Anda di halaman 1dari 2

Menjadi Sosok Guru yang Digugu dan Ditiru

Karya : Muhammad Iqbal, M.Pd Guru SMP IT Al Kahfi Pasaman Barat.

Guru sebagai garda terdapan pembawa perubahan, harus mampu dan siap menghadapi segala
tantangan yang kompleks dari zaman ini. Jiwa keteladanan dan pola berpikir kritis serta adaptif
harus terus di tumbuh kembangkan. Begitu pun dengan peningkatan kapasitas dan kapabilitas guru
harus terus di upayakan untuk mewujudkan kedaulatan intelektual masyarakat. Peran sentral guru
sebagai penggerak dalam dunia pendidikan mesti selalu disadarkan dan terus diingatkan. Sebab
mereka adalah kunci sukses dalam mendidik generasi unggul yang memberikan kontribusi besar
bagi kemajuan bangsa di masa depan.
Dalam hal ini maka dibutuhkan sosok guru ideal yang mampu memikul amanah sebagai
transformator kehidupan berbangsa melalui proses pendidikan yang berkualitas. Menurut Wijana
Kusumah (2009) guru ideal adalah sosok guru yang mampu menjadi panutan dan selalu memberi
keteladanan. Hal ini sesuai dengan salah satu indikator kompetensi kepribadian yang mesti
dipenuhi oleh setiap guru yaitu menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan
teladan bagi peserta didik dan masyarakat. Oleh karenanya keteladanan guru tidak bisa
dinegasikan dengan apapun, karakter tersebut mesti terkristal dalam jiwa setiap guru.
Seperti pepatah Jawa yang menyatakan bahwa akronim dari guru adalah sosok yang mampu digugu
dan ditiru. Bukan sekedar ungkapan tanpa makna, pepatah tersebut memang mesti diterapkan oleh
masing-masing guru. Digugu mempunyai arti dipercaya atau dipatuhi, sementara ditiru berarti
diikuti atau diteladani. Sudah seharusnya seorang guru memiliki dua hal tersebut. Semua yang
disampaikan dari guru mesti sebuah kebenaran yang menumbuhkan keyakinan dan segala tingkah
lakunya haruslah menjadi contoh bagi setiap yang melihatnya.
Lewat perannya sebagai sosok yang digugu dan ditiru secara tidak langsung seorang guru telah
mengajarkan karakter positif bagi siswa. Dan hal ini sangat penting, apalagi di era disrupsi
sekarang ini yang seringkali mengabaikan penekanan pada pembentukan karakter. Lihat saja
tingkah laku remaja sekarang yang lebih memilih menghabiskan waktunya untuk hal-hal yang tidak
bermanfaat seperti bermain game online, pergaulan tanpa aturan, dan lain-lain. Dengan demikian
guru mesti hadir sebagai leading transformasi untuk perbaikan atas fenomena yang telah
dijelaskan sebelumnya.
Namun sungguh disayangkan ternyata masih ada sebagian guru yang belum berhasil menjadi
teladan di lingkungan sekolahnya. Mereka mempertontonkan sesuatu yang tidak semestinya
diperlihatkan oleh siswa. Berbagai tindakan kekerasan pun dengan sengaja dilakukan. Seperti data
yang ditunjukkan oleh Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), berdasarkan
pengawasan yang dilakukannya pada 2018 dan 2019 sebelum pandemi Covid-19, terdapat 72%
kekerasan fisik di sekolah, 9% kekerasan psikis dan kekerasan seksual 2%. Persentase itu bukan
sekedar data manipulasi namun memang nyata adanya seperti kasus tindakan asusila yang
dilakukan oleh kepala sekolah terhadap siswa SD di Medan yang sedang hangat diberitakan media.
Untuk itu guru harus cepat menyadari hal ini dan segera bermetamorfosis menjadi guru yang
mampu digugu dan ditiru.
Setidaknya ada beberapa hal yang mesti diperhatikan oleh guru agar ia berhasil menjadi seorang
guru yang digugu dan ditiru diantaranya adalah selalu meningkatkan kapasitas keilmuan dalam
menjalankan peran sebagai guru, kita percaya bahwa yang namanya ilmu pengetahuan tentu akan
selalu berkembang sesuai dengan zamannya. Menyadari hal tersebut maka seorang guru mesti
selalu membekali dirinya dengan berbagai ilmu baru agar dapat beradaptasi dengan perubahan-
perubahan yang ada. Jangan salah, hal ini bisa menjadi salah satu peningkat motivasi belajar siswa.
Sebab mereka melihat bahwa gurunya sangat menguasai berbagai pengetahuan yang mesti
diajarkan dan cara penyampaiannya pun dapat dengan mudah dipahami.
Seorang guru hendaknya juga menjadi penggerak dalam lingkungan sekolah dan memiliki berbagai
karya terbaik yang menjadi sumber inspirasi bagi siswa. Melalaui upaya dan langkah-langkah yang
direkomendasikan besar harapannya agar semua guru dapat kembali pada khittahnya sebagai
seorang guru ideal yang segala tindakannya layak dijadikan teladan bagi siapapun. Sehingga
tercapailah cita-cita pendidikan sesuai dengan harapan.

Anda mungkin juga menyukai