Anda di halaman 1dari 34

MAKALAH

AL-QUR’AN DAN PENCIPTAAN MANUSIA


Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah : Al-
Qur’an dan Saintek

Dosen Pengampu :
SOFAN RIZQI, Alh., S.Pd.I., M.Pd

Disusun Oleh :

MA’MUN AHMAD
2017130001

PRODI ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU


KOMPUTER UNIVERSITAS SAINS AL-QUR’AN
JAWA TENGAH DI WONOSOBO
2023
1
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kita ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kita
semua kesehatan sehingga kita masih tetap bisa mengagungkan nama-Nya dan diberikan
kesempatan untuk menikmati indahnya ciptaan-Nya.

Sholawat dan salam tetaplah kita curahkan kepada junjungan kita Baginda
Rosulullah Muhammad Saw yang telah membimbing kita untuk tetap berada di agama
yang lurus ini, semoga kita tetap berada di bawah sunnahnya.
Kami beryukur atas Rahmat-Nya yang telah memberi kami kemudahan untuk
menyelesaikan makalah dengan judul “Al-Qur’an dan Penciptaan Mansia”. Dalam
makalah ini kami mencoba untuk menjelaskan tentang keterkaitan Al-Qur’an dengan
Penciptaan Manusia, sebagai tugas mata kuliah Al-Qur’an dan Saintek.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang disebabkan oleh
kelalaian dan keterbatasan waktu,tenaga dan juga kemampuan dalam penyusunan
makalah ini.oleh karena itu penulis meminta maaf yang sebesar-besarnya apabila
terdapat banyak kekurangan dan kesalahan.

Wonosobo, 16 September 2023

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................2
DAFTAR ISI....................................................................................................................3
BAB I................................................................................................................................4
PENDAHULUAN............................................................................................................4
1.1. Latar Belakang...................................................................................................4
1.2. Rumusan Masalah..............................................................................................4
1.3 Tujuan......................................................................................................................5
BAB II...............................................................................................................................6
PEMBAHASAN...............................................................................................................6
2.1 Proses Penciptaan Manusia berdasarkan Al-Qur’an...........................................6
2.2 Proses Penciptaan Manusia berdasarkan Hadits...............................................17
2.3. Tinjauan Proses Penciptaan Manusia Berdasarkan Sains Modern........................22
BAB III...........................................................................................................................30
PENUTUP......................................................................................................................30
3.1 Kesimpulan......................................................................................................30
3.2 Saran................................................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................32

3
BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Manusia adalah makhuk-Nya yang paling sempurna dan sebaik-baik


ciptaan dibandingkan makhluk-makhluk-Nya yang lain. Manusia dilengkapi akal
untuk berfikir yang membedakannya dengan binatang. Mengenai proses kejadian
atau penciptaan manusia, dalam Al-Qur’an diterangkan bahwa manusia diciptakan
dari tanah dengan bentuk yang sebaik-baiknya kemudian ditiupkan ruh kepadanya
hingga menjadi hidup.

Banyak ahli ilmu pengetahuan mendukung teori evolusi yang mengatakan


bahwa manusia berasal dari makhluk yang mempunyai bentuk maupun
kemampuan yang sederhana kemudian mengalami evolusi dan kemudian menjadi
manusia seperti sekarang ini. Di lain pihak banyak ahli agama yang menentang
adanya teori proses manusia tersebut. Khususnya agama Islam yang meyakini
bahwa manusia yang pertama diciptakan adalah Nabi Adam, a.s. disusul Siti
Hawa kemudian keturunan-keturunannya hingga menjadi banyak seperti sekarang
ini. Banyak sekali informasi dan pendapat yang berbeda mengenai proses
penciptaan manusia. Oleh karena itu, kami akan membahas proses penciptaan
manusia berdasarkan Al- Qur’an, Hadits, dan Ilmu Pengetahuan atau Sains.

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan Masalah dalam makalah ini adalah:

1. Bagaimana proses penciptaan manusia berdasarkan Al-Qur’an dan


penjelasannya?
2. Bagaimana proses penciptaan manusia berdasarkan Hadits dan
penjelasannya?
3. Bagaimana tinjauan proses penciptaan manusia berdasarkan Sains
modern?

