Anda di halaman 1dari 33

PUTUSAN

Nomor 279/Pid.B/2020/PN Nnk

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA


Pengadilan Negeri Nunukan yang mengadili perkara pidana dengan
acara pemeriksaan biasa dalam tingkat pertama menjatuhkan putusan sebagai
berikut dalam perkara Terdakwa :

Nama Lengkap : HENDRIK ANDELAS ARITONANG Anak


: Dari RUDOLF ARITONANG ;
Tempat Lahir : Bangkuang (Kalteng);
Umur/Tanggal Lahir : 34 Tahun/28 Agustus 1986;
Jenis kelamin : Laki-laki;
Kebangsaan : Indonesia;
Tempat Tinggal KUP Jl. Pahlawan - Buntok RT.029 / 004,
Kelurahan Buntok Kota, Kecamatan Dusun
Selatan, Provinsi Kalimantan Tengah / Jl.
Aki Balak Gg. Hanipa, Kelurahan Tarakan
Barat, Kota Tarakan, Provinsi Kalimantan
Utara;
Agama : Kristen;
Pekerjaan : Mantan Karyawan Daihatsu;
Pendidikan : Strata Satu/S1 (Tamat).

Terdakwa ditangkap pada hari Selasa, tanggal 25 Agustus 2020;


Terdakwa ditahan dalam tahanan Rutan oleh:
1. Penyidik sejak tanggal 26 Agustus 2020 sampai dengan tanggal 14
September 2020;
2. Penyidik Perpanjangan Oleh Penuntut Umum sejak tanggal 15
September 2020 sampai dengan tanggal 24 Oktober 2020;
3. Penuntut Umum sejak tanggal 22 Oktober 2020 sampai dengan tanggal
10 November 2020;
4. Hakim Pengadilan Negeri sejak tanggal 6 November 2020 sampai
dengan tanggal 5 Desember 2020;
5. Hakim Pengadilan Negeri Perpanjangan Pertama Oleh Ketua
Pengadilan Negeri sejak tanggal 6 Desember 2020 sampai dengan
tanggal 3 Februari 2021;

Halaman 1 dari 33 Putusan Nomor 279/Pid.B/2020/PN Nnk


Terdakwa menghadap sendiri;

Pengadilan Negeri tersebut;


Setelah membaca:
- Penetapan Ketua Pengadilan Negeri Nunukan Nomor
279/Pid.B/2020/PN Nnk, tanggal 6 November 2020 tentang Penunjukan
Majelis Hakim;
- Penetapan Majelis Hakim Nomor 279/Pid.B/2020/PN Nnk, tanggal 6
November 2020 tentang Penetapan Hari Sidang;
- Berkas perkara dan surat-surat lain yang bersangkutan;
Setelah mendengar keterangan Saksi-saksi dan keterangan Terdakwa,
serta memperhatikan barang bukti yang diajukan di persidangan;
Setelah mendengar pembacaan tuntutan pidana yang diajukan oleh
Penuntut Umum yang pada pokoknya sebagai berikut:
1. Menyatakan Menyatakan Terdakwa HENDRIK ANDELAS ARITONANG
Anak Dari RUDOLF ARITONANG bersalah melakukan tindak pidana
“Penggelapan yang dilakukan oleh orang yang penguasaannya
terhadap barang disebabkan karena ada hubungan kerja” sebagaimana
diatur dan diancam pidana dalam Pasal 374 KUHP;
2. Menjatuhkan pidana penjara terhadap HENDRIK ANDELAS
ARITONANG Anak Dari RUDOLF ARITONANG selama 3 (tiga) Tahun
dikurangi selama terdakwa berada dalam tahanan, dengan perintah
agar tetap ditahan;
3. Menetapkan barang bukti berupa :
- 1 (satu) unit mobil merk/type Daihatsu Terios 1.5 X MT F800RG-GMD
nopol KU 1610 SA dengan kunci kontak;
- 1 (satu) lembar STNK dengan nopol kendaraan KU 1610 SA;
- 1 (satu) lembar Kwitansi pembayaran 1 (satu) unit mobil merk/type
Daihatsu terios bermaterai 6000an. Ibu Jumilatun dengan jumlah uang
pembayaran sebesar Rp 180.000.000 (seratus delapan puluh juta
rupiah);
Dikembalikan kepada Korban Jamilatun;
4. Menetapkan agar terdakwa membayar biaya perkara sebesar Rp 3000,-
(Tiga ribu rupiah);
Setelah mendengar permohonan Terdakwa yang pada pokoknya
memohon keringanan hukuman dengan alasan Terdakwa menyesali
perbuatannya dan berjanji tidak mengulangi lagi perbuatan tersebut;

Halaman 2 dari 33 Putusan Nomor 279/Pid.B/2020/PN Nnk


Setelah mendengar tanggapan Penuntut Umum terhadap permohonan
Terdakwa yang pada pokoknya Penuntut Umum tetap pada tuntutannya;
Setelah mendengar tanggapan Terdakwa terhadap tanggapan Penuntut
Umum yang pada pokoknya Terdakwa tetap pada permohonannya;
Menimbang, bahwa Terdakwa diajukan ke persidangan oleh Penuntut
Umum didakwa berdasarkan surat dakwaan sebagai berikut:
Kesatu;
Bahwa ia terdakwa Hendrik Andelas Aritonang Als Hendrik Anak Dari
Rudolf Aritonang pada hari jumat tanggal 14 Desember 2018 sekira pukul 20.30
wita atau setidak-tidaknya pada bulan Desember 2018 atau setidak-tidaknya
pada tahun 2018 bertempat di Jl. Serojs Blok M Rt.13 Desa Harapan Kec.
Sebuku Kab. Nunukan Prov. Kaltara atau setidak-tidaknya pada suatu tempat
lain yang masih termasuk dalam daerah hokum Pengadilan Negeri Nunukan
yang berwenang memeriksa dan mengadili perkaranya “Memiliki secara
melawan hokum suatu benda yang seluruhnya atau sebagian milik orang
lain yang ada dalam kekuasaannya yang dilakukan oleh orang yang
penguasaannya terhadap barang disebabkan karena ada hubungan kerja
atau karena pencarian atau mendapat upah untuk itu”. Perbuatan tersebut
dilakukan terdakwa dengan cara adalah sebagai berikut:
- Bahwa berawal pada hari Jumat tanggal 13 Desember 2018 sekira
pukul 17.00 wita terdakwa menghubungi saksi Jamilatun Binti Parno
melalui telepon dan menawarkan 1 (satu) unit Mobil Daihatsu Terios 1.5
X MT DLX Warna Putih dengan Nomor Polisi KU 1610 SA dengan
mengatakan “Bu, masih cari mobil tidak?” saksi Jamilatun Binti Parno
menjawab „kalau harganya mahal uang saya masih belum cukup pak”
terdakwa menjawab “kalau ibu mau ini ada Mobil Terios 1.5 X MT DLX
warna putih l Ibu punya uangnya berapa?” saksi Jamilatun Binti Parno
menjawab “uang saya hanya Rp 180.000.000 (seratus delapan puluh
juta rupiah) pak Hendrik” terdakwa mengatakan “bisakah buk tambah
lagi menjadi Rp 220.000.000,- (dua ratus dua puluh juta rupiah)?” saksi
Jamilatun Binti Parno menjawab “gak ada pak Hendrik Cuma itu saja
uang saya” terdakwa kemudian mengatakan “kalau ibu mau ini ada
mobil tapi STNK masih atas nama orang lain karena konsumen
pertamanya batal” saksi Jamilatun Binti Parno menjawab “mobilnya
resmi kah? Ndak bermasalah aja kah mobilnya itu pak?” terdakwa
menjawab “untuk mobilnya resmi buk, surat mobil ada, untuk STNK
mobil paling cepat 3 (tiga) bulan dan paling lambat 6 (enam) bulan untuk

Halaman 3 dari 33 Putusan Nomor 279/Pid.B/2020/PN Nnk


BPKB paling cepat 6 (enam) bulan paling lambat 8 (delapan) bulan”
kemudian saksi Jamilatun Binti Parno mengatakan “bapak kerumah
lah”. Lalu sekira pukul 20.30 wita terdakwa datang kerumah saksi
Jamilatun Binti Parno yang beralamat Jl. Serojs Blok M Rt.13 Desa
Harapan Kec. Sebuku Kab. Nunukan Prov. Kaltara, sesampainya
terdakwa dirumah saksi Jamilatun Binti Parno terdakwa menunjukkan 1
(satu) unit Mobil Daihatsu Terios 1.5 X MT DLX Warna Putih dengan
Nomor Polisi KU 1610 SA yang kemudian antara terdakwa dengan
saksi Jamilatun Binti Parno terjadi transaksi jual beli yang dibuatkan
dengan kwitansi pasar sebesar Rp 180.000.000,- (seratus delapan
puluh juta rupiah). setelah saksi Jamilatun Binti Parno menguasai mobil
tersebut terdakwa menyerahkan STNK mobil tersebut atas nama SRI
PUJA ASJUM pada bulan Juni 2019. Kemudian pada hari jumat tanggal
21 Agustus 2020 sekira pukul 15.00 wita saksi Jamilatun Binti Parno
menghubungi terdakwa untuk menanyakan BPKB mobil tersebut namun
terdakwa mengatakan bahwa BPKB akan keluar dalam bulan
September 2019. Selanjutnya pada hari senin tanggal 24 Agustus 2019
sekira pukul 10.00 wita saksi Jamilatun Binti Parno mendatangi kantor
dealer Daihatsu Tarakan untuk menanyakan BPBP yang belum
diserahkan oleh terdakwa, kemudian saksi jamilatun Binti Parno
mengetahui bahwa mobil tersebut merupakan mobil hasil dari
pembatalan kredit dari Sdr Hasan Bin Kawaru yang kemudian terdakwa
menjualnya kepada saksi Jamilatun Binti Parno sebesar Rp
180.000.000,- (seratus delapan puluh juta rupiah) dan pada saat itulah
saksi Jamilatun Binti Parno baru menyadari bahwa mobil yang dibelinya
adalah mobil kreditan dan apabila tidak bisa melunasi angsuran mobil
tersebut maka bisa ditarik oleh leasing. Bahwa kepemilikan dari 1 (satu)
unit Mobil Daihatsu Terios 1.5 X MT DLX Warna Putih dengan Nomor
Polisi KU 1610 SA adalah milik Sdr Hasan Bin Kawaru selaku pemilik
kredit atas mobil tersebut.
- Bahwa sebelumnya saksi Jamilatun Binti Parno mengenal terdakwa
sejak bulan oktober 2018 setelah saksi Jamilatun Binti Parno
mendatangi kantor sub delaer Daihatsu yang berada di sebuku, kaltara.
Bahwa terdakwa merupakan supervisor kantor sub dealer Daihatsu
tersebut.

