Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh:
Rina Arnisyah
NIM : 1113015000064
KONSENTRASI EKONOMI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2020
ABSTRAK
iv
ABSTRACT
v
KATA PENGANTAR
Selama penyelesaian skripsi ini, penulis dibantu oleh berbagai pihak yang
telah memberikan dorongan dan dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini. Oleh karena itu dengan kerendahan hati penulis mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Ibu Dr. Sururin, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.
2. Bapak Dr. Iwan Purwanto, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial dan Bapak Andri Noor Ardiansyah, M.Si. selaku
Sekretaris Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.
3. Bapak Dr. Abd. Rozak, M.Si. selaku Dosen Pembimbing Akademik yang
telah membantu peneliti selama perkuliahan dari awal semester sampai akhir.
4. Bapak Iwan Purwanto, M.Pd. selaku dosem pembimbing skripsi I dan Ibu
Neng Sri Nuraeni, M.Pd selaku dosen pembimbing skripsi II yang telah
meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk terus membantu dalam
membimbing sampai selesainya penulisan skripsi.
5. Bapak dan Ibu Dosen yang telah memberikan ilmu selama penulis menuntut
ilmu semasa perkuliahan berlangsung.
6. Seluruh Staf Akademik Fakultas Ilmu Tabiyah dan Keguruan yang telah
bekerja dengan baik melayani mahasiswa.
vi
7. Bapak Ratmawan selaku Humas Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU)
serta seluruh pemilik toko kelontong tradisional yang telah mengizinkan
peneliti dalam melakukan wawancara guna mencari informasi terkait
penelitian mengenai persaingan usaha.
8. Kepada kedua orang tuaku Bapak Arsyad dan Ibu Bayanah, yang tercinta dan
tidak pernah henti dalam membantu mendoakan, memotivasi, dan selalu siap
dikala peneliti kesulitan. Serta Ahmad Bayhaqi, Syaiful Bahri, Zainudin
selaku abang yang selalu memberi dukungan.
9. Kepada kedua mertua saya Ayah Nasrudin dan ibu Marhumah yang tercinta
dan tidak pernah henti dalam membantu mendoakan, memotivasi, dan selalu
siap dikala peneliti kesulitan. Serta ade ipar saya Gita Ismardini yang selalu
memberi dukungan.
10. Kepada suamiku tersayang Panji Arrajab yang selalu menemani dalam
melakukan penelitian dan memberi motivasi agar peneliti segera
menyelesaikan skripsi dengan cepat. Serta untuk anakku tercinta Harun
Arrasyid yang selalu menggangu dan mengibur peneliti dalam menyusun
skripsi.
11. Kepada sahabat-sahabatku selama di kampus yang biasanya disebut teteh kiki,
Hanipah, ipeh, dan yang sudah menjadi sahabat terbaik di segala situasi dan
kondisi.
12. Teman-teman seperjuangan Sosial 2013 terutama jurusan Ekonomi yang
sudah menemani serta berjuang bersama dalam menempuh pendidikan.
13. Serta nama-nama yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.
Saya menyadari sekali bahwa dalam penulisan skripsi ini, masih jauh
dari kesempurnaan. Dengan segala kerendahan hari, saya mohon maaf dan
berharap skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi semua. Dan saya berhadap
skripsiyang saya susun menjadi suatu karya yang bermanfaat serta menjadi suatu
persembahan terbaik bagi para dosen dan teman-teman yang berada di Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.
vii
Demikian kata pengantar dari penulis dan sebagai suatu introspeksi
diri,penulis mohon maaf atas segala kekurangan dan kesalahan. Dan kekurangan
dan hanyalah milik kita, namun kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT, saya
ucapkan terima kasih.
Rina Arnisyah
viii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI .............................. ii
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH .............................................. iii
ABSTRAK ...................................................................................................... iv
ABSTRACK ................................................................................................... v
KATA PENGANTAR .................................................................................... vi
DAFTAR ISI ................................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... x
DAFTAR TABLE .......................................................................................... x
vii
a. Pengertian Minimarket ...........................................................................23
b. Karakteristik Minimarket .......................................................................25
c. Profil Minimarket Indomaret dan Alfamart ............................................... 27
5. Warung Kelontong ......................................................................................30
a. PengertianWarung Kelontong ...............................................................30
b. Keunggulan Warung Kelontong ...........................................................31
B. Penelitian Relevan .........................................................................................33
C. Kerangka Pemikiran ......................................................................................36
viii
Minimarket......................................................................................................62
3.Dampak Keberadaan Minimarket Terhadap Toko Kelontong ....................63
4. Upaya yang dilakukan Pelaku Usaha Warung Kelontong dalam
Mempertahankan Eksitensi Usahanya ...........................................................71
C. Pembahasan Hasil Penelitian .........................................................................73
D. Keterbatasan Penelitian ................................................................................82
ix
DAFTAR GAMBAR
1
Rusno. Dampak Pesatnya Minimarket Waralaba Terhadap Usaha Kecil (Jenis Ritel).
Jurnal Ekonomi Modernisasi, Volume 4, nomor 1, oktober 2010, hal. 195
1
2
2
Agus Susilo & Taufik, Dampak Keberadaan Pasar Modern Terhadap Usaha Ritel
Kopersi/Waserda dan Pasar Tradisional, Jurnal Ekonomi, 2010, hal.2
3
Rusno. Dampak Pesatnya Minimarket Waralaba Terhadap Usaha Kecil (Jenis Ritel).
Jurnal Ekonomi Modernisasi, Volume 4, nomor 1, oktober 2010, hal. 195
4
Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor: 53/M-DAG/PER/12/2008
tentang Pedoman Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko
Modern.
5
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 112 Tahun 2007 tentang Penataan dan
Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern..
3
6
Jeri Setiawan. Pengaruh Keberadaan Minimarket terhadap Pendapatan Pedagang
Kelontong di Kelurahan Klender Kecamatan Duren Sawit Jakarta Timur. Skripsi. Jakarta: UNJ
2010
7
Wilda Nuraftia dan Irawati. Dampak Pendirian Minimarket terhadap Omset Pedagang
Tradisional di Desa Karang Asih Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi (Studi Kebijakan
Peraturan Bupati Nomor 16 Tahun 2007 tentang Minimarket). Jurnal Madani Edisi II (2011: 52-
61).
5
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti mencoba
mengidentifikasi permasalahan untuk memfokuskan masalah
yang diteliti dan dianalisis, sebagai berikut:
1. Perkembangan minimarket berdampak pada eksistensi
usaha toko kelontong dan usaha sejenisnya. Keberadaan
toko kelontong sangat terancam dengan hadirnya
minimarket modern.
2. Pembangunan minimarket terus meningkat, sedangkan
usaha toko mulai menghilang.
3. Implementasi peraturan dan kebijakan pemerintah dalam
Perpres No. 112 Tahun 2007 dan Permendagri No. 53
Tahun 2008 tidak berjalan semestinya. Banyak peraturan-
peraturan yang dilanggar dalam pendirian minimarket.
6
C. Batasan masalah
Masalah penelitian dibatasi pada pembahasan
mengenai:
1. Implementasi kebijakan pemerintah dalam Perpres No. 112
Tahun 2007 dan Permendag No.53 Tahun 2008 tentang
minimarket di wilayah Srengseng Jakarta Barat.
2. Persepsi pelaku usaha toko kelontong terhadap keberadaan
minimarket ?
3. Dampak keberadaan minimarket terhadap usaha toko
kelontong dilihat dari segi omset, pendapatan dan jumlah
konsumen?
4. Upaya yang dilakukan oleh pelaku usaha toko kelontong
untuk menjaga eksistensi usahanya?
D. Perumusan masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti mencoba
merumuskan permasalahan untuk memfokuskan masalah yang
diteliti dan dianalisis dalam bentuk pertanyaan penelitian
sebagai berikut :
7
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui :
1. implementasi kebijakan pemerintah dalam Perpres No. 112
Tahun 2007 dan Permendagri No. 53 Tahun 2008 tentang
minimarket di wilayah Srengseng, Kembangan, Jakarta
Barat.
2. Persepsi pelaku usaha toko kelontong terhadap keberadaan
minimarket.
3. Dampak keberadaan minimarket terhadap usaha toko
kelontong dilihat dari segi omset, keuntungan, dan jumlah
konsumen.
4. Upaya yang dilakukan oleh pelaku usaha toko kelontong
untuk menjaga eksistensi usahanya.
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi
sumbangan ilmu pengetahuan baru dalam bidang
8
KAJIAN TEORETIK
A. Deskripsi Teoretik
1. Dampak
a. Pengertian Dampak
Dampak menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia “adalah
benturan, pengaruh yang mendatangkan akibat baik positif maupun
negatif. Pengaruh adalah daya yang ada dan timbul dari sesuatu (orang,
benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan
seseorang.”1 Pengaruh sendiri adalah suatu keadaan dimana ada hubungan
timbal balik atau hubungan sebab akibat antara apa yang mempengaruhi
dengan apa yang dipengaruhi.
Dari penjabaran diatas maka dapat dibagi dampak ke dalam dua
pengertian yaitu ;
1) Pengertian Dampak Positif
Dampak adalah keinginan untuk membujuk, meyakinkan,
mempengaruhi atau memberi kesan kepada orang lain, dengan tujuan agar
mereka mengikuti atau mendukung keinginannya. Sedangkan positif
adalah pasti atau tegas dan nyata dari suatu pikiran terutama
memperhatikan hal-hal yang baik. positif adalah suasana jiwa yang
mengutamakan kegiatan kreatif dari pada kegiatan yang menjemukan,
kegembiraan dari pada kesedihan, optimisme dari pada pesimism.
Positif adalah keadaan jiwa seseorang yang dipertahankan melalui
usaha-usaha yang sadar bila sesuatu terjadi pada dirinya supaya tidak
membelokkan fokus mental seseorang pada yang negatif. Bagi orang yang
berpikiran positif mengetahui bahwa dirinya sudah berpikir buruk maka ia
akan segera memulihkan dirinya.
Jadi dapat disimpulkan pengertian dampak positif adalah keinginan
untuk membujuk, meyakinkan, mempengaruhi atau memberi kesan kepada
1
https://kbbi.web.id/dampak. Diakses pada tanggal 11 maret 2018
9
10
2. Konsep Pasar
a. Pengertian Pasar
Dalam ilmu ekonomi, pengertian pasar memiliki arti yang lebih
luas daripada hanya sekedar tempat pertemuan antara penjual dan pembeli
untuk mengadakan transaksi jual beli barang dan jasa. Pengertian pasar
tidak harus dikaitkan dengan suatu tempat yang dinamakan pasar dalam
pengertian sehari-hari. Rita Hanafie mengatakan bahwa “Pasar mencakup
keseluruhan permintaan dan penawaran, serta seluruh kontak antara
penjual dan pembeli untuk mempertukarkan barang dan jasa”2
Menurut Waluyo Hadi & Dini Hastuti Dalam kamus Ekonomi &
Bisnis “Pasar merupakan tempat terjadinya penawaran dan permintaan
antara penjual yang ingin menukarkan barang-barangnya dengan uang dan
pembeli yang ini menukarkan uangnya dengan barang atau jasa”3
Sementara itu, Budiono menyatakan bahwa “Pasar adalah
pertemuan antara kurva permintaan dan penawaran. Suatu pasar yaitu di
mana saja terjadi traksaksi antara penjual dan pembeli. Jenis barang atau
2
Rita Hanafi. Pengantar Ekonomi Pertanian. Yogyakarta: Andi Offset, 2010. hal.176
3
Waluyo Hadi, Dini Hastuti. Kamus Terbaru Ekonomi dan Bisnis. Surabaya: Reality
Publisher, 2011. hal.364-365
11
jasa yang ditransaksikan dapat berupa barang atau jasa apapun, mulai dari
beras, sayur-mayur, jasa angkutan, uang, maupun tenaga kerja” 4
Pasar adalah “tempat bertemunya pihak penjual dan pihak pembeli
untuk melaksanakan transaksi dimana proses jual beli terbentuk, yang
mana menurut kelas mutu pelayanan dapat digolongkan menjadi pasar
tradisional dan pasar modern, dan menurut sifat pendistribusiannya dapat
digolongkan menjadi pasar eceran dan pasar grosir”.5
Dari beberapa pengertian pasar diatas, penulis menyimpulkan
bahwa pasar merupakan pertemuan antara permintaan dan penawaran
barang dan jasa, tidak harus berwujud tempat seperti dalam pengertian
sehari-hari. Pasar dapat memiliki bentuk yang konkrit/terpusat atau
abstrak/ tidak terpusat. Karakteristik yang paling penting agar sesuatu
dapat disebut sebagai pasar adalah adanya pembeli dan penjual serta
barang atau jasa yang diperjualbelikan.
Pasar juga sebagai mata rantai yang mempertemukan penjual
dengan pembeli. Dalam hal ini, penjual dan pembeli tidak perlu bertemu
muka, dapat melalui surat atau telepon, melalui media online, melalui
iklan atau dengan bantuan perantara, selama kedua belah pihak dapat
saling mengerti keinginan masing-masing.
Dapat dipahami dari pernyataan diatas bahwa pasar
diklasifikasikan menjadi pasar tradisional yang identik dengan tempat
yang kotor dan bau, pasar modern yang identik dengan tempatnya yang
bersih, pasar eceran yang identik dengan barang satuan/penjualan dalam
kualitas sedikit, dan pasar grosir yang identik dengan penjualan dalam
kualitas besar.
4
Budiono. Pengantar Ilmu Ekonomi No.1 Ekonomi Mikro.Yogyakarta: BPPE, 2002.
hal.43
5
Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor 23/MPP/Kep/1/1998
tentang Lembaga-lembaga Usaha Perdagangan
12
b. Jenis-jenis Pasar
1) Pasar Tradisional
Pasar tradisional adalah “pasar yang dibangun dan dikelola oleh
pemerintah, Swasta, Koperasi, atau Swadaya Masyarakat dengan
tempat usaha berupa toko, kios, los, dan tenda, yang dimiliki atau
dikelola oleh pedagang kecil dan menengah, dan koperasi, dengan
usaha skala kecil dan modal kecil, dan dengan proses jual beli melalui
tawar menawar”.6
Dibangun berupa toko, kios, los dan tenda, yang terlepas dari
kata mewah, nyaman, teratur, bersih, sejuk, dan wangi, serta adanya
tawar menawar dalam transaksi. meggambarkan bahwa pasar
tradisional lebih terarah kepada masyarakat menengah dan kebawah.
Pasar tradisional “biasanya yang terdiri atas kios-kios atau gerai
yang dibuka oleh penjual. Kebanyakan menjual kebutuhan sehari-hari
seperti, bahan-bahan makanan, berupa ikan, nuah, sayuran dan lain-
lain”.7
Berdasarkan pernyataan tersebut, dapat dikatakan pasar
tradisional sebagai tempat bertemunya penjual dan pembeli serta
ditandai dengan adanya transaksi penjual pembeli secara langsung dan
biasanya ada proses tawar-menawar. Bangunanya biasanya terdiri dari
kios-kios atau gerai, los dan dasaran terbuka. Biasanya kebanyakan
menjual kebutuhan sehari-hari. Seperti berupa makanan, sayuran,
buah-buahan, pakaian, jasa, dan barang-barang lainya. Pasar seperti ini
masih banyak ditemukan di Indonesia. Biasanya pasar seperti ini
terdapat di kawasan perumahan.
Pasar tradisional merupakan “sektor perekonomian yang
sangat penting bagi mayoritas penduduk di Indonesia.
Masyarakat miskin yang bergantung kehidupannya pada pasar
6
Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI No. 420/MPP/Kep/10/1997
tentang Pedoman dan Pembinaan Pasar dan Pertokoan
7
Gilang Permadi, Pedagang Kaki Lima : riwayatmu dulu, nasibmu kini!, Jakarta, 2011,
Hal.10
13
8
Eis Al Masitoh, Upaya Menjaga Eksistensi Pasar Tradisional : Studi Revitalisasi Pasar
Piyungan Bantul, Jurnal PMI Vol. X. No.2, 2013, hal. 4
9
Peta Persaingan Bisnis Ritel di Indonesia, Jakarta : Media Data, 2009. hal. 91-92
14
10
Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI No. 420/MPP/Kep/10/1997
tentang Pedoman dan Pembinaan Pasar dan Pertokoan
11
Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor: 53/M-DAG/PER/12/2008
tentang Pedoman Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko
Modern.
12
Herman Malano, Selamatkan Pasar Tradisional, (Jakarta : Gramedia Pustaka Utama,
2011), hal.77
15
13
http://www.pengertianku.net/2015/04/pengertian-pasar-modern-dan-ciri-cirinya.html
diakses pada tanggal 12 maret 2018
16
pertama kali di Indonesia pada era 1970-an, saat ini terdapat tiga jenis
pasar modern yaitu minimarket, supermarket, hypermarket. Perbedaan
utama dari ketiganya terletak pada luas lahan usaha dan range jenis
barang yang diperdagangkan. Berikut ini karakteristik dari ketiga
pasar modern tersebut :
Tabel 2.1
Gerai Minimarket diKelurahan Srengseng Jakarta Barat
3. Ritel
a. Pengertian Ritel
Menurut Christian Whidya Utami “Usaha eceran atau ritel dapat
dipahami sebagai semua kegiatan yang terlibat di dalam penjualan barang
atau jasa secara langsung kepada konsumen akhir untuk penggunaan
pribadi dan bukan penggunaan bisnis”14
Pendapat senada juga diungkapkan oleh Philip Kotler dalam buku
manajemen pemasaran. “Ritel atau pengecer adalah semua kegiatan yang
melibatkan penjualan barang dan jasa secara langsung kepada konsumen
akhir untuk penggunaan pribadi bukan untuk bisnis”15. Ritailer atau ritail
store adalah perusahaan yang fungsi utamanya menjual produk kepada
konsumen akhir untuk pemakaian pribadi dan rumah tangga.
Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa usaha ritel
merupakan usaha yang menjual barang atau jasa secara langsung kepada
konsumen akhir. Bisnis ritel merupakan bagian dari saluran distribusi yang
memegang peranan penting dalam rangkaian kegiatan pemasaran dan
merupakan perantara serta penghubung antara kepentingan produsen dan
konsumen. konsumen dapat menikmati barang/jasa sesuai ukuran uang
yang dimilikinya dan mendapatkan barang yang beragam.
Untuk memenuhi target penjualannya maka ritel menyediakan
persediaan barang (holding inventory) agar pada saat konsumen
membutuhkan suatu barang maka barang tersebut telah tersedia di toko.
14
Christian Whidya Utami. Manajemen Ritel (Strategi dan Implementasi Ritel modern).
Jakarta: Salemba Empat, 2006
15
Philip Kotler dan Kelvin Lane Keller, Manajemen Pemasaran. Edisi Ketiga belas. Jilid
Pertama. Penerjemah Bob Sabran, (Jakarta: Erlangga, 2009), h.114
18
16
Christian Whidya Utami. Manajemen Ritel (Strategi dan Implementasi Ritel modern).
Jakarta: Salemba Empat, 2006. Hal.24
19
17
Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor: 53/M-DAG/PER/12/2008
tentang Pedoman Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko
Modern
23
4. Minimarket
a. Pengertian Minimarket
Di kehidupan modern masyarakat saat ini kebutuhan primer atau
pangan semakin dibutuhkan walaupun apa yang ingin dicari tersebut
hanyalah berupa makanan ringan. Pada era sebelumnya untuk
mendapatkan kebutuhan makanan ringan tersebut atau bahkan keperluan
sehari-hari masyarakat perlu bepergian ke pasar tradisional atau bahkan ke
supermarket yang persebarannya tidak banyak di kota.
Dalam definisi minimarket menurut Hendri ma’ruf adalah: “Toko
yang mengisi kebutuhan masyarakat akan warung yang berformat modern
yang dekat dengan permukiman penduduk sehingga dapat mengungguli
toko atau warung”18. Sebagai minimarket yang menyediakan barang
kebutuhan seharihari suasana dan keseluruhan minimarket sangat
memerlukan suatu penanganan yang profesional dan khusus agar dapat
menciptakan daya tarik pada minimarket.
Minimarket sebagai perana kebutuhan masyarakat sehari-hari
menjadi tempat belanja favorit masyarakat yang ingin belanja ringan tetapi
tidak perlu pergi jauh seperti ke supermarket. Pada era modern kini sudah
mulai banyak tumbuh minimarket-minimarket yang sudah menyediakan
fasilitas yang memadai guna memanjakan konsumennya.
Sementara itu, menurut Kotler dan Keller “Minimarket dapat
dikatakan merupakan bagian dari pengecer. Definisi dari pengecer tersebut
adalah semua kegiatan yang melibatkan penjualan barang dan jasa secara
langsung kepada konsumen akhir untuk penggunaan pribadi bukan untuk
bisnis”.19 Sebagai minimarket yang menyediakan barang kebutuhan sehari-
hari, suasana dan keseluruhan minimarket sangat memerlukan suatu
penanganan yang profesional dan khusus agar dapat menciptakan daya
tarik pada minimarket. Tata letak minimarket dapat mempengaruhi
sirkulasi kembali untuk berbelanja. Kadang-kadang suasana yang nyaman
18
Hendri Ma’ruf. Pemasaran Ritel. (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2005) hal.84
19
Philip Kotler dan Kelvin Lane Keller, Manajemen Pemasaran. Edisi Ketiga belas. Jilid
Pertama. Penerjemah Bob Sabran, (Jakarta: Erlangga, 2009), hal.114
24
bersih dan segar lebih diutamakan dari pada hanya sekedar harga rendah
yang belum tentu dapat menjamin kelangsungan hidup dari minimarket
tersebut. Salah satu usaha yang dilakukan oleh pengusaha minimarket ini
untuk menarik konsumen agar melakukan pembelian yaitu melalui
promosi.
Pengertian minimarket bisa juga toko swalayan yang hanya
memiliki satu atau dua mesin register sementara supermarket adalah
swalayan besar yang juga menjual barang-barang segar seperti sayur dan
daging dengan jumlah mesin register. Dalam skala kecil, dengan pasar
sasaran masyarakat kelas menengah-kecil di pemukiman, lalu dinamai
“Minimarket”. Misinya memberikan pelayanan belanja pada masyarakat
dengan kantong biaya relatif murah tapi dengan kenyamanan yang sama
dengan supermarket. Minimarket biasanya luas ruangannya adalah antar
50 m2 sampai 200 m2 serta berada pada lokasi yang mudah dijangkau
konsumen. Minimarket mengisi kebutuhan masyarakat akan warung yang
berformat modern dengan minimarket, belaja sedikit di tempat yang dekat
dan nyaman terpenuhi, perilaku konsumen yang menyukai tempat belanja
bersih, sejuk dan tertata rapi membuat minimarket menjadi unggul dari
warung dan toko lainya.
a) Kelemahan dan Kelebihan Minimarket20
Kelebihan minimarket
a. Menemukan gaya warung dengan bentuk yang menarik
b. Memiliki kenyamanan dalam ruangan dan kebersihan
c. Pelayanan yang baik terhadap pembeli
d. Kualitas barang lebih terjamin di banding warung kelontong
e. Bisa beli eceran
f. Selalu memunculkan promo produk baru dapat berbelanja berbagai
keperluan dalam satu tempat saja, sehingga menghemat waktu dan
tenaga.
20
Riska, Analisis Motivasi Belanja Konsumen Minimarket dan Warung Kelontong dalam
Perspektif Islam Studi Kasus di Kelurahan Bulurokeng Kota Makasar, Skripsi S1 Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam, UIN Alauddin Makasar, hal.34
25
Kelemahan Minimarket
a. Harga pas dan tidak bisa tawar-menawar
b. SPG kadang sangat tidak ramah atau tidak sopan
c. SPG berbuat curang21
b. Karakteristik Minimarket22
a. Minimarket mempunyai beberapa komponen dalam penjualan yaitu
kasir, pegawai, produk/barang, uang, toko, struck, dan brosur.
b. Minimarket memiliki pelayanan yang baik
c. Minimarket memiliki environment berupa, manager, supervisor,
pegawai, dan keuangan
d. Minimarket memikiki interface (penghubung) yaitu, pembeli,
pegawai, dan kasir.
Dalam pemasaran terdapat strategi pemasaran yang disebut bauran
pemasaran (marketing mix) yang memiliki peran penting dalam
mempengaruhi konsumen agar dapat membeli suatu produk atau jasa yang
ditawarkan oleh perusahaan. Minimarketpun menggunakan bauran
pemasaran yang dikenal dengan 4P, merupakan kepanjangan dari Product,
Price, Promotion, dan Place sebagai berikut :23
a. Product (Produk) merupakan bentuk penawaran organisasi jasa yang
ditunjukan untuk mencapai tujuan organisasi melalui pemuas
kebutuhan dan keinginan pelanggan.
b. Price (Harga) adalah jumlah uang yang harus dibayar pelanggan
untuk mendapatkan produk yang ditawarkan dengan menghitung
harga eceran yang disarankan oleh suatu produsen.
c. Place (Tempat) merupakan keputusan distribusi menyangkut
kemudahan akses terhadap jasa atau produk bagi para pelanggan
potensial.
21
Ibid. hal.35
22
http://mohammadbahrudin.blogspot.com/2013/11/karakteristik-sistem-penjualan-
barang.html. Diakses pada tanggal 15 Agustus 2018
23
Philip Kotller and Gary Amstrong, Principles of Marketing 14th Edition (USA:
Pearson, 2012) hal. 51-52
26
24
Nurochim dan Iwan Purwanto, Manajemen Bisnis, Jakarta: Lembaga Penelitian UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010. hal.161
27
25
www.Indomaret.co.id. Diakses pada tanggal 20 Januari 2020.
28
2. Minimarket Alfamart
PT Sumber Alfaria Trijaya (SAT) atau Alfamart merupakan
perusahaan nasional yang bergerak dalam bidang perdagangan umum
dan jasa eceran yang menyediakan kebutuhan pokok dan sehari-hari.
Alfamart dapat dimiliki masyarakat luas dengan cara kemitraan.
Perusahaan ini didirikan pada 27 Juni 1999. Pada saat berdiri,
perusahaan bernama PT. Alfamart Mitra Utama (AMU). Pemegang
saham perusahaan ini adalah PT. Alfamart Retailindo Tbk. dengan
saham sebesar 51% dan PT. Lancar Distrindo sebesar 49%. Toko
pertama dibuka dengan nama Alfa Minimart pada tanggal 18 Oktober
1999 berlokasi di Jl. Beringin Raya, Karawaci, Tangerang. Pada
tanggal 1 Agustus 2002, Kepemilikan beralih ke PT Sumber Alfaria
Trijaya dengan komposisi pemegang saham: PT HM Sampoerna, Tbk
sebesar 70% dan PT Sigmantara Alfindo sebesar 30%. Pada tanggal 1
Januari 2003 nama Alfa Minimart diganti menjadi Alfamart. Hingga
saat ini, perusahaan telah memiliki toko lebih dari 2.266 buah toko.
Toko pertama dibuka 18 oktober 1999 dengan nama ”Alfa
Minimart” di Jl. Beringin Raya, Karawaci, Tangerang. Pada tanggal 1
Januari 2003 berubah nama menjadi Alfamart. Visi dari Alfamart
adalah Menjadi jaringan distribusi retail terkemuka yang dimiliki oleh
masyarakat luas, berorientasi kepada pemberdayaan pengusaha kecil,
pemenuhan kebutuhan dan harapan konsumen, serta mampu bersaing
secara global, sedangkan misinya adalah:
a. Memberikan kepuasan kepada pelanggan/konsumen dengan
berfokus pada produk dan pelayanan yang berkualitas unggul.
b. Selalu menjadi yang terbaik dalam segala hal yang dilakukan dan
selalu menegakkan tingkah laku/etika bisnis yang tertinggi.
c. Ikut berpartisipasi dalam membangun negara dengan menumbuh
kembangkan jiwa wiraswasta dan kemitraan usaha.
30
5. Warung Kelontong
a. Pengertian Warung Kelontong
Kata warung kelontong terdiri dari dua suku yaitu warung dan
kelontong. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia “warung adalah tempat
berjualan makanan dan minuman. sedangkan kelontong adalah barang-
barang untuk keperluan seharihari”.26 Menurut Kotler, “Toko kelontong
yaitu toko kecil di daerah perumahan, sering buka 24 jam 7 hari, lini
terbatas produk kelontong dengan perputaran tinggi”.27
Warung kelontong yaitu warung yang menyediakan kebutuhan
rumah tangga seperti sembilan bahan pokok (sembako), makanan dan
barang rumah tangga. Warung ini ditemukan berdampingan dengan
pemilik rumah yang tidak jauh dengan masyarakat seperti perkampungan,
dan perumahan. Warung kelontong merupakan pertama kali yang
melayani kebutuhan masyarakat sebelum minimarket.
Berdasarkan Undang Undang nomor 20 tahun 2008 “usaha mikro
adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan
usaha perorangan. Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif
yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau
26
https://kbbi.web.id/warung kelontong. Diakses pada tanggal 12 maret 2018
27
Philip Kotler `dan Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran, Edisi Ketiga belas. Jilid
Kedua. Penerjemah Bob Sabran, (Jakarta: Erlangga, 2009), hal.141
31
28
Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro Kecil
dan Menengah, hal.2
29
Reza Haditya Raharjo, Analisis Pengaruh Keberadaan Minimarket Modern Terhadap
Kelangsungan Usaha Toko Kelontong Di Sekitarnya Studi Kasus Kawasan Semarang Barat,
Banyumanik, Perundungan Kota Semarang, (Skripsi S1 Fakultas Ekonomika dan Bisnis,
Universitas Diponorogo Semarang, 2015) hal. 17
32
30
Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 12/M-DAG/PER/3/2006,
tentang ketentuan dan tata cara penerbitan surat tanda pendaftaran waralaba.
33
B. Penelitian Relevan
Penelitian mengenai pengaruh munculnya minimarket terhadap usaha
kelontong telah beberapa kali dilakukan oleh peneliti lainnya di wilayah lain
maupun kota lain di Indonesia. Penelitian terdahulu dapat dijadikan referensi
atau dasar dari penelitian yang akan dilakukan oleh penulis, berikut merupakan
penelitian yang relevan :
Tabel 2.2
Penelitian Relevan
No. Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil
1. Perdiana Analisis Pengaruh Persamaan :
Wijayanti Perubahan Hasil analisis Wijayanti samasama
32
(2009) Keuntungan mengenai Penurunan keuntungan
Usaha Toko yang signifikan karna disebabkan
Tradisional oleh minimarket yang jaraknya
dengan kurang dari satu kilometer.
Munculnya
31
Riska, Analisis Motivasi Belanja Konsumen Minimarket dan Warung Kelontong dalam
Perspektif Islam Studi Kasus di Kelurahan Bulurokeng Kota Makasar, Skripsi S1 Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam, UIN Alauddin Makasar, hal.32
32
Wijayanti, Pardiana dan Wiratno. Analisis Pengaruh Perubahan Keuntungan Usaha
Warung tradisional Dengan Munculnya Minimarket (Studi Kasus Di Kecamatan Pedurungan
Kota Semarang).Undip, 2011
34
33
Wilda Nuraftia dan Irawati. Dampak Pendirian Minimarket terhadap Omset Pedagang
Tradisional di Desa Karang Asih Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi (Studi Kebijakan
Peraturan Bupati Nomor 16 Tahun 2007 tentang Minimarket). Jurnal Madani Edisi II, 2011
35
Perbedaan :
Banyak perbedaan dari hasil
penelitian peneliti dengan
penelitian dewi, peneliti meneliti
pedagang toko kelontong,
sedangkan dewi toko tradisional
dan penelitian dewi menggunakan
metode penelitian Kuantitatif
sedangkan penelitian peneliti
menggunakan metode penelitian
kualitatif.
