Pengadilan Negeri Megamendung yang mengadili perkara pidana
dengan acara pemeriksaan biasa dalam tingkat pertama, telah menjatuhkan putusan sela sebagai berikut dalam perkara Terdakwa: Nama lengkap : Agus Fatah Wijaya Tempat lahir : Bandung Umur/tanggal lahir : 39 tahun / 6 Agustus 1979 Jenis kelamin : Laki-laki Kebangsaan : Indonesia Tempat tinggal : Jl. Tenis X Blok E No. 1 RT 08 / RW 04, Kel. Kebon Jeruk, Kec. Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Agama : Islam Pekerjaan : Wiraswasta
Terdakwa ditangkap pada tanggal 12 Oktober 2018;
Terdakwa ditahan dalam Rumah Tahanan Negara oleh: 1. Penyidik sejak tanggal 13 Oktober 2018 sampai dengan tanggal 1 November 2018; 2. Perpanjangan Penuntut Umum sejak tanggal 2 November sampai dengan tanggal 11 Desember 2018; 3. Penuntut Umum sejak tanggal 12 Desember 2018 sampai dengan tanggal 20 Desember 2018; 4. Majelis Hakim sejak tanggal 20 Desember 2018 sampai dengan tanggal 19 Januari 2019;
Terdakwa didampingi oleh Penasihat Hukum Muhammad Syauqi,
S.H., M.H., Advokat dan Auditor Hukum pada Kantor Syauqi Legal Service, yang beralamat di Jalan Gadog Indah Permai No. 23 Kota Megamendung berdasarkan Surat Kuasa Khusus Nomor: 004/SuKa-Pid/DLS/X/2018 tertanggal 20 Oktober 2018, yang telah didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Megamendung pada tanggal 23 Desember 2019, No 7/SK/2018/PN Mgm; Pengadilan Negeri tersebut; Setelah membaca:
halaman 1 dari 14 Putusan Sela Nomor 384/Pid.Sus/2018/PN Mgm
- Penetapan Ketua Pengadilan Negeri Megamendung Nomor 384/Pid.Sus/2018/PN Mgm, tanggal 20 Desember 2018 tentang Penunjukkan Majelis Hakim; - Penetapan Ketua Majelis Hakim Nomor 384/Pid.Sus/2018/PN Mgm, tanggal 20 Desember 2018 tentang penetapan Hari Sidang; - Berkas perkara dan surat-surat lain yang bersangkutan;
Setelah mendengar pembacaan Surat Dakwaan Penuntut Umum,
No.Reg.Perk: PDM-444/Mgm/12/2018, tertanggal 27 Desember 2018; Setelah mendengar pembacaan Keberatan dari Penasihat Hukum Terdakwa dan Pendapat dari Penuntut Umum; Menimbang, bahwa Terdakwa diajukan ke persidangan oleh Penuntut Umum didakwa berdasarkan Surat Dakwaan Penuntut Umum, No.Reg.Perk: PDM-444/Mgm/12/2018, tertanggal 27 Desember 2018, sebagai berikut: KESATU Bahwa ia terdakwa AGUS FATAH WIJAYA pada hari Kamis tanggal 11 Oktober 2018 sekira pukul 14.30 wib atau setidak – tidaknya pada waktu lain yang masih termasuk dalam bulan Oktober tahun 2018 bertempat di Ticket Box Hall A Basket Senayan, MEGAMENDUNG atau setidak – tidaknya di suatu tempat lain yang masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri MEGAMENDUNG , Setiap orang, dengan sengaja dan tanpa hak, menyebarkan informasi yang ditujukan untuk menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan individu, perbuatan terdakwa tersebut dilakukan dengan cara–cara antara lain sebagai berikut:
- Bahwa mulanya saksi DONY ISKANDAR selaku anggota Polri
mendapatkan perintah dari pimpinan untuk melaksakan tugas pengamanan Para Asian Games 2018 Cabang Olahraga Basket di Hall A Basket Senayan, selanjutnya pada hari Kamis tanggal 11 Oktober 2018 sekitar pukul 14.00 WIB saksi DONY ISKANDAR diminta bantuan oleh saksi YOSIA untuk meminta merefund/menukar jadwal ticket miliknya menjadi keesokan harinya karena pada tanggal 11 Oktober 2018 didalam Hall sudah penuh dan saksi YOSIA tidak dapat masuk, selanjutnya saksi DONY ISKANDAR menuju ticket box yang berada di hall A Basket Senayan dan menanyakan kepada saksi HERMAN SIREGAR selaku panitia yang menjaga di ticket box Hall Basket Senayan, MEGAMENDUNG dan dijawab oleh saksi HERMAN SIREGAR tidak bisa karena saksi HERMAN SIREGAR hanya untuk penjualan ticket tidak menerima refund ticket yang sudah dibeli kemudian saksi DONY ISKANDAR meninggalkan ticket box Hall Basket Senayan, selanjutnya pada saat saksi DONY ISKANDAR akan menuju ke pemilik ticket saksi DONY ISKANDAR dipanggil oleh terdakwa AGUS FATAH WIJAYA yang langsung menawar ticket yang saksi DONY ISKANDAR pegang dengan berkata “cepe pak cepe pak” dan saksi DONY ISKANDAR mengatakan bahwa ticket yang saksi DONY ISKANDAR pegang tidak di jual karena milik orang lain, namun orang tersebut memvideokan saksi DONY ISKANDAR dengan berteriak “Polisi Calo Polisi Calo”.