Halaman 4 dari 33 Putusan Nomor 279/Pid.B/2020/PN Nnk


- Bahwa dari perbuatan terdakwa tersebut terdakwa mendapatkan
keuntungan pribadi sebesar Rp 53.000.000,- (lima puluh tiga juta
Rupiah).
- Bahwa atas perbuatan terdakwa mengakibatkan saksi Jamilatun Binti
Parno mengalami kerugian materill sebesar Rp 180.000.000,- (seratus
delapan puluh juta Rupiah).
Perbuatan terdakwa sebagai mana diatur dan diancam pidana dalam
pasal 374 KUHPidana.
Atau
Kedua;
Bahwa ia terdakwa Hendrik Andelas Aritonang Als Hendrik Anak Dari
Rudolf Aritonang pada hari jumat tanggal 14 Desember 2018 sekira pukul 20.30
wita atau setidak-tidaknya pada bulan Desember 2018 atau setidak-tidaknya
pada tahun 2018 bertempat di Jl. Serojs Blok M Rt.13 Desa Harapan Kec.
Sebuku Kab. Nunukan Prov. Kaltara atau setidak-tidaknya pada suatu tempat
lain yang masih termasuk dalam daerah hokum Pengadilan Negeri Nunukan
yang berwenang memeriksa dan mengadili perkaranya “dengan maksud untuk
menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum
dengan memakai nama palsu atau martabat palsu, dengan tipu muslihat,
ataupun rangkaian kebohongan, menggerakkan orang lain untuk
menyerahkan barang sesuatu kepadanya, atau supaya memberi utang
maupun menghapuskan piutang”. Perbuatan tersebut dilakukan terdakwa
dengan cara adalah sebagai berikut;
- Bahwa berawal pada hari Jumat tanggal 13 Desember 2018 sekira
pukul 17.00 wita terdakwa menghubungi saksi Jamilatun Binti Parno
melalui telepon dan menawarkan 1 (satu) unit Mobil Daihatsu Terios 1.5
X MT DLX Warna Putih dengan Nomor Polisi KU 1610 SA dengan
mengatakan “Bu, masih cari mobil tidak?” saksi Jamilatun Binti Parno
menjawab „kalau harganya mahal uang saya masih belum cukup pak”
terdakwa menjawab “kalau ibu mau ini ada Mobil Terios 1.5 X MT DLX
warna putih l Ibu punya uangnya berapa?” saksi Jamilatun Binti Parno
menjawab “uang saya hanya Rp 180.000.000 (seratus delapan puluh
juta rupiah) pak Hendrik” terdakwa mengatakan “bisakah buk tambah
lagi menjadi Rp 220.000.000,- (dua ratus dua puluh juta rupiah)?” saksi
Jamilatun Binti Parno menjawab “gak ada pak Hendrik Cuma itu saja
uang saya” terdakwa kemudian mengatakan “kalau ibu mau ini ada
mobil tapi STNK masih atas nama orang lain karena konsumen

Halaman 5 dari 33 Putusan Nomor 279/Pid.B/2020/PN Nnk


pertamanya batal” saksi Jamilatun Binti Parno menjawab “mobilnya
resmi kah? Ndak bermasalah aja kah mobilnya itu pak?” terdakwa
menjawab “untuk mobilnya resmi buk, surat mobil ada, untuk STNK
mobil paling cepat 3 (tiga) bulan dan paling lambat 6 (enam) bulan untuk
BPKB paling cepat 6 (enam) bulan paling lambat 8 (delapan) bulan”
kemudian saksi Jamilatun Binti Parno mengatakan “bapak kerumah
lah”. Lalu sekira pukul 20.30 wita terdakwa datang kerumah saksi
Jamilatun Binti Parno yang beralamat Jl. Serojs Blok M Rt.13 Desa
Harapan Kec. Sebuku Kab. Nunukan Prov. Kaltara, sesampainya
terdakwa dirumah saksi Jamilatun Binti Parno terdakwa menunjukkan 1
(satu) unit Mobil Daihatsu Terios 1.5 X MT DLX Warna Putih dengan
Nomor Polisi KU 1610 SA yang kemudian antara terdakwa dengan
saksi Jamilatun Binti Parno terjadi transaksi jual beli yang dibuatkan
dengan kwitansi pasar sebesar Rp 180.000.000,- (seratus delapan
puluh juta rupiah). setelah saksi Jamilatun Binti Parno menguasai mobil
tersebut terdakwa menyerahkan STNK mobil tersebut atas nama SRI
PUJA ASJUM pada bulan Juni 2019. Kemudian pada hari jumat tanggal
21 Agustus 2020 sekira pukul 15.00 wita saksi Jamilatun Binti Parno
menghubungi terdakwa untuk menanyakan BPKB mobil tersebut namun
terdakwa mengatakan bahwa BPKB akan keluar dalam bulan
September 2019. Selanjutnya pada hari senin tanggal 24 Agustus 2019
sekira pukul 10.00 wita saksi Jamilatun Binti Parno mendatangi kantor
dealer Daihatsu Tarakan untuk menanyakan BPBP yang belum
diserahkan oleh terdakwa, kemudian saksi jamilatun Binti Parno
mengetahui bahwa mobil tersebut merupakan mobil hasil dari
pembatalan kredit dari Sdr Hasan Bin Kawaru yang kemudian terdakwa
menjualnya kepada saksi Jamilatun Binti Parno sebesar Rp
180.000.000,- (seratus delapan puluh juta rupiah) dan pada saat itulah
saksi Jamilatun Binti Parno baru menyadari bahwa mobil yang dibelinya
adalah mobil kreditan dan apabila tidak bisa melunasi angsuran mobil
tersebut maka bisa ditarik oleh leasing. Bahwa kepemilikan dari 1 (satu)
unit Mobil Daihatsu Terios 1.5 X MT DLX Warna Putih dengan Nomor
Polisi KU 1610 SA adalah milik Sdr Hasan Bin Kawaru selaku pemilik
kredit atas mobil tersebut.
- Bahwa sebelumnya saksi Jamilatun Binti Parno mengenal terdakwa
sejak bulan oktober 2018 setelah saksi Jamilatun Binti Parno
mendatangi kantor sub delaer Daihatsu yang berada di sebuku, kaltara.

Halaman 6 dari 33 Putusan Nomor 279/Pid.B/2020/PN Nnk


Bahwa terdakwa merupakan supervisor kantor sub dealer Daihatsu
tersebut.
- Bahwa dari perbuatan terdakwa tersebut terdakwa mendapatkan
keuntungan pribadi sebesar Rp 53.000.000,- (lima puluh tiga juta
rupiah).
- Bahwa atas perbuatan terdakwa mengakibatkan saksi Jamilatun Binti
Parno mengalami kerugian materill sebesar Rp 180.000.000,- (seratus
delapan puluh juta rupiah).
Perbuatan terdakwa sebagai mana diatur dan diancam pidana dalam
pasal 378 KUHPidana.
Menimbang, bahwa terhadap dakwaan Penuntut Umum, Terdakwa
telah mengerti dan tidak mengajukan keberatan;
Menimbang, bahwa untuk membuktikan dakwaannya Penuntut Umum
telah mengajukan Saksi-saksi sebagai berikut:
1. Jamilatun Binti Parno, dibawah sumpah pada pokoknya menerangkan
sebagai berikut:
- Bahwa Saksi tidak memiliki hubungan keluarga dengan Terdakwa;
- Bahwa Saksi mengerti akan kehadirannya dalam persidangan ini, yaitu
untuk memberi kesaksian mengenai perbuatan Terdakwa yang terkait
permasalahan jual-beli 1 (satu) unit Mobil Daihatsu Terios 1.5 X MT
DLX warna putih dengan nomor Polisi KU 1610 SA antara Terdakwa
dengan Saksi;
- Bahwa awalnya pada bulan Oktober tahun 2020, Saksi mendatangi
kantor sub dealer Daihatsu yang berada di Sebuku untuk membeli 1
(satu) unit mobil Xenia, lalu Saksi bertemu dan berkenalan dengan
Terdakwa selaku supervisor kantor sub dealer Daihatsu di Sebuku pada
saat itu, namun niat Saksi untuk membeli mobil tersebut tidak jadi
karena uang Saksi tidak cukup;
- Bahwa selanjutnya pada tanggal 14 Desember 2018, sekira jam 17.00
WITA, Terdakwa menghubungi Saksi melalui telepon, kemudian
Terdakwa menawarkan 1 (satu) unit mobil Mobil Daihatsu Terios 1.5 X
MT DLX warna putih dengan nomor Polisi KU 1610 SA kepada Saksi
dengan mengatakan, „‟ Bu, masih cari mobil tidak?‟‟, lalu dijawab Saksi
dengan mengatakan, „‟ Kalau harganya masih mahal uang saya masih
belum cukup pak‟‟, lalu Terdakwa menjawab Saksi dengan mengatakan,
„‟ Kalau ibu mau ini ada mobil Daihatsu Terios 1.5 X MT DLX warna
putih, ibu punya uang berapa?‟‟, lalu Saksi menjawab Terdakwa dengan

Halaman 7 dari 33 Putusan Nomor 279/Pid.B/2020/PN Nnk


mengatakan, „‟Uang saya hanya Rp180.000.000,00 (seratus delapan
puluh juta Rupiah)‟‟, lalu Terdakwa menjawab Saksi dengan
mengatakan,‟‟ Bisakah ibu tambah lagi menjadi Rp220.000.000,00 (dua
ratus dua puluh juta Rupiah), lalu Saksi menjawab Terdakwa dengan
mengatakan, „‟Gak ada pak Hendrik cuma itu saja uang saya‟‟, lalu
Terdakwa berkata kepada Saksi, „‟Kalau ibu mau ini ada mobil tapi
STNK masih atas nama orang lain karena konsumen pertamanya
batal‟‟, lalu Saksi bertanya kepada Terdakwa dengan
mengatakan,‟‟Mobilnya resmi kah? Ndak bermasalah aja kah mobilnya
itu Pak?, lalu dijawab Terdakwa dengan mengatakan,‟‟Untuk mobilnya
resmi bu, surat mobil ada, untuk STNK mobil paling cepat 3 bulan dan
paling lambat 6 bulan, sedangkan BPKP paling cepat 6 bulan dan paling
lambat 8 bulan akan diberikan kepada ibu‟‟, lalu Saksi berkata kepada
Terdakwa,‟‟Bapak ke rumah lah‟‟;
- Bahwa kemudian pada tanggal 14 Desember 2018, sekira jam 20.30
WITA, Terdakwa mendatangi rumah Saksi yang beralamat di Jalan
Seroja Blok M RT.13 Desa Harapan, Kecamatan Sebuku, Kabupaten
Nunukan, lalu Terdakwa menunjukkan 1 (satu) unit mobil Mobil
Daihatsu Terios 1.5 X MT DLX warna putih dengan nomor Polisi KU
1610 SA kepada Saksi dan suami Saksi, kemudian Saksi sepakat
membeli mobil tersebut dari Terdakwa dengan harga Rp180.000.000,00
(seratus delapan puluh juta Rupiah);
- Bahwa selanjutnya Terdakwa membuat kwitansi pembelian atas mobil
tersebut dengan menggunakan kwitansi biasa, kemudian kwitansi
tersebut dibubuhi materai 6000, namun kwitansi tersebut tidak ada
dibubuhi stempel dealer Daihatsu;
- Bahwa kemudian Terdakwa menyerahkan 1 (satu) unit mobil Daihatsu
Terios 1.5 X MT DLX warna putih dengan nomor Polisi KU 1610 SA dan
1 (satu) lembar STCK (Surat Tanda Coba Kendaraan) kepada Saksi;
- Bahwa kemudian pada bulan Juni tahun 2019, Terdakwa menyerahkan
STNK mobil Daihatsu Terios 1.5 X MT DLX warna putih dengan nomor
Polisi KU 1610 SA atas nama Sri Puja Asjum kepada Saksi;
- Bahwa kemudian pada hari Jumat, tanggal 21 Agustus 2020, sekira
pukul 15.00 WITA, Saksi menghubungi Terdakwa melalui sambungan
telepon, kemudian Saksi menanyakan keberadaan BPKP Mobil yang
dijanjikan oleh Terdakwa, lalu Terdakwa menjawab Saksi dengan
mengatakan bahwa BPKP mobil tersebut akan keluar pada bulan

