SESI 5 TUGAS 2 Bahasa Indonesia - Didik Siswanto
SESI 5 TUGAS 2 Bahasa Indonesia - Didik Siswanto
Disusun Oleh :
Didik Siswanto
NIM. 043061424
i
KATA PENGANTAR
Penulis bersyukur ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat, taufiq, dan karunia-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah kebidanan “E-Learning pada masa pandemic
Covid-19” dengan baik. Makalah ini, dapat diselesaikan dengan baik karena dukungan dan
partisipasi berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang turut membantu terselesaikannya makalah ini yang tidak dapat kami sebutkan
satu per-satu.
Penulis menyadari bahwa tiada sesuatu yang sempurna di dunia ini, begitupun
makalah yang telah penulis buat, baik dalam hal isi maupun penulisannya. Akhir kata,
penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat sebagai sumbangan pemikiran kecil
bagi kemajuan ilmu pengetahuan.
.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
JUDUL......................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
BAB III PENUTUP.................................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................6
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
perekonomian, sosial, keamanan, serta politik akan mempengaruhi kondisi psikologis dan
perubahan perilaku yang sifatnya lebih luas dalam jangka waktu yang lebih panjang.
Perubahan perilaku tersebut mencakup perilaku hidup sehat, perilaku menggunakan
teknologi, perilaku dalam pendidikan, perilaku menggunakan media sosial, perilaku
konsumtif, perilaku kerja, dan perilaku sosial keagamaan. Menurut Roycnhansyah (2020),
perilaku masyarakat pada masa pandemi mengalami perubahan diantaranya yaitu WFH,
everything virtual, transport mode choice, sampai dengan controll access. Penggunaan
teknologi yang tadinya lebih banyak sebagai pendukung kerja sekunder atau malah rekreasi,
berubah menjadi fasilitas kerja utama. Hal ini juga berdampak pada sistem pendidikan di
Indonesia. Dalam sektor pendidikan misalnya, pengajar dan peserta didik akan terbiasa
melakukan interaksi pembelajaran jarak jauh.
Banyak aplikasi pembelajaran online yang bisa diterapkan dalam dunia pendidikan
akhir-akhir ini. Menurut pendapat Molinda (2005), yang dikutip oleh Arizona (2020 : 66),
Pembelajaran online merupakan bentuk pembelajaran/pelatihan jarak jauh dengan
memanfaatkan teknologi telekomunikasi dan informasi, misalnya internet, CD-ROOM
(secara langsung dan tidak langsung). Pembelajaran online menghubungkan pembelajar
(peserta didik) dengan sumber belajarnya (database, pakar/instruktur, perpustakaan) yang
secara fisik terpisah atau bahkan berjauhan namun dapat saling berkomunikasi, berinteraksi
atau berkolaborasi (secara langsung/synchronous dan secara tidak langsung/asynchronous).
Salah satu aplikasi gratis dan familiar diterapkan adalah aplikasi Google Classroom.
Menurut Arizona (2020 : 66), Pembelajaran online yang diterapkan dengan menggunakan
media goggle calssroom memungkinkan pengajar dan peserta didik dapat melangsungkan
pembelajaran tanpa melalui tatap muka di kelas dengan pemberian materi pembelajaran
(berupa slide power point, e-book, video pembelajaran, tugas (mandiri atau kelompok),
sekaligus penilaian. Pengajar dan peserta didik dalam aplikasi ini dimungkinkan untuk
berinteraksi melalui forum diskusi (stream) terkait dengan permasalahan materi dan jalannya
pembelajaran secara interaktif.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
belajar yang digunakan dalam ruang kelas. Artinya, e-learning bagaimanapun canggihnya
teknologi yang digunakan belum mampu menggantikan pelaksanaan pembelajaran tatap
muka karena metode interaksi tatap muka konvensional masih jauh lebihefektif dibandingkan
pembelajaran online atau elearning.Selain itu, keterbatasan dalam aksesibilitas Internet,
perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software), serta pembiayaan sering menjadi
hambatan dalam memaksimalkan sumber-sumber belajar online (Yaumi, 2018).
Keefektifan Pembelajaran Online Salma, dkk (2013 :105) menjelaskan persiapan
sebelum memberikan layanan belajar merupakan salah satu faktor penentu dalam
keberhasilan belajar, terutama pada online learning di mana adanya jarak antara pebelajar dan
pemelajar. Pada pemberlajaran ini pemelajar harus mengetahui prinsipprinsip belajar dan
bagaimana pebelajar belajar. Rovai (Mahardika:2002) menyatakan bahwa alat penyampaian
bukanlah faktor penentu kualitas belajar, melainkan disain mata pelajarn menentukan
keefektifan belajar. Salah satu alasan memilih strategi pembelajaran adalah untuk
mengangkat pembelajaran bermakna.Sehingga efektif atau tidaknya pembelajaran dapat
diidentifikasi melalui perilaku-perilaku antara pemelajar dan pembelajar. Bagaimana respon
pebelajar terhadap apa yang disampaikan oleh pemelajar.
Keefektifan dalam KBBI adalah keadaan berpengaruh, hal berkesan, keberhasilan
tentang usaha atau tindakan, hal mulai berlakunya tentang undang-udang atau
peraturan.Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia mengeluarkan Surat
Edaran Nomor 4 Tahun 2020 Tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan Dalam Masa
Darurat Penyebaran Coronavirus Disease (Covid19) yang berlaku untuk seluruh masyarakat
yang mengenyam pendidikan di Indonesia. Disamping keharusan belajar dalam jaringan yang
menjadi kendala lainnya adalahkurangnya fasilitas penunjang pembelajaran online seperti
yang dialami oleh beberapa murid di SD Banyuajuh 6 kamal memang dapat dikatakan
sebagai sebuah kendala dalam proses berlangsungnya pembelajaran, namun usaha tetap harus
dilakukan semaksimal mungkin, mengingat, sebagai orang tua wajib memberikan yang
terbaik untuk anakanaknya termasuk harta berupa pendidikan. Disisi lain, tingkat semangat
belajar murid juga memicu akan efektif atau tidaknya pembelajaran online ini mengingat
budaya belajar tatap muka yang masih melekat dalam diri sehingga, selama kegiatan belajar
online ini tidak jarang banyak murid yang merasa jenuh atau bosan, sehingga membuat hasil
belajar yang diharapkan tidaklah efektif.
4
BAB III
PENUTUP
Pembelajaran e-learning akan terus harus dilakukan mengingat belum tuntas nya
wabah Covid-19 di Indonesia dan membantu pencegahan penyebaran Covid-19 sehingga
sampai saat ini masih belum ditentukan kapan akan masuk sekolah kembali untuk
pembelajaran tatap muka. Kurang nya sarana dan prasarana yang dipengaruhi oleh faktor
ekonomi dan ketidaksiapan teknologi juga menjadi suatu hambatan dalam berlangsungnya
kegiatan belajar online.Sehingga hasil belajar yang diberikan oleh pemelajar tidak 100%
lancar atau efektif.
5
DAFTAR PUSTAKA
6
Learning. In International Conference on Natural and Social Sciences (ICONSS) Proceeding
Series (pp. 239-245). Bandung : Alfabeta. Utarini, Adi. 2020. Tak Kenal Maka Tak Sayang:
Penelitian Kualitatif Dalam pelayanan Kesehatan.Yigyakarta : Gadjah Mada University
Press.
Yaumi, Muhammad. 2018. Media Dan Teknologi Pembelajaran. Jakarta :
Prenadamedia Group. Yusuf, Muri. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dam
Penelitian Gabungan. Jakarta: Kencana.