4. Eka Yuliasih Studi Eksplorasi Persamaan :
(2013)35 Dampak Hasil penelitian Eka Yuliasi
Keberadaan Pasar dengan hasil Penelitian peneliti
Modern sama-sama menunjukkan bahwa
Terhadap Usaha (1) Implementasi peraturan
Ritel Waserda pemerintah tentang pasar modern
dan Pedagang tidak berjalan semestinya. (2)
Pasar Tradisional Persepsi negatif para pemilik toko
di kelontong terhadap keberadaan
34
Dewi, dkk. Dampak Minimarket terhadap Eksistensi Warung Tradisional Di Kota
Singaraja. Universitas Pendidikan Ganesha, 2012
35
Eka Yuliasih, Studi Eksplorasi Dampak Keberadaan Pasar Modern Terhadap Usaha
Ritel Waserda dan Pedagang Pasar Tradisional di Kecamatan Klirong Kabupaten Kebumen
Universitas Negeri Yogykarta, 2013.
36
Perbedaan :
Pada penelitian Eka Yuliasih
menggunakan metode penelitian
kuantitatif sedangkan peneliti
menggunakan metode kualitatif.
Penelitian Eka Yuliasih
menyangkup usaha Waserba dan
Pasar Tradisional sedangkan
peneliti hanya toko kelontong saja.
C. Kerangka Berfikir
Perkembangan pasar modern yang terus meningkat dari waktu ke
waktu dapat mengancam keberadaan usaha toko kelontongan dan ritel
lainnya. Masyarakat mulai enggan berbelanja di toko kelontong dengan
berbagai alasan. Hal ini dapat berakibat buruk bagi eksistensi usaha toko
kelontong.
Pemerintah maupun pelaku usaha toko kelontong harus memiliki
upaya untuk memepertahankan eksistensi usaha mereka. Pemerintah dapat
melakukan perlindungan terhadap usaha toko kelontong. Dalam penelitian
ini, kerangka berpikir dapat digambarkan dengan bagan sebagai berikut :
37
Kebijakan
Pemerintah
METODOLOGI PENELITIAN
38
39
C. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan
metode studi kasus karna metode penelitian studi kasus bertujuan untuk
mempelajari secara mendalam dan sistematis dalam kurun waktu cukup
lama tentang suatu kasus sehingga dapat dicari alternatif pemecahannya.
Maka dalam penelitian ini,peneliti menggunakan metode studi kasus untuk
mengungkapkan bagaimana dampak minimarket terhadap kelangsungan
toko kelontong di wilayah kelurahan Srengseng, Kembangan, Jakarta
1
Sugiono. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D),
Bandung: ALFABETA, 2015. hal.124
40
2
https://pakarkomunikasi.com/jenis-metode-penelitian-kualitatif diakses pada tanggal
22 juli 2018.
3
Ibid., hal. 203
41
b. Wawancara
Wawancara merupakan suatu proses interaksi dan
komunikasi.4Disini merupakan teknik atau pengumpulan data
dengan jalan tanya jawab langsung yang terdiri dari dua orang
yang berhadap-hadapan, tetapi dalam kedudukan yang berbeda
yaitu antara penulis dengan subyek peneliti yang ditentukan.
Adapun jenis wawancara yang digunakan adalah wawancara bebas
terpimpin, yaitu penulis memberikan keabsahan kepada responden
untuk berbicara dan memberi keterangan yang diperlukan penulis
melalui pertanyaan-pertanyaan yang diberikan. Wawancara ini
akan dilakukan kepada pemilik toko kelontong disekitar kelurahan
Srengseng Jakarta Barat.
4
Masri Singarimbun, Metode Penelitian Survai, (Jakarta : LP3ES, 2011), hal.192
42
Tabel 3.3
Kisi-Kisi Instrumen Wawancara Dampak Keberadaan Minimarket
Sumber Data Indikator Pertanyaan No. Item
1) Latar 1. Berapa lama usaha toko 1, 2, dan
Belakang kelontong? 3
Pelaku Usaha Pelaku Usaha 2. Pekerjaan/usaha apa
Toko Toko sebelum usaha toko
Kelontong Kelontong kelontog?
3. Adakah usaha lain selain
usaha toko kelontong?
2) Dampak 4. Berapa rata-rata 4 dan 5
keberadaan pendapatan Anda sebelum
Minimarket adanya minimarket?
terhadap 5. Berapa rata-rata
pendapatan pendapatan Anda sesudah
usaha toko adanya minimarket?
kelontong
Tabel 3.4
Kisi-Kisi Wawancara Upaya yang Dilakukan Untuk Mempertahankan
Eksistensi Usaha Toko Kelontong
Sumber Data Indikator Pertanyaan No.
Item
Pelaku Usaha 1) Upaya yang 1. Adakah upaya yang 1
Toko dilakukan pelaku Anda lakukan untuk
Kelontong mempertahankan mempertahankan
eksistensi eksistensi usaha Anda?
(Philip Kotler usahannya.
: Strategi 2) Menerapkan 2. Apakah Anda 2, 3, dan
Pemasaran) strategi menerapkan strategi 4
pemasaran baru pemasaran baru dalam
usaha anda setelah
adanya Minimarket
modern?
3. Strategi pemasaran baru
apa yang Anda terapkan?
4. Mengapa Anda memilih
strategi pemasaran
tersebut?
c. Dokumentasi
Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dokumen-dokumen peraturan dan kebijakan pemerintah yang
mengatur tentang penyelenggaraan pasar modern dan pasar
tradisional. Dokumen-dokumen tersebut yaitu Perpres No. 112
Tahun 2007 tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional,
Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern dan Peraturan Menteri
Perdagangan Republik Indonesia Nomor: 53/M-
DAG/PER/12/2008 tentang Pedoman Penataan dan Pembinaan
Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern. Dokumen
lain berupa data demografi masyarakat keluruahan Srengseng dan
foto-foto keadaan lapangan tempat peneliti melakukan penelitian.
45
5
Ibid., hal.117
46
F. Analisis Data
Setelah melakukan penelitian, data yang diperoleh atau
dikumpulkan dari lapangan harus dianalisis. Analisis data merupakan
proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari
hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara
mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-
unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang
penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga
mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain.6Proses analisis data
dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut:
1. Reduksi Data, kegiatan peneliti menyeleksi memilah-milah data serta
memberi kode, menentukan fokus pada hal-hal yang penting, dicari
tema dan polanya serta membuang yang tidak perlu. Dengan demikian
data yang direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan
mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data
selanjutnya.
2. Menyajikan Data, setelah data direduksi, peneliti menyajikan data.
dalam penlitian kualitatif, display data ini dapat dilakukan dalam
grafik dan sejenisnya. Dengan menyajikan data, maka akan
memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja
selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut.
3. Pembahasan, dalam analisis data kualitatif setelah menyajikan data,
maka proses selanjutnya yaitu mendeskripsikan Setting, orang-orang,
kategori, dan tema-tema yang akan dianalisis. Deskripsi ini melibatkan
usaha penyampaian informasi secara detail mengenai orang-orang,
lokasi, peristiwa dalam setting tertentu. Peneliti dapat membuat kode-
kode untuk mendeskripsikan semua informasi ini, lalu
menganalisisnya untuk proyek studi kasus, etnografi, atau penelitian
naratif.7
6
Ibid., hal. 335
7
http://kompasiana.com. diakses pada tanggal 22 Januari 2020
48
A. Deskripsi Data
1. Gambaran Umum Kelurahan Srengseng Jakarta Barat
Kelurahan Srengseng merupakan daerah yang sudah padat dengan
penduduk. Kelurahan srengseng kurang lebih berjarak 4 Km dari
Kecamatan Kembangan, Kelurahan Srengseng memiliki luas wilayah
491,60 ha, yang memiliki jumlah penduduk :
1) Laki-laki : 20,542 Jiwa
2) Perempuan : 19,652 Jiwa
3) Kepala Keluarga : 5.613 KK
Jumlah penduduk keseluruhan sebanyak 40,194 Jiwa, yang terdiri
dari 12 Rukun Warga dan 98 Rukun Tetangga, kantor Kelurahan
Srengseng di pimpin oleh seorang bapak lurah yang bernama Drs. Joko
Mulyono. dengan batas-batas sebagai berikut :
Sebelah Utara : Kelurahan Meruya Utara
Sebelah Timur :Kelurahan Kelapa Dua dan Kelurahan
Sukabumi Selatan
Sebelah Selatan : Kelurahan Joglo dan Kelurahan Ulujami
Sebelah Barat : Kelurahan Joglo dan Meruya Selatan
Kelurahan Srengseng terletak di Kecamatan Kembangan Jakarta
Barat, yang meliliki 6 Kelurahan yakn :
a. Kelurahan Kembangan Selatan
b. Kelurahan Kembangan Utara
c. Kelurahan Meruya Utara
d. Kelurahan Srengseng
e. Kelurahan Joglo
f. Kelurahan Meruya Selatan
49
50
Tabel 4.2
Banyaknya Penduduk Menurut Umur Produktif dan Non
Produktif di Kelurahan Srengseng Tahun 2017
Kelompok umur Jumlah Persentase
0-14 Tahun 11,480 29,30%
15-39Tahun 11,873 30,30 %
40-54 Tahun 11,078 28,20 %
55-69 Tahun 4,797 12,20 %
Jumlah 39,225 100 %
Sumber : Data Sekunder yang diolah Kelurahan Srengseng
Tabel di atas menunjukan bahwa penduduk Usia 0-14 tahun cukup
banyak yaitu sebanyak 11,480 Jiwa atau sebesr 11,480 % sedangkan
penduduk usia produktif mencapai 11,873 jiwa (30,30 %). Jumlah
penduduk usia lanjut (65 tahun atau lebih) di Kelurahan Srengseng
mencapai 4,797 jiwa atau 12,20 %. Dari jumlah tersebut bahwa
penduduk usia produktif di Kelurahan Srengseng lebih banyak
dibandingkan dengan penduduk usia tidak Produktif.
