Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


PERKEMBANGAN

Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Perkembangan Peserta Didik yang
diampu oleh :

Drs. Cici Nurul Haq, M.Pd.

Disusun Oleh :

Kelompok 9

Anjani Laila Ramadhani 21516013


Novita Daniasari 21516025
Ridwan Nurhakim 21516032

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS ILMU TERAPAN DAN SAINS
INSTITUT PENDIDIKAN INDONESIA
GARUT
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Swt. yang telah memberikan
kami kesehatan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat dan
salam tetap tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad saw.
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
Perkembangan Peserta Didik. Adapun judul dari makalah ini adalah “Faktor-
Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan” yang didalamnya memuat
Pengertian Perkembangan dan Factor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan
yaitu Lingkungan dan Kematangan. Kami menyadari bahwa makalah ini masih
banyak kekurangannya, baik dari segi penulisan, penyusunan maupun bahasa.
Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pembaca
makalah ini. Sehingga kami dapat lebih banyak belajar dan menjadi lebih baik
dalam pembuatan makalah selanjutnya.

Garut, 23 Oktober 2022

Kelompok 9

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................... i


DAFTAR ISI .................................................................................................... ii
BAB I ................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
A. Latar Belakang ...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................. 1
C. Tujuan ................................................................................................... 1
BAB II .............................................................................................................. 2
PEMBAHASAN ............................................................................................... 2
A. Pengertian Perkembangan .................................................................... 2
B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan .......................... 2
BAB III ............................................................................................................. 9
PENUTUP ........................................................................................................ 9

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan (development) adalah proses atau tahapan
pertumbuhan ke arah yang lebih maju. Pertumbuhan sendiri (growth)
berarti tahapan peningkatan sesuatu dalam hal jumlah, ukuran, dan arti
pentingnya. Pertumbuhan juga dapat berarti sebuah tahapan perkmebangan
(a stage of development). Perkembangan menunjukkan pada perubahan
yang bersifat tetap dan tidak dapat diputar kembali.

Perkembangan juga berkaitan dengan belajar khususnya mengenai


isi proses perkembangan, apa yang berkaitan dengan perilaku belajar,
disamping itu juga bagaimana sesuatu hal dipelajari. Suatu definisi yang
relevan dikemukakan oleh Monks sebagai berikut “Perkembangan
psikologis merupakan suatu proses yang dinamis. Dalam proses tersebut
sifat individu dan sifat lingkungan menentukan tingkah laku apa yang
menjadi actual dan terwujud. Dalam hal ini banyak factor yang
mempengaruhinya, diantaranya adalah factor lingkungan dan kematangan.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Apa yang dimaksud dengan perkembangan?
2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perkembangan?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut.

1. Mengetahui pengertian perkembangan.


2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan.

D. Manfaat
Adapun manfaat dari makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Pengetahuan tentang perkembangan dapat membantu kita dalam
memberikan respons yang tepat terhadap perilaku tertentu seorang
anak.
2. Dengan mengetahui hal-hal yang dapat mempengaruhi perkembangan,
memungkinkan para guru untuk sebelumnya mempersiapkan anak
menghadapi perubahan yang akan terjadi pada tubuh, perhatian, dan
perilakunya.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Perkembangan
Istilah perkembangan berarti serangkaian perubahan progresif yang
terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman dan
pengalaman. (Dianie E Papaplia 2008 : 3) mendefinisikan perkembangan
sebagai perubahan berkesinambungan dan progresif dalam organisme dari
lahir sampai mati, pertumbuhan, perubahan dalam bentuk dan dalam
integrasi dari bagian-bagian jasmaniah ke dalam bagian-bagian fungsional,
dan kedewasaan atau kemunculan pola-pola asasi dari tingkah laku yang
tidak dipelajari.
Dapat disimpulkan bahwa perkembangan itu tidak terbatas pada
penhertian pertumbuhan semakin membesar, melainkan didalamnya juga
terkandung serangkaian perubahan psikis yang berlangsung secara terus-
menerus dan bersifat tetap dari fungsi-fungsi jasmaniah dan rohaniah yang
dimiliki individu.

