Anda di halaman 1dari 10

MODUL 5

Infeksi Bakteri dan Virus

SKENARIO 5 : Tetanggaku yang Malang


Ani, anak tetangga yang masih berusia 8 tahun, saat ini dirawat di rumah sakit karena
penyakit ginjal. Tiga minggu sebelumnya Ani mengalami sakit kulit yang bernanah di daerah
sekitar bibir dan lengannya. Ibu Ani menduga luka tersebut timbul akibat garukan karena Ani
memang sering mengalami alergi pada kulit yang menyebabkan gatal terutama bila makan telur.
Luka dilengan ani kemudian berkembang menjadi selulitis yang mengakibatkan bengkak,
kemerahan, nyeri, terasa panas, dan lengan Ani menjadi susah digerakkan. Dokter puskesmas
pada saat itu menerangkan Ani awalnya menderita impetigo yang dapat disebabkan oleh kuman
Streptococcus yang kemudian berkembang menjadi selulitis.
Saat ini Ani mengalami hematuria, proteinuria, dan terdapat red blood cell cast di
urinenya. Dokter yang merawat Ani sekarang mengatakan penyakit ginjal yang dialami Ani ada
kaitannya dengan penyakit impetigo Ani sebelumnya. Kuman Streptococcus yang menjadi
penyebab impetigo tersebut menstimulus respon imun tubuh Ani untuk membentuk antibodi,
yang akhirnya berujung pada kerusakan ginjal akibat inflamasi dan reaksi hipersensitivitas oleh
komplek antigen-antibodi yang terbentuk.
Ibu Ani masih belum mengerti akan penjelasan dokter tentang penyakit anaknya.
Bagaimana bisa penyakit kulit Ani menyebabkan kerusakan ginjal, apakah berkaitan dengan
alergi yang memang telah ada sebelumnya dan apakah dapat dicegah dengan vaksinasi agar
anaknya yang lain tidak akan mengalami kondisi seperti Ani? Selanjutnya ibu Ani berkonsultasi
kepada Anda selaku tetangganya yang merupakan mahasiswa kedokteran. Ibu Ani juga bertanya
apakah penyakit anaknya ini ada hubungannya dengan almarhumah kakaknya yang meninggal
juga dengan kelainan ginjal akibat lupus nephritis?. Bagaimana Anda menjelaskan hal ini kepada
ibu Ani?

Terminology
1. Bakteri
Bakteri (dari kata Latin bacterium; jamak: bacteria) adalah kelompok organisme yang tidak
memiliki membran inti sel.[4] Organisme ini termasuk ke dalam domain prokariota dan
berukuran sangat kecil (mikroskopik), serta memiliki peran besar dalam kehidupan di bumi.[4]
Beberapa kelompok bakteri dikenal sebagai agen penyebab infeksi dan penyakit, sedangkan
kelompok lainnya dapat memberikan manfaat dibidang pangan, pengobatan, dan industri.[5]
Struktur sel bakteri relatif sederhana: tanpa nukleus/inti sel, kerangka sel, dan organel-organel
lain seperti mitokondria dan kloroplas.[5] Hal inilah yang menjadi dasar perbedaan antara sel
prokariot dengan sel eukariot yang lebih kompleks.[6]
2. Virus
Virus adalah parasit mikroskopik yang menginfeksi sel organisme biologis. Virus bersifat parasit
obligat, hal tersebut disebabkan karena virus hanya dapat bereproduksi di dalam material hidup
dengan menginvasi dan memanfaatkan sel makhluk hidup karena virus tidak memiliki
perlengkapan seluler untuk bereproduksi sendiri. Biasanya virus mengandung sejumlah kecil
asam nukleat (DNA atau RNA, tetapi tidak kombinasi keduanya) yang diselubungi semacam
bahan pelindung yang terdiri atas protein, lipid, glikoprotein, atau kombinasi ketiganya. Genom
virus akan diekspresikan menjadi baik protein yang digunakan untuk memuat bahan genetik
maupun protein yang dibutuhkan dalam daur hidupnya
3. Selulitis
Selulitis adalah infeksi bakteri pada jaringan kulit yang dapat menyebabkan kulit terlihat
kemerahan, bengkak, terasa lembek, dan sakit saat ditekan. Kondisi ini kerap menyerang kulit
tungkai bawah, namun tidak menutup kemungkinan dapat menyerang bagian tubuh lainnya
juga. Siapa pun bisa mengalami selulitis, termasuk anak-anak dan lansia.