halaman 2 dari 14 Putusan Sela Nomor 384/Pid.Sus/2018/PN Mgm
- Bahwa sekitar pukul 14.30 WIB saksi DONY ISKANDAR mendapat laporan dari saksi HARY SUPARMAN bahwa pada akun instagram dengan nama @augiefantinus terdapat video saksi DONY ISKANDAR yang sedang melaksanakan kemanan dan dituliskan kata – kata “Polisi jadi Calo !!!!” dan caption kata – kata “Memalukan !!! ini hari pertama gua ke GBK untuk support Timnas Basket kursi roda Indonesia @jakartaswift.basketball ……. Bangga seneng terharu sama antusias penonton yang penuh FULL HOUSE di lapangan basket senayan ……….. Bahkan gua pun beli ticket bersama coach @hermanto1978 dan ngantri panjang untuk masuk kedalam lapangan …… TAPI gua KECEWA dan EMOSI dengan kejadian ini !!!! Polisi yang seharusnya tugas MENJAGA dan MELAYANI masyarakat justru OKNUM POLISI INI jadi CALO !!! ini OKNUM !!! Pantaskah ! biar masyarakat yang menilai ……. Saya melakukan ini karena saya cinta Indonesia”. Kemudian saksi DONY ISKANDAR melaporkan kepada pimpinan saksi DONY ISKANDAR yaitu saksi ADI WIDODO selaku Waka PAM Obyek Basket dengan adanya hal tersebut. Kemudian saksi DONY ISKANDAR menghampiri terdakwa AGUS FATAH WIJAYA dan menanyakan apakah benar dirinya yang mengupload video saksi DONY ISKANDAR tersebut dengan menuliskan kata – kata “Polisi jadi Calo !!” lalu terdakwa AGUS FATAH WIJAYA menngakui hal tersebut dan saksi DONY ISKANDAR meminta identitas terdakwa AGUS FATAH WIJAYA dan melanjutkan kembali melaksanakan pengamanan. - Bahwa atas kejadian tersebut saksi DONY ISKANDAR mengalami kerugian inmateriil, yang mana nama baik saksi DONY ISKANDAR dan institusi POLRI menjadi tercemar.
Perbuatan terdakwa AGUS FATAH WIJAYA sebagaimana diatur dan
diancam pidana Pasal 28 ayat (2) Jo Pasal 45A ayat (2) UU RI No. 19 tahun 2016 tentang Perubahan atas UU RI No. 11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.
ATAU
KEDUA
Bahwa ia terdakwa AGUS FATAH WIJAYA pada hari Kamis tanggal 11
Oktoner 2108 sekira pukul 14.30 wib atau setidak – tidaknya pada waktu lain yang masih termasuk dalam bulan Oktober tahun 2018 bertempat di Ticket Box Hall A Basket Senayan, MEGAMENDUNG atau setidak – tidaknya di suatu tempat lain yang masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri MEGAMENDUNG , Setiap orang, dengan sengaja dan tanpa hak, atau mendistribusikan, mentransmisikan atau membuat, dapat diaksesnya Informasi Elektronik atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan penghinaan atau pencemaran nama baik, perbuatan terdakwa tersebut dilakukan dengan cara–cara antara lain sebagai berikut :
- Bahwa mulanya saksi DONY ISKANDAR selaku anggota Polri
mendapatkan perintah dari pimpinan untuk melaksakan tugas pengamanan Para Asian Games 2018 Cabang Olahraga Basket di Hall A Basket Senayan, selanjutnya pada hari Kamis tanggal 11 Oktober 2018 sekitar pukul 14.00 WIB saksi DONY ISKANDAR diminta bantuan oleh saksi YOSIA untuk meminta merefund/menukar jadwal ticket miliknya menjadi keesokan harinya karena pada tanggal 11 Oktober 2018 didalam Hall sudah penuh dan saksi YOSIA tidak dapat masuk, selanjutnya saksi DONY ISKANDAR menuju ticket box yang berada di
halaman 3 dari 14 Putusan Sela Nomor 384/Pid.Sus/2018/PN Mgm
hall A Basket Senayan dan menanyakan kepada saksi HERMAN SIREGAR selaku panitia yang menjaga di ticket box Hall Basket Senayan, MEGAMENDUNG dan dijawab oleh saksi HERMAN SIREGAR tidak bisa karena saksi HERMAN SIREGAR hanya untuk penjualan ticket tidak menerima refund ticket yang sudah dibeli kemudian saksi DONY ISKANDAR meninggalkan ticket box Hall Basket Senayan, selanjutnya pada saat saksi DONY ISKANDAR akan menuju ke pemilik ticket saksi DONY ISKANDAR dipanggil oleh terdakwa AGUS FATAH WIJAYA yang langsung menawar ticket yang saksi DONY ISKANDAR pegang dengan berkata “cepe pak cepe pak” dan saksi DONY ISKANDAR mengatakan bahwa ticket yang saksi DONY ISKANDAR pegang tidak di jual karena milik orang lain, namun orang tersebut memvideokan saksi DONY ISKANDAR dengan berteriak “Polisi Calo Polisi Calo”. - Bahwa sekitar pukul 14.30 WIB saksi DONY ISKANDAR mendapat laporan dari saksi HARY SUPARMAN bahwa pada akun instagram dengan nama @augiefantinus terdapat video saksi DONY ISKANDAR yang sedang melaksanakan kemanan dan dituliskan kata – kata “Polisi jadi Calo !!!!” dan caption kata – kata “Memalukan !!! ini hari pertama gua ke GBK untuk support Timnas Basket kursi roda Indonesia @jakartaswift.basketball ……. Bangga seneng terharu sama antusias penonton yang penuh FULL HOUSE di lapangan basket senayan ……….. Bahkan gua pun beli ticket bersama coach @hermanto1978 dan ngantri panjang untuk masuk kedalam lapangan …… TAPI gua KECEWA dan EMOSI dengan kejadian ini !!!! Polisi yang seharusnya tugas MENJAGA dan MELAYANI masyarakat