4
1.3 Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai dengan penyusunan makalah ini adalah :


1. Mengetahui proses penciptaan manusia berdasarkan Al-Qur’an dan
penjelasannya
2. Mengetahui proses penciptaan manusia berdasarkan Hadits dan
penjelasannya
3. Mengetahui tinjauan proses penciptaan manusia berdasarkan
Sains modern

5
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Proses Penciptaan Manusia berdasarkan Al-Qur’an

Keterangan tentang penciptaan manusia selanjutnya yang merupakan


keturunan Nabi Adam AS juga dijadikan dari saripati tanah, dinyatakan dalam
Surah Al Mu’minun ayat 12-14 :

Artinya : “Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia itu dari saripati


tanah. Kemudian kami jadikan saripati tanah itu menjadi suatu tetesan (nutfah)
yang tersimpan di tempat yang aman dan kokoh. Kemudian tetesan (nutfah) itu
kami olah menjadi struktur darah, dan struktur itu kami olah menjadi segumpal
daging, lalu segumpal daging itu kami olah menjadi tulang belulang, selanjutnya
tulang belulang itu kami bungkus dengan daging, selanjutnya kami jadikan
makhluk yang berbentuk lain dari yang sebelumnya, Maha Suci Allah pencipta
yang paling baik.” (QS Al-Mu’minuun 12-14)
 Berdasarkan Tafsir Ibnu Katsir

QS. Al Mu’minun:12

Status Hadits:Shahih: Muslim (4969)

Imam Ahmad berkata : Yahya bin Sa’id menceritakan kepada kami,


Auf menceritakan kepada kami, Qasamah bin Zuhair menceritakan kepada
kami dari Abu Musa, dari Nabi SAW, beliau bersabda, “Sesungguhnya Allah
telah

6
menciptakan Adam dari segenggam tanah yang digenggam-Nya dari seluruh
bumi. Maka lahirlah anak-cucu Adam seperti bentuk tanah. Di antara mereka ada
yang berkulit merah, putih, hitam dan diantara itu, ada yang jahat, ada yang baik
da nada yang di antara itu.”1

Status Hadits:Shahih: Riwayat Al-Bazzar. Lihat Shahihul Jami’ no: 4560

Dari Hudzaifah bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Setiap kalian adalah


keturunan Adam, dan Adam diciptakan dari debu, hendaklah suatu kaum benar-
benar berhenti membanggakan nenek moyang mereka atau mereka benar-benar
akan menjadi sesuatu yang lebih hina dalam pandangan Allah daripada keik.”2

Status Hadits: Shahih: riwayat Imam Muslim. Lihat Shahihul Jami’ no:3232)

Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Allah ‘Azza


Wajalla menciptakan Adam sesuai dengan bentuknya. Panjangnya enam
puluh hasta. Tatkala Dia selesai menciptakannya, Dia berfirman, ‘Pergilah,
sampaikan salam kepada sekelompok malaikat yang duduk itu. Kemudian
dengarkanlah ucapan salam yang akan mereka sampaikan kepadamu; karena
sesungguhnya jawaban salam mereka itu adalah penghormatan buatmu dan
buat keturunanm. ‘Kemudian Adam pergi (menuju mereka), lalu
mengucapkan, ‘ASSALAMUALAIKUM.’ Maka mereka menjawab,
‘ASSALAMU’ALAIKA WA RAHMATULLAAH.’ Mereka menambahkan
ucapannya dengan, ‘WARAHMATULLAH.’ Jadi, setiap orang yang masuk
surga berbentuk seperti Adam. Panjangnya enam puluh hasta. Setelah itu
penciptaan (bentuk) tidak pernah berkurang hingga sekarang.”3

Status Hadits: Shahih: riwayat Imam Tirmidzi dan Imam Hakim dalam al-
Mustadrak. Lihat Shahihul Jami’ no: 5206

Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Ketika Allah


menciptakan Adam, dia mengusap punggungnya lalu lahirlah dari punggungnya
setiap jiwa yang diciptakan-Nya dari keturunannya hingga hari Kiamat, dan
meletakkan pelita dari cahaya di antara dua mata setiap insan dari kalangan
mereka,

1
Salim Bahreisy, Terjemah Ringkas Tafsir Ibnu Katsir Jilid 5, (Surabaya:Bina Ilmu, 1990), hlm.
72
2 Ibid, hlm. 72
3 3 Ibid, hlm. 72

7
lalu mereka ditampakkan kepada Adam. Kemudian ia bertanya, ‘Wahai Rabbku,
siapa mereka itu.’Allah menjawab, ‘Mereka adalah keturunanmu. ‘Lalu ia melihat
seorang laki-laki di antara mereka lantas mereka dibuat kagum oleh pelita yang
ada diantara dua matanya. Kemudian ia bertanya (lagi), ‘Wahai Rabbku, siapa
ini?’ Jawab-Nya, ‘Ini adalah seorang laki-laki dari kalangan umat-umat terakhir
yang termasuk keturunanmu yang bernama Daud. ‘Kemudian (Adam) bertanya
(lagi), ‘Wahai Rabbku, berapa usianya yang telah Engkau tetapkan (baginya)?
‘Allah menjawabnya: ‘Enam puluh tahun.’ Ia berkata, ‘Wahai Rabbku, tambahkan
padanya dari usiaku dari usiaku empat puluh tahun!’ Ketika usia Adam berakhir
datanglah malaikat Maut kepadanya, (Adam) berkata, ‘Bukankah usiaku masih
tersisa empat puluh tahun?’ Dijawab, ‘Bukankah sudah engkau berikannya kepada
anakmu, Daud?’ Kemudian Adam membantag lalu keturunannya membunuh
(pula), ia lupa maka keturunannya lupa (juga), dan ia berbuat salah maka
keturunannya berbuat salah.”4

QS. Al Mu’minun:13

Status Hadits: Shahih: At-Tirmidzi (2955), Abu Daud (4693) dan Ahmad
(Musnad:4/400)/ Shahih menurut Al-Albani (Shahih Jami’:1759)

Dari Al A’raj dari Abu Hurairah, ia berkata, Rasulullah SAW pernah


bersabda, “Seluruh jasad anak Adam akan binasa kecuali tulang ekor, daripadanya
ia diciptakan, dan darinya pula ia akan disusun kembali.”5

QS. Al Mu’minun:14

Status Hadits:Al Bukhari (4554) dan Muslim (3253)

Imam Ahmad berkata: Abu Mu’awiyah menceritakan kepada kami, Al


A’masy menceritakan kepada kami dari Zaid bin Wahb, dari Abdullah –yaitu Ibnu
Mas’ud RA – ia berkata : Rasulullah SAW telah menceritakan kepada kami, dan
beliau adalah orang yang benar lagi dibenarkan, “Sesungguhnya penciptaan setiap
orang dari kalian (dengan) dihimpun di dalam perut ibunya selama empat puluh
hari. Kemudian dia menjadi ‘alaqah (sepotong daging) selama itu pula, kemudian

4
Ibid, hlm. 73
5
Ibid, hlm. 73

8
menjadi mudhghah (segumpal darah) selama itu pula. Kemudian diutuslah
kepadanya seorang malaikat dan meniupkan ruh kepadanya lalu diperintahkan
untuk (menulis) empat kalimat (perkara); rejekinya, ajalnya, amal perbuatannya,
dan apakah dia tergolong orang yang celaka atau orang yang bahagia. Maka demi
dzat yang tiada Tuhan selain Dia, sesungguhnya seseorang diantara kalian selalu
beramal dengan amal perbuatan ahli surga hingga tersisa antara dirinya dengan
surga jarak satu hasta. (Namun) Ketetapan Allah telah mendahuluinya sehingga di
akhir (hayatnya) melakukan perbuatan ahli neraka, sehingga memasukinya. Dan
seseorang selalu beramal dengan perbuatan ahli neraka, sehingga tersisa antara
dirinya dengan neraka jarak satu hasta. (Namun) ketetapan Allah telah
mendahuluinya sehingga mengakhiri hayatnya dengan perbuatan ahli surga,
sehingga dia memasukinya.”6

‫َولَقَ ْد َخلَ ْقنَا ااْل ِ ْن َسانَ ِم ْن س ُٰللَ ٍة ِّم ْن ِط ْي ٍن‬


‫ار َّم ِك ْي ٍن‬ ٍ ‫طفَةً فِ ْي قَ َر‬ ْ ُ‫ثُ َّم َج َع ْل ٰنهُ ن‬
‫هّٰللا‬ ۗ ٰ ْ ٰ ‫ْأ‬ ُ ٰ ْ ٰ ْ ْ ْ ْ ْ ُّ‫ثُ َّم خَ لَ ْقنَا الن‬
ُ َ‫ارك‬ َ َ‫طفَةَ َعلَقَةً فَ َخلَقنَا ال َعلَقَةَ ُمضْ َغةً فَ َخلَقنَا ال ُمضْ َغةَ ِعظ ًما فَ َك َسوْ نَا ال ِعظ َم لَحْ ًما ث َّم اَ ْن َش نهُ خَ لقًا ا َخ َر فَتَب‬
َ‫اَحْ َسنُ ْال ٰخلِقِ ْي ۗن‬
َ‫ك لَ َميِّتُوْ ن‬َ ِ‫ثُ َّم اِنَّ ُك ْم بَ ْع َد ٰذل‬
َ‫ثُ َّم اِنَّ ُك ْم يَوْ َم ْالقِ ٰي َم ِة تُ ْب َعثوْ ن‬
ُ
 Berdasarkan Tafsir Al-Maraghi

Dalam Tafsir Al-Maraghi, periodisasi Kejadian manusia dituliskan dalam


surat Al Mu’minun ayat 12-16

Artinya:

(12) “Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu


saripati (berasal) dari tanah.

(13) Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam
tempat yang kokoh (rahim).

(14) Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal
darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan
tulang belulang, lalu tulang-belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian

6
Ibid, hlm. 74
9
Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah,
Pencipta Yang Paling Baik.

(15) Kemudian, sesudah itu, sesungguhnya kalian benar-benar akan mati.

(16) Kemudian, sesungguhnya kalian akan dibangkitkan (dari kubur kalian)


di hari kiamat.”

Penafsiran Kata-kata Sulit7

As-Sulaalah : Apa saja yang dicabut dan dikeluarkan dari


sesuatu. Kadang bersifat disengaja, seperti saripati sesuatu seperti buih susu,
kadang pula bersifat tidak disengaja, seperti tahi kuku dan debu rumah.

Qaraar : Tempat menetap.

Makiin : Yang Kokoh.

Al-‘Alaqah : Darah beku.

Al-Mudghah : Sepotong daging sebesar apa yang bisa dikunyah.

Tabaarakallaah : Maha Tinggi dan Maha Suci Allah

Pengertian Secara Umum8

Setelah menceritakan keadaan orang-orang yang berbahagia dan


beruntung, selanjutnya Allah menceritakan permulaan dan kesusahan mereka serta
kesudahan selain mereka di antara umat manusia. Ayat-ayat ini menunjukkan
keagungan pemberian Allah dan menganjurkan manusia untuk memiliki sifat-sifat
terpuji dan segala taklif. Selanjutnya, Allah menjelaskan bahwa semua itu
berkesudahan pada suatu batas, yaitu hari kiamat pada hari kalian dibangkitkan
dan dihisab, atas amal yang telah kalian perbuat. Jika amal itu baik, maka
balasannya pun baik; dan jika buruk, maka balasannya buruk pula.

7
Terjemahan Ahmad Musthafa, Terjemah Tafsir Al-Maraghi, (Semarang:Toha Putra, 1974),
hlm. 11.
8
Ibid, hlm. 12

10
Penjelasan

Sesungguhnya Kami telah menciptakan asal jenis ini dan individunya yang
pertama, yaitu Adam as., dari saripati tanah pilihan yang tidak kotor.

Sekelompok mufassir berpendapat bahwa yang dimaksud dengan manusia


di sini ialah Adam. Mereka mengatakan bahwa air mani lahir dari darah yang
terjadi dari makanan, baik yang bersifat hewani maupun yang bersifat nabati.
Makanan yang bersifat hewani akan berakhir pada makanan yang bersifat nabati,
dan tumbuh-tumbuhan lahir dari saripati tanah dan air. Jadi, pada hakikatnya
manusia lahir dari saripati tanah, kemudian saripati itu mengalami perkembangan
kejadian hingga menjadi air mani.

