Anda di halaman 1dari 2

Template/Format Penugasan berupa Narasi

No
1 Nama : Hendrik Maulana, S.Sos
2 Unit Kerja : Korkab PKH Kab. Brebes
3 Modul : 3 Pencegahan dan Penanganan Stunting Melalui Pemenuhan
Kesejahteraan Ibu Hamil
4 Sesi : 4. Mendukung Ibu dan Ayah untuk melakukan stimulasi Pada Janin
5. Jawaban/ Uraian : Soal:
Identifikasi berbagai hambatan dalam pemberian stimulasi pada
janin yang biasa dialami oleh keluarga penerima manfaat (ayah dan
ibu) pada umumnya dan berikan usulan solusinya?

Jawab:
Hambatan dalam pemberian stimulasi pada janin yang biasa
dilakukan oleh keluarga penerima manfaat diantaranya adalah:
1. Kurangnya Peran Suami (Ayah)
Pada masa kehamilan peran suami sangat dibutuhkan dan
ternyata sangat berpengaruh pada tumbuh kembang janin.
Sebagai ilustrasi, tidak sedikit ibu yang mengidam di masa
kehamilannya. Saat inilah ibu membutuhkan dukungan
suami biasanya dengan sigap mencari makanan atau
minuman yang ibu inginkan. Namun peran suami tidak
hanya dibutuhkan saat ibu ngidam saja, tetapi dalam aktifitas
sehari-hari suami juga perlu ikut menjaga dan merawat janin
dengan berbagai cara.
Rata-rata para suami KPM bekerja sebagai buruh tani, supir,
atau kuli bangunan yang aktifitasnya sangat berat dan
membutuhkan waktu yang cukup lama. Sehingga waktu
berkumpul dengan keluarga atau ibu hamil sangat minim.
Faktor kelelahan suami setelah bekerja, factor merantau
yang tidak pulang sehari-hari dalam bekerja ini merupakan
salah satu faktor hambatan dalam pemberian stimulasi pada
janin istrinya yang sedang hamil.
Secara umum peran suami sangat dibutuhkan saat seorang
istri sedang hamil. Dimana suami harus memperbanyak
aktifitas bersama ibu. Dengan banyak melakukan aktifitas
bersama ibu suami akan lebih mudah berinteraksi dengan
janin di dalam kandungan. Janin dapat mengenali sentuhan
dan suara selain ibu. Bisikan “Nak ini ayah” akan
menjelaskan pada janin bahwa ia memiliki seseorang lain
yang akan selalu menjaganya.
2. Kurangnya pengetahuan Ibu Hamil untuk melakukan
Stimulasi pada janin
Faktor hambatan lain yaitu berupa kurangnya informasi dan
pengetahuan ibu hamil kelompok penerima manfaat (KPM).
Di desa-desa yang jauh dari informasi public tentang
kesehatan ibu hamil, seseorang ibu hamil tidak mengenal
akan pengetahuan pemberian stimulasi pada janin yang
sedang dikandungnya. Keterbatasan tenaga kesehatan yang
melakukan sosialisasi tentang pentingnya pemberian
stimulasi pada janin. Kelompok penerima manfaat (KPM)
kebanyakan baru mempergunakan fasilitas kesehatan hanya
untuk periksa kehamilan saja.
3. Malas dan malu mengikuti pelatihan sosialisasi pemberian
stimulasi pada ibu hamil
Faktor yang lain dialami oleh kelompok penerima manfaat
pada umumnya adalah factor malas dan malu untuk datang
di acara sosialisasi atau penyuluhan-penyuluhan yang
dilakukan oleh petugas kesehatan.

Usulan solusi:
1. Solusi yang saya tawarkan adalah adanya pendekatan khusus
ke suami ibu hamil untuk mengedukasi dan memberikan
informasi pengetahuan tentang pentinya pemberian stimulasi
pada ibu hamil.
Disitu perlu di jelaskan bahwa melibatkan seorang suami
atau anggota keluarga akan berdampak positif pada
pertumbuhan janin.
Meyakinkan para suami ibu hamil bahwa pemberian
stimulasi sejak dalam kandungan akan berdampak baik
sebagai tonggak perkembangan anak berdasar usia dan
mencegah stunting.
2. Koordinasi aktif dengan perangkat desa, bidan desa, petugas
kesehatan untuk terus berupaya melakukan kegiatan
penyuluhan, sosialisasi, edukasi dan kegiatan Pertemuan
Peningkatan Kemampuan Keluarga (P2K2) dalam
pemberian stimulasi pada janin ibu hamil.
3. Menggugah kesadaran ibu-ibu Kelompok Penerima Manfaat
(KPM) bahwa pemberian stimulasi pada ibu hamil sangat
penting dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai