Anda di halaman 1dari 3

1.

Jawaban :
1) Jenis pemeriksaan Audit yang dapat dilakukan oleh bisnis, organisasi, dan
lembaga, yaitu :
a) Audit internal
b) Audit eksternal
c) Audit pajak
d) Audit keuangan
e) Audit operasional
f) Audit kepatuhan
g) Audit sistem informasi
h) Audit penggajian
i) Audit pembayaran
j) Audit terintegrasi
k) Audit forensik
l) Audit wajib
m) Audit nilai untuk uang
n) Audit prosedur yang disepakati
o) Audit khusu

Jenis audit yang dilakukan pihak auditor PT Garuda Indonesia (Persero),


adalah audit keuangan yang pada dasarnya pemeriksaan atas laporan
keuangan atau laporan lain oleh orang atau organisasi independen di mana
pendapat tersebut diungkap berdasarkan fakta penelitiannya.

2) Faktor risiko yang berkaitan dengan salah saji yang timbul dari kecurangan
pelaporan keuangan (kesalahan penyajian) akan mempengaruhi pengambilan
keputusan oleh auditor terutama terkait dengan penentuan opini atas
kewajaran pelaporan keuangan.

3) Kode etik akuntan publik pada kasus diatas diperlukan untuk membantu
penegakkan hukum, mencegah adanya kecurangan akuntasi, mengajarkan
tentang tanggung jawab dan kewajiban moral kepada akuntan dan auditor ,
yaitu :
a) Perilaku profesional,.
b) Tanggung jawab
c) Kepentingan publik
d) Integritas
e) Kerahasiaan
f) Objektivitas

4) Langkah yang diambil oleh Kementrian Keuangan (Kemenkeu) untuk


memberi sanksi pada Kantor Akuntan Publik (KAP) Tanubrata, Sutanto,
Fahmi, Bambang & Rekan dan Akuntan Publik Kasner Sirumapea, yang
merupakan auditor dari laporan keuangan tahun 2018 dari PT Garuda
Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) sudah benar sesuai dengan ketetapan dan
peraturan yang sudah berlaku.
2. Jawaban :
1) Ya, fraud dilakukan oleh PT Asuransi Jiwasraya melalui investasi yang
cukup besar pada saham-saham PT Inti Agri Resources Tbk (IIKP), PT Pool
Advista Indonesia Tbk (POOL), PT Semen Baturaja (Persero) Tbk (SMBR),
PT Alfa Energi Investama Tbk (FIRE), dan PT SMR Utama (SMRU).
Karena penempatan investasi yang tidak dilakukan secara hati-hati di saham-
saham perusahaan yang tidak likuid. Jiwasraya diduga melakukan
penyalahgunaan investasi yang melibatkan 13 perusahaan manajer investasi
yang melanggar tata kelola perusahaan yang baik. Laporan keuangan teraudit
yang dipublikasikan Jiwasraya ternyata telah dimanipulasi atau window
dressing sehingga perusahaan terlihat sehat. Dalam laporan keuangan
Jiwasraya 2017, akuntan publik telah memberikan pendapat "opini dengan
modifikasi". Opini ini disebabkan karena tidak sesuainya material laporan
keuangan dengan standar akuntansi atau karena auditor kekurangan
memperoleh bukti karena berbagai sebab sehingga tidak cukup untuk
memberikan opini wajar tanpa pengecualian.

2) Yang harus dilakukan dalam tindakan fraud pada kasus diatas adalah,
diperlukannya metoder Auditor Internal dan Audit Keuangan untuk meneliti
catatan akuntansi perusahaan dan pengendalian internal dalam perusahaan
untuk membantu pihak manajemen dalam pertanggung jawab dengan
memberikan analisis, sara, penilaian tentang kegiatan yang di audit.

3) Konsep going concern nampaknya kemungkinan tidak bisa terjadi pada PT


Asuransi Jiwasraya, karena pada dasarnya konsep going concern ini
menganggap suatu bisnis mampu mempertahankan usahanya dalam jangka
waktu yang panjang, dengan pengertian bahwa tidak akan mengalami
kebangkrutan dalam jangka waktu pendek. Sedangkan PT Asuransi
Jiwasraya tidak berhati-hati dengan keputusan yang diambil dan malah
menimbulkan kerugian yang mungkin akan berpotensi pada bangkrutnya
bisnis tersebut.

4) Jika saya seorang Akuntan Publik, mungkin akan melihat dulu apakah PT
Asuransi Jiwasraya ini akan dapat bangun kembali atau tidak. Jika dalam
analisa saya, Jiwasraya akan masih tetap bisa bertahan. Kemungkinan saya
akan menerima perusahaan tersebut sebagai klien baru dengan catatan
mereka akan merubah semua apa yang sudah membuat mereka menjadi rugi
dan berusaha memperbaiki keadaan manajemen dengan mengikuti prinsip-
prinsip yang sudah di tetapkan.

5) Langkah untuk menilai risiko audit atas kemungkinan terjadinya kesulitan


keuangan, yaitu :
a) Perikatan audit, di mana pihak auditor dan perusahaan yang akan di audit
bertemu untuk membentuk kesepakatan.
b) Perencanaan, melibatkan pengembangan secara rinci mengenai proses
audit keuangan berdasarkan informasi yang terkandung dari dokumen
yang sudah diberikan oleh pihak perusahaan.
c) Kerja lapangan, merealisasikan perencanaan audit yang sudah disusun
pada tahap sebelumnya.
d) Penyusunan laporan keuangan, didokumentasikan dan diringkas dalam
laporan audit.
e) Tindakan perbaikan, merupakan langkah terakhir dalam proses audit
laporan keuangan yang biasanya dilakukan pada saat rapat penutupan.

Anda mungkin juga menyukai