Anda di halaman 1dari 11

A.

LATAR BELAKANG

Dikalangan ahli hukum dan berbagai peraturan perundang-undangan serta kurikulum di


Fakultas Hukum terdapat beberapa istilah yang berbeda untuk bidang ilmu ini. Di antara
istilah-istilah itu ialah Hukum Administrasi Negara, Hukum Tata Pemerintahan dan Hukum
Tata Usaha Negara. Perbedaan istilah tersebut tidaklah berarti ada perbedaan obyek studi,
sebab meskipun istilah yang dipakai berbeda namun obyeknya tetap sama.

Meskipun dalam ruang penyebutan istilah yang berbeda, namun dalam perkembangan
selanjutnya pemakaian istilah untuk bidang ilmu hukum ini diganti lagi menjadi istilah
Hukum Administrasi Negara, setelah sebelumnya sempat menggunakan istilah Hukum Tata
Pemerintahan pada tahun 1972 atas dasar Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan pada tanggal 30 Desember 1972 Nomor 198/U/1972 tentang pedoman
kurikulum minimal.
A. PEMBAHASAN

1. Pandangan para Sarjana

Istilah Hukum Administrasi Negara juga banyak dijumpai di berbagai literatur. WF.
Prins. misalnya, menulis buku berjudul ”Inleiding in het Administratief 'Recht van Indonesia”
yang diterjemahkan dengan ”Penggantar Hukum Administrasi. Negara.

Rochmat Soemitro dalam Simposium Peradilan Tata Usaha Negara yang


diselenggarakan oleh BPHN pada bulan Pebruari 1976 menggunakan istilah ”Administrasi”
melalui makalahnya tentang ”Naskah singkat tentang Peradilan Administrasi di Indonesia”,
S.Prayudi Atmosudirdjo, menggunakan istilah Administrasi Negara pada Simposium yang
sama dengan makalah ”Masalah Organisasi Peradilan Administrasi Negara.” Dapat juga
dikemukakan beberapa sarjana lain yang menggunakan istilah Administrasi Negara seperti
Sarono, Sunaryati Hartono dan E. Utrecht. Sarono, bekas Ketua Lembaga Administrasi
Negara, pada bulan Agustus 1972 di depan Munas PERSAHI mengemukakan istilah tersebut.
Sunaryati Hartono pada bulan Maret 1976 dalam Simposium di BPHN menggunakan istilah
Tata Usaha Negara tetapi kemudian digantinya dengan istilah Administrasi Negara.” E.
Utrecht, yang seperti telah dikemukakan di atas pernah menggunakan istilah Tata Usaha
(Negara) pada tahun 1960 menerbitkan bukunya yang berjudul ”Pengantar Hukum
Administrasi Negara Indonesia.

2. Dalam Kurikulum Perguruan tinggi

Dalam Kurikulum Perguruan Tinggi juga digunakan istilah yang berlainan.


Universitas Padjadjaran dan Universitas Sriwijaya (pernah) menggunakan istilah Hukum Tata
Usaha Negara sedangkan Universitas Gadjah Mada, Universitas Airlangga dan Universitas
Islam Indonesia (sampai dengan tahun 1986) menggunakan istilah Hukum Tata Pemerintahan
sesuai dengan SK Mendikbud RI No. 0918/U/1972 pasal 5.c dan pasal 10 ayat 2. Selain itu
rapat para Star Pcngajar Fakultas Hukum Negeri seluruh Indonesia di Cibulan pada bulan
Maret 1973 merekomendasikan pemakaian istilah Hukum Administrasi Negara dengan tidak
menutup kemungkinan pada peng. gunaan istilah lainnya. Keluarnya SK Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan No. 31/ DJ/ Kep/ 1983 tentang Kurikulum Inti Program Pendidikan Sarjana
Bidang Hukum telah mendorong adanya keccndcrungan perubahan penggunaan istilah di
berbagai Pcrguruan Tinggi bagi lapanganstudi ini dalam kurikulumnya, sebab SK tentang
Kurikulum Inti tersebut menggunakan istilah Hukum Administrasi Negara (HAN).

