1.4. Manfaat
1. Mahasiswa menghitung daya sistem turbin uap kapal
2. Mahasiswa mengetahui kegunaan siklus rankine pada sistem turbin
uap kapal.
II. PENYAJIAN
2.1. Materi Pembelajaran
Prestasi Sistem Turbin Uap
Siklus Rankine menggambarkan siklus ideal dari system turbin uap, yang
terdiri dari beberapa proses yaitu; pemompaan, pemasukan kalor, ekspansi
dan pengeluaran. Kerja yang dihasilkan oleh suatu turbin uap tergantung dari
luasan diagram temperatur – entropi (T-s) sedang energi yang dimasukkan
kedalam system menggunakan pemanas lanjut atau tanpa pemanas lanjut.
1. Siklus Rankine
Siklus ideal dari suatu system turbin uap sederhana adalah siklus
rankine. Siklus rankine dapat di gambarkan pada diagram T vs s, seperti
terlihat pada gambar 5.10, atau pada diagram h vs s, seperti terlihat pada
gambar 5.11.
Untuk air, tekanan kritisnya Pc 218,3 atm (=3206,2 psia) dan temperatur
kritisnya Tc =374,2oC (=705,4oF). pada tekanan lebih tinggi dari Pc tidak dapat
diketahui bila mana dan di mna terjadi perubahan dari fasa cair ke fasa uap.
Tetapi dalam hal tersebut biasanya dikatakan bahwa air dalam fasa cair apabila
temperaturnya di bawah Tc dan ada dalam fasa uap apabila dalam
temperaturnya lebih tinggi daripada Tc.
w = ∮ T ds ………………………………………………………… (5.4a)
= luas 1 – 2 – 2’ – 3 – 4 – pada diagram T - s
= kerja per satuan berat fluida kerja.
Makin besar luas diagram tersebut makin besar pula kerja yang dihasilkan. Hal
tersebut dapat di peroleh misalnya dengan pemanasan lanjut (3 3’),
sehingga kerja yang dihasilkan adalah
luas 1 – 2 – 2’ – 3 – 4 – 1
= = ………………………………… 5.5
luas α – 2 – 2’ – 3 – b – α
Dan untuk system dengan pemanasan lanjut,
′ luas 1 – 2 – 2’ – 3 − 3′ – 4′ – 1
= = … … … … … … … … … … … …. 5.6
′ luas α – 2 – 2’ – 3 − 3 ′– c – α
Kerja yang dihasilkan oleh system dapat pula ditunjukkan dengan menggunakan
diagram h – s seperti terlukis pada gambar 5.12. diagram h – s untuk uap air
biasanya dinamai diagram Mollier, seperti terlihat pada gambar 5.13. kerja yang
dihasilkan oleh turbin uap adalah
W = wT – wp …………………………………………………………………… (5.7)
WT = kerja yang dihasilkan oleh turbin per satuan berat fluida kerja
WP = kerja yang diperlukan untuk menggerakkan pompa, per satuan berat fluida
kerja.
Gambar 5.12 Diagram Mollier uap air (H2O). Diambil dari Joseph H. Keenan dan
Joseph Keyes; Sifat- sifat termodinamika uap air, John Wiley &
Son, Ins., New York, 1963
Dari persamaan energi yang umum untuk proses aliran tunak (steady),
apabila proses isentropiknya dan perubahan energi potensial dari fluida
kerjanya dapat diabaikan, maka untuk system turbin uap tanpa pemanasan
lanjut (lihat gambar 5.11),
WT = h t3 – h t4 …………………………………………… (5.8)
Dan
WP = h t2 – h t1 …………………………………………… (5.9)
Sedangkan energi yang di masukkan adalah
qm = h t3 – h t2 ……………………………………………. (5.10)
sehingga efisiensi termal dari system turbin uap tersebut adalah
!– "#$ %– &
= ……………………………. (5.11)
!– %
Di mana,
ht = entalpi total (stagnasi) fluida kerja per satuan berat
Untuk system uap pemanasan lanjut
w’T = h t3’ – h t4’
w’P = h t2 – h t1
q’m = h t3 – h t2
sehingga efiensi termalnya adalah :
!) – ")#$ %– &
ɳ( = ……………………………. (5.12)
!– %
Harga entalpi tersebut diatas dapat di cari pada tabel uap atau diagram Mollier
(gambar 5.12), yaitu apabila tekanan dan temperature uap diketahui. Sebagai
contoh, pada P= 30 kg/cm2 dan T = 375oC, h= 757 kcal/kg.
