Anda di halaman 1dari 4

LUKA BAKAR LISTRIK

Halaman
No. Dokumen : No. Revisi

RSUD
DOLOKSANGGUL
Ditetapkan oleh:
STANDAR Direktur,
PROSEDUR
Tanggal terbit:
OPERASIONAL
dr. Heppi Suranta Depari
Penata Tk. I
NIP. 197801312009042003

Luka Listrik adalah luka yang disebabkan oleh


trauma listrik, yang merupakan jenis trauma yang
disebabkan oleh adanya persentuhan dengan benda

PENGERTIAN yang memiliki arus listrik, sehingga dapat


menimbulkan luka bakar sebagai akibat berubahnya
energi listrik menjadi energi panas.

Sebagai acuan bagi dokter dalam penatalaksanaan


TUJUAN
penanganan Luka Bakar Listrik.
KEBIJAKAN SK Direktur RSUD Doloksanggul No………. tahun ……
tentang ………..
PROSEDUR 1. Anamnesis
- Riwayat Paparan atau trauma listrik
- Jenis dan kekuatan arus listrik (petir, arus listrik)
- Jalur arus listrik ketika masuk ke dalam tubuh
seperti pada tangan, kepala, atau kaki
- Lamanya terkena arus listrik
- Apakah pasien pingsan sesaat setelah terkena arus
listrik?
- Riwayat penyakit jantung pasien

2. Pemeriksaan Fisik
- Pengukuran tanda-tanda vital
- Inspeksi: Luka bakar derajat I, II, atau III, luas
luka bakar
- Palpasi: Mati rasa atau kesemutan di area yang
terkena listrik (masuk dan keluar)
- Perkusi: -
- Auskultasi: -

3. Pemeriksaan Penunjang (bila pasien akan di rawat


inapkan)
- Laboratorium : darah rutin
- EKG (Perhatikan ada/tidak sinus takikardi,
fibrilasi atrium, dan Bundle Branch Block)

4. Diagnosa Banding
- Luka Bakar
- Sinkop

5. Diagnosa Kerja
Luka Bakar Listrik

6. KIE (Komunikasi Informasi Edukasi)


- Menjelaskan kondisi pasien dan diagnosis kerja
- Rencana penanganan (rawat inap atau rujuk)
- Meminta persetujuan pasien dan keluarga
untuk rencana penanganan.

7. Terapi
- Oksigen bila saturasi < 95% (dosis tergantung
saturasi)
- IVFD kristaloid
- Periksa luas area luka bakar dengan
menggunakan rumus Rule's of Nine.

- Perhitungan kebutuhan cairan dilalukan pada


waktu pasien mengalami trauma luka bakar,
bukan saat pasien datang.
- Parkland formula: 3 - 4ml x kgBB x %TBSA
(total body surface area)
- Tahap I diberikan 8 jam dan tahap 2 diberikan
16 jam setelahnya.
- Terapi simptomatik sesuai keluhan pasien

8. Konsul DPJP bila pasien perlu rawat inap atau


rujuk

9. Pemberian terapi dan pemeriksaan tambahan


sesuai anjuran DPJP (bila ada)

10. Memasukkan pasien ke ruang rawat inap atau


rujuk (bila pasien perlu dirujuk)

11. Bila pasien rawat jalan:


- Beri resep obat pulang
 Analgesik
 Antibiotik bila perlu
 Terapi simptomatis sesuai kondisi pasien
- Edukasi pasien rawat jalan:
 Jaga kebersihan luka
 Minum air sesuai kebutuhan (untuk
mencegah dehidrasi)
 Istirahat yang cukup
 Bila ada keluhan kontrol ke FKTP

12. Mencatat semua pemeriksaan dan tindakan


secara lengkap di rekam medis.
- Unit Terkait2 Admisi
UGD
Instalasi Rekam medis
Radiologi
Laboratorium
Apotek
Rawat inap

Anda mungkin juga menyukai