B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan


Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan adalah
sebagai berikut.
1. Faktor Lingkungan
Sejak lahir, malahan sejak dalam kandungan seorang individu selalu
dipengaruhi oleh lingkungannya . Jika dilihat dari segi bentuk, maka
lingkungan manusia itu pada pokoknya terdiri atas dua golongan yaitu:
Lingkungan dalam (Inner environment) dan lingkungan luar (outer
environment).
a. Lingkungan Dalam (Inner environment)
Lingkungan dalam adalah hal-hal yang pada mulanya bersal dari luar
individu yang kemudian mask ke dalam tubuh dan bersatu dengan sel-sel
tubuh individu seperti makanan, minuman, udara, dan sebagainya,
merupakan lingkungan dalam individu. Hormon-hormon serta berbagai
cairan yang dihasilkan oleh kelenjar-kelenjar tubuh merupakan
lingkungan dalam. Adapaun hal-hal yang termasuk ke dalam lingkungan
dalam itu memberikan rangsangan kepada individu, mempengaruhi
kegiatan dan perkembangannya. Individu akan merasa lapar atau dingin
bila persediaan makanan dalam tubuh berkurang, merasa sesak nafas jika
zat pembakar berkurang.

2
3

b. Lingkungan Luar (Outer Environment)


Lingkungan luar adalah segala sesuatu yang merangsang dan
melibatkan individu yang merangsang dan melibatkan individu yang
berasal dari luar. Lingkungan luar individu mungkin berada jauh dari
individu, asal memberikan rangsangan dan menyebabkan individu
terlibat kedalamnya. Adapun yang termasuk lingkungan luar itu terdiri
dari :
a) Lingkungan Alam (physical environment)
Lingkungan alam adalah segala sesuatu disekitar individu
yang berupa benda-benda alam atau fisik yang termasuk pada
lingkungan alam semesta. Alam semesta antara lain : makanan,
tumbuh-tumbuhan, binatang iklim, minuman, pakaian, peralatan dan
sebagainya.
b) Lingkungan Social
Manusia sebagai makhluk social, mempunyai kemampuan
untuk hidup dan berinteraksi bersama manusia lainnya. Individu
selalu membutuhkan orang lain. Individu tidak bisa hidup dengan
sempurna tanpa berinteraksi dengan individu yang lainnya. Interaksi
antara individu dengan individu yang lainnya merupakan lingkungan
social yang banyak berpengaruh terhadap perkembangan dan
kepribadian seseorang.
c) Lingkungan Budaya
Kebudayaan yaitu segala sesuatu ciptaan manusia sebagai
usaha untuk mempertahankan hidupnya, misalnya : ilmu
pengetahuan, peraturan-peraturan, bahasa seni, olahraga, dan
sebagainya. Kebudayaan merupakan lingkungan bagi individu dan
mempengaruhi tingkah laku seseorang. Individu selalu hidup dan
dibesarkan dalam suasana kebudayaan tertentu. Anak sangat
sensitive dalam menerima perangsang-perangsang kebudayaan,
lingkungan kebudayaan dimana anak dibesarkan akan mewarnai
tingkah laku atau perkembangan anak itu.
d) Lingkungan Spiritual
Sebagai makhluk hidup, manusia juga membutuhkan lingkungan
spiritual tertentu, sesuai dengan jenis agama dan kepercayaan yang
dianut oleh keluarganya dan aatu masyarakat disekitarnya.
2. Faktor Kematangan
Pembawaan dan lingkungan adalah faktor-faktor yang sangat penting
bagi perkembangan individu. Interaksi antara faktor-faktor tersebut tidak
terjadi sekehendak hati, tapi dipengaruhi oleh faktor ketiga yaitu faktor
kematangan (maturation) atau waktu (time). Kematangan adalah siapnya
suatu fungsi kehidupan, baik pisik maupun psychis untuk berkembang dan
melakukan tugasnya dengan baik. Bagaimanapun kayanya pembawaan
4

seseorang individu dan betapapun baiknya lingkungan yang tersedia baginya


bila belum mencapai kematangan untuk berfungsi maka suatu fungsi
kehidupan belum dapat berkembang optial. ( Abu khaer, 1993: 30-31).
Adapun teori –teori untuk menganalisa faktor manakah yang paling
berpengaruh terhadap perkembangan individu, yakni antara faktor hereditas
dan faktor lingkungan adalah sebagai berikut:
a. Teori Nativisme
Nativisme ( nativism) merupakan sebuah doktrin filosofis yang
berpengaruh besar terhadap aliran pemikiran psikologis. Tokoh utama
aliran ini bernama Arthur scopenhauer (1788-1860), seorang filosof
jerman. Aliran filsafat nativime konon dijuluki sebagai aliran pesimistis
yang memandang segala sesuatu dengan “ kacamata hitam”. Mengapa
begitu? Karena para ahli penganut aliran ini berkeyakinan bahwa
perkembangan manusia ditentukan oleh pembawaannya, sedangkankan
pengalaman dan pendidikan, tidak berpengaruh apa-apa. Dalam ilmu
pendidikan, pandangan seperti ini disebut “ pesimisme pedagogis”.
Aliran nativisme mengemukakan bahwa manusia yang baru
dilahirkan telah memiliki bakat dan pembawaan, baik dari arena berasal
dari keturunan orang tuanya, nenek moyangnya maupun karena memang
ditakdirkan demikian. Manakala pembawaannya itu baik, menurut aliran
ini, pendidikan tidak dapat diubah dan senantiasa berkembang dengan
sendirinya. (Sobur, 2003: 147).
Prinsipnya, pandangan Nativisme adalah pengakuan tentang adanya
daya asli yang telah terbentuk sejak manusia lahir ke dunia, yaitu daya-
daya psikologis dan fisiologis yang bersifat herediter, serta kemampuan
dasar lainnya yang kapasitasnya berbeda dalam diri tiap manusia. Ada
yang tumbuh dan berkembang sampai pada titik maksimal
kemampuannya, dan ada pula yang hanya sampai pada titik tertentu.
Misalnya, seorang anak yang berasal dari orangtua yang ahli seni musik,
akan berkembang menjadi seniman musik yang mungkin melebihi
kemampuan orangtuanya, mungkin juga hanya sampai pada setengah
kemampuan orangtuanya.
Dengan tegas Arthur Schopenhaur menyatakan yang jahat akan
menjadi jahat dan yang baik akan menjadi baik. Pandanga ini sebagai
lawan dari optimisme yaitu pendidikan pesimisme memberikan dasar
bahwa suatu keberhasilan ditentukan oleh faktor pendidikan, ditentukan
oleh anak itu sendiri. Lingkungan sekitar tidak ada, artinya sebab
lingkungan itu tidak akan berdaya dalam mempengaruhi perkembangan
anak.
Walaupun dalam kenyataan sehari-hari sering ditemukan secara fisik
anak mirip orang tuanya, secara bakat mewarisi bakat kedua orangtuanya,
tetapi bakat pembawaan genetika itu bukan satu-satunya faktor yang
5

