Anda di halaman 1dari 15

Ulangan Tengah Semester

Integrasi Ilmu , Agama , dan Filsafat


Mata kuliah : Filsafat Ilmu
Dosen Pengampu: Dr. Mukh. Nursikin, M.S.I., M.Pd

Disusun Oleh :
Advina Aula Putri Ramadhani
( 23040210069 )

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2022

1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah Ta’ala. atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul, “Integrasi Ilmu, Agama dan Filsafat”
dapat saya selesaikan dengan baik. Saya berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca tentang apa itu integrasi baik dalam ilmu, agama, maupun filsafat itu
sendiri. Begitu pula atas limpahan kesehatan dan kesempatan yang Allah SWT. karuniai kepada
saya sehingga makalah ini dapat saya susun melalui beberapa sumber yakni melalui jurnal ilmiah
maupun melalui artikel ilmiah.
Pada kesempatan ini, saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan saya semangat dan motivasi dalam pembuatan tugas UTS ini. Kepada kedua orang
tua saya yang telah memberikan banyak kontribusi bagi saya, dosen pengampu, Bapak Dr.
Mukh. Nursikin, M.S.I., M.Pd, dan juga kepada teman-teman yang membantu dalam menyusun
makalah ini. Harapan kami, informasi dan materi yang terdapat dalam makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca. Tiada yang sempurna di dunia, melainkan Allah SWT. Tuhan Yang
Maha Sempurna, karena itu saya memohon kritik dan saran yang membangun bagi perbaikan
makalah saya selanjutnya
. Demikian makalah ini saya buat, apabila terdapat kesalahan dalam penulisan, atau pun
adanya ketidaksesuaian materi yang saya angkat pada makalah ini, saya mohon maaf. Saya
menerima kritik dan saran seluas-luasnya dari pembaca agar bisa membuat karya makalah yang
lebih baik pada kesempatan berikutnya.

Boyolali , 10 April 2022

Penulis

2
Daftar Isi
Table of Contents
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
Daftar Isi......................................................................................................................................................3
BAB I..........................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................................4
1. Latar Belakang..............................................................................................................................4
2. Rumusan Masalah.........................................................................................................................5
3. Tujuan............................................................................................................................................5
BAB II........................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................6
 Integrasi Ilmu.................................................................................................................................6
 Integrasi Agama.............................................................................................................................7
 Integrasi Filsafat............................................................................................................................9
 Korelasi anatara integrasi Ilmu , Agama , Filsafat...................................................................10
 Perbedaan antara Agama, Ilmu dan Filsafat............................................................................11
BAB III.....................................................................................................................................................13
PENUTUP................................................................................................................................................13
Kesimpulan..........................................................................................................................................13
Saran.....................................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................15

3
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang

Diera modern ini integrasi ilmu dan agama sangat penting dan menarik untuk dikaji
dimasyarakat . Pendekatan dan epistemolgi keilmuan pun cenderung bergeser dari
pendekatan dikotomik-atomistik ke arah pendekatan inter bahkan multidisipliner
Pembahasan dan pengembangan ilmu tidak bisa berdiri sendiri namun selalu berkaitan
dengan persoalan lain termasuk persoalan tentang agama .Namun sebaliknya juga ,
pembahasan mengenai agama juga tidak pernah lepas dari pengaruh yang ditimbulkan
oleh kemajuan IPTEK . Nah , maka dari itu integrasi ilmu dan agama sangat penting
untuk dikaji saat ini . Manusia mempunyai 3 alat untuk mencapai kebenaran yaitu dengan
filsafat, ilmu dan agama. Walaupun tujuan dari ketiga aspek tersebut sama namun ketiga
aspek diatas tidak dapat dikategorikan sebagai sesuatu yang sama , filsafat dianggap
sesuatu yang bebas karena filsafat itu berpikir tanpa batas . Namun agama lebih
mengedepankan Wahyu yang dianggap dari Tuhan ( segala sesuatu yang berasal dari
Tuhan ) perspektif agama merupakan sebuah kebenaran yang tidak dapat ditolak .
Sedangkan ilmu merupakan sebuah perangkat yang digunakan untuk mencari 1kebenaran.
Diantara filsafat dengan ilmu tidak memiliki tokoh sentral sebagai mana agama yang
memiliki tokoh sentral tersebut yaitu Tuhan . Dalam termonilogi ini, Agama, Ilmu dan
filsafat sesungguh memainkan peran yang sangat siginifikan dan juga mendasar serta
fundamental Ketika menilik historis dalam kehidupan manusia. Agama memang tidak
mudah untuk di defenisikan begitu saja, karena agama mengambil bentuk dan juga
simbul-simbul yang beraneka ragam macamnya, namun mayoritas orang berkesimpulan
sesungguhnya agaman itu adalah menunjukkan pada fitrah dan kesucian, rasa suci pada
manusia2 .

