Anda di halaman 1dari 11

MENUMBUHKAN NILAI KEPAHLAWANAN PADA GENERASI MUDA MELALUI

KEARIFAN LOKAL

Penyusun
Nama : Delfina Adelia Pragita
Kelas : XI-Multimedia
Asal Sekolah : SMKN 1 Cileungsi

Pendahuluan
Pahlawan merupakan sebutan bagi mereka yang luar biasa bagi bangsanya.
Melalui sosok pahlawan, simbol tentang perjuangan, membela kebenaran dan
pengorbanan, senantiasa dipelihara dan diwariskan dari generasi ke generasi. Jiwa
kepahlawanan tidak seharusnya hanya dimiliki bagi mereka para pejuang bangsa,
melainkan bagi seluruh warga negara juga harus memiliki jiwa kepahlawanan
setidaknya dalam kehidupan mereka sehari-hari.

Generasi muda merupakan generasi penerus bangsa. Keberhasilan suatu


bangsa dapat diprediksi berdasarkan kualitas para generasi muda. Sebagai generasi
penerus bangsa, seorang pemuda harus memiliki nilai kepahlawanan dalam dirinya.
Pahlawan pada masa kini memiliki arti yang luas tidak selalu terpaku dengan
pengorbanan serta pertumpahan darah. Sikap mencintai tanah air dengan
melestarikan budaya bangsa adalah sebagian kecil dari nilai kepahlawanan yang
dapat ditanamkan pada generasi muda masa kini melalui kearifan lokal.

Kearifan lokal merupakan salah satu bentuk warisan budaya Indonesia.


Kearifan lokal di Indonesia mengandung banyak nilai yang dapat kita teladani
sebagai bukti menumbuhkan nilai kepahlawanan dalam diri. Walaupun secara
mendasar kearifan lokal bersifat dinamis, yaitu bisa menyesuaikan perkembangan
zaman, namun salah satu bukti adanya kearifan lokal akan membangun benteng
pertahanan eksistensi kebudayaan asli dari pengaruh perkembangan zaman maupun
terpaan budaya luar.
Kearifan lokal tentu perlu disadari oleh generasi muda untuk menumbuhkan
potensi dalam diri. Dalam hal ini pentingnya meningkatkan kesadaran terhadap
nilai-nilai kepahlawanan, dengan cara memupuk 5 potensi dalam diri. Potensi
tersebut yaitu potensi religius, potensi literasi (membaca, numerasi, sains, digital,
budaya, dan finansial atau keuangan), potensi pengelolaan teknologi, potensi
psikologi dan kesehatan serta potensi eksistensi. Oleh karena itu penulis berharap
dengan adanya kelima potensi tersebut, dapat menumbuhkan nilai-nilai
kepahlawanan melalui kearifan lokal dikalangan generasi muda bersinergi dengan
tujuan jabar masagi.

Pembahasan

Pahlawan adalah gelar untuk orang yang dianggap berjasa terhadap orang
banyak dan berjuang dalam mempertaruhkan kebenaran. Dalam konteks
kenegaraan dan kebangsaan, seseorang dijuluki pahlawan karena jasa-jasanya
dalam memperjuangkan negara dan bangsa ini untuk memperoleh kemerdekaanya.1
Berbeda dengan pendapat Bondan Kanumoyoso mengatakan bagi generasi milenial,
pahlawan bukan hanya seseorang yang berperang dimasa lalu dengan bambu
runcing untuk merebut kemerdekaan tapi pahlawan pada generasi milenial cakupan
permasalahan yang dihadapi jauh lebih luas mulai dari isu tenaga kerja, isu
lingkungan hidup, hampir semua hal yang dihadapi dikehidupannya dalam
mengatasi masalah yang ada.2

Di sisi lain pahlawan merupakan orang yang dianggap berjasa untuk bangsa
dan negeranya dengan cara mengikuti seiring berkembangnya zaman. Pahlawan
masa kini adalah pahlawan yang hidup pada masa generasi milenial. Tantangan di
era digital saat ini, heroisme para pejuang negeri ini harus ditransformasikan
sebagai keberanian generasi milenial untuk berkontestasi menggunakan ide-ide
kreatifnya. Akan tetapi melihat situasi dan kondisi saat ini kepedulian generasi muda
terhadap nilai kepahlawanan menjadi masalah serius bagi Indonesia.

