Anda di halaman 1dari 6

“KOSALA : Jurnal Ilmu Kesehatan” Vol. 7 No.

2 November 2019

KETRAMPILAN PIJAT BAYI PADA PRIMIPARA DAN MULTIPARA

Etika Purnama Sari1

Abstract

Primipara has more concern to fulfill baby's needs, one of which is baby massage.
Multipara has more experience, but they are also faced with other demands. The
behavior of mothers to do baby massage with the right technique is not much done. The
purpose of this study is to analyze the skills of baby massage in primipara and multipara.
The research design used is comparative analytics with the Cross Sectional approach.
The population in this study were primipara and multipara. The sample in this study was
41 people, using a simple random sampling technique. The method of collecting data
uses an observation sheet.
The results showed the skills of multiparous baby massage with a good category (81%)
while primipara as much (60%) in the bad category. The results of the chi square
statistical analysis obtained a value of p = 0.018 and α = 0.05 where p <α, which means
there is a difference between infant massage skills in primiparas and multiparas.
Differences in primipara and multipara skills in baby massage techniques due to many
factors including information, experience, and level of education. Primipara is expected to
have more desire to massage her baby well and multiparas are expected to do baby
massage more often.

Keywords: baby massage, primipara, multipara

PENDAHULUAN dilahirkan dan anak-anak lainnya


Perilaku dapat dikatakan sebagai (Afiyanti, 2007). Begitu besar
dorongan kuat bagi seseorang untuk perilaku ibu untuk melakukan
melakukan segala sesuatu dalam sesuatu diantaranya pijat bayi,
mewujudkan pencapaian tujuan dan namun perilaku ibu untuk
cita-cita yang menjadi keinginannya. melakukan dengan teknik yang
Demikian pula dengan seorang ibu benar belum banyak yang
yang mendambakan semua hal melakukan dan belum banyak yang
yang terbaik untuk masa depan mengetahui tentang pengaruh positif
anaknya (Nugroho, 2013). memijat untuk bayi dan ibunya
Bagi para ibu primipara menjadi terutama bila dilakukan sendiri oleh
seorang ibu merupakan peran baru ibu (Nugroho, 2013).
dan sulit. Ibu-ibu primipara Menurut survei pendahuluan yang
umumnya memiliki kepedulian untuk dilakukan peneliti pada tanggal 2
memenuhi kebutuhan bayi, salah Desember 2017 di RT 02 RW 01
satunya pijat bayi. Pada ibu Kelurahan Kapas Madya Baru
multipara, meskipun mereka sudah Kecamatan Tambaksari didapatkan
memiliki pengalaman, mereka juga jumlah keseluruhan ibu primipara 25
dihadapkan pada tuntutan orang, dan ibu multipara 41 orang.
kebutuhan lain. Mereka memiliki Dari hasil wawancara 10 orang yang
sistem dan fungsi keluarga yang terdiri dari 6 orang ibu multipara dan
lebih kompleks. Salah satu 4 orang ibu primipara, 4 orang
kepedulian ibu multipara selain diantaranya mengatakan tidak
melakukan pijat bayi adalah pernah memijat bayinya sendiri
mempersiapkan anak-anak mereka karena takut, sedangkan 3 orang
menerima kehadiran adik / anggota mengatakan bahwa sesekali
baru dan persiapan dirinya menjadi memijat bayinya secara mandiri dan
ibu bagi bayi yang baru saja 3 lainnya memijatkan bayinya ketika

91
“KOSALA : Jurnal Ilmu Kesehatan” Vol. 7 No. 2 November 2019

ibu bayi libur kerja ke dukun bayi. Di bertambahnya usia bayi. Sejak usia
RT 02 RW 01 minat dari ibu bayi enam bulan, pijat dua hari sekali
cukup tinggi tentang pijat bayi sudah memadai. Upaya agar
namun belum dilakukan secara masyarakat mampu merubah
mandiri. perilaku ibu melakukan pijat bayi
Adapun faktor - faktor yang mem- maka petugas kesehatan perlu
pengaruhi dalam melakukan pijat melakukan penyuluhan dan survei
bayi yang dilakukan oleh ibu, antara pada ibu primipara dan multipara.
lain pendidikan, informasi, media
cetak dan media elektronik. Faktor TUJUAN PENELITIAN
lainnya yang mempengaruhi ibu Secara umum penelitian ini
memijatkan bayinya bisa oleh faktor bertujuan untuk menganalisis
sikap ibu juga dibentuk oleh faktor perbandingan ketrampilan pijat bayi
dukungan keluarga. Hal ini sesuai pada ibu primipara dan multipara di
dengan pendapat Subakti yang RT 02 RW 01 Kelurahan Kapas
menjelaskan dukungan keluarga Madya Baru Kecamatan Tambaksari
yaitu komunikasi verbal maupun non Surabaya dan tujuan khususnya
verbal, bantuan, serta saran yang adalah mengidentifikasi ketrampilan
diberikan kepada orang yang pijat bayi pada ibu primipara,
terdekat dan dapat memberikan mengidentifikasi ketrampilan pijat
keuntungan emosional yang bayi pada ibu multipara serta
berpengaruh terhadap tingkah membandingkan ketrampilan pijat
lakunya (Subakti, 2008). bayi pada ibu primipara dan
Banyak manfaat dilakukan pijat bayi multipara di RT 02 RW 01
yang dilakukan oleh orang tua bayi. Kelurahan Kapas Madya Baru
Sebenarnya, pijat yang dilakukan Kecamatan Tambaksari Surabaya.
oleh tenaga nonmedis tidak selalu
salah, ada juga tenaga non medis METODE/DESAIN PENELITIAN
yang menguasai ilmu tentang Desain penelitian yang digunakan
anatomi tubuh anak. Akan tetapi, adalah analitik komparasi dengan
mereka tetap terus berhati-hati, pendekatan Cross Sectional yang
mengingat angka kejadian efek dilakukan untuk mencari
samping pijat yang tidak diinginkan perbandingan terhadap pengaruh
cukup banyak, misalnya setelah pada kelompok subjek tanpa
dipijat anak merasakan sakit di adanya suatu perlakuan dari
seluruh tubuhnya, anak menjadi sulit peneliti.
buang air kecil, hingga terjadinya Penelitian dilakukan pada 29
ileus (gangguan pergerakan usus, Januari – 3 April 2018 di RT 02 RW
dimana usus berhenti bergerak). 01 Kelurahan Kapas Madya Baru
Biasanya anak yang mengalami Kecamatan Tambaksari Surabaya.
ileus akan menunjukan gejala- Pada penelitian ini membandingkan
gejala, seperti tidak dapat buang air perilaku pijat bayi pada ibu
besar, perut kembung dan kesakitan primipara dan ibu multipara.
(Yahya, 2011).
Sebaiknya pemijatan dilakukan pagi POPULASI, SAMPEL DAN TEKNIK
hari sebelum mandi, atau bisa juga SAMPLING
malam hari sebelum bayi tidur, Populasi yang dimaksud dalam
karena aktifitas bayi sepanjang hari penelitian ini berjumlah 46 ibu
cukup melelahkan. Pijat bayi dapat primipara dan ibu multipara. Sampel
dilakukan sejak umur 1 bulan yang dimaksud adalah sejumlah ibu
sampai dengan 2 tahun dapat primipara 20 orang dan ibu
dilakukan sekitar 15 menit. Tindakan multipara 21 orang. Teknik sampling
pijat dikurangi seiring dengan yang digunakan dalam penelitian ini

92
“KOSALA : Jurnal Ilmu Kesehatan” Vol. 7 No. 2 November 2019

Simple Random Sampling. Uji Tabel 3.


