Anda di halaman 1dari 14

PUTUSAN SELA

Nomor 384/Pid.Sus/2018/PN Mgm

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Pengadilan Negeri Megamendung yang mengadili perkara pidana


dengan acara pemeriksaan biasa dalam tingkat pertama, telah menjatuhkan
putusan sela sebagai berikut dalam perkara Terdakwa:
Nama lengkap : Agus Fatah Wijaya
Tempat lahir : Bandung
Umur/tanggal lahir : 39 tahun / 6 Agustus 1979
Jenis kelamin : Laki-laki
Kebangsaan : Indonesia
Tempat tinggal : Jl. Tenis X Blok E No. 1 RT 08 / RW 04, Kel. Kebon
Jeruk, Kec. Kebon Jeruk, Jakarta Barat,
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta

Terdakwa ditangkap pada tanggal 12 Oktober 2018;


Terdakwa ditahan dalam Rumah Tahanan Negara oleh:
1. Penyidik sejak tanggal 13 Oktober 2018 sampai dengan tanggal 1
November 2018;
2. Perpanjangan Penuntut Umum sejak tanggal 2 November sampai
dengan tanggal 11 Desember 2018;
3. Penuntut Umum sejak tanggal 12 Desember 2018 sampai dengan
tanggal 20 Desember 2018;
4. Majelis Hakim sejak tanggal 20 Desember 2018 sampai dengan tanggal
19 Januari 2019;

Terdakwa didampingi oleh Penasihat Hukum Muhammad Syauqi,


S.H., M.H., Advokat dan Auditor Hukum pada Kantor Syauqi Legal Service,
yang beralamat di Jalan Gadog Indah Permai No. 23 Kota Megamendung
berdasarkan Surat Kuasa Khusus Nomor: 004/SuKa-Pid/DLS/X/2018
tertanggal 20 Oktober 2018, yang telah didaftarkan di Kepaniteraan
Pengadilan Negeri Megamendung pada tanggal 23 Desember 2019, No
7/SK/2018/PN Mgm;
Pengadilan Negeri tersebut;
Setelah membaca:

halaman 1 dari 14 Putusan Sela Nomor 384/Pid.Sus/2018/PN Mgm


- Penetapan Ketua Pengadilan Negeri Megamendung Nomor
384/Pid.Sus/2018/PN Mgm, tanggal 20 Desember 2018 tentang
Penunjukkan Majelis Hakim;
- Penetapan Ketua Majelis Hakim Nomor 384/Pid.Sus/2018/PN Mgm,
tanggal 20 Desember 2018 tentang penetapan Hari Sidang;
- Berkas perkara dan surat-surat lain yang bersangkutan;

Setelah mendengar pembacaan Surat Dakwaan Penuntut Umum,


No.Reg.Perk: PDM-444/Mgm/12/2018, tertanggal 27 Desember 2018;
Setelah mendengar pembacaan Keberatan dari Penasihat Hukum
Terdakwa dan Pendapat dari Penuntut Umum;
Menimbang, bahwa Terdakwa diajukan ke persidangan oleh Penuntut
Umum didakwa berdasarkan Surat Dakwaan Penuntut Umum, No.Reg.Perk:
PDM-444/Mgm/12/2018, tertanggal 27 Desember 2018, sebagai berikut:
KESATU
Bahwa ia terdakwa AGUS FATAH WIJAYA pada hari Kamis tanggal 11
Oktober 2018 sekira pukul 14.30 wib atau setidak – tidaknya pada waktu lain
yang masih termasuk dalam bulan Oktober tahun 2018 bertempat di Ticket
Box Hall A Basket Senayan, MEGAMENDUNG atau setidak – tidaknya di
suatu tempat lain yang masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan
Negeri MEGAMENDUNG , Setiap orang, dengan sengaja dan tanpa hak,
menyebarkan informasi yang ditujukan untuk menimbulkan rasa
kebencian atau permusuhan individu, perbuatan terdakwa tersebut
dilakukan dengan cara–cara antara lain sebagai berikut:

- Bahwa mulanya saksi DONY ISKANDAR selaku anggota Polri


mendapatkan perintah dari pimpinan untuk melaksakan tugas
pengamanan Para Asian Games 2018 Cabang Olahraga Basket di Hall A
Basket Senayan, selanjutnya pada hari Kamis tanggal 11 Oktober 2018
sekitar pukul 14.00 WIB saksi DONY ISKANDAR diminta bantuan oleh
saksi YOSIA untuk meminta merefund/menukar jadwal ticket miliknya
menjadi keesokan harinya karena pada tanggal 11 Oktober 2018 didalam
Hall sudah penuh dan saksi YOSIA tidak dapat masuk, selanjutnya saksi
DONY ISKANDAR menuju ticket box yang berada di hall A Basket
Senayan dan menanyakan kepada saksi HERMAN SIREGAR selaku
panitia yang menjaga di ticket box Hall Basket Senayan,
MEGAMENDUNG dan dijawab oleh saksi HERMAN SIREGAR tidak bisa
karena saksi HERMAN SIREGAR hanya untuk penjualan ticket tidak
menerima refund ticket yang sudah dibeli kemudian saksi DONY
ISKANDAR meninggalkan ticket box Hall Basket Senayan, selanjutnya
pada saat saksi DONY ISKANDAR akan menuju ke pemilik ticket saksi
DONY ISKANDAR dipanggil oleh terdakwa AGUS FATAH WIJAYA yang
langsung menawar ticket yang saksi DONY ISKANDAR pegang dengan
berkata “cepe pak cepe pak” dan saksi DONY ISKANDAR mengatakan
bahwa ticket yang saksi DONY ISKANDAR pegang tidak di jual karena
milik orang lain, namun orang tersebut memvideokan saksi DONY
ISKANDAR dengan berteriak “Polisi Calo Polisi Calo”.