4. Impetigo
Impetigo adalah infeksi kulit bagian paling atas yang sangat mudah menular dan menyebabkan
rasa sakit. Akibatnya, ruam merah yang berisi cairan akan terbentuk dan bisa pecah kapan saja.
Ruam merah ini dapat muncul di bagian tubuh mana pun. Namun, paling sering terjadi di sekitar
hidung, mulut, area sekitar tangan dan kaki. Setelah pecah, ruam tersebut akan membuat kulit
berkerak kuning dan cokelat.
5. Streptococcus
Streptococcus adalah salah satu genus dari bakteri nonmotil yang mengandung sel gram positif,
berbentuk buat, oval dan membentuk rantai pendek, panjang atau berpasangan.[3] Bakteri ini
tidak membentuk spora.[3] Bakteri ini dapat ditemukan di bagian mulut, usus manusia dan
hewan.[3] Ada juga jenis yang digunakan untuk fermentasi makanan dan minuman.[3] Beberapa
jenis ada yang bersifat patogen.[3] Spesies bakteri Streptococcus yang bersifat patogen
diantaranya dapat menyebabkan penyakit seperti pneumonia, meningitis, necrotizing fasciitis,
erisipelas, radang tenggorokan, dan endokarditis
6. Hematuria
Hematuria adalah kencing berdarah. Darah di dalam urine ini dapat disebabkan oleh berbagai
penyakit, mulai dari infeksi saluran kemih, penyakit ginjal, hingga kanker prostat.
Darah di dalam urine akan mengubah warna urine menjadi kemerahan atau sedikit kecokelatan.
Urine yang normal seharusnya tidak mengandung darah sedikitpun, kecuali pada wanita yang
sedang menstruasi.

7. Proteinuria
Proteinuria menandakan Anda memiliki protein dalam urin Anda. Proteinuria—juga disebut
albuminuria atau urin albumin—adalah suatu kondisi di mana urin mengandung jumlah protein
yang tidak normal. Albumin adalah protein utama dalam darah.

8. red blood cell cast


gips sel darah merah ( gips sel darah merah jamak )

( Obat ) Sebuah matriks dari membusuk sel darah merah ditemukan di urine sebagai gejala dari
glomerulus penyakit

9. lupus nephritis
Lupus nefritis adalah peradangan pada ginjal akibat pengaruh penyakit systemic lupus erythematosus
(SLE) atau lebih dikenal dengan nama lupus. Lupus adalah penyakit autoimun di mana sistem kekebalan
tubuh menyerang sel-sel ginjal yang sehat, sehingga ginjal tidak dapat menjalankan fungsinya dengan
baik.

Lupus nefritis dapat menyebabkan terjadinya peradangan pada ginjal dan memunculkan sejumlah
gejala, seperti tekanan darah tinggi, adanya darah dan protein dalam urine, hingga gagal ginjal. Lupus
nefritis merupakan kondisi yang cukup serius dan harus segera mendapatkan penanganan dari dokter
ginjal.

RM
1. apakah hub dari penyakit ginjal dengan impetigo yang pernah di alami ani sebelmnya?
Masalah pada ginjal
Ini merupakan komplikasi yang cukup langka, namun bisa terjadi pada siapa saja,
terutama pada anak-anak. Infeksi bakteri Streptococcus yang menyebabkan impetigo,
ternyata bisa menimbulkan kondisi yang lebih parah, yaitu gagal ginjal dan kerusakan
ginjal.

Ini terjadi karena bakteri yang menyebabkan peradangan masuk ke dalam aliran darah
dan sampai ke bagian glomeruli. Glomeruli adalah unit penyaringan dari ginjal. Saat
bagian ini terinfeksi, ginjal akan kehilangan kemampuan untuk menyaring urin.

2. Bagaimana proses terjadiyna selulitis berkembang menjadi impetigo dan akhirnya


menjadi penyakit ginjal?