Tabel 4.3
Lama Usaha Pemilik Warung Kelontong
No. Nama Usia Lama Usaha
1. Nur Jannah 35 15 Tahun
2. Muslimah 50 30 Tahun
3. Wahyono 46 10 Tahun
4. Sucipto 43 2 tahun
5. Hendrawan 33 6 Bulan
Tabel 4.4
Kota Asal Pemilik Warung Kelontong
Para informan yang berasal dari luar kota saat ini menetap
dan tinggal di Kota Jakarta. Mereka menyatakan bahwa sejak lama
telah mengadu nasib sehingga memutuskan tinggal dan menetap di
Kota Jakarta. Hal ini membuktikan bahwa para masyarakat urban
yang telah mendominasi menjadi pemilik warung kelontong
sebagai mata pencariaan di Jakarta. Daya tarik Kota Jakarta dari
berbagai sektor juga mempengaruhi masyarakat untuk tinggal dan
mencari nafkah di kota ini.
3) Pendidikan Terakhir
Dari hasil data yang diperoleh, diketahui bahwa tingkat
pendidikan formal yang ditempuh oleh para pemilik warung
berbeda-beda satu sama lainya. Berdasarkan keterangan para
informan tingkat pendidikan yang pernah ditempuh para pemilik
warung keolntong yaitu SD, SMP, dan SMA. Berbagai latar
belakang pendidikan yang dimiliki para pemilik warung kelontong
tidak mempengaruhi status mereka dalam berdagang. Seperti yang
terlihat dalam tabel 4.3
55
Tabel 4.5
Pendidikan Terakhir Pemilik Warung Kelontong
Kelontong
B. Hasil Penelitian
1. Implementasi Peraturan Pemerintah tentang Pendirian
Minimarket di Kelurahan Srengseng Jakarta Barat
Peraturan Peraturan Presiden (Perpres No. 112 Tahun 2007) dan
PERMENDAGNo. 53 Tahun 2008 telah dibuat sebagai upaya untuk
melindungi wirausahawan khususnya pedagang tradisional. Akan tetapi, di
Kelurahan Srengseng belum ada peraturan khusus yang mengatur tentang
penataan dan pembinaan pasar tradisional, pusat perbelanjaan, dan toko
modern.
Implementasi kebijakan merupakan suatu proses pelaksanaan
keputusan kebijakan )biasanya dalam bentuk Undang-undang, Peraturan
pemerintah baik pusat maupun daerah). Pelaksanaan kebijakan adalah
sesuatu yang penting, bahkan mungkin lebih penting daripada pembuatan
kebijakannya. Kebijakan hanya akan menjadi sebuah impian atau rencana
apabila tidak dapat terimplementasikan dengan baik. Begitu juga dengan
Perpres No. 112 Tahun 2007 Begitu juga dengan Perpres No. 112 Tahun
2007 dan Permendag No. 53 Tahun 2008, memuat pasal-pasal yang
menguntungkan dan memihak pada rakyat khususnya pedagang tradisional
seperti pada pasal:
“Pendirian pusat perbelanjaan dan toko modern wajib memperhatikan
jarak antara Hypermarket dengan Pasar Tradisional yang telah ada
sebelumnya (Pasal 4 ayat 1 poin b, Perpres No. 112 Tahun 2007).
Dalam kenyataannya, pendirian Minimarket di Kelurahan
Srengseng tidak mengacu pada pasal tersebut. Terdapat 1 Minimarket di
Kelurahan Srengseng yang letaknya persis di depan warung Kelontong,
yang berarti bahwa tidak ada jarak antara minimarket dengan warung
kelontong yang telah ada sebelumnya.
Upaya mengimplementasikan kebijakan dimulai dengan merevisi
beberapa peraturan perundang-undangan yang dianggap sudah
kadaluwarsa, diantaranya adalah Perpres No. 112 Tahun 2007 tentang
Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko
59
Modern sebagai pengganti Perpres No. 118 tahun 2000 yang berisi non
pembatasan ritail kepemilikan asing (skala besar) dan Permen
Perdagangan No. 53/MDAG/PER/12/2008 tentang Pedoman Penataan dan
Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern.
Beberapa hal penting yang diatur dalam Perpres No. 112 Tahun 2007 dan
Permendag No. 53/MDAG/PER/12/2008 tersebut yaitu :
a. Batas luas lantai penjualan Toko Modern :
1) Minimarket < 40 m2,
2) Supermarket 400 m2 s/d 5.000 m2,
3) Hypermarket > 5.000 m2
4) Departement store > 400 m2,
5) Perkulakan > 5.000 m2
b. Pengaturan lokasi :
1) Perkulakan, hanya boleh berlokasi pada akses sistem jaringan
jalan arteri atau kolektor primer atau arteri sekunder.
2) Hypermarket dan Pusat Perbelanjaan, hanya boleh berlokasi
pada akses sitem jaringan jalan ateri atau kolektor, dan tidak
boleh berada pada kawasan pelayanan lokal atau lingkungan
(perumahan) di dalam kota/perkotaan.
3) Supermarket dan Departement Store, tidak boleh berlokasi
pada
sistem jaringan jalan lingkungan; dan tidak boleh berada pada
kawasan pelayanan lingkungan (perumahan) di dalam kota.
4) Pasar Tradisional, boleh berlokasi pada setiap sistem jaringan
jalan.
c. Perizinan :
a. Izin Usaha Pengelolaan Pasar Tradisional (IUP2T) untuk pasar
tradisional,
b. Izin Usaha Tempat Perbelanjaan (IUPP) untuk pertokoan, mall,
plaza, dan pusat perdagangan,
60
1
. Nurjannah, Pemilik Warung Kelontong, Wawancara di Kelurahan Srengseng, tanggal
11 Februari 2019
64
2
Wahyono, Pemilik Warung Kelontong, Wawancara di Kelurahan Srengseng, tanggal 11
Februari 2019
3
Sucipto, Pemilik Warung Kelontong, Wawancara di Kelurahan Srengseng, tanggal 11
Februari 2019
4
Muslimah, Pemilik Warung Kelontong, wawancara di Kelurahan Srengseng, tanggal 11
Februari 2019
5
Hendrawan, Pemilik Warung Kelontong, wawancara di Kelurahan Srengseng, tanggal
11 Februari 2019
65
6
Muslimah, Pemilik Warung Kelontong, Wawancara di Kelurahan Srengseng, tanggal 11
Februari 2019
7
Hendrawan, Pemilik Warung Kelontong, Wawancara di Kelurahan Srengseng, tanggal
11 Februari 2019
66
8
Nurjannah, , Pemilik Warung Kelontong, Wawancara di Kelurahan Srengseng, tanggal
11 Februari 2019
9
Muslimah, Pemilik Warung Kelontong, Wawancara di Kelurahan Srengseng, tanggal 11
Februari 2019
67
10
Sucipto, Pemilik Warung Kelontong, Wawancara di Kelurahan Srengseng, tanggal 11
Februari 2019
11
Wahyono, , Pemilik Warung Kelontong, Wawancara di Kelurahan Srengseng, tanggal
11 Februari 2019
68
Tabel 4.7
Perubahan Jumlah Pendapatan Pemilik Warung Kelontong
No. Nama Pemilik Sebelum Sesudah
Warung adanya adanya
Minimarket Minimarket
1. Ibu Nurjannah 4-5 Juta/hari 3 Juta/hari
2. Ibu Muslimah 3 Juta/hari 2 Juta/hari
3. Bapak Wahyono 2 Juta/hari 1 Juta/hari
4. Bapak Sucipto 3 Juta/hari 2,5 Juta/hari
5. Bapak Hendrawan 2 Juta/hari 1,5 Juta/hari
12
Lampiran, Transkip wawancara dengan Muslimah
13
Nurjannah, Pemilik Warung Kelontong, Wawancara di Kelurahan Srengseng, tanggal
11 Februari 2019
14
Sucipto, Pemilik Warung Kelontong, Wawancara di Kelurahan Srengseng, tanggal 11
Februari 2019
70
15
Muslimah, Pemilik Warung Kelontong, Wawancara di Kelurahan Srengseng, tanggal
11 Februari 2019
16
Hendrawan, Pemilik Warung Kelontong, Wawancara di Kelurahan Srengseng, tanggal
11 Februari 2019
17
Muslimah, Pemilik Warung Kelontong, Wawancara di Kelurahan Srengseng, tanggal
11 Februari 2019
72
18
Muslimah, Pemilik Warung Kelontong, Wawancara di Kelurahan Srengseng, tanggal
11 Februari 2019
19
Nurjannah, Pemilik Warung Kelontong, Wawancara di Kelurahan Srengseng, tanggal
11 Februari 2019
20
Wahyono, Pemilik Warung Kelontong, Wawancara di Kelurahan Srengseng, tanggal
11 Februari 2019
21
Muslimah, Pemilik Warung Kelontong, Wawancara di Kelurahan Srengseng, tanggal
11 Februari 2019
73
menengah keatas22 begitu pula sama seperti yang diungkapkan oleh Eis
dalam jurnalnya yang menyatakan “tempat penjualan barang-barang
kebutuhan rumah tangga (termasuk kebutuhan sehari-hari), di mana
penjualan dilakukan secara eceran dan dengan cara swalayan (konsumen
mengambil sendiri barang dari rak dagangan dan membayar ke kasir)”23.
Tampak jelas bahwa saat adanya bangunan-bangunan minimarket,
sangat memberikan pengaruh terhadap kelangsungan usaha toko kelontong
di kelurahan Srengseng. Dari hasil wawancara terhadap para pedagang,
mereka mengakui untuk beberapa tahun terakhir ini minimarket
memberikan dampak yang cukup terasa. Pendapatan merekapun kian
menurun seperti yang dirasakan oleh salah satu informan yaitu sebesar 40-
50% per harinya, persentase tersebut adalah yang paling tinggi tingkat
penurunannya.
Berdasarkan data yang diperoleh mengenai perubahan omset
penjualan, perubahan keuntungan dan jumlah konsumen, dimana turunnya
omset penjualan secara dahsyat dan signifikan jika toko kelontong berada
pada jarak dibawah 1 kilometer dengan minimarket. Hal tersebut
didasarkan pada hasil penelitian yang dilakukan oleh Mudrajad Kuncoro,
anggota Tim Ekonomi Kadin (Kamar Dagang dan Industri) Indonesia
dalam Bisnis Indonesia (2008) mengemukakan bahwa turunnya omset
penjualan pedagang kecil secara dahsyat dan makin signifikan, jika jarak
kios atau tokonya dengan toko modern dibawah satu kilometer. Sama
halnya menurut Wijayanti, bahwa kehadiran pasar modern memberikan
pengaruh yang negatif salah satunya terhadap UMKM sektor perdagangan
salah satunya toko tradisional yang jaraknya kurang dari satu kilometer
dari minimarket mengalami penurunan keuntungan secara signifikan24.