halaman 2 dari 14 Putusan Sela Nomor 384/Pid.Sus/2018/PN Mgm


- Bahwa sekitar pukul 14.30 WIB saksi DONY ISKANDAR mendapat
laporan dari saksi HARY SUPARMAN bahwa pada akun instagram
dengan nama @augiefantinus terdapat video saksi DONY ISKANDAR
yang sedang melaksanakan kemanan dan dituliskan kata – kata “Polisi
jadi Calo !!!!” dan caption kata – kata “Memalukan !!! ini hari pertama gua
ke GBK untuk support Timnas Basket kursi roda Indonesia
@jakartaswift.basketball ……. Bangga seneng terharu sama antusias
penonton yang penuh FULL HOUSE di lapangan basket senayan ………..
Bahkan gua pun beli ticket bersama coach @hermanto1978 dan ngantri
panjang untuk masuk kedalam lapangan …… TAPI gua KECEWA dan
EMOSI dengan kejadian ini !!!! Polisi yang seharusnya tugas MENJAGA
dan MELAYANI masyarakat justru OKNUM POLISI INI jadi CALO !!! ini
OKNUM !!! Pantaskah ! biar masyarakat yang menilai ……. Saya
melakukan ini karena saya cinta Indonesia”. Kemudian saksi DONY
ISKANDAR melaporkan kepada pimpinan saksi DONY ISKANDAR yaitu
saksi ADI WIDODO selaku Waka PAM Obyek Basket dengan adanya hal
tersebut. Kemudian saksi DONY ISKANDAR menghampiri terdakwa
AGUS FATAH WIJAYA dan menanyakan apakah benar dirinya yang
mengupload video saksi DONY ISKANDAR tersebut dengan menuliskan
kata – kata “Polisi jadi Calo !!” lalu terdakwa AGUS FATAH WIJAYA
menngakui hal tersebut dan saksi DONY ISKANDAR meminta identitas
terdakwa AGUS FATAH WIJAYA dan melanjutkan kembali melaksanakan
pengamanan.
- Bahwa atas kejadian tersebut saksi DONY ISKANDAR mengalami
kerugian inmateriil, yang mana nama baik saksi DONY ISKANDAR dan
institusi POLRI menjadi tercemar.

Perbuatan terdakwa AGUS FATAH WIJAYA sebagaimana diatur dan


diancam pidana Pasal 28 ayat (2) Jo Pasal 45A ayat (2) UU RI No. 19 tahun
2016 tentang Perubahan atas UU RI No. 11 tahun 2008 tentang Informasi
dan Transaksi Elektronik.

ATAU

KEDUA

Bahwa ia terdakwa AGUS FATAH WIJAYA pada hari Kamis tanggal 11


Oktoner 2108 sekira pukul 14.30 wib atau setidak – tidaknya pada waktu lain
yang masih termasuk dalam bulan Oktober tahun 2018 bertempat di Ticket
Box Hall A Basket Senayan, MEGAMENDUNG atau setidak – tidaknya di
suatu tempat lain yang masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan
Negeri MEGAMENDUNG , Setiap orang, dengan sengaja dan tanpa hak,
atau mendistribusikan, mentransmisikan atau membuat, dapat
diaksesnya Informasi Elektronik atau Dokumen Elektronik yang
memiliki muatan penghinaan atau pencemaran nama baik, perbuatan
terdakwa tersebut dilakukan dengan cara–cara antara lain sebagai berikut :

- Bahwa mulanya saksi DONY ISKANDAR selaku anggota Polri


mendapatkan perintah dari pimpinan untuk melaksakan tugas
pengamanan Para Asian Games 2018 Cabang Olahraga Basket di Hall
A Basket Senayan, selanjutnya pada hari Kamis tanggal 11 Oktober
2018 sekitar pukul 14.00 WIB saksi DONY ISKANDAR diminta bantuan
oleh saksi YOSIA untuk meminta merefund/menukar jadwal ticket
miliknya menjadi keesokan harinya karena pada tanggal 11 Oktober
2018 didalam Hall sudah penuh dan saksi YOSIA tidak dapat masuk,
selanjutnya saksi DONY ISKANDAR menuju ticket box yang berada di