1
Erianto, Dwi. Pahlawan Nasional: Apa, Siapa, dan Bagaiman. https://kompaspedia.kompas.id (Sabtu, 7
November 2020)
2
Ghita Intan. Pergeseran Makna Pahlawan dari Masa ke Masa. https://www.voaindonesia.com (Sabtu, 10
November 2018)
Generasi muda adalah yang memiliki kemampuan, semangat tinggi, dan
memiliki wawasan yang lebih luas untuk mengembangkan memajukan negara.
Generasi muda merupakan agen perubahan dan pembangunan sebagai penerus
bangsa.3 Perkembangan Generasi karena pengaruh teknologi mengalami
perkembangan dari generasi ke generasi berikutnya. Perkembangan zaman dan
teknologi yang berjalan dengan cepat ini sangat mempengaruhi kepribadian,
karakter, dan pola pikir generasi yang ada saat ini. Saat ini sudah ada lima generasi
yang mempunya ciri khas dan keunikan masing-masing. Generasi milenial mendapat
sorotan saat ini karena dianggap narsis semaunya dan berbeda generasi
sebelumnya. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) mengelompokan populasi
Indonesia dalam 6 generasi yaitu: Silent (1922-1945), Baby Boomers (1946-1960),
Generasi X (Tahun kelahiran 1961-1980), Genersi Y – Generasi Milenial (Tahun
Kelahiran 1981-1994), Generasi Z (Tahun Kelahiran 1995-2010), Generasi Alpha
(2011-Sekarang).4 Kelima generasi itu mempunya ciri masing-masing.

Generasi Silent terlahir saat ada kekacauan ekonomi global. Karena krisis
global ini mereka hidup serba sulit dan kekurangan, mereka cenderung patriotik,
lebih patuh hukum dan taat kepada kewajiban. Di zaman generasi Baby Boomers
diawali ledakan besar di Amerika Serikat, di zaman ini belum modern dan minim
pekerjaan, cenderung hidup mandiri memegang teguh adat istiadat, tidak suka
menerima kritik tetapi suka mengkritik generasi muda karena kurangnya etika dan
komitmen generasi muda terhadap tempat kerja, dan gengsi dalam kehidupan
sosial. Selain itu generasi ini beorientasi pada pencapaian berdedikasi tinggi dan rasa
ingin tahu yang tinggi. Sisi baik pada generasi ini adalah pekerja keras, setia kepada
keluarga, dan rela bekerja keras demi kebahagiaan keluarganya.

Pada Generasi X ini terlahir pada masa gejolak dan transisi seperti jatuhnya
Uni Soviet dan tembok Berlin barat dan timur. Generasi ini karena dapat warisan dan
didikan generasi Baby Boomers pemikiran sedikit lebih maju, sangat terbuka
menerima kritik dan saran dan sudah mengenal komputer sehingga mulai berpikir
inovatif.

3
Taufik Abdillah. Pemuda dan Perubahan Sosial. (Jakarta: Jalan Sutra,2010), Hal. 134.
4
Fitria Aisyah. Yu, Kenalan dengan 6 Generasi: Silent, Boomers, X, Y, Z, dan Alpha. https://rencanamu.id (2
Januari 2019).
Generasi Y atau Generasi Milenial adalah generasi saat teknologi berkembang
pesat hadirnya komputer, video games smartphone dan internet. Generasi yang
berusia 21 hingga 36 tahun sudah berinteraksi dengan teknologi. Generasi milenial
ini muda mendapatkan informasi secara cepat, seperti e-mail, instant messaging
(Yahoo Messenger) dan sosial media sosial (Facebook, Twitter, Instagram, YouTube,
dan lain-lain.)