menentukan perkembangan anak, tetapi masih ada faktor lain yang


mempengaruhi perkembangan dan pembentukan anak menuju
kedewasaan, mengetahui kompetensi dalam diri dan identitas diri sendiri
(jati diri).
Faktor-Faktor yang mempengaruhi perkembangan manusia dalam
teori Nativisme
1) Faktor Genetic, adalah faktor gen dari kedua orangtua yang
mendorong adanya suatu bakat yang muncul dari diri manusia.
Contohnya adalah Jika kedua orangtua anak itu adalah seorang
penyanyi maka anaknya memiliki bakat pembawaan sebagai
seorang penyanyi yang prosentasenya besar.
2) Faktor Kemampuan Anak, adalah faktor yang menjadikan seorang
anak mengetahui potensi yang terdapat dalam dirinya. Faktor ini
lebih nyata karena anak dapat mengembangkan potensi yang ada
dalam dirinya. Contohnya adalah adanya kegiatan ekstrakurikuler
di sekolah yang mendorong setiap anak untuk mengembangkan
potensi yang ada dalam dirinya sesuai dengan bakat dan minatnya.
3) Faktor pertumbuhan Anak, adalah faktor yang mendorong anak
mengetahui bakat dan minatnya di setiap pertumbuhan dan
perkembangan secara alami sehingga jika pertumbuhan anak itu
normal maka dia akan bersikap enerjik, aktif, dan responsif
terhadap kemampuan yang dimiliki. Sebaliknya, jika pertumbuhan
anak tidak normal maka anak tersebut tidak bisa mengenali bakat
dan kemampuan yang dimiliki.
Didalam teori ini menurut G. Leibnitz: Monad “Didalam diri
individu manusia terdapat suatu inti pribadi”. Sedangkan dalam teori
Teori Arthur Schopenhauer (1788-1860) dinyatakan bahwa
perkembangan manusia merupakan pembawaan sejak lahir/bakat.
Sehingga dengan teori ini setiap manusia diharapkan:
a. Mampu memunculkan bakat yang dimiliki. Dengan teori ini
diharapkan manusia bisa mengoptimalkann bakat yang dimiliki
dikarenakan telah mengetahui bakat yang bisa dikembangkannya.
Dengan adanya hal ini, memudahkan manusia mengembangkan
sesuatu yang bisa berdampak besar terhadap kemajuan dirinya.
b. Mendorong manusia mewujudkan diri yang berkompetensi. Jadi
dengan teori ini diharapkan setiap manusia harus lebih kreatif dan
inovatif dalam upaya pengembangan bakat dan minat agar
menjadi manusia yang berkompeten sehingga bisa bersaing
dengan orang lain dalam menghadapi tantangan zaman sekarang
yang semakin lama semakin dibutuhkan manusia yang
mempunyai kompeten lebih unggul daripada yang lain.
6

c. Mendorong manusia dalam menentukan pilihan. Adanya teori ini


manusia bisa bersikap lebih bijaksana terhadap menentukan
pilihannya, dan apabila telah menentukan pilihannya manusia
tersebut akan berkomitmen dan berpegang teguh terhadap
pilihannya tersebut dan meyakini bahwa sesuatu yang dipilihnya
adalah yang terbaik untuk dirinya.
d. Mendorong manusia untuk mengembangkan potensi dari dalam
diri seseorang. Teori ini dikemukakan untuk menjadikan manusia
berperan aktif dalam pengembangan potensi diri yang dimiliki
agar manusia itu memiliki ciri khas atau ciri khusus sebagai jati
diri manusia.
e. Mendorong manusia mengenali bakat minat yang dimiliki.
Dengan adanya teori ini, maka manusia akan mudah mengenali
bakat yang dimiliki, dengan artian semakin dini manusia
mengenali bakat yang dimiliki maka dengan hal itu manusia
dapat lebih memaksimalkan bakatnya sehingga bisa lebih
optimal.
Faktor pembawaan bersifat kodrati tidak dapat diubah oleh pengaruh
alam sekitar dan pendidikan (Arthur Schopenhauer (1788-1860)). Untuk
mendukung teori tersebut di era sekarang banyak dibuka pelatihan dan
kursus untuk pengembangan bakat sehingga bakat yang dibawa sejak
lahir itu dilatih dan dikembangkan agar setiap individu manusia mampu
mengolah potensi diri. Sehingga potensi yang ada dalam diri manusia
tidak sia-sia kerena tidak dikembangkan, dilatih dan dimunculkan.
Tetapi pelatihan yang diselenggarakan itu didominasi oleh orang-
orang yang memang mengetahui bakat yang dimiliki, sehingga pada
pengenalan bakat dan minat pada usia dini sedikit mendapat paksaan dari
orang tua dan hal itu menyebabkan bakat dan kemampuan anak
cenderung tertutup bahkan hilang karena sikap otoriter orangtua yang
tidak mempertimbangkan bakat, kemampuan dan minat anak.Lembaga
pelatihan ini dibuat agar menjadi suatu wadah untuk menampung suatu
bakat agar kemampuan yang dimiliki oleh anak dapat tersalurkan dan
berkembang dengan baik sehingga hasil yang dicapai dapat maksimal.
Tanpa disadari di lembaga pendidikan pun juga dibuka kegiatan-
kegiatan yang bisa mengembangkan dan menyalurkan bakat anak diluar
kegiatan akademik. Sehingga selain anak mendapat ilmu pengetahuan
didalam kelas, tetapi juga bisa mengembangkan bakat yang dimilikinya.
Menurut aliran ini bahwa perkembangan individu itu semata-mata
ditentukan oleh faktor-faktor yang dibawa sejak lahir (natus = lahir).
Anak sejak lahir membawa sifat-sifat dan dasar-dasar tertentu yang
dinamakan sifat pembawaan. Para ahli yang mengikuti paham ini
biasanya menunjukkan berbagai kesamaan/kemiripan antara orangtua
7

