Anda di halaman 1dari 29

TUGAS PRAKTIKUM #02

GL-5009 PENGINDRAAN JAUH GEOLOGI

IMAGE ENHANCEMENT
MENGGUNAKAN QGIS

Oleh
WINA EKA RAHMIDIANI
NIM: 22021002
(Program Studi Magister Teknik Geologi)

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG


September 2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ........................................................................................................... 2


DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. 3
DAFTAR TABEL ................................................................................................... 4

Bab I Pendahuluan .................................................................................................. 5


I.1 Latar Belakang ......................................................................................... 5
I.2 Tujuan Praktikum ..................................................................................... 5
I.3 Alat dan Bahan Praktikum ....................................................................... 5

Bab II Hasil dan Pembahasan ................................................................................. 6


II.1 Langkah dan Pengerjaan ......................................................................... 6
II.1.1 Pemilihan Region of Interest (ROI) .............................................. 6
II.1.2 Penajaman Citra (Normalisasi Histogram) ................................... 7
II.1.3 Filtering Citra .............................................................................. 13
II.2 Hasil Praktikum..................................................................................... 17
II.2.1 Penajaman Citra (Normaliasi Histogram) ................................... 17
II.2.2 Filter Citra ................................................................................... 21
II.3 Pembahasan ........................................................................................... 27

Bab III Kesimpulan ............................................................................................... 28

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 29


DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Tampilan batasan area citra dengan menggunakan ROI .......................6


Gambar 2. Jendela subset Image untuk memilih ROI ............................................7
Gambar 3. Hasil dari pemotongan Citra Landsat-8 ................................................8
Gambar 4. Tampilan menu symbology pada layer properties untuk
mengatur komposit warna dalam enhancement citra ...............................................8
Gambar 5. Tampilan hasil pengaturan komposit band 4,3,2 ..................................9
Gambar 6. Tampilan Raster Calculator ..................................................................9
Gambar 7. Hasil Raster Calculator NDVI Grayscale ...........................................10
Gambar 8. Proses perubahan warna citra RdYlGn ...............................................11
Gambar 9. Hasil perubahan warna citraNDVI dengan RdYlGn ..........................11
Gambar 10. Proses Normalisasi Histogram ROI ..................................................12
Gambar 11. Proses Pengaturan komposit band ....................................................12
Gambar 12. Tampilan Normalisasi Histogram .....................................................13
Gambar 13. Proses Filter pada citra yang sudah dikomposit ...............................13
Gambar 13. Proses pemilihan filter Laplacian .....................................................14
Gambar 14. Kotak dialog filter Laplacian ............................................................14
Gambar 15. Filter Laplacian berhasil diproses .....................................................15
Gambar 16. Hasil dari proses filter Laplacian ......................................................15
Gambar 17. Tampilan normalisasi histogram dari hasil proses filter Laplacian ..16
Gambar 18. Hasil dari proses normalisasi filter Laplacian ..................................16
Gambar 19. Tampilan komposit band RGB 432 sebelum dan setelah
dilakukan normalisasi histogram............................................................................18
Gambar 19. Tampilan komposit band RGB 567 sebelum dan setelah
dilakukan normalisasi histogram............................................................................19
Gambar 20. Tampilan komposit band RGB 752 sebelum dan setelah
dilakukan normalisasi histogram............................................................................20
Gambar 21. Kotak dialog Filter Laplacian ...........................................................21
Gambar 22. Tampilan Komposit Band RGB 432 sebelum dan setelah filter
Lapalacian ..............................................................................................................22
Gambar 23. Kotak dialog Filter Gaussian ............................................................23
Gambar 24. Tampilan Komposit Band RGB 432 sebelum dan setelah filter
Gaussian .................................................................................................................24
Gambar 25. Kotak dialog Filter Morphological ...................................................25
Gambar 26. Tampilan Komposit Band RGB 432 sebelum dan setelah filter
Morphological ........................................................................................................26
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Data yang digunakan dalam pemotongan citra .........................................6

4
Bab I Pendahuluan

I.1 Latar Belakang


Perekaman citra oleh satelit memanfaatkan variasi daya, gelombang bunyi maupun
energi elektromagnetik. Selain itu pula dipengaruhi oleh cuaca dan berbedaan
keadaan atmosfer bumi. saat cuaca sedang kurang baik akan ada awan dan kabut
sehingga menghasilkan kenampakan citra yang buram atau mungkin tertutup awan
sehingga proses interpretasi menjadi terhambat. Cuaca berkabut, berawan maupun
hujan dapat mengurangi kejelasan gambar citra, sehingga hal ini akan berdampak
pada interpretasi yang menjadi kurang relevan. Agar kenampakan citra dapat
dilakukan analisis dengan baik maka sebelumnya perlu dilakukan penajaman citra,
yakni dengan mengubah nilai piksel secara sistematis hingga mendapatkan efek
kenampakan citra yang lebih tajam sesuai dengan kebutuhan peneliti. Meliputi
semua operasi yang menghasilkan citra baru dengan kenampakan visual dan
karakteristik soektral yang berbeda-beda.

