DRAFT
Oleh
MIFTAHUL ULFA
NIM. 01184020
Alhamdulillah, Puji Syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat
dan karunia-Nya, sehingga penulis diberikan kemudahan dan kelancaran dalam
menyelesaikan tugas akhir perkuliahan yaitu skripsi seperti yang diharapkan. Tidak
lupa pula iringan shalawat dan salam pada junjungan nabi Muhammad SAW yang
telah menyelamatkan umat dan memberikan banyak pelajaran bagi semua umat.
Pada kesempatan ini, penulis hendak menyampaikan terima kasih kepada
semua pihak yang telah memberikan dorongan dan dukungan sehingga penulis dapat
menyelesaikan proposal penelitian yang berjudul “Efektivitas Peran BKKBN
Kecematan Sibulue Kabupaten Bone Dalam Mewukidkan Keluarga Berkualitas
ditinjau dari Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 Tentang Perkembangan
Kependudukan dan Pembangunan Keluarga”. Sebagai salah satu syarat dalam
memperoleh gelar Sarjana Hukum pada Program Studi Hukum Tata Negara di
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bone.
Meskipun telah berusaha menyelesaikan proposal penelitian ini sebaik
mungkin, penulis menyadari bahwa proposal penelitian ini masih ada kekurangan.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca guna menyempurnakan segala kekurangan dalam penusunan proposal
penelitian ini. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Prof. Dr, Syahabuddin, M.ag selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri Bone
(IAIN) Bone. Wakil Rektor I, Dr. Amir M.Ag Wakil Rektor II, Bapak Dr. Hasbi
Siddik, M.Pd.I dan Wakil Rektor III, Bapak Dr. H. Lukman Arake, Lc.MA yang
senantiasa berupaya meningjkatkan kualitas mahasiswa di lingkungan Institut
Agama Islam Bone.
2. Dr. Abdulahana, S.Ag, M.HI. selaku dekan Fakultas Syariah dan Hukum Islam
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bone beserta para stafnya yang selalu
mendidik dan membina sehingga penulis dapat menyelesaikan studi pada Fakultas
Syariah dan Hukum Islam, Program Studi Hukum Tata Negara (HTN).
ii
3. Muljan S.Ag., M.HI. selaku ketua Program Studi Hukum Tata Negara (HTN) dan
Dr. Nurpaikah S,H., M.Hum selaku penesehat akademuk penulis yang telah
memberikan nasehat-nasehat yang bijak serta segenap dosen yang telah mendidik
dan memberikan ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi penulis.
4. Ibu Mardhaniah, S,Ag., M.Hum. selaku kepala Perpustakaan IAIN Bone dan
seluruh staf perpustakaan IAIN Bone yang telah banyak membantu penulis dalam
pengadaan buku-buku literature yang berkaitan dengan proposal penulis.
5. Sahabat serta teman-teman seperjuangan yang berjuang bersama dalam mengurus
segalanya untuk mencapai gelar sarjana (S1) yang telah membantu penulis dalam
melaksanakan penelitian dan rekan-rekan mahasiswa serta semua teman-teman
seperjuangan penulis dari berbagai fakultas, khususnya Program Studi Hukum
Tata Negara Angkatan 2018 yang senantiasa memberikan dukungan sehingga
penulis mampu menyelesaikan semua proses dalam penyusunan profosal ini.
Akhir kata, berharap semoga proposal penelitian ini berguna bagi para
pembaca dan pihak-pihak lain yang berkepentingan. Penulis mengucapkan banyak
terimakasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu, semoga Allah SWT
selalu melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, Amin.
MIFTAHUL ULFA
Nim. 01184020
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...................................................................................................i
KATA PENGANTAR................................................................................................ii
DAFTAR ISI..............................................................................................................iv
BAB 1 PENDAHULUAN...........................................................................................1
A. Latar Belakang..................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................4
C. Defenisi Operasional.........................................................................................4
D. Tujuan dan Kegunaan.......................................................................................7
E. Tinjauan Pustaka...............................................................................................8
F. Kerangka Fikir................................................................................................10
G. Metodologi Penelitian.....................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................39
iv
BAB I
PENDAHULUAN
َ م ُشعُوبًا َوقَبَٓاِئ َل لِتَ َعhْ ٰيََٓأيُّهَا ٱلنَّاسُ ِإنَّا َخلَ ْق ٰنَ ُكم ِّمن َذ َك ٍر َوُأنثَ ٰى َو َج َع ْل ٰنَ ُك
ِ ارفُ ٓو ۟ا ۚ ِإ َّن َأ ْك َر َم ُك ْم ِعن َد ٱهَّلل
َأ ْتقَ ٰى ُك ْم ۚ ِإ َّن ٱهَّلل َ َعلِي ٌم خَ بِي ٌر
Terjemahnya:
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki
dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-
suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling
mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara
kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”.1
1
Maizuddin “Perspektif Al-Qur’an tentang Manusia dan Kezaliman” (Cet.I; Banda Aceh::
Fakultas Ushuluddin, 2014), hal. 190.