Ilmu dan filsafat niscaya manusia akan memahami dengan benar konteks perspektif
apapun, demikian pula ilmu dan filsafat tidak menjadi momok akademik yang dipandang
sebagi musuh dalam agama dan juga bukan merupakan salah satu faktor kemusrikan yang
merusak keimanan manusia. Justru ilmu dan filsafat sebagai alat yang disebut "
wasilah"atau disebut juga sebagai perantara yang sangat signifikan yang berguna dan
bermanfaat untuk memperluas interpretasi manusia dalam mempelajari tentang
pengetahuan dan makrifat tentang makna - makna tersirat maupun tersurat secara
mendalam pada ajaran suci agama . Gagasan yang membahas tentang integrasi agama
dan filsafat ini terus berkembang di dunia .Islam hingga mnecapai puncaknya di tangan
Ibn Rusyd. Pada periode modern, sejak paruh kedua abad XIX hingga sepanjang abad
XX, kesadaran tentang perlunya integrasi atau lebih tepatnya reintegrasi ilmu dan agama

1
Amin Abdullah, dalam Bagir 2005:234
2
Ali,Mukti, 1987, 21
4
telah dimunculkan dan dibahas kembali oleh para pemikir pembaharuan Islam, seperti
Jamaluddi al-Afghani, Syekh Muhammad Abduh, Sir Sayyid Ahmad Khan, Rasyid
Ridha, dan para cendekiawan Muslim lainnya di berbagai negeri Islam, termasuk di
Indonesia 3. pemahaman tentang integrasi filsafat ilmu dan agama ini cukup urgent bagi
masyarakat Awam karena belum tentu masyarakat pada umumnya mempelajari secara
mendalam tentang hubungan ketiga aspek tersebut , pembahasan ilmu dan filsafat yang
mendalam terhadap doktrin-doktrin dan juga ajaran-ajaran agama itu sendiri dengan
mengandung maksud dan tujuan akan mengetahui dan menyingkap rahasia yang tersirat
dan juga tersurat dalam agama sehingga akan lebih memberikan kontribusi keyakinan
dan keimana yang mendalam dalam kehidupan manusia 4. maka dari itu disini saya akan
menjelaskan secara ringkas tentang konsep dan hubungan integrasi ketiga aspek tersebut
dan pemahamannya terhadap persoalan yang akan dihadapi di kehidupan sehari-hari.

2. Rumusan Masalah
 Apa yang dimaksud dengan definisi integrasi ilmu
 Apa yang dimaksud dengan definisi integrasi agama
 Apa yang dimaksud dengan definisi integrasi filsafat
 Hubungan antara filsafat dengan ilmu
 Hubungan antara filsafat dengan agama
 Perbedaan antara agama, ilmu dan filsafat

3. Tujuan
Untuk memenuhi tugas sekaligus ulangan tengah semester Filsafat Ilmu, serta
memberikan pengetahuan kepada mahasiswa maupun yang membaca makalah ini tentang
integrasi ilmu, agama, dan filsafat.

