Anda di halaman 1dari 9

PROPOSAL KEGIATAN

WEBINAR NASIONAL

ALIH FUNGSI LAHAN SEBAGAI PENGGERAK


PEMBANGUNAN EKONOMI ATAU MENJADI
BENCANA?

IKATAN AHLI PERENCANAAN INDONESIA


KOMISARIAT PROVINSI SULAWESI BARAT
2020

LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PENGESAHAN

1. Nama Instansi Pengusul : Ikatan Ahli Perencanaan Indonesia Kom. Provinsi Sulawesi Barat
2. Judul Kegiatan : Webinar Alih Fungsi Lahan Sebagai Penggerak Pembangunan
Ekonomi atau Menjadi Bencana?
3. Tema : Alih Fungsi Lahan, Pembangkit Ekonomi atau Bencana
4. Penanggung Jawab Kegiatan
Nama : Ir. Rafid Mahful, S.T., M.Eng, IAP
Jabatan : Ketua IAP Komisariat Provinsi Sulawesi Barat
Telepon : 0821-9445-9066
Email : rmahful@gmail.com

Majene, 18 Juli 2021


Penanggung Jawab Kegiatan

Ir. Rafid Mahful, ST., M.Eng, IAP


1. Tentang IAP
IAP adalah organisasi profesi perencanaan wilayah dan kota tertua dan terbesar di
Indonesia dan Asia Tenggara, didirikan pada tahun 1971, beranggotakan lebih dari 2.500
perencana wilayah dan kota, dengan ±1.500 diantaranya adalah perencana bersertifikat LPJKN.
Anggota IAP tersebar di seluruh provinsi di Indonesia, dan telah terbentuk 26 kepengurusan
provinsi
IAP berfungsi sebagai wadah pembinaan profesi, komunikasi, penelitian dan
pengembangan, konsultasi dan koordinasi antarahli perencanaan wilayah dan kota, juga antara
ahli perencanaan wilayah dan kota dengan ahli lainnya, lembaga masyarakat, swasta,
pemerintah dan dunia internasional. Selain itu, IAP juga merupakan wadah untuk melindungi
kepentingan masyarakat luas. IAP didirikan dengan tujuan:
• Mengembangkan keahlian perencanaan wilayah dan kota
• Meningkatkan mutu, kesejahteraan, persatuan dan kesatuan bagi segenap ahli
perencanaan wilayah dan kota di Indonesia
• Melakukan penelitian dan pengembangan sebagai mitra pemerintah, swasta, dan lembaga
internasional
Berdasarkan AD/ART IAP, Visi IAP adalah terwujudnya organisasi profesi yang berkualitas
internasional dalam pengembangan dan penerapan ilmu perencanaan wilayah dan kota untuk
mendukung tercapainya tujuan pembangunan bangsa dan negara. Misi IAP adalah:
• Menjalin kesatuan dan persatuan segenap ahli di bidang perencanaan wilayah dan kota
untuk memelihara integritas, komitmen dan kompetensi anggota dan mengembangkan
kemampuan profesional yang beretika.
• Mengembangkan pengetahuan, standar pelayanan profesi, standar etika, dan kebebasan
profesi yang mampu menyelaraskan perkembangan ilmu dan teknologi yang terkait
dengan perencanaan wilayah dan kota di tingkat nasional dan internasional.
• Menyuarakan aspirasi, mengupayakan kesejahteraan dan memberikan perlindungan
kepada segenap anggota.
• Mewujudkan tata kelola yang baik dan mengembangkan peranan yang bermakna dalam
meningkatkan kualitas ruang yang aman, nyaman, dan produktif
IAP banyak berperan dalam mengawal perencanaan dan pembangunan wilayah dan
kota di Indonesia, salah satunya adalah dengan merilis Indonesia Most Livable City Index (MLCI)
pada tahun 2009, 2011, 2014, dan terakhir 2017 yang menghasilkan indeks kelayakan huni
kota-kota di Indonesia berdasarkan persepsi warga kota. Selain itu, dalam perjalanannya juga
IAP banyak memberikan advokasi kepada Pemerintah dan Pemerintah Daerah, baik dalam
aspek pengembangan kota, pengembangan wilayah, maupun isu-isu internasional dan global
terkait perencanaan wilayah dan kota. Beberapa advokasi IAP kepada pemerintah pusat adalah
memberikan masukan tertulis terhadap NSPK yang disusun pleh pemerintah pusat, seperti
peroman tata ruang tentang TOD, pedoman penyusunan rencana tata ruang, dll.
IAP juga banyak bersuara di media nasional terkait persoalan-persoalan
pengembangan wilayah dan kota di Indonesia sebagai salah satu bentuk advokasi yang
dilakukan. Secara individu, berbagai anggota IAP juga banyak terlibat dalam mengawal
pembangunan nasional dan daerah. Pada tahun 2015 lalu, IAP terlibat sebagai partisipan dalam
kegiatan ISOCARP World Congress di Rotterdam, serta Smart City Congress di Barcelona. IAP
juga merupakan salah satu penggagas kegiatan ASEAN Mayors Forum 2015 di Makassar,
sebagai bagian dari kegiatan Makassar Investment Forum.
Tidak hanya di kancah nasional, IAP juga berkiprah di kancah internasional dengan
bermitra dengan institusi-institusi internasional perencanaan wilayah dan kota. Pembangunan
jaringan internasional IAP hingga saat ini terdiri atas mitra ASEAN, mitra Asia Pasifik, hingga
mitra dunia. Beberapa mitra internasional IAP diantaranya IFHP,ISOCARP, EAROPH, USAID,
START, Mercy Corps, INTA, Salzburg Global Seminar, MIP, PIA, SIP, HKIP.