dengan anak-anaknya. Misalnya kalau ayahnya ahli musik maka anaknya


juga akan menjadi ahli musik, ayahnya seorang ahli fisika maka anaknya
juga akan menjadi ahli fisika. Keistimewaan-keistimewaan yang dimiliki
oleh orangtua juga dimiliki oleh anaknya.Sifat pembawaan tersebut
mempunyai peranan yang sangat penting bagi perkembangan individu.
Pendidikan dan lingkungan hampir-hampir tidak ada pengaruhnya
terhadap perkembangan anak.
b. Teori Empirisme atau Teori Lingkungan
Aliran empirisme merupakan kebalikan dari aliran nativisme, dengan
contoh utama john locke (1632-1704). Nama asli aliran ini adalah “ The
school of British Empiricism” (aliran empirisme inggris). Akan tetapi,
aliran ini lebih berpengaruh pada pemikir Amerika Serikat, sehingga
melahirkan sebuah aliran filsafat bernama “ environmentalisme” (aliran
lingkungan) dan psikologi bernama “ environmental psychology”
(psikologi lingkungan) yang relative masih baru.
Aliran empirisme mengemukakan bahwa anak yang baru lahir
laksana kertas yang putih bersih atau semacam tabula rasa ( tabula= meja,
rasa, =lilin), yaitu meja yang bertutup lapisan lilin putih. Kertas putih
bersih dapat ditulis dengan tinta tersebut. Begitu pula halnya dengan meja
yang berlilin, dapat dicat dengan berwarna-warni, sebelum ditempelkan.
Anak diumpamakan bagaikan kertas putih yang bersih, sedangkan warna
tint, diumpamakan sebagai lingkungan (pendidikan) yang akan
berpengaruh terhadapnya, sudah pasti tidak mungkin tidak, pendidikan
pun dapat membuat anak menjadi baik atau buruk. Pendidikn dapat
memegang peranan penting dalam perkembangan anak, sedangkan bakat
pembawaannya bisa ditutup dengan serapat-rapatnya oleh pendidikan itu.
Teori tabula rasa ini diperkenalkan oleh john locke untuk
mengungkapkan pentingnya pengaruh pengalaman dan lingkungan hidup
terhadap perkembangan anak. Ketika dilahirkan, seorang anak adalah
pribadi yang masih bersih dan peka terhadap rangsangan yang berasal
dari lingkungan. Orang tua menjadi tokoh penting yang mengatur
rangsangan-rangsangan dalam mengisi “ secarik kertas” yang bersih ini.
Dalam pendidikan, pendapat kaum empiris terkenal dengan nama
optimism paedagogis. Kaum behavioris pun sependapat dengan kaum
empiris.
Perkembangan anak sepenuhnya tergantung pada faktor lingkungan,
sedangkan faktor bakat, tidak ada pengaruhnya. Dasar pikiran yang
digunakan ialah bahwa pada waktu dilahirkan, anak dalam keadaan suci,
bersih, seperti kertas putih yang belum ditulis, sehingga bisa ditulisi
menurut kehendak penulisnya. ( buku erna: 148-149).
c. Teori Konvergensi atau Teori persesuaian
8