Halaman 8 dari 33 Putusan Nomor 279/Pid.B/2020/PN Nnk


September 2020, lalu Saksi menjawab Terdakwa dengan mengatakan
bahwa Saksi akan menunggu BPKP tersebut, selanjutnya Saksi
mengakhiri percakapan dengan mematikan telepon.
- Bahwa Kemudian Saksi mulai curiga terhadap sikap Terdakwa yang
mengulur-ulur penyerahan BPKP 1 (satu) unit mobil Daihatsu Terios 1.5
X MT DLX warna putih dengan nomor Polisi KU 1610 SA selama kurun
waktu 2 (dua) tahun, sehingga pada tanggal 24 Agustus 2020, sekira
pukul 10.00 WITA, Saksi bersama suamri Saksi mendatangi kantor
Dealer Daihatsu Tarakan untuk menanyakan kejelasan BPKP mobil
tersebut yang belum diserahkan Terdakwa kepada Saksi, kemudian
Terdakwa datang dan menjelaskan kepada Kepala Cabang Dealer
Dealer Daihatsu Tarakan bahwa mobil tersebut tidak jadi dijual kepada
Sri Puja Asjum namun dijual kepada Saksi dengan harga harga
Rp180.000.000,00 (seratus delapan puluh juta Rupiah) secara kontan;
- Bahwa kemudian Saksi mengetahui 1 (satu) unit mobil Daihatsu Terios
1.5 X MT DLX warna putih dengan nomor Polisi KU 1610 SA yang telah
dibeli Saksi dari Terdakwa adalah mobil kreditan dan apabila tidak bisa
melunasi angsuran mobil tersebut, maka mobil tersebut akan ditarik
oleh pihak leasing;
- Bahwa Terdakwa tidak pernah menjelaskan kepada Saksi dan suami
Saksi bahwa 1 (satu) unit mobil Daihatsu Terios 1.5 X MT DLX warna
putih dengan nomor Polisi KU 1610 SA adalah mobil kreditan yang
apabila angsuran mobil tersebut tidak dilunasi, maka mobil tersebut
akan ditarik oleh pihak leasing;
- Bahwa akibat perbuatan Terdakwa, Saksi mengalami kerugian materil
berupa uang sejumlah Rp180.000.000,00 (seratus delapan puluh juta
Rupiah);
- Bahwa Saksi mengenali barang bukti yang diajukan oleh Penuntut
Umum dalam persidangan ini;
- Bahwa Terdakwa sudah memaafkan kesalahan Terdakwa;

2. Herman Bin Buharea, dibawah sumpah pada pokoknya menerangkan


sebagai berikut:
- Bahwa Bahwa Saksi tidak memiliki hubungan keluarga dengan
Terdakwa;
- Bahwa Saksi mengetahui pekerjaan Terdakwa adalah karyawan dealer
Daihatsu Kantor Sub Cabang Sebuku;

Halaman 9 dari 33 Putusan Nomor 279/Pid.B/2020/PN Nnk


- Bahwa Saksi adalah suami dari saksi Jamilatun Binti Parno;
- Bahwa Saksi mengerti akan kehadirannya dalam persidangan ini, yaitu
untuk memberi kesaksian mengenai perbuatan Terdakwa yang terkait
permasalahan jual-beli 1 (satu) unit Mobil Daihatsu Terios 1.5 X MT
DLX warna putih dengan nomor Polisi KU 1610 SA antara Terdakwa
dengan Saksi Jamilatun Binti Parno;
- Bahwa awalnya pada tanggal 14 Desember 2018, sekira jam 17.00
WITA, Terdakwa menghubungi istri Saksi melalui telepon, kemudian
Terdakwa menawarkan 1 (satu) unit mobil Mobil Daihatsu Terios 1.5 X
MT DLX warna putih dengan nomor Polisi KU 1610 SA kepada istri
Saksi, kemudian istri Saksi menanyakan kepada Terdakwa mengenai
kelengkapan surat mobil tersebut dan apakah mobil tersebut resmi, lalu
Terdakwa menyakinkan istri Saksi dengan mengatakan bahwa mobil
tersebut resmi dan tidak bermasalah, selanjutnya Terdakwa menjanjikan
akan menyerahkan STNK mobil tersebut paling cepat dalam waktu 3
(tiga) bulan dan paling lambat 6 (enam) bulan, sedangkan BPKP mobil
tersebut akan diserahkan paling cepat 6 (enam) bulan dan paling lambat
8 (delapan) bulan;
- Bahwa kemudian pada tanggal 14 Desember 2018, sekira jam 20.30
WITA, Terdakwa mendatangi rumah Saksi yang beralamat di Jalan
Seroja Blok M RT.13 Desa Harapan, Kecamatan Sebuku, Kabupaten
Nunukan, lalu Terdakwa menunjukkan 1 (satu) unit mobil Mobil
Daihatsu Terios 1.5 X MT DLX warna putih dengan nomor Polisi KU
1610 SA kepada Saksi dan istri Saksi, dan Terdakwa juga menjelaskan
kepada Saksi dan istri Saksi bahwa pembelian mobil tersebut adalah
cash (lunas) dan tidak ada lagi cicilan yang harus dibayar oleh Saksi
dan istri Saksi;
- Bahwa kemudian Saksi dan istri Saksi sepakat untuk membeli mobil
tersebut dari Terdakwa dengan harga Rp180.000.000,00 (seratus
delapan puluh juta Rupiah) secara cash (lunas);
- Bahwa selanjutnya Terdakwa membuat kwitansi pembelian atas mobil
tersebut dengan menggunakan kwitansi biasa, kemudian kwitansi
tersebut dibubuhi materai 6000, namun kwitansi tersebut tidak ada
dibubuhi stempel dealer Daihatsu;
- Bahwa kemudian Terdakwa menyerahkan 1 (satu) unit mobil Daihatsu
Terios 1.5 X MT DLX warna putih dengan nomor Polisi KU 1610 SA dan

Halaman 10 dari 33 Putusan Nomor 279/Pid.B/2020/PN Nnk


1 (satu) lembar STCK (Surat Tanda Coba Kendaraan) kepada Saksi
dan istri Saksi;
- Bahwa kemudian sekira 7 (tujuh) bulan sejak transaksi jual beli 1 (satu)
unit mobil Daihatsu Terios 1.5 X MT DLX warna putih dengan nomor
Polisi KU 1610 SA tersebut, Terdakwa menyerahkan STNK mobil
tersebut kepada Saksi dan istri Saksi pada bulan Juni tahun 2019,
namun STNK tersebut masih atas nama Sri Puja Asjum;
- Bahwa kemudian pada hari Jumat, tanggal 21 Agustus 2020, sekira
pukul 15.00 WITA, istri Saksi menghubungi Terdakwa melalui
sambungan telepon, kemudian Saksi menanyakan keberadaan BPKP
Mobil yang dijanjikan oleh Terdakwa, lalu Terdakwa menjawab istri
Saksi dengan mengatakan bahwa BPKP mobil tersebut akan keluar
pada bulan September 2020, lalu istri Saksi menjawab Terdakwa
dengan mengatakan bahwa istri Saksi akan menunggu BPKP tersebut,
selanjutnya istri Saksi mengakhiri percakapan dengan mematikan
telepon;
- Bahwa Kemudian Saksi dan istri Saksi mulai curiga terhadap sikap
Terdakwa yang mengulur-ulur penyerahan BPKP 1 (satu) unit mobil
Daihatsu Terios 1.5 X MT DLX warna putih dengan nomor Polisi KU
1610 SA selama kurun waktu 2 (dua) tahun, sehingga pada tanggal 24
Agustus 2020, sekira pukul 10.00 WITA, Saksi bersama istri Saksi
mendatangi kantor Dealer Daihatsu Tarakan untuk menanyakan
kejelasan BPKP mobil tersebut yang belum diserahkan Terdakwa
kepada Saksi dan istri Saksi, kemudian Terdakwa datang dan
menjelaskan kepada Kepala Cabang Dealer Dealer Daihatsu Tarakan
bahwa mobil tersebut tidak jadi dijual kepada Sri Puja Asjum namun
dijual kepada istri Saksi dengan harga harga Rp180.000.000,00
(seratus delapan puluh juta Rupiah) secara cash (lunas);
- Bahwa kemudian Saksi dan istri Saksi mengetahui jika 1 (satu) unit
mobil Daihatsu Terios 1.5 X MT DLX warna putih dengan nomor Polisi
KU 1610 SA yang telah dibeli istri Saksi dari Terdakwa adalah mobil
kreditan dan apabila tidak bisa melunasi angsuran mobil tersebut, maka
mobil tersebut akan ditarik oleh pihak leasing;
- Bahwa Terdakwa tidak pernah menjelaskan kepada Saksi dan istri
Saksi bahwa 1 (satu) unit mobil Daihatsu Terios 1.5 X MT DLX warna
putih dengan nomor Polisi KU 1610 SA adalah mobil kreditan yang

Halaman 11 dari 33 Putusan Nomor 279/Pid.B/2020/PN Nnk


apabila angsuran mobil tersebut tidak dilunasi, maka mobil tersebut
akan ditarik oleh pihak leasing;
- Bahwa kemudian pada hari Senin, tanggal 24 Agustus 2020, Saksi
melaporkan perbuatan Terdakwa tersebut kepada pihak Kepolisian
Sektor Sebuku;
- Bahwa akibat perbuatan Terdakwa, Saksi dan istri Saksi mengalami
kerugian materil berupa uang sejumlah Rp180.000.000,00 (seratus
delapan puluh juta Rupiah);
- Bahwa Saksi mengenali barang bukti yang diajukan oleh Penuntut
Umum dalam persidangan ini;
Terhadap keterangan Saksi, Terdakwa tidak keberatan dan
membenarkannya;

Menimbang, bahwa selanjutnya dalam persidangan Penuntut Umum


telah meminta izin kepada Majelis Hakim untuk membacakan keterangan saksi
Hasan Bin Kawaru sebagaimana yang tercantum dalam Berita Acara
Pemeriksaan (BAP) pada saat proses Penyidikan, karena saksi Hasan Bin
Kawaru tersebut telah dipanggil oleh Penuntut Umum untuk memberikan
keterangan di persidangan, namun yang bersangkutan tidak dapat hadir karena
saksi Hasan Bin Kawaru sedang berada di luar wilayah Pengadilan Negeri
Nunukan;
Menimbang, bahwa oleh karena saksi Hasan Bin Kawaru telah dipanggil
oleh Penuntut Umum namun ternyata yang bersangkutan tidak dapat hadir
dalam persidangan dikarenakan suatu alasan yang sah, maka berdasarkan
ketentuan Pasal 162 ayat (1) KUHAP, keterangan Saksi tersebut dapat
dibacakan, sehingga Majelis Hakim kemudian memberikan kesempatan kepada
Penuntut Umum untuk membacakan keterangan saksi Hasan Bin Kawaru
sebagaimana yang tercantum dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP) pada
proses Penyidikan;
Menimbang, bahwa setelah Penuntut Umum membacakan keterangan
saksi Hasan Bin Kawaru tersebut, selanjutnya Terdakwa menyatakan tidak
keberatan dan membenarkannya;
Menimbang, bahwa oleh karena keterangan saksi Hasan Bin Kawaru
dalam proses penyidikan sebagaimana yang telah dibacakan oleh Penuntut
Umum sebelumnya telah diberikan dibawah sumpah, maka sesuai dengan
ketentuan Pasal 162 ayat (2) KUHAP, keterangan Saksi yang dibacakan

Halaman 12 dari 33 Putusan Nomor 279/Pid.B/2020/PN Nnk


tersebut disamakan nilainya dengan keterangan Saksi dibawah sumpah yang
diucapkan di sidang;
Menimbang, bahwa Terdakwa tidak mengajukan Saksi yang
meringankan (a de charge);
Menimbang, bahwa Terdakwa di persidangan telah memberikan
keterangan yang pada pokoknya sebagai berikut:
- Bahwa Terdakwa adalah karyawan PT Tri Mandiri Selaras dengan
jabatan sebagai Sales Supervisor di kantor dealer Daihatsu sub cabang
Sebuku sejak tanggal 2 Oktober 2017 dan di non aktifkan sejak 13
Maret 2020;
- Bahwa Terdakwa ditangkap oleh petugas Kepolisan pada hari Selasa,
tanggal 25 Agustus 2020, sekira pukul 11.00 WITA, karena Terdakwa
terkait permasalahan jual beli mobil dengan saksi Jamilatun Binti Parno;
- Bahwa pada awalnya jual beli mobil antara Terdakwa dengan saksi
Jamilatun Binti Parno bermula ketika pada bulan Oktober tahun 2018,
saksi Jamilatun Binti Parno mendatangi kantor dealer Daihatsu sub
cabang Sebuku dan bertemu dengan Terdakwa yang pada saat itu
masih berstatus sebagai karyawan PT Tri Mandiri Selaras dengan
jabatan sebagai Supervisor sales di kantor dealer Daihatsu sub cabang
Sebuku. Pada saat itu, saksi Jamilatun Binti Parno mengatakan
bermaksud membeli mobil merek Xenia, namun saat itu uang saksi
Jamilatun Binti Parno tidak cukup untuk membeli secara cash (tunai)
sehingga pembelian mobil tersebut tidak jadi;
- Bahwa sekira bulan Desember tahun 2018, Terdakwa menerima
permohonan pembelian mobil secara kredit terhadap 1 (satu) unit mobil
Daihatsu Terios 1.5 X MT DLX warna putih dari saksi Hasan Bin Kawaru
dengan panjar sejumlah Rp48.000.000,00 (empat puluh delapan juta
Rupiah) dengan jangka waktu kredit selama 5 (lima) tahun dan
angsuran per bulan sejumlah Rp5.650.000,00 (lima juta enam ratus lima
puluh ribu Rupiah), kemudian permohonan saksi Hasan bin Kawaru
disetujui oleh perusahaan pembiayaan MPM, selanjutnya Terdakwa
menghubungi Norman atasan Terdakwa yang berada di Kantor Cabang
Daihatsu Tarakan agar mengirim 1 (satu) unit mobil Daihatsu Terios 1.5
X MT DLX warna putih ke bulungan, kemudian saksi Hasan Bin Kawaru
membayar 50 % panjar mobil tersebut sejumlah Rp25,000.000,00 (dua
puluh lima juta Rupiah), selanjutnya pada hari Sabtu tanggal lupa bulan
Desember 2018, Terdakwa mengantar 1 (satu) unit mobil Daihatsu

Halaman 13 dari 33 Putusan Nomor 279/Pid.B/2020/PN Nnk


Terios 1.5 X MT DLX warna putih dengan nomor Polisi KU 1610 SA ke
rumah saksi Hasan Bin Kawaru di Malinau, kemudian mobil dan Surat
Tanda Coba Kendaraan) a.n Sri Puja Asjum tersebut diterima langsung
oleh saksi Hasan Bin Kawaru, lalu Terdakwa menangih sisa panjar
mobil tersebut kepada saksi Hasan Bin Kawaru dan dijawab akan
dibayar pada hari senin lupa tanggal bulan Desember tahun 2018,
kemudian Terdakwa menangih lagi sisa panjar yang belum dibayar oleh
saksi Hasan Bin Kawaru melalui telepon, namun saksi Hasan Bin
Kawaru justru memarahi Terdakwa dengan mengatakan, „‟ unit mobil
terios yang dipesan pelek 17 yang kamu datangkan pelek 16, ambil
mobil, uang saya kembalikan‟‟, kemudian Terdakwa menemui saksi
Hasan bin Kawaru di Malinau, lalu saksi Hasan berkata kepada
Terdakwa, „‟Saya tunggu hari ini uang saya dan mobilnya kau bawa‟‟,
lalu Terdakwa membawa mobil tersebut;
- Bahwa kemudian pada tanggal 14 Desember 2018 sekira jam 17.00
WITA, Terdakwa yang sedang berada di Malinau menghubungi saksi
Jamilatun Binti Parno melalui Telepon untuk menanyakan apakah saksi
Jamilatun Binti Parno masih berniat membeli mobil, kemudian Terdakwa
bertanya kepada saksi Jamilatun Binti Parno dengan mengatakan, „‟ Bu,
kemarin masih cari mobil tidak?‟‟, lalu dijawab saksi Jamilatun dengan
mengatakan, „‟ Kalau harganya masih tinggi uang saya gak sampai
pak‟‟, lalu Terdakwa menjawab saksi Jamlatun dengan mengatakan, „‟
Kalau ibu mau ini ada mobil Daihatsu Terios 1.5 X MT DLX warna putih,
ibu punya uang berapa?‟‟, lalu saksi Jamilatun menjawab Terdakwa
dengan mengatakan, „‟Uang saya hanya Rp180.000.000,00 (seratus
delapan puluh juta Rupiah)‟‟, lalu Terdakwa menjawab saksi Jamilatun
dengan mengatakan,‟‟ Bisakah ibu tambah lagi menjadi
Rp220.000.000,00 (dua ratus dua puluh juta Rupiah), lalu saksi
Jamilatun menjawab Terdakwa dengan mengatakan, „‟Gak ada pak
Hendrik cuma itu saja uang saya‟‟, lalu Terdakwa berkata kepada saksi
Jamilatun, „‟Kalau ibu mau ini mobil ada tapi STNK masih atas nama
orang lain karena konsumen pertamanya batal‟‟, lalu saksi Jamilatun
bertanya kepada Terdakwa dengan mengatakan,‟‟ bagaimana
kelengkapan surat mobill? Dan apakah itu resmikah pak Hendrik?, lalu
dijawab Terdakwa dengan mengatakan,‟‟surat mobil ada dan ini resmi
bu, untuk STNK mobil paling cepat 3 bulan dan paling lambat 6 bulan,
sedangkan BPKP paling cepat 6 bulan dan paling lambat 8 bulan akan

Halaman 14 dari 33 Putusan Nomor 279/Pid.B/2020/PN Nnk


diberikan kepada ibu‟‟, lalu Saksi berkata kepada Terdakwa,‟‟Ya Sudah
datang saja dirumah kita lanjutkan pembicaraan‟‟;
- Bahwa kemudian pada tanggal 14 Desember 2018, sekira jam 20.30
WITA, Terdakwa mendatangi rumah Saksi yang beralamat di Jalan
Seroja Blok M RT.13 Desa Harapan, Kecamatan Sebuku, Kabupaten
Nunukan, lalu Terdakwa menunjukkan 1 (satu) unit mobil Mobil
Daihatsu Terios 1.5 X MT DLX warna putih dengan nomor Polisi KU
1610 SA kepada saksi Jamilatun Binti Parno dan saksi Herman Bin
Buhera untuk meyakinkan;
- Bahwa kemudian saksi Jamilatun Binti Parno dan saksi Herman Bin
Buhera sepakat untuk membeli 1 (satu) unit mobil Mobil Daihatsu Terios
1.5 X MT DLX warna putih dengan nomor Polisi KU 1610 SA dari
Terdakwa dengan harga Rp180.000.000,00 (seratus delapan puluh juta
Rupiah) yang dibayarkan kepada Terdakwa secara cash (lunas);
- Bahwa selanjutnya Terdakwa membuat kwitansi pembelian 1 (satu) unit
mobil Mobil Daihatsu Terios 1.5 X MT DLX warna putih dengan nomor
Polisi KU 1610 SA dengan menggunakan kwitansi biasa/pasar,
kemudian kwitansi tersebut dibubuhi materai 6000, namun tidak ada
dibubuhi stempel dealer Daihatsu;
- Bahwa Terdakwa mengetahui kwitansi pasar yang dibuat dalam jual beli
1 (satu) unit mobil Mobil Daihatsu Terios 1.5 X MT DLX warna putih
dengan nomor Polisi KU 1610 SA tidak dibenarkan karena ada kwitansi
resmi yang bernomor register dan berstempel resmi dari dealer
Daihatsu dalam setiap transaksi jual beli mobil;
- Bahwa kemudian Terdakwa menyerahkan 1 (satu) unit mobil Daihatsu
Terios 1.5 X MT DLX warna putih dengan nomor Polisi KU 1610 SA dan
1 (satu) lembar STCK (Surat Tanda Coba Kendaraan) kepada saksi
Jamilatun Binti Parno;
- Bahwa kemudian pada bulan Juni tahun 2019, Terdakwa menyerahkan
STNK 1 (satu) unit mobil Daihatsu Terios 1.5 X MT DLX warna putih
dengan nomor Polisi KU 1610 SA kepada saksi Jamilatun Binti Parno,
namun STNK tersebut masih atas nama Sri Puja Asjum;
- Bahwa kemudian pada hari Jumat, tanggal 21 Agustus 2020, sekira
pukul 15.00 WITA, Terdakwa dihubungi oleh saksi Jamilatun Binti Parno
melalui sambungan telepon, kemudian saksi Jamilatun Binti Parno
menanyakan keberadaan BPKP Mobil yang dijanjikan oleh Terdakwa,
lalu Terdakwa menjawab saksi Jamilatun Binti Parno dengan

Halaman 15 dari 33 Putusan Nomor 279/Pid.B/2020/PN Nnk


mengatakan bahwa BPKP mobil tersebut akan keluar pada bulan
September 2020, lalu saksi Jamilatun Binti Parno menjawab Terdakwa
dengan mengiyakan penjelasan Terdakwa tersebut, lalu saksi Jamilatun
Binti Parno langsung mematikan telepon;
- Bahwa kemudian pada hari Senin, tanggal 24 Agustus 2020 sekira
pukul 10.00WITA, Terdakwa dihubungi oleh Kepala Cabang Dealer
Daihatsu Cabang Tarakan yang meminta Terdakwa agar datang ke
kantor Dealer Daihatsu Cabang Tarakan, lalu Terdakwa datang dan
bertemu dengan saksi Jamilatun Binti Parno dan Saksi Herman Bin
Buhera di kantor tersebut, lalu Kepala Cabang Dealer Daihatsu Cabang
Tarakan menanyakan kwitansi pembelian 1 (satu) unit mobil Daihatsu
Terios 1.5 X MT DLX warna putih dengan nomor Polisi KU 1610 SA
yang dibuat oleh Terdakwa, kemudian Terdakwa menjelaskan bahwa
mobil tersebut bukan diambil atau dijual kepada Sri Puja Asjum
melainkan dijual kepada saksi Jamilatun Binti Parno secara cash (lunas)
sejumlah Rp180.000.000,00 (seratus delapan puluh juta Rupiah);
- Bahwa setelah mendengar penjelasan Terdakwa tersebut diatas,
kemudian saksi Jamilatun Binti Parno mengetahui bahwa 1 (satu) unit
mobil Daihatsu Terios 1.5 X MT DLX warna putih dengan nomor Polisi
KU 1610 SA yang dibeli dari Terdakwa merupakan mobil kreditan dan
apabila angsurannya tidak dilunasi, maka pihak leasing akan menarik
mobil tersebut;
- Bahwa kemudian Terdakwa telah menggunakan uang sejumlah
Rp180.000.000,00 (seratus delapan puluh juta Rupiah) untuk pelunasan
down payment (DP) pengambilan mobil sejumlah Rp23.000.000,00 (dua
puluh tiga juta Rupiah), dikembalikan kepada saksi Hasan Bin Kawaru
sejumlah Rp25.000.000,00 (dua puluh lima juta Rupiah), pembayaran
cicilan mobil Daihatsu Terios 1.5 X MT DLX warna putih dengan nomor
Polisi KU 1610 SA sejumlah Rp79.100.000,00 (tujuh puluh Sembilan
juta seratus ribu Rupiah), membayar hutang pribadi Terdakwa sejumlah
Rp30.000.000,00 (tiga puluh juta Rupiah), dan sisanya sejumlah
Rp22.900.000,00 (dua puluh dua juta sembilan ratus ribu Rupiah)
digunakan Terdakwa untuk berfoya-foya;
- Bahwa Terdakwa mengakui kesalahannya dan menyesali
perbuatannya, serta berjanji tidak akan mengulangi perbuatan tersebut;
- Bahwa Terdakwa mengenali barang bukti yang diajukan oleh Penuntut
Umum dalam persidangan perkara ini;

Halaman 16 dari 33 Putusan Nomor 279/Pid.B/2020/PN Nnk


Menimbang, bahwa Penuntut Umum mengajukan barang bukti sebagai
berikut:
1. 1 (satu) unit mobil merek/type Daihatsu Terios 1.5 X MT F800RG-
GMDF.I warna putih dengan nomor Polisi KU 1610 SA lengkap dengan
kunci kontak;
2. 1 (satu) buah lembar STNK (Surat Tanda Nomor Kendaraan) dengan
identitas sbb;
- Nomor Polisi : KU 1610 SA
- Nama Pemilik : Sri Puja Asjum
- Alamat : Malinau Kota RT.009.
- Mobil merek/type : Daihatsu Terios 1.5 X MT F800RG-GMDF.I
- Jenis/Model : Mini Bus
- Warna : Putih
- Nomor Rangka : MHKG8FAIJJK006672
- Nomor Mesin : 2NRF776120
3. 1 (satu) lembar Kwitansi pembayaran 1 (satu) unit Mobil merek/type
Daihatsu Terios 1.5 X MT DLX bermaterai 6000 a.n Ibu Jamilatun
dengan sejumlah uang pembayaran sebesar Rp180.000.000,00
(seratus delapan puluh juta Rupiah).

