Anda di halaman 1dari 18

Tanjung Pinang, 18 Oktober 2012

Kepada Yth.

Ketua Mahkamah Agung RI

Di Jakarta

Melalui Ketua Pengadilan Negeri Tanjung Pinang

Di Tanjung Pinang- Kepri.

Hal : MEMORI KASASI


atas Putusan Pengadilan Tinggi Riau
No. 60/pidsus/2012/PTK. Atas nama:
Frengki Anggara Pratama.

Dengan hormat,

Kami, HARTO HALOMOAN, SH , ADVOKAT, berkantor pada LAW OFFICE


HARTO H HARAHAP,SH & REKAN, beralamat di Perum. Cendana Blok. C6 No.
24 Batam centre – Batam Kota , Kota Batam – Kepri. HP. 0821737316169 ,
berdasarkan surat kuasa No. 009/LO-HH/SK/X/2012/BTM, tertanggal, 12
Oktober 2012 (terlampir dalam berkas) bertindak untuk dan atas nama :

Nama : Frengki Anggara Pratama

Tempat/tgl lahir : padang, 25 -12-1987

Jenis kelamin : laki-laki

Warga negara : Indonesia


Pekerjaan : Anggota Polri

Beralamat : di Green Garden Blok. C/12A. RT.01/RW.03/, Kampung


Seraya- Batam, selanjutnya di sebut................................................................
PEMOHON KASASI.

Dengan tidak mengurangi rasa hormat, dan dengan segala kerendahan hati,
kami mengajukan MEMORI KASASI atas Putusan Pengadilan Tinggi Riau
Putusan No. 60/pidsus/2012/PTK, tertanggal 24 September 2012 jo Putusan
Pengadilan Negeri Tanjung Pinang N0. 65/Pid.B/2012/PN.TPI tertanggal 25
juni 2012 , yang telah dinyatakan Permohonannya sebagaimana diterangkan
dalam Akte Permohonan Kasasi Nomor :12 /PID.K /2012/PN.TPI, dihadapan
Panitera Pengadilan Negeri Tanjung Pinang, pada tanggal 18 Oktober 2012,
yang oleh karenanya Permohonan Kasasi tersebut telah memenuhi tenggang
waktu yang di tentukan menurut ketentuan pasal 245 dan 248 KUHAP.

Bahwa adapun Amar putusan Pengadilan Tinggi Pekanbaru tersebut berbunyi :

MENGADILI :

- Menerima permintaan Banding dari Terdakwa dan Penuntut umum;


- Memperbaiki putusan Pengadilan Negeri Tanjung Pinang No.
65/PID.B/2012/PN.TPI, tanggal 25 Juni 2012 yang dimintakan Banding
tersebut mengenai pidana pengganti denda yang di jatuhkan dan mengenai
barang bukti, sehingga amar selengkapnya berbunyi sebagai berikut :

1. Menyatakan Terdakwa Frangki Anggara Pratama Alias Frangki Bin


Ibrahim telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan
tindak pidana “ tanpa hak dan melawan hukum menjual Narkotika
Golongan I yang dilakukan secara berlanjut “;
- 2. Memidana Terdakwa oleh karena itu dengan pidana penjara selama 5
(lima) tahun dan denda sebesar Rp. 1.000.000.000.- (satu milyar Rupiah),
dengan ketentuan apabila denda tersebut tidak di bayar maka diganti
dengan pidana penjara selama 4 (empat) bulan;
2. Menetapkan masa penahanan yang telah yang telah dijalani oleh
Terdakwa dikurangkan seluruhnya dari pidana yang di jatuhkan;
3. Menetapkan supaya terdakwa tetap di tahan;
4. Menetapkan barang bukti berupa :
- 11 (sebelas) paket Narkotika jenis shabu yang dibungkus dengan plastic
bening seberat 0,88 gram dan setelah dikirim ke lab Forensik Bareskrim
Polri Cabang Medan guna pemeriksaan dikembalikan seberat 0,6 gram.
- Satu buah botol redokson berwarna orange;
- Satu buah kotak jam tangan
- Dirampas untuk di musnahkan;
- 1 (satu) unit hanphone Nokia type berwarna hitam;
- 1 (satu) unit hanphone Nokia Type 1202 berwarna hitam;
- 1 (satu) unit handphone Nokia Type X2 berwarna hitam kombinasi merah;
- 1 (satu) unit sepeda Motor Supra X dengan Nomor BM 3052 JE warna
hitam
- 1 (satu) unit handphone Nokia Type 1280 berwarna hitam dengan N0. IMEI
357906049465344;
- 1 (satu) unit Handphone black berry torch Made in Mexico warna hitam
yang dilapisi cashing warna putih imei 353491041233648.
- 1 (satu) unit handphone Nokia Model X3-02 type RM-639 warna abu-abu,
dirampas untuk negara;
- 1 (satu ) buah sim card handphone IM3 berwarna hijau dengan nomor
620140001138691265;

Dirampas untuk di musnahkan

. membebankan kepada terdakwa untuk membayar biaya perkara sebesar Rp.