Tokoh aliran Konvergensi adalah William Stern. la seorang tokoh


pendidikan Jerman yang hidup tahun 1871-1939. Aliran Konvergensi
merupakan kompromi atau kombinasi dari aliran Nativisme dan
Empirisme. Aliran ini berpendapat bahwa anak lahir di dunia ini telah
memiliki bakat baik dan buruk, sedangkan perkembangan anak
selanjutnya akan dipengaruhi oleh lingkungan. Jadi,faktor pembawaan
dan lingkungan sama-sama berperan penting.
Anak yang mempunyai pembawaan baik dan didukung oleh
lingkungan pendidikan yang baik akan menjadi semakin baik. Sedangkan
bakat yang dibawa sejak lahir tidak akan berkembang dengan baik tanpa
dukungan lingkungan yang sesuai bagi perkembangan bakat itu sendiri.
Sebaliknya, lingkungan yang baik tidak dapat menghasilkan
perkembangan anak secara optimal jika tidak didukung oleh bakat baik
yang dibawa anak.
Dengan demikian, aliran Konvergensi menganggap bahwa
pendidikan sangat bergantung pada faktor pembawaan atau bakat dan
lingkungan. Hanya saja, William Stem tidak menerangkan seberapa besar
perbandingan pengaruh kedua faktor tersebut. Sampai sekarang pengaruh
dari kedua faktor tersebut belum bisa ditetapkan.
Menurut aliran ini bahwa manusia dalam perkembangan hidupnya
dipengaruhi oleh bakat/pembawaan dan lingkungan atau dasar dan ajar.
Manusia lahir telah membawa benih-benih tertentu dan bisa berkembang
karena pengaruh lingkungan. Aliran ini dipelopori oleh W. Stern. Pada
umumnya paham inilah yang sekarang banyak diikuti oleh para ahli
pendidikan dan psikologi, walaupun banyak juga kritik yang dilancarkan
terhadap paham ini. Salah satu kritik ialah Stern tidak dapat dengan pasti
menunjukkan perbandingan kekuatan dua pengaruh itu.
Dengan demikian pendidikan harus mengusahakan agar benih-benih
yang baik dapat berkembang secara optimal dan benih-benih yang jelek
ditekan sekuat mungkin sehingga tidak dapat berkembang.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Perkembangan adalah proses atau tahapan pertumbuhan ke arah yang
lebih maju. Faktor - faktor yang mempengaruhi perkembangan, diantaranya
faktor lingkungan dan faktor kematangan. Faktor lingkungan adalah
keseluruhan fenomena (peristiwa, situasi, atau kondisi) fisik/alam atau sosial
yang memengaruhi atau dipengaruhi perkembangan individu dalam hal ini
adalah faktor lingkungan dalam dan lingkungan luar.
Adapun teori-teori dalam faktor-faktor yang mempengaruhi
perkembangan individu adalah teori Nativisme, teori Empirisme dan teori
Konvergensi. Teori nativisme menyatakan bahwa manusia yang baru
dilahirkan telah memiliki bakat dan pembawaan, baik dari arena berasal dari
keturunan orang tuanya, nenek moyangnya maupun karena memang
ditakdirkan demikian. Teori empirisme berpendapat bahwa anak yang baru
lahir laksana kertas yang putih bersih atau semacam tabula rasa ( tabula=
meja, rasa, =lilin), sedangkan teori konvergensi mengatakan bahwa anak
lahir di dunia ini telah memiliki bakat baik dan buruk, sedangkan
perkembangan anak selanjutnya akan dipengaruhi oleh lingkungan.

B. Saran
Semoga makalah ini bisa menambah wawasan pembaca tentang
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan dan dengan makalah ini
semoga pembaca memahami factor-faktor apa saja yang dapat
mempengaruhi perkembangan, serta bisa mempraktekkan ketika sudah
mengajar atau menjadi guru. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan, terdapat kesalahan-kesalahan, baik dalam bahasanya,
materi dan penyusunannya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan
kritik dan saran yang dapat membangun penulisan makalah ini.

9
DAFTAR PUSTAKA

http://ernaerlina1.blogspot.com/2014/03/faktor-faktor-yang-
mempengaruhi.htm

10

Anda mungkin juga menyukai