3. Apa penyebab, gejala dari penyakit ginjal?


Pencegahan Penyakit Ginjal
Penyakit ginjal dapat ditimbulkan oleh diabetes atau hipertensi. Karena itu, salah satu
cara yang bisa dilakukan untuk mencegah penyakit ginjal adalah dengan mengendalikan kedua
penyakit tersebut. Sebab, jika kadar gula darah dan tekanan darah tidak terkontrol, maka lama-
kelamaan ginjal akan rusak. Jika mengalami gejala-gejala penyakit ginjal atau memiliki riwayat
penyakit ginjal dalam keluarga, pasien disarankan untuk menjalani pemeriksaan secara rutin.

Gejala
Apa saja gejala penyakit ginjal?
Tanda-tanda dan gejala penyakit ginjal berkembang dari waktu ke waktu jika kerusakan
ginjal berlangsung lambat. Tanda dan gejala penyakit ginjal dapat mencakup:

Mual
Muntah
Kehilangan selera makan
Tampak terlihat lemah dan lesu (kurang bersemangat)
Mengalami gangguan tidur
Jarang buang air kecil
Volume urin berkurang
Perubahan warna urin, terkadang urin juga bisa bercampur dengan darah
Urin nampak berbusa
Otot berkedut dan kram
Cegukan
Pembengkakan kaki dan pergelangan kaki
Kulit kering sehingga sering mengalami gatal yang tak kunjung hilang
Nyeri dada, jika cairan menumpuk di sekitar selaput jantung
Gangguan irama atau denyut jantung
Sesak napas, jika cairan menumpuk di paru-paru
Tekanan darah tinggi (hipertensi) yang sulit dikendalikan
Penurunan konsentrasi dan kesadaran
Tanda-tanda dan gejala penyakit ginjal sering tidak spesifik. Pasalnya gejala penyakit
ginjal seringkali disebabkan karena penyakit lain. Selain itu, dalam banyak kasus tanda-tanda
dan gejala penyakit ginjal mungkin tidak muncul sampai kerusakan parah telah terjadi.

Oleh sebab itu, buatlah janji dengan dokter Anda jika Anda memiliki tanda-tanda atau
gejala penyakit ginjal.

Jika Anda memiliki kondisi medis yang meningkatkan risiko terkena penyakit ginjal
kronis, dokter mungkin untuk memonitor tekanan darah Anda dan fungsi ginjal dengan tes urin
dan tes darah selama jadwal pemeriksaan. Tanyakan kepada dokter Anda apakah tes ini
diperlukan untuk Anda.

Kapan harus pergi ke dokter?


Jika Anda memiliki tanda atau gejala penyakit ginjal yang tercantum di atas, segera
konsultasikan ke dokter. Setiap tubuh berfungi berbeda satu sama lain. Selalu diskusikan dengan
dokter untuk mendapatkan solusi terbaik bagi situasi Anda.

Penyebab
Apa penyebab penyakit ginjal?
Penyebab penyakit ginjal kronis

Penyakit ginjal kronis terjadi ketika penyakit atau kondisi merusak fungsi ginjal,
menyebabkan kerusakan ginjal memburuk selama beberapa bulan atau tahun.
Penyakit dan kondisi yang sering menyebabkan penyakit ginjal kronis meliputi:

Diabetes tipe 1 atau tipe 2


Tekanan darah tinggi
Glomerulonefritis, radang unit penyaringan ginjal (glomerulus)
Nefritis interstitial, radang tubulus ginjal dan struktur sekitarnya
Penyakit ginjal polikistik
Obstruksi berkepanjangan pada saluran kemih, dari kondisi seperti prostat membesar,
batu ginjal dan beberapa jenis kanker
Vesikoureteral refluks, suatu kondisi yang menyebabkan urine untuk kembali ke ginjal
Infeksi ginjal berulang, juga disebut pielonefritis
Penyebab gagal ginjal akut

Tiba-tiba kehilangan fungsi ginjal disebut cedera ginjal akut, yang juga dikenal sebagai
gagal ginjal akut. Gagal ginjal akut memiliki tiga penyebab utama, di antaranya:

Kurangnya aliran darah ke ginjal


Kerusakan langsung pada ginjal itu sendiri
Penyumbatan urin dari ginjal
Sementara penyebab umum penyakit ini termasuk:

Sebuah luka trauma pada ginjal yang disertai dengan kehilangan darah
Dehidrasi
Kerusakan ginjal karena shock selama infeksi berat yang disebut sepsis
Obstruksi aliran urin, seperti akibat pembesaran prostat
Kerusakan karena obat-obatan tertentu atau toksin
Komplikasi kehamilan, seperti eklampsia dan preeklampsia, atau terkait Syndrome
HELLP
Pelari maraton dan atlet lainnya yang tidak minum cukup cairan saat berlaga di jarak
jauh pada latihan ketahanan mungkin menderita gagal ginjal akut karena kerusakan tiba-tiba
pada jaringan otot. Kerusakan otot ini melepaskan sejumlah besar protein ke dalam aliran darah
yang disebut mioglobin yang dapat merusak ginjal.

