Analisis Jalur Pemasaran, Marjin Pemasaran, Dan Transmisi Harga Lateks Di Desa Pagar Gading Kecamatan Blambangan Pagar Kabupaten Lampung Utara
Analisis Jalur Pemasaran, Marjin Pemasaran, Dan Transmisi Harga Lateks Di Desa Pagar Gading Kecamatan Blambangan Pagar Kabupaten Lampung Utara
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) untuk mengetahui jalur-jalur pemasaran
getah karet di Desa Pagar Gading, (2) untuk mengetahui distribusi marjin pemasaran
dalam jalur-jalur pemasaran getah karet di Desa Pagar Gading, (3) untuk mengetahui
transmisi harga yang terjadi dalam pemasaran getah karet di Desa Pagar Gading.
Alat analisis yang digunakan untuk mendapatkan tujuan tersebut adalah analisis
marjin pemasaran dan farmer’s share serta analisis elastisitas transmisi harga. Jenis
penelitian ini adalah deskriptif dan studi kasus dengan lokasi penelitian di Desa Pagar
Gading, Kecamatan Blambangan Pagar, Kabupaten Lampung Utara. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh petani karet dan pedagang karet di Desa Pagar Gading.
Adapun dalam pengambilan sampel penulis menggunakan teknik snowball sampling.
Penelitian ini menggunakan data primer sebagai data utama. Data diperoleh dari
wawancara dengan petani dan pedagang getah karet. Bentuk data yang digunakan
dalam analisis ini adalah data cross-section dan data time series. Data cross-section
digunakan dalam analisis jalur-jalur pemasaran dan distribusi marjin pemasaran,
sedangkan data time series digunakan dalam analisis elastisitas transmisi harga.
Dari hasil penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa dalam jalur-jalur
pemasaran para petani menggunakan jasa perantara pedagang pengepul, pedagang
besar, dan pemasok industri. Dari analisis farmer’s share disimpulkan bahwa bagian
harga yang dinikmati petani cukup besar, yaitu dari tingkat petani skala produksi
besar sebesar 70,72 persen, dari tingkat petani skala produksi sedang sebesar 71,11
persen, dan dari tingkat petani skala produksi kecil sebesar 70,57 persen. Dari analisis
elastisitas transmisi harga disimpulkan bahwa kepekaan perubahan harga di tingkat
petani lebih kecil daripada perubahan harga di tingkat pedagang pemasok industri.
ABSTRACT
CarolinItaWulansari
Sanata Dharma University
2015
The goals of this research are: (1) to know the marketing channels of latex at
DesaPagarGading, (2) to know the marketing marginal of the latex marketing
channels at Desa Pagar Gading, (3) to know the price transmission which happens in
marketing the latex at Desa Pagar Gading.
The means of analysis to reach those goals are the marginal analysis, farmer’s
share and elasticity of price transmission. The type of this research is descriptive. It is
a case study. The research location is at Desa Pagar Gading, Kecamatan Blambangan
Pagar, Kabupaten Lampung Utara. Population of this research are all latex farmers
and latex sellers at Desa Pagar Gading. Snowball sampling is a technique to take the
samples. The research uses primary data as the main data. The data were maintained
from interview with the farmers and sellers of latex. The data in this analysis are
cross-section data and time series data. The cross-section data were used in
analyzing the marketing channels and distribution of marketing marginal, while the
time series data were used in analyzing the elasticity of price transmission.
Based on the research, it can be concluded that the farmers use the service of
distributors, agents, big sellers and industry suppliers in marketing their products.
Based on the farmer’s share analysis, it can be concluded that price percentage which
is obtained by the farmers is quite big; the percentage of farmers at the big production
scale is 70,72%, percentage of farmers at the medium production scale is 71,11%, and
the percentage of the farmers at the small production scale is 70,57%. Based on the
analysis on the elasticity of price transmission, it can be concluded that the sensitivity
of price change in farmers is smaller than the price change in the level of the supplier.
SKRIPSI
Oleh:
Carolin Ita Wulansari
NIM: 111324010
SKRIPSI
Oleh:
Carolin Ita Wulansari
NIM: 111324010
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Keluarga besar Mbah Kakung Ig. Tamin dan Mbah Putri Sutiarti
Sepupu tercinta: Mas Risto, Mas Yogi, Pipot, Toti, Risa, Vino dan Ega
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTTO
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) untuk mengetahui jalur-jalur pemasaran
getah karet di Desa Pagar Gading, (2) untuk mengetahui distribusi marjin pemasaran
dalam jalur-jalur pemasaran getah karet di Desa Pagar Gading, (3) untuk mengetahui
transmisi harga yang terjadi dalam pemasaran getah karet di Desa Pagar Gading.
Alat analisis yang digunakan untuk mendapatkan tujuan tersebut adalah analisis
marjin pemasaran dan farmer’s share serta analisis elastisitas transmisi harga. Jenis
penelitian ini adalah deskriptif dan studi kasus dengan lokasi penelitian di Desa Pagar
Gading, Kecamatan Blambangan Pagar, Kabupaten Lampung Utara. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh petani karet dan pedagang karet di Desa Pagar Gading.
Adapun dalam pengambilan sampel penulis menggunakan teknik snowball sampling.
Penelitian ini menggunakan data primer sebagai data utama. Data diperoleh dari
wawancara dengan petani dan pedagang getah karet. Bentuk data yang digunakan
dalam analisis ini adalah data cross-section dan data time series. Data cross-section
digunakan dalam analisis jalur-jalur pemasaran dan distribusi marjin pemasaran,
sedangkan data time series digunakan dalam analisis elastisitas transmisi harga.
Dari hasil penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa dalam jalur-jalur
pemasaran para petani menggunakan jasa perantara pedagang pengepul, pedagang
besar, dan pemasok industri. Dari analisis farmer’s share disimpulkan bahwa bagian
harga yang dinikmati petani cukup besar, yaitu dari tingkat petani skala produksi
besar sebesar 70,72 persen, dari tingkat petani skala produksi sedang sebesar 71,11
persen, dan dari tingkat petani skala produksi kecil sebesar 70,57 persen. Dari analisis
elastisitas transmisi harga disimpulkan bahwa kepekaan perubahan harga di tingkat
petani lebih kecil daripada perubahan harga di tingkat pedagang pemasok industri.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
CarolinItaWulansari
Sanata Dharma University
2015
The goals of this research are: (1) to know the marketing channels of latex at
DesaPagarGading, (2) to know the marketing marginal of the latex marketing
channels at Desa Pagar Gading, (3) to know the price transmission which happens in
marketing the latex at Desa Pagar Gading.
The means of analysis to reach those goals are the marginal analysis, farmer’s
share and elasticity of price transmission. The type of this research is descriptive. It is
a case study. The research location is at Desa Pagar Gading, Kecamatan Blambangan
Pagar, Kabupaten Lampung Utara. Population of this research are all latex farmers
and latex sellers at Desa Pagar Gading. Snowball sampling is a technique to take the
samples. The research uses primary data as the main data. The data were maintained
from interview with the farmers and sellers of latex. The data in this analysis are
cross-section data and time series data. The cross-section data were used in
analyzing the marketing channels and distribution of marketing marginal, while the
time series data were used in analyzing the elasticity of price transmission.
Based on the research, it can be concluded that the farmers use the service of
distributors, agents, big sellers and industry suppliers in marketing their products.
Based on the farmer’s share analysis, it can be concluded that price percentage which
is obtained by the farmers is quite big; the percentage of farmers at the big production
scale is 70,72%, percentage of farmers at the medium production scale is 71,11%, and
the percentage of the farmers at the small production scale is 70,57%. Based on the
analysis on the elasticity of price transmission, it can be concluded that the sensitivity
of price change in farmers is smaller than the price change in the level of the supplier.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha kasih karena skripsi ini dapat
dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
masukan, kritik, dan saran dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan
1. Tuhan Yesus Kristus yang selalu menyertai dan membimbing penulis dalam
2. Bapak Rohandi, Ph.D selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
3. Ibu Dra. C. Wigati Retno Astuti, M.Si., M.Ed selaku Ketua Program Studi
4. Bapak Dr. Yohanes Harsoyo selaku Dosen Pembimbing I yang telah meluangkan
5. Bapak Indra Darmawan, S.E., M.Si selaku Dosen Pembimbing II yang telah
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
Lampung Utara yang sudah banyak membantu dalam hal pengumpulan data.
8. Seluruh mahasiswa angkatan 2011 yang juga telah memberi masukan dan
9. Orang Tua Tercinta, Bapak Stepanus Jumari dan Ibu Veronika Triwasiati yang
10. Kakak tercinta, Mas Budi beserta Mbak Desi dan Yosefa yang yang selalu
11. Keluarga besar Mbah Ig. Tamin dan Mbah Trimo yang sudah memotivasi dan
12. Para sepupu tercinta, Mas Risto, Mas Yogie, Pipot, Risa, Toti, Vino, dan Ega.
13. Adek tercinta May Anggriani yang sudah memberikan banyak kontribusi dalam
ini. Dengan rendah hati penulis membutuhkan kritik dan saran yang membangun agar
Penulis
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRACT ………………………………………………………………. ix
BAB I PENDAHULUAN
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
2. Pemasaran ……………………………………………………. 17
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
A. Kesimpulan ………………………………………………………… 75
B. Saran ……………………………………………………………….. 76
LAMPIRAN …………………………………………………………………... 81
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1. Jumlah Penduduk Desa Pagar Gading Menurut Agama ………….. 47
Pendidikan ………………………………………………………… 48
Tabel 4.3. Jumlah Penduduk Desa Pagar Gading Menurut Matapencahari ….. 49
Tabel 5.1. Rata-rata Harga Lateks dari Tingkat Petani Skala Produksi
Tabel 5.2. Analisis Biaya dan Marjin Pemasaran Lateks Dari Tingkat
Tabel 5.3. Rata-rata Harga Lateks dari Tingkat Petani Skala Produksi
Tabel 5.4. Analisis Biaya dan Marjin Pemasaran Lateks Dari Tingkat
Tabel 5.5. Rata-rata Harga Lateks dari Tingkat Petani Skala Produksi
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
Tabel 5.6. Analisis Biaya dan Marjin Pemasaran Lateks Dari Tingkat
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
DAFTAR GAMBAR
xix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xx
DAFTAR LAMPIRAN
xx
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sektor perkebunan adalah salah satu penyumbang devisa yang besar bagi
Indonesia. Hal ini wajar apabila dilihat dari keunggulan perekonomian Indonesia
yang lebih banyak terdapat pada kegiatan produksi yang berbasis sumber daya
modal. Komoditi karet adalah salah satu komoditi unggulan yang menjadi
3.107,54 ribu ton karet, sedangkan pada tahun 2013 menurun menjadi 3.012,26
ribu ton (www.bps.go.id). Untuk ekspor karet sendiri, pada tahun 2013 Indonesia
melakukan ekspor karet ke beberapa negara sebesar 2.339,7 juta ton, sedangkan
pada tahun 2014 ekspor karet di Indonesia meningkat menjadi 2.590,2 ribu ton
(www.bps.go.id).
tanaman karet (lateks). Karet merupakan salah satu komoditas perkebunan yang
sangat penting bagi perekonomian rakyat Indonesia. Banyak petani di Desa Pagar
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
biaya untuk membeli bibit dan perawatannya sangat mahal bila dibandingkan
dengan perawatan singkong dan jagung yang sudah lama menjadi tanaman utama
bagi masyarakat di Desa Pagar Gading tersebut. Oleh karena itu, petani
singkong.
Dalam penjualan lateks di Desa pagar Gading para petani dibantu oleh
pedagang perantara atau sering disebut oleh warga sebagai tengkulak karet yang
perantara tersebut antara lain pedagang besar, pedagang pengepul, dan pemakai
industri. Pedagang perantara akan meningkatkan harga jual, sehingga harga yang
diterima petani akan berbeda dengan harga yang ada ditingkat konsumen. Dalam
hal ini petani dihadapkan pada pola distribusi pemasaran tradisional yang panjang
dan tidak terorganisasi. Dalam pola distribusi yang demikian tingkat harga setiap
kali bisa berubah dengan cepat dan menimbulkan ketidakpastian bagi petani.
keuntungan, maka lateks yang sampai kepada pemakai industri harganya semakin
pencaharian sebagai petani kebun karet, sehingga tidak heran kalau desa tersebut
Permasalahan tersebut tidak dapat diatasi oleh para petani. Dalam pemasaran
lateks petani tidak dapat menentukan harga. Naik turunnya harga ditentukan oleh
pedagang perantara, hal ini lebih disebabkan oleh terbatasnya kemampuan para
petani dalam memasarkan hasil pertaniannya. Jika petani ingin menjual hasil
yang mahal dibandingkan jika pettani menjual lateks melalui pedagang perantara
yang langsung mendatangi langsung ke rumah para petani karet. Oleh karena itu
permasalahan penjualan lateks di desa Pagar Gading sangat menarik untuk diteliti
B. Rumusan Masalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Utara?
3. Bagaiman transmisi harga yang terjadi dalam pemasaran lateks di Desa Pagar
C. Batasan Masalah
Blambangan Pagar.
D. Definisi Operasional
1. Jalur pemasaran adalah jalur yang dipakai oleh produsen untuk memasarkan
2. Margin pemasaran adalah selisih harga dari dua tingkat rantai pemasaran.
akibat terjadinya perubahan harga sebesar satu satuan unit di pasar produsen.
E. Tujuan Penelitian
Dilihat dari rumusan masalah, tujuan dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
F. Manfaat Penelitian
2. Bagi pemerintah
Hasil penelitian ini dapat menambah kepustakaan bagi mahasiswa dan siapa
4. Bagi peneliti
BAB II
LANDASAN TEORI
Komoditi adalah barang dagangan atau bahan yang memiliki nilai ekonomis
sektor pertanian, karena itu diperlukan berbagai pemikiran dan aktivitas untuk
membantu dalam usaha produksi, yang tidak kalah penting adalah membantu
berbagai wilayah kabupaten atau kota. Untuk itu perlu diupayakan pembangunan
pertanian dalam arti luas mulai dari hulu sampai hilir dalam rangka peningkatan
Masalah yang saat ini sering terjadi dan belum dapat teratasi dalam proses
menurun pada saat panen raya, dan harga melambung tinggi di saat “paceklik”.
Selain jumlah panen yang tidak teratur, naik-turunnya harga secara tajam itu juga
disebabkan oleh mutu produksi yang kurang baik, pelaku dan penyelenggaraan
pasar yang belum terorganisasi, sehingga harga yang diterima petani tidak
7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
barang kepasar dengan kesepakatan harga tertentu. Jika harga di pasar stabil,
semua akan berjalan lancar, petani atau pemasok akan memperoleh pembayaran
sesuai kesepakatan. Tetapi kalau harga d ipasar tiba-tiba turun, biasanya pedagang
akan menurunkan harga kesepakatan sebelumnya. Jadi harga turun yang terjadi
lebih merugikan petani atau pemasok. Posisi petani atau pemasok sangat lemah.
