Anda di halaman 1dari 19

KOMPOSISI & SPESIFIKASI

BAHAN BAKAR

Braam Delfian Prihadianto, S.T., M.Eng.


Komposisi BB fosil & organik

 Carbon
 Hydrogen
 Oxygen
 Nitrogen
 Sulphur
 Phospor
unsur-unsur lainnya dalam jumlah kecil
unsur penting BB

S
H
C
unsur-unsur yang jika terbakar menghasilkan kalor, dan
disebut sebagai “bahan yang dapat terbakar atau
“combustible matter”, disingkat dengan BDT (bahan dapat terbakar)
bahan
O mineral atau
abu & air

N
“bahan yang tidak dapat terbakar” atau non-combustible
matter, disingkat dengan Non-BDT
komposisi BB padat menurut :
Analisis pendekatan Analysis tuntas
(proximate analysis) (ultimate analysis)

kandungannya akan BDT, air, yaitu komposisi bahan sampai unsur-


abu…BDT terdiri dari : unsurnya, seperti kandungan C, H, O,
 Bahan yang bila terbakar N , S, abu dan air
membentuk gas atau uap, yaitu gas Air yang terkandung dalam bahan
CO2, CO, SO2, Uap air. Bahan ini bakar mencakup:
disingkat BTG  Air yang menempel secara mekanis
 Bahan yang jika terbakar tidak  Air senyawa, yaitu air yang dapat
membentuk gas, dan pembakaran terbentuk jika unsure O dan H dalam
lebih lanjut terhadap bahan ini bahan bakar mempunyai
menghasilkan kokas. Bahan ini perbandingan Stoikiometris.
disebut “karbon tetap” atau fixed
carbon disingkat KT
Setelah Proses Pembakaran :
BTG

Analisis pendekatan Terbakar menghasilkan gas-gas CO2 ,


CO, SO2 , dan uap air yang keluar
(proximate analysis) sebagai gas asap atau gas buang

kandungannya akan BDT, air, Non-BDT


abu…BDT terdiri dari : unsur O dan N membentuk gas-gas
 Bahan yang bila terbakar oksigen (O2) dan nitrogen (N2 ), dan
membentuk gas atau uap, yaitu gas keluar sebagai gas asap. Komponen
CO2, CO, SO2, Uap air. Bahan ini abu tetap tinggal di ruang
disingkat BTG
pembakaran, ditampung oleh
 Bahan yang jika terbakar tidak penampung ( ash pit ), dan keluar
membentuk gas, dan pembakaran
sebagai sisa pembakaran ( refuse )
lebih lanjut terhadap bahan ini
disingkat SB
menghasilkan kokas. Bahan ini
disebut “karbon tetap” atau fixed
carbon disingkat KT KT
terbakar membentuk kokas.Kokas
mempunyai kandungan karbon
mendekati 100%.
Bahan bakar cair terdiri dari senyawa hidrokarbon atau campuran
beberapa macam senyawa hidrokarbon

Pada minyak bumi, kandungan hidrokarbon terdiri dari C5 sampai


C16 meliputi seri Parafin, Napftena, Olefin dan Aromatik

Hidrokarbon-hidrokarbon tersebut kadang-kadang merupakan


senyawa ikatan dengan belerang, Oksigen dan Nitrogen, yang
jumlahnya beragam

Bahan-bahan gas terdiri dari campuran senyawa-senyawa C dan


H yang mudah terbakar ( CH4 ,CH6 , C2H4 , C2 H2 , CO , H2 dan
lain-lain ), serta gas-gas yang tidak terbakar (N2 , CO2 , SO2)
Spesifikasi Dasar Bahan Bakar
 Nilai kalor atau Heating Value atau Calorific Value atau Kalor Pembakaran
 Kandungan Air di dalam Bahan Bakar
 Kandungan Abu
 Kandungan Belerang
 Kandungan BTG dan daya pembentukan Kokas
 Berat jenis ( Spesiffic Gravity )
 Viskositas atau kekentalan
 Flash Point
 Titik bakar (Ignition Point )
 Bau
 Titik Anilin
 Faktor Karakterisasi dan Titik Didih
Nilai kalor / Heating Value / Calorific Value / Kalor Pembakaran

Nilai kalor adalah kalor yang dihasilkan oleh pembakaran sempurna 1 kilogram
atau satu satuan berat bahan bakar padat atau cair atau 1 meter kubik atau 1
satuan volume bahan bakar gas, pada keadaan baku

Nilai kalor atas atau “gross heating value” atau “higher heating value” adalah
kalor yang dihasilkan oleh pembakaran sempurna satu satuan berat bahan
bakar padat atau cair, atau satu satuan volume bahan bakar gas, pada tekanan
tetap, suhu 25 0C, apabila semua air yang mula-mula berujud cair setelah
pembakaran mengembun menjadi cair kembali

Nilai kalor bawah atau “net heating value” atau “lower heating value” adalah
kalor yang besarnya sama dengan nilai kalor atas dikurangi kalor yang diperlukan
oleh air yang terkandung dalam bahan bakar dan air yang terbentuk dari
pembakaran bahan bakar untuk menguap pada 25 0C dan tekanan tetap. Air
dalam system setelah pembakaran berwujud uap air pada 25 0C
Kandungan Air Dalam Bahan Bakar

Air yang terkandung dalam bahan bakar padat terdiri dari :


* Kandungan air internal atau air Kristal, yaitu air yang terikat secara kimiawi.
* Kandungan air eksternal atau air mekanikal, yaitu air yang menempel pada
permukaan bahan dan terikat secara fisis atau mekanis

