Abstrak
Pengelolaan berbasis masyarakat adalah kemampuan swakelola oleh masyarakat
melalui instansi RT/RW merupakan potensi yang harus dimanfaatkan oleh pihak
pengelola, merupakan bentuk community development. Perkampungan yang
menjadi obyek penelitian yaitu Perkampungan Industri Kecil (PIK) BPLIP
Pulogadung. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kegiatan yang
berlangsung di dalam kawasan Perkampungan Industri Kecil (PIK) BPLIP
Pulogadung, untuk mengetahui sejauh mana kesadaran masyarakat PIK BPLIP
dalam melaksanakan pengelolaan kawasan di tempat tinggalnya, dan untuk
meningkatkan sistem pengelolaan kawasan Perkampungan Industri Kecil (PIK)
yang melibatkan partisipasi masyarakat PIK BPLIP Pulogadung. Metode penelitian
yang digunakan adalah metode analisis crosstabs dengan menggunakan system
SPSS 15. Hasil pengolahan kuisioner kepada masyarakat PIK BPLIP
menggambarkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi masih rendahnya
partisipasi warga yaitu pendidikan masih rendah sehingga mempengaruhi pola pikir
warga, dana masih terbatas, pengetahuan responden masih rendah sehingga tidak
langsung menerapkannya. Kebanyakan orang akan melihat akan pelaksanaan
pengawasan peraturan terhadap peraturan yang dikeluarkan oleh pihak pengelola,
kesadaran masyarakat terhadap pengelolaan kawasan PIK BPLIP pulogadung masih
rendah, SDM (Sumber Daya Manusia) yang masih rendah terhadap peran sertanya
dalam pengelolaan kawasan.
8. Industri kecil sanggup bertindak cepat untuk masjid, gotong royong dan sebagainya dalam
memanfaatkan kesempatan berkembang. perannya mengelola kawasan.
Menurut Jack Rothman (1979),
Kelemahan industri kecil antara lain :
Community Development atau Pemberdayaan
1. Kelemahan wawasan bisnis serta pengetahuan
Masyarakat adalah sebuah model pengembangan
mengelola usaha dengan baik.
masyarakat yang menekankan pada partisipasi
2. Kesulitan mendapat akses ke pasar karena
penuh seluruh warga masyarakat. PBB (1955)
keterbatasan pengetahuan mengenai jaring-
mendefinisikan pengembangan masyarakat
jaring pemasaran yang ada.
sebagai pengembangan masyarakat didefinisikan
3. Keterbatasan pengetahuan yang menyangkut
sebagai suatu proses yang dirancang untuk
manajemen produksi.
menciptakan kemajuan kondisi ekonomi dan
4. Keterbatasan modal.
sosial bagi seluruh warga masyarakat dengan
Menurut Kamus Umum Bahasa partisipasi aktif dan sejauh mungkin
Indonesia, perkampungan berasal dari kata dasar menumbuhkan prakarsa.
“kampung” artinya tempat tinggal. Perkampungan Secara umum, community development
adalah tempat atau daerah tempat tinggal dari dapat didefinisikan sebagai kegiatan
masyarakat. Menurut Soekanto, masyarakat pengembangan masyarakat yang diarahkan untuk
adalah orang yang hidup bersama yang memperbesar akses masyarakat untuk mencapai
menghasilkan kebudayaan. Masyarakat sebagai kondisi sosial, ekonomi dan budaya yang lebih
sejumlah individu yang hidup bersama baik. Sehingga masyarakat di tempat tersebut
meniptakan peraturan-peraturan pergaulan diharapkan menjadi lebih mandiri dengan kualitas
kemudian meniptakan kebudayaan masyarakat kehidupan dan kesejahteraan yang lebih baik.
tersebut (Hariyono, Paulus 2007). Program Community Development
Perkampungan terbentuk dari suatu memiliki tiga karakter utama yaitu berbasis
satuan-satuan komuniti yang hidup seara masyarakat (community based), berbasis sumber
tersendiri dengan batas-batas kebudayaan dan daya setempat (local resource based) dan
sosial yang jelas, yaitu terwujud sebagai: berkelanjutan (sustainable). Dua sasaran yang
a. Sebuah komuniti tunggal, berada di tanah ingin dicapai yaitu: sasaran kapasitas masyarakat
milik negara, dan karena itu dapat dan sasaran kesejahteraan.
digolongkan sebagai hunian liar. Keberhasilan program community
b. Satuan komuniti tunggal yang merupakan development ditekankan pada 3 aspek, yaitu :
bagian dari sebuah RT atau sebuah RW. a. Community Services merupakan pelayanan
Sebuah satuan komuniti tunggal yang terwujud perusahaan untuk memenuhi kepentingan
sebagai sebuah RT atau RW atau bahkan masyarakat.