Generasi Z sering disebut Igeneration atau generasi internet ini sudah


mengenal teknologi cenderung menyukai yang serba instan dan mudah
mendapatkan uang, akrab dengan internet suka mencari popularitas, dan segala
sesuatu serba online. Generasi ini sering beraktivitas dimedia sosial lebih
mempriotaskan popularitas followers dan like. Pada generasi Z ini tumbuh
dilingkungan pendidikan yang lebih demokratis dan mengaplikasikan High tech.

Generasi Alpha dengan cirinya teknologi berkembang pesat, di usia dini sudah
mengenal gadget, smartphone, dan kecanggihan teknologi. Umur paling tua dari
generasi ini 7 tahun. Karena kecanggihan teknologi ini akan memperngaruhi anak-
anak generasi alpha. Akan tetapi watak dari generasi ini belum bisa diprediksi dalam
bekerja. Selain itu generasi ini membutuhkan kasih sayang orang tua karena selain
mahir dalam teknologi harus menghargai nilai-nilai kekeluargaan.

Dengan adanya perkembangan lima generasi tersebut di atas, sesuai dengan


hasil survei sepanjang Februari – September 2020 dapat jumlah generasi Z
mencapai 75,9 juta jiwa atau setara dengan 27,9 % dari total populasi berjumlah
270,2 juta jiwa. Sementara generasi milenial mencapai 69,90 juta jiwa atau
25,87%.5 Jadi generasi di Indonesia saat ini adalah generasi Z dimana generasi
tersebut lebih mengenal teknologi dan cendrung menyukai sesuatu yang instan. Hal
ini merupakan tantangan bagi generasi muda yang perlu memusatkan kepada
kearifan lokal untuk menumbuhkan nilai-nilai kepahlawanan.

Kearifan lokal adalah identitas atau kepribadian budaya sebuah bangsa yang
menyebabkan bangsa tersebut mampu menyerap bahkan mengolah kebudayaan
yang berasal dari luar atau bangsa lain menjadi watak dan kemampuan sendiri.

5
Ade Irma Junida. BPS: Penduduk Indonesia didominasi generasi Z dan milenial. https://antaranews.com
(Kamis, 21 Januari 2021).
Kearifan Lokal adalah pandangan hidup dan ilmu pengetahuan serta berbagai
strategi kehidupan yang berwujud aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat lokal
dalam menjawab berbagai masalah dalam pemenuhan kebutuhan mereka. Dalam
hal ini kearifan lokal sangat berperan untuk menumbuhkan nilai kepahlawanan serta
mengurangi dampak globalisasi dengan cara menanamkan nilai-nilai positif kepada
remaja.

Dalam Kearifan Lokal, tentu saja akan ada potensi yang dimana nantinya
potensi tersebut dapat membentuk karakter dan semangat dalam membangun jiwa
Kearifan Lokal. Potensi tersebut diantaranya Potensi Religius, Potensi Literasi,
Potensi Pengelolaan Teknologi, Potensi Psikologi dan Kesehatan, serta Potensi
Eksistensi.

Potensi Religius merupakan pijakan pondasi dasar dalam kehidupan. Dengan


kita memahami unsur dan kandungan dalam beragama dapat memperkuat
moralitas, membentuk karakter dan meningkatkan persepsi pada generasi muda.
6Sebagai generasi muda harus berpikir kritis sebelum melakukan tindakan. Tindakan
tersebut adalah salah satu hal yang perlu ditetapkan dikalangan generasi muda
sehingga membentuk sebuah karakter.

Potensi Literasi yaitu kemampuan seseorang dalam mengolah dan


memahami informasi dalam perkambangan saat ini, sangatlah penting. Kemampuan
individu untuk menggunakan potensi dan skill harus dimiliki setiap generasi muda
saat ini, dalam manjalani hidupnya. Salah satu potensi yang dimiliki adalah potensi
literasi. Literasi menurut UNESCO “The United Nation Educational, Scientitifik dan
Cultural Organization” ialah seperangkat keterampilan nyata, terutama dalam
membaca dan menulis terlepas dari konteks yang diperoleh.7