3
Fakhri, 1987:379
4
Sidi Gazalba, 2002, 34
5
BAB II
PEMBAHASAN

 Integrasi Ilmu

Pada dasarnya semua alam semesta ini bermula dari Tuhan , termasuk ilmu
pengetahuan. Ilmu pengetahuan yang berasal dari Tuhan harus kita jadikan
sebagai instrumen ( perantara) untuk lebih mendekatkan diri kepada-nya . Dalam
perkembangan dunia keilmuan, titik nol berkembang menjadi titik tunggal atau
biasa disebut asas tunggal dunia ilmu. Asas ini mencakup ilmu pengetahuan. Ilmu
pengetahuan yang dimaksud dalam asas tersebut antara lain ilmu politik, ilmu
ekonomi, ilmu sosial , ilmu bahasa, ilmu sastra , ilmu agama dan lain sebagainya.
Semua ilmu tersebut berasal dari Tuhan . Istilah ilmu berasal dari kata Latin
Scientia/Scio / Scire yang berarti “pengetahuan”. Dan dalam arti luas, ilmu adalah
setiap basis pengetahuan sistematis atau praktik preskriptif yang mampu
menghasilkan prediksi. Ilmu pengetahuan juga dapat dipahami sebagai teknik atau
praktik yang sangat terampil.5. Apapun itu definisi dari ilmu , tujuan ilmu hanya
satu yaitu untuk menghasilkan model realitas yang berguna , yang mencakup
kebenaran umum atau hukum dasar. Ilmu bisa dibagi menjadi banyak cabang
yang berbeda berdasarkan subjek studinya. Dalam terminologi sains yang
sesungguhnya ilmu pengetahuan saat mencari kebenaran biasanya dengan cara
melakukan eksperimen atau penelitian. Sains merupakan produk manusia dengan
mengamati realitas. Maka sains tidak tunggal, dan sainsjuga dapat menjadi jamak
yang dapat dibedakan antara ilmu satu dengan yang lainnya. Tujuan utama sains
dalam perspektif Islam yaitu untuk mengetahui objek realitas , bagaimana yang
telah Tuhan ciptakan dan memperlihatkan kesatuan hukum alam , serta aspeknya
sebagai refleksi kesatuan dari prinsip ilahiyah. Di dalam pendekatan filsafat,
kebenaran dengan cara menggambarkan atau mengenalkan akal budi secara
radikal , integral dan juga secara universal sehingga merasa tidak terikat dengan
banyak ikatan manapun ,terkecuali oleh ikatan transformasi dirinya sendiri yang
biasa disebut logika6

Sesungguhnya ilmu pengetahuan itu merupakan kebenaran yang tentunya relatif


(berlaku sampai sekarang) dan sedangkan kebenaran filsafat dapat dikatakan
sebagai kebenaran spekulatif ( masih dugaan) . Didalam konteks ini dikatakan
bahwa kebenaran dari ilmu maupun kebenaran dari filsafat bersifat nisbi
( relative) 7, akan tetapi kebenaran dari agama itu bersifat mutlak karena agama
5
Yusuf Musa, 2000, 111
6
Rida, Muhammad jawad ,2000,113
7
Rahman,2006,221
6
berasal dari wahyu yang diturunkan oleh Allah yang menciptakan dzat yang maha
benar atas segalanya, maha mutlak atas apapun, maha sempurna dari manapun
juga 8

 Integrasi Agama

Agama menurut bahasa sansekerta yaitu a gan a , a yang artinya tidak atau tetap ,
sedangkan gam artinya pergi atau berjalan , berarti arti agama secara keseluruhan
adalah tidak pergi tetap berada dalam manusia , terpendam pada keyakinan
manusia yang telah diajarkan secara turun temurun di dalam kehidupan
manusia,baik dari generasi sekarang maupun ke generasi selanjutnya 9

Agama menurut terminologi Al Qur'an dan Al hadits memiliki banyak makna


antara lain bermakna " ganjaran " pahala , balasan , kekuasaan, ketaatan,
ketundukan, penghambatan, syariat, umat dan penyerahan mutlak , amanat ,
menepati janji , kemuliaan, maupun cahaya , menuntut ilmu dan beramal
merupakan puncak dalam kesempurnaan akal untuk mencapai keselarasan hidup
yang sempurna.