1
2
2
Indra Wirdhana, dkk, “Buku Pegangan Kader BKR tentang Delapan Fungsi Keluarga”
(Cet.I; Jakarta: BKKBN, 2013) h. 6.
3
Republik Indonesi, “Undang-Undang No. 52 Tahun 2009, BAB I, Pasal.
4
Republik Indonesia, “Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 87 Tahun 2014”,
BAB I Pasal 2.
3
B. Rumusan Masalah
5
Muhammad Dani Somantri, dkk, “Analisis Hukum Kehamilan Perkawinan Usia Dini
Perspektif Istihsan Sebuah Upaya Membangun Keluarga Berkualitas”, Jurnal Kajian Hukum Islam,
Vol. 3, No. 2, Desember 2018, h. 205.
6
Republik Indonesia, “Undang-Undang Dasar 1945”, Pasal 28B.
4
C. Definisi Operasional
Berkaitan dengan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini yaitu
“Efektivitas Peran BKKBN Kecematan Sibulue Kabupaten Bone dalam Mewujudkan
Keluarga Berkualitas ditinjau dari Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang
Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga”. maka untuk
menyatukan persepsi dalam menafsirkan judul tersebut, penulis akan menjelaskan arti
dan maksud dari judul penelitian sebagai berikut:
1. Efektivitas
Efektivitas adalah serapan dari bahasa Inggris “Effective” yang artinya
berhasil dengan baik. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) menyatakan
bahwa efektivitas adalah wujud dari keefektifan. Dalam jurnal berjudul Efektivitas
Pemberdayaan Masyarakat oleh Iga Rosalina, pengertian efektivitas adalah unsur
untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan sebelumnya. Sebaliknya, apabila tujuan
tidak dapat tercapai sesuai yang direncanakan, maka itu bukan wujud keefektifan.
Kriteria atau ukuran efektivitas, dijelaskan oleh Richard M. Steers adalah berupa
pencapaian tujuan, integrasi, dan adaptasi. Efektivitas adalah suatu keadaan yang
menunjukkan sejauh mana rencana dapat tercapai. Semakin banyak rencana yang
dapat tercapai, semakin efektif pula kegiatan tersebut, sehingga kata efektiviats juga
diartikan sebagai tingkat keberhasilan yang dapat dicapai dari suatu cara atau usaha
tertentu sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.7
7
Laudia Tysara, “Pengertian Efektivitas adalah Unsur Mencapau Tujuan, Ketahui
Ukurannya”,https://hot.liputan6.com/read/4870774/pengertian-efektivitas-adalah-unsur-mencapai-
tujuan-ketahui-ukurannya”, diakses pada tanggal 20 Mei 2022 pukul 22.32 WITA.
5
8
M. Prawiro, “Pengertian Peran: Arti, Konsep, Struktur, dan Jenis Peran”,
https://www.maxmanroe.com/vid/sosial/pengertian-peran.html, diakses pada tanggal 06 Juni 2022
pukul 15.14 WITA.
9
Khoirunnisa Nur Fadhilah, ”Laporan Aktualisasi Peningkatan Pelayanan Data dan
Informasi Terpadu BKKBN Diy” (Cet.I; Jakarta BKKBN, 2019), h. 7-8.
6
10
“4 Arti Mewujudkan di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)”,
https://kbbi.lektur.id/mewujudkan, diakses pada tanggal 06 Juni 2022 pukul 16.59 WITA.
11
Yuliana, dkk, “Evaluasi Program Keluarga Berkualitas dalam Meningkatkan Kualitas
hidup masyarakat”, Jurnal Ilmiah Indonesia, Vol. 7, No. 3, Maret 2022, h. 2543.
7
perkawinan yang sah yang mempunyai ciri-ciri yaitu keluarga sejahtera, keluarganya
sehat, keluarganya maju, keluarganya mandiri dan memiliki jumlah anak yang ideal,
mempunyai wawasan luas, dan bertanggung jawab.
E. Orisinalitas Penelitian
Orisinalitas Penelitian atau kajian terdahulu merupakan uraian yang berisikan
tentang hasil kajian dan penelitian sebelumnya, yang berkaitan dengan topik
penelitian yang akan dilakukan. Bagian ini, perlu diuraikan hasil penelitian terdahulu,
yang lengkap dengan penjelasan tentang perbedaan variabel yang digunakan antara
penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan dilakukan. Adapun hasil-hasil
8
13
Riska Aprilia, “pengaruh program keluarga berencana terhadap efektivitas bkkbn dalam
menekan laju pertubuhan penduduk di kota makassar” (Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis,
Universitas Muhammadiyah Makassar, 2020).
10
F. Kerangka Pikir
Kerangka pikir merupakan kerdiagram (skema) yang menggambarkan alur
berpikir dalam menguraikan fokus masalah atau variabel judul.
Keluarga Berkualitas
G. Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan adalah pembagian atau pemetaan isi skripsi ke dalam
urutan bab dan sub-sub bab, sesuai dengan topik dan permasalahannya. Sistematika
pembahasan dalam penelitian ini terdiri atas 3 bagian yakni:
Bab I tentang pendahuluan. Bab ini terdiri dari beberapa sub bab, yaitu latar
belakang masalah, rumusan masalah, definisi operasional, tujuan dan kegunaan,
telaah pustaka, orisinalitas penelitian, kerangka pikir, dan sistematika pembahasan.
Hal ini dimaksudkan sebagai kerangka awal dalam mengantarkan isi pembahasan
kepada bab selanjutnya.
Bab II tentang Efektivitas Peran BKKBN Kecematan Sibulue Kabupaten
Bone Dalam Mewujudkan Keluarga Berkualitas ditinjau dari Undang-Undang Nomor
52 Tahun 2009 Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga.
Dalam bab ini terdiri dari 4 sub bab yakni tinjauan umum tentang pertumbuhan
penduduk, tinjauan umum tentang BKKBN, tinjauan umum tentang keluarga
berkualitas, dan tinjauan umum tentang Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009
Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga.
12
14
Melly Putri Amalini, ”Strategi BKKBN dalam Meningkatkan Pengguna Program Keluarga
Berencana di Kota Samarinda”, Jurnal Ilmu Pemerintahan, Vol.7, No.3, Agustus 2019, h. 1383
15
Rahmatullah,”pengaruh Penduduk Umur Produktif Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Indonesia”, Jurnal Vol. 6, No. 2 Juli-Desember 2015. h. 69
16
Republik Indonesi, “Undang-Undang No. 52 Tahun 2009, Bab IX, Pasal 56.
13
14
هّٰللا
ِ تُ َر ُّدوْ نَ اِ ٰلى ٰعلِ ِم ْال َغ ْيhوْ ۗنَ َو َسhhُوْ لُهٗ َو ْال ُمْؤ ِمنhيَ َرى ُ َع َملَ ُك ْم َو َر ُسhوقُ ِل ا ْع َملُوْ ا فَ َس
َّ ب َو
هَا َد ِةhالش
َم بِ َما ُك ْنتُ ْم تَ ْع َملُوْ ۚنhْ فَيُنَبُِّئ ُك
Terjemahnya:
“Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-
orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan
kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu
diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan”. 18
19
Mulyadi S, “Ekonomi Sumber Daya Manusia Dalam Perspektif Pembanguna” (Cet.I;
Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2003), h.4
20
Mita Noveria, dkk, “Pertumbuhan Penduduk dan Kesejahteraan” (Cet.I; Jakarta: LIPI
Press, anggota Ikapi, 2011), h.8.
16
21
Republik Indonesi, “Undang-Undang No. 52 Tahun 2009”, Bab.IV, Pasal 8.
17
23
Khoirunnisa Nur Fadhilah, ”Laporan Aktualisasi Peningkatan Pelayanan Data dan
Informasi Terpadu BKKBN Diy” (Cet.I; Jakarta BKKBN, 2019), h. 7-8.
24
BKKBN, ”Pedoman Pengolaan Bina Keluarga Remaja (BKR) (Cet.I; Jakarta: Direktor Bina
Ketahanan Remaja, 2012), h. 2.
25
Herdiana Ayu Susanti, “Strategi Komunikasi Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana Nasional (BKKBN)”, Jurnal Kmunikasi ASPIKOM, Vol. 2, No. 4, Januari 2015, h. 264.
20
antara kelahiran. Keluarga berencana adalah proses yang disadari oleh pasangan
untuk memutuskan jumlah dan jarak anak serta waktu kelahiran.26
Di dalam al-Qur‟an dan al-Hadis, yang merupakan sumber pokok hukum
Islam dan yang menjadi pedoman hidup bagi umat Islam tidak ada nash yang shahih
yang melarang ataupun yang memerintahkan ber-KB secara eksplisit. Karena itu,
hukum ber-KB harus dikembalikan kepada kaidah hukum Islam (kaidah fiqhiyah).
