Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang
alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul ROTATION BREEDING
Makalah ini berisikan tentang informasi Pengertian ROTATION BREEDING atau yang
lebih khususnya membahas rotasi breeding. Diharapkan Makalah ini dapat memberikan
informasi kepada kita semua tentang rotasi breeding.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhai segala usaha kita. Amin.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 1
DAFTAR ISI 2
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................3
1.1 Latar Belakang ..........................................................................................3
1.2 Tujuan ........................................................................................................3
1.3 Rumusan Masalah ......................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................4
2.1 Definisi Breeding ........................................................................................4
2.2 Sistem Persilangan ......................................................................................4
2.3 Sistem Rotasi ...............................................................................................5
2.4 Kelebihan dan Kekurangan Sistem Rotation Breeding ...............................7
BAB III PENUTUP ..................................................................................................9
3.1 Kesimpulan ..................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
Komplementaritas
Konsistensi kinerja
betina pengganti serta ternak pasar (sistem rotasi & komposit), dan orang-orang yang
menghasilkan ternak pasar hanya (terminal lintas). Dalam rotasi (atau komposit)
sistem, sapi harus dipilih dengan sifat-sifat keibuan dalam pikiran serta sifat
pertumbuhan dan karkas, karena sapi pengganti dipertahankan dari dalam kawanan.
yang lebih besar pada bobot anak sapi yang dihasilkan persapi yang digabungkan dapat
diperoleh dari rotasi tiga keturunan.
Kelemahan dari sistem perkawinan ini adalah bahwa sistem ini perlu didukung oleh
peternakan pembibitan yang harus menyediakan sapi-sapi betina dan jantan dari bangsa
unggulan yang akan disilangkan. Jika pada persilangan antara dua bangsa yang sama
keunggulannya maka efek heterosis yang diharapkan tidak cukup besar maka peternakan
secara murni akan lebih efisien. Sebaliknya pada persilangan antara bangsa ternak unggul
dengan bangsa lokal yang berperformans rendah maka F1 yang timbul biasanya sudah
menunjukkan peningkatan prestasi sampai 100% di atas bangsa lokal, sehingga heterosis
tidak terlalu penting artinya. Persilangan rotasi memiliki kemungkinan kesulitan
manajemen dalam kelompok-kelompok pemulia spesifik tersebut yang harus dikawinkan
dengan keturunan pejantan spesifik.
Dengan demikian kunci keberhasilan sistem persilangan adalah mempertahankan
rumpun sesuai dengan peranannya di dalam suatu sistem produksi. Namun hal ini kadangkadang sulit dicapai karena sistem persilangan dan permintaan pasar kadang-kadang
berbeda, khususnya untuk ternak betina pengganti. Oleh karena itu dalam sistem
persilangan yang perlu diperhatikan adalah bagaimana menghasilkan atau mendapatkan
ternak betina pengganti yang sesuai.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Secara umum terdapat dua macam sistem rotasi, yakni sistem rotasi 2
bangsa(Two-Breed Rotational Breed) dan sistem rotasi 3 bangsa (ThreeBreedRotational Breed). Namun, sistem yang banyak digunakan adalah sistemrotasi
dengan menggunakan 3 bangsa ternak yang berbeda.
Kunci keberhasilan sistem persilangan adalah mempertahankan rumpun sesuai
dengan peranannya di dalam suatu sistem produksi tapi hal ini kadang-kadang sulit
dicapai karena sistem persilangan dan permintaan pasar kadang-kadang berbeda,
khususnya untuk ternak betina pengganti.
DAFTAR PUSTAKA
Bichard, M. 1971. Dissemination of genetic improvement through a livestock industry.
Anim. Prod. 13:401-411.
Frahm, R. Beef Crossbreeding Series. System of Crossbreeding . O S U Extension Facts. No.
3151. 1-3.
Frahm,R.R.198.System Of Croosbreeding Osu Extencion Facts. No.3151
Hammack,S.P.1998.Sire Types for commercial beef herds.Agrc.Communication.The Texas
A&M.University System.
James JW. 1979. The theory behind breeding schemes. Di dalam: Tomes GL, DE
Kosgey IS. 2004. Breeding objective and breeding strategies for small ruminants in the
tropics
[Ph.D.
University
Nicholas FW. 1993. Veterinary Genetics. Department of Animal Science, University of
Sydney. Clarendon Press.Oxford
10
Nick. American Shorthorn Association. Crossbreeding System for Beef Cattle . 2005
11