Anda di halaman 1dari 10

Pengelolaan Kawasan Perkampungan Industri Kecil (PIK) BPLIP Pulo Gadung Berbasis Masyarakat

PENGELOLAAN KAWASAN PERKAMPUNGAN INDUSTRI KECIL (PIK)


BPLIP PULOGADUNG BERBASIS MASYARAKAT

Diah Pitaloka Citaresmi¹ ,Dahlia Eka Syahputri Kencana¹,


¹Jurusan Teknik Planologi, Universitas Esa Unggul
Jln. Arjuna Utara Tol Tomang Kebun Jeruk, Jakarta 11510
dahlia.kenny@yahoo.com

Abstrak
Pengelolaan berbasis masyarakat adalah kemampuan swakelola oleh masyarakat
melalui instansi RT/RW merupakan potensi yang harus dimanfaatkan oleh pihak
pengelola, merupakan bentuk community development. Perkampungan yang
menjadi obyek penelitian yaitu Perkampungan Industri Kecil (PIK) BPLIP
Pulogadung. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kegiatan yang
berlangsung di dalam kawasan Perkampungan Industri Kecil (PIK) BPLIP
Pulogadung, untuk mengetahui sejauh mana kesadaran masyarakat PIK BPLIP
dalam melaksanakan pengelolaan kawasan di tempat tinggalnya, dan untuk
meningkatkan sistem pengelolaan kawasan Perkampungan Industri Kecil (PIK)
yang melibatkan partisipasi masyarakat PIK BPLIP Pulogadung. Metode penelitian
yang digunakan adalah metode analisis crosstabs dengan menggunakan system
SPSS 15. Hasil pengolahan kuisioner kepada masyarakat PIK BPLIP
menggambarkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi masih rendahnya
partisipasi warga yaitu pendidikan masih rendah sehingga mempengaruhi pola pikir
warga, dana masih terbatas, pengetahuan responden masih rendah sehingga tidak
langsung menerapkannya. Kebanyakan orang akan melihat akan pelaksanaan
pengawasan peraturan terhadap peraturan yang dikeluarkan oleh pihak pengelola,
kesadaran masyarakat terhadap pengelolaan kawasan PIK BPLIP pulogadung masih
rendah, SDM (Sumber Daya Manusia) yang masih rendah terhadap peran sertanya
dalam pengelolaan kawasan.

Kata kunci: perkampungan industri kecil, pengelolaan berbasis masyarakat,


community development

Pendahuluan Menurut Undang-undang no.9 tahun 1995


Indsutri kecil termasuk dalam industri tentang usaha kecil, maka batasan industri kecil
wisata yang memiliki hasil produksi yang tidak adalah kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh
begitu besar. Dalam hal ini, aspek teknis perseorangan atau rumah tangga maupun suatu
pengelolaan kawasan merupakan salah satu usaha badan, bertujuan untuk memproduksi barang
untuk menunjang iklim industri yang sehat. ataupun jasa untuk diperniagakan seara komersial.
Berdasarkan RTRW Kecamatan Cakung
Kekuatan industri kecil, yaitu :
2005, kegiatan industri kecil yang berada di
1. Hubungan antar aspek fisik dan engineering.
Pulogadung terutama di Kelurahan Penggilingan,
2. Produk dimana tenaga kerja terampil dan
Duren Sawit dan Kramat Jati diarahkan berlokasi
ketelitian yang tinggi merupakan faktor
di dekat permukiman hanya untuk jenis industri
penting.
kecil dan tidak berpolusi, serta berwawasan
3. Produksi dari komponen khusus.
lingkungan dengan melibatkan peran serta
4. Produk yang hanya dibuat dalam jumlah
masyarakat dalam pemanfaatan ruang,
kecil.
perencanaan ruang, dan pengendalian ruang.
5. Produk dengan keunggulan khusus dalam
Karena itu, perlu ditingkatkan pemberdayaan
aspek disain ataupun produk khusus dalam
masyarakat berdasarkan program community
pembuatannya.
development dengan pendekatan partisipasi
6. Hubungan antar manusia yang lebih erat.
terhadap pengelolaan kawasan tempat tinggal
7. Pelayanan penjualan akan lebih baik.
mereka yang berada di Perkampungan Industri
Kecil.
Jurnal Planesa Volume 2, Nomor 2 November 2011 89
Pengelolaan Kawasan Perkampungan Industri Kecil (PIK) BPLIP Pulo Gadung Berbasis Masyarakat

8. Industri kecil sanggup bertindak cepat untuk masjid, gotong royong dan sebagainya dalam
memanfaatkan kesempatan berkembang. perannya mengelola kawasan.
Menurut Jack Rothman (1979),
Kelemahan industri kecil antara lain :
Community Development atau Pemberdayaan
1. Kelemahan wawasan bisnis serta pengetahuan
Masyarakat adalah sebuah model pengembangan
mengelola usaha dengan baik.
masyarakat yang menekankan pada partisipasi
2. Kesulitan mendapat akses ke pasar karena
penuh seluruh warga masyarakat. PBB (1955)
keterbatasan pengetahuan mengenai jaring-
mendefinisikan pengembangan masyarakat
jaring pemasaran yang ada.
sebagai pengembangan masyarakat didefinisikan
3. Keterbatasan pengetahuan yang menyangkut
sebagai suatu proses yang dirancang untuk
manajemen produksi.
menciptakan kemajuan kondisi ekonomi dan
4. Keterbatasan modal.
sosial bagi seluruh warga masyarakat dengan
Menurut Kamus Umum Bahasa partisipasi aktif dan sejauh mungkin
Indonesia, perkampungan berasal dari kata dasar menumbuhkan prakarsa.
“kampung” artinya tempat tinggal. Perkampungan Secara umum, community development
adalah tempat atau daerah tempat tinggal dari dapat didefinisikan sebagai kegiatan
masyarakat. Menurut Soekanto, masyarakat pengembangan masyarakat yang diarahkan untuk
adalah orang yang hidup bersama yang memperbesar akses masyarakat untuk mencapai
menghasilkan kebudayaan. Masyarakat sebagai kondisi sosial, ekonomi dan budaya yang lebih
sejumlah individu yang hidup bersama baik. Sehingga masyarakat di tempat tersebut
meniptakan peraturan-peraturan pergaulan diharapkan menjadi lebih mandiri dengan kualitas
kemudian meniptakan kebudayaan masyarakat kehidupan dan kesejahteraan yang lebih baik.
tersebut (Hariyono, Paulus 2007). Program Community Development
Perkampungan terbentuk dari suatu memiliki tiga karakter utama yaitu berbasis
satuan-satuan komuniti yang hidup seara masyarakat (community based), berbasis sumber
tersendiri dengan batas-batas kebudayaan dan daya setempat (local resource based) dan
sosial yang jelas, yaitu terwujud sebagai: berkelanjutan (sustainable). Dua sasaran yang
a. Sebuah komuniti tunggal, berada di tanah ingin dicapai yaitu: sasaran kapasitas masyarakat
milik negara, dan karena itu dapat dan sasaran kesejahteraan.
digolongkan sebagai hunian liar. Keberhasilan program community
b. Satuan komuniti tunggal yang merupakan development ditekankan pada 3 aspek, yaitu :
bagian dari sebuah RT atau sebuah RW. a. Community Services merupakan pelayanan
Sebuah satuan komuniti tunggal yang terwujud perusahaan untuk memenuhi kepentingan
sebagai sebuah RT atau RW atau bahkan masyarakat.
terwujud sebagai sebuah kelurahan, dan bukan b. Community Enpowering adalah program-
hunian liar. program yang berkaitan dengan memberikan
Warga yang bertempat tinggal di wilayah akses yang lebih luas kepada masyarakat
Perkampungan Industri Kecil merupakan untuk menunjang kemandiriannya.
masyarakat. Jadi, perkampungan di kawasan PIK c. Community Relation yaitu kegiatan-kegiatan
BPLIP ini dapat diartikan sebagai masyarakat yang menyangkut pengembangan komunikasi
yang dapat memproduksi sendiri kebutuhan dan informasi kepada pihak yang terkait.
pokok hidupnya. Warga perkampungan industri Menurut Ife (1995) ada 22 (dua puluh
kecil direkrut sendiri melalui biologis dan warga dua) prinsip dalam pengembangan masyarakat,
di perkampungan ini terlibat sosialisasi terhadap beberapa prinsip yang mendasar yaitu:
tempat tinggal mereka, dimana di dalam suatu 1. Integrated Development
perkampungan tersebut terdapat kegiatan industri. Kegiatan pengembangan masyarakat harus
Pengelolaan Berbasis Masyarakat dalam merupakan sebuah pembangunan yang
studi ini yaitu Kemampuan swakelola oleh
terintegrasi, yang dapat mencakup berbagai
masyarakat melalui instansi RT/RW merupakan
aspek kehidupan manusia, yaitu sosial,
potensi yang harus dimanfaatkan oleh pihak ekonomi, politik, budaya, lingkungan, dan
pengelola, merupakan bentuk community spiritual. Kegiatan pengembangan masyarakat
development (BiddLe, William 1965) dalam difokuskan pada satu aspek, maka kegiatan
tatanan komunitas masyarakat perkampungan tersebut harus memperhatikan dan
industri kecil. Perkembangan prinsip community memperhitungkan keterkaitan dengan aspek
development yang didasari oleh masyarakat
lainnya.
memiliki kemampuan untuk mengurus dan
mengatur dirinya seperti pembangunan renovasi 2. Human Right

90 Jurnal Planesa Volume 2, Nomor 2 November 2011


Pengelolaan Kawasan Perkampungan Industri Kecil (PIK) BPLIP Pulo Gadung Berbasis Masyarakat

