Anda di halaman 1dari 6

BAB III

RANCANGAN AKTUALISASI

A. Deskripsi Isu
Isu merupakan sebuah masalah yang belum terpecahkan yang siap diambil
keputusannya. Isu adalah suatu hal yang trjadi baik di dalam maupun di luar organisasi
yang apabila tidak ditangani secara baik akan memberikan efek negatif terhadap
organisasi dan berlanjut pada tahap krisis. (https://id.wikipedia.org)
Berdasarkan hasil identifikasi isu yang penulis dapatkan di unit kerja yaitu Ruang
Perinatologi RSUD dr. Murjani Sampit antara lain:
1. Isu 1
a. Masalah Isu
Belum optimalnya cara ibu menyusui bayi BBLR dengan metode kanguru di
Ruang Perinatologi RSUD dr. Murjani.” Dari pengamatan penulis selama
bertugas di ruang perinatologi masih ada ibu yang takut untuk menyusui karena
bayi terlalu kecil, takut menggendong bayi, panik ketika bayi belum menemukan
puting payudara ibu. ASI merupakan nutrisi yang ideal untuk bayi BBLR karena
mengandung kandungan gula, lemak, air, protein yang sesuai dengan kebutuhan
bayi. ASI juga membangun antibody yang berfungsi memperkuat system
kekebalan tubuh sehingga anak tidak mudah sakit. (https://healt.detik.com)
Tehnik Pemberian ASI pada Bayi BBLR juga dapat diberikan dengan cara
perawatan metode kanguru atau disebut juga kontak kulit dengan kulit.perawatan
metode kanguru (PMK) merupakan alternative pengganti incubator untuk bayi
BBLR dimana tubuh ibu akan menjadi thermoregulator bagi bayi sehingga bayi
akan mendapatkan kehangatan. PMK memudahkan ibu saat melakukan
Pemberian ASI, perlindungan dari infeksi, stimulasi, keselamatan dan kasih
sayang.
Tabel Hasil wawancara dan observasi tentang Bayi BBLR
Jenis Kelamin
No Nama Ibu Hasil Pengamatan dan Wawancara
Bayi
Ibu mengatakan ini merupakan anak
pertamanya dan belum tahu tentang cara
1 By. Ny. PR Laki – Laki
menyusui yang baik dan benar dengan berat
bayinya yang kecil.
Ibu mengatakan takut untuk menyusui karena
2 By. Ny. NL Perempuan
bayinya yang kecil.
Ibu mengatakan belum ada pengalaman
3 By. Ny. S Perempuan
menyusui bayi sekecil ini.
Ibu mengatakan ini anak pertama saya dan
4 By. Ny. P Laki- Laki
belum tahu cara menyusui bayi kecil.
5 By. Ny. RS Perempuan Pelekatan bayi pada tubuh ibu kurang.
Ibu mengatakan ini pengalaman pertama saya
6 By. Ny. I Perempuan melahirkan dan saya belum tahu bagaimana
cara menyusui bayi kecil.
Ibu mengatakan ini merupakan pengalaman
7 By. Ny. AW 1 Laki – Laki
pertama memiliki bayi yang beratnya kurang.
Ibu mengatakan ini merupakan pengalaman
8 By. Ny. AW 2 Perempuan
pertama memiliki bayi yang beratnya kurang.