22
Herman Malano, Selamatkan Pasar Tradisional, (Jakarta : Gramedia Pustaka Utama,
2011, hal.77
23
Peta Persaingan Bisnis Ritel di Indonesia, (Jakarta : Media Data, 2009), hal. 91-92
24
Wijayanti, Pardiana dan Wiratno. “Analisis Pengaruh Perubahan Keuntungan Usaha
Warung tradisional Dengan Munculnya Minimarket (Studi Kasus Di Kecamatan Pedurungan
Kota Semarang)”.Undip, 2011
76
25
Jeri Setiawan. Pengaruh Keberadaan Minimarket terhadap Pendapatan Pedagang
Kelontong di Kelurahan Klender Kecamatan Duren Sawit Jakarta Timur. Skripsi. Jakarta: UNJ
2010. hal.3
26
Wilda Nuraftia dan Irawati. Dampak Pendirian Minimarket terhadap Omset Pedagang
Tradisional di Desa Karang Asih Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi (Studi Kebijakan
Peraturan Bupati Nomor 16 Tahun 2007 tentang Minimarket). Jurnal Madani Edisi II. 2011
27
Christian Whidya Utami. Manajemen Ritel (Strategi dan Implementasi Ritel Modern).
Jakarta: Salemba Empat. 2006. hal 113
77
untuk dibangun perdagangan besar atau minimarket lagi, maka pada lokasi
tersebut tidak bisa dibangun minimarket sehingga pendirian minimarket
terbatas pada lokasi-lokasi tertentu sesuai dengan perolehan ijin dari
pemerintah.
Strategi dalam menjual penting dimiliki oleh para pedagang
umumnya. Pengertian strategi disini, masih sebatas strategi (cara) menjual
barang dalam menghadapi persaingan. Para pedagang yang mempunyai
pengetahuan lebih tentang para konsumen dan pesaingnya akan dapat
mengembangkan strategi memasarkan (menjual) barang yang tepat untuk
mempertahankan konsumennya dan menghadapi pesaingnya. Pengetahuan
yang mereka miliki tersebut merupakan suatu keunggulan dibanding
pedagang lain, termasuk para pesaing. Seperti yang di ungkapkan oleh
Christina Whidya Utami dalam bukunya Manajemen Ritel “Strategi
pemasaran ritel yaitu harus memperhatikan: (1) target pasar ritel
(konsumen) (2) format yang direncanakan oleh ritel untuk digunakan,
dalam memenuhi kebutuhan target pasar, dan (3) dasar perencanaan ritel
untuk memproleh keuntungan bersaing yang dapat dipertahankan”28 sama
halnya dengan yang di ungkapkan Philip Kotller dan Gary Amstrong
“Strategi pemasaran meliputi Produk, harga, tempat, dan promosi.” Dari
pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa begitu penting strategi
pemasaran sebelum memulai usaha toko kelontong.
Untuk menghadapi persaingan dengan minimarket, maka para
pedagang perlu memiliki strategi khusus karena kenyataannya yang
dihadapi saat ini minimarket lebih eksistensi dari pada pedagang toko
kelontong. Maka dari itu perlu adanya strategi dari pedagang
mempertahankan pelanggan dan keberadaan usahanya membangun
rencana mengubah citra dan khas yang mampu memenuhi kebutuhan dan
tuntutan konsumen sebagaimana yang dilakukan oleh minimarket.
Para pedagang perlu mencoba untuk melakukan penjualan dengan
harga diskon pada periode tertentu guna meningkatkan penjualan, seperti
28
Ibid. hal 102
78
yang biasa dilakukan para pedagang di minimarket. Akan tetapi hal yang
cukup sulit dikarenakan latar belakang dari semua informan paling tinggi
jenjang pendidikannya adalah SMA bahkan ada pula yang hanya tamat SD
saja, ini merupakan gambaran bahwa pengetahuan pedagang hanya sebatas
untuk berjualan dan dapat penghasilan yang cukup agar bisa memenuhi
kebutuhan hidup.
Salahsatu alasan sulitnya pedagang memaksimalkan
keuntungannya adalah tidak dapat menyaingi minimarket yang buka 24
jam penuh itu karena banyak pegawai dari minimarket yang memakai
sisitem pembagian jam kerja. Konsumen tentu menyukai tempat
berbelanja yang 24 jam karena setiap saat bisa belanja kebutuhan sehari
hari tanpa takut tidak ada lagi warung/toko yang buka. Melihat persaingan
yang terjadi antara toko eceran dan minimarket terdapat persaingan
menurut golongannya. Untuk golongan minimarket secara langsung
berdampak pada toko eceran. Persaingan menurut golongan tersebut
dikarenakan karakter jenis jualan yang sama serta batasan luas
bangunannya. Golongan minimarket dan toko kelontong menjual
kebutuhan yang lebih sederhana seperti minuman dan makanan ringan,
rokok, sabun, dan lainnya.
Dampak keberadaan minimarket terhadap toko kelontong yang
dialami oleh pedagang toko akan maraknya minimarket sangat beralasan.
Dengan modal yang sangat besar, minimarket dapat menerapkan strategi
dan manajemen dagang yang tidak bisa dilakukan oleh pedagang toko
kelontong. Mulai dari promosi, fasilitas yang memberikan kenyamanan
kepada konsumen, distribution center sendiri, sampai pemberian diskon
besar besaran terhadap suatu barang. Bahkan, masyarakat banyak menilai
pergi ke minimarket bukan hanya bertujuan untuk melakukan transaksi
jual beli melainkan sebagai ajang rekreasi keluarga. Sehingga hal ini
memunculkan pola yang baru kepada masyarakat dalam hal berbelanja.
Dalam pekembangannya, minimarket semakin luas berdiri di
wilayah Srengseng Jakarta Barat. Hal tersebut memanfaatkan celah dari
79
aturan yang tidak tegas dari pemerintah. Regulasi Perpres No,112 tahun
2007 dan Perda Nomor : 21 tahun 2008 tidak mampu meredam
penerobosan yang dilakukan secara kuat dari minimarket. Setelah
munculnya perda di masing-masing wilayah tidak memberikan dampak
signifikan terhadap pengendalian minimarket. Konsep perlindungan hanya
menjadi aturan formal belaka tanpa bisa di tegakkan. Aturan mengenai
pendirian minimarket harus menyertakan dampak sosial-ekonomi dari
pasar tradisional dan usaha kecil yang telah terlebih dahulu berada
disekitarnya dijalankan dengan tidak serius. Indikasi kearah permainan
antara kelompok pengusaha minimarket bersama pemerintah semakin
menguak kepermukaan.
Segala faktor tersebut menyisahkan kesedihan tersendiri pada
keberadaan pedagang di dalamnya. Kehadiran minimarket dengan market
power yang sangat besar, berbasiskan kapital, mampu menggerus setiap
lawan termasuk toko tradisional. Berbagai strategi bisnis yang
dikembangkannya untuk menopang brand image sebagai ritel penyedia
barang dengan harga termurah, selalu menjadi trend dalam
pengelolaannya.
Dalam berbagai hal harus diakui bahwa minimarket telah
berkembang menjadi trend setter bisnis ritel Indonesia. Hal yang juga
dianggap luar biasa dari minimarket adalah brand image tersebut ternyata
mampu mendorongnya menjadi sebuah pencipta traffic (lalu lintas) orang
berbelanja, di pusat-pusat perbelanjaan (mall). Dalam konsep ekonomi,
jelas bahwa toko tradisional disatu sisi memiliki modal kecil akan kalah
jika disaingkan dengan minimarket dengan kapital dan market power yang
besar.
Persaingan tidak seimbang yang terjadi antara pedagang kelontong
dengan minimarket kerap membawa implikasi sosial, karena tersisihnya
para pedagang dan membawa konsekuensi terhadap hilangnya mata
pencaharian sebagian penduduk. Selain tidak seimbangnya kemampuan
dalam hal modal dan kapital, harus diperhatikan pula model pengelolaan
80
dalam toko kelontong, dimana sampai saat ini masih terjebak dalam model
pengelolaan yang masih jauh dari upaya menawarkan model yang bisa
lebih menarik konsumen. Kesan stok barang yang lama, tidak aman dan
tidak nyaman dan sejumlah atribut tidak baik lainnya masih melekat dalam
diri pedagang kelontong di mata konsumen.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti, jumlah
konsumen toko kelontong cenderung menurun akibat munculnya
minimarket. Keadaan ini terlihat dari semakin sepinya konsumen yang
berbelanja di toko kelontong. Sebelum munculnya minimarket konsumen
rutin untuk berbelanja kebutuhan sehari-hari pada toko kelontong. Namun
setelah munculnya minimarket, terjadi perubahan kebiasaan konsumen
untuk membeli kebutuhan sehari-hari, perubahan kebiasaan tersebut
terlihat dari banyaknya aktivitas belanja kebutuhan sehari-hari pada
minimarket yang terjadi setiap awal bulan, dimana sebagian besar
konsumen lebih memilih untuk berbelanja kebutuhan sehari-hari di
minimarket dalam jumlah yang banyak dengan tujuan untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari selama satu bulan penuh, dan jika pun kebutuhan
sehari-harinya tidak mencukupi untuk satu bulan penuh, sebagian besar
mereka tetap memenuhinya dengan berbelanja di minimarket. Hal tersebut
menunjukan bahwa jumlah konsumen toko kelontong menurun akibat
munculnya minimarket.
Hal ini juga sejalan dengan hasil penelitian dan wawancara yang
dilakukan peneliti kepada para pedagang yang menjadi informan
penelitian, yang menunjukkan bahwa para pemilik toko kelontong tidak
jarang yang memiliki banyak anak atau tanggungan keluarga lainnya
sedangkan sumber penghasilannya hanya diperoleh dari hasil berdagang
yang pada akhirnya membuat kondisi sosial ekonomi keluarga mereka
menjadi rendah atau hanya sekedar cukup.
Para pedagang juga tidak sedikit yang hanya memikirkan
pendidikan untuk sebatas formalitas sampai bisa membaca, menulis dan
menghitung saja, rata-rata tingkat pendidikan akhir mereka adalah SMA,
81
D. Keterbatasan Penelitian
Penelitian yang dilakukan saat ini masih memiliki banyak kekurangan
dan keterbatasan, diantaranya sebagai berikut:
1. Masih terdapat jawaban yang tidak konsisten, karena pengambilan data
dilakukan pada saat jam operasional sibuk. Hal ini dapat diantisipasi
peneliti dengan cara memilih informan yang sedang tidak sibuk
melayani konsumen atau sedang beristirahat.