Kegiatan pengembangan harus dapat Menurut kamus tata ruang pengertian


menjamin adanya pemenuhan hak bagi setiap partisipasi adalah ikut serta seara aktif dalam
manusia untuk hidup secara layak dan baik. suatu kegiatan, misalnya dalam proses atau
persiapan perencanaan dan pembangunan
3. Empowerment
kawasan atau bangunan. Tiga prinsip dalam
Pengembangan masyarakat menjadi proses
menumbuhkan pengembangan partisipasi, yaitu:
belajar bagi masyarakat untuk meningkatkan
a. Proses kegiatan dengan melakukan aktivitas
dirinya, sehingga kegiatan pengembangan
proyek dan sekaligus mengamati,
masyaakat dapat berkelanjutan.
menganalisa kebutuhan dan keinginan
4. Self-reliance masyarakat
Kegiatan pengembangan masyarakat sedapat b. Melakukan kegiatan melalui pengembangan
mungkin memanfaatkan berbagai sumber paranata sosial yang sudah ada dalam
yang dimiliki oleh masyarakat daripada masyarakat.
menggantungkan kepada dukungan dari luar. Pengembangan institusi perlu dilakukan
Adapun sumber yang berasal dari luar karena dengan institusi yang ada di
haruslah hanya sebagai pendukung saja. masyarakat, berarti berperan serta dalam
5. Organic Development institusi yang ada
Kegiatan pengembangan merupakan proses c. Participatory. Cara ini merupakan pendekatan
yang kompleks dan dinamis. Selain itu, yang umum dilakukan agar dapat menggali
masyarakat sendiri mempunyai sifat organis. kebutuhan yang ada dalam masyarakat atau
Oleh karena itu, untuk bisa berkembang komunitas. Participatory dalam arti luas
membutuhkan lingkungan dan kondisi yang merupakan pendekatan keikutsertaan dalam
sesuai dengan keadaan masyarakat yang unik. segala aktivitas yang berlaku di masyarakat.
Untuk itu percepatan perkembangan Sistem pendanaan kegiatan Community
masyarakat hanya bisa ditentukan oleh Development harus memberikan pesan kepada
masyarakat itu sendiri, dalam pengertian masyarakat bahwa kegiatan yang ditangani adalah
ditentukan oleh kondisi dan situasi pada kegiatan masyarakat yang dibantu oleh pengelola
masyarakat. dan bukan yang dihadiahkan kepada masyarakat.
6. The Integrity of Process Sistem pendananaan harus dapat menciptakan
Proses di dalam pengembangan masyarakat rasa tanggung jawab dalam diri masyarakat atas
akan melibatkan berbagai pihak, berbagai kegiatan yang ditanganinya.
teknik, berbagai strategi, yang kesemuanya Kemampuan finansial untuk mengelola
harus terintegrasi dan memberikan kawasan merupakan suatu bagian yang tak
kesempatan kepada masyarakat untuk belajar. terlepas dari fungsi pengelolaan kawasan. Saat ini
sember-sumber pendanaan kawasan diperoleh
7. Cooperation (Koperasi) dari:
Pengembangan masyarakat lebih
membutuhkan struktur yang kooperatif, 1. Dana Mitra.
mengingat proses pengembangan masyarakat Dana ini dikelompokkan kepada 2 sumber
dilakukan untuk dalam kondisi yang harmonis yaitu sumber APBD dan sumber swasta/pihak
dan tanpa kekerasan. Kerjasama akan dapat luar, yang bersumber dari APBD yaitu dana
lebih menguntungkan, karena dalam pelaksanaan kegiatan pembangunan yang
prosesnya terjadi saling melengkapi dan dilaksanakan oleh unit/satuan kerja Pemda
saling belajar. termasuk dana untuk program PPMK. Adapun
dana yang bersumber dari pihak luar adalah
8. Participation (Partisipasi) sumber pendanaan dari pihak swasta, lembaga
Pengembangan masyarakat sedapat mungkin donor, dan pihak luar lainnya yang memiliki
memaksimalkan partisipasi masyarakat, kepedulian untuk melaksanakan kegiatan di
dengan tujuan agar setiap orang dapat terlibat kawasan yang mendukung pemeliharaan
secara aktif dalam aktivitas dan proses kawasan.
masyarakat. Partisipasi ini juga harus
didasarkan kepada kesanggupan masing-
masing. Artinya bahwa setiap orang akan 2. Dana Swadaya.
berpartisipasi dengan cara yang berbeda-beda. Dana ini bersumber dari masyarakat di
Dengan demikian perlu diperhatikan adanya kawasan sebagai bagian dari partisipasi
upaya-upaya yang dapat menjamin partisipasi mereka.
dari berbagai kelompok masyarakat.

Jurnal Planesa Volume 2, Nomor 2 November 2011 91


Pengelolaan Kawasan Perkampungan Industri Kecil (PIK) BPLIP Pulo Gadung Berbasis Masyarakat