5.000.- (lima ribu rupiah).

Amar putusan Pengadilan Negeri Tanjung Pinang adalah sebagai berikut :

MENGADILI :

1. Menyatakan terdakwa Frengki Anggara Pratama Alias Frengki Bin


Ibrahim telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan
tindak pidana “tanpa Hak dan melawan hukum menjual Narkotika
Golongan I yang dilakukan secara berlanjut “.
2. Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa oleh karena itu dengan pidana
penjara 5 tahun;
3 Memerintahkan waktu selama terdakwa bearada dalam tahanan akan
dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan;

5. Memerintahkan pula agar terdakwa tetap berada dalam tahanan;


6. Menjatuhkan pidana denda kepada terdakwa sebesar Rp.
1.000.000.000.- (satu milyar rupiah) dengan ketentuan apabila
ketentuan tersebut tidak dibayar maka harus diganti dengan kurungan
selama 4 (empat) bulan ;
7. Menyatakan Barang Bukti berupa :
11 (sebelas) paket Narkotika jenis shabu yang dibungkus dengan
plastic bening seberat 0,88 gram dan setelah dikirim ke lab Forensik
Bareskrim Polri Cabang Medan guna pemeriksaan dikembalikan
seberat 0,6 gram.
Satu buah botol redokson berwarna orange;
Satu buah kotak jam tangan
Dirampas untuk di musnahkan;
1 (satu) unit hanphone Nokia type berwarna hitam;
1 (satu) unit hanphone Nokia Type 1202 berwarna hitam;
1 (satu) unit handphone Nokia Type X2 berwarna hitam kombinasi
merah;
1 (satu) unit sepeda Motor Supra X dengan Nomor BM 3052 JE
warna hitam
1 (satu) unit handphone Nokia Type 1280 berwarna hitam dengan
N0. IMEI 357906049465344;
1 (satu) unit Handphone black berry torch Made in Mexico warna
hitam yang dilapisi cashing warna putih imei 353491041233648.
1 (satu) unit handphone Nokia Model X3-02 type RM-639 warna abu-
abu, dirampas untuk negara;
1 (satu ) buah sim card handphone IM3 berwarna hijau dengan
nomor 620140001138691265;
Dirampas untuk di musnahkan

7. membebankan kepada terdakwa untuk membayar biaya perkara


sebesar Rp. 5.000.- (lima ribu rupiah).

Bahwa keberatan-keberatan dan alasan-alasan permohonan kasasi dari


Pemohon kasasi terhadap putusan a quo adalah sebagai berikut :
Pemohon Kasasi keberatan terhadap putusan judex factie karena
ternyata judex factie sama sekali tidak mempertimbangkan keberatan-
keberatan yang diajukan oleh Pemohon kasasi dan Nota pembelaan
maupun memori banding, baik mengenai perihal yang berhubungan
dengan fakta-fakta yang terungkap di persidangan maupun yang
berhubungan dengan penerapan hukumnya.

Bahwa Judex Factie in casu Majelis hakim Pengadilan Tinggi Riau dan Majelis
Hakim Pengadilan Negeri Tanjung Pinang dalam membuat Putusan tidak
memiliki dasar hukum dan atau telah salah menerapkan hukum Maka oleh
karena Terdakwa Frengki Anggara Pratama Alias Frangki Bin Ibrahim
menurut hukum pembuktian yang sah, tidak dapat dinyatakan terbukti
bersalah melakukan tindak pidana “ tanpa hak dan melawan hukum menjual
Narkotika Golongan I yang melakukan secara berlanjut . oleh karenanya ,
mohon agar Majelis Hakim Mahkamah Agung republik Indonesia ,
MEMBEBASKAN TERDAKWA FRENGKI ANGGARA PRATAMA alias FRENGKI
Bin IBRAHIM DARI DAKWAAN ATAU SETIDAK – TIDAKNYA MELEPASKAN
DARI SEGALA TUNTUTAN HUKUM.
1. Kesalahan Pertama adalah Judex Facti telah salah menerapkan hukum
pembuktian.Judex Facti in casu Majelis Hakim dalam tingkat banding
telah mengambilalih pertimbangan hukum Majelis Hakim Pengadilan
Negeri Tanjung Pinang, mengenai terbuktinya tindak pidana yang
didakwakan kepada terdakwa dalam dakwaan pertama Primair ex Pasal
114 ayat (1) UU No. 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika Jo.Pasal 64 KUHP,
tanpa memberikan pertimbangan yang cukup mengenai terbuktinya
terdakwa melakukan tindak pidana yang didakwakannya tersebut.
Seharusnya Majelis Hakim banding sebelum sampai pada kesimpulan
menguatkan putusan memberikan pertimbangan yang lebih mendalam
dan logis secara secara hukum mengenai terbukti tidaknya terdakwa
melakukan tindak pidana. Berdasarkan alasan tersebut di atas, maka
putusan yang diambil oleh Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Riau
merupakan putusan yang diambil berdasarkan pertimbangan hukum
yang tidak cukup (onvoldoende gemotifeerd) dan maka sudah sepatutnya
untuk dibatalkan;