halaman 3 dari 14 Putusan Sela Nomor 384/Pid.Sus/2018/PN Mgm


hall A Basket Senayan dan menanyakan kepada saksi HERMAN
SIREGAR selaku panitia yang menjaga di ticket box Hall Basket
Senayan, MEGAMENDUNG dan dijawab oleh saksi HERMAN
SIREGAR tidak bisa karena saksi HERMAN SIREGAR hanya untuk
penjualan ticket tidak menerima refund ticket yang sudah dibeli
kemudian saksi DONY ISKANDAR meninggalkan ticket box Hall Basket
Senayan, selanjutnya pada saat saksi DONY ISKANDAR akan menuju
ke pemilik ticket saksi DONY ISKANDAR dipanggil oleh terdakwa
AGUS FATAH WIJAYA yang langsung menawar ticket yang saksi
DONY ISKANDAR pegang dengan berkata “cepe pak cepe pak” dan
saksi DONY ISKANDAR mengatakan bahwa ticket yang saksi DONY
ISKANDAR pegang tidak di jual karena milik orang lain, namun orang
tersebut memvideokan saksi DONY ISKANDAR dengan berteriak
“Polisi Calo Polisi Calo”.
- Bahwa sekitar pukul 14.30 WIB saksi DONY ISKANDAR mendapat
laporan dari saksi HARY SUPARMAN bahwa pada akun instagram
dengan nama @augiefantinus terdapat video saksi DONY ISKANDAR
yang sedang melaksanakan kemanan dan dituliskan kata – kata “Polisi
jadi Calo !!!!” dan caption kata – kata “Memalukan !!! ini hari pertama
gua ke GBK untuk support Timnas Basket kursi roda Indonesia
@jakartaswift.basketball ……. Bangga seneng terharu sama antusias
penonton yang penuh FULL HOUSE di lapangan basket senayan
……….. Bahkan gua pun beli ticket bersama coach @hermanto1978
dan ngantri panjang untuk masuk kedalam lapangan …… TAPI gua
KECEWA dan EMOSI dengan kejadian ini !!!! Polisi yang seharusnya
tugas MENJAGA dan MELAYANI masyarakat justru OKNUM POLISI
INI jadi CALO !!! ini OKNUM !!! Pantaskah ! biar masyarakat yang
menilai ……. Saya melakukan ini karena saya cinta Indonesia”.
Kemudian saksi DONY ISKANDAR melaporkan kepada pimpinan saksi
DONY ISKANDAR yaitu saksi ADI WIDODO selaku Waka PAM Obyek
Basket dengan adanya hal tersebut. Kemudian saksi DONY
ISKANDAR menghampiri terdakwa AGUS FATAH WIJAYA dan
menanyakan apakah benar dirinya yang mengupload video saksi
DONY ISKANDAR tersebut dengan menuliskan kata – kata “Polisi jadi
Calo !!” lalu terdakwa AGUS FATAH WIJAYA menngakui hal tersebut
dan saksi DONY ISKANDAR meminta identitas terdakwa AGUS
FATAH WIJAYA dan melanjutkan kembali melaksanakan pengamanan.
- Bahwa atas kejadian tersebut saksi DONY ISKANDAR mengalami
kerugian inmateriil, yang mana nama baik saksi DONY ISKANDAR dan
institusi POLRI menjadi tercemar.

Perbuatan terdakwa AGUS FATAH WIJAYA sebagaimana diatur dan


diancam pidana Pasal 27 ayat (3) Jo Pasal 45A ayat (3) UU RI No. 19 tahun
2016 tentang Perubahan atas UU RI No. 11 tahun 2008 tentang Informasi
dan Transaksi Elektronik.

ATAU
KETIGA

Bahwa ia terdakwa AGUS FATAH WIJAYA pada hari Kamis tanggal 11


Oktoner 2108 sekira pukul 14.30 wib atau setidak – tidaknya pada waktu lain
yang masih termasuk dalam bulan Oktober tahun 2018 bertempat di Ticket
Box Hall A Basket Senayan, MEGAMENDUNG atau setidak – tidaknya di
suatu tempat lain yang masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan
Negeri MEGAMENDUNG , Barang siapa, dengan sengaja merusak

halaman 4 dari 14 Putusan Sela Nomor 384/Pid.Sus/2018/PN Mgm


kehormatan atau nama baik seseorang dengan menuduh dia melakukan
sesuatu perbuatan dengan maksud yang nyata akan tersiarnya tuduhan
itu, perbuatan terdakwa tersebut dilakukan dengan cara–cara antara lain
sebagai berikut :

- Bahwa mulanya saksi DONY ISKANDAR selaku anggota Polri


mendapatkan perintah dari pimpinan untuk melaksakan tugas
pengamanan Para Asian Games 2018 Cabang Olahraga Basket di Hall
A Basket Senayan, selanjutnya pada hari Kamis tanggal 11 Oktober
2018 sekitar pukul 14.00 WIB saksi DONY ISKANDAR diminta bantuan
oleh saksi YOSIA untuk meminta merefund/menukar jadwal ticket
miliknya menjadi keesokan harinya karena pada tanggal 11 Oktober
2018 didalam Hall sudah penuh dan saksi YOSIA tidak dapat masuk,
selanjutnya saksi DONY ISKANDAR menuju ticket box yang berada di
hall A Basket Senayan dan menanyakan kepada saksi HERMAN
SIREGAR selaku panitia yang menjaga di ticket box Hall Basket
Senayan, MEGAMENDUNG dan dijawab oleh saksi HERMAN
SIREGAR tidak bisa karena saksi HERMAN SIREGAR hanya untuk
penjualan ticket tidak menerima refund ticket yang sudah dibeli
kemudian saksi DONY ISKANDAR meninggalkan ticket box Hall Basket
Senayan, selanjutnya pada saat saksi DONY ISKANDAR akan menuju
ke pemilik ticket saksi DONY ISKANDAR dipanggil oleh terdakwa
AGUS FATAH WIJAYA yang langsung menawar ticket yang saksi
DONY ISKANDAR pegang dengan berkata “cepe pak cepe pak” dan
saksi DONY ISKANDAR mengatakan bahwa ticket yang saksi DONY
ISKANDAR pegang tidak di jual karena milik orang lain, namun orang
tersebut memvideokan saksi DONY ISKANDAR dengan berteriak
“Polisi Calo Polisi Calo”.
- Bahwa sekitar pukul 14.30 WIB saksi DONY ISKANDAR mendapat
laporan dari saksi HARY SUPARMAN bahwa pada akun instagram
dengan nama @augiefantinus terdapat video saksi DONY ISKANDAR
yang sedang melaksanakan kemanan dan dituliskan kata – kata “Polisi
jadi Calo !!!!” dan caption kata – kata “Memalukan !!! ini hari pertama
gua ke GBK untuk support Timnas Basket kursi roda Indonesia
@jakartaswift.basketball ……. Bangga seneng terharu sama antusias
penonton yang penuh FULL HOUSE di lapangan basket senayan
……….. Bahkan gua pun beli ticket bersama coach @hermanto1978
dan ngantri panjang untuk masuk kedalam lapangan …… TAPI gua
KECEWA dan EMOSI dengan kejadian ini !!!! Polisi yang seharusnya
tugas MENJAGA dan MELAYANI masyarakat justru OKNUM POLISI
INI jadi CALO !!! ini OKNUM !!! Pantaskah ! biar masyarakat yang
menilai ……. Saya melakukan ini karena saya cinta Indonesia”.
Kemudian saksi DONY ISKANDAR melaporkan kepada pimpinan saksi
DONY ISKANDAR yaitu saksi ADI WIDODO selaku Waka PAM Obyek
Basket dengan adanya hal tersebut. Kemudian saksi DONY
ISKANDAR menghampiri terdakwa AGUS FATAH WIJAYA dan
menanyakan apakah benar dirinya yang mengupload video saksi
DONY ISKANDAR tersebut dengan menuliskan kata – kata “Polisi jadi
Calo !!” lalu terdakwa AGUS FATAH WIJAYA menngakui hal tersebut
dan saksi DONY ISKANDAR meminta identitas terdakwa AGUS
FATAH WIJAYA dan melanjutkan kembali melaksanakan pengamanan.
- Bahwa atas kejadian tersebut saksi DONY ISKANDAR mengalami
kerugian inmateriil, yang mana nama baik saksi DONY ISKANDAR dan
institusi POLRI menjadi tercemar.

halaman 5 dari 14 Putusan Sela Nomor 384/Pid.Sus/2018/PN Mgm


Perbuatan terdakwa AGUS FATAH WIJAYA sebagaimana diatur dan
diancam pidana Pasal 310 ayat (1) KUHP.-

ATAU
KEEMPAT

Bahwa ia terdakwa AGUS FATAH WIJAYA pada hari Kamis tanggal 11


Oktoner 2018 sekira pukul 14.30 wib atau setidak – tidaknya pada waktu lain
yang masih termasuk dalam bulan Oktober tahun 2018 bertempat di Ticket
Box Hall A Basket Senayan, MEGAMENDUNG atau setidak – tidaknya di
suatu tempat lain yang masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan
Negeri MEGAMENDUNG, Barang siapa, sengaja menyerang kehormatan
atau nama baik seseorang dengan menuduh sesuatu hal, yang
maksudnya terang supaya hal itu diketahui umum, tuduhan dilakukan
bertentangan dengan apa yang diketahuinya,, perbuatan terdakwa
tersebut dilakukan dengan cara–cara antara lain sebagai berikut :

- Bahwa mulanya saksi DONY ISKANDAR selaku anggota Polri


mendapatkan perintah dari pimpinan untuk melaksakan tugas
pengamanan Para Asian Games 2018 Cabang Olahraga Basket di Hall
A Basket Senayan, selanjutnya pada hari Kamis tanggal 11 Oktober
2018 sekitar pukul 14.00 WIB saksi DONY ISKANDAR diminta bantuan
oleh saksi YOSIA untuk meminta merefund/menukar jadwal ticket
miliknya menjadi keesokan harinya karena pada tanggal 11 Oktober
2018 didalam Hall sudah penuh dan saksi YOSIA tidak dapat masuk,
selanjutnya saksi DONY ISKANDAR menuju ticket box yang berada di
hall A Basket Senayan dan menanyakan kepada saksi HERMAN
SIREGAR selaku panitia yang menjaga di ticket box Hall Basket
Senayan, MEGAMENDUNG dan dijawab oleh saksi HERMAN
SIREGAR tidak bisa karena saksi HERMAN SIREGAR hanya untuk
penjualan ticket tidak menerima refund ticket yang sudah dibeli
kemudian saksi DONY ISKANDAR meninggalkan ticket box Hall Basket
Senayan, selanjutnya pada saat saksi DONY ISKANDAR akan menuju
ke pemilik ticket saksi DONY ISKANDAR dipanggil oleh terdakwa
AGUS FATAH WIJAYA yang langsung menawar ticket yang saksi
DONY ISKANDAR pegang dengan berkata “cepe pak cepe pak” dan
saksi DONY ISKANDAR mengatakan bahwa ticket yang saksi DONY
ISKANDAR pegang tidak di jual karena milik orang lain, namun orang
tersebut memvideokan saksi DONY ISKANDAR dengan berteriak
“Polisi Calo Polisi Calo”.
- Bahwa sekitar pukul 14.30 WIB saksi DONY ISKANDAR mendapat
laporan dari saksi HARY SUPARMAN bahwa pada akun instagram
dengan nama @augiefantinus terdapat video saksi DONY ISKANDAR
yang sedang melaksanakan kemanan dan dituliskan kata – kata “Polisi
jadi Calo !!!!” dan caption kata – kata “Memalukan !!! ini hari pertama
gua ke GBK untuk support Timnas Basket kursi roda Indonesia
@jakartaswift.basketball ……. Bangga seneng terharu sama antusias
penonton yang penuh FULL HOUSE di lapangan basket senayan
……….. Bahkan gua pun beli ticket bersama coach @hermanto1978
dan ngantri panjang untuk masuk kedalam lapangan …… TAPI gua
KECEWA dan EMOSI dengan kejadian ini !!!! Polisi yang seharusnya
tugas MENJAGA dan MELAYANI masyarakat justru OKNUM POLISI
INI jadi CALO !!! ini OKNUM !!! Pantaskah ! biar masyarakat yang
menilai ……. Saya melakukan ini karena saya cinta Indonesia”.
Kemudian saksi DONY ISKANDAR melaporkan kepada pimpinan saksi