Adapun ayat Al-Qur‟an yang dapat dijadikan dalil untuk dibenarkan ber-KB
antara lain Allah berfirman dalam Q.S al-Baqarah/233 sebagai berikut:
ٗهhhَد لhِ ْوhhُا َعةَ ۗ َو َعلَى ْال َموْ لhَّض َ ا ِملَي ِْن لِ َم ْن اَ َرا َد اَ ْن يُّتِ َّم الرhhض ْعنَ اَوْ اَل َده َُّن َحوْ لَي ِْن َك ِ ْت يُر ُ َو ْال ٰولِ ٰد
وْ ٌدhhُ ِدهَا َواَل َموْ لhَض ۤا َّر َوالِ َدةٌ ۢبِ َول َ ُف اَل تُ َكلَّفُ نَ ْفسٌ اِاَّل ُو ْس َعهَا ۚ اَل ت ِ hۗ ِْر ْزقُه َُّن َو ِك ْس َوتُه َُّن بِ ْال َم ْعرُو
َ hَر فَاَل ُجنhٍ ا ُوh ا َوت ََشhhاض ِّم ْنهُ َم
احh ٍ َرh َصااًل ع َْن ت َ ِك ۚ فَاِ ْن اَ َرادَا ف َ ِث ِم ْث ُل ٰذل ِ ار ِ لَّهٗ بِ َولَ ِد ٖه َو َعلَى ْال َو
ف ِ hۗ ْال َم ْعرُوh ْ hِلَّ ْمتُ ْم َّمٓا ٰاتَ ْيتُ ْم بhاح َعلَ ْي ُك ْم اِ َذا َسh
َ hَ اَوْ اَل َد ُك ْم فَاَل ُجنhع ُْٓواhض ِ َْعلَ ْي ِه َما ۗ َواِ ْن اَ َر ْدتُّ ْم اَ ْن تَ ْستَر
هّٰللا هّٰللا
ِ ََواتَّقُوا َ َوا ْعلَ ُم ْٓوا اَ َّن َ بِ َما تَ ْع َملُوْ نَ ب
صيْر
Terjemahan:
Dan ibu-ibu hendaklah menyusui anak-anaknya selama dua tahun penuh, bagi
yang ingin menyusui secara sempurna. Dan kewajiban ayah menanggung
nafkah dan pakaian mereka dengan cara yang patut. Seseorang tidak dibebani
lebih dari kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita karena anaknya
dan jangan pula seorang ayah (menderita) karena anaknya. Ahli waris pun
(berkewajiban) seperti itu pula. Apabila keduanya ingin menyapih dengan
persetujuan dan permusyawaratan antara keduanya, maka tidak ada dosa atas
keduanya. Dan jika kamu ingin menyusukan anakmu kepada orang lain, maka
tidak ada dosa bagimu memberikan pembayaran dengan cara yang patut.
Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa
yang kamu kerjakan”.27
28
Ratu Matahari, dkk, “Buku Ajar Keluarga Berencana dan Kontrasepsi” (Cet.I; Yogyakarta:
CV. Pustaka Ilmu Group, 2018), h. 22-23.
29
Anieq Mumthi’ah Al Kautzar, dkk, “Kesehatan Perempuan dan Keluarga Berencana”
(Cet.I; Aceh: Yayasan Penerbit Muhammad Zaini, 2021, h.. 118-119
22
perkawinan yang sah dan bercirikan sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah
anak yang ideal, berwawasan ke depan, bertanggung jawab, harmonis dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa.30
Keluarga berkualitas diartikan juga sebagai satuan wilayah setingkat RW,
dusun atau setara yang memiliki kriteria tertentu di mana terdapat keterpaduan
program kependudukan, keluarga berencana, pembangunan keluarga dan
pembangunan sektor terkait yang akan dilaksanakan secara sistemik dan sistematis.
Keluarga berkualitas, mengevaluasi pelaksanaan program kampung keluarga
berkualitas dan upaya-upaya yang dilakukan untuk meningkatkan program kampung
keluarga berkualitas.
Keluarga Berkualitas juga dapat menjadi wahana pemberdayaan masyarakat
melalui berbagai macam program yang mengarah pada upaya merubah sikap,
perilaku, dan cara berpikir (mindset) masyarakat ke arah lebih baik, sehingga
kampung yang tertinggal dan terbelakang dapat sejajar dengan kampung-kampung
lainnya, masyarakat yang tidak memiliki kegiatan dapat bergabung dengan kelompok
kegiatan (POKTAN) kampung keluarga berkualitas, dan keluarga yang tidak
memiliki usaha dapat bergabung menjadi anggota usaha peningkatan pendapatan
keluarga sejahtera.31
Untuk mewujudkan keluarga berkualitas perlu adanya dukungan dari
orangtua. Orangtua berkewajiban dan bertanggung jawab untuk:
1. Mengasuh, memelihara, mendidik dan melindungi anak;
2. Menumbuh kembangkangkan anak sesuai dengan kemampuannya, bakat dan
minatnya;
3. Mencegah terjadinya perkawinan pada usia anak;
4. Memberikan pendidikan karakter dan penanaman nilai budi pakerti pada anak. 32
30
Republik Indonesi, “Undang-Undang No. 52 Tahun 2009, BAB I, Pasal 1 ayat (10).
31
Yuliana, dkk, “Evaluasi Program Keluarga Berkualitas dalam Meningkatkan Kualitas
hidup masyarakat”, Jurnal Ilmiah Indonesia, Vol. 7, No. 3, Maret 2022, h. 2543.
32
Ambar Rahayu, “Penanaman nilai-nilai Kesadaran Hukumsejak Dini dalam Keluarga”
(Jakarta: BKKBN, 2017), h. 27
23
7. Fungsi ekonomi
Keluarga adalah sebagai tempat utama dalam membina dan menanamkan
nilai-nilai yang berhubungan dengan keuangan dan pengaturan penggunaan keuangan
untuk memenuhi kebutuhan hidup dan mewujudkan keluarga sejahtera.