2. Kesalahan kedua Judex Factie yang telah salah menerapkan hukum


pembuktian.
Apabila kita baca dengan teliti dan cermat putusan Pengadilan Negeri
Tanjung Pinang No. 65/Pid.B/2012/PN. TPI tanggal 25 Juni 2012, dari saksi-
saksi yang diajukan oleh Penuntut Umum ternyata tidak ada satupun saksi
dalam persidangan yang menyatakan atau menerangkan bahwa terdakwa
telah menjual narkotika kepada Saksi MUHAMMAD TAUFIK Bin ROFAIE.
Berdasarkan pengakuan Saksi MUHAMMAD TAUFIK Bin ROFFAIE, Saksi
mengakui telah membeli narkotika kepada Sdr. JACK di Batam, bukan
kepada terdakwa. Selain itu dalam persidangan Saksi MUHAMMAD TAUFIK
Bin ROFFEI juga secara sukarela telah mencabut keterangannya dalam
Berita Acara Pemeriksaan di depan penyidik yang menyatakan bahwa ia
telah membeli narkotika jenis shabu kepada terdakwa. Dalam perkara ini
terdakwa adalah merupakan korban fitnah yang dilakukan oleh Saksi
MUHAMMAD TAUFIK Bin ROFFAIE yaitu sewaktu Saksi MUHAMMAD TAUFIK
diperiksa penyidik, seolah-olah Terdakwa telah menjual narkotika kepada
Saksi MUHAMMAD TAUFIK Bin ROFFEI, pada hal terdakwa sama sekali tidak
pernah menjual narkotik. Akhirnya dalam persidangan Saksi MUHAMMAD
TAUFIK telah menarik keterangannya dalam BAP, dengan demikian maka
secara hukum yang seharusnya menjadi bahan pertimbangan Judex Factie
mengambil putusan adalah keterangan yang disampaikan oleh Saksi
MUHAMMAD TAUFIK dalam persidangan, bukan keterangan Saksi
MUHAMMAD TAUFIK dalam BAP Penyidik. Pendapat terdakwa ini
didasarkan pada ketentuan Pasal 185 ayat (1) KUHAP yang menyatakan : “
keterangan saksi sebagai alat bukti ialah apa yang saksi nyatakan di sidang
pengadilan “;
Berdasarkan ketentuan Pasal 185 ayat (1) KUHAP, seharusnya Judex Factie
membebaskan terdakwa dari segala dakwaan, oleh karena tidak ada
satupun saksi yang menerangkan mengenai keterlibatan terdakwa dalam
peristiwa jual beli narkotika yang dilakukan oleh Saksi MUHAMMAD TAUFIK
(dalam berkas yang terpisah);
3. Kesalahan Judex Factie ketiga yang salah menerapkan hukum
Bahwa satu-satunya saksi yang menyatakan bahwa Saksi MUHAMMAD
TAUFIK telah membeli narkotika berupa shabu-shabu kepada terdakwa
sebagaimana tersebut dalam Berita Acara Pemeriksaan Penyidik, hanyalah
Saksi MUHAMMAD TAUFIK., keterangan mana telah dicabut oleh Saksi
MUHAMMAD TAUFIK dalam persidangan. Dengan demikian maka
keterangan saksi tersebut tidak mempunyai kekuatan pembuktian, baik
sebagai alat bukti petunjuk maupun sebagai alat bukti saksi. Dalam putusan
Judex Factie in casu putusan Pengadilan Negeri Tanjung Pinang, Majelis
Hakim dalam memberikan pertimbangan sama sekali tidak menilai kekuatan
pembuktian dari masing-masing saksi, baik yang diajukan oleh Penuntut
Umum maupun yang diajukan oleh terdakwa. Judex Factie mendasarkan
pembuktian atas dakwaan Penuntut Umum atas diri terdakwa hanya
didasarkan pada FAKTA-FAKTA HUKUM yang dianggap terbukti dalam
persidangan. Sedangkan Judex Factie tidak menguraikan secara rinci
darimanakah fakta-fakta hukum dimaksud diperoleh Judex factie.
Selain itu Judex Factie dalam menjatuhkan pidana juga tidak didasarkan
pada minimal dua alat bukti. Hal ini terlihat tidak ada satupun keterangan
saksi yang memberatkan diri terdakwa dalam keterlibatannya dalam jual
beli narkotika yang dilakukan oleh Saksi MUHAMMAD TAUFIK. Demikian
juga terdakwa dalam persidangan secara jelas dan tegas menyatakan tidak
pernah menjual narkotika dalam bentuk apapun kepada Saksi MUHAMMAD
TAUFIK. Dengan demikian tidak ada satupun alat bukti yang menyatakan
terdakwa telah menjual narkotika.
Dalam Pasal 183 KUHAP, UU telah jelas menentukan bahwa Hakim dalam
menjatuhkan pidana kepada seorang terdakwa harus didasarkan kepada
dua alat bukti yang sah, dan berdasarkan alat bukti tersebut hakim
memperoleh keyakinan suatu tindak pidana benar-benar telah terjadi , dan
terdakwalah yang melakukannya.
Berdasarkan alasan tersebut di atas, maka sudah seharusnya terdakwa
dibebaskan dari semua dakwaan Penuntut Umum;