halaman 6 dari 14 Putusan Sela Nomor 384/Pid.Sus/2018/PN Mgm


DONY ISKANDAR yaitu saksi ADI WIDODO selaku Waka PAM Obyek
Basket dengan adanya hal tersebut. Kemudian saksi DONY
ISKANDAR menghampiri terdakwa AGUS FATAH WIJAYA dan
menanyakan apakah benar dirinya yang mengupload video saksi
DONY ISKANDAR tersebut dengan menuliskan kata – kata “Polisi jadi
Calo !!” lalu terdakwa AGUS FATAH WIJAYA menngakui hal tersebut
dan saksi DONY ISKANDAR meminta identitas terdakwa AGUS
FATAH WIJAYA dan melanjutkan kembali melaksanakan pengamanan.
- Bahwa atas kejadian tersebut saksi DONY ISKANDAR mengalami
kerugian inmateriil, yang mana nama baik saksi DONY ISKANDAR dan
institusi POLRI menjadi tercemar.

Perbuatan terdakwa AGUS FATAH WIJAYA sebagaimana diatur dan


diancam pidana Pasal 311 KUHP.
Menimbang, bahwa atas dakwaan dari Penuntut Umum tersebut
Penasihat Hukum Terdakwa telah mengajukan Keberatan tertanggal 3
Januari 2019 sebagai berikut:
Sudah menjadi ketentuan baku dalam Kitab Undang-Undang Hukum
Acara Pidana (KUHAP) ex. Pasal 143 ayat (2) KUHAP bahwa Surat
Dakwaan harus memenuhi syarat formil dan syarat materil.
a). Syarat Formil (Pasal 143 ayat 2 huruf (a) KUHAP)
- Surat Dakwaan harus diberi tanggal dan ditandatangani oleh
Penuntut Umum;
- Surat Dakwaan harus berisi nama lengkap, tempat lahir, umur, atau
tanggal lahir, jenis kelamin, kebangsaan, tempat tinggal, agama dan
pekerjaan Terdakwa.
b). Syarat Materil (Pasal 143 ayat 2 huruf (b) KUHAP)
- Surat Dakwaan dirumuskan dan memuat uraian secara “cermat”
mengenai tindak pidana yang didakwakan;
- Surat Dakwaan dirumuskan dan memuat uraian secara “jelas”
mengenai tindak pidana yang didakwakan;
- Surat Dakwaan dirumuskan dan memuat uraian secara “lengkap”
mengenai tindak pidana yang didakwakan;
- Surat Dakwaan harus menyebutkan dengan jelas mengenai kapan
“waktu” terjadinya tindak pidana (tempus delicti) dan “tempat” dimana
tindak pidana dilakukan (locus delicti).
Berdasarkan ketentuan Hukum Acara Pidana Indonesia sebagaimana
dijelaskan M. Yahya Harahap, S.H., dalam bukunya “Pembahasan
Permasalahan dan Penerapan KUHAP” Jo. ”Buku Suplemen Hasil Rapat
Kerja Teknis Mahkamah Agung – RI dengan Para Ketua Pengadilan Tingkat
Banding di Lingkungan 4 (empat) Badan Peradilan Seluruh Indonesia” yang

halaman 7 dari 14 Putusan Sela Nomor 384/Pid.Sus/2018/PN Mgm


diterbitkan oleh TUADA PIDUM Mahkamah Agung – RI tahun 1998 Jo. “Buku
Pedoman Pembuatan Surat Dakwaan” yang diterbitkan Kejaksaan Agung
Republik Indonesia, menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan:
  “CERMAT” adalah ketelitian dan kecermatan Jaksa Penuntut Umum
dalam mempersiapkan dan membuat Surat Dakwaan didasarkan
pada undang-undang yang berlaku bagi Terdakwa serta tidak terdapat
kekurangan, kerancuan, dan kekeliruan yang mengakibatkan batalnya
Surat Dakwaan atau tidak dapat dibuktikan. Misalnya:
- Apa ada pengaduan, dalam hal delik aduan;
- Apakah penerapan hukum/ketentuan pidananya sudah tepat;
- Apakah Terdakwa adalah subjek hukum yang tepat dan atau yang
sebenarnya dapat dipertanggungjawabkan dalam peristiwa tidak
pidana yang dilakukan;
- Apakah tindak pidana tersebut belum atau sudah kadaluwarsa;
- Apakah tindak pidana yang didakwakan itu tidak nebis in idem.

  “JELAS” bahwa dalam surat dakwaannya, Penuntut Umum harus


mampu merumuskan unsur-unsur delik pidana yang didakwakan,
sekaligus mempadukan dengan uraian perbuatan materil (fakta-fakta)
yang dilakukan oleh Terdakwa. Hal ini harus diperhatikan. Jangan
sampai uraian surat dakwaan untuk beberapa pasal dibuat sama
antara satu dengan yang lain padahal unsur-unsur deliknya berbeda.
Dengan kata lain, jangan sampai uraian dakwaan hanya menunjuk
pada uraian dakwaan sebelumnya sedangkan unsur-unsur pasal
pada dakwaan yang lain adalah berbeda sehingga dakwaan
menjadi kabur atau tidak jelas (obscuur libel) dan mengakibatkan
Dakwaan Batal Demi Hukum.