Universitas Gadjah Mada Yogyakarta sejak tahun 1986/ 1987 berdasarkan SK Rektor No. 4
tahun I986 menggunakan istilah Hukum Administrasi Negara, sedangkan UII mengikutinya
(menggunakan istilah Hukum Administrasi Negara) dengan menerapkan Kurikulum Inti
sejak tahun 1987/1988.

Sebagai perbandingan dapat disebutkan bahwa Pcrguruan Tinggi-perguruan Tinggi di


negara-negara Anglo Saxon seperti Inggris dan Amerika Serikat pada umumnya
mempergunakan istilah Administrative Law..Hasil case study yang dilakukan oleh David
(Kenmeth Calp) di Amerika Serikat dituangkan dalam buku berjudul ”Administrative Law”,
sedang di Inggris Wilson menulis scbuah tcxt-book dcngan judul ”Cores and Materialcs on
Can stituional”.

3. Istilah Asal

Adanya perbedaaan tersebut boleh jadi disebabkan karena perbedaan terjemahan atas
istilah asal dari lapangan studi ini atau juga disebabkan oleh perbedaan kecenderungan untuk
memilih salah satu dari istilah-istilah yang berbeda-beda yang dipakai para Sarjana terdahulu.
Salah satu istilah lapangan studi ini adalah istilah Belanda ”AdministratiefRecht” dengan kata
pokok ’administrasi’. lstilah ’administrasi’ (administration, administratie) yang diadopsi
menjadi bahasa Indonesia memang mempunyai bebcrapa arti yaitu dengan arti administrasi,
dengan arti pemerintahan dan dengan arti tata usaha (administrasi dalam arti sempit).

Mereka yang mengartikan‘ ”administration” dengan ”administrasi” saja menggunakan


istilah ”Hukum Administrasi Negara” sebagai ganti dari istilah Administratief Recht.
Sedangkan mereka yang mengartikan ”administration” dengan ”pemerintahan” mcnggunakan
istilah Hukum Tata Pemerintahan sebagai terjemahan dari Administratief Recht. Begitu juga
mereka yang menterjemahkan "administration” (dalam arti sempit) dengan tata usaha (surat
menyurat) dapat menggunakan istilah Hukum Tata Usaha Negara.

Selain itu masih ada istilah asal lainnya dari lapangan studi ini yaitu istilah Belanda
”Bestuursrecht”, ”Bestuurkunde” dan ”Bestuurwetenschappcn". Kata bestuur dalam bahasa
Indonesia berarti pemerintahan. Oleh sebab itu penggunaan istilah Hukum Tata Pemerintahan
kalau dikaitkan dengan istilah asalnya bisa berasal dari terjemahan atas istilah administratief
recht (administration = Pemerintahan) dan bisa berasal dari tcrjemahan atas itilah
Bestuurrecht (bestuur = Pemerintahan).

Dengan mengkaitkannya dengan istilah asal dan mengartikannya dalam bahasa


Indonesia maka bisa dijelaskan bahwa meskipun istilah yang dipakai dalam lapangan studi ini
berbeda-beda namun obyek dan maksudnya adalah sama. Rochmat Soemitro di dalam
papernya yang berjudul ”Hukum Tata Pemerintahan pada Umumnya di Indonesia)
mengemukakan bahwa ”pengartian Hukum Tata Pemerintahan (Bestuursrecht) dapat
dipersamakan dengan pengartian Hukum Administrasi negara (Administratief Recht). Di
samping itu pengartian antara keduanya seringkali dipergunakan secara bergantian, tanpa
pembedaan (H.D. Van Wijken W. Konijncnbelt Hoofdstukken Van Administratie/Recht
1984)

Sekalipun begitu J.R. Stellinga mengidentifikasikan adanya 3 paham tentang


hubungan antara Hukum Tata Pemerintahan dcnga,l Hukum Administrasi Negara (dalam arti
bahwa ada perbedaan cakupan antara HAN dan HTP) yaitu :

l. Hukum Administrasi Negara adalah lebih luas daripada Hukum Tata Pemerintahan (seperti
pendapat Van Vollenhoven).