Generasi muda tidak hanya bermodalkan kecerdasan saja tetapi harus bisa
menjadi generasi 4K/4C. Kemampuan 4K/4C itu diantaranya kreatif (creativity),
komunikasi (communication), kolaborasi (collaboration), berfikir kritis (critikal

6
Dewi Arista. Penerapan Nilai Religius Dalam Pancasila Di kalangan Mahasiswa. https://iain-surakarta.ac.id
(7 Desember 2019)
7
Seuima. Pengertian literasi dan prinsip. www.unesco.org (10 November 2020)
thinking).8 Dalam hal ini potensi literasi akan mampu berpikir kritis dalam
memecahkan masalah serta mampu berkomunikasi secara efektif. Generasi yang
memiliki Potensi Literasi karena kemampuannya akan mampu memahami,
meneladani bahkan menjiwai nilai-nilai kepahlawanan. Pada sisi lain justru generasi
muda yang akan memiliki kemampuan literasi lebih mengetahui sebuah keresahan
bangsa ini terhadap fenomena yang ada di masyarakat karena kemampuan potensi
literasi ini.

Terlepas dari makna kata pahlawan itu sendiri, penting bagi setiap diri untuk
menggali potensi dalam dirinya. Di zaman era globalisasi yang luar biasa, teknologi
berkembang pesat dan segala bentuk begitu instan, generasi muda bangsa harus
memiliki cara untuk mengatasi situasi seperti ini. Dr. Syarif Tridayant mengatakan
“Dengan jiwa berdiri di atas kemampuan diri sendiri, kondisi ketidak idealan akan
menentukan seseorang menemukan karakter pahlawan dalam dirinya”. 9Kondisi

Generasi Z saat ini mau tidak mau harus siap menghadapi, terutama kesiapan
sumber daya manusia. Menghadapi era saat ini tentu harus memiliki potensi di
bidang teknologi. Dengan generasi muda yang mamiliki potensi pengelolaan
teknologi akan meningkatkan inovasi dan strategi yang lebih positif untuk Indonesia.

Dalam Potensi Psikologi dan Kesehatan banyak sekali orang yang rentan
mengalami stres atau depresi karena tidak tau tentang passion harmoni di dalam
dirinya. Passion harmoni dapat menekan stres walaupun hanya dengan melakukan
hal-hal yang sederhana tapi seringkali diabaikan.10 Dalam hal ini, pengembangan
dan konsep diri dalam dunia psikologi dan kesehatan memiliki peranan yang sangat
penting. Generasi muda yang memiliki potensi psikologi dan kesehatan yang baik
mengenali potensi diri dan identitas, serta meningkatkan kualitas hidup dan sosial.
Tentunya generasi muda yang dalam dirinya mengembangkan potensi psikologi dan
kesehatan akan menjadi bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat untuk semua
orang sehingga menjadi pahlawan untuk diri sendiri dan orang lain.

8
Kemendikbud. Pendidikan Karakter Dorong Tumbuhnya Kompetensi Siswa Abad 2.
https://www.kemdikbud.go.id (14 Juni 2017)
9
Dr. Syarif Tridayant. Wujud Semangat Pahlawan. https://bppt.goid
10
Dhea Amellia. Menggali Potensi Diri Melalui Pendekatan Psikologi. https://sukaonline.com (Juli 23, 2019)
Potensi eksistensi sebuah negara tidak terlepas dari pilar-pilar kebangsaan
yang terbangun dari nilai-nilai yang dilandasi pengertian, kesadaran, tanggung
jawab, kesetaraan dan partisipasi sosial untuk mengatasi dan menanggulangi
berbagai masalah sosial sesuai kemampuan masing-masing.11 Demi terwujudnya
persatuan dan kesatuan bangsa dengan semangat kebersamaan, gotong-royong,
kekeluargaan dan rela berkorban tanpa pamrih, serta dengan melestarikan kearifan
lokal.