Agama dalam bahasa Arab di sebut "addin" yang artinya suatu sistem ( keyakinan
diri ) dan sistem norma yang mengatur hubungan manusia dengan Allah ( Tuhan )
, manusia dengan manusia dan juga manusia dengan alam sekitar yang sesuai
dengan tata aturan yang telah ditentukan dan ditetapkan dalam kitab suci manusia
yang beragama 10Agama dalam konteks sesungguhnya memang tidak mudah
untuk diberi definisi secara eksplisit karena dalam agama mengambil berbagai
bentuk yang beraneka macam atau bermacam-macam interpretasi. Walaupun
diakui bahwa tak ada defenisi agama yang dapat diterima secara universal,
didalam konteks kehidupan manusia yang sesungguhnya, agama merupakan
kebutuhan yang sangat mendasar dan esensial bagi manusia namun bersifat
universal di dalam hidup manusia, akan tetapi makna sesungguhnya yang paling
hakiki di dalam agama ialah kesadaran manusia akan spiritual yang dimana dalam
satu keyakinan yang nyata atau tampak. Dalam beragama kepercayaan atau
keyakinan yang terdapat dalam diri seseorang tidak harus melalui intelektual
namun juga pemikiran serta pengetahuan yang dalam . Dapat dipastikan Kembali
bahwa agama merupakan keyakinan, kepercayaan yang terdapat dalam diri
manusia . Namun , bagi manusia yang konsen dan sangat menjiwai agama ,
agama merupakan keyakinan dan kepercayaan yang terhubung oleh akal ( logika )
yang sangat penting diperlukan agar beragama semakin mantap dan yakin akan
pilihannya . Akan tetapi banyak juga manusia yang pintar dan cerdas tentang
8
Yusuf Musa,2000,111
9
Nur Ahmad Fadhil Lubis , 2009, 221
10
Yusuf Musa ,2000,21
7
kepercayaan dan keyakinan namun mereka memilih untuk tidak beragama , dan
sebaliknya juga manusia yang malah tidak bisa menjelaskan agama , kepercayaan
dalam agamanya tetapi dianggap manusia yang beragama ( religius) . 11
Integrasi ini berhubungan dengan ilmu, ketika kita melihat dunia diluar daerah
Islam integrasi ilmu dan agama mengalami konfrontasi yang belum ditemukan
titik temunya , dimana masing-masing mempunyai wilayah pendirian yang belum
dapat dipertemukan. Dan konfrontasi tersebut dapat kita dapati yaitu hal
pertentangan dan perlawanan antara ilmu dan agama . Konfrontasi tersebut
disebabkan karena adanya doktrin - doktrin agama yang begitu banyak keliru
dalam memahami agama12.Integrasi sendiri dipahami sebagai usaha pemanduan
antara ilmu dan agama yang merupakan lawan dari pemisahan. Perpaduan
( integrasi) ini tidak dimaksudkan sebagai peleburan ataupun pencampuran antara
ilmu dan agama, karena entitas masing masing akan tetap ada dan dijaga
keduanya. Identitas dan sifat kedunya ilmu dan agama tidak akan hilang .
Integrasi merupakan upaya memposisikan Antara ilmu dan agama secara sehat
dan konstruktif dalam artian kontributif untuk kemajuan ilmu dan agama 13.Untuk
lebih memperjelas pengertian integrasi, perlu dijelaskan disini Pandangan para
ahli tentang hubungan antara sains dan agama Dibagi menjadi empat madzab
berikut. Pertama,Lihat Hal ini sangat kontras dengan sains dan agama.
kedua ,saling mempertimbangkan bermusuhan atau bahkan saling bermusuhan.
Pandangan ini disebut aliran konflik. Ketiga ,Pandangan yang meyakini bahwa
ada hubungan dan hubungan antara sains dan agama agama. Hubungan ini
dianggap penting karena kesadaran \ keduanya sebenarnya dapat saling
mempengaruhi. Pandangan ini disebut madzhab Percakapan atau kontak.
Keempat, sudut pandang "kehendak" dan "kehendak" ditekankan. "Integrasi"
dalam "Akar", asumsi metafisik ilmiah yang berkaitan dengan alam menjadi
bahan penelitian ilmiah. Pandangan ini disebut sekolah integrasi internal Sudut
pandang barbour. kebanaran yang telah didapat dengan keterangan ilmu , hanya
benar dengan syarat yang telah diumpamakan dalam keterangan itu , sebab
keterangan ilmu bersifat nisbi. Sebagai konsekuensinya maka segala yang telah
menjadi doktrin keimanan yang merupakan wewenang agama yang tidak boleh
ditawar ataupun dibantah namun harus diterima secara dogmatis ,dalam hal ini
tidak boleh dianggap bertentangan dengan akal sehat manusia