statistik yang digunakan untuk Distribusi Frekuensi
mengetahui perbandingan perilaku Pijat Bayi Responden
pijat bayi pada ibu primipara dan Frekuensi Primi Multi
multipara adalah dengan Pijat Bayi f % f %
menggunakan uji Chi Square. Setiap Hari 9 45 0 0
Pengumpulan data menggunakan 1 Minggu 8 40 1 5
lembar observasi dengan jumlah Sekali
pertanyaan 42 pertanyaan yang 1 Bulan 3 15 11 52
terdiri dari persiapan 8 pertanyaan Sekali
dan pelaksanaan 34 pertanyaan. Bila Anak 0 0 7 33
Sakit Saja
HASIL PENELITIAN Jumlah 20 100 21 100
Hasil penelitian ini dapat dijabarkan
sebagai berikut: Tabel 3 menunjukkan bahwa
Tabel 1. sebagian besar ibu primipara (45%)
Distribusi Usia Responden memijat bayinya setiap hari
Usia Primi Multi
sedangkan pada ibu multipara
(thn) f % f % sebagian besar (52%) memijat
bayinya 1 bulan sekali.
26 – 35 20 100 19 91
36 – 45 0 0 2 9
Tabel 4.
Jumlah 20 100 21 100
Distribusi Perilaku Pijat Bayi Pada
Ibu Primipara dan Multipara
Tabel 1 menunjukkan bahwa ibu Perilaku Primi Multi
primipara seluruh respondennya Pijat Bayi f % f %
(100%) dan ibu multipara hampir
Buruk 12 60 4 19
seluruhnya (91%) berusia 26 – 35
Baik 8 40 17 81
tahun.
Jumlah 20 100 21 100
Tabel 2.
Distribusi Pendidikan Terakhir Tabel 4 menunjukkan bahwa
perilaku pijat bayi pada ibu
Pendidik Primi Multi
primipara sebagian besar (60%)
an Terak f % f %
buruk sedangkan pada ibu multipara
hir
sebagian besar (81%) baik.
SD 0 0 0 0
SMP 0 0 2 10
SMA 13 65 12 57 Tabel 5.
PT 7 35 7 33 Hasil Analisa Statistik Chi Square
Jumlah 20 100 21 100 Indikator Nilai
P value (Sig 2-tailed) 0,018
Α 0,05
Tabel 2menunjukkan bahwa
sebagian besar ibu primipara
sebagian besar (65%) mempunyai Berdasarkan tabel 5 Hasil analisa
tingkat pendidikan SMA dan pada statistik chi square diperoleh nilai
ibu multipara sebagian besar (57%) p=0,018 dan α=0,05 dimana p<α
juga berpendidikan SMA. yang artinya terdapat perbedaan
antara perilaku pijat bayi pada ibu
primipara dan multipara.