Untuk mengatasi masalah tersebut, banyak hal yang harus dilakukan dan
salah satu solusi yang memiliki pengaruh paling besar terhadap penyelesaian
masalah itu adalah dengan membenahi dan mengembangkan institusi pasar induk,
induk yang rata-rata posisinya berada di kota, berfungsi sebagai media paling
(2014) ada empat hal yang perlu dibenahi dalam penyelenggaraan jaringan
2. Pengelolaan pelaku pasar induk agar berperilaku adil, konsisten, dan terbuka
tentang jenis, mutu, dan jumlah produk pertanian yang dibutuhkan oleh
jalur distribusi.
Indonesia dalam WTO, APEC, dan AFTA serta Paket Reformasi 15 Januari 1998,
instrumen apsar yang telah dikenal luas di negara-negara maju dan berkembang
dan yang paling banyak digunakan untuk pengelolaan resiko harga yang
Berjangka sesuai dengan spesifikasi yang tercantum dalam kontrak dijamin oleh
perdagangan berjangka adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan jual beli
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
bertemu satu sama lain dan melakukan transaksi untuk membeli atau menjual
sejumlah komoditi untuk penyerahan di kemudian hari sesuai isi atau spesifikasi
kontrak.
yang sebenarnya. Transaksi di Bursa dilakukan oleh para anggota bursa, yang
terdiri dari Pialang Berjangka dan Pedagang Berjangka, baik dengan cara open
outcry atau secara eletronik (automated atau electric trading system). Selanjutnya
sarana pengelolaan resiko (risk management) melalui kegiatan hedging dan sarana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
dikuasai seperti kelainan musim, bencana alam, dan lain-lain. Dengan kegiatan
yang baru akan mereka panen beberapa bulan kemudian pada harga yang telah
jaminan harga sehingga tidak terpengaruh oleh kenaikan atau penurunan harga
jual di pasar tunai. Manfaat yang sama juga dapat diperoleh pihak lain seperti
eksportir yang harus melakukan pembelian komoditi di masa yang akan datang,
pada saat harus memenuhi kontraknya dengan pembeli di luar negeri, atau
Manfaat kedua adalah sebagai sarana pembentukan harga yang transparan dan
wajar, yang mencerminkan kondisi pasokan dan permintaan yang sebenarnya dari
dilakukan oleh atau melalui anggota bursa. Kontrak Berjangka tidak saling kenal
atau mengetahui secara langsung. Harga yang terjadi di bursa umumnya dijadikan
sebagai harga acuan (reference price) oleh dunia usaha, termasuk petani dan
12
Estimasi produksi karet di Indonesia untuk tahun 2011 adalah 2,64 juta ton
Produksi dan ekspor karet dunia sampai saat ini masih didominasi oleh tiga
negara, yaitu Thailand, Indonesia dan Malaysia. Sampai tahun 1990 Malaysia
masih merupakan produsen karet alam terbesar dunia yang disusul dengan
Thailand dan Indonesia. Thailand mengambil alih posisi tersebut yang diikuti
oleh Indonesia dan Malaysia, setelah Malaysia yang secara tradisional merupakan
utamanya kelapa sawit. Sejak tahun 1999 muncul negara pesaing baru, yaitu
Vietnam. Selama 1997-2002 laju ekspor karet negara ini mencapai lebih dari 21,1
persen, di mana volume dan nilai ekspor karet tahun 2002 mencapai lebih dari
448 ribu ton dan US $ 229 juta. Laju ekspor karet alam dari Vietnam yang tinggi
harga karet alam di pasar dunia cenderung untuk terus menurun. Produk karet
Indonesia yang diekspor terutama terdiri atas karet olahan berupa smokesheet,
SIR 10 dan SIR 20. Penggunaan karet olahan sebagian besar ditujukan untuk
Amerika Serikat 25%, Jepang 14%, China 9%, Korea Selatan 6% dan Jerman 5%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Dalam tahun 1997 stok karet alam dunia diperkirakan mencapai lebih dari dua
juta ton, dimana sekitar 35% dikuasai oleh negara-negara konsumen (Ditjenbun,
2011).
pelestarian lingkungan dan sumberdaya hayati. Kondisi agribisnis karet saat ini
menunjukkan bahwa karet masih positif walaupun lambat yaitu, 1,58% per tahun.
Sedangkan areal perkebunan negara dan swasta samasama menurun 0,15% per
tahun. Oleh karena itu tumpuan pengembangan karet akan lebih banyak pada
perkebunan rakyat. Namun luas areal kebun rakyat yang tua, rusak dan tidak
(Balitbang, 2013).
kebutuhan yang vital bagi kehidupan manusia sehari-hari. Hal ini terkait dengan
mobilitas manusia dan barang yang memerlukan komponen yang terbuat dari
karet, misalnya ban mobil, pembungkus kawat listrik, telepon, sepatu, alat
kedokteran, beberapa peralatan rumah tangga dan kantor, alat-alat olah raga dan
aspal. Oleh karena itu karet memiliki pengaruh besar terhadap transportasi,
komunikasi, industri, pendidikan, kesehatan, dan banyak bidang lain yang vital
14
Sistem pemasaran yang dijalankan oleh petani masih tergolong rumit, yaitu
distribusi yang sangat rumit dan saluran distribusi yang panjang, tidak adanya
standar mutu, sistem harga tidak transparan, petani tidak memperoleh informasi
mengenai harga dan situasi pasar, petani kekurangan dana dan tidak ada
Unit Desa (KUD) sangat lemah. Kondisi ini kemudian berakibat pada lemahnya
pasar (price share) dan rendahnya pendapatan, serta daya saing produk
(Depperindag, 2003).
dibayarkan konsumen akhir kepada semua pihak yang ikut serta dalam kegiatan
pertanian yang sering terjadi adalah ketidakadilan harga yang diperoleh petani
dengan harga yang dibayarkan oleh konsumen akhir. Berbagai alasan yang
1. Pengertian Pasar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
mempunyai keinginan untuk puas, uang untuk belanja dan kemauan untuk
pasar, yaitu orang dengan segala keinginannya, daya belinya, serta tingkah
laku dalam pembeliannya. Selain itu, Staton juga menyatakan bahwa istilah
barang atau jasa yang ditawarkan untuk dijual, dan terjadinya perpindahan
kepemilikan. Selain itu ada pula definisi yang menyatakan bahwa pasar adalah
pemasaran baik dalam arti umum maupun khusus. Salah satu definisi
diantaranya, Pasar adalah salah satu dari berbagai sistem, institusi, prosedur,
hubungan sosial dan infrastruktur dimana usaha menjual barang, jasa dan
tenaga kerja untuk orang-orang dengan imbalan uang. Barang dan jasa yang
dijual menggunakan alat pembayaran yang sah seperti uang. Kegiatan ini
16
dan keinginan, memiliki sumber daya yang menarik pihak lain, serta bersedia
dan mampu menawarkan sumber daya ini untuk ditukar dengan apa yang
mereka inginkan.
dan jasa yang dibeli atau disewa oleh perorangan atau keluarga untuk
b. Pasar Industri. Pasar industri adalah pasar untuk barang dan jasa yang
dibeli atau disewa oleh perorangan atau organisasi untuk digunakan pada
produksi barang atau jasa lain, baik untuk dijual maupun disewakan
pasar yang terdiri dari perorangan dan atau organisasi yang biasa disebut
unit-unit pemerintah yang membeli atau menyewa barang atau jasa untuk
17
2. Pemasaran
a. Pengertian Pemasaran
pemasaran baik dalam arti umum maupun khusus. Salah satu definisi
bahwa pemasaran adalah suatu proses atau kegiatan bisnis yang dirancang
18
b. Konsep Pemasaran
1) Orientasi Konsumen
yaitu apakah lebih mengacu pada mutu yang tinggi, harga murah, atau
orang dan bagian dalam perusahaan turut serta dalam suatu usaha yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
perusahaan tercapai.
c. Fungsi-Fungsi Pemasaran
1) Fungsi Pertukaran.
a) Fungsi penjualan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
21
b) Fungsi pembelian.
miliki.
konsumen akhir.