2. Hukum Administrasi Negara adalah identik dengan Hukum Tata Pemerintahan (seperti
pendapat J HPM Van der Grinten)

3. Hukum Administrasi Negara adalah lebih sempit dari Hukum Tata Pemerintahan (seperti
pendapat HJ. Romcijn dan G.A. Van Poelje).

B. Pengertian dan Cakupan

Banyak definisi yang dikemukakan oleh para ahli tentang Hukum Administrasi Negara
beserta cakupan-cakupannya. Sebelum sampai pada telaah beberapa definisi tersebut akan
lebih baik jika terlebih dulu diberikan pengertian-pengertian teoritis.
1. Pengertian Administrasi, Tata Usaha dan Pemerintahan.

a. Administrasi dalam arti sempit

Administrasi dalam arti sempit berarti segala kegiatan tulis menulis, catat-mencatat,
surat-menyurat, ketik-mengetik serta penyimpanan dan pengurusan masalah-masalah yang
hanya bersifat teknis ketata-usahaan belaka.

Dalam pengertian yang sempit ini maka pengertian administrasi itu sama dengan pengertian
tata usaha sehingga pengertian tata usaha itupun sama dengan pengertian administrasi dalam
arti sempit. Dengan demikian kegiatan tata usaha itu hanyalah sebagian dari kegiatan
administrasi.

b. Administrasi dalam arti Iuas

Kata. administrasi berasal dari bahasa Inggris ”administration” yang pada. mulanya
berasal dari bahasa Latin ”Admixiistrare” yang berarti ”to serve” atau melayani.

Leanord D. White dalam bukunya “Introduction on the Study of Public Administration”


mcndefinisikan administrasi scbagai suatu proscs yanig umumnya tcrdapat pada semua usaha
kelompok, negara atau swasta sipil atau militer, usaha yang besar atau yang kecil Sedangkan
HA. Simon di dalam bukunya ”Public Administration”, mendefinisikan Administrasi Negara
sebagai kegiatan dari sekelompok manusia mengadakan usaha kerjasama untuk mencapai
tujuan bersama. The Liang Gic menyebutkan Administrasi sebagai organisasi, management,
perbekalan dan perwakilan.

E. Utrecht mcmberikan defnisi tentang administrasi negara sebagai complex ambten/apparat


atau gabungan jabatan jabatan administrasi yang berada di bawah pimpiman Pemerintah
melaksanakan tugas yang tidak ditugaskan kepada badan badan Pengadilan dan Legislatif.

Dwight Waldo mengatakan bahwa Administrasi Negara adalah organisasi dan management
dari manusia dan benda, guna mencapai tujuan-tujuan pemerintah. Di dalam buku karya
Dimock& Dimock, dikemukakan bahwa Administrasi negara adalah aktivitas-aktivitas
negara dalam melaksanakan kekuasaan politiknya. Secara lebih terperinci CST Kansil
mengemukakan tiga arti Administrasi negara yaitu :

(a.) Sebagai aparatur negara, aparatur pemerintah, atau instansi politik (kenegaraan) artinya
meliputi organ yang berada di bawah pemerintah, mulai dari Presiden, Menteri (termasuk
Sekjen, Dirjen, Irjen, Gubernur, Bupati dan sebagainya) pokoknya semua organ yang
menjalankan Administrasi negara.

(b.) Sebagai fungsi atau sebagai aktivitas, yakni sebagai kegiatan Pemerintahan artinya
sebagai kegiatan mengurus kepentingan negara.

