Anda di halaman 1dari 10

PERTEMUAN VIII

SISTEM TURBIN UAP

Program Studi : Teknik Sistem Perkapalan


Nama mata kuliah/Kode : Permesinan Kapal II
Jumlah SKS : 3 sks
Pengajar : 1. Ir. Hj. Syerly Klara, MT
2. Ir. Zulkifli A Yusuf, MT
3. Muh. Iqbal Nikmatullah, ST, MT
Sasaran Belajar : Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa mampu
menjelaskan Sistem Turbin dan penggunaannya,
menghitung prestasi Sistem Turbin, memilih dan
menentukan mesin utama penggerak kapal
Mata kuliah Prasyarat : Termodinamika
Mekanika Fluida
Deskripsi mata Kuliah : Mata kuliah ini merupakan bagian dari kajian ilmu
Termodinamika yang fokus pembahasannya adalah
Sistem Turbin. Dalam perkuliahan dibahas
pendahuluan mesin pembakaran luar dan dalam,
Prinsip Kerja Turbin, Boiler, Sistem turbin Uap, system
Turbin gas, Prestasi system turbin, Turbin air,
Kombinasi Diesel dan Sistem Turbin, Pemilihan Mesin
Penggerak, Keuntungan dan Kerugian Mesin
Penggerak, Kombinasi Diesel dan Sistem Turbin.
Untuk dapat mengikuti kuliah ini dengan baik
mahasiswa harus telah memahami hukum
termodinamika I dan II, distribusi aliran fluida.
Kemampuan yang diperoleh dari mata kuliah ini
selanjutnya dapat digunakan sebagai pengetahuan
dasar dalam pemilihan dan perencanaan power
system permesinan kapal.
I. PENDAHULUAN .
Pada pertemuan VIII masih dijelaskan tentang Sistem turbin uap yang
digunakan sebagai penggerak kapal. Penguasaan materi ini akan membantu
mahasiswa dalam menjelaskan prinsip kerja turbin, jenis fluida kerja. Untuk
mencapai kemampuan mahasiswa yang efektif/efisien akan dirancang proses
pembelajaran yang inovatif bernuansa learning

1.1. Ruang lingkup Materi


Materi pembelajaran pada modul ini masih menguraikan tentang Sistem
turbin uap. Pada pertemuan ini dibahas Prestasi sistem turbin uap, siklus
rankine.

1.2. Sasaran pembelajaran Modul


Mahasiswa mampu menjelaskan dan memahami prestasi sistem turbin
uap

1.3. Perilaku Awal Mahasiswa


Untuk dapat mengikuti kuliah ini dengan baik mahasiswa harus telah
memahami, hukum termodinamika I dan distribusi aliran fluida.
Kemampuan yang diperoleh dari materi ini selanjutnya dapat digunakan
sebagai pengetahuan dalam menjelaskan prinsip kerja system turbin

1.4. Manfaat
1. Mahasiswa menghitung daya sistem turbin uap kapal
2. Mahasiswa mengetahui kegunaan siklus rankine pada sistem turbin
uap kapal.

1.5. Urutan Pembahasan


1. Menjelaskan prestasi system turbin uap.
2. Menjelaskan siklus rankine
3. Menjelaskan penyimpangan siklus ideal

1.6. Petunjuk Belajar


1. Memperhatikan dan menyimak materi pembelajaran yang dijelaskan
2. Melakukan aktifitas pembelajaran mandiri dari sumber-sumber belajar
yang sudah disiapkan oleh dosen maupun dari perpustakaan.
3. Menanyakan materi pembelajaran yang belum jelas
4. Mengerjakan tugas mandiri
5. Menunjuk satu atau dua orang mahasiswa untuk memberikan ”insight”
atau hal penting yang diperoleh dari pembahasan materi, lalu diberi
kesempatan dua atau tiga mahasiswa lain untuk memberi tanggapan.

II. PENYAJIAN
2.1. Materi Pembelajaran
Prestasi Sistem Turbin Uap

Siklus Rankine menggambarkan siklus ideal dari system turbin uap, yang
terdiri dari beberapa proses yaitu; pemompaan, pemasukan kalor, ekspansi
dan pengeluaran. Kerja yang dihasilkan oleh suatu turbin uap tergantung dari
luasan diagram temperatur – entropi (T-s) sedang energi yang dimasukkan
kedalam system menggunakan pemanas lanjut atau tanpa pemanas lanjut.