22
(5) Fungsi kontrak. Setelah syarat dan kondisi tertentu yang telah
2) Fungsi Fisis
a) Pengangkutan.
c) Pemrosesan.
23
a) Informasi pasar.
b) Penanggungan risiko.
d) Pembiayaan.
24
merupakan suatu jalur yang dilalui oleh arus barang-barang dari produsen ke
terlihat dalam proses penjualan dan pembelian. Definisi lain tentang saluran
menekankan tentang banyaknya lembaga yang ada dalam aliran atau arus
struktur unit organisasi dalam perusahaan dan luar perusahaan yang terdiri
atas agen, dealer, pedagang besar dan pengecer, melalui mana sebuah
pemindahan phisik dan nama dari suatu produk untuk menciptakan kegunaan
bagi pasar tertentu. Menurut Kotler (2006:122), saluran distribusi adalah suatu
membuat produk atau jasa menjadi untuk digunakan atau dikonsumsi oleh
25
pemakai industri. Dari definisi tersebut dapat diketahui adanya beberapa unsur
penting, yaitu :
beberapa agen, maka ada sebagian yang ikut memperoleh nama dan
dengan badan usaha dan atau individu lainnya. Lembaga pemasaran muncul
26
Konsumen memberikan balas jasa atas fungsi pemasaran yang dilakukan oleh
lembaga konsumen. Nilai balas jasa tersebut tercermin pada besarnya margin
yang dilakukan.
mereka.
27
buyer, whole seller adalah mereka yang pada umumnya menaksir total
price).
panen.
c. Eksporter dan importer, yaitu lembaga pemasaran yang tidak memiliki dan
kesempatan yang sama bagi setiap produsen untuk menggunakan kantor atau
cabang penjualan. Kantor atau cabang ini digunakan untuk mencapai lembaga
28
sebagainya.
Biasanya saluran distribusi semacam ini dipakai oleh produsen yang tidak
29
dijual secara langsung. Selain itu faktor penyimpanan pada saluran perlu
dan keuntungan dari setiap lembaga perantara serta bagian harga yang
diterima petani. Atau dengan kata lain analisis margin pemasaran dilakukan
perbandingan antara net operating income dengan net sales yang dinyatakan
30
selisih antara harga yang dibayarkan oleh konsumen dengan harga yang
diterima oleh petani. Margin ini akan diterima oleh lembaga tataniaga yang
banyak lembaga yang terlibat) maka semakin besar selisih harga yang terlihat
a) Perbedaan harga yang hares dibayar oleh konsumen dengan harga yang
b) Gabungan balas jasa yang diterima oleh jasa pemasaran sebagai akibat
31
Proses pemasaran ini erat kaitannya dengan bagaian akhir yang diterima
petani produsen.
a) Kadar kerusakan
b) Besarnya produk
c) Sifat musiman
elasticity) adalah tingkat kepekaan relatif dari jumlah yang diminta konsumen,
akibat adanaya perubahan tingkat barang. Dengan kata lain elastisitas harga
adalah perubahan proporsional dari sejumlah barang yang diminta dibagi dengan
32
dampak perubahan harga suatu barang disatu tingkat pasar terhadap perubahan
harga barang itu di tingkat pasar lainnya. Marjin pemasaran merupakan akibat
adanya permintaan turunan (derived demand) dari pemakai industri kepada petani
= = x
Dimana :
33
=1, maka kepekaan perubahan harga ditingkat petani sama dengan perubahan
>1, maka kepekaan perubahan harga di tingkat petani lebih besar daripada
<1, maka kepekaan perubahan harga ditingkat petani lebih kecil daripada
34
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis penelitian
1. Deskriptif
penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas.
Selain itu, Sugiyono (2012: 13) juga berpendapat bahwa penelitian deskriptif
baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan, atau
2. Studi Kasus
sosial tertentu yang menghasilkan gambaran yang berlaku untuk jangka waktu
tertentu, karena pengumpulan data dan analisis data dilakukan pada waktu
(2011: 250) studi kasus adalah suatu metode untuk memahami individu yang
34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
1. Lokasi Penelitian
2. Waktu Penelitian
1. Subjek
Indonesia, 1989: 862). Subjek dalam penelitian ini adalah para petani dan para
2. Objek
elemen yang dapat berupa orang, organisasi atau barang yang akan diteliti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
1. Populasi
yang akan diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh petani karet di
Desa Pagar Gading yang berjumlah sekitar 967 jiwa, dan yang kedua adalah
2. Sampel
populasi yang dianggap dapat mewakili dari populasi tersebut. Sampel dalam
penelitian ini adalah 9 orang petani karet dan 9 orang pedagang karet sesuai
37
a. Sampel Daerah
lain:
menjadi:
38
Berdasarkan variabel-variabel yang ada dalam penelitian ini, maka data yang akan
dicari adalah data primer. Data primer terdiri dari 2 bentuk, yaitu:
1. Data Cross-section
Data cross-section yaitu data yang dikumpulkan pada waktu tertentu. Data
39
pertanyaan kepada petani karet, pedagang pengepul, dan pedagang besar. Data
pedagang besar.
1) Biaya transportasi
2) Biaya timbang
3) Biaya upah.
2. Data Time-series
Data time-series adalah data yang secara kronologis disusun menurut waktu
pada suatu variabel tertentu. Data ini digunakan untuk melihat pengaruh
dalam penelitian ini adalah data harga getah karet (lateks). Data harga getah
karet (lateks) akan diperoleh melalui pedagang pengepul dan pedagang besar
yang melakukan kegiatan “timbang karet” setiap 3 kali dalam satu minggu,
yaitu setiap hari senin, rabu dan sabtu. Data ini dibutuhkan dalam elastisitas
trasmisi harga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian. Dalam penelitian ini, penulis
yang memiliki fungsi yang sama untuk menyalurkkan getah karet (lateks)
= -
= -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Dimana:
= biaya pemasaran
share merupakan bagian dari harga konsumen yang diterima oleh petani, yang
dinyatakan dalam presentase. Hal ini berguna untuk mengetahui porsi harga
= x 100%
Dimana :
42
kilogram.
kilogram.
Tabel 3.1
Analisis Biaya dan Marjin Pemasaran Lateks di Pagar Gading
No Uraian Nilai Pangsa
(Rp/Kg) Harga
Industri (%)
1. Petani
Harga jual petani xxx xxx
2. Pedagang Pengepul
Biaya transportasi xx xx
Biaya Upah xx xx
Marjin keuntungan pedagang pengepul xxx xxx
Harga jual pedagang pengepul xxx xxx
3. Pedagang Besar
Biaya transportasi xx xx
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Biaya Upah xx xx
Marjin keuntungan pedagang besar xxx xxx
Harga jual pedagang besar xxx xxx
= =[ ][ ]
Dimana :
Jika ;
44
> 1, maka kepekaan perubahan harga di tingkat petani lebih besar daripada
< 1, maka kepekaan perubahan harga ditingkat petani lebih kecil daripada
lateks pada suatu tingkat pemasaran tertentu dengan harga lateks pada tingkat
=a+b
Sehingga,
Et = [ ][ ]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
BAB IV
GAMBARAN UMUM
1. Keadaan Geografis
Desa Pagar Gading terdiri dari 4 wilayah dusun. Empat wilayah yang
lainnya.
45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
2. Luas Wilayah
secara umum merupakan daerah lahan kering dan daerah sawah yang relatif
subur dan rata. Daerah lahan kering umumnya terletak dibagian Selatan,
Utara, dan timur, sedangkan daerah persawahan hanya terletak dibagian Barat.