8. Fungsi pembinaan keluarga
Keluarga memiliki peran mengelola kehidupan dengan tetap memelihara
lingkungan di sekitarnya, baik lingkungan fisik maupun sosial, dan lingkungan
mikro, meso, dan makro.33
Penentu keberhasilan pelaksanaan fungsi keluarga ada di tangan orangtua.
Jika fungsi keluarga yang berjalan dengan baik dan optimal, selain berpengaruh
terhadap pembentukan sumberdaya manusia yang kualitas, juga dapat berpengaruh
terhadap kesuksesan dan kebahagiaan pernikahan. Sebaliknya, jika terjadi ketidak
berfungsian keluarga, maka akan berdampak buruk bagi hubungan antar anggota
keluarga, dimana tidak ada kehangatan dan dukungan antar anggota keluarga.
Islam memberikan perhatian yang sangat besar kepada pembinaan keluarga
(usrah). Keluarga merupakan basis dari (ummah) bangsa; dan karena itu keadaan
keluarga sangat menentukan keadaan ummah itu sendiri. Bangsa terbaik (khayr
ummah) yang merupakan (ummah wahidah) bangsa yang satu dan (ummah wasath)
bangsa yang moderat, sebagaimana dicita-citakan Islam hanya dapat terbentuk
melalui keluarga yang dibangun dan dikembangkan atas dasar mawaddah warahmah.
Berdasarkan sebuah hadis yang diriwayatkan Anas r.a, keluarga yang baik
memiliki empat ciri:
1. Keluarga yang memiliki semangat (ghirah) dan kecintaan untuk mempelajari dan
menghayati ajaran-ajaran agama dengan sebaik-baiknya untuk kemudian
mengamalkan dan mengaktualisasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
2. Keluarga di mana setiap anggotanya saling menghormati dan menyayangi; saling
asah dan asuh.
33
Tin Herawati, ”Penanaman dan Penerapan Nilai Karakter melalui 8 Fungsi Keluarga”
(Jakarta: BKKBN, 2017), h. 39-56
25
3. Keluarga yang dari segi nafkah (konsumsi) tidak berlebih-lebihan; tidak ngoyo
atau tidak serakah dalam usaha mendapatkan nafkah; sederhana atau tidak
konsumtif dalam pembelanjaan.
4. Keluarga yang sadar akan kelemahan dan kekurangannya; dan karena itu selalu
berusaha meningkatkan ilmu dan pengetahuan setiap anggota keluarganya melalui
proses belajar dan pendidikan seumur hidup (life longlearning), min al-mahdi ila
al-lahdi.34
34
Jito Subianto, “Peran Keluarga, Sekolah, dan Masyarakat dalam Pembentukan Karakter
Berkualitas”, Jurnal Penellitian Pendidikan Islam, Vol.8, No.2, Agustus 2013, h. 339.
26
3. Bahwa penduduk sebagai modal dasar dan faktor dominan pembangunan harus
menjadi titik sentral dalam pembangunan berkelanjutan karena jumlah penduduk
yang besar dengan kualitas rendah dan pertumbuhan yang cepat akan
memperlambat tercapainya kondisi yang ideal antara kuantitas dan kualitas
penduduk dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan;
4. Bahwa keberhasilan dalam mewujudkan pertumbuhan penduduk yang seimbang
dan mengembangkan kualitas penduduk serta keluarga akan memperbaiki segala
aspek dan dimensi pembangunan dan kehidupan masyarakat untuk lebih maju,
mandiri, dan dapat berdampingan dengan bangsa lain dan dapat mempercepat
terwujudnya pembangunan berkelanjutan;
5. Bahwa dalam mewujudkan pertumbuhan penduduk yang seimbang dan keluarga
berkualitas dilakukan upaya pengendalian angka kelahiran dan penurunan angka
kematian, pengarahan mobilitas penduduk, pengembangan kualitas penduduk
pada seluruh dimensinya, peningkatan ketahanan dan kesejahteraan keluarga,
penyiapan dan pengaturan perkawinan serta kehamilan sehingga penduduk
menjadi sumber daya manusia yang tangguh bagi pembangunan dan ketahanan
nasional, serta mampu bersaing dengan bangsa lain, dan dapat menikmati hasil
pembangunan secara adil dan merata;
6. bahwa Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1992 tentang Perkembangan
Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera belum mengatur secara
menyeluruh mengenai kependudukan dan pembangunan keluarga sesuai dengan
perkembangan kondisi saat ini pada tingkat nasional dan internasional sehingga
perlu dicabut dan diganti dengan Undang-Undang tentang Perkembangan
Kependudukan dan Pembangunan Keluarga;
7. bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut pada huruf a, huruf b, huruf c, huruf d,
huruf e dan huruf f, perlu membentuk Undang-Undang tentang Perkembangan
Kependudukan dan Pembangunan Keluarga;35
35
Jogloabang, “UU 52 tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan
Keluarga”,https://www.jogloabang.com/pustaka/uu-52-2009-perkembangan-kependudukan-
pembangunan-keluarga, diakses pada tanggal 05 Juni 2022, 13:49 WITA.
