I x (0,5 I; 0,5 L)
I x (0,75 I; 0,25 L)
I x (0,875 I; 0,125 L)
I x (0,93 I; 0,07 L)
0,96 I; 0,04 L
Pemanfaatan Heterosis
AXB
Persilangan criss cross dimaksudkan
A X (0,5 A; 0,5 B) untuk mendapatkan keunggulan salah satu
bangsa yang disilangkan pada setiap
generasi secara bergantian di samping
(0,75 A; 0,25 B) X B
untuk mempertahankan level heterosisnya.
Persilangan demikian sering dilakukan
A X (0,375 A; 0,625 B)
pada babi.
(0,68 A; 0,32 B) X B
A X (0,34 A; 0,66 B)
dan seterusnya
d. Persilangan Rotasi Tiga Bangsa
Persilangan ini tidak lain adalah suatu criss cross, tetapi dengan
menggunakan tiga macam bangsa secara bergiliran. Misalnya :
AXB
C X (0,5 A; 0,5 B)
dan seterusnya
Kebijakan Persilangan dan Evaluasinya
Dalam menentukan kebijakan persilangan ternak, terutama pada
ternak ruminansia besar, ada beberapa faktor yang perlu
dipertimbangkan terlebih dahulu antara lain :
1. Harus ditentukan terlebih dahulu titik temu antara produksi dan
adaptasi.
2. Harus dipertimbangkan antara bentuk tubuh dengan pengadaan
atau ketersediaan pangan yang ada.
3. Harus diputuskan apakah akan memanfaatkan adanya sifat
heterosis, ataukah memanfaatkan sifat gen aditif untuk membentuk
bangsa baru.
4. Apakah kebijakan yang akan dibuat itu jangka panjang atau jangka
pendek.
Contoh pemanfaatan heterosis adalah misalnya pemanfaatan hasil
persilangan antara sapi Brahman dengan sapi Hereford dan
Angus, yang menghasilkan sapi Braford dan Brangus di Amerika.
Generasi Ke : dst
N0 N1 N2 N3
BN1 BN2
F1
F2 F3
Bl1 Bl2
l0 l1 l2 l3