b. Dampak isu jika tidak diselesaikan


Beberapa orang tua yang bayinya terlahir dengan berat badan kurang sering
merasa takut untuk menyusui bayinya yang terlalu kecil, dan terkadang bayinya
jarang untuk digendong dan lebih banyak diteruh di tempat tidur bayi. Beberapa
hal akan terjadi jika permaslahan tersebut tidak diselesaikan.
1. Kurangnya interaksi antara ibu dan bayi.
2. Kurangnya asupan nutrisi ASI terhadap bayi.
3. Risiko terjadinya Hipotermi pada bayi.
c. Dukungan teoritik dari agenda III yang relevan
Manajemen ASN : ASN tetap bertindak professional dalam memberikan
pelayanan dan edukasi kepada ibu bayi dengan BBLR secara maksimal.
Whole of government : bekerja sama dengan teman sejawat untuk mendapatkan
informasi yang efektif dan efisien dalam pemberian edukasi.
Pelayanan public : peningkatan pengetahuan dan edukasi kepada ibu bayi dengan
BBLR tanpa membeda – bedakan ras, suku, agama tidak terlepas dari nilai
Harmonis.
2. Isu 2
a. Masalah isu
“Belum optimalnya pengetahuan primipara tentang perawatan bayi baru lahir di
Ruang Perinatologi RSUD dr. Murjani.” Pengetahuan adalah suatu hasil dari rasa
keingintahuan melalui proses sensoris terutama pada mata dan telinga terhadap
objek tertentu. Pengetahuan merupakan domain yang penting dalam terbentuknya
perilaku terbuka atau open behavior (Donsu J,2016).
Ibu harus mempersiapkan diri dengan meningkatkan pengetahuan dalam
melakukan perawatan bayi baru lahir, karena kemampuan ibu dalam melakukan
perawatan bayi baru lahir dipengaruhi oleh pengetahuan ibu sejak awal, jika ibu
tidak memiliki pengetahuan yang baik maka ibu akan mengalami kesulitan dalam
menjalankan peran baru sebaga ibu (Indriyani dkk, 2014).
Ibu harus melakukan perawatan bayi mereka dalam memenuhi perkembangan
fisik, social emosional dan kognitif yang sehat pada bayi mereka. Ibu harus
memiliki inisiatif dalam merawat dan menyelesaikan masalah yang terjadi pada
bayi mereka. Hal ini harus didasari oleh pengetahuan dan sikap yang baik.
Perawatan bayi baru lahir yang sebenarnya adalah masalah yang cukup sederhana
bias menjadi sulit bagi ibu primipara karena tidak adanya pengalaman pada
dirinya. Akibatnya ibu menjadi lebih peka secara emosional sehingga mudah
tersinggung. Padahal seharusnya proses mencintai sudah dimulai sejak bayi
masih dalam kandungan (Ambarwati dkk, 2014).
Table Hasil Observasi dan Wawancara Primipara
Jenis Kelamin Hasil Pengamatan dan
No Nama Ibu Diagnosa Ibu
Bayi Wawancara
G1P0A0 sc a/i Tehnik pelekatan
1 By. Ny. TR Laki – Laki
oligohidramnion kurang tepat
G1P0A0 sc a/i Susp. Ibu belum tahu tehnik
2 By. Ny. N Laki – Laki
CPD menyusui
G1P0A0 sc a/i Kala II Ibu tidak tahu cara
3 By. Ny. K Laki – Laki Lama, Fetal distres menyusui dan
perawatan tali pusat
G1P0A0 sc a/i impart, Tehnik pelekatan tidak
4 By. Ny. NF Laki- Laki
KPD, Sup. CPD tepat
G1P0A0 sc a/i kala I Ibu panik saat bayi
5 By. Ny. R Perempuan fase Laten, Febris, tidak menemukan
KPD <12 jam putting susu
Ibu panik saat bayi
G1P0A0 sc a/i
6 By. Ny. A Perempuan menangis saat mencari
oligohidramnion
putting susu
G1P0A0 sc a/i Ibu tidak tahu
7 By. Ny. N Perempuan oligohidramnion, kala bagaimana cara
2 lama, fetal distres menyusui bayi

b. Dampak isu jika tidak terselesaikan


Apabila isu tersebut tidak dapat terselesaikan maka ada kemungkinan terjadinya
ibu kurang memiliki inisiatif dalam perawatan bayi baru lahir, tidak bisa
memberikan kasih sayang secara utuh, ibu akan lebih mudah tersinggung.
c. Dukungan teoritik dari agenda III yang relevan
Manajemen ASN : ASN harus bersikap professional dalam memberikan edukasi
kepada primipara.
Whole of government : bekerja sama dengan teman sejawat untuk mendapatkan
informasi yang efektif dan efisien dalam pemberian edukasi.
Pelyanan publik : Memberikan edukasi kepada primipara secara professional
sesuai dengan nilai Berorientasi pelayanan.
3. Isu 3
a. Masalah isu
“Kurangnya pengetahuan ibu tentang perawatan bayi dengan ikterik neonatorum
di Ruang Perinatologi RSUD dr. Murjani Sampit.” Penyebab kematian bayi baru
lahir 0 - 6 hari pada tahun 2007 salah satunya disebabkan oleh ikterik neonatorum
yang memberikan kontribusi terhadap 5,6% angka kematian bayi di Indonesia.
(http://poltekesjogja.ac.id)
Perawatan ikterus patologis dititik beratkan pada Pemberian ASI, foto terapi dan
terapi dengan sinar matahari. Kurangnya pengetahuan pada orang tua yang tidak
menyusui bayi secara efektif pada bayi dengan ikterus patologis dapat berpotensi
masuknya / dirawatnya kembali bayi kerumah sakit.
b. Dampak isu jika tidak terselesaikan
Jika isu tersebut tidak terselesaikan maka akan berpotensi menyebabkan
kurangnya pengetahuan ibu tentang manfaat dari pemberian ASI, foto terapi, dan
manfaat sinar matahari untuk bayi dan berpotensi mengakibatkan bayi kuning
atau ikterik.
c. Dukungan teoritik dari agenda III yang relevan
Manajemen ASN : ASN memberikan pelayanan yang professional untuk
meningkatkan pengetahuan orang tua tentang perawatan bayi ikterik.
Whole of government : bekerja sama dengan teman sejawat untuk mendapatkan
informasi yang efektif dan efisien dalam pemberian edukasi.
Pelayanan publik : Memberikan edukasi kepada orang tua secara professional
sesuai dengan nilai Berorientasi pelayanan.