terwujud sebagai sebuah kelurahan, dan bukan b. Community Enpowering adalah program-
hunian liar. program yang berkaitan dengan memberikan
Warga yang bertempat tinggal di wilayah akses yang lebih luas kepada masyarakat
Perkampungan Industri Kecil merupakan untuk menunjang kemandiriannya.
masyarakat. Jadi, perkampungan di kawasan PIK c. Community Relation yaitu kegiatan-kegiatan
BPLIP ini dapat diartikan sebagai masyarakat yang menyangkut pengembangan komunikasi
yang dapat memproduksi sendiri kebutuhan dan informasi kepada pihak yang terkait.
pokok hidupnya. Warga perkampungan industri Menurut Ife (1995) ada 22 (dua puluh
kecil direkrut sendiri melalui biologis dan warga dua) prinsip dalam pengembangan masyarakat,
di perkampungan ini terlibat sosialisasi terhadap beberapa prinsip yang mendasar yaitu:
tempat tinggal mereka, dimana di dalam suatu 1. Integrated Development
perkampungan tersebut terdapat kegiatan industri. Kegiatan pengembangan masyarakat harus
Pengelolaan Berbasis Masyarakat dalam merupakan sebuah pembangunan yang
studi ini yaitu Kemampuan swakelola oleh
terintegrasi, yang dapat mencakup berbagai
masyarakat melalui instansi RT/RW merupakan
aspek kehidupan manusia, yaitu sosial,
potensi yang harus dimanfaatkan oleh pihak ekonomi, politik, budaya, lingkungan, dan
pengelola, merupakan bentuk community spiritual. Kegiatan pengembangan masyarakat
development (BiddLe, William 1965) dalam difokuskan pada satu aspek, maka kegiatan
tatanan komunitas masyarakat perkampungan tersebut harus memperhatikan dan
industri kecil. Perkembangan prinsip community memperhitungkan keterkaitan dengan aspek
development yang didasari oleh masyarakat
lainnya.
memiliki kemampuan untuk mengurus dan
mengatur dirinya seperti pembangunan renovasi 2. Human Right
memelihara kawasannya. Sedangkan, bantuan hubungan kedua belah pihak tidak harmonis
dari pengelola BPLIP terhadap pemeliharaan dalam menjalankan perannya sebagai
kawasan dan fasilitas-fasilitas yang ada di PIK stakeholder.
masih terpelihara dengan baik, serta
8. Peran serta masyarakat perlu ditingkatkan
Perkampungan Industri Kecil (PIK) BPLIP
dalam peningkatan SDM melalui
yang aman.
pengembangan modal sosial, pengembangan
4. Pengetahuan responden mengenai informasi ekonomi warga, serta memperkuat peran dan
kawasan tempat tinggalnya menjadi kawasan kapasitas warga dalam mengelola sarana yang
Wisata Belanja banyak tidak diketahui oleh ada. Peningkatan SDM diharapkan merubah
responden karena kurangnan tingkat pola pikir masyarakat secara bertahap terhadap
kepedulian responden terhadap kawasannya. peran sertanya mengelola kawasan dan
Untuk, biaya pemeliharaan atau perawatan mengarahkan kepada mereka dalam mengelola
lingkungan lebih banyak diketahui responden dan memelihara sebuah kawasan, bukanlah hal
sebesar 98%, karena tiap bulan mereka harus yang sulit karena bekerja sama dengan pihak
membayar uang/biaya pemeliharaan pengelola BPLIP. Sehingga, hubungan antara
lingkungan. pengelola dan masyarakat menjadi erat,dan
mendukung kegiatan yang berlansung di
5. Pengetahuan akan adanya kerjasama antara
kawasan ini sesuai dengan kebjiakan industri
pihak pengelola dan masyarakat lebih sedikit
kecil. Hal ini dapat menguntungkan kedua
diketahui karena kurangnya bersosialisasi
belah pihak.
antara sesama warga dan pengelola.