2. Dasar Pemikiran
a. Keputusan Pengurus Nasional Ikatan Ahli Perencanaan Indonesia No.
PN.IAP/SK/N.01/IV/2020 Tentang Pembentukan Komisariat Provinsi Sulawesi Barat

3. Latar Belakang
Meningkatnya kebutuhan akan tanah yang diperuntukkan bagi kegiatan pembangunan
baik yang dilakukan pemerintah maupun oleh swasta membawa konsekuensi pada pemerintah
untuk menyediakan lahan bagi kegiatan tersebut, sementara lahan yang tersedia bersifat
terbatas. Keadaan ini memaksa pemerintah untuk melakukan pengambil alihan dan merubah
alih fungsi lahan yang sebelumnya.

Peningkatan penduduk dan taraf hidup masyarakat mengakibatkan meningkatnya


kebutuhan lahan untuk pemukiman atau kegiatan ekonomi lainnya. Seiring dengan
peningkatan jumlah penduduk dan perkembangan struktur perekonomian, kebutuhan lahan
untuk kegiatan nonpertanian cenderung terus meningkat. Kecenderungan tersebut
menyebabkan alih fungsi lahan pertanian sulit dihindari.

Banyak faktor-faktor yang menyebabkan alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian.
Salah satunya, tuntutan pembangunan infrastruktur baik berupa jalan, pemukiman, maupun
kawasan industri, turut mendorong permintaan terhadap lahan. Akibatnya, banyak lahan
sawah, terutama yang berada dekat dengan kawasan perkotaan, beralih fungsi untuk
penggunaan tersebut. Selain itu adanya krisis ekonomi yang mengakibatkan menurunnya
pendapatan masyarakat, memicu para pemilik lahan untuk menjual asetnya.

Dampak dari adanya alih fungsi lahan pertanian juga menyangkut berbagai dimensi
kepentingan yang luas yaitu tidak hanya mengancam keberlanjutan swasembada pangan,
tetapi juga berkaitan dengan penyerapan tenaga kerja, pemubaziran investasi irigasi,
pemerataan kesejahteraan, kualitas lingkungan hidup dan kemapanan struktur sosial
masyarakat (Dwipradnyana, 2014).

Atas dasar permasalahan tersebut, maka IAP Komisariat Provinsi Sulawesi Barat ingin
melaksanakan sebuah diskusi ilmiah terkait bagaimana alih fungsi lahan yang baik dan
prosesnya, gambaran umum alih fungsi lahan Sulawesi Barat serta dampak positif dan negatif
alih fungsi lahan.

5. Tujuan dan Jenis Kegiatan


Webinar ini diharapkan mampu memberikan pemahaman terkait alih fungsi lahan yang dapat
memberikan manfaat bagi daerah tersebut. Hal ini juga penting dilaksanakan sebagai sarana
memperkenalkan refleksi yang benar dan memberikan manfaat terhadap proses pengembangan
ilmu pengetahuan, sebagai evaluasi dan peningkatan kemampuan parapelaku tata ruang dalam
berpikir kritis. Kegiatan ini juga dilaksanakan untuk menjawab tantangan penerapan praktik kerja
sama baik di bidang perencanaan wilayah dan kota ataupun di bidang lain yang dapat
diimplementasikan di insitusi masing – masing. Kegiatan ini bersifat diskusi ilmiah yang diberikan
secara online dengan materi yang disampaikan oleh narasumber sesuai dengan tema yang telah
ditentukan.