Menimbang, bahwa barang bukti tersebut diatas, telah dibenarkan oleh


Terdakwa dan saksi-saksi dan telah disita sesuai dengan hukum yang berlaku
sehingga dipertimbangkan dalam putusan ini;
Menimbang, bahwa berdasarkan alat bukti dan barang bukti yang
diajukan diperoleh fakta-fakta hukum sebagai berikut:
- Bahwa Terdakwa ditangkap oleh petugas Kepolisan pada hari Selasa,
tanggal 25 Agustus 2020, sekira pukul 11.00 WITA, karena Terdakwa
terkait permasalahan jual beli mobil dengan saksi Jamilatun Binti Parno;
- Bahwa pada awalnya jual beli mobil antara Terdakwa dengan saksi
Jamilatun Binti Parno bermula ketika pada bulan Oktober tahun 2018,
saksi Jamilatun Binti Parno mendatangi kantor dealer Daihatsu sub
cabang Sebuku dan bertemu dengan Terdakwa. Pada saat itu, saksi
Jamilatun Binti Parno bermaksud membeli mobil merek Xenia, namun
saat itu uang saksi Jamilatun Binti Parno tidak cukup untuk membeli
secara cash (tunai) sehingga pembelian mobil tersebut tidak jadi;

Halaman 17 dari 33 Putusan Nomor 279/Pid.B/2020/PN Nnk


- Bahwa sekira bulan Desember tahun 2018, Terdakwa menerima
permohonan pembelian mobil secara kredit terhadap 1 (satu) unit mobil
Daihatsu Terios 1.5 X MT DLX warna putih dari saksi Hasan Bin Kawaru
dengan panjar sejumlah Rp48.000.000,00 (empat puluh delapan juta
Rupiah) dengan jangka waktu kredit selama 5 (lima) tahun dan
angsuran per bulan sejumlah Rp5.650.000,00 (lima juta enam ratus lima
puluh ribu Rupiah), kemudian permohonan saksi Hasan bin Kawaru
disetujui oleh perusahaan pembiayaan MPM, selanjutnya Terdakwa
menghubungi Norman atasan Terdakwa yang berada di Kantor Cabang
Daihatsu Tarakan agar mengirim 1 (satu) unit mobil Daihatsu Terios 1.5
X MT DLX warna putih ke bulungan, selanjutnya pada hari Sabtu
tanggal lupa bulan Desember 2018, Terdakwa mengantarkan 1 (satu)
unit mobil Daihatsu Terios 1.5 X MT DLX warna putih dengan nomor
Polisi KU 1610 SA ke rumah saksi Hasan Bin Kawaru di Malinau,
kemudian mobil dan Surat Tanda Coba Kendaraan (STCK) a.n Sri Puja
Asjum tersebut diterima langsung oleh saksi Hasan Bin Kawaru;
- Bahwa pada bulan Desember tahun 2018, saksi Hasan Bin Kawaru
bertemu dengan Terdakwa di Malinau, kemudian Saksi Hasan Bin
Kawaru membatalkan kredit 1 (satu) unit mobil Daihatsu Terios 1.5 X
MT DLX warna putih dengan nomor Polisi KU 1610 SA dengan alasan
spesifikasi mobil yang dipesan saksi Hasan bin Kawaru tidak sesuai
dengan yang diterima, lalu saksi Hasan Bin Kawaru mengembalikan
mobil tersebut kepada Terdakwa dan meminta kepada Terdakwa agar
mengembalikan down payment (DP) atau panjar yang telah disetorkan
saksi Hasan Bin Kawaru, selanjutnya Terdakwa membawa mobil
tersebut;
- Bahwa kemudian pada tanggal 14 Desember 2018 sekira jam 17.00
WITA, Terdakwa menghubungi saksi Jamilatun Binti Parno melalui
Telepon untuk menawarkan mobil tersebut agar dibeli oleh saksi
Jamilatun Binti Parno, kemudian Terdakwa bertanya kepada saksi
Jamilatun Binti Parno dengan mengatakan, „‟ Bu, kemarin masih cari
mobil tidak?‟‟, lalu dijawab saksi Jamilatun dengan mengatakan, „‟ Kalau
harganya masih tinggi uang saya gak sampai pak‟‟, lalu Terdakwa
menjawab saksi Jamilatun dengan mengatakan, „‟ Kalau ibu mau ini ada
mobil Daihatsu Terios 1.5 X MT DLX warna putih, ibu punya uang
berapa?‟‟, lalu saksi Jamilatun menjawab Terdakwa dengan
mengatakan, „‟Uang saya hanya Rp180.000.000,00 (seratus delapan

Halaman 18 dari 33 Putusan Nomor 279/Pid.B/2020/PN Nnk


puluh juta Rupiah)‟‟, lalu Terdakwa menjawab saksi Jamilatun dengan
mengatakan,‟‟ Bisakah ibu tambah lagi menjadi Rp220.000.000,00 (dua
ratus dua puluh juta Rupiah), lalu saksi Jamilatun menjawab Terdakwa
dengan mengatakan, „‟Gak ada pak Hendrik cuma itu saja uang saya‟‟,
lalu Terdakwa berkata kepada saksi Jamilatun, „‟Kalau ibu mau ini mobil
ada tapi STNK masih atas nama orang lain karena konsumen
pertamanya batal‟‟, lalu saksi Jamilatun bertanya kepada Terdakwa
dengan mengatakan,‟‟ bagaimana kelengkapan surat mobil?, dan
apakah itu resmikah pak Hendrik?, lalu dijawab Terdakwa dengan
mengatakan,‟‟surat mobil ada dan ini resmi bu, untuk STNK mobil paling
cepat 3 bulan dan paling lambat 6 bulan, sedangkan BPKP paling cepat
6 bulan dan paling lambat 8 bulan akan diberikan kepada ibu‟‟, lalu saksi
Jamilatun berkata kepada Terdakwa,‟‟Ya Sudah datang saja dirumah
kita lanjutkan pembicaraan‟‟;
- Bahwa kemudian pada tanggal 14 Desember 2018, sekira jam 20.30
WITA, Terdakwa mendatangi rumah saksi Jamilatun yang beralamat di
Jalan Seroja Blok M RT.13 Desa Harapan, Kecamatan Sebuku,
Kabupaten Nunukan, lalu Terdakwa menunjukkan 1 (satu) unit mobil
Mobil Daihatsu Terios 1.5 X MT DLX warna putih dengan nomor Polisi
KU 1610 SA kepada saksi Jamilatun Binti Parno dan saksi Herman Bin
Buhera, kemudian saksi Jamilatun Binti Parno dan saksi Herman Bin
Buhera sepakat untuk membeli 1 (satu) unit mobil Mobil Daihatsu Terios
1.5 X MT DLX warna putih dengan nomor Polisi KU 1610 SA dari
Terdakwa dengan harga Rp180.000.000,00 (seratus delapan puluh juta
Rupiah), lalu saksi Jamilatun Binti Parno langsung membayar secara
cash (lunas) kepada Terdakwa pada saat itu juga;
- Bahwa selanjutnya Terdakwa membuat kwitansi pembelian 1 (satu) unit
mobil Mobil Daihatsu Terios 1.5 X MT DLX warna putih dengan nomor
Polisi KU 1610 SA menggunakan kwitansi biasa/pasar dengan
mencantumkan harga mobil sejumlah Rp180.000.000,00 (seratus
delapan puluh juta Rupiah), kemudian kwitansi tersebut dibubuhi
materai 6000 dan ditandatangani oleh Saksi Jamilatun Binti Parno,
namun pada kwitansi tersebut tidak ada stempel dealer Daihatsu;
- Bahwa kemudian Terdakwa menyerahkan 1 (satu) unit mobil Daihatsu
Terios 1.5 X MT DLX warna putih dengan nomor Polisi KU 1610 SA dan
1 (satu) lembar STCK (Surat Tanda Coba Kendaraan) kepada saksi
Jamilatun Binti Parno;

Halaman 19 dari 33 Putusan Nomor 279/Pid.B/2020/PN Nnk


- Bahwa kemudian pada bulan Juni tahun 2019, Terdakwa menyerahkan
STNK 1 (satu) unit mobil Daihatsu Terios 1.5 X MT DLX warna putih
dengan nomor Polisi KU 1610 SA kepada saksi Jamilatun Binti Parno,
namun STNK tersebut masih atas nama Sri Puja Asjum;
- Bahwa kemudian pada hari Jumat, tanggal 21 Agustus 2020, sekira
pukul 15.00 WITA, Terdakwa dihubungi oleh saksi Jamilatun Binti Parno
melalui sambungan telepon, kemudian saksi Jamilatun Binti Parno
menanyakan keberadaan BPKP Mobil yang dijanjikan oleh Terdakwa,
lalu Terdakwa menjawab saksi Jamilatun Binti Parno dengan
mengatakan bahwa BPKP mobil tersebut akan keluar pada bulan
September 2020, lalu saksi Jamilatun Binti Parno menjawab Terdakwa
dengan mengiyakan penjelasan Terdakwa tersebut, lalu saksi Jamilatun
Binti Parno langsung mematikan telepon;
- Bahwa kemudian pada hari Senin, tanggal 24 Agustus 2020 sekira
pukul 10.00WITA, Terdakwa dihubungi oleh Kepala Cabang Dealer
Daihatsu Cabang Tarakan yang meminta Terdakwa agar datang ke
kantor Dealer Daihatsu Cabang Tarakan, lalu Terdakwa datang dan
bertemu dengan saksi Jamilatun Binti Parno dan Saksi Herman Bin
Buhera di kantor tersebut, lalu Kepala Cabang Dealer Daihatsu Cabang
Tarakan menanyakan kwitansi pembelian 1 (satu) unit mobil Daihatsu
Terios 1.5 X MT DLX warna putih dengan nomor Polisi KU 1610 SA
yang dibuat oleh Terdakwa, kemudian Terdakwa menjelaskan bahwa
mobil tersebut bukan diambil atau dijual kepada Sri Puja Asjum
melainkan dijual kepada saksi Jamilatun Binti Parno secara cash (lunas)
sejumlah Rp180.000.000,00 (seratus delapan puluh juta Rupiah);
- Bahwa setelah mendengar penjelasan Terdakwa tersebut diatas,
kemudian saksi Jamilatun Binti Parno mengetahui bahwa 1 (satu) unit
mobil Daihatsu Terios 1.5 X MT DLX warna putih dengan nomor Polisi
KU 1610 SA yang dibeli dari Terdakwa merupakan mobil kreditan dan
apabila angsurannya tidak dilunasi, maka pihak leasing akan menarik
mobil tersebut;
- Bahwa Terdakwa mengetahui jenis kwitansi pasar yang digunakan
dalam jual beli 1 (satu) unit mobil Mobil Daihatsu Terios 1.5 X MT DLX
warna putih dengan nomor Polisi KU 1610 SA tidak dibenarkan karena
ada kwitansi resmi yang bernomor register dan berstempel resmi dari
dealer Daihatsu dalam setiap transaksi jual beli mobil;