Dari persamaan (3.8) dan (3.9) dapat dilihat bahwa efisiensi siklus Rankine
dapat dinaikkan dengan jalan menaikkan (P3, T3) atau (P3’ T3’) dan menurunkan
(P4, T4) atau (P4’ T4’). Oleh karena itu system turbin uap biasanya bekerja
bekerja dengan kondensor bertekanan vakum. Sedangkan temperatur dan
tekanan kerja maksimal sangat tergantung pada jenis dan kekuatan material.
Hal tersebut terakhir menjadi faktor pertimbangan penting dalam perancangan
system turbin pada tekanan dan temperatur di atas tekanan dan temperatur
kritis.
Dalam kenyataannya siklus system turbin uap menyimpang dari siklus ideal
(Rankine) antara lain karena adanya beberapa faktor tersebut di bawah ini:
2. Di dalam ketel uap (boiler) juga terjadi kerugian tekanan. Dengan demikian air
masuk ke dalam boiler harus bertekanan lebih tinggi dari pada tekanan uap
yang harus di hasilkan, sehingga diperlukan kerja pompa yang lebih besar pula.
3. Kerugian energi di dalam turbin terutama terjadi karena adanya gesekan antara
fluida kerja dan bagian dari turbin. Sedangkan kerugian kalor ke atmosfer
sekitar tidak begitu besar jika di bandingkan dengan kerugian gesekan.
Jadi, kondisi uap keluar dari turbin tidaklah pada titik 6s, tetapi pada titik 6
seperti terlihat pada gambar 5.14c. Maka efisiensi turbin di defenisikan sebagai
*+ -$ .
= *+, = -$ ./
Di mana wTS = J(hTS – hT6S) = kerja yang dihasilkan turbin apabila proses
isentropic.
4. Kerugian yang serupa juga dialami oleh pompa. Maka efisiensi pompa
didefenisikan sebagai
01 h t2S − h t1
= =
0 h t2 − h t1
Di mana wPS = J(ht2s – ht1) kerja yang diperlukan untuk menggerakkan
pompa apabila prosesnya isentropic.
2.3. Latihan
Buatlah makalah penggunaan sistem turbin pada penggerak kapal ?
III. PENUTUP
3.1. Rangkuman
Pada prestasi sistem turbin uap, Siklus Rankine menggambarkan siklus
ideal dari system turbin uap, yang terdiri dari beberapa proses yaitu;
pemompaan, pemasukan kalor, ekspansi dan pengeluaran. Kerja yang
dihasilkan oleh suatu turbin uap tergantung dari luasan diagram temperatur –
entropi (T-s) sedang energi yang dimasukkan kedalam system menggunakan
pemanas lanjut atau tanpa pemanas lanjut.
1. Mahasiswa dapat bertanya apabila ada materi uraian yang tidak jelas.
2. Pertanyaan mahasiswa dapat dialihkan ke mahasiswa lain untuk
menguji kemampuannya.
3. Dosen menjelaskan kembali jika diperlukan
3.3. Soal Test Formatif
Jawablah pertanyaan berikut ini :
1. Gambar dan jelaskan diagram temperature vs entropi siklus rankine ?
2. Apakah yang dimaksud dengan titik kritis pada siklus rankine ?
3. Jelaskanlah kerja dan efisiensi yang dihasilkan pada system turbin uap
dengan pemanasan lanjut dan tanpa pemanasan lanjut ?