(c.) Sebagai proses teknis penyelenggaraan Undang undang, artinya meliputi segala tindakan
aparatur negara dalam menjalankan Undang-undang.

c. Pemerintah dalam arti sempit

Pemerintah dalam arti sempit adalah organ alat perlengkapan negara yang diserahi tugas
pemerintahan atau melaksanakan Undang-undang. Dalam pengertian ini pemerintah hanya
berfungsi sebagai badan Eksekutif (Eksekutif atau Bestuur).

d. Pemerintah dalam arti luas

Dalam arti luas pemerimah adalah semua badan yang menyelenggarakan semua kekuasaan di
dalam negara baik kekuasaan eksekutif maupun kekuasaan legislatif dan yudikatif. Jadi
semua pemegang kekuasaan di dalam negara (legislatif. eksekutif dan yudikatif seperti teori
Trias Politika dari Montesquieu) adalah termasuk pemerintah dalam artinya yang luas.
Donner mengemukakan bahwa cakupan pemerintah dalam pengertian nya yang luas meliputi
badan-badan yang menentukan haluannegara dan berkedudukan di pusat, kemudian terdapat
juga instansi-instansi yang melaksanakan keputusan dari badanbadan itu. Sedangkan Van
Vollenhoven mengemukakan bahwa dalam arti luas tugas pemerintah itu terbagi ke dalam
empat fungsi yaitu pembentuk Undang-undang, pelaksana/pemerintah (bestuur), polisi dan
keadilan.

2. Arti Hukum Administrasi Negara

Setelah pengertian-pengertian teoritis seperti tersebut di atas, kita dapat mengambil beberapa
pengertian atau definisi Hukum Administrasi Negara atau Hukum Tata Pemerintahan seperti
yang telah banyak dikemukakan oleh para Sarjana Rochmat Soemitrom mengemukakan
bahwa yang dimaksud dengan Hukum Administrasi Negara dan Hukum Tata Pemerintahan
itu meliputi segala sesuatu mengenai pemerintahan, yakni seluruh aktivitas pemerintah yang
tidak termasuk pengundangan dan peradilan.

Di dalam bukunya yang telah disebut di atas Utrecht mengemukakan bahwa hukum
Administrasi Negara/Hukum Tata Pemerimahan itu mempunyai obyek :

l. Sebagian hukum mengenai hubungan hukum antara perlengkapan negara yang satu dengan
alat perlengkapan negara yang lain.

2. Sebagian aturan hukum mengenai hubungan hukum, antara perlengkapan negara dengan
perseorangan privat. Hukum Administrasi Negara juga adalah perhubungan-perhubungan
hukum istimewa yang diadakan sehingga mémungkinkan para pejabat negara melakukan
tugasnya yang istimewa. Dengan kata lain bisa dikemukakan bahwa:

a. Obyek Hukum Administrasi Negara adalah semua perbuatan yang tidak termasuk tugas
mengadili, meskipun mungkin tugas itu dilakukan oleh badan di luar eksekutif; bagi HAN
yang penting bukan siapa yang menjalankan tugas itu, tetapi adalah masuk ke (bidang)
manakah tugas itu.

b. Hukum Administrasi Negara merupakan himpunan peraturan-peraturan istimewa.

Istimewa dalam pengcrtian HAN di atas adalah kekuasaan istimewa (khusus) yang dimiliki
administrasi negara. Pada dasarnya administrasi negara dalam melakukan hubungan hukum
tunduk pada hukum biasa. .Sebagai subyek hukum dalam melakukan hubungan hukum
administrasi negara dapat menggunakan KUH Perdata seperti subyek hukum lainnya yaitu
manusia pribadi : PT dan sebagainya, Tetapi agar dapat melaksanakan tugas khususnya
dengan baik (tugas khusus adalah tugas yang tidak dapat dilaksanakan oleh subyek hukum
lain) dalam rangka menjamin kesejahteraan umum, maka administrasi negara diberi
kekuasaan istimewa. Kekuaasan istimewa tersebut diberikan agar semua penduduk dapat
tunduk pada perintahnya sebab kalau menggunakan kekuasan biasa (terutama dalam lapangan
perdata) dimungkinkan adanya penduduk yang tidak mau tunduk sehingga bisa menghambat
pelaksanaan tugas-tugas administrasi negara. Oleh sebab itulah maka administrasi ncgara
diberi kekuasaan istimewa.