justru OKNUM POLISI INI jadi CALO !!! ini OKNUM !!! Pantaskah ! biar masyarakat yang menilai ……. Saya melakukan ini karena saya cinta Indonesia”. Kemudian saksi DONY ISKANDAR melaporkan kepada pimpinan saksi DONY ISKANDAR yaitu saksi ADI WIDODO selaku Waka PAM Obyek Basket dengan adanya hal tersebut. Kemudian saksi DONY ISKANDAR menghampiri terdakwa AGUS FATAH WIJAYA dan menanyakan apakah benar dirinya yang mengupload video saksi DONY ISKANDAR tersebut dengan menuliskan kata – kata “Polisi jadi Calo !!” lalu terdakwa AGUS FATAH WIJAYA menngakui hal tersebut dan saksi DONY ISKANDAR meminta identitas terdakwa AGUS FATAH WIJAYA dan melanjutkan kembali melaksanakan pengamanan. - Bahwa atas kejadian tersebut saksi DONY ISKANDAR mengalami kerugian inmateriil, yang mana nama baik saksi DONY ISKANDAR dan institusi POLRI menjadi tercemar.
Perbuatan terdakwa AGUS FATAH WIJAYA sebagaimana diatur dan
diancam pidana Pasal 27 ayat (3) Jo Pasal 45A ayat (3) UU RI No. 19 tahun 2016 tentang Perubahan atas UU RI No. 11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.
ATAU KETIGA
Bahwa ia terdakwa AGUS FATAH WIJAYA pada hari Kamis tanggal 11
Oktoner 2108 sekira pukul 14.30 wib atau setidak – tidaknya pada waktu lain yang masih termasuk dalam bulan Oktober tahun 2018 bertempat di Ticket Box Hall A Basket Senayan, MEGAMENDUNG atau setidak – tidaknya di suatu tempat lain yang masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri MEGAMENDUNG , Barang siapa, dengan sengaja merusak
halaman 4 dari 14 Putusan Sela Nomor 384/Pid.Sus/2018/PN Mgm
kehormatan atau nama baik seseorang dengan menuduh dia melakukan sesuatu perbuatan dengan maksud yang nyata akan tersiarnya tuduhan itu, perbuatan terdakwa tersebut dilakukan dengan cara–cara antara lain sebagai berikut :
- Bahwa mulanya saksi DONY ISKANDAR selaku anggota Polri
mendapatkan perintah dari pimpinan untuk melaksakan tugas pengamanan Para Asian Games 2018 Cabang Olahraga Basket di Hall A Basket Senayan, selanjutnya pada hari Kamis tanggal 11 Oktober 2018 sekitar pukul 14.00 WIB saksi DONY ISKANDAR diminta bantuan oleh saksi YOSIA untuk meminta merefund/menukar jadwal ticket miliknya menjadi keesokan harinya karena pada tanggal 11 Oktober 2018 didalam Hall sudah penuh dan saksi YOSIA tidak dapat masuk, selanjutnya saksi DONY ISKANDAR menuju ticket box yang berada di hall A Basket Senayan dan menanyakan kepada saksi HERMAN SIREGAR selaku panitia yang menjaga di ticket box Hall Basket Senayan, MEGAMENDUNG dan dijawab oleh saksi HERMAN SIREGAR tidak bisa karena saksi HERMAN SIREGAR hanya untuk penjualan ticket tidak menerima refund ticket yang sudah dibeli kemudian saksi DONY ISKANDAR meninggalkan ticket box Hall Basket Senayan, selanjutnya pada saat saksi DONY ISKANDAR akan menuju ke pemilik ticket saksi DONY ISKANDAR dipanggil oleh terdakwa AGUS FATAH WIJAYA yang langsung menawar ticket yang saksi DONY ISKANDAR pegang dengan berkata “cepe pak cepe pak” dan saksi DONY ISKANDAR mengatakan bahwa ticket yang saksi DONY ISKANDAR pegang tidak di jual karena milik orang lain, namun orang tersebut memvideokan saksi DONY ISKANDAR dengan berteriak “Polisi Calo Polisi Calo”. - Bahwa sekitar pukul 14.30 WIB saksi DONY ISKANDAR mendapat laporan dari saksi HARY SUPARMAN bahwa pada akun instagram dengan nama @augiefantinus terdapat video saksi DONY ISKANDAR yang sedang melaksanakan kemanan dan dituliskan kata – kata “Polisi jadi Calo !!!!” dan caption kata – kata “Memalukan !!! ini hari pertama gua ke GBK untuk support Timnas Basket kursi roda Indonesia @jakartaswift.basketball ……. Bangga seneng terharu sama antusias penonton yang penuh FULL HOUSE di lapangan basket senayan ……….. Bahkan gua pun beli ticket bersama coach @hermanto1978 dan ngantri panjang untuk masuk kedalam lapangan …… TAPI gua KECEWA dan EMOSI dengan kejadian ini !!!! Polisi yang seharusnya tugas MENJAGA dan MELAYANI masyarakat justru OKNUM POLISI INI jadi CALO !!! ini OKNUM !!! Pantaskah ! biar masyarakat yang menilai ……. Saya melakukan ini karena saya cinta Indonesia”. Kemudian saksi DONY ISKANDAR melaporkan kepada pimpinan saksi DONY ISKANDAR yaitu saksi ADI WIDODO selaku Waka PAM Obyek Basket dengan adanya hal tersebut. Kemudian saksi DONY ISKANDAR menghampiri terdakwa AGUS FATAH WIJAYA dan menanyakan apakah benar dirinya yang mengupload video saksi DONY ISKANDAR tersebut dengan menuliskan kata – kata “Polisi jadi Calo !!” lalu terdakwa AGUS FATAH WIJAYA menngakui hal tersebut dan saksi DONY ISKANDAR meminta identitas terdakwa AGUS FATAH WIJAYA dan melanjutkan kembali melaksanakan pengamanan. - Bahwa atas kejadian tersebut saksi DONY ISKANDAR mengalami kerugian inmateriil, yang mana nama baik saksi DONY ISKANDAR dan institusi POLRI menjadi tercemar.