Halaman 20 dari 33 Putusan Nomor 279/Pid.B/2020/PN Nnk


- Bahwa Terdakwa mengetahui status 1 (satu) unit mobil Mobil Daihatsu
Terios 1.5 X MT DLX warna putih dengan nomor Polisi KU 1610 SA
adalah mobil kredit yang bermasalah dan angsurannya masih berjalan,
namun Terdakwa tetap menjual mobil tersebut kepada saksi Jamilatun
Binti Parno dengan menutupi permasalahan yang terkait dengan mobil
tersebut dengan cara menyakinkan saksi Jamilatun Binti Parno bahwa
mobil tersebut dapat dibeli secara cash (lunas) dan tidak ada cicilan
lagi;
- Bahwa Terdakwa telah menggunakan uang sejumlah Rp180.000.000,00
(seratus delapan puluh juta Rupiah) untuk keperluaan pelunasan down
payment (DP) pengambilan mobil sejumlah Rp23.000.000,00 (dua puluh
tiga juta Rupiah) kepada Dealer, dikembalikan kepada saksi Hasan Bin
Kawaru sejumlah Rp25.000.000,00 (dua puluh lima juta Rupiah),
pembayaran cicilan mobil Daihatsu Terios 1.5 X MT DLX warna putih
dengan nomor Polisi KU 1610 SA sejumlah Rp79.100.000,00 (tujuh
puluh Sembilan juta seratus ribu Rupiah), membayar hutang pribadi
Terdakwa sejumlah Rp30.000.000,00 (tiga puluh juta Rupiah), dan
sisanya sejumlah Rp22.900.000,00 (dua puluh dua juta sembilan ratus
ribu Rupiah) digunakan Terdakwa untuk berfoya-foya;
- Bahwa Terdakwa mengakui kesalahannya dan menyesali
perbuatannya, serta berjanji tidak akan mengulangi perbuatan tersebut;
- Bahwa Terdakwa mengenali barang bukti yang diajukan oleh Penuntut
Umum dalam persidangan perkara ini;

Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis Hakim akan


mempertimbangkan apakah berdasarkan fakta-fakta hukum tersebut diatas,
Terdakwa dapat dinyatakan telah melakukan tindak pidana yang didakwakan
kepadanya;
Menimbang, bahwa Terdakwa telah didakwa oleh Penuntut Umum
dengan dakwaan alternatif, yaitu kesatu Pasal 374 Kitab Undang-Undang
Hukum Pidana (KUHP) atau Kedua Pasal 378 Undang-Undang Hukum Pidana
(KUHP);
Menimbang, bahwa oleh karena dakwaan Penuntut Umum berbentuk
alternatif, maka Majelis Hakim dengan memperhatikan fakta-fakta hukum
tersebut diatas langsung memilih dakwaan alternatif kedua, yaitu Pasal 378
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP), dengan unsur-unsur sebagai
berikut:

Halaman 21 dari 33 Putusan Nomor 279/Pid.B/2020/PN Nnk


1. Barangsiapa;
2. Dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain
secara melawan hukum;
3. Dengan memakai nama palsu atau martabat palsu, dengan tipu
muslihat, ataupun rangkaian kebohongan;
4. Menggerakan orang lain untuk menyerahkan barang sesuatu
kepadanya, atau supaya memberi hutang, maupun menghapuskan
piutang;
Menimbang, bahwa terhadap unsur-unsur tersebut Majelis Hakim
mempertimbangkan sebagai berikut:

Ad.1. Barangsiapa;
Menimbang, bahwa makna kata „‟Barangsiapa‟‟ dalam Kitab Undang-
Undang Hukum Pidana tidak diuraikan secara jelas, tetapi kata ‟‟barang siapa‟‟
pada dasarnya merujuk kepada subjek hukum yang terdiri dari orang (persoon)
atau badan hukum (natuurlijk person) sebagai pelaku tindak pidana yang harus
bertanggungjawab atas suatu perbuatan atau kejadian yang didakwakan itu,
atau setidak-tidaknya mengenai siapa orangnya yang harus dijadikan Terdakwa
dalam perkara ini;
Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan Terdakwa pada saat
pemeriksaan identitas di persidangan, Terdakwa telah membenarkan identitas
Terdakwa yang tercantum dalam Surat Dakwaan Penuntut Umum tersebut
adalah Terdakwa, maka Majelis Hakim berpendapat bahwa memang benar
orang yang dimaksud oleh Penuntut Umum di dalam Surat Dakwaannya
tersebut adalah Terdakwa HENDRIK ANDELAS ARITONANG Anak Dari
RUDOLF ARITONANG dan bukanlah orang lain, dengan demikian tidak ada
kekeliruan subjek hukum (eror in persona) dalam perkara ini;
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut diatas, maka
Majelis Hakim menilai bahwa unsur “barangsiapa” tersebut di atas telah
terpenuhi;
Menimbang, bahwa apakah Terdakwa yang adalah termasuk sebagai
orang dalam perkara ini dapat disebut sebagai pelaku tindak pidana, maka perlu
dipertimbangkan unsur selain unsur „‟barang siapa‟‟ dari pasal dakwaan
Penuntut Umum tersebut dengan uraian pertimbangan seperti tersebut di bawah
ini;
Ad.2. Unsur dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri
atau orang lain secara melawan hukum;

Halaman 22 dari 33 Putusan Nomor 279/Pid.B/2020/PN Nnk


Menimbang, bahwa yang dikehendaki oleh unsur ini adalah adanya
kehendak dari pelaku untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain dan
perbuatan pelaku tersebut bertentangan dengan kewajiban yang dimiliki olehnya
atau melanggar hak subyektif orang lain;
Menimbang, bahwa menguntungkan diri sendiri atau orang lain dapat
diartikan untuk mendapat manfaat atau kenikmatan atas barang dari sesuatu
perbuatan baik bagi diri sendiri atau orang lain, dimana perbuatan tersebut
dilakukan secara tanpa hak atau melanggar hak subyektif orang lain atau
bertentangan dengan kewajiban hukum si pelaku;
Menimbang, bahwa melawan hukum diartikan sebagai perbuatan yang
bertentangan dengan hukum atau aturan perundang-undangan yang berlaku;
Menimbang, bahwa berdasarkan fakta-fakta yang terungkap dalam
persidangan, bahwa Terdakwa ditangkap oleh petugas Kepolisan pada hari
Selasa, tanggal 25 Agustus 2020, sekira pukul 11.00 WITA, karena Terdakwa
terkait permasalahan jual beli mobil dengan saksi Jamilatun Binti Parno;
Menimbang, bahwa pada awalnya jual beli mobil antara Terdakwa
dengan saksi Jamilatun Binti Parno bermula ketika pada bulan Oktober tahun
2018, saksi Jamilatun Binti Parno mendatangi kantor dealer Daihatsu sub
cabang Sebuku dan bertemu dengan Terdakwa. Pada saat itu, saksi Jamilatun
Binti Parno bermaksud membeli mobil merek Xenia, namun saat itu uang saksi
Jamilatun Binti Parno tidak cukup untuk membeli secara cash (tunai) sehingga
pembelian mobil tersebut tidak jadi;
Menimbang, bahwa sekira bulan Desember tahun 2018, Terdakwa
menerima permohonan pembelian mobil secara kredit terhadap 1 (satu) unit
mobil Daihatsu Terios 1.5 X MT DLX warna putih dari saksi Hasan Bin Kawaru
dengan panjar sejumlah Rp48.000.000,00 (empat puluh delapan juta Rupiah)
dengan jangka waktu kredit selama 5 (lima) tahun dan angsuran per bulan
sejumlah Rp5.650.000,00 (lima juta enam ratus lima puluh ribu Rupiah),
kemudian permohonan saksi Hasan bin Kawaru disetujui oleh perusahaan
pembiayaan MPM, selanjutnya Terdakwa menghubungi Norman atasan
Terdakwa yang berada di Kantor Cabang Daihatsu Tarakan agar mengirim 1
(satu) unit mobil Daihatsu Terios 1.5 X MT DLX warna putih ke bulungan,
selanjutnya pada hari Sabtu tanggal lupa bulan Desember 2018, Terdakwa
mengantarkan 1 (satu) unit mobil Daihatsu Terios 1.5 X MT DLX warna putih
dengan nomor Polisi KU 1610 SA ke rumah saksi Hasan Bin Kawaru di Malinau,
kemudian mobil dan Surat Tanda Coba Kendaraan (STCK) a.n Sri Puja Asjum
tersebut diterima langsung oleh saksi Hasan Bin Kawaru;

Halaman 23 dari 33 Putusan Nomor 279/Pid.B/2020/PN Nnk


Menimbang, bahwa pada bulan Desember tahun 2018, saksi Hasan Bin
Kawaru bertemu dengan Terdakwa di Malinau, kemudian Saksi Hasan Bin
Kawaru membatalkan kredit 1 (satu) unit mobil Daihatsu Terios 1.5 X MT DLX
warna putih dengan nomor Polisi KU 1610 SA dengan alasan spesifikasi mobil
yang dipesan saksi Hasan bin Kawaru tidak sesuai dengan yang diterima, lalu
saksi Hasan Bin Kawaru mengembalikan mobil tersebut kepada Terdakwa dan
meminta kepada Terdakwa agar mengembalikan down payment (DP) atau
panjar yang telah disetorkan saksi Hasan Bin Kawaru, selanjutnya Terdakwa
membawa mobil tersebut;
Menimbang, bahwa kemudian pada tanggal 14 Desember 2018 sekira
jam 17.00 WITA, Terdakwa menghubungi saksi Jamilatun Binti Parno melalui
Telepon untuk menawarkan mobil tersebut agar dibeli saksi Jamilatun Binti
Parno, kemudian Terdakwa bertanya kepada saksi Jamilatun Binti Parno
dengan mengatakan, „‟ Bu, kemarin masih cari mobil tidak?‟‟, lalu dijawab saksi
Jamilatun dengan mengatakan, „‟ Kalau harganya masih tinggi uang saya gak
sampai pak‟‟, lalu Terdakwa menjawab saksi Jamilatun dengan mengatakan, „‟
Kalau ibu mau ini ada mobil Daihatsu Terios 1.5 X MT DLX warna putih, ibu
punya uang berapa?‟‟, lalu saksi Jamilatun menjawab Terdakwa dengan
mengatakan, „‟Uang saya hanya Rp180.000.000,00 (seratus delapan puluh juta
Rupiah)‟‟, lalu Terdakwa menjawab saksi Jamilatun dengan mengatakan,‟‟
Bisakah ibu tambah lagi menjadi Rp220.000.000,00 (dua ratus dua puluh juta
Rupiah), lalu saksi Jamilatun menjawab Terdakwa dengan mengatakan, „‟Gak
ada pak Hendrik cuma itu saja uang saya‟‟, lalu Terdakwa berkata kepada saksi
Jamilatun, „‟Kalau ibu mau ini mobil ada tapi STNK masih atas nama orang lain
karena konsumen pertamanya batal‟‟, lalu saksi Jamilatun bertanya kepada
Terdakwa dengan mengatakan,‟‟ bagaimana kelengkapan surat mobil? Dan
apakah itu resmikah pak Hendrik?, lalu dijawab Terdakwa dengan
mengatakan,‟‟surat mobil ada dan ini resmi bu, untuk STNK mobil paling cepat 3
bulan dan paling lambat 6 bulan, sedangkan BPKP paling cepat 6 bulan dan
paling lambat 8 bulan akan diberikan kepada ibu‟‟, lalu saksi Jamilatun berkata
kepada Terdakwa,‟‟Ya Sudah datang saja dirumah kita lanjutkan pembicaraan‟‟;
Menimbang, bahwa kemudian pada tanggal 14 Desember 2018, sekira
jam 20.30 WITA, Terdakwa mendatangi rumah saksi Jamilatun yang beralamat
di Jalan Seroja Blok M RT.13 Desa Harapan, Kecamatan Sebuku, Kabupaten
Nunukan, lalu Terdakwa menunjukkan 1 (satu) unit mobil Mobil Daihatsu Terios
1.5 X MT DLX warna putih dengan nomor Polisi KU 1610 SA kepada saksi
Jamilatun Binti Parno dan saksi Herman Bin Buhera, kemudian saksi Jamilatun