27
Pasal 3 (Prinsip)
36
Jogloabang, “UU 52 tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan
Keluarga”,https://www.jogloabang.com/pustaka/uu-52-2009-perkembangan-kependudukan
pembangunan keluarga”, diakses pada tanggal 12 Juni 2022, 22.25 WITA.
37
Republik Indonesi, “Undang-Undang No. 52 Tahun 2009, BAB I, Pasal 1 ayat (3).
38
Republik Indonesi, “Undang-Undang No. 52 Tahun 2009, BAB II, Pasal 2-4
28
Pasal 4 (Tujuan)
(1) Perkembangan kependudukan bertujuan untuk mewujudkan keserasian,
keselarasan, dan keseimbangan antara kuantitas, kualitas, dan persebaran
penduduk dengan lingkungan hidup.
(2) Pembangunan keluarga bertujuan untuk meningkatkan kualitas keluarga
agar dapat timbul rasa aman, tenteram, dan harapan masa depan yang
lebih baik dalam mewujudkan kesejahteraan lahir dan kebahagiaan
batin.
Perkembangan kependudukan berdasarkan Undang-Undang No. 52 Tahun
2009 tentang Perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga yang
berbunyi:
Pasal 17
Perkembangan kependudukan dilakukan untuk mewujudkan keserasian,
keselarasan, dan keseimbangan antara kuantitas, kualitas, dan persebaran
penduduk dengan daya dukung alam dan daya tamping lingkungan guna
menunjang pelaksanaan pembangunan nasional yang berkelanjutan.
Pasal 18
29
Pasal 19
(2) Pengendalian kuantitas penduduk berhubungan dengan penetapan
perkiraan:
1. Jumlah, struktur dan komposisi penduduk;
2. Pertumbuhan penduduk; dan
3. Persebaran penduduk
(3) Pengendalian kuantitas penduduk sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan sesuai dengan daya dukung alam dan daya tampung lingkungan
melalui:
1. Pengendalian kelahiran;
2. Penurunan angka kematian; dan
3. Pengarahan mobilitas penduduk.
(4) Pengendalian kuantitas penduduk sebagimana dimaksud pada ayat (2)
dilakukan pada tingkat nasional dan daerah secara berkelanjutan.
(5) Tata cara penetapan pengendalian kuantitas sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), ayat (2) dan ayat (3) ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
Pasal 20
Untuk mewujudkan penduduk tumbuh seimbang dan keluarga berkualitas,
pemerintahan menetapkan kebijakan keluarga berencana melalui
penyelenggaraan program keluarga berencana.
Pasal 21
(1) Kebijakan keluarga berencana sebagaimana di maksud pasal 20
dilaksanakan untuk membantu calon atau pasangan suami istri dalam
30
Pasal 22
(1) Kebijakan keluarga berencana sebagaimana dimaksud dalam Pasala 21
dilakukan melalui upaya:
a. Peningkatan keterpaduan dan peran serta masyarakat;
b. Pembinaan keluarga; dan
c. Pengaturan kehamilan dengan memperhatikan agama, kondisi
perkembangan sosial ekonomi dan budaya, serta tata nilai yang hidup
dalam masyarakat,
31
(2) Upaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disertai dengan komunikasi,
informasi dan edukasi.
(3) Kebijakan keluarga berencana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur
dengan peraturan pemerintahan.39
Pembangunan keluarga berdasarkan Undang-Undang No. 52 Tahun 2009
Tentang Perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga yang berbunyi:
Pasal 47
(1) Pemerintah dan pemerintahan daerah menetapkan kebijakan pembangunan
keluarga melalui pembinaan ketahanan dan kesejahteraan keluarga.
(2) Kebijakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dimaksudkan untuk
mendukung keluarga agar dapat melaksanakan fungsi keluarga secara
optimal.
Pasal 48
(1) Kebijakan pembangunan keluarga melalui pembinaan ketahanan dan
kesejahteraan keluarga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47
dilaksanakan dengan cara:
a. Peningkatan kualitas anak dengan pemberian akses informasi,
pendidikan, penyuluhan, dan pelayanan tentang perawaran,
pengasuhan dan perkembangan anak;
b. Peningkatan kualitas remaja dengan pemberian akses informasi,
pendidikan, konsling, dan pelayanan tentang kehidupan keluarga;
c. Peningkatan kualitas hidup lansia agar tetap produkif dan berguna bagi
keluarga dan masyarakat dengan pemberian kesempatan untuk
berperan dalam kehidupan keluarga;
d. Pemberdayaan keluarga rentan dengan memberikan perlindungan dan
bantuan untuk mengembangkan diri agar setara dengan keluarga
lainnya;
e. Peningkatan kualitas lingkungan keluraga;
39
Republik Indonesi, “Undang-Undang No. 52 Tahun 2009, BAB VI, Pasal 17-23.