I.2 Tujuan Praktikum


Tujuan praktikum yakni:
1. Memahami konsep Multispektral pada Pengindraan Jauh Geologi
2. Mengidentifikasi Geomorfologi dan tutupan lahan secara visual

I.3 Alat dan Bahan Praktikum


Alat yang digunakan untuk menentukan Region of Interest (ROI) berupa perangkat
lunak ENVI dan alat yang digunakan untuk melakukan Image Enhancement berupa
perangkat lunak Quantum GIS (QGIS). Sedangkan bahan yang digunakan
merupakan citra Landsat-8 hasil dari koreksi atmosfer dengan menggunakan
metode FLAASH.

5
Bab II Hasil dan Pembahasan

II.1 Langkah dan Pengerjaan


II.1.1 Pemilihan Region of Interest (ROI)
Setiap scene citra satelit mencakup area yang cukup luas meskipun belum tentu
semua area tersebut diobservasi. Oleh karena itu, perlu dilakukan pemotongan citra
sesuai dengan area yang diperlukan. Pemotongan ini bertujuan untuk memfokuskan
area kerja hanya pada lokasi yang diobservasi. Pemotongan citra ini juga dapat
memperkecil penggunaan memori komputer.
Tabel 1. Data yang digunakan dalam pemotongan citra
Data Deskripsi
Citra Raster.tif Citra yang ingin dipotong

1. Buka citra yang akan dipotong sehingga citra terlihat pada area kerja ENVI
2. Buka jendela Region of Interest (ROI) tool dengan mengklik icon ROI pada
toolbar.
3. Pada jendela ROI tool pilih bentuk geometri untuk membatasi area yang akan
dipotong dengan klik pada bentuk Polygon, Rectangle, Ellipse, Polyline, atau
Point. Pada modul ini menggunakan bentuk geometri Rectangle. Setelah
memilih bentuk geometri yang diinginkan, batasi area yang dipotong pada citra
sehingga terlihat pada

Gambar 1. Tampilan batasan area citra dengan menggunakan ROI

6
4. Pada kotak isian ROI Name dapat diubah sesuai dengan yang diinginkan.
Setelah itu, tutup jendela ROI.
5. Pilih Resize data pada Toolbox sehingga terbuka jendela Resize Data Input File.
6. Pada Select Input File pilih citra yang ingin dipotong.
7. Klik Spatial Subset dan pilih ROI/EFV pada Subset Using, kemudian pilih ROI
batasan area yang dibentuk pada proses sebelumnya (Gambar 2)

Gambar 2. Jendela subset Image untuk memilih ROI

8. Klik pada Spectral Subset untuk memilih band apa saja yang ingin dipotong,
dan klik OK, kemudian akan muncul jendela Resize Data Parameters.
9. Akan muncul jendela Resize Data Parameters, pada Output Result to pilih File
dan tentukan lokasi serta nama output file pada Enter Output Filename dan klik
OK.

II.1.2 Penajaman Citra (Normalisasi Histogram)


1. Citra yang tampil pertama kali dibuka akan secara default memiliki komposisi
warna R,G,B = band 1, 2, 3. (Gambar 3) kemudian apabila ingin dilakukan
pengubahan komposit band ataupun enhancement, klik kanan > Properties >
Symbology (Gambar 4)

7
Gambar 3. Hasil dari pemotongan Citra Landsat-8

Gambar 4. Tampilan menu symbology pada layer properties untuk mengatur komposit warna
dalam enhancement citra

2. Setelah citra terlihat baik secara visual (Gambar 5), aritmatika antar band dapat
dilakukan. Perhitungan indeks vegetasi NDVI dengan landsat-8 dengan rumus:
(Band 5−Band 4)
NDVI = (Band 5+Band 4)

Pada menu Raster, pilih Raster calculator (Gambar 6), lalu masukan rumus
diatas dengan klik dua kali pada setiap band yang akan dihitung secara