2. Penelitian ini hanya mengambil sampel sebanyak 5 informan.
3. Sedikitnya jumlah sampel yang diambil karena keterbatasan waktu dan
tenaga peneliti
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang diteliti pada bab IV, maka dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Implementasi peraturan pemerintah dalam Perpres No. 112 Tahun
2007 dan Permendag No. 53 Tahun 2008 tidak berjalan
semestinya. Banyak pasal-pasal dalam peraturan tersebut yang
tidak terlaksana dengan baik. Implementasi peraturan yang tidak
sempurna dapat merugikan banyak pihak, termasuk pelaku usaha
sejenis di sekitar usahanya.
2. Pelaku toko kelontong memiliki persepsi negatif yang tinggi
terhadap keberadaan Minimarket. Mereka menganggap bahwa
keberadaan Minimarket berdampak negatif terhadap usaha mereka.
3. Keberadaan minimarket memiliki dampak negatif terhadap omset,
pendapatan, dan jumlah pelanggan pada usaha toko kelontong.
Penurunan omset pada toko kelontong masing-masing sebesar
25%-50%. Pendapatan pada toko kelontong sebelum hadirnya
Minimarket di wilayah Srengseng Jakarta Barat cukup stabil,
terlihat dengan persaingan antar pedagang toko kelontong saja, dan
tidak begitu berpengaruh terhadap pendapatan mereka. Bahkan
sebelum adanya minimarket pendapatan para pedagang lumayan
meningkat sebesar 2-5 juta per hari yang dihasilkan oleh 5
pedagang toko kelontong. Kemudian hal inilah menjadi tolak ukur
untuk memenuhi kebutuhan keluarga dari usaha tersebut, terlebih
mata pencaharian utama masyarakat di Wilayah Srengseng adalah
membuka usaha kecil seperti pedagang warung kelontong.Selain
penurunan omset dan pendapatan, usaha toko kelontong juga
mengalami penurunan jumlah pelanggan.
83
84
BUKU
Asep ST Sujana. Manajemen Minimarket, Jakarta: Raih Asa Sukses. 2013
Utama. 2011.
Empat. 2006.
Permadi, Gilang. Pedagang Kaki Lima : Riwayatmu Dulu, Nasibmu Kini! Jakarta.
2011.
Philip Kotler dan Kelvin Lane Keller. Manajemen Pemasaran. Edisi 13 Jilid
Waluyo Hadi, Dini Hastuti. Kamus Terbaru Ekonomi dan Bisnis. Surabaya:
Agus Susilo & Taufik, Dampak Keberadaan Pasar Modern Terhadap Usaha
Ritel Kopersi/Waserda dan Pasar Tradisional, Jurnal Ekonomi, 2010.
http://www.pengertianku.net/2015/04/pengertian-pasar-modern-dan-ciri-
cirinya.html. diakses pada tanggal 12 maret 2018
http://mohammadbahrudin.blogspot.com/2013/11/karakteristik-sistem-penjualan-
barang.html. diakses pada tanggal 12 maret 2018
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 112 Tahun 2007 tentang Penataan
dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern.
A. Tujuan :
Untuk mengetahui Dampak Keberadaan Minimarket Terhadap Kelangsungan
Toko Kelontong dan Upaya yang Dilakukan Untuk Mempertahankan
Eksistensi Usaha Toko Kelontong di daerah srengseng Jakarta Barat. .
B. Pertanyaan panduan :
a. Identitas diri
1) Nama :
2) Umur :
3) Kota Asal :
4) Pendidikan terakhir :
5) Status pernikahan :
b. Pertanyaan penelitian
1. Sudah Berapa lama anda usaha toko kelontong?
2. Pekerjaan/usaha apa sebelum usaha toko kelontog?
3. Adakah usaha lain selain usaha toko kelontong?
4. Berapa rata-rata pendapatan Anda sebelum adanya minimarket?
5. Berapa rata-rata pendapatan Anda sesudah adanya minimarket?
6. Apakah keberadaan Minimarket berpengaruh terhadap eksistensi usaha
Anda?
7. Apakah keberadaan minimarket mengancam eksistensi usaha Anda?
8. Adakah dampak lain yang disebabkan oleh keberadaan Minimarket
terhadap usaha Anda?
9. Apa saja dampak lain yang terjadi pada usaha Anda setelah berdirinya
Minimarket?
10. Adakah upaya yang Anda lakukan untuk mempertahankan eksistensi
usaha Anda?
11. Apakah Anda menerapkan strategi pemasaran baru dalam usaha anda
setelah adanya Minimarket modern?
12. Strategi pemasaran baru apa yang Anda terapkan?
13. Mengapa Anda memilih strategi pemasaran tersebut?
14. Apakah Anda menjual barang dagangan dengan harga lebih murah dari
Minimarket untuk menarik pelanggan?
15. Barang apa saja yang dijual dengan harga lebih murah dari
minimarket?
16. Apakah Anda menerapkan sistem diskon atau potongan harga dalam
usaha Anda?
17. Apa saja kriteria pembeli yang dapat memperoleh diskon atau
potongan harga?
18. Apakah anda melakukan pengecekan secara rutin batas akhir
pemakaian pada setiap produk
19. Apakah ada upaya untuk menambah karyawan yang memiliki
preshgraduate untuk menarik minat pembeli?
TRANSKRIP WAWANCARA
I. Identitas diri
1) Nama : Ibu Nurjannah
2) Umur : 35 Tahun
3) Kota Asal : Padang
4) Pendidikan terakhir : SMA
5) Status pernikahan : Nikah
II. Pertanyaan penelitian
1. Sudah Berapa lama anda usaha toko kelontong?
Jawab : 15 tahun
2. Pekerjaan/usaha apa sebelum usaha toko kelontog?
Jawab : dari saya ke jakarta saya langsung usaha kelontong
3. Adakah usaha lain selain usaha toko kelontong?
Jawab : ada, dulu saya usaha pakaian dan jilbab di Jakarta. Tapi karna
sepi jadi saya tutup dan saya buka di Padang. Dan belanjanya di Tanah
Abang.
4. Berapa rata-rata pendapatan Anda sebelum adanya minimarket?
Jawab : sehari saya bisa dapat lima jutaan bahkan bisa lebih
5. Berapa rata-rata pendapatan Anda sesudah adanya minimarket?
Jawab : alhamdulillah sih masih dapet laba, kurang lebih 3 jutaan dah
ka.
6. Apakah keberadaan Minimarket berpengaruh terhadap eksistensi usaha
Anda?
Jawab : berpengaruh sih, kalo yang belanja disaya paling yang belinya
banyak (grosir) kalo buat kebutuhan bulanan yang saya rasakan
kebanyakan konsumen belanja di minimarket. Karna disana banyak
diskon.
7. Apakah keberadaan minimarket mengancam eksistensi usaha Anda?
Jawab : engga ka nisa, saya sih biasa saja.
8. Adakah dampak lain yang disebabkan oleh keberadaan Minimarket
terhadap usaha Anda?
Jawab : paling karna lokasi yang berdekatan dengan toko saya.
9. Apa saja dampak lain yang terjadi pada usaha Anda setelah berdirinya
Minimarket?
Jawab : kayanya konsumen jadi berkurang karna kan di minimarket
banyak diskon
10. Adakah upaya yang Anda lakukan untuk mempertahankan eksistensi
usaha Anda?
Jawab : ga ada. Saya mah ga pernah kasih diskon paling kasih
bingkisan kalo mau puasa atau sebelum lebaran.
11. Apakah Anda menerapkan strategi pemasaran baru dalam usaha anda
setelah adanya Minimarket modern?
Jawab : paling saya sudah pakai mesin kasir
12. Strategi pemasaran baru apa yang Anda terapkan?
Jawab : belum ada
13. Mengapa Anda memilih strategi pemasaran tersebut?
Jawab : -
14. Apakah Anda menjual barang dagangan dengan harga lebih murah dari
Minimarket untuk menarik pelanggan?
Jawab : kalo harga mah saya ngikutin pasaran aja ka.
15. Barang apa saja yang dijual dengan harga lebih murah dari
minimarket?
Jawab : paling sembako dan snack
16. Apakah Anda menerapkan sistem diskon atau potongan harga dalam
usaha Anda?
Jawab : engga ka.
17. Apa saja kriteria pembeli yang dapat memperoleh diskon atau
potongan harga?
Jawab : kalo yang saya kasih bingkisan sebelum puasa paling yang
sering belanja di toko saya
18. Apakah anda melakukan pengecekan secara rutin batas akhir
pemakaian pada setiap produk ?
Jawab : iya, karna saya pakai 2 karyawan
19. Apakah ada upaya untuk menambah karyawan yang memiliki
preshgraduate untuk menarik minat pembeli?
Jawab : susah ka kalo cari karyawan yang tampan atau cantik. Yang
penting mah jujur saya mah.
TRANSKRIP WAWANCARA
I. Identitas diri
1) Nama : Ibu Muslimah
2) Umur : 50 tahun
3) Kota Asal : Medan
4) Pendidikan terakhir : SD
5) Status pernikahan : Menikah
II. Pertanyaan penelitian
1. Sudah Berapa lama anda usaha toko kelontong?
Jawab : 30 Tahun
2. Pekerjaan/usaha apa sebelum usaha toko kelontog?
Jawab : tidak ada, hanya mengandalkan warung saja
3. Adakah usaha lain selain usaha toko kelontong?
Jawab : tidak ada
4. Berapa rata-rata pendapatan Anda sebelum adanya minimarket?
Jawab : 3 jutaan
5. Berapa rata-rata pendapatan Anda sesudah adanya minimarket?
Jawab : sekarang lebih sepi neng, kurang lebih 2 jutaan
6. Apakah keberadaan Minimarket berpengaruh terhadap eksistensi usaha
Anda?
Jawab : iya neng, warung saya tadinya gede neng, tapi pas yang punya
kontrakan menyuruh geser jadi minimarket yang tadinya tempat toko
saya jadi dikontrakan tanahnya saya yg punya tanah. Ya jadinya saya
disini. Dengan tempat yang terbatas.
7. Apakah keberadaan minimarket mengancam eksistensi usaha Anda?
Jawab : iya neng
8. Adakah dampak lain yang disebabkan oleh keberadaan Minimarket
terhadap usaha Anda?
Jawab : dampak lainya sih bukan dari minimarket aja neng. Karna
sekarang juga banyak warung-warung di daerah srengseng
9. Apa saja dampak lain yang terjadi pada usaha Anda setelah berdirinya
Minimarket?
Jawab : warung saya jadi sepi neng. Paling yang beli Cuma sembako
aja sama roko
10. Adakah upaya yang Anda lakukan untuk mempertahankan eksistensi
usaha Anda?