Pendanaan tersebut dapat dimanfaatkan


secara maksimal untuk membiayai kegiatan-
kegiatan yang menyangkut aspek fisik, sosial dan Dimana,oij menyatakan banyaknya observasi dan
masyarakat. Pendapatan dana tersebut tidak eij menyatakan banyaknya observasi yang
sepenuhnya dikembalikan, dikarenakan sumber diharapkan dalam sel (i-j) dengan syarat kedua
dana harus diserahkan Dinas Pendapatan Daerah variabel tidak berasosiasi. Sedangkan, Σ adalah
(Dispenda) selanjutnya dikembalikan dalam penjumlahan yang dilakukan untuk semua i dan j.
bentuk APBD, sehingga daya survive kawasan
harus ditunjang oleh pihak pengelola menggali Analisis
sumber-sumber pendanaan keuangan dan Berdasarkan hasil tabulasi Pengelolaan
kemampuan pengelolaan financial. Dengan Kawasan Berbasis Masyarakat di Perkampungan
demikian akan berpengaruh terhadap kinerja Industri Kecil (PIK) Pulogadung menunjukkan
pengelolaan kawasan secara keseluruhan baik bahwa partisipasi masyarakat PIK BPLIP masih
fisik, sosial dan ekonomi. rendah. Artinya, faktor-faktor yang
Dana yang didapatkan dari APBD mempengaruhi kurangnya partisipasi masyarakat
merupakan usaha dari pihak pengelola kawasan yaitu, sebagai berikut :
dengan memuat program kinerja dan kegiatan 1. Pendidikan yang masih rendah sehingga
yang dibuat untuk 1 tahun berjalan. Besaran mempengaruhi pola piker warga, hal ini
pendanaan dari APBD bergantung pihak merupakan salah satu faktor penyebab
pengelola saat memprensentasikan dan sempitnya peluang dan akses mereka untuk
mempertahankan program yang telah dibuat. dapat meningkatkan usaha ekonominya;
2. Dana masih terbatas, sehingga pembiayaan
Metode Penelitian pemeliharaan kawasan masih dipandang berat
Sebagaimana telah dirumuskan dalam oleh warga yang berpendapatan rendah;
perumusan masalah dan tujuan dari penelitian 3. Pengetahuan warga yang masih rendah
yang diajukan dalam bab 1 (satu). Maka analisis sehingga tidak langsung menerapkannya.
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kebanyakan orang akan melihat akan
menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif pelaksanaan pengawasan peraturan terhadap
dan analisis kuantitatif. peraturan yang dikeluarkan oleh pihak
a. Analisis deskriptif kualitatif dilakukan pengelola;
dengan melihat mengetahui tingkat partisipasi 4. Kesadaran masyarakat terhadap pengelolaan
masyarakat berdasarkan tingkat pengetahuan kawasan PIK BPLIP Pulogadung masih
terhadap kegiatan yang berlangsung di PIK, rendah. Hal ini disebabkan, di lingkungan PIK
serta memberikan gambaran yang jelas akan BPLIP telah terdapat peraturan, fasilitas
sistem pengelolaan kawasan yang melibatkan pendukung dan pengawasan dari pihak
masyarakat Perkampungan Industri Kecil pengelola. Sedangkan kesadaran dalam
(PIK) BPLIP Pulogadung Kecamatan Cakung pengelolaan kawasan merupakan murni
Kotamadya Jakarta Timur. kesadaran diri sendiri terhadap peran sertanya
b. Analisis kuantitatif digunakan untuk memelihara tempat tinggal
mengetahui hubungan antara pengetahuan dan 5. SDM (Sumber Daya Manusia) yang masih
perilaku responden, serta hubungan antara rendah terhadap peran sertanya dalam
kesadaran responden terhadap wilayah tempat pengelolaan kawasan.
tinggalnya.
Langkah-langkah yang akan diambil untuk
Adapun metode perhitungan analisis
sistem pengelolaan kawasan yang melibatkan
kuantitatif yang digunakan adalah Metode
masyarakat PIK BPLIP melalui strategi dan tahap
Tabulasi Silang (Crosstabs). Crostabs berguna
pelaksanaan berdasarkan community
untuk menampilkan tabulasi silang (tabulasi
development, sebagai berikut :
kontigensi merupakan pengukuran asosiasi
1. Strategi integrasi program
berdasarkan Chi-Square) yang menunjukkan suatu
2. Strategi pendanaan
distribusi bersama dan pengujian dua variabel atau
3. Strategi pengorganisasian masyarakat
lebih, terutama sekali variabel dalam bentuk
4. Tahapan Pelaksanaan
kategori dengan menggunakan software SPSS 15.
Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut : Langkah-langkah ini lebih menekankan kepada
pemberdayaan masyarakat PIK BPLIP dengan
bekerja sama kepada pihak pengelola dan
institusi-institusi terkait. Kegiatan pengembangan

92 Jurnal Planesa Volume 2, Nomor 2 November 2011


Pengelolaan Kawasan Perkampungan Industri Kecil (PIK) BPLIP Pulo Gadung Berbasis Masyarakat