4. Apa penyebab dan gejala dari selulitis dan impetigo?


Tanda-tanda & gejala
Apa saja tanda-tanda dan gejala impetigo?
Ada dua jenis impetigo yang perlu Anda tahu, yakni non-bulosa dan bulosa. Tipe non-
bulosa lebih umum terjadi dibanding tipe bulosa. Supaya Anda tidak salah, cermati
gejala dari penyakit kulit berikut ini.

Tanda dan gejala impetigo non-bulosa adalah:

Muncul satu bintik merah yang kemudian semakin banyak dan menyebar
Ruam terasa sangat gatal
Ruam berisi cairan dan sangat mudah pecah
Ketika sudah pecah, kulit di sekitarnya ikut memerah
Kelenjar getah bening di dekat kulit yang terluka kadang terasa bengkak bila disentuh
Setelah pecah, kulit akan berkerak dengan warna kuning kecokelatan
Luka bisa sembuh tanpa luka, kecuali jika goresan mengenai kulit lebih dalam

Sementara, tanda dan gejala impetigo bulosa adalah:


Muncul bintik di kulit berisi cairan berwarna keruh kekuningan
Jika disentuh, kulit yang melenting terasa lembek dan mudah pecah
Setelah pecah, kulit akan berkerak namun tidak ada menimbulkan kemerahan di kulit
sekitarnya
Kulit cenderung sembuh tanpa menimbulkan jaringan parut
Kemungkinan ada tanda-tanda dan gejala yang tidak disebutkan di atas. Bila Anda
memiliki kekhawatiran akan sebuah gejala tertentu, segera konsultasi dengan dokter
Anda.

Penyebab
Bakteri merupakan salah satu penyebab impetigo.
Salah satu dari dua jenis bakteri yang bertanggung jawab untuk menyebabkan impetigo
adalah bakteri strep (streptokokus) atau staph (staphylococcus). Kedua bakteri tersebut
masuk ke dalam tubuh melalui folikel kulit rusak akibat adanya luka terbuka di kulit.

Bahkan bisa juga terjadi pada luka kulit yang tidak terlihat karena masalah kulit seperti
eksim, poison ivy, gigitan serangga, luka bakar, atau lecet.

Infeksi ini juga bisa terjadi, ketika anak-anak mengalami flu atau demam. Kondisi
tersebut kerap kali membuat kulit di bawah hidung mengelupas membuka jalan
masuknya bakteri ke tubuh. Dalam beberapa kasus, impetigo masih dapat terjadi di kulit
yang benar-benar sehat.
Komplikasi

Selulitis
Selain ektima, infeksi bakteri pada lapisan kulit atas juga bisa menyebabkan selulitis.
Infeksi ini dapat memengaruhi jaringan di bawah kulit. Infeksi akan semakin mudah
menyebar akhirnya hingga ke kelenjar getah bening dan aliran darah. Bila sudah terjadi,
infeksi bisa menimbulkan gejala demam dan nyeri tubuh.

Penyebab Selulitis
Sebagian besar kasus selulitis disebabkan oleh bakteri Streptococcus dan Staphylococcus yang
masuk dari luka pada kulit, seperti luka operasi, luka gores, dan gigitan serangga, atau pada
keadaan kulit iritasi dan kulit bengkak. Selulitis juga dapat timbul pada berbagai penyakit kulit,
seperti tinea pedis, eksim, atau psoriasis, serta karena radioterapi.
penyebab selulitis dan hidup di lingkungan sekitar, seperti:

Hemophilus influenzae. Bakteri ini umumnya menyerang anak berusia 6 tahun pada bagian
wajah, lengan, dan tubuh bagian atas.
Pasteurella multocida. Bakteri ini dapat ditularkan melalui gigitan atau cakaran anjing atau
kucing, dengan waktu inkubasi 24 jam.
Aeromonas hydrophillia dan Vibrio vulnificus. Kedua bakteri ini dapat ditemukan di air tawar
dan air laut.
Pseudomonas aeruginosa. Bakteri ini timbul pada luka tusuk.