Halaman 24 dari 33 Putusan Nomor 279/Pid.B/2020/PN Nnk


Binti Parno dan saksi Herman Bin Buhera sepakat untuk membeli 1 (satu) unit
mobil Mobil Daihatsu Terios 1.5 X MT DLX warna putih dengan nomor Polisi KU
1610 SA dari Terdakwa dengan harga Rp180.000.000,00 (seratus delapan
puluh juta Rupiah), lalu saksi Jamilatun Binti Parno langsung membayar secara
cash (lunas) kepada Terdakwa pada saat itu juga;
Menimbang, bahwa selanjutnya Terdakwa membuat kwitansi pembelian
1 (satu) unit mobil Mobil Daihatsu Terios 1.5 X MT DLX warna putih dengan
nomor Polisi KU 1610 SA menggunakan kwitansi biasa/pasar dengan
mencantumkan harga mobil sejumlah Rp180.000.000,00 (seratus delapan puluh
juta Rupiah), kemudian kwitansi tersebut dibubuhi materai 6000 dan
ditandatangani Saksi Jamilatun Binti Parno, namun pada kwitansi tersebut tidak
ada stempel dealer Daihatsu;
Menimbang, bahwa kemudian Terdakwa menyerahkan 1 (satu) unit
mobil Daihatsu Terios 1.5 X MT DLX warna putih dengan nomor Polisi KU 1610
SA dan 1 (satu) lembar STCK (Surat Tanda Coba Kendaraan) kepada saksi
Jamilatun Binti Parno;
Menimbang, bahwa kemudian pada bulan Juni tahun 2019, Terdakwa
menyerahkan STNK 1 (satu) unit mobil Daihatsu Terios 1.5 X MT DLX warna
putih dengan nomor Polisi KU 1610 SA kepada saksi Jamilatun Binti Parno,
namun STNK tersebut masih atas nama Sri Puja Asjum;
Menimbang, bahwa kemudian pada hari Jumat, tanggal 21 Agustus
2020, sekira pukul 15.00 WITA, Terdakwa dihubungi oleh saksi Jamilatun Binti
Parno melalui sambungan telepon, kemudian saksi Jamilatun Binti Parno
menanyakan keberadaan BPKP Mobil yang dijanjikan oleh Terdakwa, lalu
Terdakwa menjawab saksi Jamilatun Binti Parno dengan mengatakan bahwa
BPKP mobil tersebut akan keluar pada bulan September 2020, lalu saksi
Jamilatun Binti Parno menjawab Terdakwa dengan mengiyakan penjelasan
Terdakwa tersebut, lalu saksi Jamilatun Binti Parno langsung mematikan
telepon;
Menimbang, bahwa kemudian pada hari Senin, tanggal 24 Agustus
2020 sekira pukul 10.00WITA, Terdakwa dihubungi oleh Kepala Cabang Dealer
Daihatsu Cabang Tarakan yang meminta Terdakwa agar datang ke kantor
Dealer Daihatsu Cabang Tarakan, lalu Terdakwa datang dan bertemu dengan
saksi Jamilatun Binti Parno dan Saksi Herman Bin Buhera di kantor tersebut,
lalu Kepala Cabang Dealer Daihatsu Cabang Tarakan menanyakan kwitansi
pembelian 1 (satu) unit mobil Daihatsu Terios 1.5 X MT DLX warna putih
dengan nomor Polisi KU 1610 SA yang dibuat oleh Terdakwa, kemudian

Halaman 25 dari 33 Putusan Nomor 279/Pid.B/2020/PN Nnk


Terdakwa menjelaskan bahwa mobil tersebut bukan diambil atau dijual kepada
Sri Puja Asjum melainkan dijual kepada saksi Jamilatun Binti Parno secara cash
(lunas) sejumlah Rp180.000.000,00 (seratus delapan puluh juta Rupiah);
Menimbang, bahwa setelah mendengar penjelasan Terdakwa tersebut
diatas, kemudian saksi Jamilatun Binti Parno mengetahui bahwa 1 (satu) unit
mobil Daihatsu Terios 1.5 X MT DLX warna putih dengan nomor Polisi KU 1610
SA yang dibeli dari Terdakwa merupakan mobil kreditan dan apabila
angsurannya tidak dilunasi, maka pihak leasing akan menarik mobil tersebut;
Menimbang, bahwa Terdakwa mengetahui jenis kwitansi pasar yang
digunakan dalam jual beli 1 (satu) unit mobil Mobil Daihatsu Terios 1.5 X MT
DLX warna putih dengan nomor Polisi KU 1610 SA tidak dibenarkan karena ada
kwitansi resmi yang bernomor register dan berstempel resmi dari dealer
Daihatsu dalam setiap transaksi jual beli mobil;
Menimbang, bahwa Terdakwa mengetahui status 1 (satu) unit mobil
Mobil Daihatsu Terios 1.5 X MT DLX warna putih dengan nomor Polisi KU 1610
SA adalah mobil kredit yang bermasalah dan angsurannya masih berjalan,
namun Terdakwa tetap menjual mobil tersebut kepada saksi Jamilatun Binti
Parno dengan menutupi permasalahan yang terkait dengan mobil tersebut
dengan cara menyakinkan saksi Jamilatun Binti Parno bahwa mobil tersebut
dapat dibeli secara cash (lunas) dan tidak ada cicilan lagi;
Menimbang, bahwa Terdakwa telah menggunakan uang sejumlah
Rp180.000.000,00 (seratus delapan puluh juta Rupiah) untuk keperluaan
pelunasan down payment (DP) pengambilan mobil sejumlah Rp23.000.000,00
(dua puluh tiga juta Rupiah) kepada Dealer, dikembalikan kepada saksi Hasan
Bin Kawaru sejumlah Rp25.000.000,00 (dua puluh lima juta Rupiah),
pembayaran cicilan mobil Daihatsu Terios 1.5 X MT DLX warna putih dengan
nomor Polisi KU 1610 SA sejumlah Rp79.100.000,00 (tujuh puluh Sembilan juta
seratus ribu Rupiah), membayar hutang pribadi Terdakwa sejumlah
Rp30.000.000,00 (tiga puluh juta Rupiah), dan sisanya sejumlah
Rp22.900.000,00 (dua puluh dua juta sembilan ratus ribu Rupiah) digunakan
Terdakwa untuk berfoya-foya;
Menimbang, bahwa berdasarkan fakta-fakta sebagaimana terungkap
dalam persidangan, Terdakwa telah menjual 1 (satu) unit mobil Mobil Daihatsu
Terios 1.5 X MT DLX warna putih dengan nomor Polisi KU 1610 SA kepada
saksi Jamilatun Binti Parno dengan harga Rp180.000.000,00 (seratus delapan
puluh juta Rupiah). Adapun cara Terdakwa menyakinkan saksi Jamilatun Binti
Parno agar mau membeli mobil tersebut adalah dengan mengatakan bahwa

Halaman 26 dari 33 Putusan Nomor 279/Pid.B/2020/PN Nnk


mobil tersebut adalah mobil resmi dari dealer Daihatsu yang sebelumnya
dibatalkan oleh konsumen, sehingga mobil tersebut tidak ada permasalahan,
padahal kredit mobil tersebut masih berlanjut atas nama Sri Puja Asjum dan
penjualan mobil tersebut kepada saksi Jamiatun Binti Parno adalah tidak resmi
karena tanpa sepengetahuan dan persetujuan pimpinan kantor cabang dealer
Daihatsu Tarakan. Selain itu, Terdakwa juga berjanji akan menyerahkan BPKP
mobil tersebut paling cepat 6 bulan dan paling lambat 8 bulan setelah transaksi
jual-beli mobil tersebut, padahal Terdakwa mengetahui BPKP mobil tersebut
tidak mungkin dapat diserahkan dalam tenggang waktu yang disampaikan
kepada saksi Jamiatun Binti Parno karena BPKP mobil tersebut ada dalam
penguasaan pihak leasing hingga kredit mobil tersebut lunas. Berdasarkan
perkataan-perkataan Terdakwa tersebut, saksi Jamilatun Binti Parno menjadi
percaya dan mau membeli mobil tersebut dari Terdakwa dengan harga
Rp180.000.000,00 (seratus delapan puluh juta Rupiah). kemudian uang hasil
penjualan mobil tersebut telah diterima oleh Terdakwa dan sebagian uang
tersebut digunakan Terdakwa untuk keperluan pribadi Terdakwa, maka menurut
Majelis Hakim perbuatan Terdakwa tersebut merupakan suatu perbuatan yang
termasuk dalam kategori menguntungkan diri sendiri secara melawan hak,
dengan demikian unsur ”dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri
atau orang lain secara melawan hukum” telah terpenuhi oleh perbuatan
Terdakwa;
Ad.3. Dengan memakai nama palsu atau martabat palsu, dengan
tipu muslihat, ataupun rangkaian kebohongan;
Menimbang, bahwa yang dimaksud dengan tipu muslihat bukanlah
terdiri dari kata-kata, melainkan terdiri dari perbuatan-perbuatan yang demikian
rupa, sehingga perbuatan-perbuatan itu menimbulkan suatu kepercayaan pada
orang lain atau dengan perkataan lain, bahwa pada orang yang digerakkan itu
timbul kesan yang sesuai dengan kebenaran yang sah dan benar;
Menimbang, bahwa yang dimaksud dengan rangkaian kebohongan
adalah kata-kata dusta atau kata-kata yang bertentangan dengan kebenaran;
Menimbang, bahwa berdasarkan fakta-fakta sebagaimana terungkap
dipersidangan, Terdakwa berusaha meyakinkan saksi Jamilatun Binti Parno
supaya mau membeli 1 (satu) unit mobil Mobil Daihatsu Terios 1.5 X MT DLX
warna putih dengan nomor Polisi KU 1610 SA dengan harga Rp180.000.000,00
(seratus delapan puluh juta Rupiah) dengan cara mengatakan bahwa mobil
tersebut adalah mobil resmi dari dealer Daihatsu yang sebelumnya dibatalkan
oleh konsumen dan mobil tersebut tidak ada permasalahan, padahal kredit