B. Keadaan Demografi
1925 jiwa, yang terpancar pada 749 kepala keluarga. Berdasarkan jenis
kelamin, jumlah penduduk terdiri dari 932 jiwa laki-laki dan 993 jiwa
100) adalah 93,86. Hasil ini berarti tiap 100 penduduk perempuan hanya
47
Gading tetap hidup rukun dan saling menghormati antara pemeluk agama
Tabel 4.1
Jumlah Penduduk Desa Pagar Gading Menurut Agama
No Agama Jumlah (Jiwa) Jumlah (%)
1. Islam 1427 74,12
2. Katholik 798 25,88
3. Kristen 0 0
4. Hindu 0 0
5 Budha 0 0
Jumlah 1925 100
Sumber: Data Monografi Desa Pagar Gading, Tahun 2014.
sangat rendah. Hal ini disebabkan oleh karena minat sekolah yang rendah dan
48
Tabel 4.2
Jumlah Penduduk Desa Pagar Gading Menurut Tingkat Pendidikan
No Jenis Pendidikan Jumlah (Jiwa) Jumlah (%)
1. Lulusan Pendidikan Umum
a. Taman Kanak-kanak 22 1,12
b. Sekolah Dasar 946 49,15
c. SMP/SLTP 485 25,21
d. SMA/SLTA 367 19,06
e. Akademi/ D1-D3 61 3,18
f. Sarjana (S1-S3) 24 1,26
2. Lulusan Pendidikan Khusus
a. Kursus/Ketrampilan 20 1,02
Jumlah 1925 100
Sumber: Data Monografi Desa Pagar Gading, Tahun 2014.
967 jiwa atau sebesar 50,23% dari jumlah penduduk yang bekerja, sedangkan
49
Tabel 4.3
Jumlah Penduduk Desa Pagar Gading Menurut Matapencaharian
No Jenis Matapencaharian Jumlah (Jiwa) Jumlah (%)
1. Petani 967 50,23
2. Buruh Tani 150 7,79
3. Pedagang 73 3,79
4. Bidan 5 0,25
5. Guru 46 2,38
6. Pegawai Negeri Sipil 20 1,03
7. Karyawan Perusahaan 76 3,94
8. Perawat 1 0,05
Jumlah 1338 69,51
Sumber: Data Monografi Desa Pagar Gading, Tahun 2014.
fisik maupun non-fisik yang memadai. Akan tetapi, di Desa Pagar Gading
transportasi tidak didukung oleh keadaan jalan yang baik, keadaan jalan di
desa tersebut masih sangat buruk. Jalan-jalan di Desa Pagar Gading masih
berupa jalanan batu dan sebagiannya lagi masih tanah. Selain itu, sarana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
komunikasi di desa tersebut juga masih sulit. Jaringan internet belum ada,
2. Sarana Pendidikan
Desa Pagar Gading hanya terdapat beberapa sekolah saja, hal ini dapat dilihat
Tabel 4.4
Jumlah Lembaga Pendidikan Desa Pagar Gading
NEGERI SWASTA
Jenis
No Gedung Guru Murid Gedung Guru Murid
Pendidikan
(Buah) (Orang) (Orang) (Buah) (Orang) (Orang)
1 TK - 2 4 32
2 SD 1 12 152 1 6 54
3 SLTP - - - 1 8 29
4 SLTA - - - 1 5 18
5 Akademi - - - - - -
6 PT - - - - - -
Jumlah 1 12 152 5 23 1
Sumber: Data Monografi Desa Pagar Gading, Tahun 2014.
3. Sarana Perekonomian
51
Tabel 4.5
Sarana Perekonomian Desa Pagar Gading
No Jenis Sarana Perekonomian Jumlah
1. Pasar desa 1 buah
2. Kios desa 1 buah
3. Koperasi simpan pinjam 2 buah
Sumber: Data Monografi Desa Pagar Gading, Tahun 2014.
4. Sarana Kesehatan
kebutuhan. Kegiatan posyandu bagi bayi dan anak balita sangat rutin
dilakukan, yaitu seminggu sekali setiap hari selasa. Desa Pagar Gading
memiliki 1 buah puskesmas, 2 pos posyandu, 2 orang bidan desa dan satu
5. Sarana Olahraga
Sarana olahraga yang dimiliki oleh Desa Pagar Gading ini digunakan
masyarakat tersebut. Dengan adanya sarana olahraga ini, mereka bisa terus
sarana yang dimaksud adalah 1 buah lapangan sepak bola, 3 buah lapangan
52
6. Sarana Peribadatan
dengan demikian tempat peribahan di desa ini juga seimbang dengan jumlah
Gereja.
D. Produksi Pertanian
Secara umum usaha tani yang dijalankan di wilayah Desa Pagar Gading
meliputi tanaman pangan dan perkebunan, baik yang dibudidayakan pada lahan
sawah maupun pada lahan kering. Usaha tanaman pangan yang diusahakan
kebutuhan lainnya. Akan tetapi, hal tersebut lain halnya dengan hasil pertanian
karena singkong yang ditanam oleh masyarakat Desa Pagar Gading tidak bisa
Gading meliputi tanaman kelapa sawit, tanaman kakao, dan tanaman karet. Untuk
saat ini tanaman yang banyak dibudidayakan adalah tanaman karet. Tanaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
karet sangat cocok ditanam di daerah ini karena memiliki tingkat kesuburan yang
tinggi. Petani di Desa Pagar Gading memilih tanaman karet untuk dibudidayakan
Bila ditemukan bibit karet yang mati, secepatnya dilakukan penyulaman, ini
tanaman lainnya.
penghujan, ini dimaksudkan agar pupuk bisa langsung terserap oleh tanaman
karet agar tidak mengganggu tanaman karet satu dangan tanaman karet yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
lainnya. Sampai sekarang ini hasil pertanian karet masih belum bisa diolah
oleh masyarakat Desa Pagar Gading. Petani produsen menjual getah karet
saat ini banyak diminati oleh masyarakat Desa Pagar Gading. Desa Pagar
petani lateks sebesar 321 kepala keluarga. Lahan yang dimiliki oleh petani
55
BAB V
Dalam bab ini disajikan mengenai analisis dan pembahasan terhadap data
yang telah diproses selama penelitian. Berdasarkan hasil wawancara dalam penelitian
yang telah penulis laksanakan diperoleh data yang diperlukan untuk menjawab
menghubungkan jalur produksi lateks yang telah siap untuk dijual atau disalurkan
adalah para pedagang, yaitu pedagang pengepul, pedagang besar, dan pedagang
pemasok industri. Dalam analisis ini secara berturut-turut akan dibahas jalur
pemasaran yang dilalui oleh 9 petani responden yang terbagi menjadi 3 petani
skala produksi kecil yaitu petani yang memiliki lahan perkebunan karet kurang
dari 20.000 , 3 petani skala produksi sedang yaitu petani yang memiliki lahan
perkebunan karet dari 20.000 sampai dengan 40.000 , dan 3 petani skala
produksi besar, yaitu petani yang memiliki lahan perkebunan karet lebih dari
40.000 .