Kemudian Kami jadikan keturunannya dari air mani yang terdapat pada
tulang rusuk bapak, kemudian dilemparkan ke dalam rahim hingga menetap di
suatu tempat yang sangat kokoh sejak masa hamil sampai bersalin.9

Serupa dengan ayat tersebut ialah firman Allah:

“Bukankah Kami menciptakan kalian dari air yang hina, kemudian kami
letakkan dia dalam tempat yang kokoh (rahim).” (Al-Mursalat,77:20-21)

Kemudian Kami ubah air mani itu dari sifatnya yang kedua menjadi sifat
darah yang beku.

Kemudian darah beku itu Kami jadikan sepotong daging sebesar apa yang
bisa dikunyah.

9 Ibid, hlm.
12

11
Kemudian, segumpal daging itu Kami jadikan sedemikian rupa dan
bagian- bagiannya kami uraikan. Maka, bagiannya yang termasuk anasir dalam
pembentukan tulang, Kami jadikan tulang; dan yang termasuk substansi daging,
Kami jadikan daging. Sedangkan zat-zat makanan meliputi semua itu dan tersebar
di dalam darah. Karena itu, Allah berfirman:

Maka Kami jadikan daging itu sebagai penutupnya, dalam arti ia menutupi
tulang, sehingga menyerupai pakaian yang menutupi tubuh.

Kemudian Kami jadikan dia makhluk lain yang berbeda sama sekali
dengan kejadiannya yang pertama, karena kami meniupkan ruh padanya dan
menjadikannya hewan_ setelah sebelumnya menyerupai benda mati_ yang bisa
berbicara, mendengar dan melihat, serta Kami titipkan padanya sekian banyak
keanehan, baik lahir maupun batin.10

Ulama mengatakan, seluruh anggota tubuh manusia dapat dibagi secara


detail berdasarkan perbandingan tertentu dengan menggunakan aturan jengkalnya.
Panjangnya adalah delapan jengkal menurut ukurab jengkal-nya. Apabila dia
mengulurkan tangannya ke atas, maka menjadi sepuluh jengkat menurut
uurannya. Dan apabila merentangkan kedua tangannya ke samping kiri dan kanan,
maka panjang keduanya sama dengan tingginya. Oleh karena itu, orang-orang
Mesir menjadikan setiap siku-siku pyramid terbesar di Jizah seribu jengkal
manusia

Maka, Maha Suci Tuhan Kami Yang Maha Kuasa. Dia adalah Pengukur
dan Pembentuk yang Paling Baik.

10 Ibid, hlm.
13

12
Diriwayatkan dari Anas, bahwa Umar berkata : Tuhanku menyetujuiku
dalam empat perkara. Aku berkata: “Ya Rasulullah, sekiranya kita salat di
belakang maqam (Ibrahim) adalah lebih baik.” Maka Allah menurunkan ayat:

“Dan jadikanlah sebagian maqam Ibrahim tempat salat.” (Al-


Baqarah,2:125)

Kemudian aku berkata, “Ya Rasulullah, sekiranya engkau membuatkan


hijab untuk istri-istrimu, (niscaya itu lebih baik), karena orangyang masuk ke
rumahmu ada yang baik ada pula yang jahat.” Maka Allah menurunkan ayat:

“Apabila kalian meminta suatu (keperluan) kepada mereka (istri-istri


nabi), maka mintalah dari belakang tabir.” (Al-Ahzab,33:53).

Aku berkata kepada istri-istri nabi SAW., Apakah kalian akan berhenti
berbicara ataukah Allah memberinya istri-istri yang lebih baik dari pada kalian?!”
Maka Allah menurunkan ayat:11

“Jika Nabi menceraikan kalian, boleh jadi Tuhannya..” (At-Tahrim,66:5)

“Dan sesungguhnya Kami menciptakan manusia dari suatu saripati_sampai


firman-Nya.”

“Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain.”

Lalu aku mengucapkan:

11 Ibid, hlm.
14

13
“Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta yang Paling Baik.”