masyarakat dalam pengelolaan kawasan Untuk mendukung penguatan kelompok


merupakan salah satu kegiatan community hingga berjalan secara optimal, sehingga
development dengan proses penelitian dan dapat melaksanakan fungsi sebagai fasilitator,
perencanaan. Proses dalam community motivator dan sebagai pengelola melakukan
development dikenal dengan participatory action aktivitas pengelolaan kawasan bersama
research (PAR). masyarakat, yaitu :
 Membangun keanggotaan masyarakat
1. Strategi Integrasi Program
yang aktif, yaitu dalam bentuk masyarakat
Program Community Based Development
memahami konsep swadaya, menetapkan
(CBD) dilakukan mulai dari perencanaan,
tujuan masyarakat, menetapkan dan
pelaksanaan, pengawasan dan pemeliharaan.
memiliki anggota kelompok seara
Sehingga pengintegarasian program sangat
demokratis, mengembangkan aturan
penting dilakukan.
kelompok di dalam pengorganisasian, dan
Membangun keterpaduan dan integarsi
merancang pertemuan kelompok;
program melalui rapat atau pertemuan dan
 Mengembangkan kualitas kegiatan yang
melibatkan stakeholders lainnya untuk
dilakukan masyarakat. Strategi yang dapat
membahas masalah serta mengambil berbagai
dikembangkan yaitu bimbingan
kebijakan yang terintegrasi antara satu
penyusunan rencana kegiatan, mengenal
program dengan program lainnya. Proses
sumber-sumber dana untuk melaksanakan
pelaksanaan ini ditujukan untuk :
kegiatan, membangun kerjasama dengan
a) Menghindari tumpang tindih;
pihak luar, contoh melalui pola;
b) Menjamin tercapainya misi yang
 Mengembangkan koordinasi dan sinergi
efesiensi dan efeektifitas dalam
antara pengelola dan masyarakat;
pelaksanaan kegiatan;
4. Tahapan Pelaksanaan Kegiatan
2. Strategi pendanaan
Pengembangan Masyararakat, yaitu :
Dalam pengelolaan kawasan berbasis
a. Sosialisasi Program
masyarakat diperlukan program pendanaan,
Pengelolaan sebuah kawasan yang
upaya-upaya pemanfaatan dana dalam
dilakukan oleh semua masyarakat,
implementasinya, yaitu :
kelembagaan dan lainnya merupakan
1. Dana Swadaya
salah satu kunci sukses dari sebuah
Dana ini bersumber dari masyarakat di
program. Karena dengan diketahuinya
kawasan sebagai bagian dari partisipasi
informasi tersebut masyarakat dapat ikut
mereka dalam mengelola kawasannya.
serta untuk melakukan aktivitas
Iuran yang akan dikenakan sebesar Rp.
pemberdayaan masyarakat yang
2.000,- perbulan untuk kegiatan
dilaksanakan kawasan.
kebersihan yang dilakukan warga.
Program yang dilakukan di
Selebihnya bantuan teknis dari pihak
Perkampungan Industri Kecil untuk
pengelola yang dilakukan oleh fasilitator
masyarakat PIK ini sebagai berikut :
dapat memanfaatkan dan
mengembangkan kapasitas warga Dilakukan secara merata kepada
melalui pelatihan untuk memberikan semua lapisan masyarakat, dengan
wawasan, motivasi dan keterampilan cara ini diharapkan semua unsur dan
bagi warga. lapisan masyarakat dapat memahami
2. Dana atau Pembiayaan Oleh Lembaga dan semakin banyak pula yang mau
Formal berperan serta;
Dana program ini bersumber dari APBD Materi informasi yang diberikan
yang disalurkan melalui Pemda DKI secara detail dan menyeluruh, tidak
Jakarta dalam bentuk pengembangan terpotong-potong. Dengan demikian
masyarakat. dapat dihindari dari kekeliruan
pemahaman penerima informasi;
3. Strategi Pengorganisasian Masyarakat Dalam memberikan informasi telah
Proses pengorganisasian masyarakat menggunakan dan memanfaatkan
dilakukan dengan memanfaatkan simpul- media yang mendukung seperti
simpul komunitas yang telah ada dan berperan melalui brosur dan produk;
di berbagai jenis kegiatan, bila diperlukan Memanfaatkan dan menggunakan
dapat dilakukan pembentukan kelompok- berbagai pertemuan di tingkat
kelompok sesuai dengan kebutuhan. masyarakat untuk menyampaikan

Jurnal Planesa Volume 2, Nomor 2 November 2011 93


Pengelolaan Kawasan Perkampungan Industri Kecil (PIK) BPLIP Pulo Gadung Berbasis Masyarakat

informasi tentang program yang akan meningkatkan kemampuan dan teknis


dilakukan. manajemen, permodalan dan lainnya.
Pelaksanaan sosialisasi program Kelompok Aksi/Pengelola
dilakukan secara pertemuan dihadiri oleh Memfasilitasi dan memotivasi anggotanya
tokoh masyarakat, RW, RT, Dewan untuk berperan serta dalam pengelolaan
Kelurahan, Pihak Pengelola dan institusi kawasan sesuai dengan jenis kegiatannya;
yang terkait. Melakukan perencanaan dan pengelolaan
b. Pembentukan Organisasi di bidangnya;
Pada kegiatan peran serta masyarakat Melakukan pemeliharaan dan perawatan;
dalam pengelolaan kawasan dilakukan Melakukan penyuluhan kepada
kegiatan pengorganisasian masyarakat masyarakat sesuai dengan bidangnya.
melalui kelompok-kelompok sesuai
dengan jenis kebutuhan dan kegiatan yang c. Pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan
akan dilaksanakan. Setelah warga mengorganisir diri dalam
Kelompok yang teribat dalam kelompok-kelompok dengan jenis kegiatan
pengelolaan kawasan berfungsi dan yang ada, langkah selanjutnya melakukan
berperan : penguatan kapasitas warga. Proses penguatan
Berfungsi sebagai wadah aspirasi dan kapasitas ini dilakukan melalui pelatihan-
partisipasi warga; pelatihan menurut kebutuhan dan jenis
Forum untuk pemecahan kegiatan masing-masing kelompok.
permasalahan atau sumbang saran Kegiatan pelatihan yang dilkasanakan pada
dalam memecahkan permasalahan kegiatan pengelolaan kawasan yang
anggota secara kelompok ; meibatkan masyarakat ini mencakup 5 jenis
pelatihan. Pelatihan-pelatihan yang
Wahana bagi masyarakat untuk
dilakukan untuk penguatan wadah/kelompok
berkomunikasi dan menjalin
masyarakat sebagai berikut :
kerjasama dengan pihak lain;
1. Pelatihan Motivator Pemeliharaan
Wadah untuk pengembangan
Fisik Lingkungan
kapasitas anggotanya dalam menata
Pelatihan motivator dilaksanakan
sosial, ekonomi dan lingkungannya.
dengan sasaran memberikan motivasi,
Tahapan-tahapan yang dilakukan, yaitu :
semangat, kesadaran, sehingga
Proses penyadaran warga terhadap pelatihan ini diharapkan memiliki
permasalahan pengelolaan kawasan; semangat, motivasi, jiwa optimis dan
Proses pengelompokkan warga berpikir positif untuk berperan serta
menurut jenis kegiatan yang akan dalam pengelolaan kawasan.
dilakukannya; Pelatihan ini mencakup :
Proses pembentukan kelompok Cara mengontrol emosi yakni
melalui pertemuan-pertemuan; memberikan penyadaran kepada
Proses penguatan kelompok dengan peserta tentang pentingnya
pendampingan dan pelatihan yang kecerdasan untuk kesuksesan karir
dilakukan oleh Tim Pelaksanaan maupun pengembangan masyarakat;
Pekerjaan. Kunci sukses dalam pengembangan
Peran dari institusi lokal, yaitu : pribadi dan dalam kegiatan
Kelompok Kerja pengelolaan kawasan,kunci sukses
Mengorganisir kegiatan pengelolaan yang perlu dikembangkan dalam diri
kawasan; peserta baik untuk kesuksesan hidup,
Mengkoordinir, memotivasi dan khususnya dalam pengembangan
memfasilitasi kelompok-kelompok yang masyarakat;
tumbuh dan berkembang di Motivasi diri dengan menumbuhnya
Perkampungan Industri Kecil ini enegi positif dalam setiap diri
khususnya pembinaan dan pelatihan; peserta sehingga dapat berpikir
Mengembangkan aspirasi dan partisipasi positif dan optimis dalam
masyarakat dalam pengelolaan kawasan; menghadapi berbagai peran dan
Memberikan konsultasi kepada warga tugas;
berkaitan dengan pengelolaan kawasan; Pengenalan bagaimana memelihara
Membantu kelompok pengelola agar lingkungan dan mengelola kawasan.
dapat memiliki akses ke pihak mitra untuk 2. Pelatihan Pengembangan Masyarakat