B. Penetapan core isu


Dalam penetapan isu tersebut menggunakan metode USG (urgency, seriousness dan
growth). Teknik USG merupakan salah satu teknik yang digunakan untuk menentukan
skala prioritas masalah, yaitu dengan cara menentukan tingkat urgensinitas masalah,
keseriusan masalah yang meliputi kriteria:
1 Urgency : Mendesak isu itu harus dibahas, dianalisis dan ditindak lanjuti.
2 Seriousness : Seberapa serius isu itu harus dibahas dikaitkan dengan akibat yang
ditimbulkan.
3 Growth : Seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak
ditangani sebagaimana mestinya.

Penilaian dengan USG dilakukan dengan menggunakan nilai dengan rentang nilai 1-5,
untuk tiap – tiap unsur USG yaitu:
1. Tidak mendesak / serius / berdampak
2. Kurang mendesak / serius / berdampak
3. Cukup mendesak / serius / berdampak
4. Mendesak / serius / berdampak
5. Sangat mendesak / serius / berdampak
Kriteria
NO Identifikasi ISU Total Peringkat
U S G
Belum optimalnya cara ibu menyusui bayi
1 BBLR dengan metode kanguru di Ruang 5 5 4 14 I
Perinatologi RSUD dr. Murjani.
Belum optimalnya pengetahuan primipara
2 tentang perawatan bayi baru lahir di Ruang 4 4 4 12 II
Perinatologi RSUD dr. Murjani.
Kurangnya pengetahuan Ibu tentang perawatan
3 bayi dengan ikterik neonatorum di Ruang 3 4 3 10 III
Perinatologi RSUD dr. Murjani.

Berdasarkan analisis USG diatas maka isu yang terpilih adalah “belum optimalnya cara
ibu menyusui bayi BBLR dengan metode kanguru di Ruang Perinatologi RSUD dr.
Murjani.”
C. Penentuan Penyebab Core Isu
Isu yang terjadi memiliki penyebab dan akibat yang dapat dianalisis dengan metode
fish bone.

Belum
Tingkat Cara edukasi optimalnya
pengetahuan belum disertai Cara ibu
ibu berbeda gambar Menyusui Bayi
BBLR Dengan
Metode
Belum Belum Kanguru di
tersedianya optimalnya Ruang
media edukasi evaluasi tentang Perinatologi
pemahaman ibu RSUD dr.
Murjani.

Material Measurement

Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa belum optimalnya cara ibu menyusui bayi
dengan bayi BBLR dengan metode kanguru diakibatkan oleh tingkat pengetahuan ibu
yang berbeda, cara pemberian edukasi yang tidak disertai dengan gambar, belum
tersedianya media edukasi, serta belum optimalnya evaluasi tentang pemahaman ibu.

D. Gagasan kreatif penyelesaian core isu


Berdasarkan isu yang terpilih, kegiatan yang akan dilaksanakan untuk menyelesaikan
isu atau permasalahan tersebut adalah dengan cara:
1. Melakukan sampling kepada beberapa ibu bayi dengan berat badan lahir rendah.
2. Menananyakan sejauh mana ibu bayi dengan berat badan lahir rendah mengetahui
bagaimana metode yang tepat untuk memberikan ASI Ekslusif dengan bayi
BBLR.
3. Mengisi form edukasi tentang cara menyusui dengan menggunakan metode
kanguru untuk bayi BBLR.
4. Menjelaskan bagaimana cara menyusui dengan metode kanguru disertai dengan
video dan memberikan Leaflet.
5. Melakukan evaluasi terhadap ibu bayi, berupa meminta ibu untuk menjelaskan
kembali bagaimana cara menyusui dengan metode kanguru.

Anda mungkin juga menyukai