4. Kesalahan penerapan hukum yang keempat dari Judex Factie Bahwa dari
seluruh saksi yang didengar keterangannya dalam persidangan, semuanya
menerangkan mengenai penangkapan terhadap Saksi MUHAMMAD TAUFIK
dan pengkapan terhadap Saksi SANIKA JAYA. Tidak ada satupun saksi yang
melihat atau mendengar Saksi MUHAMMADTAUFIK telah membeli narkotika
kepada Terdakwa. Seandainya pun Saksi MUHAMMAD TAUFIK tidak
mencabut keterangannya dalam persidangan, keterangan Saksi
MUHAMMAD TAUFIK juga tidak mempunyai kekuatan pembuktian untuk
menyatakan terdakwa terbukti bersalah melakukan tindak pidana, karena
keterangan saksi tersebut tidak didukung oleh keterangan saksi lainnya,
maupun oleh keterangan terdakwa. Karena keterangan satu saksi saja tidak
cukup untuk menyatakan seseorang seseorang bersalah, sesuai dengan
pasal 185 ayat (2) KUHAP yaitu berbunyi : “ keterangan seorang saksi saja
tidak cukup untuk membuktikan bahwa terdakwa bersalah terhadap
perbuatan yang didakwakan kepadanya”.

Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Riau dan Majelis hakim pengadilan negeri
Tanjung Pinang membuat pertimbangan hukum dalam putusannya hanya
dengan keyakinannya saja tanpa didukung oleh bukti-bukti yang sah.

Bahwa keterangan saksi Muhammad Taufik yang terungkap di Persidangan


Pengadilan didepan Majelis Hakim Pengadilan Negeri , menerangkan
Terdakwa tidak terlibat dalam perkara ini, saksi mendapatkan shabu dari JEK
yang dimaksud oleh saksi bukan Terdakwa.

Bahwa keterangan saksi Sanika Jaya , yang terungkap di persidangan


Pengadilan Pengadilan negeri, menerangkan saksi tidak kenal dengan
Terdakwa, saksi tidak pernah dengar dari saksi Muhammad Taufik bahwa
barang shabu tersebut di dapatkan dari Terdakwa .

dan keterangan keterangan saksi-saksi Muhammad Taufik dan saksi Sanika


Sanjaya telah membantah keterangannya di BAP penyidik dan telah diakui oleh
Majelis hakim Pengadilan Tinggi Riau dan pengadilan negeri tanjung Pinang,
akan tetapi judex Faktie tidak mengindahkan dan atau mengabaikan
keterangan saksi-saksi yang terungkap di persidangan tersebut.

Judex Factie tidak mempertimbangkan secara mendalam mengenai


persesuaian-persesuaian fakta-fakta hukum.

Yaitu mengenai uraian-uraian Jaksa penuntut Umum dalam Dakwaan maupun


tuntutannya, adalah sebagai berikut :

- Bahwa saksi sebelumnya pada hari sabtu tanggal 30 juli 2011 bertempat
disekitar Hotel Harmoni Kota Batam telah membeli sabu-sabu sebanyak
2 (dua) paket atau ji yang dijual oleh Terdakwa seharga Rp. 2.400.000.-
(dua juta empat ratus ribu rupiah).
- Bahwa awalnya saksi menelepon terdakwa untuk bercerita –cerita saja,
setelah itu saksi langsung menanyakan kepada terdakwa apakah kamu
ada barang, kemudian terdakwa menanyakan kembali kepada saksi “
barang apa bang?” dan saksi menjawab “shabu” kemudian terdakwa
mengatakan ‘ada, kenapa? Abang mau kalau mau nanti saya bantu,
abang kirim saja uang, ada uang baru abang pesan dan uangnya abang
kirim”
- Bahwa pertama kali saksi membeli sabu-sabu yang dijual oleh terdakwa
yaitu pada tanggal 30 juli 2011 dengan cara saksi mengirim uang
sejumlah Rp. 6.500.000.- (enam juta lima ratus ribu rupiah) melalui
rekening BRI milik saksi ke rekening BRI milik terdakwa , untuk
pembayaran sabu-sabu sebanyak 5 paket (ji).
- Bahwa kemudian sabu-sabu tersebut dikirim oleh terdakwa ke dabo
singkep yang dikemas didalam sayap pesawat mainan dan dipelabuhan
Jago Dabo Singkep sabu-sabu tersebut dijemput oleh saksi sanika jaya.
- Bahwa untuk pembayaran 2 paket (ji) sabu-sabu saksi lakukan dengan
cara transfer via bank yaitu saksi mengirim uang sejumlah Rp.
5.000.000.- ke rekening milik terdakwa pada 30 juli 2011, dengan
rincian Rp. 2.400.000.- untuk pembayaran 2 paket (ji) sabu –sabu dan
sisanya Rp. 2.600.000.- untuk pembayaran hutang saksi kepada
terdakwa.