32
40
Republik Indonesi, “Undang-Undang No. 52 Tahun 2009, BAB VII, Pasal 47-48.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif. Metode penelitian kualitatif
adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang
alamiah (natural setting), di mana peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik
pengumpulan data dilakukan secara trianggualasi, analisis data bersifat induktif dan
hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi. 41 Metode
ini bersifat deskriptif, dalam artian mendeskripsikan makna data atau fenomena yang
dapat ditangkap oleh pelaku riset, dengan menujukkan bukti-buktinya,
Jenis penelitian yang dilakukan penulis adalah penelitian lapangan (filed
research). Penelitian lapangan adalah penelitian yang dilakukan guna mempelajari
secara interaksi lingkungan, posisi, serta keadaan lapangan suatu unit penelitian.
Subjek penelitian dapat berupa individu, masyarakat, ataupun institusi.42 Dalam hal
ini peneliti melakukan wawancara kepada kepala BKKBN, sekretariat utama dan
berbagai deputi bidang BKKBN yang terkait dalam penulisan skripsi ini.
Selain itu, peneliti juga menggunakan penelitian kepustakaan (library
research), yaitu penulis mengkaji buku-buku terkait badan kependudukan dan
keluarga berencana (BKKBN) dalam mewujudkan keluarga berkualitas, norma-
norma Undang-Undang No 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan
dan Pembangunan Keluarga, dan berbagai sumber yang terkait dengan pembahasan
skripsi ini.
B. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian merupakan suatu tempat atau wilayah di mana penelitian
tersebut akan dilakukan, atau uraian mengenai lokasi penelitian Pendekatan
Penelitian hendaknya lengkap dan jelas. Adapun yang menjadi titik fokus dalam
41
Zuchri Abdussamad, “Metode Penelitian Kualitatif”, (Cet.I; Makassar: Syakir Media Press,
Desember 2021), h. 79.
42
Suyitno, “Metode Penelitian Kualitatif Konsep, Prinsip dan Operasionalnya” (Cet.I;
Malang: Akademua Pustaka, Mei 2018), h. 90.
33
34
penelitian ini sebagai titik penelitian adalah di Kantor BKKBN Sibulue, Kecamatan
Sibulue, Kabupaten Bone.
C. Pendekatan Penelitian
1. Pendekatan yuridis normatif adalah bukti istilah “hukum” dimaknai bukan
sebagai peraturan tetapi keteraturan, sudut pandang demikian adalah sudut
pandang Sosiologi Hukum. Bahan-bahan yang diteliti adalah bahan hukum
primer, sekunder dan tersier.43 Pada penelitian ini mengkaji keteraturan
dengan cara memadukan antara ketentuan hukum atau peraturan perundang-
undangan yang menjadi landasan mewujudkan keluarga berkualitas.
2. Pendekatan yuridis empiris adalah penelitian yang harus dicari melalui
pengamatan atau pelaksanaan hukum di masyarakat atau lembaga hukum.44
Pendekatan ini digunakan untuk melihat aspek hukum dalam interaksi sosial
di dalam masyarakat.
D. Data dan Sumber Data
1. Data
Data adalah sebuah model yang jalin-menjalin di antara keduanya sejak awal.
Kunjungan lapangan dilakukan secara berkala dan diselang-selang dengan saat
diadakannya pengumpulan data serta penyajian data, untuk penarikan kesimpulan-
kesimpulan itu baik melalui analisis yang lain dalam pengadaan data besar maupun
melalui babak baru pengumpulan data.45
2. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana saja data dapat
diperoleh. Adapun sumber data yang dugunakan dalam penelitian ini yaitu:
a. Data Primer yaitu data yang berasal dari data langsung lapangan yang
diperoleh dari responden dan informan. Sumber data primer juga
merupakan data yang diperoleh dari sumber utama. Sumber data primer di
43
Asmak UI hosnah, dkk, “Karakteristik Ilmu Hukum dan Metode Penelitian Hukum
Normatif”, (Cet.I; Jakarta dan Bogor: PT RajaGrafindo Persada, Juni 2021), h. 335.
44
Muhaimin, “Metode Penelitian Hukum” (Cet.I; Mataram: Mataram University Press, Juni
2020), h. 59.
45
Suyitno, “Metode Penelitian Kualitatif Konsep, Prinsip dan Operasionalnya”, h. 138.
35
maksud bias diperoleh dari responden, dan informan serta nara sumber
atau wawancara, observasi dan daftar pertanyaan. 46 Adapun yang menjadi
sumber data primer pada penelitian ini adalah seluruh karyawan BKKBN
Sibulue.
b. Data sekunder adalah data yang sudah diolah dan didokumentasikan
sehingga merupakan data yang siap pakai atau siap saji. 47 Hasil pnelitian
dalam bentuk laporan, skripsi, tesis, disertai peraturan perundang-
undangan. Sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah data yang
memberikan dan melengkapi serta informasi terkait dengan objek
penelitian termasuk Peraturan Perundang-undangan yaitu Undang-Undang
No. 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan
Pembangunan Keluarga.