8
aritmatika. Setelah itu, output standar diisi dengan nama file hasil perhitungan,
kemudian format file bisa dipilih dengan cara scroll down output format
(Gambar 12) setelah semua parameter diisi, klik OK

Gambar 5. Tampilan hasil pengaturan komposit band 4,3,2

Gambar 6. Tampilan Raster Calculator

3. Hasil perhitungan aritmatika akan muncul secara langsung berupa citra NDVI
dengan warna grayscale (Gambar 7). Untuk mengubah warna citra bisa dengan
mengatur render type pada menu Properties > Single band pseudocolor

9
(Gambar 8) dengan color ramp > RdYlGn (Gambar 9). Perubahan warna
tampah pada Gambar

Gambar 7. Hasil Raster Calculator NDVI Grayscale

4. Untuk menghilangkan nilai ekstrem (outlier) pada NDVI yang menyebabkan


citra tampak buram, lakukan enhancement menggunakan Min/Max Value
Setting. Untuk enhancement secara otomatis, gunakan setting Cummulative
count cut (Gambar 17), sedangkan untuk manual bisa menggunakan user
defined, lalu tentukan nilai minimum (Min) dan maksimum (Max) sesuai
dengan yang diinginkan, lalu Apply > OK lalu didapat hasil seperti (Gambar 8)

10
Gambar 8. Proses perubahan warna citra RdYlGn

Gambar 9. Hasil perubahan warna citraNDVI dengan RdYlGn

5. Klik kanan pada Citra Landsat-8 yang telah dilakukan pemotongan ROI dengan
cara klik kanan > properties > Layers Properties > Histogram > Compute
Histogram (Gambar 10)

11
Gambar 10. Proses Normalisasi Histogram ROI

6. Selanjutnya pilih Prefs/Actions > Show Selected Band > Pilih band sesuai
dengan komposit yang dipilih, dalam hal ini komposit 4 3 2 maka band yang
dipilih band 4 (merah), band 3 (hijau), band 2 (biru) (Gambar 11) tampilan
normalisasi histogram terlihat pada (Gambar 12)

Gambar 11. Proses Pengaturan komposit band

12
Gambar 12. Tampilan Normalisasi Histogram

II.1.3 Filtering Citra


1. Klik pada menu Processing > Toolbox dan akan muncul jendela Processing
Toolbox pada kanan layar (Gambar 13)

Gambar 13. Proses Filter pada citra yang sudah dikomposit

2. Pada tampilan Toolbox Processing di sebelah kanan layer klik SAGA > Raster
Filter > Laplacian Filter (Gambar 13) dan akan muncul tampilan Laplacian

13
filter (Gambar 14) dan isi sesuai dengan yang dibutuhkan lalu klik Run (Gambar
14)

Gambar 13. Proses pemilihan filter Laplacian

Gambar 14. Kotak dialog filter Laplacian

14
Gambar 15. Filter Laplacian berhasil diproses

3. Selanjutnya setelah selesai pemrosesan filter Laplacian, maka akan muncul layer
baru, dan tampilan citra ROI yang sudah di filter (Gambar 16)

Gambar 16. Hasil dari proses filter Laplacian

4. Citra yang sudah di filter selanjutnya dilakukan penajaman kembali melalui


normalisasi histogram (Gambar 17) dengan hasil pada (Gambar 18)

15
Gambar 17. Tampilan normalisasi histogram dari hasil proses filter Laplacian

Gambar 18. Hasil dari proses normalisasi filter Laplacian

5. Setelah dilakukan penajaman, citra yang sudah difilter sudah bisa dilakukan
interpretasi lebih lanjut.

16
II.2 Hasil Praktikum
II.2.1 Penajaman Citra (Normalisasi Histogram)
A. Komposit Band RGB 432
Komposit band ini menampilkan warna yang alami (True Color) yang sama
dengan system visual manusia. Komposit band ini setelah dilakukan
penajaman dengan menggunakan normalisasi histogram terlihat lebih sesuai
dengan kondisi di alam

B. Komposit Band RGB 567


Komposit band ini menurut Theodor (2008) dalam Sukmawati dan
Purwanto (2015) paling mampu untuk menampilkan kondisi geologi dengan
baik seperti pola aliran, relief struktur geologi, litologi, dan kenampakan
geologi lainnya. Pada komposit band ini dilakukan penajaman dengan
menggunakan normalisasi histogram, hasilnya terlihat lebih jelas untuk
dilakukan interpretasi lebih lanjut

C. Komposit Band RGB 753


Komposit band ini menurut Ghrefat (2021) bisa untuk menentukan litologi
batuan di area penelitian. Komposit band ini pun dilakukan penajaman
dengan menggunakan normalisasi histogram dan hasilnya terlihat lebih
jelas.