Sedangkan, responden yang mengetahui tata 9. Peran serta kerelaan masyarakat terhadap
cara mengelola kawasan hanya berjumlah 14 pemeliharaan kawasan dapat disimpulkan
orang. masih sangat rendah, hal ini disebabkan karena
keterbatasan sumber dana, waktu, peralatan
6. Kesadaran masyarakat dalam pengelolaan
yang dimiliki, beragamnya pendidikan dan
kawasan tidak memiliki hubungan dengan
pengalaman. Hal ini dapat dipahami karena
kegiatan yang berlangsung di PIK BPLIP. Hal
masyarakat penghuni perkampungan ini
ini disebabkan karena di lingkungan kawasan
tersebut adalah masyarakat golongan
ini telah terdapat peraturan, fasilitas
masyarakat berpenghasilan rendah yang
pendukung, serta pengawasan yang dilakukan
sumber penghasilannya rata-rata dibawah Rp.
oleh pihak pengelola sendiri terhadap
1.000.000,- per bulan. Kegiatan ini lebih
pemeliharaan kawasan. Sehingga, masyarakat
menekankan kepada masyarakat PIK BPLIP
menjadi tidak memiliki tanggung jawab sosial
dengan melibatkan beberapa institusi terkait
terhadap lingkungannya.
dan pengelola kawasan. Pemaparan lebih jelas
7. Sikap masyarakat terhadap pengelolaan dapat dilihat pada Gambar.Model Siklus
kawasan tempat tinggalnya menggambarkan Pengelolaan Kawasan Berbasis Masyarakat.
sisi positif meliputi pengelolaan masyarakat
lebih baik, masyarakat ingin melakukan atas
kehendaknya sendiri, biaya yang dikeluarkan
masyarakat untuk pemeliharaan kawasan
murah, kebersamaan menimbulkan hubungan
yang erat dan dikenal dengan masyarakat PIK
yang ramah lingkungan. Hal ini menunjukkan
masih adanya partisipasi dari warga, meskipun
sebagian peran serta tersebut terjadi karena
keterpaksaan atau kewajiban yang harus
dilakukan masyarakat karena himbauan dari
pengelola atau pihak RT. Faktor lainnya yang
menggambarkan sisi negatif dalam
partisipasinya mengelola kawasan meliputi
keterbatasan dana, hubungan yang kurang baik
antara pengelola dan masyarakat, sehingga
Hariyono, Paulus. 2007. Sosiologi Kota Untuk Profil Perkampungan Industri Kecil (PIK) BPLIP
Arsitek. Penerbit : Sinar Garfika Offset. Pulogadung.2005
Jakarta.
Ramly Najamuddin. Tanpa Tahun. Pesona
Hidayat Syarif dan Darwin Syamsulbahri. 2001. Jakarta Ramah Lingkungan. Penerbit:
Pemberdayaan Ekonomi Rakyat. Jakarta. Grafindo Khazanah Ilmu. Jakarta.
Ife, Jim W. 1995. Community Development: Rubin, Herbert J, dan Irene S. Rubin. 1992.
creating community alternatives - vision Community Organi zation and
analysis and practice. Melbourne : Development, 2nd edition. Macmilan
Longman. Publik : New York.
Kuncoro, Mudrajad. 2003. Metode Riset Untuk Rudito, Bambang; Arif Budimanta; Adi Prasetijo.
Bisnis dan Ekonomi. Jakarta. 2003. Akses Peran Serta Masyarakat.
Penerbit : Indonesia Center For
Marzali, Amri. Tanpa Tahun. “Partisipasi
Sustainable Development. Jakarta
Masyarakat Lokal Dalam Pembangunan
Nasional”, dalam Jurnal Kebudayaan Rudito, Bambang; Arif Budimanta; Adi Prasetijo.
Genta Budaya, No.2 tahun 1. Padang. 2004. Corporate Social Responsibility:
Jawaban Bagi Model Pembangunan
Mulyono,H.R. 2007. Ilmu Lingkungan. Penerbit :
Indonesia Masa Kini. Penerbit : ICSD.
Graha Ilmu. Yogyakarta.
Jakarta.
Nasution, Muslimin. 1996. Pemberdayaan
Soerjani, Mohammad dkk. 2006. Lingkungan
Masyarakat : Tujuan Proses
Hidup. Penerbit : Institut Pendidikan dan
Pengembangan Masyarakat yang
Pengembangab Lingkungan. Jakarta.
Dibangun Diatas Realitas, Bandung :
Institut Teknologi Bandung. Tropman, John E. et.al. 1996. Strategies of
Community Intervention, Macro Practice.
Nelson, Nici dan Susan Wright. 1995. Power and
5th.ed. F.E. Peacock Publishers, INC.,
Participatory Development ; Theory And
Itasca Illinois.
Practise. Intermediate Technology
Publications, UK. Yoeti, Oka A. 1997. Perencanaan dan
Pengembangan Pariwisata. Penerbit : PT.
Neolaka, Amos, M.Pd. 2008. Kesadaran
Karya Unipress. Jakarta
Lingkungan. Penerbit : PT. Rineka Cipta.
Jakarta.
Pemerintah Daerah DKI Jakarta BPLIP
Pulogadung. 2000. Kebijakan Pengelola
Lingkungan Industri dan Pemukiman
(BPLIP) Pulogadung. Jakarta.