halaman 5 dari 14 Putusan Sela Nomor 384/Pid.Sus/2018/PN Mgm
Perbuatan terdakwa AGUS FATAH WIJAYA sebagaimana diatur dan diancam pidana Pasal 310 ayat (1) KUHP.-
ATAU KEEMPAT
Bahwa ia terdakwa AGUS FATAH WIJAYA pada hari Kamis tanggal 11
Oktoner 2018 sekira pukul 14.30 wib atau setidak – tidaknya pada waktu lain yang masih termasuk dalam bulan Oktober tahun 2018 bertempat di Ticket Box Hall A Basket Senayan, MEGAMENDUNG atau setidak – tidaknya di suatu tempat lain yang masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri MEGAMENDUNG, Barang siapa, sengaja menyerang kehormatan atau nama baik seseorang dengan menuduh sesuatu hal, yang maksudnya terang supaya hal itu diketahui umum, tuduhan dilakukan bertentangan dengan apa yang diketahuinya,, perbuatan terdakwa tersebut dilakukan dengan cara–cara antara lain sebagai berikut :
- Bahwa mulanya saksi DONY ISKANDAR selaku anggota Polri
mendapatkan perintah dari pimpinan untuk melaksakan tugas pengamanan Para Asian Games 2018 Cabang Olahraga Basket di Hall A Basket Senayan, selanjutnya pada hari Kamis tanggal 11 Oktober 2018 sekitar pukul 14.00 WIB saksi DONY ISKANDAR diminta bantuan oleh saksi YOSIA untuk meminta merefund/menukar jadwal ticket miliknya menjadi keesokan harinya karena pada tanggal 11 Oktober 2018 didalam Hall sudah penuh dan saksi YOSIA tidak dapat masuk, selanjutnya saksi DONY ISKANDAR menuju ticket box yang berada di hall A Basket Senayan dan menanyakan kepada saksi HERMAN SIREGAR selaku panitia yang menjaga di ticket box Hall Basket Senayan, MEGAMENDUNG dan dijawab oleh saksi HERMAN SIREGAR tidak bisa karena saksi HERMAN SIREGAR hanya untuk penjualan ticket tidak menerima refund ticket yang sudah dibeli kemudian saksi DONY ISKANDAR meninggalkan ticket box Hall Basket Senayan, selanjutnya pada saat saksi DONY ISKANDAR akan menuju ke pemilik ticket saksi DONY ISKANDAR dipanggil oleh terdakwa AGUS FATAH WIJAYA yang langsung menawar ticket yang saksi DONY ISKANDAR pegang dengan berkata “cepe pak cepe pak” dan saksi DONY ISKANDAR mengatakan bahwa ticket yang saksi DONY ISKANDAR pegang tidak di jual karena milik orang lain, namun orang tersebut memvideokan saksi DONY ISKANDAR dengan berteriak “Polisi Calo Polisi Calo”. - Bahwa sekitar pukul 14.30 WIB saksi DONY ISKANDAR mendapat laporan dari saksi HARY SUPARMAN bahwa pada akun instagram dengan nama @augiefantinus terdapat video saksi DONY ISKANDAR yang sedang melaksanakan kemanan dan dituliskan kata – kata “Polisi jadi Calo !!!!” dan caption kata – kata “Memalukan !!! ini hari pertama gua ke GBK untuk support Timnas Basket kursi roda Indonesia @jakartaswift.basketball ……. Bangga seneng terharu sama antusias penonton yang penuh FULL HOUSE di lapangan basket senayan ……….. Bahkan gua pun beli ticket bersama coach @hermanto1978 dan ngantri panjang untuk masuk kedalam lapangan …… TAPI gua KECEWA dan EMOSI dengan kejadian ini !!!! Polisi yang seharusnya tugas MENJAGA dan MELAYANI masyarakat justru OKNUM POLISI INI jadi CALO !!! ini OKNUM !!! Pantaskah ! biar masyarakat yang menilai ……. Saya melakukan ini karena saya cinta Indonesia”. Kemudian saksi DONY ISKANDAR melaporkan kepada pimpinan saksi
halaman 6 dari 14 Putusan Sela Nomor 384/Pid.Sus/2018/PN Mgm
DONY ISKANDAR yaitu saksi ADI WIDODO selaku Waka PAM Obyek Basket dengan adanya hal tersebut. Kemudian saksi DONY ISKANDAR menghampiri terdakwa AGUS FATAH WIJAYA dan menanyakan apakah benar dirinya yang mengupload video saksi DONY ISKANDAR tersebut dengan menuliskan kata – kata “Polisi jadi Calo !!” lalu terdakwa AGUS FATAH WIJAYA menngakui hal tersebut dan saksi DONY ISKANDAR meminta identitas terdakwa AGUS FATAH WIJAYA dan melanjutkan kembali melaksanakan pengamanan. - Bahwa atas kejadian tersebut saksi DONY ISKANDAR mengalami kerugian inmateriil, yang mana nama baik saksi DONY ISKANDAR dan institusi POLRI menjadi tercemar.