55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
1. Jalur Pemasaran Lateks yang Dilalui oleh Petani Skala Produksi Besar
Jalur pemasaran yang dimaksud disini adalah jalur yang dilalui oleh
Gambar 5.1
Jalur Pemasaran Lateks yang Dilalui oleh Petani Skala
Produksi Besar
Petani Besar
Pedagang
pengepul
Pedagang
besar
Pedagang Pedagang
pemasok industri pemasok industri
Pemakai Industri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
dengan skala produksi besar. Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa
Bagi petani yang menjual getah karet (lateks) kepada pedagang pengepul
mereka menjual lateks dengan cara yang demikian. Alasan yang pertama
karena sudah kenal dekat dengan pedagang pengepul dan sudah langganan,
jadi sudah pasti hasil perkebunan para petani akan selalu diambil pada hari
yang sama setiap minggunya. Alasan kedua adalah menghemat waktu, karena
waktu dapar digunakan untuk memperkerjakan hal yang lainnya. Selain alasan
tersebut, keadaan jalan yang rusak, tidak adanya kendaraan untuk menjual
juga menjadi alasan tersendiri bagi para petani. Sedangkan bagi petani yang
alasan jika menjual lateks langsung kepada pedagang pemasok industri harga
pedagang besar dan jasa perantara pedagang pemasok industri dari daerah
58
2. Jalur Pemasaran Lateks yang Dilalui oleh Petani Skala Produksi Sedang
Jalur pemasaran yang dimaksud disini adalah jalur yang dilalui oleh
petani karet yang memiliki lahan perkebunan lebih dari 20.000 sampai
dengan 40.000 . Semua petani skala produksi sedang di Desa Pagar Gading
data yang didapat peneliti dari 3 orang petani responden yang mengatakan
pengepul.
Pada gambar 5.2 terlihat bahwa dalam menjual lateks petani skala
memiliki alasan yang tidak jauh berbeda dengan petani lainnya yang menjual
cepat, petani tinggal menunggu di rumah dan pedagang pengepul akan dating
sendiri untuk membeli lateksnya. Kedua sudah langganan dan kenal, dan yang
penjualan yang akan dating, ia tidak perlu membuang tenaga dan membuang
waktu untuk mencari pedagang lain yang mau membeli hasil perkebunannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
pengeluaran.
Jalur pemasaran yang dilalui oleh 3 petani skala produksi sedang tidak
pedagang pengepul. Hal ini dapat dilihat pada gambar sebagai berikut.
Gambar 5.2
Jalur Pemasaran Lateks yang Dilalui oleh Petani Skala
Produksi Sedang
Petani Sedang
Pedagang
pengepul
Pedagang
besar
Pedagang pemasok
industri
Pemakai Industri
3. Jalur Pemasaran Lateks yang Dilalui oleh Petani Skala Produksi Kecil
Jalur pemasaran yang dimaksud disini adalah jalur yang dilalui oleh
petani karet yang memiliki lahan perkebunan kurang dari 20.000 . Dari 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
langsung kepada pedagang pemasok industri. Hal ini dapat dilihat pada
Gambar 5.3
Jalur Pemasaran Lateks yang Dilalui oleh Petani Skala
Produksi Kecil
Petani Kecil
Pedagang
pengepul
Pedagang Pedagang
besar besar
Pedagang Pedagang
pemasok industri pemasok industri
Pemakai Industri
mempunyai alasan yang sama dengan petani lain yang juga menjual getah
61
besar harganya akan lebih sedikit tinggi dibandingkan dengan harga yang
diberikan oleh pedagang pengepul. Dalam hal ini, petani yang memilih
petani tersebut bekerja sebagai buruh kepada salah seorang pedagang besar,
bekerja.
digunakan, hal ini tidak hanya terjadi pada jalur pemasaran lateks yang dilalui
oleh petani tertentu saja, tetapi banyak digunakan oleh petani skala produksi
besar, petani skala produksi sedang, dan skala produksi kecil. Dengan keadaan
seperti ini dapat dikatakan bahwa para petani di Desa Pagar Gading
dialuinya.
Marjin pemasaran yang dimaksud disini adalah selisih antara harga jual
lateks dan harga beli lateks di setiap tahap dalam proses pemasaran lateks.
Sedangkan marjin total adalah selisih antara harga di tingkat konsumen akhir
yang dalam hal ini adalah harga jual lateks di tingkat pedagang pemasok industri
dan harga tingkat petani. Permasalahan dalam analisis marjin adalah adanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
perbedaan harga jual dan harga beli lateks pada tingkat petani maupun pada
tingkat pedagang. Untuk mengatasi hal tersebut maka dibuat rata-rata harga jual
dan harga beli lateks pada masing-masing tingkatan, yaitu tingkat petani skala
produksi besar, petani skala produksi sedang, dan petani skala produksi kecil.
Dalam analisis ini, data diperoleh dari 3 petani skala produksi besar, 3
petani skala produksi sedang, 3 petani skala produksi kecil, 3 pedagang pengepul,
pemasaran secara berturut-turut akan dibahas distribusi marjin dari tingkat petani
skala produksi besar, dari tingkat petani skala produksi sedang, dan dari tingkat
harga jual dan harga beli lateks dari tingkat petani besar. Rata-rata harga
Tabel 5.1
Rata-rata Harga Lateks dari Tingkat Petani Skala Produksi Besar
pada Bulan Mei 2014
No. Petani P. Pengepul P. Besar P. Industri
Sampel (Rp/Kg) (Rp/Kg) (Rp/Kg) (Rp/Kg)
1 6.200 7.000 7.900 8.900
2 6.100 6.800 7.600 8.500
3 6.300 6.900 7.700 8.900
Jumlah 18.600 20.700 23.200 26.300
Rerata 6.200 6.900 7.733 8.767
Sumber: Data Primer
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Jika kita lihat pada tabel di atas terdapat keberagaman harga yang
kualitas getah karet (lateks) yang dihasilkan oleh masing-masing petani tidak
harganya juga sangat sedikit. Kualitas karet biasanya memiliki tipe, yaitu tipe
A dan B. Tipe-tipe tersebut dilihat dari kandungan air yang terdapat dalam
kepingan lateks, harga akan sedikit lebih rendah apabila kandungan air dalam
kepingan lateks dinilai cukup banyak. Keberagaman harga ini tidak hanya
terjadi pada petani skala produksi besar, hal tersebut juga terjadi pada petani
Dari tabel 5.1 kita dapat melihat rata-rata harta lateks pada tingkat
petani besar adalah Rp 6.200 per kilogram, pada tingkat pedagang pengepul
sebesar Rp 6.900 per kwintal, pada tingkat pedagang besar yaitu Rp 7.733 per
kilogram, dan rata-rata harga lateks pada tingkat pedagang pemasok industri
833, dan perbedaan harga di tingkat pedagang pemasok industri dengan harga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Untuk lebih jelasnya berikut ini akan disajikan analisis biaya dan
marjin pemasaran lateks dari tingkat petani besar sampai dengan pedagang
Tabel 5.2
Analisis Biaya dan Marjin Pemasaran Lateks dari Tingkat Petani
Skala Produksi Besar di Desa Pagar Gading pada Bulan Mei 2015
No Uraian Nilai Pangsa
(Rp/Kw) Harga
Industri (%)
1. Petani
Harga Jual Petani 620.000 70,72
2. Pedagang Pengepul
Biaya transportasi 8.360 0,95
Biaya Upah 4.870 0,56
Biaya Timbang 4.470 0,51
Marjin Keuntungan Pedagang Pengepul 52.300 5,97
Harga Jual Pedagang Pengepul 690.000 78,70
3. Pedagang Besar
Biaya Transportasi 8.900 1,02
Biaya Upah 5.400 0,62
Biaya Timbang 3.320 0,38
Marjin Keuntungan Pedagang Besar 65.680 7,49
Harga Jual Pedagang Besar 773.300 88,21
4. Pedagang pemasok industri
Biaya Transportasi 27.230 3,11
Biaya Upah 4.950 0,56
Biaya Timbang 1.320 0,15
Marjin Keuntungan Pedagang pemasok industri 69.900 7,97
Harga Jual Pedagang pemasok industri 876.700 100
Sumber: Data Primer
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Dari tabel 5.2 di atas kita bisa melihat biaya-biaya yang ditanggung
besar, dan pedagang pemasok industri mempunyai tugas yang sama. Di dalam
pemasaran ini para pedagang menanggung biaya transportasi, biaya upah, dan
pengangkutan lateks dari rumah para petani yang dibawa oleh pedagang
pengepul ke pedagang besar. Sedangkan biaya upah dan biaya timbang adalah
biaya yang harus dikeluarkan oleh para pedagang untuk membayar para
Biaya yang ditanggung oleh pedagang pengepul antara lain adalah biaya
transportasi sebesar Rp 8.360 per kwintal, biaya upah sebesar Rp 4.870 per
dengan jenis biaya yang ditanggung oleh pedagang besar. Besaranya biaya
transportasi yang dikeluarkan oleh pedagang besar tidak jauh berbeda dengan
alat transportasi sendiri. Untuk satu kali penjualan lateks, pedagang besar
biaya upah yang dimaksud di sini adalah biaya yang dikeluarkan untuk tenaga
kerja yang membantu. Untuk satu kali penjualan lateks, pedagang besar
memerlukan tenaga kerja sekitar 8 orang dan untuk biaya upah yang
66
biaya upah sebesar Rp 5.400 per kwintal dan biaya timbang sebesar Rp 3.320
per kwintal. Dari tabel 5.2 dapat kita lihat jika marjin keuntungan yang
antara lain adalah biaya transportasi sebesar 27.230 per kwintal, biaya upah
sebesar 4.950 per kwintal, dan biaya timbang sebesar 1.320 per kwintal.