Mengenai permesanan shabu oleh saksi Taufik kepada terdakwa melalui


telepon dengan secara terbuka menyampaikan memesan menyebutkan
“shabu” adalah suatu illustrasi saudara jaksa saja, karena hal tersebut tidak
mungkin dilakukan dengan menyebutkan nama barang “Shabu” oleh seorang
pengedar Narkotika.

Bahwa uraian tersebut tidak menentukan harinya dan tanggalnya........ serta


tahun..... atau sekira jam..... hubungan telepon tersebut dilakukan dan uraian
tersebut tidak terungkap dipersidangan.
hal ini tidak dipertimbangkan oleh Judex Factie.

Mengenai Dakwaan /Tuduhan pengiriman 5 paket (ji) sabu –sabu, yang


dilakukan oleh Terdakwa melalui ABK Kapal Ferry Marina jurusan Batam –
Dabo Singkep adalah dakwaan yang tidak akurat, karena ternyata
dipersidangan tidak ada saksi ABK Kapal Marina yang menerangkan Terdakwa
adalah orang yang mengirimkan sabu-sabu kepada saksi Muhammad Taufik .
maka oleh karena jelas-jelaslah Jaksa Penuntut umum tidak dapat
membuktikan dakwaannya dipersidangan pengadilan, Hal ini tidak
dipertimbangkan oleh judex Factie.

Mengenai dakwaan /tuduhan transaksi 2 paket (ji) sabu antara Terdakwa


dengan saksi Muhammad Taufik pada hari sabtu, tgl 30 juli 2011 diseputaran
Harmoni Nagoya Batam, juga tidak akurat, tidak sesuai dengan uang yang di
kirim dengan barang yang dibeli ,karena uang dikirim sebanyak Rp. 5.000.000.-
melalui rekening, sementara harga per paketnya Rp. 1.200.000.- tentunya uang
yang harus dikirim apabila 2 paket (ji) adalah Rp. 2.400.000.- . dan uang masih
tersisa Rp. 2.600.000.- , dan pengiriman uang juga tidak jelas kapan dilakukan,
karena sesuai dengan transaksi yang dilakukan pada hari sabtu , tanggal 30 juli
2011, diseputaran harmoni Nagoya Batam langsung bertemu , kenapa
pembayarannya ditransfer ke rekening. Jelas-jelas Jaksa penuntut umum
membuat suatu cerita yang hanya memamfaatkan situasi dan kondisi agar
rangkaian peristiwa dapat melibatkan Terdakwa,
Hal ini tidak dipertimbangkan oleh Judex Factie.

HAL-HAL YANG TERUNGKAP DI PERSIDANGAN.

Keterangan Saksi Muhammad Taufik.

- Saksi kenal dengan Terdakwa pada bulan mei 2011 di polda Kepri pada
saat saksi ada pelatihan, terdakwa ikut juga pelatihan hanya saja
berbeda jadwal .
- Saksi bertemu kembali pada bulan juni 2011 di Batam, tepatnya di Vip
Nagoya Newton.
- Pada saat itu saksi yang mengundang Terdakwa ke tempat tersebut,
teman saksi yang bernama Ivan terlebih dahulu yang membuka Vip
- Sebenarnya Terdakwa Frangki Anggara Pratama tidak terlibat dalam
perkara ini.
- Saksi mendapatkan shabu-shabu dari saudara JEK di Batam bukan dari
Terdakwa .
- Pengiriman uang kepada terdakwa melalui Bank BRI sebesar Rp.
6.500.000.- pada bulan juni 2011 untuk pembayaran hutang kepada
Terdakwa dan pengriman uang Rp. 5.000.000 – (lima juta rupiah)
untuk pembelian Laptop.
- Saksi tidak pernah bertransaksi jual beli Narkotika jenis shabu –shabu
dengan terdakwa.
- Saksi pernah mengirimkan shabu kepada Sony di Dabo singkep
melalui ABK kapal Ferry Batavia yang bernama Andika dari pelabuhan
kapal Ferry Tanjung pinang ke Dabo singkep, sabu tersebut dibungkus
dengan amplop besar yang sudah dilakban.
- Terdakwa tidak pernah mengirimkan 5 paket (ji) sabu - sabu ke pada
saksi melalui ABK Kapal Ferry Marina jurusan Batam – Dabo Singkep

Keterangan saksi Sanika Jaya Alias Sony.