93
“KOSALA : Jurnal Ilmu Kesehatan” Vol. 7 No. 2 November 2019

PEMBAHASAN Ibu-ibu primipara umumnya memiliki


Berdasarkan Tabel 5, hasil analisa kepedulian untuk memenuhi
statistik chi square diperoleh nilai kebutuhan bayi, salah satunya pijat
p=0,018 dan α=0,05 dimana p<α bayi. Pada ibu multipara, meskipun
yang artinya ada perbedaan antara mereka sudah memiliki pengalaman,
perilaku pijat bayi pada ibu mereka juga dihadapkan pada
primipara dan multipara. tuntutan kebutuhan lain. Mereka
Pijat adalah terapi sentuh tertua memiliki sistem dan fungsi keluarga
yang dikenal manusia dan yang yang lebih kompleks. Salah satu
paling popular. Ilmu kesehatan kepedulian ibu multipara selain
modern telah membuktikan secara melakukan pijat bayi adalah
ilmiah bahwa terapi sentuhan dan mempersiapkan anak-anak mereka
pijat pada bayi mempunyai banyak menerima kehadiran adik / anggota
manfaat (Lestari, 2013). Pijat dapat baru dan persiapan dirinya menjadi
dilakukan pada usia berapa pun, ibu bagi bayi yang baru saja
termasuk bayi (Andriyani, 2015). dilahirkan dan anak-anak lainnya
Pijat bayi yaitu suatu teknik (Afiyanti, 2007). Begitu besar
sentuhan yang dapat memberikan perilaku ibu untuk melakukan
manfaat pengobatan (Afriyanti dan sesuatu diantaranya pijat bayi,
Asri, 2014). Dikatakan terapi sentuh namun perilaku ibu untuk
karena melalui pijat bayi akan terjadi melakukan dengan teknik yang
komunikasi yang nyaman dan aman benar belum banyak yang
antara ibu dan buah hatinya melakukan dan belum banyak yang
(Riksani, 2012). Pijat bayi mengetahui tentang pengaruh positif
memberikan manfaat yang besar memijat untuk bayi dan ibunya
bagi bayi dan ibu bila dilakukan terutama bila dilakukan sendiri oleh
secara mandiri (Rismundari dan Sri, ibu (Nugroho, 2013).
2012). Ibu adalah orang tua paling Berdasarkan hasil penelitian dapat
dekat dengan bayi, dimana pijatan dilihat bahwa ada perbandingan
ibu kepada bayinya adalah sapuan antara perilaku pijat bayi pada ibu
lembut pengikat jalinan kasih primipara dan multipara, perilaku
sayang. Kulit ibu adalah kulit yang pijat bayi pada ibu primipara
paling awal dikenali oleh bayi didapatkan perilaku memijat buruk
(Aminati, 2013). Faktor yang lebih banyak daripada yang baik,
mempengaruhi dalam melakukan dari hasil wawancara bersama
pijat bayi yang dilakukan oleh ibu, responden dikarenakan faktor
antara lain pendidikan, informasi, informasi yaitu belum ada
media cetak dan media elektronik. penyuluhan, faktor pengalaman
Faktor lainnya yang mempengaruhi yang kurang dan faktor belum
ibu memijatkan bayinya bisa oleh terbiasa memijat bayinya sehingga
faktor sikap ibu juga dibentuk oleh kebutuhan memijat bayinya kurang
faktor dukungan keluarga. Hal ini terlaksana dengan baik. Ada
sesuai dengan pendapat Yazid yang sebagian ibu primipara yang
menjelaskan dukungan keluarga berkategori baik, hal ini dikarenakan
yaitu komunikasi verbal maupun non keinginan atau motivasi ibu lebih
verbal, bantuan, serta saran yang besar untuk memijat bayinya secara
diberikan kepada orang yang baik dapat dilihat dari frekuensi
terdekat dan dapat memberikan dalam memijat bayi.
keuntungan emosional yang Perilaku pijat bayi pada ibu
berpengaruh terhadap tingkah multipara didapatkan perilaku
lakunya (Subakti, 2008). Bagi para memijat baik lebih banyak daripada
ibu primipara menjadi seorang ibu yang buruk, dari hasil wawancara
merupakan peran baru dan sulit. dengan responden hal ini