Air dalam bahan bakar cair merupakan air eksternal, bisa masuk kedalam bahan
bakar dari proses pengembunan dari udara yang masuk kedalam tangki,
berperan sebagai pengganggu

Air dalam bahan bakar gas merupakan uap air yang bercampur dengan bahan
bakar tersebut

Air yang terkandung dalam bahan bakar menyebabkan penurunan mutu bahan –
bakar dan dapat merusak pelumasan pada bagian-bagian yang bergerak sliding
pada pompa dan sistim bahan bakar, juga mengakibatkan karat pada permukaan
yang kena air, dan filter akan cepat kotor dengan demikian kandungan air harus
serendah mungkin.
Kandungan Abu

Abu yang terkandung dalam bahan bakar padat adalah mineral yang tak
dapat terbakar ( Non-BDT ) yang tertinggal setelah proses pembakaran dan
perubahan-perubahan atau reaksi-reaksi yang menyertainya selesai

Abu didalam bahan bakar secara umum terdiri dari partikel-partikel padat,
larutan garam anorganik

Abu berperan menurunkan mutu bahan bakar karena menurunkan nilai kalor

Di dalam dapur atau dalam generator gas, abu dapat meleleh pada suhu
tinggi, menghasilkan massa yang disebut “slag”. Sifat kandungan abu dapat
ditandai oleh perubahan –perubahan yang terjadi bila suhunya naik
Kandungan Belerang

Apa bila bahan bakar yang mengandung belerang dibakar, belerang akan
terbakar membentuk gas belerang dioksida (SO2) dan belerang trioksida (SO3 ),
gas-gas ini bersifat sangat korosif terhadap logam dan beracun

Kandungan sulfur didalam bahan bakar sangat mempengaruhi keausan mesin


dan emisi gas buang, sulfur teroksidasi ketika terjadi proses pembakaran.

Reaksi (1)
S + O2 → SO2

Reaksi (2)
2 SO2 + O2 → 2 SO3
Reaksi ini dipengaruhi beberapa factor seperti temperature pembakaran,
temperature gas buang , kelembaban relative dan air fuel ratio

SO3 yang dihasilkan kemudian bereaksi dengan uap air hasil pembakaran
dan membentuk asam sulfat (H2SO4) , yang sangat korosif, sehingga
merusak piston dinding silinder, cylinder head , katup dan saluran buang dari
katup buang, exhaust manifold sampai ujung knalpot

Reaksi (3)
SO3 + H2O → H2SO4
Kandungan BTG dan Daya Pembentuk Kokas

Jika bahan bakar padat dibakar tanpa udara berlebihan, pertama-tama


yang menguap adalah air, baru kemudian gas-gas yang terbentuk dari
terbakarnya BTG

Sisa akhir pembakaran adalah KT atau kokas serta abu

Makin tua umur geologis bahan bakar padat, makin rendah kandungan
BTG –nya
Berat Jenis (Spesiffic Gravity)
Berat jenis dinyatakan dalam gram per. ml, dalam derajad API, dalam lb
per gallon, atau lb per cu-ft, dan derajat Baume berat jenis disingkat
sp.gr. atau sg

Viskositas
kebalikan fluiditas atau daya alir

Makin tinggi viskositas makin sukar mengalir

Mengingat kecepatan mengalir juga tergantung pada berat jenis, maka


pengukuran viskositas demikian dinyatakan sebagai “viskositas
kinematik”

Viskositas absolute = viskositas kinematik x berat jenis cairan

Satuan viskositas antara lain: poise, gram / cm detik, cST ( centi Stoke ),
atau dengan skala Saybolt Universal ( SU ) diukur dalam detik
Flash Point
Suhu dimana bahan bakar terbakar dengan sendirinya oleh udara
sekelilingnya disertai kilatan cahaya

Untuk menentukan kapan minyak terbakar sendiri, Pensky-Martens


memakai sistim “closed cup” sedang Cleveland memakai “open cup”

Uji dengan open cup menunjukan angka 20 – 30 0F lebih tinggi dari pada
dengan closed cup

Titik Bakar (Ignition Point)

Titik bakar adalah suhu dimana bahan bakar cair yang dipanaskan pada
keadaan baku dapat terbakar selama waktu sekurang-kurangnya 5 detik
Bau
Bau tidak enak yang khas biasanya ditimbulkan oleh senyawa belerang
dalam bahan bakar cair

Senyawa itu adalah belerang hidrokarbon atau merkaptan yang bersifat


korosif

Titik Anilin

Suhu dimana sejumlah volume yang sama dari bahan bakar cair dan
aniline tepat bercampur atau suhu terendah dimana terjadi awan yang
disebabkan karena batas pemisahan fase cair dari campurannya yang
homogen sejumlah volume Anilin yang sama dengan volume sampel
menjadi hilang
Faktor Karakterisasi & Titik Didih

Faktor karakterisasi ini memberi petunjuk tentang watak dan sifat-sifat


termal fraksi minyak bumi

Disamping itu juga menyatakan perbedaan sifat parafinitas hidrokarbon


secara kuantitatif atau indeks parafinitas minyak bumi mentah

Faktor karakterisasi UOP ( Universal Oil Product Company) dinyatakan


dalam persamaan :

TB = titik didih rata-rata pada 1 atmofer dalam 0Rankine


Ada Pertanyaan………………………………….

Anda mungkin juga menyukai