6. Peserta
Peserta kegiatan webinar ini diharapkan adalah:
a. Pemerintah daerah Kabupaten/Kota
b. Para penyedia jasa dibidang Perencanaan wilayah dan kota
c. Pada akdemisi: dosen dan peneliti di perguruan tinggi
d. Mahasiswa
e. Organisasi pada bidang tata ruang
7. Waktu dan Tempat
a. Hari/ Tanggal : Sabtu, 14 Agustus 2021
b. Waktu : 10.00 WITA - selesai
c. Tempat : Via Zoom Meeting

8. Susunan Acara
Waktu Acara
10.00 - 10.30 WITA Registrasi Peserta/ Peninjau
10.31 - 10.45 WITA Pembukaan
a. Sambutan Ketua Komisariat IAP SULBAR
b. Sambutan Ketua Umum IAP Pusat Sekaligus membuka kegiatan

10.46 - 10.50 WITA Penyampaian tata tertib pelaksaan


10.51 - 11.10 WITA Sesi Materi 1 : Pemberian materi oleh narasumber 1 (
Bagaimana Alih Fungsi Lahan yang baik dan
Prosesnya)
11.11 - 11.30 WITA Sesi Materi 2 : Pemberian materi oleh narasumber 2 (Gambaran
Umum Alih Fungsi Lahan di Sulawesi Barat)
11.31 - 11.50 WITA Sesi Materi 3 : Pemberian materi oleh narasumber 3 (Positif dan
Negatifnya Dampak Alih Fungsi Lahan)

11.51 - 12.20 WITA Sesi Tanya Jawab


12.21 - 12.30 WITA Penutup
9. Informasi dan Pendaftaran
Peserta webinar dapat mengakses link webinar yang dipersiapkan oleh Panitia. Sosialisasi akan
dilakukan melalui poster dan media sosial.

10. Tahapan Pelaksanaan Webinar


a. Tahap Persiapan
• Merancang topik kegiatan
• Menghubungi narasumber dan moderator, serta meminta kesediaannya untuk
mengisi kegiatan webinar.
• Koordinasi dengan tim teknis
• Publikasi kegiatan webinar kepada peserta (minimal H-2 minggu)
• Proses registrasi peserta sebelum kegiatan dilaksanakan
• Mengumpulkan materi presentasi narasumber ke tim teknis
• Mengirimkan link webinar ke peserta
• Setting tempat webinar oleh tim teknis
• Mempersiapkan kuesioner evaluasi kegiatan (link evaluasi)
• Mempersiapkan sertifikat untuk narasumber, moderator dan peserta

b. Tahap Pelaksanaan
• Reminder peserta H - 2 hari sebelum pelaksanaan kegiatan.
• Pelaksanaan kegiatan (berkoordinasi dengan bagian teknis).
• Penyampaian sertifikat untuk narasumber, moderator dan peserta

c. Tahap Evaluasi
• Rekap pertanyaan dan jawaban yang diberikan selama kegiatan webinar berlangsung.
• Link kuesioner evaluasi kegiatan webinar diberikan kepada peserta sesaat setelah
kegiatan webinar selesai berlangsung.
• Analisis kuesioner evaluasi dan rencana perbaikan pelaksanaan webinar berikutnya.

11. Keberlanjutan Kegiatan


Kegiatan webinar ini dapat menjadi agenda kegiatan. Kegiatan ini akan dilaksanakan periode
waktu tertentu dan menghadirkan narasumber baik dari dalam negeri maupun luar negeri.
Kegiatan ini juga dapat menjadi salah satu kegiatan kolaborasi antara IAP Komisariat Provinsi
Sulawesi barat dengan institusi lainnya.

12. Keluaran dan Dampak Kegiatan


Keluaran kegiatan webinar di tahap awal adalah keikutsertaan staf pengajar dan peneliti di
bidang perencanaan wilayah dan kota serta para pelaku tata ruang lainnya di seluruh Indonesia.
Keikutsertaannya akan dievaluasi secara kuantitatif dan dimonitor prosesnya dalam
pendaftaran peserta di setiap webinar. Selanjutnya, peserta dapat ikut menetapkan topik yang
diharapkan untuk webinar selanjutnya. Dampak lebih lanjut yang diharapkan adalah
peningkatan kesempatan kolaborasi penelitian dan pengembangan pendidikan dan profesi
perencanaan wilayah dan kota di Indonesia.

13. Penutup
Demikian Proposal ini kami buat, diharapkan semua pihak dapat membantu kegiatan ini agar
dapat terlaksana dengan sebaik-baiknya sehingga dapat memberikan kontribusi positif bagi
kemajuan bangsa pada umumnya dan dunia pendidikan pada khususnya. Kami atas nama
pengurus Ikata Ahli Perencanaan Indonesia komisariat Provinsi Sulawesi Barat mengucapkan
banyak terima kasih atas perhatian dan kerjasama dari seluruh pihak yang terkait dalam
pelaksanaan kegiatan ini.
Majene, 18 Juli 2021

PENGURUS
IKATAN AHLI PERENCANAAN INDONESIA
KOMISARIAT PROVINSI SULAWESI BARAT

KETUA

Ir. RAFID MAHFUL, ST., M.Eng, IAP

Anda mungkin juga menyukai