1. Siklus Rankine
Siklus ideal dari suatu system turbin uap sederhana adalah siklus
rankine. Siklus rankine dapat di gambarkan pada diagram T vs s, seperti
terlihat pada gambar 5.10, atau pada diagram h vs s, seperti terlihat pada
gambar 5.11.

Gambar 5.10: Diagram temperatur Gambar 5.11: Diagram entalpi versus


versus entropi dari entropi dari siklus rankine
siklus rankine
Daerah di bawah garis lengkungan k – K – k’ pada diagram T – s dan h – s
merupakan daerah campuran fasa cair dan uap. Uap didalam daerah tersebut
biasanya juga dinamakan basah. Garis k – K dinamai garis cair (jenuh), di
mana pada sebelah kanan garis tersebut air ada dalam fasa uap (gas). Uap di
dalam daerah tersebut terakhir biasa dinamai uap kering. Titik K dinamai titik
kritis, di mana temperatur dan tekanan pada titik tersebut berturut-turut dinamai
temperatur kritis dan tekanan kritis. Pada titik kritis keadaan cair jenuh dan uap
jenuh adalah identik.

Untuk air, tekanan kritisnya Pc 218,3 atm (=3206,2 psia) dan temperatur
kritisnya Tc =374,2oC (=705,4oF). pada tekanan lebih tinggi dari Pc tidak dapat
diketahui bila mana dan di mna terjadi perubahan dari fasa cair ke fasa uap.
Tetapi dalam hal tersebut biasanya dikatakan bahwa air dalam fasa cair apabila
temperaturnya di bawah Tc dan ada dalam fasa uap apabila dalam
temperaturnya lebih tinggi daripada Tc.

Siklus Rankine terdiri dari beberapa proses sebagai berikut:


1 2 Proses pemompaan isentropik, di dalam pompa
1 2’ 3 Proses pemasukan kalor atau pemanasan pada tekanan
konstan, di dalam boiler
3 4 Proses ekspansi isentropic di dalam turbin atau mesin uap lainnya
4 1 Proses pengeluaran kalor atau pengembunan pada tekanan konstan, di
dalam kondensor
Meskipun demikian, masih banyak variasi dari siklus rankine tersebut di
atas. Misalkan kemungkinan diadakan pemanasan lanjut dari 3 3’ sehingga
siklusnya menjadi: 1 – 2 – 2’ – 3 – 3’ – 4’ -1

Menurut hukum pertama termodinamika, kerja yang dihasilkan oleh suatu


proses siklus adalah sama dengan jumlah perpindahan kalor pada fluida kerja
selama proses siklus tersebut berlangsung. Jadi untuk proses siklus 1 – 2 – 2’ –
3 – 4 – 1,

w = ∮ T ds ………………………………………………………… (5.4a)
= luas 1 – 2 – 2’ – 3 – 4 – pada diagram T - s
= kerja per satuan berat fluida kerja.
Makin besar luas diagram tersebut makin besar pula kerja yang dihasilkan. Hal
tersebut dapat di peroleh misalnya dengan pemanasan lanjut (3 3’),
sehingga kerja yang dihasilkan adalah

w’ = luas 1 – 2 – 2’ – 3 – 3’ – 4 ‘ – 1 pada diagram T - s ………….. (5.4b)


sedangkan energi yang dimasukkan kedalam system (proses pemanasan fluida
kerja), Tanpa Pemanasan Lanjut adalah,

qm = luas α – 2 – 2’ – 3 – b – α pada diagram T - s


dan untuk system Pemanasan Lanjut,
q’m = luas α – 2 – 2’ – 3 – 3’ – c – α
Apabila efisiensi termal (ᶯt) didefenisikan sebagai kerja yang dihasilkan dibagi
dengan energi yang dimasukkan, maka untuk system tanpa pemanasan lanjut,

luas 1 – 2 – 2’ – 3 – 4 – 1
= = ………………………………… 5.5
luas α – 2 – 2’ – 3 – b – α
Dan untuk system dengan pemanasan lanjut,
′ luas 1 – 2 – 2’ – 3 − 3′ – 4′ – 1
= = … … … … … … … … … … … …. 5.6
′ luas α – 2 – 2’ – 3 − 3 ′– c – α
Kerja yang dihasilkan oleh system dapat pula ditunjukkan dengan menggunakan
diagram h – s seperti terlukis pada gambar 5.12. diagram h – s untuk uap air
biasanya dinamai diagram Mollier, seperti terlihat pada gambar 5.13. kerja yang
dihasilkan oleh turbin uap adalah