  “LENGKAP” adalah uraian dalam Surat Dakwaan harus mencakup


semua unsur-unsur yang ditentukan undang-undang secara
lengkap. Rumusan dari perbuatan-perbuatan yang didakwakan harus
dirumuskan secara rinci, terang, serta tegas dan mengenai unsur-
unsur objektif dan unsur-unsur subjektif juga harus dijelaskan secara
lengkap. Unsur objektif itu sendiri adalah mengenai bentuk atau
macam tindak pidana dan cara-cara Terdakwa melakukan tindak
pidana sedangkan unsur subjektif adalah masalah
pertanggungjawaban seseorang menurut hukum.

halaman 8 dari 14 Putusan Sela Nomor 384/Pid.Sus/2018/PN Mgm


Pasal 143 ayat (3) KUHAP menegaskan bahwa Surat Dakwaan yang
tidak memenuhi ketentuan syarat-syarat materil sebagaimana diatur pada
Pasal 143 ayat (2) huruf b KUHAP adalah batal demi hukum (null and void)
artinya secara yuridis sejak semula tidak ada tindak pidana seperti dimaksud
dalam Surat Dakwaan aquo.
Bahwa setelah Penasihat Hukum membaca, meneliti, serta
memperhatikan secara seksama Surat Dakwaan Penuntut Umum NOMOR
REG. PERKARA: PDM-444/Mgm/12/2018, tanggal 27 Desember 2018
dikaitkan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, maka
Penasihat Hukum Terdakwa berpendapat bahwa Surat Dakwaan Penuntut
Umum NOMOR REG. PERKARA: PDM-444/Mgm/12/2018 tersebut
termasuk kategori surat dakwaan yang tidak jelas dan tidak lengkap
sehingga perkara aquo tidak layak untuk disidangkan karena batal demi
hukum. Adapun alasan Penasihat Hukum Terdakwa adalah sebagai berikut:
1. Bahwa Penuntut Umum telah mendakwakan Terdakwa dengan 4 pasal
(dakwaan alternatif) yang berbeda tetapi mencantumkan uraian dakwaan
yang sama. Padahal tiap dakwaan memiliki unsur delik yang berbeda-
beda sehingga Dakwaan menjadi tidak jelas atau kabur (Obscuur Libel)
dikarenakan uraian-uraian kejadian (peristiwa hukum yang sebenarnya)
dalam dakwaan pertama tidak relevan untuk dijadikan uraian untuk
dakwaan lainnya. Intinya, jangan sekali-kali menggunakan uraian
dakwaan yang sama untuk delik yang berbeda sebab berdasarkan
Yurisprudensi Putusan MA RI No. 982 K/Pid/1988 tanggal 19
September 1990, surat dakwaan demikian “batal demi hukum”.
2. Bahwa Penuntut Umum telah mengajukan surat dakwaan yang disusun
secara tidak lengkap dimana dalam dakwaan pertama Penuntut Umum
tidak menjabarkan atau menguraikan bagaimana rasa kebencian atau
permusuhan itu dilahirkan sebagaimana unsur pasal dalam dakwaan
pertama Penuntut Umum tersebut. Selain itu, Penuntut Umum juga tidak
menguraikan unsur objektif dalam semua pasal yang didakwakan, seperti
bagaimana cara Terdakwa melakukan tindak pidananya, apakah akun
sosial media instagram tersebut milik dan dibuat oleh Terdakwa atau
bagaimana. Selanjutnya, apakah penyebaran informasi tersebut
dilakukan secara live atau melalui postingan yang tentunya harus
dijabarkan secara detail. Berdasarkan alasan tersebut dan mengacu pada
Yurisprudensi Mahkamah Agung RI No. 808 K/Pid/ 1984 tanggal 29

halaman 9 dari 14 Putusan Sela Nomor 384/Pid.Sus/2018/PN Mgm


Juni 1985 Jo. Yurisprudensi Mahkamah Agung RI No. 33 K/ Mil/1985
tanggal 15 Februari 1986, maka surat dakwaan yang tidak dirumuskan
secara lengkap tersebut harus dinyatakan batal demi hukum.
3. Bahwa Penuntut Umum dalam dakwaannya tidak menguraikan tempus
delicti secara benar dimana tiap awal pasal dakwaan selalu disebutkan
“… Terdakwa AGUS FATAH WIJAYA pada hari Kamis tanggal 11
Oktober 2018 sekira pukul 14.30 WIB atau setidak – tidaknya pada
waktu lain yang masih termasuk dalam bulan Oktober tahun 2018
bertempat di Ticket Box Hall A Basket Senayan, MEGAMENDUNG atau
setidak – tidaknya di suatu tempat lain yang masih termasuk dalam
daerah hukum Pengadilan Negeri MEGAMENDUNG …” Dari kalimat
“atau setidak-tidaknya pada waktu lain yang masih termasuk dalam
bulan Oktober tahun 2018” menimbulkan multitafsir sehingga dapat ditarik
kesimpulan bahwa Penuntut Umum masih berpikir atau ragu dalam
menentukan waktu terjadinya tindak pidana sehingga cara kerja Penuntut
Umum tersebut tidak memenuhi uraian cermat, jelas dan lengkap suatu
surat dakwaan sehingga Surat Dakwaan dari Penuntut Umum yang
demikian juga seharusnya sudah batal demi hukum.
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas disertai dengan alasan-alasan dan
pertimbangan hukum secara komprehensif, maka Penasihat Hukum
memohon Kepada Yang Terhormat Majelis Hakim Pemeriksa Perkara
Pidana Nomor 384/Pid.Sus/2018/PN Mgm berkenan untuk memutuskan
perkara ini dengan amar putusan sebagai berikut:
1. Menerima dan mengabulkan Keberatan Penasihat Hukum Terdakwa
untuk seluruhnya;
2. Menyatakan Surat Dakwaan Penuntut Umum yang dibuat tidak secara
cermat, tidak secara jelas, dan kabur adalah Batal Demi Hukum;
3. Menyatakan perkara ini tidak dapat diperiksa lebih lanjut;
4. Memerintahkan Penuntut Umum dalam perkara ini untuk
membebaskan Terdakwa;
5. Membebankan biaya perkara aquo kepada negara.
Demikian Keberatan ini Penasihat Hukum terdakwa sampaikan. Atas
perhatian dan dikabulkannya permohonan di atas, Kami menghaturkan
banyak terima kasih.
Menimbang, bahwa atas Keberatan Penasihat Hukum Terdakwa
tersebut, Penuntut Umum telah mengajukan pendapat yang pada pokoknya
menyatakan tetap pada dakwaannya;