17
Gambar 19. Tampilan komposit band RGB 432 sebelum dan setelah dilakukan normalisasi histogram

18
Gambar 19. Tampilan komposit band RGB 567 sebelum dan setelah dilakukan normalisasi histogram

19
Gambar 20. Tampilan komposit band RGB 752 sebelum dan setelah dilakukan normalisasi histogram

20
II.2.2 Filter Citra
Komposit yang digunakan untuk dilakukan proses filter adalah komposit RGB 432
atau True Colour. Hasil dari proses filter dari komposit ini adalah sebagai berikut.
A. Filter Laplacian

Gambar 21. Kotak dialog Filter Laplacian

21
Gambar 22. Tampilan Komposit Band RGB 432 sebelum dan setelah filter Laplacian

22
B. Filter Gaussian

Gambar 23. Kotak dialog Filter Gaussian

23
Gambar 24. Tampilan Komposit Band RGB 432 sebelum dan setelah filter Gaussian

24
C. Filter Morphological

Gambar 25. Kotak dialog Filter Morphological

25
Gambar 26. Tampilan Komposit Band RGB 432 sebelum dan setelah filter Morphological

26
II.3 Pembahasan

Proses penajaman citra perlu untuk dilakukan karena banyaknya faktor penyerta
pada saat pengambilan citra dilakukan sepeperti keterdapatan kabut dan awan,
kondisi kontras yang rendah maupun mosaic atau penggabungan antar citra. Hal ini
menyebabkan warna citra kurang tajam sehingga sulit untuk dilakukan identifikasi
pada objek. Kondisi citra Landsat-8 pada area Banyuwangi sebelum dilakukan
penajaman citra menggunakan normalisasi histogram sebenarnya sudah cukup
baik, terlihat dengan warna yang cerah dan kontras yang baik pada citra, meskipun
demikian perlu dilakukan penajaman kembali pada komposit RGB 432 sehingga
hasilnya menjadi lebih jelas dan sesuai dengan kondisi alami (Gambar 19).
Sedangkan pada komposit band RGB 567 dan komposit band RGB 752, sebelum
dilakukan normalisasi histogram kondisinya kurang jelas dan sulit untuk
diidentifikasi. Kemudian setelah dilakukan normalisasi histogramnya, hasilnya
tampak menjadi lebih jelas dan tajam dari sebelumnya (Gambar 20) dan (Gambar
21).

Setelah dilakukan penajaman pada citra, kemudian dilanjutkan dengan filtering


pada komposit yang telah dibuat, dalam hal ini komposit band RGB 432 atau true
colour. Komposit band RGB 432 dilakukan filtering dengan 3 metode, yaitu Filter
Laplacian, Gaussian, dan Morphological. Filter Laplacian menghasilkan citra
dengan variasi yang tinggi dan dapat menajamkan batas tepi antar objek,
kenampakan linier dan kelurusan. Pada filter Gaussian citra akan dihilangkan noise
nya sehingga citra hasil filter Gaussian tampah lebih smooth (Gambar 24). Hal ini
bisa di interpretasikan bahwa filter Gaussian dapat digunakan untuk membantu
dalam penarikan batas litologi. Sedangkan filter Morphological hampir sama
dengan filter Gaussian namun dengan noise yang banyak sehingga karakter dari
citra lebih terlihat jelas, sehingga cocok digunakan untuk mengidentifikasi kondisi
morfologi daerah penelitian

27
Bab III Kesimpulan

Penajaman suatu citra sangat perlu dilakukan sebelum melakukan analisis lanjutan.
Tampak bahwa setelah dilakukan penajaman pada citra menggunakan normalisasi
histogram tersebut, citra menjadi lebih tajam dari segi warna dan terlihat lebih jelas.
Selain menggunakan normalisasi histogram diperlukan pula filtering pada citra,
sehingga pada saat dilakukan identifikasi objek geologi dari citra menjadi lebih
mudah untuk dilakukan.

28
DAFTAR PUSTAKA

Saepuloh, A. (2019): Modul Praktikum Pengindraan Jauh Volkanologi dan


Geotermal Cetakan 2, ITB Press, Bandung.

29

Anda mungkin juga menyukai