94
“KOSALA : Jurnal Ilmu Kesehatan” Vol. 7 No. 2 November 2019

dikarenakan dari faktor pengalaman Surabaya ada penyuluhan


jumlah anak mereka lebih dari satu, mengenai pentingnya pijat
faktor informasi ada beberapa ibu bayi yang dilakukan oleh
dari hasil wawancara ada yang orang tua kandung sendiri.
mencari informasi melalui internet, 2. Untuk Peneliti Selanjutnya
dan faktor tingkat pendidikan akhir a. Sebagai tenaga di bidang
dapat dilihat bahwa ibu yang kesehatan diharapkan untuk
berperilaku pijat baik sebagian peneliti selanjutnya
besar tingkat pendidikan SMA dan mengembangkan metode
perguruan tinggi. Ada sebagian ibu penelitian seperti
multipara yang berkategori buruk, memberikan penyuluhan pijat
hal ini dikarenakan kesibukan ibu bayi kepada para ibu
dalam mengurus keluarga yang primipara dan multipara yang
memiliki anak lebih dari satu dan dilakukan orang tua sendiri.
mengurus rumah tangga dan dari b. Diharapkan peneliti
tingkat pendidikan ada yang SMP memperluas wilayah
sehingga akan mempengaruhi penelitian.
perilaku. 3. Para orang tua yang memiliki
bayi disarankan lebih intensif
KESIMPULAN dalam melakukan pijat bayi
1. Sebagian besar ketrampilan secara mandiri dan mencari
pijat bayi pada ibu primipara di wawasan mengenai pijat bayi
RT 02 RW 01 Kelurahan Kapas yang dilakukan oleh orang tua
Madya Baru Kecamatan sendiri.
Tambaksari Surabaya dalam
kategori buruk. DAFTAR PUSTAKA
2. Sebagian besar ketrampilan Afiyanti Y, I. N. 2007. Perbedaan
pijat bayi pada ibu multipara di Kepedulian Maternal Antara Ibu
RT 02 RW 01 Kelurahan Kapas Primipara dan Ibu Multipara
Madya Baru Kecamatan Pada Awal Periode Post
Tambaksari Surabaya dalam Partum. Jurnal Keperawatan
kategori baik. Indonesia.
3. Ada perbedaan antara Afriyanti, Rika dan Asri Hidayat.
ketrampilan pijat bayi pada ibu 2014. Pengaruh Demonstrasi
primipara dan multipara di RT terhadap Perilaku Ibu dalam
02 RW 01 Kelurahan Kapas Melakukan Pijat Bayi di BPS
Madya Baru Kecamatan Dini Melani Condong Catur
Tambaksari Surabaya. Sleman Tahun 2014. Skripsi.
STIKES 'Aisyiyah Yogyakarta.
SARAN http://digilib.unisayogya.ac.id/12
1. Untuk Tempat Peneliti 23.
a. Diharapkan untuk RT 02 RW Aminati, D. 2013. Pijat dan senam
01 Kelurahan Kapas Madya untuk bayi dan balita. Brilliant
Baru Kecamatan Tambaksari Books, Yogyakarta.
Surabaya mengundang ahli Andriyani, Rika. 2015.“Relationship
terapi pijat bayi yang baik Of Mother Attitude About Infant
sehingga bisa menambah Massage With Mother Behavior
wawasan informasi bagi ibu In Baby Massage At Posyandu
primipara dan multipara. Sidomulyo Health Center Area,
b. Diharapkan untuk Pekanbaru”. Jurnal Kesehatan
kedepannya di RT 02 RW 01 Komunitas. Volume 2 No. 2.
Kelurahan Kapas Madya Diakses dari
Baru Kecamatan Tambaksari

95
“KOSALA : Jurnal Ilmu Kesehatan” Vol. 7 No. 2 November 2019

http://jurnal.htp.ac.id/index.php/ Rismundari, Devi dan Sri


keskom/article/view/87. Sumaryani. 2012. Pengaruh
Heriyanto, Bambang. 2017. Metode Pendidikan Kesehatan Pijat
Penelitian Kuantitatif. CV Bayi terhadap Perilaku Ibu
Perwira Media Nusantara, dalam Melakukan Pijat Bayi
Surabaya. secara Mandiri di Posyandu
Lestari, Lis. 2013. Pengaruh Krikilan Ngaglik Sleman
Penyuluhan Dengan Yogyakarta. Skripsi. STIKES
Menggunakan Metode 'Aisyiyah Yogyakarta.
Demonstrasi Dan Bedside http://digilib.unisayogya.ac.id/77
Teaching Terhadap 9/.
Keterampilan Ibu Melakukan Subakti Y, D. R. 2008. Keajaiban
Pijat Bayi Di Tinjau Dari Pijat Bayi & Balita. PT Wahyu
Paritas. Masters Thesis, Media, Jakarta Selatan.
Universitas Sebelas Maret. Yahya, N. 2011. Spa Bayi & Anak.
https://eprints.uns.ac.id/21131/. PT Tiga Serangkai Pustaka
Nugroho, C. 2013. Pengaruh Mandiri, Solo.
Demonstrasi Pijat Bayi
1
Terhadap Minat Ibu Untuk Dosen Akper Adi Husada Surabaya
Melakukan Pijat Bayi Secara
Mandiri. Jurnal AKP Vol.4 No.1,
26.
Riksani, Ria. 2012. Cara Mudah Dan
Aman Pijat Bayi. Dunia sehat,
Jakarta.

96

Anda mungkin juga menyukai