halaman 10 dari 14 Putusan Sela Nomor 384/Pid.Sus/2018/PN Mgm


Menimbang, bahwa setelah membaca dan meneliti uraian keberatan
Penasihat Hukum Terdakwa maka pada pokoknya alasan-alasan keberatan
adalah sebagai berikut:
1. Bahwa Penuntut Umum telah mendakwakan Terdakwa dengan 4 pasal
(dakwaan alternatif) yang berbeda tetapi mencantumkan uraian
dakwaan yang sama;
2. Bahwa Penuntut Umum telah mengajukan surat dakwaan yang disusun
secara tidak lengkap dimana dalam dakwaan pertama Penuntut Umum
tidak menjabarkan atau menguraikan bagaimana rasa kebencian atau
permusuhan itu dilahirkan sebagaimana unsur pasal dalam dakwaan
pertama Penuntut Umum tersebut;
3. Bahwa Penuntut Umum dalam dakwaannya tidak menguraikan tempus
delicti secara benar.

Menimbang, bahwa terhadap Keberatan tersebut, Majelis Hakim


mempertimbangkan sebagai berikut:
Ad.1. Bahwa dakwaan Penuntut Umum kabur atau tidak jelas (obscuur
libel).
Menimbang, bahwa dalam Keberatan Penasihat Hukum Terdakwa,
Penasihat Hukum Terdakwa keberatan mengenai pengulangan uraian fakta-
fakta hukum terhadap pasal-pasal yang didakwakan sehingga dakwaan
Penuntut Umum kabur atau tidak jelas;
Menimbang, bahwa menurut Lilik Mulyadi dalam bukunya Hukum
Acara Pidana Indonesia – Suatu Tinjauan Khusus terhadap Surat Dakwaan,
Eksepsi, dan Putusan Peradilan hal. 58, dapat disimpulkan bahwa dakwaan
merupakan dasar dari pemeriksaan persidangan yang dilakukan. Hakim
pada prinsipnya tidak dapat menjatuhkan hukuman kepada Terdakwa
apabila perbuatan tersebut tidak didakwakan oleh Penuntut Umum;
Menimbang, bahwa Majelis Hakim berpendapat unsur terpenting dari
suatu surat dakwaan adalah pemenuhan syarat formil dan materiil
sebagaimana yang termuat di dalam Pasal 143 ayat (2) KUHAP, sehingga
Majelis Hakim dapat mengetahui unsur-unsur yang didakwakan kepada
Terdakwa secara utuh dan menyeluruh;
Menimbang, bahwa pengulangan fakta bukan merupakan suatu
permasalahan yuridis, karena di dalam pengulangan uraian tersebut tidak
menganggu Majelis Hakim dalam mempertimbangkan apakah tindakan yang
dilakukan oleh Terdakwa memenuhi unsur-unsur yang didakwakan

halaman 11 dari 14 Putusan Sela Nomor 384/Pid.Sus/2018/PN Mgm


kepadanya;
Menimbang, bahwa oleh karena alasan tersebut di atas, maka
Majelis Hakim berpendapat keberatan atas dasar dakwaan kabur tersebut
tidak dapat diterima;
Ad.2. Bahwa surat dakwaan tersebut tidak lengkap karena tidak merinci
apa dan bagaimana rasa kebencian atau permusuhan itu
dilahirkan;
Menimbang, bahwa Penasihat Hukum Terdakwa mengajukan
keberatan bahwa surat dakwaan tidak lengkap karena tidak menguraikan
apa bagaimana rasa kebencian atau permusuhan itu dilahirkan di dalam
pasal yang didakwakan kepada Terdakwa;
Menimbang, bahwa ketentuan Pasal 143 ayat (2) dan ayat (3) KUHAP
mengatur:
(2) Penuntut Umum membuat surat dakwaan yang diberi tanggal dan
ditandatangani serta berisi:
a. nama lengkap, tempat lahir, umur atau tanggal lahir, jenis kelamin,
kebangsaan, tempat tinggal, agama dan pekerjaan tersangka;
b. uraian secara cermat, jelas dan lengkap mengenai tindak pidana
yang didakwakan dengan menyebutkan waktu dan tempat tindak
pidana itu dilakukan;
(3). Surat dakwaan yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana ayat (2)
huruf b batal demi hukum;
Menimbang, bahwa menurut Lilik Mulyadi dalam bukunya Hukum
Acara Pidana Indonesia – Suatu Tinjauan Khusus terhadap Surat Dakwaan,
Eksepsi, dan Putusan Peradilan hal. 61, yang dimaksud dengan lengkap
berarti komplit atau cukup yang dimaksudkan tidak ada yang tercecer atau
ketinggalan, semuanya ada;
Menimbang, bahwa setelah Majelis Hakim mencemati dan
mempelajari Surat Dakwaan Penuntut Umum, No.Reg.Perk: PDM-
444/Mgm/12/2018 tanggal 27 Desember 2018 telah memuat uraian waktu
dengan menyebutkan tanggal, bulan dan tahun tindak pidana yang dilakukan
oleh Terdakwa dan telah memuat uraian tempat tindak pidana yang
dilakukan terdakwa secara jelas dengan menyebutkan tempat kejadian
tindak pidana sehingga Majelis Hakim berpendapat bahwa surat dakwaan
tersebut telah lengkap;
Menimbang, bahwa Majelis Hakim berpendapat mengenai rincian
tentang apa itu ujaran kebencian adalah hal yang harus dipertimbangkan