Perbuatan terdakwa AGUS FATAH WIJAYA sebagaimana diatur dan
diancam pidana Pasal 311 KUHP. Menimbang, bahwa atas dakwaan dari Penuntut Umum tersebut Penasihat Hukum Terdakwa telah mengajukan Keberatan tertanggal 3 Januari 2019 sebagai berikut: Sudah menjadi ketentuan baku dalam Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) ex. Pasal 143 ayat (2) KUHAP bahwa Surat Dakwaan harus memenuhi syarat formil dan syarat materil. a). Syarat Formil (Pasal 143 ayat 2 huruf (a) KUHAP) - Surat Dakwaan harus diberi tanggal dan ditandatangani oleh Penuntut Umum; - Surat Dakwaan harus berisi nama lengkap, tempat lahir, umur, atau tanggal lahir, jenis kelamin, kebangsaan, tempat tinggal, agama dan pekerjaan Terdakwa. b). Syarat Materil (Pasal 143 ayat 2 huruf (b) KUHAP) - Surat Dakwaan dirumuskan dan memuat uraian secara “cermat” mengenai tindak pidana yang didakwakan; - Surat Dakwaan dirumuskan dan memuat uraian secara “jelas” mengenai tindak pidana yang didakwakan; - Surat Dakwaan dirumuskan dan memuat uraian secara “lengkap” mengenai tindak pidana yang didakwakan; - Surat Dakwaan harus menyebutkan dengan jelas mengenai kapan “waktu” terjadinya tindak pidana (tempus delicti) dan “tempat” dimana tindak pidana dilakukan (locus delicti). Berdasarkan ketentuan Hukum Acara Pidana Indonesia sebagaimana dijelaskan M. Yahya Harahap, S.H., dalam bukunya “Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP” Jo. ”Buku Suplemen Hasil Rapat Kerja Teknis Mahkamah Agung – RI dengan Para Ketua Pengadilan Tingkat Banding di Lingkungan 4 (empat) Badan Peradilan Seluruh Indonesia” yang
halaman 7 dari 14 Putusan Sela Nomor 384/Pid.Sus/2018/PN Mgm
diterbitkan oleh TUADA PIDUM Mahkamah Agung – RI tahun 1998 Jo. “Buku Pedoman Pembuatan Surat Dakwaan” yang diterbitkan Kejaksaan Agung Republik Indonesia, menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan: “CERMAT” adalah ketelitian dan kecermatan Jaksa Penuntut Umum dalam mempersiapkan dan membuat Surat Dakwaan didasarkan pada undang-undang yang berlaku bagi Terdakwa serta tidak terdapat kekurangan, kerancuan, dan kekeliruan yang mengakibatkan batalnya Surat Dakwaan atau tidak dapat dibuktikan. Misalnya: - Apa ada pengaduan, dalam hal delik aduan; - Apakah penerapan hukum/ketentuan pidananya sudah tepat; - Apakah Terdakwa adalah subjek hukum yang tepat dan atau yang sebenarnya dapat dipertanggungjawabkan dalam peristiwa tidak pidana yang dilakukan; - Apakah tindak pidana tersebut belum atau sudah kadaluwarsa; - Apakah tindak pidana yang didakwakan itu tidak nebis in idem.
“JELAS” bahwa dalam surat dakwaannya, Penuntut Umum harus
mampu merumuskan unsur-unsur delik pidana yang didakwakan, sekaligus mempadukan dengan uraian perbuatan materil (fakta-fakta) yang dilakukan oleh Terdakwa. Hal ini harus diperhatikan. Jangan sampai uraian surat dakwaan untuk beberapa pasal dibuat sama antara satu dengan yang lain padahal unsur-unsur deliknya berbeda. Dengan kata lain, jangan sampai uraian dakwaan hanya menunjuk pada uraian dakwaan sebelumnya sedangkan unsur-unsur pasal pada dakwaan yang lain adalah berbeda sehingga dakwaan menjadi kabur atau tidak jelas (obscuur libel) dan mengakibatkan Dakwaan Batal Demi Hukum.
