mempengaruhi cara berfikir siswa
yang diperoleh siswa di sekolah 3. Keterbatasan waktu dalam
tersebut sangat sedikit. pembelajaran
4. Sikap demokratis guru mengahrgai
2. Tania Tamara (2017) ketika siswa menuangkan ide-ide.
repository.upi.edu
Salah satu faktor penyebab
rendahnya kemampuan berpikir
kritis peserta didik adalah metode
pembelajaran . Menurut Damanik
dan Bukit (2013: 17) mengatakan
bahwa “Faktor penyebab tidak
berkembangnya kemampuan
berpikir kritis yaitu kurikulum
yang umunmya dirancang dengan
target materi yang luas sehingga
guru lebih terfokus pada
penyelesaian materi dan
kurangnya pemahaman guru
terhadap metode pembelajaran” 

3. Sri Pertiwi Mardahtillah (2021)


pada journal isi Padang Panjang.
Hasil penelitian bahwa faktor
penyebab rendahnya kreativitas
siswa. Keterbatasan waktu dalam
pembelajaran seni budaya pada
materi keramik membuat siswa
kurang kreatif dalam membuat
produk-produk keramik fungsional
yang tertuang dalam rencana
pembelajaran. Kreativitas siswa
akan berkembang jika guru selalu
bersikap demokratis dengan
perilaku yang mau mendengarkan,
menghargai siswa serta mendorong
siswa untuk berani
mengungkapkan pendapatnya dan
melatih siswa berani
mengungkapkan ide-ide melalui
karyanya.

4. Lina Ayu Hastuti dan Drs. Muhroji,


S.E, M.Si, M.Pd (2015)
Hasil penelitian menunjukkan ada
2 faktor penyebab rendahnya
kreativitas belajar matematika,
yaitu: 1) Guru tidak memberikan
kesempatan siswa untuk mencari
cara yang menurut mereka lebih
mudah, dan 2) Guru tidak
menggunakan metode yang dapat
mengembangkan kreativitas. Ada 3
faktor penyebab rendahnya
motivasi belajar matematika, yaitu:
1) Guru tidak menggunakan
metode yang bervariasi, 2)
Pelajaran sangat menjenuhkan,
dan 3) Guru belum mengaitkan
materi dengan kehidupan sehari-
har

6 Guru belum Sumber Kajian Literatur, Jurnal/ Setelah dilakukan analisis kajian
menggunakan teknologi Artikel : literatur terhadap penyebab guru
secara maksimal belum menggunakan teknologi
1. Euis Mukaromah (2020) secara maksimal karena
Sarana prasarana yang belum lengkap 1. Sarana prasaran yang belum
dan motivasi untuk memanfaatkan TIK lengkap.
siswa dan guru yang masih rendah dan 2. Motivasi siswa dan guru yang
terbatasnya waktu. masih rendah dalam
2. Ceha,Endang Prasetyaningsih, Iyan memanfaatkan teknologi dan
Bachtiar, Agus Nana S. (2016) Jurnal terbatas oleh waktu.
Penelitian dan Pengabdian 3. Kurang percaya diri dalam
Kemampuan guru dalam pemanfaatan mengintegrasikan TIK
IT atau ICT untuk kegiatan 4. Jaringan internet kurang memadai
pembelajaran belum merata. Selain itu 5. Kesenjangan literasi TIK
juga masih adanya kesenjangan literasi 6. Kompetensi guru dibidang
TIK antar wilayah di satu sisi dan teknologi kurang dan merasa
perkembangan internet yang juga dibebankan untuk menjadi lebih
membawa dampak negatif terhadap nilai kreatif
dan norma secara aktif dari semua
stakeholder sekolah dalam peningkatan 7. Faktor pembiayaan
kualitas pembelajaran dengan
memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi
3. Rivana Upitasari (2020) e-Journal
Mengatakan penyebabnya percaya diri
yang kurang besar dalam
mengintegerasikan TIK, kompetensi yang
belum memadai dan akses ke sumber
daya yang masih kurang.

4. Martinus Tekege, 2017: Pemanfaatan


Teknologi Informasi dan Komunikasi
Dalam Pembelajaran SMA YPPGI Nabire.
Program Studi Teknik Informatika
Universitas Satya Wiyata Mandala.
Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan dengan melalui beberapa
tahapan maka dapat diketahui beberapa
hal yang penghambat pemanfaatan
teknologi informasi dan komunikasi
dalam pembelajaran yaitu :
a. Tidak stabilnya jaringan internet,
dirasa sangat mengganggu berbagai
perencanaan yang telah dibuat oleh
guru bidang studi mengenai
pembelajaran dengan
memanfaatkan teknologi informasi
dan komunikasi, walaupun seluruh
area sekolah telah tercover oleh
fasilitas wireless hotspot namun
tidak dapat terkoneksi ke jaringan
internet.
b. Guru merasa terbebani untuk bisa
mengajar dengan memanfaatkan
media pengajaran, hal ini
dikarenakan dengan media
pengajaran guru dituntut harus
lebih kreatif serta persiapan
pengajaran lebih matang. Sebelum
mengajar menggunakan media,
guru sudah harus mencobanya
sehingga ketika di kelas guru sudah
terbiasa dan tidak canggung lagi,
guru perlu menyiapkan waktu yang
lebih lama serta tenaga lebih agar
media pembelajaran yang disiapkan
bisa berjalan dengan baik.
c. Keterbatasan tenaga operasional
untuk bisa memanfaatkan TIK,
perlu adanya tenaga khusus yang
mengelola media tersebut, karena
tidak setiap guru mampu
mengoperasikan media tersebut.
kondisi ini merupakan masalah
baru yang akan sulit mengatasinya.
d. Kurangnya kompetensi guru dalam
memanfaatkan berbagai fasilitas TIK
yang telah disediakan oleh pihak
sekolah hal ini terkadang
dipengaruhi oleh factor kompetensi
guru yang bersangkutan, dari segi
usia terkadang guru yang sudah
berumur kesulitan untuk mengikuti
derasnya perkembangan arus
teknologi informasi dan komunikasi
yang pada akhirnya membuatnya
kewalahan dalam memanfaatkan
perangkat tersebut dalam
mendukung materi yang diajarkan.
Sejatinya seorang guru harus
mampu mengintegrasikan teknologi
informasi dan komunikasi dalam
kegiatan pembelajaran. Hal itu
harus terus dilakukan agar kualitas
proses dan hasil pembelajaran lebih
baik, sehingga pada gilirannya
dapat meningkatkan kualitas
pendidikan itu sendiri baik itu dari
tenaga pendidik sendiri maupun
para siswa sebagai output dari
sebuah proses pendidikan.
e. Masalah pembiayaan, faktor
pembiayaan sangat mempengaruhi
dalam penerapan pembelajaran
berbasis teknologi informasi dan
komunikasi guna peningkatan
proses pembalajaran guru di
sekolah. yang mana hal ini
berkaitan erat dengan pemenuhan
perangkat pembelajaran
berbasiskan teknologi informasi dan
komunikasi guna mendukung
peningkatan profesionalisme guru
dalam penerapan pembelajaran
dengan memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi.

Anda mungkin juga menyukai