94 Jurnal Planesa Volume 2, Nomor 2 November 2011


Pengelolaan Kawasan Perkampungan Industri Kecil (PIK) BPLIP Pulo Gadung Berbasis Masyarakat

Pelatihan pengembangan masyarakat penyuluhan atau penyadaran tentang


dilaksanakan untuk meningkatkan pentingnya rumah dan lingkungan
motivasi dan kemampuan peserta dalam sehat, Oleh karena itu, kegiatan
mengembangkan atau pemberdayaan pengelolaan kawasan yang melibatkan
masyarakat. Pelatihan ini mencakup : peran serta masyarakat di kawasan
Pemahaman tentang konsep dan Perkampungan Industri Kecil ini perlu
prinsip-prinsip pengembangan dilaksanakan, karena menyangkut
masyarakat; masalah kesehatan warga yang berada
Pemahaman peran pengembangan di lingkungan perkampungan industri
masyarakat yang mencakup peran d. Penyuluhan
fasilitas, pendidikan, pendamping Disamping pendidikan dan pelatihan, untuk
dan peran teknis; meningkatkan wawasan dan kesadaran warga
Keterampilan pengembangan dalam meningkatkan kualitas kehidupan
masyarakat yang mencakup kampungnya, kegiatan penyuluhan
keterampilan berkomunikasi, merupakan alternatif lain yang dapat
bekerjasama, mendidik, dilaksanakan untuk memberikan wawasan
menyediakan sumber daya, dan kesadaran warga dalam memecahkan
memecahkan konflik, saling permasalahan yang ada sekaligus
memotivasi, manajemen, persentasi mengembangkan kualitas kesehatan dan
riset dan berbagai keterampilan lingkungannya.
lainnya.
3. Pelatihan Pengembangan Potensi atau
Produk Lokal Kesimpulan
Kegiatan pengelolaan kawasan di 1. Jenis kegiatan yang ada dalam pengelolaan
Perkampungan Industri Kecil (PIK) ini, kawasan baik itu bermanfaat maupun masalah
dikembangkan upaya-upaya untuk yang akan ditimbulkan. Dari hasil
memecahkan permasalahan dengan cara penelitian,diketahui responden yang di PIK
inovatif untuk meningkatkan peningkatan BPLIP Pulogadung banyak tidak ikut terlibat
peluang usaha dan peluang kerja yaitu dalam partisipasinya mengelola kawasan dan
memanfaatkan hasil kegiatan industri ini sebagian besar tidak terlibat langsung,
menjadi barang yang memiliki kualitas responden hanya membayar uang kebersihan
baik dengan harga yang terjangkau, serta sebesar Rp.2.000,- per bulan sebesar 44% dan
mengembangkan sumber daya tenaga mayoritas responden tidak memberi pendapat
kerja untuk meningkatkan kapasitasnya mengenai kegiatan yang ada di masyarakat
sebagai pengrajin dalam menciptakan sebesar 53%.
produk yang akan dipasarkan.
4. Pelatihan Pemasaran Produk 2. Hambatan yang sering ditemui responden
Pemasaran produk di Perkampungan dalam keterlibatannya mengelola kawasannya
Industri Kecil ini, disediakan beberapa yaitu warga kurang antusias dalam
failitas ruangan pameran untuk barang berpartisipasi sebesar 58%,serta terbatasnya
yang telah jadi. Proses pelatihan dana warga sebesar 23% Hal ini disebabkan
mengenai pemesaran produk barang yang hubungan pengelola dan masyarakat yang
ada di PIK, yaitu : kurang baik, sehingga mayoritas masyaarakat
Peluang akses permodalan dan berdasarkan hasil kuisioner sebesar 76% tidak
penguatan usaha masyarakat; memberi pendapat mengenai kegiatan yang
Peluang dan akses pemasaran produk; berlangsung di PIK BPLIP Pulogadung ini.
Pengetahuan dan kemampuan dalam 3. Kondisi fasilitas di PIK sudah sangat baik dan
manajemen pemasaran. menurut responden, fasilitas-fasilitas yang ada
di PIK BPLIP Pulogadung sudah mencukupi
5. Pelatihan Penyuluhan Rumah Sehat kebutuhan sehingga dapat mendukung
Rumah-rumah yang berada di PIK pelayanan jasa kualitas barang yang ada di
disediakan oleh pihak pengelola untuk PIK. Jumlah responden yang menyatakan
masyarakat yang berkerja di PIK bersedia membentuk organisasi hanya 18% dan
sebagai sarana hunian dan tempat selebihnya banyak memilih untuk netral,
usaha. Penyuluhan rumah sehat ini padahal kegiatan organisasi ini bisa
dilakukan untuk memberikan wawasan, meringankan beban pengelola dalam