“LENGKAP” adalah uraian dalam Surat Dakwaan harus mencakup
semua unsur-unsur yang ditentukan undang-undang secara lengkap. Rumusan dari perbuatan-perbuatan yang didakwakan harus dirumuskan secara rinci, terang, serta tegas dan mengenai unsur- unsur objektif dan unsur-unsur subjektif juga harus dijelaskan secara lengkap. Unsur objektif itu sendiri adalah mengenai bentuk atau macam tindak pidana dan cara-cara Terdakwa melakukan tindak pidana sedangkan unsur subjektif adalah masalah pertanggungjawaban seseorang menurut hukum.
halaman 8 dari 14 Putusan Sela Nomor 384/Pid.Sus/2018/PN Mgm
Pasal 143 ayat (3) KUHAP menegaskan bahwa Surat Dakwaan yang tidak memenuhi ketentuan syarat-syarat materil sebagaimana diatur pada Pasal 143 ayat (2) huruf b KUHAP adalah batal demi hukum (null and void) artinya secara yuridis sejak semula tidak ada tindak pidana seperti dimaksud dalam Surat Dakwaan aquo. Bahwa setelah Penasihat Hukum membaca, meneliti, serta memperhatikan secara seksama Surat Dakwaan Penuntut Umum NOMOR REG. PERKARA: PDM-444/Mgm/12/2018, tanggal 27 Desember 2018 dikaitkan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, maka Penasihat Hukum Terdakwa berpendapat bahwa Surat Dakwaan Penuntut Umum NOMOR REG. PERKARA: PDM-444/Mgm/12/2018 tersebut termasuk kategori surat dakwaan yang tidak jelas dan tidak lengkap sehingga perkara aquo tidak layak untuk disidangkan karena batal demi hukum. Adapun alasan Penasihat Hukum Terdakwa adalah sebagai berikut: 1. Bahwa Penuntut Umum telah mendakwakan Terdakwa dengan 4 pasal (dakwaan alternatif) yang berbeda tetapi mencantumkan uraian dakwaan yang sama. Padahal tiap dakwaan memiliki unsur delik yang berbeda- beda sehingga Dakwaan menjadi tidak jelas atau kabur (Obscuur Libel) dikarenakan uraian-uraian kejadian (peristiwa hukum yang sebenarnya) dalam dakwaan pertama tidak relevan untuk dijadikan uraian untuk dakwaan lainnya. Intinya, jangan sekali-kali menggunakan uraian dakwaan yang sama untuk delik yang berbeda sebab berdasarkan Yurisprudensi Putusan MA RI No. 982 K/Pid/1988 tanggal 19 September 1990, surat dakwaan demikian “batal demi hukum”. 2. Bahwa Penuntut Umum telah mengajukan surat dakwaan yang disusun secara tidak lengkap dimana dalam dakwaan pertama Penuntut Umum tidak menjabarkan atau menguraikan bagaimana rasa kebencian atau permusuhan itu dilahirkan sebagaimana unsur pasal dalam dakwaan pertama Penuntut Umum tersebut. Selain itu, Penuntut Umum juga tidak menguraikan unsur objektif dalam semua pasal yang didakwakan, seperti bagaimana cara Terdakwa melakukan tindak pidananya, apakah akun sosial media instagram tersebut milik dan dibuat oleh Terdakwa atau bagaimana. Selanjutnya, apakah penyebaran informasi tersebut dilakukan secara live atau melalui postingan yang tentunya harus dijabarkan secara detail. Berdasarkan alasan tersebut dan mengacu pada Yurisprudensi Mahkamah Agung RI No. 808 K/Pid/ 1984 tanggal 29
halaman 9 dari 14 Putusan Sela Nomor 384/Pid.Sus/2018/PN Mgm
Juni 1985 Jo. Yurisprudensi Mahkamah Agung RI No. 33 K/ Mil/1985 tanggal 15 Februari 1986, maka surat dakwaan yang tidak dirumuskan secara lengkap tersebut harus dinyatakan batal demi hukum. 3. Bahwa Penuntut Umum dalam dakwaannya tidak menguraikan tempus delicti secara benar dimana tiap awal pasal dakwaan selalu disebutkan “… Terdakwa AGUS FATAH WIJAYA pada hari Kamis tanggal 11 Oktober 2018 sekira pukul 14.30 WIB atau setidak – tidaknya pada waktu lain yang masih termasuk dalam bulan Oktober tahun 2018 bertempat di Ticket Box Hall A Basket Senayan, MEGAMENDUNG atau setidak – tidaknya di suatu tempat lain yang masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri MEGAMENDUNG …” Dari kalimat “atau setidak-tidaknya pada waktu lain yang masih termasuk dalam bulan Oktober tahun 2018” menimbulkan multitafsir sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa Penuntut Umum masih berpikir atau ragu dalam menentukan waktu terjadinya tindak pidana sehingga cara kerja Penuntut Umum tersebut tidak memenuhi uraian cermat, jelas dan lengkap suatu surat dakwaan sehingga Surat Dakwaan dari Penuntut Umum yang demikian juga seharusnya sudah batal demi hukum. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas disertai dengan alasan-alasan dan pertimbangan hukum secara komprehensif, maka Penasihat Hukum memohon Kepada Yang Terhormat Majelis Hakim Pemeriksa Perkara Pidana Nomor 384/Pid.Sus/2018/PN Mgm berkenan untuk memutuskan perkara ini dengan amar putusan sebagai berikut: 1. Menerima dan mengabulkan Keberatan Penasihat Hukum Terdakwa untuk seluruhnya; 2. Menyatakan Surat Dakwaan Penuntut Umum yang dibuat tidak secara cermat, tidak secara jelas, dan kabur adalah Batal Demi Hukum; 3. Menyatakan perkara ini tidak dapat diperiksa lebih lanjut; 4. Memerintahkan Penuntut Umum dalam perkara ini untuk membebaskan Terdakwa; 5. Membebankan biaya perkara aquo kepada negara. Demikian Keberatan ini Penasihat Hukum terdakwa sampaikan. Atas perhatian dan dikabulkannya permohonan di atas, Kami menghaturkan banyak terima kasih. Menimbang, bahwa atas Keberatan Penasihat Hukum Terdakwa tersebut, Penuntut Umum telah mengajukan pendapat yang pada pokoknya menyatakan tetap pada dakwaannya;
halaman 10 dari 14 Putusan Sela Nomor 384/Pid.Sus/2018/PN Mgm
Menimbang, bahwa setelah membaca dan meneliti uraian keberatan Penasihat Hukum Terdakwa maka pada pokoknya alasan-alasan keberatan adalah sebagai berikut: 1. Bahwa Penuntut Umum telah mendakwakan Terdakwa dengan 4 pasal (dakwaan alternatif) yang berbeda tetapi mencantumkan uraian dakwaan yang sama; 2. Bahwa Penuntut Umum telah mengajukan surat dakwaan yang disusun secara tidak lengkap dimana dalam dakwaan pertama Penuntut Umum tidak menjabarkan atau menguraikan bagaimana rasa kebencian atau permusuhan itu dilahirkan sebagaimana unsur pasal dalam dakwaan pertama Penuntut Umum tersebut; 3. Bahwa Penuntut Umum dalam dakwaannya tidak menguraikan tempus delicti secara benar.
Menimbang, bahwa terhadap Keberatan tersebut, Majelis Hakim
mempertimbangkan sebagai berikut: Ad.1. Bahwa dakwaan Penuntut Umum kabur atau tidak jelas (obscuur libel). Menimbang, bahwa dalam Keberatan Penasihat Hukum Terdakwa, Penasihat Hukum Terdakwa keberatan mengenai pengulangan uraian fakta- fakta hukum terhadap pasal-pasal yang didakwakan sehingga dakwaan Penuntut Umum kabur atau tidak jelas; Menimbang, bahwa menurut Lilik Mulyadi dalam bukunya Hukum Acara Pidana Indonesia – Suatu Tinjauan Khusus terhadap Surat Dakwaan, Eksepsi, dan Putusan Peradilan hal. 58, dapat disimpulkan bahwa dakwaan merupakan dasar dari pemeriksaan persidangan yang dilakukan. Hakim pada prinsipnya tidak dapat menjatuhkan hukuman kepada Terdakwa apabila perbuatan tersebut tidak didakwakan oleh Penuntut Umum; Menimbang, bahwa Majelis Hakim berpendapat unsur terpenting dari suatu surat dakwaan adalah pemenuhan syarat formil dan materiil sebagaimana yang termuat di dalam Pasal 143 ayat (2) KUHAP, sehingga Majelis Hakim dapat mengetahui unsur-unsur yang didakwakan kepada Terdakwa secara utuh dan menyeluruh; Menimbang, bahwa pengulangan fakta bukan merupakan suatu permasalahan yuridis, karena di dalam pengulangan uraian tersebut tidak menganggu Majelis Hakim dalam mempertimbangkan apakah tindakan yang dilakukan oleh Terdakwa memenuhi unsur-unsur yang didakwakan
halaman 11 dari 14 Putusan Sela Nomor 384/Pid.Sus/2018/PN Mgm
kepadanya; Menimbang, bahwa oleh karena alasan tersebut di atas, maka Majelis Hakim berpendapat keberatan atas dasar dakwaan kabur tersebut tidak dapat diterima; Ad.2. Bahwa surat dakwaan tersebut tidak lengkap karena tidak merinci apa dan bagaimana rasa kebencian atau permusuhan itu dilahirkan; Menimbang, bahwa Penasihat Hukum Terdakwa mengajukan keberatan bahwa surat dakwaan tidak lengkap karena tidak menguraikan apa bagaimana rasa kebencian atau permusuhan itu dilahirkan di dalam pasal yang didakwakan kepada Terdakwa; Menimbang, bahwa ketentuan Pasal 143 ayat (2) dan ayat (3) KUHAP mengatur: (2) Penuntut Umum membuat surat dakwaan yang diberi tanggal dan ditandatangani serta berisi: a. nama lengkap, tempat lahir, umur atau tanggal lahir, jenis kelamin, kebangsaan, tempat tinggal, agama dan pekerjaan tersangka; b. uraian secara cermat, jelas dan lengkap mengenai tindak pidana yang didakwakan dengan menyebutkan waktu dan tempat tindak pidana itu dilakukan; (3). Surat dakwaan yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana ayat (2) huruf b batal demi hukum; Menimbang, bahwa menurut Lilik Mulyadi dalam bukunya Hukum Acara Pidana Indonesia – Suatu Tinjauan Khusus terhadap Surat Dakwaan, Eksepsi, dan Putusan Peradilan hal. 61, yang dimaksud dengan