- Saksi tidak pernah kenal dengan Terdakwa /Frengki Anggara


Pratama, kenal setelah diperiksa di Polres Lingga.
- Saksi pernah menerima barang shabu dari ABK Kapal Marina Via Batam –
Dabo Singkep sebanyak 5 ji.
- Shabu tersebut di kirim dengan dibungkus dan dimasukkan ke dalam
pesawat mainan.
- Saksi tidak ingat lagi siapa ABK kapal Marina tersebut.
- Saksi juga pernah menerima Shabu-Shabu dari ABK Kapal Ferry Batavia
Tanjung Pinang – Dabo Singkep sebanyak 2 ji
- Nama ABK Kapal tersebut ANDI PRATAMA Alias ANDIKA
- Saksi terima barang shabu tersebut dari saksi Andika dalam keadaan
terbungkus dengan Amplop besar warna coklat dan telah lakban.
- Saksi tidak tahu dengan Kotak jam Tangan, karena tidak ditemukan kotak
Jam tangan di dalam Amplop tersebut.
- saksi tidak pernah menerangkan di dalam pemeriksaan Polisi (BAP)
barang shabu tersebut dari Terdakwa frengki.
- Saksi tidak tahu darimana barang sabu-sabu tersebut di dapatkan oleh
saksi Muhammad Taufik.
- Saksi tidak pernah mendengar dari saksi Muhammad Taufik sabu –
sabu tersebut di beli dari terdakwa.
Keterangan saksi ANDI PRATAMA Alias ANDIKA

- Benar saksi adalah ABK Kapal Ferry Batavia , Tanjung Pinang ke Dabo
singkep.
- Benar saksi pernah menerima Amplop besar warna coklat yang sudah di
lakban dari saudara Muhammad Taufik.
- Benar saudara Muhammad Taufik mengatakan nanti ada orang bernama
sony yang akan mengambilnya di rumah.
- Saksi tidak tahu isi dari pada Amplop tersebut
- Saksi tidak di beri upah oleh Muhammad Taufik
- Saksi tahu Muhammad taufik adalah seorang polisi yang bertugas di
Polres Lingga

Keterangan Terdakwa (Frangki Anggara Pratama)

- Terdakwa kenal dengan saksi Muhammad Taufik pada saat ketemu di


Polda Kepri di Batam pada bulan mei 2011, karena sama-sama Anggota
Kepolisian Repoblik Indonesia – Polda Kepri, pada saat itu saksi
Muhammad Taufik sedang pelatihan di Polda Kepri di Batam.
- Terdakwa juga ikut pelatihan akan tetapi berbeda jadwalnya, jadwal
pelatihan Terdakwa di tunda
- Setelah pertemuan di Polda Kepri tersebut, Terdakwa bertemu
keduakalinya dengan saksi Muhammad Taufik pada bulan Juni 2011 di
Nagoya New Ton, terdakwa di undang oleh saksi Muhammad Taufik.
- Terdakwa tidak pernah bertransaksi narkoba jenis sabu-sabu dengan
saksi Muhammad Taupik
- Terdakwa tidak kenal dengan saksi Sanika Jaya alias Sony
- Terdakwa tidak pernah mengirim barang jenis sabu melalui kapal ferry
via Batam Dabo singkep kepada Sony atau Taufik sebanyak 5 paket (Ji)
sebagaimana yang dimaksud di dalam dimaksud oleh Jaksa Penuntut
umum dalam dakwaanya.
- Terdakwa pernah menerima pengiriman uang dari saksi Muhammad
Taufik sebanyak Rp. 6.500.000, dan uang tersebut untuk pembayaran
hutang, pernah menerima pengiriman uang sebanyak Rp.5.000.000.-
untuk pembelian Laptop ;
Bahwa ternyata yang terungkap dipersidang saksi Muhammad Taufik tidak ada
menuduh Terdakwa sebagai penyedia Narkotika jenis shabu yang terdapat di
dalam surat Dakwaan tidak dapat dibuktikan oleh Jaksa Penuntut umum ,
karena ternyata saksi Muhammad Taufik menerangkan dipersidangan, bahwa
Terdakwa tidak terlibat dalam perkara ini, karena saksi mengadakan transaksi
dengan Jek, bukan dengan orang yang didakwa sekarang ini. Bahwa
keterangan yang disampaikan oleh saksi Muhammad Taufik sangat beralasan.
Majelis pernah bertanya kepada Terdakwa apakah baru kenal sudah berani
meminjamkan uang? Seharusnya Majelis juga bertanya apakah baru kenal
sudah berani memesan Narkoba melalui telepon ? dan apakah masuk akal
saksi Muhammad Taufik baru kenal dengan terdakwa mengirim uang terlebih
dahulu kepada Terdakwa sebanyak Rp. 6.500.000.- dan Rp. 5.000.000.-
dengan maksud memesan Narkoba shabu-shabu ?