Jurnal Planesa Volume 2, Nomor 2 November 2011 95


Pengelolaan Kawasan Perkampungan Industri Kecil (PIK) BPLIP Pulo Gadung Berbasis Masyarakat

memelihara kawasannya. Sedangkan, bantuan hubungan kedua belah pihak tidak harmonis
dari pengelola BPLIP terhadap pemeliharaan dalam menjalankan perannya sebagai
kawasan dan fasilitas-fasilitas yang ada di PIK stakeholder.
masih terpelihara dengan baik, serta
8. Peran serta masyarakat perlu ditingkatkan
Perkampungan Industri Kecil (PIK) BPLIP
dalam peningkatan SDM melalui
yang aman.
pengembangan modal sosial, pengembangan
4. Pengetahuan responden mengenai informasi ekonomi warga, serta memperkuat peran dan
kawasan tempat tinggalnya menjadi kawasan kapasitas warga dalam mengelola sarana yang
Wisata Belanja banyak tidak diketahui oleh ada. Peningkatan SDM diharapkan merubah
responden karena kurangnan tingkat pola pikir masyarakat secara bertahap terhadap
kepedulian responden terhadap kawasannya. peran sertanya mengelola kawasan dan
Untuk, biaya pemeliharaan atau perawatan mengarahkan kepada mereka dalam mengelola
lingkungan lebih banyak diketahui responden dan memelihara sebuah kawasan, bukanlah hal
sebesar 98%, karena tiap bulan mereka harus yang sulit karena bekerja sama dengan pihak
membayar uang/biaya pemeliharaan pengelola BPLIP. Sehingga, hubungan antara
lingkungan. pengelola dan masyarakat menjadi erat,dan
mendukung kegiatan yang berlansung di
5. Pengetahuan akan adanya kerjasama antara
kawasan ini sesuai dengan kebjiakan industri
pihak pengelola dan masyarakat lebih sedikit
kecil. Hal ini dapat menguntungkan kedua
diketahui karena kurangnya bersosialisasi
belah pihak.
antara sesama warga dan pengelola.
Sedangkan, responden yang mengetahui tata 9. Peran serta kerelaan masyarakat terhadap
cara mengelola kawasan hanya berjumlah 14 pemeliharaan kawasan dapat disimpulkan
orang. masih sangat rendah, hal ini disebabkan karena
keterbatasan sumber dana, waktu, peralatan
6. Kesadaran masyarakat dalam pengelolaan
yang dimiliki, beragamnya pendidikan dan
kawasan tidak memiliki hubungan dengan
pengalaman. Hal ini dapat dipahami karena
kegiatan yang berlangsung di PIK BPLIP. Hal
masyarakat penghuni perkampungan ini
ini disebabkan karena di lingkungan kawasan
tersebut adalah masyarakat golongan
ini telah terdapat peraturan, fasilitas
masyarakat berpenghasilan rendah yang
pendukung, serta pengawasan yang dilakukan
sumber penghasilannya rata-rata dibawah Rp.
oleh pihak pengelola sendiri terhadap
1.000.000,- per bulan. Kegiatan ini lebih
pemeliharaan kawasan. Sehingga, masyarakat
menekankan kepada masyarakat PIK BPLIP
menjadi tidak memiliki tanggung jawab sosial
dengan melibatkan beberapa institusi terkait
terhadap lingkungannya.
dan pengelola kawasan. Pemaparan lebih jelas
7. Sikap masyarakat terhadap pengelolaan dapat dilihat pada Gambar.Model Siklus
kawasan tempat tinggalnya menggambarkan Pengelolaan Kawasan Berbasis Masyarakat.
sisi positif meliputi pengelolaan masyarakat
lebih baik, masyarakat ingin melakukan atas
kehendaknya sendiri, biaya yang dikeluarkan
masyarakat untuk pemeliharaan kawasan
murah, kebersamaan menimbulkan hubungan
yang erat dan dikenal dengan masyarakat PIK
yang ramah lingkungan. Hal ini menunjukkan
masih adanya partisipasi dari warga, meskipun
sebagian peran serta tersebut terjadi karena
keterpaksaan atau kewajiban yang harus
dilakukan masyarakat karena himbauan dari
pengelola atau pihak RT. Faktor lainnya yang
menggambarkan sisi negatif dalam
partisipasinya mengelola kawasan meliputi
keterbatasan dana, hubungan yang kurang baik
antara pengelola dan masyarakat, sehingga