W = wT – wp …………………………………………………………………… (5.7)
WT = kerja yang dihasilkan oleh turbin per satuan berat fluida kerja
WP = kerja yang diperlukan untuk menggerakkan pompa, per satuan berat fluida
kerja.
Gambar 5.12 Diagram Mollier uap air (H2O). Diambil dari Joseph H. Keenan dan
Joseph Keyes; Sifat- sifat termodinamika uap air, John Wiley &
Son, Ins., New York, 1963

Dari persamaan energi yang umum untuk proses aliran tunak (steady),
apabila proses isentropiknya dan perubahan energi potensial dari fluida
kerjanya dapat diabaikan, maka untuk system turbin uap tanpa pemanasan
lanjut (lihat gambar 5.11),

WT = h t3 – h t4 …………………………………………… (5.8)
Dan
WP = h t2 – h t1 …………………………………………… (5.9)
Sedangkan energi yang di masukkan adalah
qm = h t3 – h t2 ……………………………………………. (5.10)
sehingga efisiensi termal dari system turbin uap tersebut adalah
!– "#$ %– &
= ……………………………. (5.11)
!– %
Di mana,
ht = entalpi total (stagnasi) fluida kerja per satuan berat
Untuk system uap pemanasan lanjut
w’T = h t3’ – h t4’
w’P = h t2 – h t1
q’m = h t3 – h t2
sehingga efiensi termalnya adalah :
!) – ")#$ %– &
ɳ( = ……………………………. (5.12)
!– %

Harga entalpi tersebut diatas dapat di cari pada tabel uap atau diagram Mollier
(gambar 5.12), yaitu apabila tekanan dan temperature uap diketahui. Sebagai
contoh, pada P= 30 kg/cm2 dan T = 375oC, h= 757 kcal/kg.

Dari persamaan (3.8) dan (3.9) dapat dilihat bahwa efisiensi siklus Rankine
dapat dinaikkan dengan jalan menaikkan (P3, T3) atau (P3’ T3’) dan menurunkan
(P4, T4) atau (P4’ T4’). Oleh karena itu system turbin uap biasanya bekerja
bekerja dengan kondensor bertekanan vakum. Sedangkan temperatur dan
tekanan kerja maksimal sangat tergantung pada jenis dan kekuatan material.
Hal tersebut terakhir menjadi faktor pertimbangan penting dalam perancangan
system turbin pada tekanan dan temperatur di atas tekanan dan temperatur
kritis.

Di samping material tahan temperatur tinggi, kemurnian air ketel


merupakan syarat penting yang lain, sebab penggunaan air ketel mengandung
kotoran dapat merusak ketel dan turbin. Jadi, sangat mahal biaya infestasinya,
meskipun instalasi ini sangat efisien. Tetapi dengan membuatnya lebih kompak
besar kemungkinan biaya tersebut dapat ditekan.

Penyimpangan dari Siklus Ideal

Dalam kenyataannya siklus system turbin uap menyimpang dari siklus ideal
(Rankine) antara lain karena adanya beberapa faktor tersebut di bawah ini:

1. Kerugian dalam pipa/saluran fluida kerja, misalnya kerugian gesekan dan


kerugian kalor ke atmosfer sekitarnya. Dengan demikian temperatur uap masuk
turbin menjadi rendah daripada keadaan yang ideal, yaitu pada titik 5, gambar
5.14 (b).

2. Di dalam ketel uap (boiler) juga terjadi kerugian tekanan. Dengan demikian air
masuk ke dalam boiler harus bertekanan lebih tinggi dari pada tekanan uap
yang harus di hasilkan, sehingga diperlukan kerja pompa yang lebih besar pula.