halaman 12 dari 14 Putusan Sela Nomor 384/Pid.Sus/2018/PN Mgm


oleh Majelis Hakim di dalam putusan akhir setelah melalui proses
pembuktian di persidangan, di mana Majelis Hakim mempertimbangkan
apakah perbuatan Terdakwa memenuhi unsur-unsur pasal yang didakwakan
kepadanya, sehingga Majelis Hakim berpendirian bahwa dalam suatu surat
dakwaan tidak diperlukan penjelasan mengenai unsur-unsur dalam pasal
yang didakwakan terhadap dirinya;
Menimbang, bahwa oleh karena alasan tersebut di atas, maka Majelis
Hakim berpendapat keberatan atas dasar dakwaan tidak lengkap tersebut
tidak dapat diterima;
Ad.2. Bahwa Penuntut Umum dalam dakwaannya tidak menguraikan
tempus delicti secara benar;
Menimbang, bahwa Penasihat Hukum Terdakwa mengajukan
keberatan bahwa surat dakwaan tidak dapat diterima karena terdapat kata-
kata “setidak – tidaknya pada waktu lain yang masih termasuk bulan Oktober
2018…” yang menunjukkan bahwa tempus delicti tidak diperinci secara
benar;
Menimbang, bahwa setelah Majelis Hakim mencermati surat dakwaan
yang diajukan oleh Penuntut Umum dengan No.Reg.Perk: PDM-
444/Mgm/12/2018 di dalam surat tersebut telah tertera tempus delicti secara
rinci, yakni pada hari Kamis tanggal 11 Oktober 2018 sekira pukul 14.30
WIB. Adapun penambahan kata-kata ”setidak – tidaknya pada waktu lain
yang masih termasuk bulan Oktober 2018…” tidak mengakibatkan surat
dakwaan tersebut menjadi obscuur dikarenakan Majelis Hakim berpendapat
bahwa syarat materiil dari suatu surat dakwaan telah terpenuhi sehingga
Majelis Hakim dapat melihat fakta-fakta secara utuh dan menyeluruh;
Menimbang, bahwa oleh karena alasan tersebut di atas, maka Majelis
Hakim berpendapat keberatan atas dasar dakwaan tidak menyebutkan
tempus delicti tersebut tidak dapat diterima;
Menimbang, bahwa oleh karena keberatan Penasihat Hukum
Terdakwa tidak diterima maka pemeriksaan perkara ini harus dilanjutkan;
Menimbang, bahwa oleh karena putusan ini mengenai keberatan dari
Penasihat Hukum Terdakwa terhadap Surat Dakwaan Penuntut Umum,
maka perhitungan mengenai biaya perkara ini ditangguhkan sampai dengan
putusan akhir;
Memperhatikan, Pasal 156 ayat (1) dan (2) Undang-undang Nomor 8
Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana serta peraturan perundang-
undangan lain yang bersangkutan;

halaman 13 dari 14 Putusan Sela Nomor 384/Pid.Sus/2018/PN Mgm


MENGADILI:
1. Menyatakan Keberatan dari Penasihat Hukum Terdakwa AGUS FATAH
WIJAYA tersebut tidak dapat diterima;
2. Memerintahkan Penuntut Umum untuk melanjutkan pemeriksaan perkara
Nomor 384/Pid.Sus/2018/PN Mgm atas nama Terdakwa AGUS FATAH
WIJAYA tersebut di atas;
3. Menangguhkan biaya perkara sampai dengan putusan akhir;

Demikianlah diputuskan dalam Rapat Permusyawaratan Majelis


Hakim Pengadilan Negeri Megamendung pada hari Rabu, tanggal 9 Januari
2019, oleh Syafitri Apriyuani, S.H. sebagai Hakim Ketua Majelis, Ganjar
Prima Anggara, S.H., dan Satria S Waruwu, S.H., masing-masing sebagai
Hakim Anggota. Putusan mana diucapkan dalam persidangan yang terbuka
untuk umum pada hari Kamis, tanggal 10 Januari 2019, oleh Hakim Ketua
dengan didampingi Hakim-hakim Anggota tersebut, dibantu oleh Dandi
Septian, S.H., Panitera Pengganti pada Pengadilan Negeri Megamendung,
dihadiri oleh Satria Saronikhamo Waruwu, S.H., Jaksa Penuntut Umum pada
Kejaksaan Negeri Megamendung dan di hadapan Terdakwa dan didampingi
oleh Kuasa Hukumnya.

Hakim-hakim Anggota, Hakim Ketua,

Ganjar Prima Anggara, S.H. Syafitri Apriyuani, S.H.

Satria S Waruwu, S.H.

Panitera Pengganti,

Lukmen Yogie Sinaga, S.H.

halaman 14 dari 14 Putusan Sela Nomor 384/Pid.Sus/2018/PN Mgm

Anda mungkin juga menyukai