lengkap berarti komplit atau cukup yang dimaksudkan tidak ada yang tercecer atau ketinggalan, semuanya ada; Menimbang, bahwa setelah Majelis Hakim mencemati dan mempelajari Surat Dakwaan Penuntut Umum, No.Reg.Perk: PDM- 444/Mgm/12/2018 tanggal 27 Desember 2018 telah memuat uraian waktu dengan menyebutkan tanggal, bulan dan tahun tindak pidana yang dilakukan oleh Terdakwa dan telah memuat uraian tempat tindak pidana yang dilakukan terdakwa secara jelas dengan menyebutkan tempat kejadian tindak pidana sehingga Majelis Hakim berpendapat bahwa surat dakwaan tersebut telah lengkap; Menimbang, bahwa Majelis Hakim berpendapat mengenai rincian tentang apa itu ujaran kebencian adalah hal yang harus dipertimbangkan
halaman 12 dari 14 Putusan Sela Nomor 384/Pid.Sus/2018/PN Mgm
oleh Majelis Hakim di dalam putusan akhir setelah melalui proses pembuktian di persidangan, di mana Majelis Hakim mempertimbangkan apakah perbuatan Terdakwa memenuhi unsur-unsur pasal yang didakwakan kepadanya, sehingga Majelis Hakim berpendirian bahwa dalam suatu surat dakwaan tidak diperlukan penjelasan mengenai unsur-unsur dalam pasal yang didakwakan terhadap dirinya; Menimbang, bahwa oleh karena alasan tersebut di atas, maka Majelis Hakim berpendapat keberatan atas dasar dakwaan tidak lengkap tersebut tidak dapat diterima; Ad.2. Bahwa Penuntut Umum dalam dakwaannya tidak menguraikan tempus delicti secara benar; Menimbang, bahwa Penasihat Hukum Terdakwa mengajukan keberatan bahwa surat dakwaan tidak dapat diterima karena terdapat kata- kata “setidak – tidaknya pada waktu lain yang masih termasuk bulan Oktober 2018…” yang menunjukkan bahwa tempus delicti tidak diperinci secara benar; Menimbang, bahwa setelah Majelis Hakim mencermati surat dakwaan yang diajukan oleh Penuntut Umum dengan No.Reg.Perk: PDM- 444/Mgm/12/2018 di dalam surat tersebut telah tertera tempus delicti secara rinci, yakni pada hari Kamis tanggal 11 Oktober 2018 sekira pukul 14.30 WIB. Adapun penambahan kata-kata ”setidak – tidaknya pada waktu lain yang masih termasuk bulan Oktober 2018…” tidak mengakibatkan surat dakwaan tersebut menjadi obscuur dikarenakan Majelis Hakim berpendapat bahwa syarat materiil dari suatu surat dakwaan telah terpenuhi sehingga Majelis Hakim dapat melihat fakta-fakta secara utuh dan menyeluruh; Menimbang, bahwa oleh karena alasan tersebut di atas, maka Majelis Hakim berpendapat keberatan atas dasar dakwaan tidak menyebutkan tempus delicti tersebut tidak dapat diterima; Menimbang, bahwa oleh karena keberatan Penasihat Hukum Terdakwa tidak diterima maka pemeriksaan perkara ini harus dilanjutkan; Menimbang, bahwa oleh karena putusan ini mengenai keberatan dari Penasihat Hukum Terdakwa terhadap Surat Dakwaan Penuntut Umum, maka perhitungan mengenai biaya perkara ini ditangguhkan sampai dengan putusan akhir; Memperhatikan, Pasal 156 ayat (1) dan (2) Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana serta peraturan perundang- undangan lain yang bersangkutan;
halaman 13 dari 14 Putusan Sela Nomor 384/Pid.Sus/2018/PN Mgm
MENGADILI: 1. Menyatakan Keberatan dari Penasihat Hukum Terdakwa AGUS FATAH WIJAYA tersebut tidak dapat diterima; 2. Memerintahkan Penuntut Umum untuk melanjutkan pemeriksaan perkara Nomor 384/Pid.Sus/2018/PN Mgm atas nama Terdakwa AGUS FATAH WIJAYA tersebut di atas; 3. Menangguhkan biaya perkara sampai dengan putusan akhir;
Demikianlah diputuskan dalam Rapat Permusyawaratan Majelis
Hakim Pengadilan Negeri Megamendung pada hari Rabu, tanggal 9 Januari 2019, oleh Syafitri Apriyuani, S.H. sebagai Hakim Ketua Majelis, Ganjar Prima Anggara, S.H., dan Satria S Waruwu, S.H., masing-masing sebagai Hakim Anggota. Putusan mana diucapkan dalam persidangan yang terbuka untuk umum pada hari Kamis, tanggal 10 Januari 2019, oleh Hakim Ketua dengan didampingi Hakim-hakim Anggota tersebut, dibantu oleh Dandi Septian, S.H., Panitera Pengganti pada Pengadilan Negeri Megamendung, dihadiri oleh Satria Saronikhamo Waruwu, S.H., Jaksa Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri Megamendung dan di hadapan Terdakwa dan didampingi oleh Kuasa Hukumnya.
Hakim-hakim Anggota, Hakim Ketua,
Ganjar Prima Anggara, S.H. Syafitri Apriyuani, S.H.
Satria S Waruwu, S.H.
Panitera Pengganti,
Lukmen Yogie Sinaga, S.H.
halaman 14 dari 14 Putusan Sela Nomor 384/Pid.Sus/2018/PN Mgm