Bahwa logika untuk meminjamkan uang sangat masuk akal, meminjamkan


uang kepada orang walaupun baru dikenal, yang jelas sudah pernah dikenal
adalah sifat manusiawi, dan bukan tindakan yang dilarang oleh undang-
undang, tidak ada ancaman pidananya, apalagi orang yang dipinjamkan jelas
diketahui status pekerjaannya sama-sama anggota Kepolisian.

Bahwa logika orang baru kenal melakukan pemesanan Narkoba sabu-sabu


atau bertransaksi Narkoba melalui telepon dan uangnya dikirim terlebih
dahulu adalah tindakan tidak masuk akal apalagi Terdakwa dan saksi
Muhammad Taufik sama anggota Kepolisian Repoblik Indonesia, mereka tahu
perbuatan tersebut dilarang oleh undang-undang dan diancam dengan pidana
jelas resikonya sangat besar.

Bahwa Judex Factie dalam putusannya telah memberikan pertimbangan


sebagai berikut :

- Menimbang, bahwa saksi-saksi Muhammad Taufik dan Sanika Jaya di


persidangan telah membantah keterangannya yang ada dalamn BAP
Penyidik, dengan alasan bahwa keterangannya itu diberikan karena ingin
cepat-cepat menyelesaikan persoalan ini dan yang terlintas adalah nama
Frengki yang merupakan satu korps dengan Muhammad Taufik;
- Menimbang, bahwa alasan-alasan saksi-saksi Muhammad Taufik dan
Sanika jaya tersebut, merobah keterangannya di BAP penyidik tersebut,
menurut pendapat Majelis Hakim adalah tidak Logis dan tidak dapat
diterima secara hukum, sehingga keterangan saksi-saksi yang ada dalam
BAP penyidik tersebut, adalah sah secara hukum untuk dipertimbangkan
dalam pembuktian perkara ini :

Bahwa mengenai pertimbangan Judex factie tersebut jelas-jelas telah


melanggar ketentuan pasal 185 ayat (1) KUHAP berbunyi : “ keterangan saksi
sebagai alat bukti ialah apa yang saksi nyatakan di sidang Pengadilan “ .

Bahwa berdasarkan ketentuan pasal 185 ayat (1) KUHAP tersebut tentunya
keterangan-keterangan saksi –saksi Muhammad Taufik dan saksi Sanika Jaya
yang terungkap dipersidanganlah yang sah dijadikan sebagai alat bukti.

Bahwa Pertimbangan Majellis Hakim Pengadilan Tinggi Riau dan Pengadilan


Negeri Tanjung Pinang Tidak di dasari oleh 2 (dua) alat bukti yang sah.

Bukti-Bukti petunjuk tidak dapat dibuktikan dengan akurat.

- Pengiriman uang untuk pemesanan sabu-sabu tidak masuk akal,


logikanya Terdakwa dengan saksi Muhammad Taufik baru kenal, tidak
mungkin melakukan pemesanan sabu-sabu melalui hubungan telepon
dan uangnya dikirim terlebih dahulu.
- Pembelian sabu pada hari sabtu ,30 juli 2011 di sekitar Harmoni Nagoya
batam tidak masuk akal, karena uang dikirim Rp. 5.000.000.- untuk
pesanan 2 paket, 1 (satu) paketnya Rp. 2.400.000.- tentunya uangnya
tersisa Rp. 2.6000.000.- hal ini tidak singkron.
- Pada hari sabtu, tanggal 30 juli 2011 tersebut Terdakwa dengan saksi
Muhammad Taufik bertemu langsung, tentunya tidak masuk akal uang
dikirim melalui tranfer Bank Rp. 5.000.000.- Kalau memang ada transaksi
tentunya pembayaran langsung dilakukan .
- Pengiriman barang sabu –sabu melalui ABK kapal Ferry Marina jurusan
Batam – Dabo singkep sebanyak 5 paket (ji) tidak dapat dibuktikan
dipersidangan , karena dipersidangan tidak dapat menghadirkan ABK
Kapal Ferry Marina Jurusan Batam – Dabo singkep
Barang Bukti.

- Tidak ditemukan barang bukti sabu-sabu dari Terdakwa


- Barang-barang bukti yang dihadirkan oleh Jaksa penuntut umum
dipersidangan tidak dapat membuktikan Terdakwa sebagai penyedia
Narkotika sabu-sabu.
Barang bukti. Hanphone terdakwa, tidak ditemukan percakapan atau
melalui hubungan sms antara terdakwa dengan saksi Muhammad taufik
mengenai transaksi sabu-sabu.
Barang bukti kotak jam tangan, ternyata dipersidangan terungkap dari
keterangan saksi Sanika Jaya “ pengiriman 2 paket sabu-sabu dari ABK
kapal Batavia saksi Andika, memakai Amplop tidak ditemukan
didalamnya Kotak jam tangan.
Barang bukti buku tabungan : ternyata dipersidangan terungkap sesuai
dengan keteranganh saksi Muhammad Taufik pengiriman uang Rp.
6.500.000.- untuk pengembalian hutang saksi Muhammad Taufik kepada
terdakwa dan yang pengiriman uang Rp. 5.000.000.- untuk pembelian
Laptop.
Bahwa berdasarkan fakta-fakta yang terungkap dipersidangan tersebut
di atas, jelaslah Putusan Judex Faktie tidak memiliki dasar hukum yang
akurat dan atau tidak memiliki dua alat bukti sah menyatakan Terdakwa
bersalah melalukan tindak pidana Tanpa hak dan Melawan hukum
menjual Narkotika Golongan I.

