I. Identitas Pekerja
Nama Pekerja : Arif Munandar
Usia : 25 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Bagian : Electrical
Jabatan : Jr. Teknisi
Masa Kerja : 6 tahun
Pekerjaan yang dilakukan berupa pengerjaan wiring box panel menggunakan alat
kerja berupa obeng yang memakan waktu selama + 7 jam, pekerjaan ini tidak regular
setiap hari dilakukan. Aktivitas pengeboran juga dilakukan dalam membentuk box
panel tersebut selama + 4 jam, sehingga penyelesaian 1 panel box bisa lebih dari 1
hari pengerjaan. Pekerja juga melakukan aktivitas menggerinda selama + 1 jam.
Selain itu, terdapat tugas setting program yang dilakukan selama + 1 jam. Waktu
istirahat formal setengah jam dan sesekali istirahat berkala untuk peregangan
sejenak.
Jam kerja dimulai dari pukul 07.30 – 16.00 WIB.
Waktu
Jika total
Potensi Bahaya 0% - 25% 25% - 50% 50%-100% jam kerja > Skor
dari total dari total dari total 8 jam,
jam kerja jam kerja jam kerja tambahkan
0.5 per jam
Postur janggal
Bahu:
Lengan atau siku yang tidak
√ 2
ditopang, dengan posisi
diatas tinggi perut
Pergelangan tangan:
menekuk ke depan atau ke √ 2
samping
Memencet/menjepit benda
dengan jari-jari tangan √ 2
dengan gaya lebih dari 1 kg
Getaran
Waktu
Jika total
Potensi Bahaya 0% - 25% 25% - 50% 50%-100% jam kerja > Skor
dari total dari total dari total 8 jam,
jam kerja jam kerja jam kerja tambahkan
0.5 per jam
Kesimpulan :
a. Hasil survey keluhan GOTRAK pekerja pada anggota tubuh :
- Bagian kedua betis di Level Hijau (Tingkat Risiko Rendah)
- Bagian punggung bawah di Level Kuning (Tingkat Risiko Sedang)
b. Hasil penilaian potensi bahaya faktor risiko ergonomi diperoleh total skor postur
tubuh sebesar 7 yang artinya “pekerjaan tersebut berbahaya”. Potensi bahaya
pada tubuh bagian atas memberikan kontribusi nilai skor terbesar terhadap hasil
penilaian.
c. Hasil penilaian survey keluhan GOTRAK pada keluhan punggung bawah berada
di tingkat risiko sedang, hal ini merupakan gejala yang harus diperhatikan
mengingat penilaian potensi bahaya faktor risiko ergonomi dalam kategori
berbahaya, sehingga diperlukan tindakan pengendalian potensi bahaya ergonomi
untuk meminimalisir risiko bahaya selanjutnya.
Saran :
1. Menghilangkan postur canggung dengan menggunakan pengendalian rekayasa
seperti menyesuaikan ketinggian kerja, meminimalkan jarak jangkauan,
mengubah orientasi pekerjaan, mengubah tata letak stasiun kerja, menggunakan
peralatan yang dapat disesuaikan posisinya. Tujuannya adalah untuk
memungkinkan pekerja untuk bekerja dengan postur nyaman. Setiap postur
kerja memerlukan perubahan periodik dan gerakan atau postur tersebut menjadi
postur statis yang tidak baik. Jika postur canggung tidak dapat dihilangkan sama
sekali, pertimbangkan untuk :
Balai Keselamatan dan Kesehatan Kerja 3
Bandung
Jl. Golf No. 34 Telp/Fax (022) 7800995 Ujungberung Bandung
LAPORAN OBSERVASI ERGONOMI