Ciri-ciri Kearifan Lokal diantaranya adalah sanggup bertahan terhadap budaya


luar, mempunyai kemampuan mengakomodasi unsur-unsur budaya luar kedalam
budaya asli, memiliki kemampuan mengendalikan, memberikan arah pada
perkembangan budaya, dan sanggup memberi petunjuk pada perkembangan
budaya.12 Karakteristik Kearifan Lokal sebaiknya menggabungkan kebajikan yang
mengajarkan orang tentang etika dan nilai-nilai moral, mengajar orang mencintai
alam, berasal dari anggota komunitas yang lebih tua, kearifan lokal berbentuk nilai,
etika, kepercayaan, adat istiadat, hukum adat, dan aturan-aturan khusus.13

Dengan adanya Kearifan Lokal di Jawa Barat yang beraneka ragam sebagai
generasi muda kita wajib melestarikannya sehingga generasi muda memahami
Kearifan Lokal di daerahnya. Generasi muda dalam menumbuhkan nilai
kepahlawanan bisa dilakukan dengan cara menanamkan 5 potensi yaitu, Potensi
Religius, Potensi Literasi, Potensi Pengelolaan Teknologi, Potensi Psikologi dan
Kesehatan Serta Potensi Eksistensi melestarikan Kearifan Lokal dalam kehidupan
sehari-hari.

Adapun berbagai jenis Kearifan Lokal yang ada di Jawa Barat, tentunya
kelima potensi yang harus dimiliki generasi muda ini sesuai dan selaras dengan
Program Provinsi Jawa Barat tentang Jabar Masagi. Jabar Masagi merupakan suatu
program yang bertujuan mencetak generasi yang berkarakter. Generasi muda saat
ini tidak hanya cukup pintar saja tetapi harus mempunyai karakter, akhlak, kekuatan

11
Liputan. Semangat Kepahlawanan Sumber Kekuatan Hadapi Era Global. https://www.liputan6.com
(12 November2014)
12
Cahya Dicky Pratama. Kearifan Lokal: Definisi, Ciri-ciri, dan Contohnya. https://www.kompas.com (Rabu, 25
November 2020).
13
Sancaya. Fungsi kearifan lokal – SANCAYA INSTITUTE. https://sancayainstitute.org (April 17, 2014).
religius, kekuatan fisik.14 Jabar Masagi merupakan program yang bertujuan
memberikan pondasi kepada generasi muda yang menjadi generasi yang berbudaya
yang memiliki kemampuan untuk belajar merasakan (rasa), belajar memahami
(karsa), belajar melakukan (bukti), dan belajar bersama atau (bakti). 15 Selain
mempunyai kemampuan tersebut generasi muda atau generasi milenial harus
mempunyai 4 nilai yaitu secara fisik badannya harus sehat, cerdas, berakhlak mulia,
dan religius.16

Kita harus bangga dengan banyaknya kearifan lokal yang dimiliki oleh warga
Jawa Barat khususnya generasi bangsa bisa menjadikan modal pembangunan masa
depan dengan didasari generasi muda yang berkarakter. Generasi muda yang
memiliki kelima potensi akan berkarakter, cerdas, dan menguasai ilmu dan teknologi
merupakan modal dasar untuk mewujudkan visi Jawa Barat juara lahir dan batin.
Selain itu dalam menyongsong generasi emas ditahun 2045 generasi muda saat ini
sebagai dasar atau modal dalam menyongsong generasi emas dan juga
perkembangan industri 4.0. Ditahun 2045 nanti Indonesia akan mengalami bonus
demografi yaitu jumlah penduduk Indonesia 70% usia produktif. Jika bonus
demografi tidak dimanfaatkan dengan baik akan membawa dampak buruk
kemiskinan, kesehatan pengangguran, dan tingginya angka kriminalitas.17

Diharapkan generasi muda dalam menyongsong abad 21 telah memiliki 4


kompetensi tersebut dapat mewujudkan negara yang sehat, juara lahir batin, dan
berkarakter berdasarkan pengamalan pancasila sehari-hari. Untuk mewujudkan
terwujudnya Jabar yang juara lahir dan batin sebagai generasi milenial wajib
melestarikan kearifan lokal, memumbuhkan nilai kepahlawanan, cinta budaya, cinta
agama, cinta lingkungan, dan sosial budaya.