Jawab : Belum ada neng, paling baru ngerapihin ruanganny aja
11. Apakah Anda menerapkan strategi pemasaran baru dalam usaha anda
setelah adanya Minimarket modern?
Jawab : belum neng.
12. Strategi pemasaran baru apa yang Anda terapkan?
Jawab : belum ada
13. Mengapa Anda memilih strategi pemasaran tersebut?
Jawab : -
14. Apakah Anda menjual barang dagangan dengan harga lebih murah dari
Minimarket untuk menarik pelanggan?
Jawab ; engga neng. Saya samain kaya warung-warung yang lain aja.
Paling saya murahin di sembako
15. Barang apa saja yang dijual dengan harga lebih murah dari
minimarket?
Jawab : sembako neng
16. Apakah Anda menerapkan sistem diskon atau potongan harga dalam
usaha Anda?
Jawab : engga neng, paling bonus kalo mau lebaran
17. Apa saja kriteria pembeli yang dapat memperoleh diskon atau
potongan harga?
Jawab : Yaa,, yang langganan diwarung saya neng
18. Apakah anda melakukan pengecekan secara rutin batas akhir
pemakaian pada setiap produk ?
Jawab : iya neng. Kalo ada anak saya dia rajin ngecekin neng
19. Apakah ada upaya untuk menambah karyawan yang memiliki
preshgraduate untuk menarik minat pembeli?
Jawab : engga neng. Takut ga bisa bayar. Ini aja buat bayar kontrakan
masih di bantu sama anak.
TRANSKRIP WAWANCARA
I. Identitas diri
1) Nama : Bapak Wahyono
2) Umur : 46 tahun
3) Kota Asal : Madura
4) Pendidikan terakhir : SMP
5) Status pernikahan : Nikah
II. Pertanyaan penelitian
1. Sudah Berapa lama anda usaha toko kelontong?
Jawab : 10 tahun
2. Pekerjaan/usaha apa sebelum usaha toko kelontog?
Jawab : tadinya saya bekerja jadi karyawan swasta
3. Adakah usaha lain selain usaha toko kelontong?
Jawab : tidak ada
4. Berapa rata-rata pendapatan Anda sebelum adanya minimarket?
Jawab : kurang lebih sekitar 2 jutaan
5. Berapa rata-rata pendapatan Anda sesudah adanya minimarket?
Jawab : ya, paling ga beda jauh sih. Karna saya kan juga letaknya
dekat dengan warung kelontong juga
6. Apakah keberadaan Minimarket berpengaruh terhadap eksistensi usaha
Anda? Tidak juga sih, karna rezeki kan sudah diatur
7. Apakah keberadaan minimarket mengancam eksistensi usaha Anda?
Jawab : tidak
8. Adakah dampak lain yang disebabkan oleh keberadaan Minimarket
terhadap usaha Anda?
Jawab : paling dampaknya karna letak toko saya yg kurang srategis
9. Apa saja dampak lain yang terjadi pada usaha Anda setelah berdirinya
Minimarket?
Jawab : lokasi saya yang berdekatan dengan warung yang lain dan
minimarket
10. Adakah upaya yang Anda lakukan untuk mempertahankan eksistensi
usaha Anda?
Jawab : belum ada
11. Apakah Anda menerapkan strategi pemasaran baru dalam usaha anda
setelah adanya Minimarket modern?
12. Strategi pemasaran baru apa yang Anda terapkan?
Jawab : saya menjual, yang tidak di jual sama minimarket. Seperti
yang bisa dibeli eceran.
13. Mengapa Anda memilih strategi pemasaran tersebut?
Jawab : karna buat menarik pembeli
14. Apakah Anda menjual barang dagangan dengan harga lebih murah dari
Minimarket untuk menarik pelanggan?
Jawab : ya tergantung barangnya mba
15. Barang apa saja yang dijual dengan harga lebih murah dari
minimarket?
Jawab : semacam kebutuhan dapur. (garam) dan sembako. tapi
tergantung pasaran juga sih mba.
16. Apakah Anda menerapkan sistem diskon atau potongan harga dalam
usaha Anda?
17. Apa saja kriteria pembeli yang dapat memperoleh diskon atau
potongan harga?
Jawab : ya, yang pasti yang sudah menjadi langganan mba
18. Apakah anda melakukan pengecekan secara rutin batas akhir
pemakaian pada setiap produk?
Jawab : tidak mba. Karna ribet
19. Apakah ada upaya untuk menambah karyawan yang memiliki
preshgraduate untuk menarik minat pembeli?
Jawab : tidak mba, karna ga ada uang buat gajinya.
TRANSKRIP WAWANCARA
I. Identitas diri
1) Nama : Sucipto
2) Umur : 43 Tahun
3) Kota Asal : Kuningan
4) Pendidikan terakhir : SMA
5) Status pernikahan : Nikah
II. Pertanyaan penelitian
1) Sudah Berapa lama anda usaha toko kelontong?
Jawab : 2 tahunan
2) Pekerjaan/usaha apa sebelum usaha toko kelontog?
Jawab : jual beli besi bekas mba
3) Adakah usaha lain selain usaha toko kelontong?
Jawab : jual beli besi bekas
4) Berapa rata-rata pendapatan Anda sebelum adanya minimarket?
Jawab : saya membuka warung karna memang sudah ada minimarket
5) Berapa rata-rata pendapatan Anda sesudah adanya minimarket?
Jawab : kurang lebih 2.500.000 mba
6) Apakah keberadaan Minimarket berpengaruh terhadap eksistensi usaha
Anda?
Jawab : berpengaruh sih engga, karna warung hanya untuk sampingan
saja mba. Untuk mengisi waktu kosong istri saya saja
7) Apakah keberadaan minimarket mengancam eksistensi usaha Anda?
Jawab : ya kalo minimarket semakin banyak di daerah srengseng maka
warung saya ya jadi sepi mba
8) Adakah dampak lain yang disebabkan oleh keberadaan Minimarket
terhadap usaha Anda?
Jawab : lokasi saya mba. Tidak jauh juga dari minimarket dan warung
9) Apa saja dampak lain yang terjadi pada usaha Anda setelah berdirinya
Minimarket?
Jawab ; paling beberapa pelanggan lebih memilih belanja
diminimarket pada saat awal bulan.
10) Adakah upaya yang Anda lakukan untuk mempertahankan eksistensi
usaha Anda?
Jawab : belum ada
11) Apakah Anda menerapkan strategi pemasaran baru dalam usaha anda
setelah adanya Minimarket modern?
Jawab : -
12) Strategi pemasaran baru apa yang Anda terapkan?
Jawab : penataan barang mba
13) Mengapa Anda memilih strategi pemasaran tersebut?
Jawab : biar gampang diliat oleh pembeli dan juga saya
14) Apakah Anda menjual barang dagangan dengan harga lebih murah dari
Minimarket untuk menarik pelanggan?
Jawab : tidak juga mba. Paling beda 500-1000 mba
15) Barang apa saja yang dijual dengan harga lebih murah dari
minimarket?
Jawab : biasanya sembako
16) Apakah Anda menerapkan sistem diskon atau potongan harga dalam
usaha Anda?
Jawab : tidak mba
17) Apa saja kriteria pembeli yang dapat memperoleh diskon atau
potongan harga?
Jawab : paling saya boleh kasih ngutang mba. Ya yang saya udah
kenal aja.
18) Apakah anda melakukan pengecekan secara rutin batas akhir
pemakaian pada setiap produk?
Jawab : jarang mba.
19) Apakah ada upaya untuk menambah karyawan yang memiliki
preshgraduate untuk menarik minat pembeli?
Jawab : tidak mba.
TRANSKRIP WAWANCARA
I. Identitas diri
1) Nama : Hendrawan
2) Umur : 33
3) Kota Asal : Madura
4) Pendidikan terakhir : D3
5) Status pernikahan : Nikah
II. Pertanyaan penelitian
1. Sudah Berapa lama anda usaha toko kelontong?
Jawab : belum ada setahun. 6 bulan kurang
2. Pekerjaan/usaha apa sebelum usaha toko kelontog?
Jawab : karyawan swasta
3. Adakah usaha lain selain usaha toko kelontong?
Jawab : tidak ada
4. Berapa rata-rata pendapatan Anda sebelum adanya minimarket?
Jawab : -
5. Berapa rata-rata pendapatan Anda sesudah adanya minimarket?
Jawab : 2 juta kurang mba
6. Apakah keberadaan Minimarket berpengaruh terhadap eksistensi usaha
Anda?
Jawab : iya, karna saya kan depan minimarket banget
7. Apakah keberadaan minimarket mengancam eksistensi usaha Anda?
Jawab : ga juga sih mba. Paling kalo ibu2 yang udah separu baya males
belanja diminimarket ya belanja di saya.
8. Adakah dampak lain yang disebabkan oleh keberadaan Minimarket
terhadap usaha Anda?
Jawab : paling kalo minimarket lagi ngadain diskon gede-gedean
9. Apa saja dampak lain yang terjadi pada usaha Anda setelah berdirinya
Minimarket?
Jawab : ya kurang pelanggan mba
10. Adakah upaya yang Anda lakukan untuk mempertahankan eksistensi
usaha Anda?
Jawab : upayanya paling dari pelayanannya mba
11. Apakah Anda menerapkan strategi pemasaran baru dalam usaha anda
setelah adanya Minimarket modern?
Jawab : belum ada mba
12. Strategi pemasaran baru apa yang Anda terapkan?
Jawab : paling dari penataan mba
13. Mengapa Anda memilih strategi pemasaran tersebut?
Jawab : karna, untuk memudahkan pelanggan melihat barang yang
dicari.
14. Apakah Anda menjual barang dagangan dengan harga lebih murah dari
Minimarket untuk menarik pelanggan?
Jawab : karna saya baru buka, jadi saya murahin dulu mba
15. Barang apa saja yang dijual dengan harga lebih murah dari
minimarket?
Jawab : sembako
16. Apakah Anda menerapkan sistem diskon atau potongan harga dalam
usaha Anda?
Jawab : tidak
17. Apa saja kriteria pembeli yang dapat memperoleh diskon atau
potongan harga?
Jawab : yang sudah menjadi langganan dan yang tinggalnya dekat
dengan warung saya mba
18. Apakah anda melakukan pengecekan secara rutin batas akhir
pemakaian pada setiap produk?
Jawab : iya mba, biar pelanggan ga kecewa
19. Apakah ada upaya untuk menambah karyawan yang memiliki
preshgraduate untuk menarik minat pembeli?
Jawab : belum mba.
Suami Ibu Nurjannah Istri bapak Wahyono