Halaman 27 dari 33 Putusan Nomor 279/Pid.B/2020/PN Nnk


mobil tersebut masih berlanjut atas nama Sri Puja Asjum dan penjualan mobil
tersebut kepada saksi Jamiatun Binti Parno adalah tidak resmi karena tanpa
sepengetahuan dan persetujuan pimpinan kantor cabang dealer Daihatsu
Tarakan. Selain itu, Terdakwa juga berjanji akan menyerahkan BPKP mobil
tersebut paling cepat 6 bulan dan paling lambat 8 bulan setelah transaksi jual-
beli mobil tersebut, padahal Terdakwa mengetahui BPKP mobil tersebut tidak
mungkin dapat diserahkan dalam tenggang waktu yang disampaikan kepada
saksi Jamiatun Binti Parno karena BPKP mobil tersebut ada dalam penguasaan
pihak leasing hingga kredit mobil tersebut lunas. Berdasarkan rangkaian kata-
kata Terdakwa tersebut, akhirnya saksi Jamilatun Binti Parno menjadi percaya
dan mau membeli mobil tersebut dari Terdakwa dengan harga
Rp180.000.000,00 (seratus delapan puluh juta Rupiah), maka dalam hal ini
Majelis Hakim berkesimpulan bahwa kata-kata Terdakwa tersebut hanyalah
bohong belaka, dan Terdakwa melakukannya dengan tujuan agar saksi
Jamilatun Binti Parno mau membeli mobil tersebut, sehingga perkataan-
perkataan Terdakwa tersebut termasuk dalam kategori rangkaian kebohongan,
dengan demikian unsur ”dengan memakai nama palsu atau martabat palsu,
dengan tipu muslihat, ataupun rangkaian kebohongan” telah terpenuhi oleh
perbuatan Terdakwa;
Ad.4. Menggerakan orang lain untuk menyerahkan barang sesuatu
kepadanya, atau supaya memberi hutang, maupun menghapuskan
piutang;
Menimbang, bahwa yang dikehendaki oleh unsur ini adalah adanya
orang yang telah tergerak untuk menyerahkan barang sesuatu, memberikan
hutang maupun menghapuskan piutang karena korban merasa percaya atau
merasa yakin kepada Terdakwa karena hal-hal atau keadaan-keadaan atau
perbuatan yang telah ia lakukan;
Menimbang, bahwa perbuatan menyerahkan barang sesuatu tersebut
haruslah merupakan akibat langsung daripada upaya orang lain yang telah
menggerakkan dirinya;
Menimbang, bahwa berdasarkan fakta-fakta sebagaimana terungkap
dipersidangan, Terdakwa meyakinkan saksi Jamilatun Binti Parno supaya mau
membeli 1 (satu) unit mobil Mobil Daihatsu Terios 1.5 X MT DLX warna putih
dengan nomor Polisi KU 1610 SA dengan harga Rp180.000.000,00 (seratus
delapan puluh juta Rupiah) dengan cara mengatakan bahwa mobil tersebut
adalah mobil resmi dari dealer Daihatsu yang sebelumnya dibatalkan oleh
konsumen dan mobil tersebut tidak ada permasalahan, padahal kredit mobil

Halaman 28 dari 33 Putusan Nomor 279/Pid.B/2020/PN Nnk


tersebut masih berlanjut atas nama Sri Puja Asjum dan penjualan mobil tersebut
kepada saksi Jamiatun Binti Parno adalah tidak resmi karena tanpa
sepengetahuan dan persetujuan pimpinan kantor cabang dealer Daihatsu
Tarakan. Selain itu, Terdakwa juga berjanji akan menyerahkan BPKP mobil
tersebut paling cepat 6 bulan dan paling lambat 8 bulan setelah transaksi jual-
beli mobil tersebut, padahal Terdakwa mengetahui BPKP mobil tersebut tidak
mungkin dapat diserahkan dalam tenggang waktu yang disampaikan kepada
saksi Jamiatun Binti Parno karena BPKP mobil tersebut ada dalam penguasaan
pihak leasing hingga kredit mobil tersebut lunas. Berdasarkan rangkaian
kebohongan Terdakwa, akhirnya saksi Jamilatun Binti Parno menjadi percaya
dan mau membeli mobil tersebut dari Terdakwa dengan harga
Rp180.000.000,00 (seratus delapan puluh juta Rupiah), kemudian saksi
Jamilatun Binti Parno menyerahkan uang sejumlah Rp180.000.000,00 (seratus
delapan puluh juta Rupiah) kepada Terdakwa, maka menurut Majelis Hakim
dalam hal ini perbuatan yang telah dilakukan oleh Terdakwa merupakan suatu
perbuatan menggerakkan orang lain untuk menyerahkan barang sesuatu
berupa uang, dengan demikian unsur ”menggerakan orang lain untuk
menyerahkan barang sesuatu kepadanya, atau supaya memberi hutang,
maupun menghapuskan piutang” telah terpenuhi oleh perbuatan Terdakwa;
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut diatas, maka
unsur yang melakukan dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri
secara melawan hukum dengan rangkaian kebohongan, membujuk orang lain
untuk menyerahkan barang sesuatu kepadanya telah terpenuhi;
Menimbang, bahwa oleh karena semua unsur dari Pasal 378 Kitab
Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) telah terpenuhi, maka Terdakwa
haruslah dinyatakan telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah
melakukan tindak pidana „‟Penipuan‟‟ sebagaimana yang diatur dalam Pasal
378 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP);
Menimbang, bahwa terhadap permohonan lisan dari Terdakwa yang
pada pokoknya memohon keringanan hukuman kepada Majelis Hakim karena
Terdakwa merasa bersalah, telah menyesali perbuatannya dan berjanji tidak
akan mengulangi perbuatannya lagi akan dipertimbangkan dalam hal-hal yang
meringankan bagi Terdakwa;
Menimbang, bahwa selama proses persidangan berlangsung tidak
didapati hal-hal yang menjadi dasar untuk melepaskan pertanggungjawaban
pidana terhadap diri Terdakwa dari perbuatan Terdakwa tersebut, baik alasan
pemaaf dalam diri Terdakwa maupun alasan pembenar dari perbuatan yang

Halaman 29 dari 33 Putusan Nomor 279/Pid.B/2020/PN Nnk


dilakukan oleh Terdakwa. Dengan demikian, Majelis Hakim berkesimpulan
Terdakwa mampu bertanggungjawab atas perbuatannya;
Menimbang, bahwa oleh karena Terdakwa ternyata mampu
bertangungjawab, maka Terdakwa haruslah mempertanggungjawabkan
perbuatannya tersebut dengan dijatuhi pidana yang setimpal dengan
perbuatannya;
Menimbang, bahwa pidana yang akan dijatuhkan kepada Terdakwa
adalah pidana penjara yang lamanya akan ditentukan dalam amar putusan ini;
Menimbang, bahwa pidana yang akan dijatuhkan terhadap Terdakwa,
bukanlah sarana pembalasan namun lebih merupakan sarana untuk mendidik
Terdakwa supaya dapat menjadi anggota masyarakat yang lebih baik dan tidak
mengulangi lagi perbuatannya;
Menimbang, bahwa untuk menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa,
maka perlu dipertimbangkan terlebih dahulu keadaan yang memberatkan dan
yang meringankan Terdakwa sesuai dengan ketentuan Pasal 197 ayat (1) huruf
f Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana;
Keadaan yang memberatkan:
- Perbuatan Terdakwa meresahkan masyarakat;
- Terdakwa telah menikmati hasil kejahatannya;
Keadaan yang meringankan:
- Terdakwa mengakui terus terang perbuatannya, menyesal dan berjanji
tidak akan mengulangi perbuatannya lagi;
Menimbang, bahwa dalam perkara ini terhadap Terdakwa telah
dikenakan penangkapan dan penahanan yang sah, maka masa penangkapan
dan penahanan tersebut harus dikurangkan seluruhnya dari pidana yang
dijatuhkan;
Menimbang, bahwa oleh karena Terdakwa ditahan dan penahanan
terhadap Terdakwa dilandasi alasan yang cukup, maka perlu ditetapkan agar
Terdakwa tetap berada dalam tahanan;
Menimbang, bahwa terhadap barang bukti yang diajukan di persidangan
untuk selanjutnya dipertimbangkan sebagai berikut:
Menimbang, bahwa terhadap barang bukti, yaitu :
1. 1 (satu) unit mobil merek/type Daihatsu Terios 1.5 X MT F800RG-
GMDF.I warna putih dengan nomor Polisi KU 1610 SA lengkap dengan
kunci kontak;
2. 1 (satu) buah lembar STNK (Surat Tanda Nomor Kendaraan) dengan
identitas sbb;

Halaman 30 dari 33 Putusan Nomor 279/Pid.B/2020/PN Nnk


- Nomor Polisi : KU 1610 SA
- Nama Pemilik : Sri Puja Asjum
- Alamat : Malinau Kota RT.009.
- Mobil merek/type : Daihatsu Terios 1.5 X MT F800RG-GMDF.I
- Jenis/Model : Mini Bus
- Warna : Putih
- Nomor Rangka : MHKG8FAIJJK006672
- Nomor Mesin : 2NRF776120
3. 1 (satu) lembar Kwitansi pembayaran 1 (satu) unit Mobil merek/type
Daihatsu Terios 1.5 X MT DLX bermaterai 6000 a.n Ibu Jamilatun
dengan sejumlah uang pembayaran sebesar Rp180.000.000,00
(seratus delapan puluh juta Rupiah);
oleh karena semua barang bukti tersebut telah disita dari saksi Jamilatun Binti
Parno, serta karena tidak diperlukan lagi guna pembuktian suatu perkara, maka
perlu ditetapkan agar barang bukti tersebut dikembalikan kepada saksi
Jamilatun Binti Parno;
Menimbang, bahwa oleh karena Terdakwa dijatuhi pidana dan
Terdakwa tidak pula mengajukan pembebasan pembayaran biaya perkara,
maka Terdakwa haruslah dibebani pula untuk membayar biaya perkara;
Memperhatikan, Pasal 378 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
(KUHP), dan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara
Pidana serta peraturan perundang-undangan lain yang bersangkutan;

MENGADILI:
1. Menyatakan Terdakwa HENDRIK ANDELAS ARITONANG Anak Dari
RUDOLF ARITONANG terbukti secara sah dan menyakinkan bersalah
melakukan tindak pidana “Penipuan‟‟;
2. Menjatuhkan pidana kepada Terdakwa tersebut diatas oleh karena itu
dengan pidana penjara selama 2 (dua) tahun dan 2 (dua) bulan;
3. Menetapakan masa penangkapan dan penahanan yang telah dijalani
Terdakwa dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan;
4. Menetapkan Terdakwa untuk tetap berada dalam tahanan;
5. Menetapkan barang bukti berupa;
- 1 (satu) unit mobil merek/type Daihatsu Terios 1.5 X MT F800RG-
GMDF.I warna putih dengan nomor Polisi KU 1610 SA lengkap dengan
kunci kontak;

Halaman 31 dari 33 Putusan Nomor 279/Pid.B/2020/PN Nnk


- 1 (satu) buah lembar STNK (Surat Tanda Nomor Kendaraan) dengan
identitas sbb;
 Nomor Polisi : KU 1610 SA
 Nama Pemilik : Sri Puja Asjum
 Alamat : Malinau Kota RT.009.
 Mobil merek/type : Daihatsu Terios 1.5 X MT F800RG-GMDF.I
 Jenis/Model : Mini Bus
 Warna : Putih
 Nomor Rangka : MHKG8FAIJJK006672
 Nomor Mesin : 2NRF776120
- 1 (satu) lembar Kwitansi pembayaran 1 (satu) unit Mobil merek/type
Daihatsu Terios 1.5 X MT DLX bermaterai 6000 a.n Ibu Jamilatun
dengan sejumlah uang pembayaran sebesar Rp180.000.000,00
(seratus delapan puluh juta Rupiah).
Dikembalikan kepada saksi Jamilatun Binti Parno;
6. Membebani Terdakwa untuk membayar biaya perkara sejumlah
Rp3.000,00 (tiga ribu Rupiah);

Demikianlah diputuskan dalam sidang permusyawaratan Majelis Hakim


Pengadilan Negeri Nunukan, pada hari Senin, tanggal 18 Januari 2021, oleh
kami, Tony Yoga Saksana, S.H., sebagai Hakim Ketua, Nardon Sianturi, S.H.,
Mas Toha Wiku Aji, S.H. masing-masing sebagai Hakim Anggota, yang
diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari Jumat, tanggal 22
Januari 2021 oleh Hakim Ketua dengan didampingi Hakim Anggota tersebut,
dibantu oleh Sabran A.K., S.H., Panitera pada Pengadilan Negeri Nunukan, serta
dihadiri oleh Andi Saenal Amal, S.H., Penuntut Umum dan dihadapan Terdakwa;

Hakim Anggota, Hakim Ketua,

Nardon Sianturi, S.H. Tony Yoga Saksana, S.H.

Mas Toha Wiku Aji, S.H.

Halaman 32 dari 33 Putusan Nomor 279/Pid.B/2020/PN Nnk


Panitera ,

Sabran A.K.,S.H

Halaman 33 dari 33 Putusan Nomor 279/Pid.B/2020/PN Nnk

Anda mungkin juga menyukai