96 Jurnal Planesa Volume 2, Nomor 2 November 2011


Pengelolaan Kawasan Perkampungan Industri Kecil (PIK) BPLIP Pulo Gadung Berbasis Masyarakat

Daftar Pustaka Cox, Fred M., et.al. (eds.).1979. Strategies of


Alhusin, Syahri. 2001. Aplikasi Statistik Praktis Community Organization, a book of
Dengan SPSS 9. Penerbit : PT. Elex readings. 3rd.,ed., F.E. Peacock
Media Komputindo. Jakarta. Publishers,Inc., Itasca, Illinois.
Badan Pusat Statistik. 2007. Statistik Kotamadya Departemen Perindustrian dan Perdagangan
Jakarta Timur. Republik Indonesia. 2005. Kebijakan
BiddLe, William. 1965. “The Community Pengembangan Industri Kecil Menengah
Development” Rediscovery Local Of 2005-2009. Penerbit : Deprindag. Jakarta
Initiative. USA : Richard and Winston. Djajadiningrat, Surna Tjahja. 2007.
Inc. Pertambangan, Lingkungan Hidup dan
Budhi Wibhawa. 1996. Model Analisis dan Pemberdayaan Masyarakat. Tanpa
Perubahan Perilaku Manusia. Jurusan Penerbit.
Ilmu Kesejahteraan Sosial FISIP Hanna, Mark G. and Robinson, Buddy. 1994.
UNPAD. Bandung. Strategies for Community Empowerment:
Budimanta, A. 2001. Prinsip Pengelolaan Direct action and transformative
Community Development. Makalah approaches to social change practice.
Disampaikan pada Kursus Singkat EmText : New York
Program Community Development.
Jakarta.

Jurnal Planesa Volume 2, Nomor 2 November 2011 97


Pengelolaan Kawasan Perkampungan Industri Kecil (PIK) BPLIP Pulo Gadung Berbasis Masyarakat

Hariyono, Paulus. 2007. Sosiologi Kota Untuk Profil Perkampungan Industri Kecil (PIK) BPLIP
Arsitek. Penerbit : Sinar Garfika Offset. Pulogadung.2005
Jakarta.
Ramly Najamuddin. Tanpa Tahun. Pesona
Hidayat Syarif dan Darwin Syamsulbahri. 2001. Jakarta Ramah Lingkungan. Penerbit:
Pemberdayaan Ekonomi Rakyat. Jakarta. Grafindo Khazanah Ilmu. Jakarta.
Ife, Jim W. 1995. Community Development: Rubin, Herbert J, dan Irene S. Rubin. 1992.
creating community alternatives - vision Community Organi zation and
analysis and practice. Melbourne : Development, 2nd edition. Macmilan
Longman. Publik : New York.
Kuncoro, Mudrajad. 2003. Metode Riset Untuk Rudito, Bambang; Arif Budimanta; Adi Prasetijo.
Bisnis dan Ekonomi. Jakarta. 2003. Akses Peran Serta Masyarakat.
Penerbit : Indonesia Center For
Marzali, Amri. Tanpa Tahun. “Partisipasi
Sustainable Development. Jakarta
Masyarakat Lokal Dalam Pembangunan
Nasional”, dalam Jurnal Kebudayaan Rudito, Bambang; Arif Budimanta; Adi Prasetijo.
Genta Budaya, No.2 tahun 1. Padang. 2004. Corporate Social Responsibility:
Jawaban Bagi Model Pembangunan
Mulyono,H.R. 2007. Ilmu Lingkungan. Penerbit :
Indonesia Masa Kini. Penerbit : ICSD.
Graha Ilmu. Yogyakarta.
Jakarta.
Nasution, Muslimin. 1996. Pemberdayaan
Soerjani, Mohammad dkk. 2006. Lingkungan
Masyarakat : Tujuan Proses
Hidup. Penerbit : Institut Pendidikan dan
Pengembangan Masyarakat yang
Pengembangab Lingkungan. Jakarta.
Dibangun Diatas Realitas, Bandung :
Institut Teknologi Bandung. Tropman, John E. et.al. 1996. Strategies of
Community Intervention, Macro Practice.
Nelson, Nici dan Susan Wright. 1995. Power and
5th.ed. F.E. Peacock Publishers, INC.,
Participatory Development ; Theory And
Itasca Illinois.
Practise. Intermediate Technology
Publications, UK. Yoeti, Oka A. 1997. Perencanaan dan
Pengembangan Pariwisata. Penerbit : PT.
Neolaka, Amos, M.Pd. 2008. Kesadaran
Karya Unipress. Jakarta
Lingkungan. Penerbit : PT. Rineka Cipta.
Jakarta.
Pemerintah Daerah DKI Jakarta BPLIP
Pulogadung. 2000. Kebijakan Pengelola
Lingkungan Industri dan Pemukiman
(BPLIP) Pulogadung. Jakarta.

98 Jurnal Planesa Volume 2, Nomor 2 November 2011

Anda mungkin juga menyukai