3. Kerugian energi di dalam turbin terutama terjadi karena adanya gesekan antara
fluida kerja dan bagian dari turbin. Sedangkan kerugian kalor ke atmosfer
sekitar tidak begitu besar jika di bandingkan dengan kerugian gesekan.

Jadi, kondisi uap keluar dari turbin tidaklah pada titik 6s, tetapi pada titik 6
seperti terlihat pada gambar 5.14c. Maka efisiensi turbin di defenisikan sebagai

*+ -$ .
= *+, = -$ ./

Di mana wTS = J(hTS – hT6S) = kerja yang dihasilkan turbin apabila proses
isentropic.
4. Kerugian yang serupa juga dialami oleh pompa. Maka efisiensi pompa
didefenisikan sebagai
01 h t2S − h t1
= =
0 h t2 − h t1
Di mana wPS = J(ht2s – ht1) kerja yang diperlukan untuk menggerakkan
pompa apabila prosesnya isentropic.

Gambar 5.15: Siklus Rankine dengan pemanasan ulang


5. Kerugian dalam kondensor relative kecil : Salah satu faktor diantaranya
adalah proses pendinginan di bawah temperatur jenuh dari kondensat yang
keluar dari kondensor. Hal ini mengakibatkan diperlukannya perpindahan
kalor (pendinginan) lebih banyak daripada keadaan yang ideal. Pengaruh
dari pada kerugian-kerugian energi tersebut di atas dilukiskan

2.2. Lingkup penghiliran/penerapan


Penerapan sistem turbin uap dapat dijumpai pada sistem penggerak turbin
uap, pembangkit energi laut terbarukan, dan lain-lain.

2.3. Latihan
Buatlah makalah penggunaan sistem turbin pada penggerak kapal ?

III. PENUTUP
3.1. Rangkuman
Pada prestasi sistem turbin uap, Siklus Rankine menggambarkan siklus
ideal dari system turbin uap, yang terdiri dari beberapa proses yaitu;
pemompaan, pemasukan kalor, ekspansi dan pengeluaran. Kerja yang
dihasilkan oleh suatu turbin uap tergantung dari luasan diagram temperatur –
entropi (T-s) sedang energi yang dimasukkan kedalam system menggunakan
pemanas lanjut atau tanpa pemanas lanjut.

Salah satu usaha untuk menaikkan efesiensi turbin adalah menaikkan


tekanan uap dan pemanasan ulang. Dengan pemanasan ulang bukan saja
dapat diperoleh efesiensi yang lebih baik, tetapi juga menghindari terjadinya
uap ke luar turbin dengan kadar air yang terlampau tinggi. Dengan pemanasan
ulang turbin dibagi menjadi dua bagian, yaitu turbin tekanan tinggi kembali di
dalam ketel (boiler) kemudian masuk ke dalam turbin tekanan rendah.

3.2. Umpan Balik

1. Mahasiswa dapat bertanya apabila ada materi uraian yang tidak jelas.
2. Pertanyaan mahasiswa dapat dialihkan ke mahasiswa lain untuk
menguji kemampuannya.
3. Dosen menjelaskan kembali jika diperlukan
3.3. Soal Test Formatif
Jawablah pertanyaan berikut ini :
1. Gambar dan jelaskan diagram temperature vs entropi siklus rankine ?
2. Apakah yang dimaksud dengan titik kritis pada siklus rankine ?
3. Jelaskanlah kerja dan efisiensi yang dihasilkan pada system turbin uap
dengan pemanasan lanjut dan tanpa pemanasan lanjut ?

3.4. Daftar Pustaka


 Harrington,R., L., 1992, Marine Engineering, SNAME, Jersey City, New York.
 Taylor,D., A., 2003, Introduction to Marine Engineering.
 Arismunandar,W., 1997, Penggerak Mula Turbin.
 Shlyakhin,P., 1990, Steam Turbines Theory and Design, Erlangga, Jakarta.
 El Wakil,M., M., 1988, Power Plant Technology, McGraw-Hill, Singapore.
 Akimov,P., Marine Power Plant.
 Syerly Klara, 2014, Buku Ajar Permesinan Kapal II LKPP Universitas
Hasanuddin

Anda mungkin juga menyukai