14
Ridwan Kamil. Cetak Generasi Muda Berkarakter dengan Jabar Masagi. https://humas.jabarprov.go.id
(29 september 2019)
15
Drs. Hasim, M.M. JABAR MASAGI – SMAN 17 BEKASI. https://sman17kotabekasi.sch.id (2020-09-25)
16
Tempo.co. Jabar Masagi Penguat Pondasi Generasi Milenial. https://nasional.tempo.co (Kamis, 6
Desember 2018)
17
Iqbal Muhtarom. 10 Tahun Lagi Masa Bonus Demografi, RI Punya 205 Juta Penduduk Usia Produktif.
https://bisnis.tempo.co (Mingg, 2 Mei 2021)
Sebagai generasi milenial dalam menyongsong abad milenium harus mampu
untuk bertahan hidup dan menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman. Sesuai
dengan kearifan lokal yang ada generasi abad 21 harus memiliki karakter yaitu
karakter moral dan kinerja. Karakter moral contohnya beriman dan bertakwa, jujur
dan rendah hati, tanggung jawab dan sebagainya. Karakter kinerja merupakan
kepribadian yang muncul dalam pekerjaannya misalnya kerja keras, ulet dan
tanggung jawab.18 Selain memiliki karakter harus memiliki kopetensi dan literasi
tersebut diatas, generasi milenial harus memiliki kecerdasan yang produktif dan
inovatif damai dalam interaksi sosialnya dan berkarakter kuat, sehat, menyehatkan
lingkungannya, dan peradaban yang unggul.19 Dengan demikian nilai-nilai
kepahlawanan akan tumbuh pada generasi muda dengan cara menanamkan lima
potensi yaitu, Potensi Religius, Potensi Literasi, Potensi Pengelolaan Teknologi,
Potensi Psikologi dan kesehatan serta potensi eksistensi melalui kearifan lokal dalam
kehidupan sehari-hari.

Simpulan

Persiapan generasi muda dalam menyongsong dan menghadapi abad ke-21


seharusnya sudah terkonsep dengan baik. Kecerdasan dan kepandaian saja belum
cukup harus diimbangi dengan penguasaan pengetahuan dan teknologi, kesehatan
lahir dan batin, beretika dan menjadi generasi yang berkarakter.

Banyak permasalahan yang akan terjadi pada generasi abad 21 diantaranya


pasar bebas, radikalisme, pornografi, karena penggunaan gadget yang tidak bisa
dibendung, kekerasan fisik maupun psikis dan juga narkoba. Sebagai generasi muda
(generasi milenial) juga harus tumbuh jiwa kepahlawanan dengan melestarikan dan
menjaga kearifan lokal yang kita punyai. Generasi muda wajib memperkenalkan dan
menjaga kelestarian lokal dengan harapan dapat mensukseskan program Jabar
Masagi. Kalau generasi muda tidak mempersiapkan sejak dini dan tidak mau
melestarikan kearifan lokal, siapa lagi yang akan melestarikannya?

18
Kemendikbud. Karakter Moral dan Kinerja Wujud Penumbuhan Budi Pekerti. https://www.kemdikbud.go.id
(25 Agustus 2015)
19
Rosi Oktari. Siapkah Kamu jadi Generasi Emas 2045. https://indonesiabaik.id (Januari 2021)
Kita sebagai pelajar harus benar-benar mempunyai nilai-nilai kepahlawanan
yang sangat diperlukan dalam menghadapi persaingan diabad 21. Sikap religius,
integritas, gotong-royong, nasionalis, dan mandiri. Selain itu sebagai generasi muda
harus memiliki sikap kreaif, inovatif, kritis dengan menyelesaikan masalah,
komunikatif, dan kolaborati atau kerja sama.

Simpulan sebagai generasi muda dalam menumbuhkan nilai kepahlawanan


melalui kearifan lokal dengan menanamkan 5 potensi yaitu potensi religius dengan
meningkatkan keimanan dan ketakwaan. Potensi literasi dengan kemampuan 4K/4C
itu diantaranya kreatif (creativity), komunikasi (communication), kolaborasi
(collaboration), berfikir kritis (critikal thinking). Potensi pengelolaan teknologi,
dengan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Potensi psikologis dan
kesehatan menjadi bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat untuk semua
orang sehingga menjadi pahlawan untuk diri sendiri dan orang lain. Potensi
Eksistensi dengan memperkenalkan dan melestarikan kearifan lokal. Ke lima hal
tersebut akan menumbuhkan jiwa kepahlawanan serta menyukseskan program
Jabar Masagi yang nantinya akan menjadikan bangsa yang juara lahir dan batin.
Daftar Pustaka

Abdillah, Taufiq. 2010. Pemuda dan Perubahan Sosial. Jakarta: PT. Angkasa.
Aisyah, Fitria. (2 Januari 2019). Yu, Kenalan dengan 6 Generasi: Silent, Boomers,
X, Y, Z, dan Alpha. https://rencanamu.id diakses pada 3 September 2021
Amellia, Dhea. (Juli 23, 2019). Menggali Potensi Diri Melalui Pendekatan Psikologi.
https://sukaonline.com diakses pada 3 September 2021
Arista, Dewi. (7 Desember 2019). Penerapan Nilai Religius Dalam Pancasila Di
kalangan Mahasiswa. https://iainsurakarta.ac.id diakses pada 3 September
2021
Erianto, Dwi. (Sabtu, 7 November 2020) Pahlawan Nasional: Apa, Siapa, dan
Bagaiman. https://kompaspedia.kompas.id diakses pada 3 September 2021
Hasim, M.M. (2020-09-25). JABAR MASAGI – SMAN 17 BEKASI.
https://sman17kotabekasi.sch.id diakses pada 3 September 2021
Intan, Ghita. (Sabtu, 10 November 2018). Pergeseran Makna Pahlawan dari Masa
ke Masa. https://www.voaindonesia.com diakses pada 5 September 2021
Iqbal Muhtarom. (Minggu, 2 Mei 2021). 10 Tahun Lagi Masa Bonus Demografi, RI
Punya 205 Juta Penduduk Usia Produktif. https://bisnis.tempo.co diakses
pada 5 September 2021
Junida, Ade Irma. (Kamis, 21 Januari 2021). BPS: Penduduk Indonesia didominasi
generasi Z dan milenial. https://antaranews.com. diakses pada 6 September
2021
Kamil, Ridwan. (29 september 2019) Cetak Generasi Muda Berkarakter dengan
Jabar Masagi. https://humas.jabarprov.go.id. diakses pada 6 September 2021
Kemendikbud. (25 Agustus 2015). Karakter Moral dan Kinerja Wujud Penumbuhan
Budi Pekerti. https://www.kemdikbud.go.id diakses pada 3 September 2021
Kemendikbud. (14 Juni 2017). Pendidikan Karakter Dorong Tumbuhnya
Kompetensi Siswa Abad 2. https://www.kemdikbud.go.id diakses pada 3
September 2021
Liputan. (12 November2014) Semangat Kepahlawanan Sumber Kekuatan Hadapi
Era Global. https://www.liputan6.com diakses pada 6 September 2021
Oktari, Rosi. (Januari 2021). Siapkah Kamu jadi Generasi Emas 2045.
https://indonesiabaik.id diakses pada 3 September 2021
Pratama , Cahya Dicky. (Rabu, 25 November 2020). Kearifan Lokal: Definisi, Ciri-
ciri, dan Contohnya. https://www.kompas.com diakses pada 3 September
2021
Tempo.co. (Kamis, 6 Desember 2018). Jabar Masagi Penguat Pondasi Generasi
Milenial. https://nasional.tempo.co diakses pada 3 September 2021
Tridayant, Syarif. Wujud Semangat Pahlawan. https://bppt.goid diakses pada 3
September 2021
Sancaya. (April 17, 2014). Fungsi kearifan lokal – SANCAYA INSTITUTE.
https://sancayainstitute.org diakses pada 3 September 2021
Seuima. (10 November 2020). Pengertian literasi dan prinsip. www.unesco.org
diakses pada 3 September 2021

Anda mungkin juga menyukai