.Esensi agama merupakan pembebasan diri manusia dari penderita, serta


penindasan kekuasaan untuk kedamaian hidup. Islam juga seperti Abrahamic
Religius keberadaannya untuk pemeluknya agar dapat berdiri dengan bebas di
hadapan tuhan secara benar yang telah diaktualisasikan dengan formulasi taat
kepada hukumnya , saling menyayangi sesama , bertindak adil serta menjaga diri
dari perbuatan yang tidak baik dan merealisasikan rasa ketaqwaan nya. Dasar
11
Yusuf Musa,2000,221
12
Rida, Muhammad jawad ,2011,211
13
Bagir et all 2005:18-20
8
penegasan moral keagamaan berlawanan dengan sikap amoral. Dalam
implementasinya institusi sosial keagamaan yang terlah lahir dari etika agama
yang sejatinya menjadi sumber perlawanan terhadap kedhaliman dan
ketidakadilan sebagainya.

Dapat dipahami pula bahwa agama mengandung pemahaman tentang unsur


agama yang memiliki peran penting untuk mengharmoniskan hidup manusia.
Dengan adanya agama , suatu komunitas menjadi saling menyayangi sesama dan
menghargai pemeluk agama lain ( sikap toleransi yang tinggi) . Hal tersebut telah
menunjukkan bahwa agama bukan hanya semata-mata interaksi antara manusia
dengan Tuhan namun juga menuntut sikap saling menyapa sesama umat manusia
walaupun berbeda keyakinan. Untuk itu agama dikatakan sangat luas termasuk
juga sebagai wadah manusia untuk saling menghargai dan menghormati satu sama
yang lain . Dengan kata lain agama bukan hanya mengatur urusan manusia
dengan Tuhan saja akan tetapi juga mengatur pola hidup manusia agar lebih baik
melalui sikap kasih mengasihi sesama mereka

 Integrasi Filsafat

Terlintas antara ilmu dan filsafat terlihat sama saja. Namun bila ditelaah lebih
jauh akan terlihat perbedaan antara ilmu dan filsafat. Dengan demikian ada
banyak sisi persamaan dan juga perbedaan nya . “Walaupun filsafat muncul
sebagai salah satu ilmu pengetahuan, akan tetapi ia mempunyai struktur tersendiri
dan tidak dapat begitu saja dianggap sebagai ilmu pengetahuan”. kata filsafat
diambil dari bahasa Yunani yaitu dari kata philosophia, kata mejemuk yang terdiri
dari dua suku kata yaitu Philos yang berarti adalah cinta atau suka, dan yang
selanjutnya dari kata  Shopia  yang berarti adalah bijaksana. Dalam terminology
yang telah didefinisi di atas ini dapat diambil pemahaman-pemahaman filsafat
sebagai berikut: 14

a. Filsafat adalah berfikir mendalam, yang terpenting adalah bagaimana proses


dari berfikir dan hasil dari berfikir mendalam yang dilakukan manusia untuk
mencapai kebenaran tersebut.

