A. PEKERJAAN PEDAHULUAN
1. Pembersihan Lokasi dilakukan sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai, dengan
membersihkan semak-semak atau benda yang lainnya yang berada pada area lokasi
berdasarkan letak yang tertera dalam gambar teknis dan selanjutnya persiapan fasilitas
mobilisasi peralatan untuk pekerjaan selanjutnya.
2. Pemasangan bouwplank dimulai setelah lokasi pekerjaan bersih dari semak – semak dan
yang lainnya. Tiang bouwplank harus terpasang kuat, Papan diketam halus dan lurus
pada sisi atasnya, tiap sudut harus siku.
3. Melakukan pematokan terhadap area kerja agar pekerjaan yang akan dikerjakan dapat
dikontrol dengan baik serta melakukan pembuatan papan nama proyek yang didalamnya
memuat informasi nama pekerjaan, lokasi kegiatan, sumber dana kegiatan, nama
kontraktor pelaksana, nama konsultan pengawas serta tahun anggaran pekerjaan.
4. Melakukan persiapan mobilisasi peralatan ke lokasi Pekerjaan guna melaksanakan
kegiatan pada lokasi pekerjaan pembangunan rumah. Jenis peralatan yang dimobilisasi
antara lain : Gergaji Listrik, Sekap Listrik, Gerobak Dorong, Genset dan Peralatan
Tukang Lainnya.
B. KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
1. Setiap pekerja memperoleh perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
sehingga dilakukan perlindungan pencegahan (Preventif) dengan memberikan arahan
kepada pekerja untuk mencegah timbulnya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
2. Penyediaan peralatan (K3) yang disediakan :
- Pelindung Pernafasan dan Mulut (Masker)
- Sarung Tangan (Safety Gloves)
- Rompi Keselamatan (Safety Vest)
C. PEKERJAAN TANAH
1. Galian tanah pondasi dilakukan setelah pekerjaan pendahuluan selesai. Galian tanah
pondasi ini berpedoman pada titik – titik yang telah dibuat pada bouwplank meliputi
galian tanah untuk pondasi menerus. Galian dilakukakn dengan hati-hati agar tidak
terganggu kedudukan patok bouwplank dan di gali sesuai dengan gambar teknis atau
menurut petunjuk dari Direksi atau Pengawas.
2. Urugan pasir dibawah pondasi dilakukan sebelum pondasi terpasang agar tidak terjadi
penurunan pada pondasi maupun struktur.’
3. Urugan tanah kembali pondasi dilaksanakan setelah pembuatan pondasi. Bahan
timbunan diambil dari hasil galian setempat dan penimbunan dilaksanakan secara
berlapis-lapis yang dipadatkan sehingga mencapai level yang ditentukan.
4. Urugan tanah peninggi lantai dilaksanakan setelah pemasangan sloof dan bahan
timbunan peninggi lantai digunakan tanah yang mudah dipadatkan dan di padatkan
berlapis-lapis hingga mencapai level yang ditentukan.
D. PEKERJAAN PONDASI
1. Pekerjaan pasangan anstamping/batu kosong dikerjakan setelah lapisan pasir urug
selesai. Dimensi penampang pasangan batu kosong dipasang sesuai dengan gambar
teknis.
2. Pemasangan pondasi batu gunung dan dikerjakan sesuai dengan gambar teknis dimana
ukuran dan penampang pondasi ditentukan sesuai dengan gambar teknis. Pasangan
batu gunumg dilaksanakan sesudah pekerjaan galian tanah pondasi dilaksanakan
dengan sistim memberikan urugan pasir bawah pondasi, pasangan batu kosong.
Komposisi campuran sesuai spek yang diberikan.
E. PEKERJAAN STRUKTUR
1. Pekerjaan Sloof dilakukan setelah pekerjaan pondasi dilaksanakan. Pertama-pertama
menyiapkan tulangan, membuat bekesting sebagai media untuk melakukan pengecoran
beton dan selanjutnya melakukan pengecoran beton yang mengacu pada RAB dan
gambar teknis.
2. Pemasangan Kolom kayu menggunakan kayu kelas I dan dilakukan setelah pengecoran
sloof beton selesai yang kedudukannya berada diatas sloof beton.
3. Pemasangan rink balok kayu menggunakan kayu kelas I dan dilakukan setelah
pemasangan tiang kolom seluruhnya dan kedudukannya berada diatas tiang kolom
sebagai kedudukan dari kuda-kuda.
F. PEKERJAAN DINDING
1. Pemasangan dinding batu tela di lakukan setelah pemasangan tiang kolom, ringk balok
dan pemasangan kusen selesai dan proses pemasangannya dilakukan secara berurutan
dan spesi mengering agar pasangan batu tidak runtuh.
2. Pemasangan dinding papan kayu menggunakan kayu kls I dengan dimensi 2/20 cm dan
proses pemasangan dilakukan secara berurutan
G. PEKERJAAN LANTAI
1. Pada pekerjaan lantai menggunakan komposisi beton K 100 dan sebelum dilakukan
pengecoran terlebih dahulu tanah pasir urug dipadatkan dengan alat pemadat (stamper)
setelah itu dilakukan pengecoran sesuai level yang ditentukan pada gambar teknis.
H. PEKERJAAN ATAP
1. Pekerjaan atap meliputi pembuatan dan pemasangan kuda-kuda, nok, gording, serta
pemasangan penutup atap. Beberapa cacatan penting dalam urutan pelaksanaan
pekerjaan atap antara lain :
- Perakitan kuda-kuda menggunakan kayu kelas I 5/10 harus sudah selesai pada saat
balok ring selesai dipasang.
- Pekerjaan pemasangan rangka atap ini dilakukan secara bertahap yang dimulai dari
pemasangan rangka kuda-kuda, sepatu gording (klose), gording, papan lisplank dan
papan router untuk kedudukan nok senk plat.
- Sangat penting penggunaan residu pada rangka atap agar kayu awet
( sebagai anti rayap ).
- Pemasangan penutup atap dapat dilakukan secara berurutan. Untuk penutup atap
digunakan jenis seng gelombang dan pemasangan bisa di lakukan setelah gording
tepasang.
I. PEKERJAAN KUSEN PENGGANTUNG DAN KUNCI
1. Pekerjaan Kusen pintu, jendela & ventilasi menggunakan kayu kls I 5/10. Pekerjaan ini
dilakukan bersamaan pada saat pemasangan rangka dinding kayu dan penempatannya
disesuaikan berdasarkan gambar teknis.
2. Pemasangan daun pintu terdiri dari pintu panel kayu dan pintu rangka kayu lapis triplek 3
mm. Pemasangan daun pintu dilaksanakan setelah pembuatan kusen dan dapat dipesan
di meubeller atau dapat dibuat sendiri dengan pekerja yang terampil.
3. Pemasangan jendela nako dilaksanakan sebelum atau sesudah pemasangan pintu.
4. Pekerjaan pemasangan gantungan dan pengunci di laksanakan setelah daun pintu di
buat dan tahapan pelaksanaannya yaitu pemasangan engsel pintu, kunci tanam dan
Grendel pintu. Proses pemasangannya dilakukan ditempat agar dapat mengetahui
kedudukan gantungan dan pengunci yang akan dipasang.
Hormat kami,
……………………………
…………………………………….
Direktur