Adapun wujud dari kekuasaan istimewa itu ialah adanya kekuasaan memaksa agar perintah
administrasi negara .dapat ditaati. Dalam perjanjian misalnya administrasi negara dapat
memaksa seseorang atau badan hukum untuk menjual tanahnya kepada negara melalui
lembaga Onteigening. Jadi dengan demikian, hukum administrasi negara merupakan hukum
istimewa karena memberikan kekuasaan yang lebih bisa memaksa, Sedangkan hukum yang
lain yang berlaku bagi subyek selain administrasi ncgara adalah hukum biasa.

Tentang pengertian dan cakupan dari Hukum Administrasi Negara Indonesia G.'
Pringgodigdo, seperti dikutip oleh CST.Kansil mengemukakan bahwa, ”oleh karena di
Indonesia kekuasaan eksekutif dan kekuasaan administratif berada dalam satu tangan. yaitu
Presiden maka pengertian Hukum Administrasi Negara yang luas terdiri atas tiga unsur
yaitu :

a. Hukum Tata Pemerintahan, yakni Hukum eksekutif atau Hukum Tata Pelaksanaan
Undang-undang dengan perkataan lain Hukum Tata Pemerintahan ialah hukum mengenai
aktivitas-aktivitas kekuasaan eksekutif (kekuasaan untuk melaksanakan Undang-Undang).

b. Hukum Administrasi Negara dalam arti sempit, yakni hukum tata pengurusan rumah
tangga negara (rumah tangga negara dimaksudkan, segala tugas-tugas yang ditetapkan
dengan Undang-undang sebagai urusan. negara).

c. Hukum Tata Usaha negara, yakni hukum mengcnai surat menyurat, rahasia dinas dan
jabatan, kearsipan dan dokumentasi pelaporan dan statistik, tatacara penyinipanan berita
acara, pcncatatan sipil, pcncatatan nikah, talak dan rujuk, publikasi, penerbitan-penerbitan
negara.
PENUTUP

Dari tulisan diatas maka kita dapat menyimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang prinsipil
antara Hukum Administrasi Negara (HAN), Hukum Tata Pemerintahan (HTP) ataupun
Hukum Tata Usaha Negara (HTUN) Perbedaanya yakni jika Hukum Tata Pemerintahan &
Hukum Tata Usaha Negara isi yang terkandung didalamnya mengenai Asas dan Norma,
namun kalau Hukum Administrasi Negara yakni lebih ke dalam tindakannya secara
substantif/prakteknya. Objek yang dikaji didalamnya tetaplah sama yakni “Negara”.

Materi yang terkandung didalam hukum administrasi negara sangatlah banyak dan luas segi
dan macam ragamnya. Pemerintah adalah pengurus Negara, pengurus Negara adalah
keseluruhan dari jabatan-jabatan didalam suatu Negara yang mempunyai tugas dan
wewenang politik Negara dan pemerintahan. Apa yang dijalankan oleh pemerintah adalah
tugas Negara dan merupakan tanggung jawab dari pada alat-alat pemerintahan.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Hukum Administrasi Negara adalah Hukum
mengenai Pemerintah khususnya (Eksekutif) didalam kedudukannya, tugas-tugasnya, fungsi
dan wewenangnya sebagai Administator Negara. Serta seperangkat aturan yang digunakan
untuk pemerintah dalam menjalankan fungsinya dan melindungi negara maupun melindungi
masyarakat dalam bidang administrasi Negara dari penyalahgunaan wewenang.

Daftar Pustaka :

SF.Marbun. Moh.Mahfud MD. Pokok-Pokok Hukum Administrasi Negara. Yogyakarta.


Liberty.

Zainal Asikin. Pengantar Tata Hukum Indonesia. Jakarta. Rajawali Pers.

Kansil. Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia. Jakarta. Balai Pustaka.
TUGAS

HUKUM ADMINISTRASI NEGARA

Dr. Zairin Harahap S.H., M.Si.

Makalah ini disusun oleh :


Ivan Agung 17410114
Hajid Mutawakkil 17410129
Alvin Surya Prada 17410137
Ramadhio Adi 17410119

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
TAHUN AJARAN 2017/2018

Anda mungkin juga menyukai