jual tingkat petani sebesar Rp 620.000 per kwintal dengan harga jual lateks di
tingkat pedagang pemasok industri sebesar Rp 876.700 per kwintal, dapat kita
ketahui bagian yang diterima petani dari harga tingkat pemasok (farmer’s
67
sebagai berikut.
Tabel 5.3
Rata-rata Harga Lateks dari Tingkat Petani Skala Produksi Sedang
pada Bulan Mei 2014
No. Petani P. Pengepul P. Besar P. Industri
Sampel (Rp/Kg) (Rp/Kg) (Rp/Kg) (Rp/Kg)
4 6.300 6.900 7.700 8.900
5 6.500 7.100 8.000 9.200
6 6.400 7.100 7.900 8.900
Jumlah 19.200 21.100 23.600 27.000
Rerata 6.400 7.033 7.866 9.000
Sumber: Data Primer
Dari tabel di atas kita dapat melihat rata-rata harga lateks di tingkat
Untuk harga tingkat petani rata-rata harga lateks adalah sebesar Rp 6.400 per
kwintal, pada tingkat pedagang pengepul sebesar Rp 7.033 per kilogram, pada
tingkat pedagang besar rata-rata harga lateks sebesar Rp 7.866 per kilogram,
dan harga rata-rata lateks tingkat pedagang pemasok industri adalah sebesar
Dari tabel di atas kita juga dapat melihat bahwa pedagang pemasok
industri merupakan pedagang yang rata-rata harga jual lateksnya paling tinggi
68
penentuan harga. Sedangkan untuk petani sendiri tidak ada biaya yang ikut
terperinci mengenai analisis biaya dan marjin pemasaran lateks dari tingkat
Tabel 5.4
Analisis Biaya dan Marjin Pemasaran Lateks dari Tingkat Petani
Skala Produksi Sedang di Desa Pagar Gading pada Bulan Mei 2015
No Uraian Nilai Pangsa
(Rp/Kw) Harga
Industri (%)
1. Petani
Harga Jual Petani 640.000 71.11
2. Pedagang Pengepul
Biaya transportasi 8.360 0.93
Biaya Upah 4.870 0.54
Biaya Timbang 4.470 0.50
Marjin Keuntungan Pedagang Pengepul 45.600 5.07
Harga Jual Pedagang Pengepul 703.300 78.14
3. Pedagang Besar
Biaya Transportasi 8.900 0.99
Biaya Upah 5.400 0.60
Biaya Timbang 3.320 0.37
Marjin Keuntungan Pedagang Besar 65.680 7.30
Harga Jual Pedagang Besar 786.600 87.40
4. Pedagang pemasok industri
Biaya Transportasi 27.230 3.03
Biaya Upah 4.950 0.55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Dalam tabel 5.4 terlihat bahwa biaya-biaya yang ditanggung oleh para
pemasok industri adalah sama dengan biaya-biaya yang dikeluarkan oleh para
pedagang dalam analisis biaya dan marjin pemasaran lateks dari tingkat petani
skala produksi besar (tabel 5.2). Jika kita amati ada perbedaan harga jual dan
harga beli pada tahap pemasaran pada tingkat petani sedang (tabel 5.4) dengan
tahap pemasaran pada tingkat petani besar (tabel 5.2). Walaupun harga jual
dan harga beli berbeda tetapi marjin keuntungan yang diambil oleh pedagang
pengepul tidak jauh berbeda dengan dengan tahap pemasaran pada petani
besar, yaitu sebesar Rp 45.600 per kwintal. Dalam pemasaran ini marjin
keuntungan yang dinikmati oleh pedagang pemasok industri tetap lebih tinggi
Jika kita melihat perbandingan antara harga jual lateks tingkat petani
sedang sebesar Rp 640.000 per kwintal dan harga jual lateks ditingkat
mengetahui bagian harga yang diterima petani dari tingkat pedagang pemasok
70
Tabel 5.5
Rata-rata Harga Lateks dari Tingkat Petani Skala Produksi Kecil
pada Bulan Mei 2014
No. Petani P. Pengepul P. Besar P. Industri
Sampel (Rp/Kg) (Rp/Kg) (Rp/Kg) (Rp/Kg)
7 6.400 7.000 7.900 8.900
8 6.450 7.100 8.000 9.200
9 6.700 7.300 8.400 9.600
Jumlah 14.550 21.400 24.300 27.700
Rerata 6.516 7.133 8.100 9.233
Sumber: Data Primer
Dari tabel 5.5, terlihat bahwa harga lateks ditingkat petani kecil
kemudian harga jual lateks ditingkat pedagang besar sebesar Rp 8.100 per
sebesar Rp 967 per kilogram, dan pada tingkat pedagang pemasok industri
71
masing pedagang dalam proses pemasaran dari tingkat petani skala produksi
kecil, berikut ini akan disajikan tabel analisis biaya dan marjin pemasaran
Tabel 5.6
Analisis Biaya dan Marjin Pemasaran Lateks dari Tingkat Petani
Skala Produksi Kecil di Desa Pagar Gading pada Bulan Mei 2015
No Uraian Nilai Pangsa
(Rp/Kw) Harga
Industri (%)
1. Petani
Harga Jual Petani 651.600 70.57
2. Pedagang Pengepul
Biaya transportasi 8.150 0.88
Biaya Upah 4.780 0.52
Biaya Timbang 4.530 0.49
Marjin Keuntungan Pedagang Pengepul 44.240 4.79
Harga Jual Pedagang Pengepul 713.300 77.26
3. Pedagang Besar
Biaya Transportasi 8.640 0.94
Biaya Upah 5.420 0.59
Biaya Timbang 3.640 0.39
Marjin Keuntungan Pedagang Besar 79.000 8.56
Harga Jual Pedagang Besar 810.000 87.73
Dari tabel di atas kita dapat melihat harga jual dan harga beli lateks
secara berturut-turut dari tingkat petani yaitu Rp 651.600 per kwintal, tingkat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Dimana terlihat harga jual dan harga beli lateks ditingkat pedagang pemasok
industri lebih tinggi dibandingkan harga jual dan harga beli lateks ditingkat
Dari perbandingan antara harga jual dan harga beli kita dapat melihat
dalam jalur pemasaran ini adalah sebesar Rp 44.240 per kwintal. Dalam hal
ini marjin keuntungan yang dinikmati oleh pedagang besar lebih tinggi jika
industri. Hal tersebut karena biaya yang dikelurakan oleh pedagang besar
lebih sedikit bila dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan oleh pedagang
pemasok industri.
per kwintal dan harga jual tingkat pedagang pemasok industri Rp 923.300 per
kwintal, dapat kita ketahui bagian harga yang diterima petani dari harga
73
time-series. Data time-series yang dimaksud disini adalah harga lateks pada saat
kegiatan jual beli karet di Desa Pagar Gading yang telah dikumpulkan mulai awal
bulan Mei sampai dengan pertengahan bulan Juni 2015, yang terkumpul sebanyak
20 kali pengamatan. Dalam analisis ini akan dibahas elastisitas transmisi harga
dari harga tingkat pedagang pemasok industri kepada harga tingkat petani.