b. Filsafat adalah menggali pengetahuan untuk memahami dan


megimplementasikannya.

c. Filsafat berhubungan pikiran-pikiran yang dingin dan tenang atau lembut.

d. Filsafat diumpamakan sebagai air telaga yang, bening tenang dan jernih dan
dapat dilihat dasarnya.
14
Rahardjo, M.Dawan,1996, 211
9
e. Sedangkan para filsuf terkadang ingin mencari kelemahan-kelemahan dalam
tiap-tiap pendirian dan argumentasinya walaupun argumentasinya sendiri.

Henrich Rombach, menyebutkan satu persatu sejumlah titik perbedaan


antara ilmu dan filsafat. Pertama-tama, melalui filsafat kita dapat menanyakan
mengenai sifat dan eksistensi dari suatu ilmu dan pengetahuan, akan tetapi “tidak
ada suatu bidang di luar filsafat, yang kiranya dapat mengajukan pertanyaan yang
filsafat secara keseluruhan”. Fakta ini saja, secara fundamental sudah
membedakan filsafat dari setiap ilmu pengetahuan yang lain. Bagi Plato, objek
filsafat adalah penemuan kenyataan atau kebenaran mutlak, lewat dialektika. Kata
Filsafat bila kita lihat dari pandangan pengertian praktis bisa kita artikan adalah
alam berfikir. Bahwa dalam berfilsafat artinya mendalam. Dalam konteks ini
bahwa tidak semua orang yang berpikir berarti sedang berfilsafat. Sesungguhnya
orang yang sedang berfilsafat adalah ia benar-benar sedang berfikir mendalam
juga sungguh-sungguh. Filsafat juga dapat diartikan sebagai suatu pendirian
dalam hidup, juga dapat disebut sebagai pandangan hidup. 15. Filsafat tidak
mengenal pembangunan yang tenang dan merata, yang tadinya merupakan
persoalan. Filsafat pasti mengenal sesuatu seperti per-kembangan, dan
mempunyai kontinyuitasnya sendiri. Jika tidak demikian halnya, bagaimana orang
dapat berbicara tentang suatu “sejarah filsafat”? akan tetapi ini semua secara
fundamental berbeda dengan pada ilmu-ilmu pengetahuan yang lain.

 Korelasi anatara integrasi Ilmu , Agama , Filsafat


.

1. Hubungan Filsafat dengan Ilmu.

Meskipun secara historis antara ilmu dan filsafat pernah merupakan suatu
kesatuan, namun dalam perkembangannya mengalami divergensi, dimana
dominasi ilmu lebih kuat mempengaruhi pemikiran manusia, kondisi ini
mendorong pada upaya untuk memposisikan ke duanya secara tepat sesuai dengan
batas wilayahnya masing-masing, bukan untuk mengisolasinya melainkan untuk
lebih jernih melihat hubungan keduanya dalam konteks lebih memahami
khazanah intelektual manusia. filsafat mempunyai batasan yang lebih luas dan
15
Rahardjo, M.Dawan, 1996, 11
10
menyeluruh ketimbang ilmu, ini berarti bahwa apa yang sudah tidak bisa dijawab
oleh ilmu, maka filsafat berupaya mencari jawabannya, bahkan ilmu itu sendiri
bisa dipertanyakan atau dijadikan objek kajian filsafat (Filsafat Ilmu), namun
demikian filsafat dan ilmu mempunyai kesamaan dalam menghadapi objek
kajiannya yakni berpikir reflektif dan sistematis, meski dengan titik tekan
pendekatan yang berbeda. Dengan demikian, Ilmu mengkaji hal-hal yang bersifat
empiris dan dapat dibuktikan, filsafat mencoba mencari jawaban terhadap
masalah-masalah yang tidak bisa dijawab oleh Ilmu dan jawabannya bersifat
spekulatif, sedangkan Agama merupakan jawaban terhadap masalah-masalah
yang tidak bisa dijawab oleh filsafat dan jawabannya bersifat mutlak/dogmatis.

 2. Hubungan Filsafat dan Agama.

Sebagian ahli memiliki kemampuan yang sangat tinggi dalam memikirkan


berbagai hal yang mencakup alam, manusia bahkan Tuhan yang disembah oleh
manusia. Dalam konteks ini, terdapat hal-hal tertentu yang cenderung memiliki
kesamaan antara agama dan filsafat. Tidak mengherankan dalam khazanah Islam,
dianggap seseorang yang mampu dalam hal pemikiran melebihi manusia
kebanyakan, dianggap sebagai Nabi. Lalu, sebagian yang lain, karena kemampuan
seorang Nabi terutama dalam mengucapkan ungkapan-ungkapan bijaksana
adakalanya juga dikatakan sebagai filosof. Untuk itu, Logika yang ada dalam
Islam memiliki corak tersendiri dibandingkan logika Barat yang bebas nilai-nilai
keagamaan. Filsafat, sebagai sebuah metode berpikir yang sistematis merupakan
salah satu pendekatan tersendiri dalam memahami kebenaran. Dalam konteks
keagama-an, pemikiran tentang berbagai hal dan urusan. Karenanya dalam filsafat
juga dibicarakan bagaimana keberadaan Tuhan, dan juga persoalan kenabian,
kedudukan dan fungsi akal dan wahyu, penciptaan manusia serta ibadah yang
dilakukan oleh manusia 16. Filsafat memasuki lapangan-lapangan ilmu keislaman
dan mempengaruhi pembatasan-pembatasannya. Penyelidikan terhadap keilmuan
meliputi kegiatan filsafat dalam dunia Islam.Dengan demikian filsafat Islam
secara khusus memisahkan diri sebagai ilmu yang mandiri. Walaupun hasil juga
ditemukan ke-identikan dengan pemandangan orang Yunani (Aristoteles) dalam
masalah teori tentang pembagian filsafat oleh filosof-filosof Islam.

 Perbedaan antara Agama, Ilmu dan Filsafat

perbedaan antara secara signifikan antara agama ilmu dan filsafat antara lain

a) penyelidikan agama ilmu dan filsafat di dasarkan atas wahyu Allah, sedangkan
ilmu dan filsafat pemikiran rasional-spikulatif.
16
Mustofa, 2007:19
11
b) Kebenaran agama tergantung kepada kebenaran kepercayaan atas wahyu yang
bersifat absolut, sedangkan ilmu dan filsafat kebenaran atas penyelidikan sendiri
sebagai hasil pemikiran belaka jadi bersifat relatif dan terbatas. Agama sebagai
obyek pemikiran dikaji oleh filsafat, karena itu adalah filsafat agama, dan dalam
memahami ajaran agama akan lahir pemikiran tentang agama.

c) Agama    memberikan pengetahuan yang lebih tinggi dari ilmu dan filsafat,
karena pengetahuan yang tak tercapai oleh pemikiran biasa karena demikian
tingginya hal itu hanya dapat diketahui dengan wahyu 17
.