E. Instrument Penelitian
Instrument penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena
alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik fenomena ini disebut variable
penelitian.48 Dengan menggunakan alat-alat tersebut data dikumpulkan. Instrumen
sebagai alat pengumpulan data harus betul-betul dirancang dan dibuat sedemikian
rupa sehingga menghasilkan data empiris sebagaimana adanya. Dalam rangka
mempermudah perolehan data yang diperlukan di lapangan atau lokasi penelitian,
instrumen penelitian yang digunakan adalah:
1. Pedoman observasi yaitu mengumpulkan data dan mengamati serta mencatat
secara sistematis gejala-gejala atau fenomena-fenomena yang akan diteliti
oleh penelitian di Kantor BKKBN Sibulue, Kecamatan Sibulue, Kabupaten
Bone.
2. Pedoman wawancara yaitu daftar pertanyaan yang akan diajukan pada saat
wawancara berlangsung untuk mengumpulkan data yang dilakukan secara
lisan dalam pertemuan tatap muka baik secara individu maupun kelompok.
46
Muhaimin, “Metode Penelitian Hukum”, h. 124.
47
Asmak UI hosnah, dkk, “Karakteristik Ilmu Hukum dan Metode Penelitian Hukum
Normatif”, h 352
48
Sugiyono, “Metode Penelitian Kauntitstif Kualitatif dan R & D”, (Cet.XIX; Bandung:
Alfabeta, Oktober 2013), h. 102.
36
52
Zuchri Abdussamad, “Metode Penelitian Kualitatif”, h. 149.
53
Muhaimin, “Metode Penelitian Hukum”, h. 106.
54
Janu Murdiyatmoko, Sosiologi (memahami dan mengkaji masyarakat) (Bandung: PT
Grafindo Media Pratama, 2017), h. 100.
55
Janu Murdiyatmoko, Sosiologi (memahami dan mengkaji masyarakat), h. 100.
38
Pada penelitian ini, data yang telah di dapatkan dari hasil wawancara dari
sumber tulisan maupun dari sumber pustaka, penulis menggunkan teks yang bersifat
naratif.
3. Penarikan kesimpulan (conculation drawing/ferification)
Langkah terakhir yang dilakukan dalam analisis data kualitatif adalah
penarikan kesimpulan/verifikasi. Dari permulaan pengumpulan data, peneliti mulai
mencari arti tentang hal yang telah dicatat atau disusun menjadi suatu konfigurasi
tertentu. Pengolah data kualitatif tidak akan menarik kesimpulan secara tergesa-gesa,
tetapi, secara bertahap dengan tetap memperhatikan perkembangan perolehan data.
Penarikan kesimpulan dalam kegiatan ini adalah suatu kegiatan dalam pembentukan
konfigurasi yang utuh.56
56
Janu Murdiyatmoko, Sosiologi (memahami dan mengkaji masyarakat), h. 101.
DFTAR PUSTAKA
A. Buku-Buku
BKKBN. Pedoman Pengolaan Bina Keluarga Remaja (BKR). Cet.I; Jakarta: Direktor
Bina Ketahanan Remaja, 2012.
Hosnah, Asmak UI. Dkk. Karakteristik Ilmu Hukum dan Metode Penelitian Hukum
Normatif. Cet.I; Jakarta dan Bogor: PT RajaGrafindo Persada, Juni 2021.
Matahari, Ratu. Dkk. Buku Ajar Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Cet.I;
Yogyakarta: CV. Pustaka Ilmu Group, 2018.
Noveria, Mita. Dkk. Pertumbuhan Penduduk dan Kesejahteraan. Cet.I; Jakarta: LIPI
Press, anggota Ikapi, 2011.
Prijatni, Ida & Sri Rahayu. Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana. Cet.I;
Jakarta Selatan: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2016.
39
40
Utami, Inggita & Ichsan Luqmana Indra Putra. Ekologi KUantitatif, Metode Sampling
dan Analasisi Data Lapangan. Yogyakarta: K-Media, April 2020.
Wirdhana, Indra. Dkk. Buku Pegangan Kader BKR tentang Delapan Fungsi
Keluarga. Cet.I; Jakarta: BKKBN, 2013.
Sada, Heru Juabdin. Manusia Dalam Perspektif Agama Islam. Jurnal pendidikan
Islam, Vol.7, No.1, Mei 2016.
Somantri, Muhammad Dani. Dkk. Analisis Hukum Kehamilan Perkawinan Usia Dini
Perspektif Istihsan Sebuah Upaya Membangun Keluarga Berkualitas. Jurnal
Kajian Hukum Islam, Vol.3, No.2, Desember 2018.
D. Internet