Apabila Majelis Hakim pada tingkat kasasi menelaah dan membaca dengan
cermat putusan Pengadilan Negeri Tanjung Pinang yang dikuatkan oleh
Pengadilan Tinggi Riau dalam perkara ini, yaitu Putusan No. 65/Pid.
B/2012/PN. TPI, terutama pada halaman 24, Majelis Hakim Kasasi dapat
menilai sendiri bahwa pertimbangan hukum yang dibuat oleh Judexs Factie
sangat dangkal dan salah dalam menarik kesimpulan, sehingga fakta-fakta
hukum yang dijadikan dasar untuk menyatakan terdakwa bersalah
melakukan tindak pidana juga tidak tepat. Sangat sulit untuk dimengerti
dasar pemikiran judex factie dalam menarik kesimpulan, karena judex factie
dalam menarik kesimpulan tidak mendasarkan pada keterangan saksi-saksi,
sehingga menimbulkan kesan yang kuat Judex factie dalam memeriksa dan
menjatuhkan putusan secara asal-asalan, dan hal tersebut sangat berbahaya
karena menimbulkan kerugian atas diri terdakwa mengingat terdakwa
selama dalam pemeriksaan telah ditahan;

Bahwa oleh karena hasil pemeriksaan yang terungkap dipersidangan ternyata


keterangan saksi –saksi tidak ada yang menerangkan Terdakwa adalah
penyedia Narkotika shabu dan keterangan terdakwa juga tidak ada pengakuan
sebagai penyedia Narkotika shabu dan bukti petunjuk juga tidak akurat sebagai
alat bukti karena tidak ada persesuaian .

Maka kami menilai Putusan Judex Factie tidak berdasarkan dua alat bukti
yang sah , untuk itu sesuai dengan pasal 191 ayat 1 KUHAP berbunyi : “ Jika
pengadilan berpendapat bahwa dari hasil pemeriksaan di sidang, kesalahan
terdakwa atas perbuatan yang didakwakan kepadanya tidak terbukti secara
meyakinkan, maka terdakwa diputus bebas.

Kesimpulan dan Permohonan.

Bahwa berdasarkan segala sesuatu yang telah diuraikan di atas, maka


Pemohon Kasasi berkesimpulan bahwa Judex Faktie dalam putusannya tidak
menerapkan ketentuan hukum dan menerapkan hukum tidak semestinya.
Atau salah menerapkan hukum, oleh Karena itu cukup alasan bagi Pemohon
Kasasi untuk mengajukan Permohonan Kasasi kepada Mahkamah Agung .

Pemohon kasasi dengan ini memohon kepada Mahkamah Agung Republik


Indonesia agar berkenan menerima, memeriksa dan memutuskan sebagai
berikut :

1. Menerima Permohonan Kasasi Pemohon Kasasi;


2. Membatalkan putusan Pengadilan Tinggi Riau N0. 160/Pidsus/2012/PTK
tanggal 24 September 2012 dan Putusan Pengadilan Negeri Tanjung
Pinang N0. 65/Pid.B/2012/PN.TPI, tanggal 25 Juni 2012,;
dan selanjutnya mengadili sendiri dan memutuskan :
3. menyatakan Terdakwa Frengki Anggara Pratama tidak terbukti secara
sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana “ TANPA HAK DAN
MELAWAN HUKUM MENJUAL NARKOTIKA GOLONGAN I.
4. Menyatakan FRENGKI ANGGARA PRATAMA dibebaskan dari tuntutan
Pidana sesuai dengan pasal 191 ayat (1) KUHAP.

Apabila majelis berpendapat lain, mohon hukuman yang seringan –


ringannya, mengingat terdakwa masih muda dan memiliki kemampuan
yang baik untuk berkarir di Kepolisian dan juga merupakan tulangpunggung
keluarga.

Demikian MEMORI KASASI ini kami sampaikan dengan tulus hati dan disertai
harapan agar dapat di pertimbangkan oleh Majelis Hakim Agung dalam
putusannya. Terima Kasih.

Tanjung Pinang, 18 Okober 2012

Hormat kami,

Penasehat Hukum Pemohon Kasasi

Harto Halomoan, SH

Advokat.97.10412

Anda mungkin juga menyukai