17
Khudhori, Sholeh A. dan M. Abid al-Jabiri, 2003,112
12
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Didalam konteks ini dikatakan bahwa kebenaran dari ilmu maupun kebenaran dari filsafat
bersifat nisbi ( relative) 18, akan tetapi kebenaran dari agama itu bersifat mutlak karena agama
berasal dari wahyu yang diturunkan oleh Allah yang menciptakan dzat yang maha benar atas
segalanya, maha mutlak atas apapun, maha sempurna dari manapun juga 19 Agama menurut
bahasa sansekerta yaitu a gan a , a yang artinya tidak atau tetap , sedangkan gam artinya pergi
atau berjalan , berarti arti agama secara keseluruhan adalah tidak pergi tetap berada dalam
manusia , terpendam pada keyakinan manusia yang telah diajarkan secara turun temurun di
dalam kehidupan manusia, baik dari generasi sekarang maupun ke generasi selanjutnya 20 Agama
menurut terminologi Al Qur'an dan Al hadits memiliki banyak makna antara lain bermakna "
ganjaran " pahala , balasan , kekuasaan, ketaatan, ketundukan, penghambatan, syariat, umat dan
penyerahan mutlak , amanat , menepati janji , kemuliaan, maupun cahaya , menuntut ilmu dan
beramal merupakan puncak dalam kesempurnaan akal untuk mencapai keselarasan hidup yang
sempurna..
Walaupun diakui bahwa tak ada defenisi agama yang dapat diterima secara universal, didalam
konteks kehidupan manusia yang sesungguhnya, agama merupakan kebutuhan yang sangat
mendasar dan esensial bagi manusia namun bersifat universal di dalam hidup manusia, akan
tetapi makna sesungguhnya yang paling hakiki di dalam agama ialah kesadaran manusia akan
spiritual yang dimana dalam satu keyakinan yang nyata atau tampak.
Integrasi merupakan upaya memposisikan Antara ilmu dan agama secara sehat dan konstruktif
dalam artian kontributif untuk kemajuan ilmu dan agama 21.Untuk lebih memperjelas pengertian
integrasi, perlu dijelaskan disini Pandangan para ahli tentang hubungan antara sains dan agama
Dibagi menjadi empat madzab berikut.
Sebagai konsekuensinya maka segala yang telah menjadi doktrin keimanan yang merupakan
wewenang agama yang tidak boleh ditawar ataupun dibantah namun harus diterima secara
dogmatis ,dalam hal ini tidak boleh dianggap bertentangan dengan akal sehat manusia.

18
Rahman,2006,221
19
Yusuf Musa,2000,111
20
Nur Ahmad Fadhil Lubis , 2009, 221
21
Bagir et all 2005:18-20
13
Dengan demikian, Ilmu mengkaji hal-hal yang bersifat empiris dan dapat dibuktikan, filsafat
mencoba mencari jawaban terhadap masalah-masalah yang tidak bisa dijawab oleh Ilmu dan
jawabannya bersifat spekulatif, sedangkan Agama merupakan jawaban terhadap masalah-
masalah yang tidak bisa dijawab oleh filsafat dan jawabannya bersifat mutlak/dogmatis.

Saran
Saran saya, agar pembaca dapat memahami materi makalah ini dengan sebaik mungkin,bisa
untuk menambah wawasan tentang Filsafat Ilmu dalam integrasi ilmu, agama dan filsafat itu
sendiri dan merealisasikannya di kehidupan sehari – hari

14
DAFTAR PUSTAKA

Prof. Dr.M. H. Yusuf Musa (2000) Islam Suatu Kajian Komprehensif, CV. Rajawali Jakarta

Rida, Muhammad Jawad, (1980), al-Fikr al-Tarbawi al-Islam, Kuwait: Dar al-Fikr al-Arabi

Rahman, (2006). Doktrin Ekonomi Islam, Jil 4, Dana Bakti Wakaf, Yogyakarta
,
Mukh Nursikin, (2020) Integritas agama , ilmu dan filsafat IAIN Salatiga, LP2M

Musa Asy’arie, Dialektika Agama Untuk Pembebasan Spritual, Yogyakarta:


LESFI, 2002.

Sidi Gazalba, Sistimatika Filsafat (Jilid 1 sampai 4), Jakarta: Bulan Bintang:
1976.

15

Anda mungkin juga menyukai