Gejala Selulitis
Beberapa gejala selulitis yang umum dialami oleh penderitanya meliputi:

Kulit kemerahan yang berpotensi menyebar.


Pembengkakan.
Nyeri.
Demam.
Muncul bintik-bintik merah.
Kulit melepuh.
Kulit bernanah atau berair (muncul cairan berwarna kuning atau bening)

5. Apakah penyakit yg di alami ani dpat dcegah?(impetigo,selulitis dan skit ginjal)


Vaksin Haemophilus influenzae tipe B (HiB) adalah vaksin yang bermanfaat untuk
mencegah penyakit akibat infeksi Haemophilus influenzae tipe B pada balita, yang paling
umum adalah meningitis dan pneumonia. Infeksi HiB juga dapat menyebabkan penyakit
lainnya seperti infeksi saluran pernapasan atas, epiglotitis, artritis septik, selulitis,
perikarditis purulen, dan bakteremia.
6. Apakah penyakit ani merupkn penyakit genetic?
Bukan, penyakit ani berasal dari

7. Bagaimana proses terjadinya lupus nephritis menajdi kelainan ginjal?


Kerusakan ginjal sebagai komplikasi lupus bisa ringan atau berat. Hal ini dapat
menyebabkan kerusakan pada unit penyaringan (glomeruli) pada ginjal. Karena unit
penyaringan ini membersihkan darah dari limbah, kerusakan unit ini dapat
menyebabkan ginjal Anda bekerja dengan buruk atau tidak bekerja sama sekali. Sekitar
90 persen pasien lupus akan mengalami beberapa kerusakan ginjal, tetapi hanya dua
sampai tiga persen yang benar-benar mengembangkan penyakit ginjal cukup parah
hingga memerlukan pengobatan.
Penyakit ginjal mungkin terkesan “diam” dan tidak menimbulkan gejala apapun. Namun,
Anda mungkin memiliki urin berwarna gelap, nyeri pinggang, tekanan darah tinggi, berat
badan naik yang disebabkan oleh cairan berlebih dan pembengkakan di sekitar mata,
tangan, dan kaki.
Tidak ada yang tahu apa yang menyebabkan penyakit ini. Riwayat keluarga dan keadaan di
sekitar lingkungan Anda seperti infeksi, virus, bahan kimia beracun atau polutan (asap
mobil, asap pabrik) mungkin memiliki peran dalam menyebabkan penyakit ini. Pria dan
wanita dari segala usia dan ras bisa terkena lupus. Namun, sekitar 90 persen orang yang
didiagnosis dengan lupus adalah wanita.

8. Bagaimana respon imun tubuh ani terhadap virus streptococcus?


Mekanisme pertahanan tubuh
Respons imun terhadap bakteri ekstraseluler bertujuan untuk menetralkan efek toksin
dan mengeliminasi bakteri. Respons imun alamiah terutama melalui fagositosis oleh
neutrofil, monosit serta makrofag jaringan. Lipopolisakarida dalam dinding bakteri Gram
negatif dapat mengaktivasi komplemen jalur alternatif tanpa adanya antibodi. Hasil
aktivasi ini adalah C3b yang mempunyai efek opsonisasi, lisis bakteri melalui serangan
kompleks membran dan respons inflamasi akibat pengumpulan serta aktivasi leukosit.
Endotoksin juga merangsang makrofag dan sel lain seperti endotel vaskular untuk
memproduksi sitokin seperti TNF, IL-1, IL-6 dan IL-8. Sitokin akan menginduksi adesi
neutrofil dan monosit pada endotel vaskular pada tempat infeksi, diikuti dengan migrasi,
akumulasi lokal serta aktivasi sel inflamasi. Kerusakan jaringan yang terjadi adalah akibat
efek samping mekanisme pertahanan untuk eliminasi bakteri. Sitokin juga merangsang
demam dan sintesis protein fase aku

Anda mungkin juga menyukai