Dari hasil perhitungan dalam tabel 5.7 terlihat bahwa nilai elastisitas
transmisi harga dari pedagang pemasok industri ke petani sebesar 0,21. Nilai
ditingkat petani akan berubah sebesar 0,21% dalam hubungan yang searah.
Tabel 5.7
Hasil Dugaan Nilai Elastisitas Transmisi Harga
H.T Pedagang pemasok industri
H.T Petani 0,21
Sumber: Data Primer
Karena nilai 0,21% jauh dari angka 1% maka dapat dikatakan bahwa
transmisi harga kurang dari 1% maka dapat dikatakan bahwa kepekaan perubahan
harga ditingkat petani lebih kecil daripada perubahan harga ditingkat pedagang
pemasok industri. Kondisi yang demikian ini disebabkan oleh beberapa faktor,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
yaitu arus transportasi yang sangat sulit yang dikarenakan keadaan jalan yang
rusak, dan komunikasi yang tidak memadai di daerah Desa Pagar Gading.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
BAB VI
ini. Pada bagian saran berisi masukan masukan dari penulis kepada para petani
maupun pedagang lateks di Desa Pagar Gading. Berikut kesimpulan dan saran yang
A. Kesimpulan
1. Jalur-jalur pemasaran yang dilalui oleh petani di Desa Pagar Gading adalah
2. Jalur pemasaran yang dilalui oleh petani skala produksi besar, petani skala
produksi sedang dan skala produksi kecil sangat panjang. Walaupun demikian
farmer share masih cukup tinggi, yaitu dari tingkat petani skala produksi
besar 70,72%, dari tingkat petani skala produksi sedang sebesar 71.11%, dan
dengan baik ke tingkat harga petani, hal ini terlihat pada nilai elastisitas
75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
transmisi harga yang bernilai 0,21. Kondisi ini disebabkan oleh arus
transportasi yang tidak memadai yang disebabkan keadaan jalan yang buruk,
B. Saran
Secara singkat, beberapa saran yang dapat dikemukakan dari hasil penelitian ini
dengan cara memilih jalur pemasaran yang tepat dan menguntungkan bagi
hasil pertanian lateks. Menurut peneliti, jalur pemasaran yang bisa digunakan
oleh petani lateks adalah melalui pedagang perantara kedua, yaitu pedagang
besar. Dengan menjual lateks ke pedagang besar maka harga yang akan
diterima petani sedikit lebih tinggi. Selain itu, petani tidak perlu
mengeluarkan biaya transportasi yang begitu besar. Hal ini tentu bisa
menguntungkan petani.
2. Oleh karena di lokasi penelitian belum ada kelompok tani karet, maka
rapi dan kemudian diteruskan dengan membentuk semacam KUD untuk lebih
77
3. Dalam pemasaran lateks para petani banyak menggunakan jalur tata niaga
keuntungan dari para petani. Untuk itu, Dinas Perkebunan dan Dinas
khususnya petani karet dan memutus mata rantai tata niaga pemasaran karet
dilakukan dengan cara membentuk kelompok tani karet dan kelompok tani
pabrik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
DAFTAR PUSTAKA
Ferlianto, Ricky, dkk. (2006). Komoditi Investasi Paling Prospektif. Jakarta: PT Alex
Media komputindo.
79
Kunangwasih, Tri & Antyo Pracoyo. (2006). Aspek Dasar Ekonomi Mikro. Jakarta:
PT Grasindo.
Rahardjo, Susilo & Gudnanto. (2011). Pemahaman Individu Teknik Non Tes. Kudus:
Nora Media Enterprise.
Supranto. (2000). Teknik Sampling Untuk Survei dan Eksperimen. Jakarta: PT Rineka
Cipta
80
81
LAMPIRAN I
( SURAT IJIN PENELITIAN )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
LAMPIRAN II
(Pedoman Wawancara)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Pedoman Wawancara
(Pengepul/besar/pemasok industri)
Nama : ………………………………………………
Pendidikan : ……..
1. Berapa kilogram lateks yang saudara jual dalam satu kali kegiatan timbang?
2. Berapakah harga jual yang saudara terima dalam satu kali timbangan?
Alasan: ……………………………………………………...
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Nama : ………………………………………………
Pendidikan : ……..
1. Berapa kilogram lateks yang saudara beli dalam satu kali kegiatan timbang?
2. Berapakah harga beli lateks yang saudara keluarkan dalam satu kali
pembelian?
A. Ya B. Tidak
8. Berapa kilogram lateks yang saudara jual dalam satu kali kegiatan timbang?
87
Nama : ………………………………………………
Pendidikan : ……..
1. Berapa kilogram lateks yang saudara beli dalam satu kali kegiatan timbang?
2. Berapakah harga beli lateks yang saudara keluarkan dalam satu kali
pembelian?
B. Ya B. Tidak
8. Berapa kilogram lateks yang saudara jual dalam satu kali kegiatan timbang?
88
Nama : ………………………………………………
Pendidikan : ……..
1. Berapa kilogram lateks yang saudara beli dalam satu kali kegiatan timbang?
2. Berapakah harga beli lateks yang saudara keluarkan dalam satu kali
pembelian?
C. Ya B. Tidak
8. Berapa kilogram lateks yang saudara jual dalam satu kali kegiatan timbang?
89
LAMPIRAN IiI
(Identitas Sampel Petani dan Hasil Wawancara)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
91
92
LAMPIRAN IV
(Identitas Sampel Pedagang dan Hasil Wawancara)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Sudarto 47 th SD 5 orang
94
95
96
97
LAMPIRAN V
(Harga Jual Lateks di Desa Pagar Gading)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
99
LAMPIRAN VI
(Uji Regresi Linier Sederhana)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
b
Variables Entered/Removed
Model Variables Variables Method
Entered Removed
a
1 H.J Petani . Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: H.J Pedagang Pemasok Industri
b
Model Summary
Model R R Adjusted Std. Error of Change Statistics
Square R Square the Estimate R Square F df1 df2 Sig. F
Change Change Change
a
1 .943 .890 .884 385.270 .890 145.629 1 18 .000
a. Predictors: (Constant), H.J Petani
b. Dependent Variable: H.J Pedagang Pemasok Industri
b
ANOVA
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
a
1 Regression 2.162E7 1 2.162E7 145.629 .000
Residual 2671797.492 18 148433.194
Total 2.429E7 19
a. Predictors: (Constant), H.J Petani
b. Dependent Variable: H.J Pedagang Pemasok Industri
a
Coefficients
Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig.
Coefficients
B Std. Error Beta
1 (Constant) -11004.459 1737.718 -6.333 .000
H.J Petani 3.169 .263 .943 12.068 .000
a. Dependent Variable: H.J Pedagang Pemasok Industri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
LAMPIRAN VII
Perhitungan Elastisitas Transmisi Harga Dengan Persamaan Regresi
Linier Sederhana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Pendugaan elastisitas transmisi harga dari harga tingkat petani ke pedagang pemasok
industri.
Pf = -11004,459 + 3,169 Pr
( R Square = 0,890)
Et = [ ][ ]
Et = [ ][ ]
Et = 0,21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
LAMPIRAN VIIi
Gambar Keadaan Lingkungan Desa Pagar Gading
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107