Kemudian Rasulullah saw. Bersabda: “Demikianlah ayat-ayat itu di


turunkan, ya Umar.” (Hadits ini dikeluarkan oleh At-Tayalisi).

Kemudian setelah kejadian pertama dari sebelumnya tidak ada, kalian akan
mati.

Kemudian pada hari kiamat kalian akan dibandkitkan dari kubur untuk
dihisab, lalu diberi balasan berupa pahala atau siksa, karena setiap orang akan
mendapat balasan amalnya. Jika amal itu baik, maka baik pula balasannya. Dan
jika amal itu buruk, maka buruk pula balasannya.

Ringkasan: Setelah menerangkan bahwa Dia membeankan taklif kepada


hamba-hamba-Nya, sebagaimana telah disebutkan, selanjutnya Dia menjelaskan
bahwa pelaksanaan seluruh taklif merupakan ungkapan rasa syukur kepada
Tuhannya yang telah menjadikannya pada kali yang pertama dan membolak-
balikkannya dalam berbagai perkembangan hingga mengantarkannya kesuatu
perkembangan yang merupakan puncak kesempurnaannya, sehingga mampu
mengemban seluruh taklif itu. Pada akhirnya, dia mesti sampai pada suatu
perkembangan tempat dia berhak menerima balasan atas apa yang dibebankan
kepadanya, yaitu periode pembangkitan setelah mati pada hari kiamat.12

DR. Ahmad Muhammad Kamal mengatakan dalam majalan Ad-Duktur :


Kata turab atau tin yang terdapat di dalam Al-Qur’an datang dengan arti yang
majazi. Karenam, manusia bahkan seluruh makhluk hidup, secara kimiawi terdiri
atas anasir pertama yang dihimpun oleh Al-Khaliq SWT. Dan disusun dalam
bentuk zat kimia yang kokoh, yaitu protoplazma, yakni materi vital yang
daripadanya tersusunlah sel-sel dan jaringan hewani dan nabati. Materi vital
ini terdiri dari

12 Ibid, hlm.
15

14
anasir: oksigen, hydrogen, karbon, gas, belerang, pospor, kalsium, sodium, klor,
besi, tembaga dan lain-lain.

Jika kita memperhatikan tanah, kemudian menguraikan zatnya, maka kita


akan mendapatinya mengandung anasir pertama yang sama seperti tersebut.

Tidak ada yang dapat lebih membuktikan bahwa ungkapan Al-Quran itu
bersifat majazi daripada kenyataan bahwa tubuh manusia atau hewan atau
tumbuh- tumbuhan setelah mati berubah menjadi debu atau tanah dengan
membawa anasir yang sama.

Dalam majalah yang sama, DR. Salim Muhammad mengatakan bahwa al-
khalq (penciptaan) dalam firman Allah : inna khlaqnakum min turabin kadang
menunjuk kepada penciptaan Adam saja, dan kadang berarti bahwa air mani pada
setiap laki-laki dan wanita adalah hasil dari proses makanan yang dimakan oleh
manusia atau tubuh. Sumber makanan ini berasal dari tanah. Nutfah adalah air
mani laki-laki dan sel telur wanita. Apabila terjadi perkawinan antara air mani
laki-laki dan sel telur itu serta sel telur mulai terbagi, maka mulailah
perkembangan darah beku, yaitu sel-sel hidup yang kepadanya telur terbagi
setelah perkawinannya. Dinamakannya perkembangan ini dengan ‘alaqah (darah
beku) karena adanya keserupaan yang besar antara darah dengan lintah air.

Masa perkembangan darah beku dalam kehidupan janin mencapai empat


minggu, kemudian berkembang menjadi mudgah (sepotong daging) karena serupa
benar dengan sepotong daging yang bisa dimamah dan masa perkembangannya
mencapai tiga sampai sepuluh minggu. Sesudah itu, mulai tampak sel-sel tulang,
lalu daging, yakni otot-otot yang membungkus tulang.

Firman Allah: berarti sel-sel dan dari berbagai perkembangan ini Allah
mengeluarkan bagi kita bentul insani yang indah ini, yang menyaksikan
kekuasaan dan keagungan Pencipta.13

Dan firman-Nya : al-qarar al-makin berarti tempat menatap yang kokok,


yakni rahim. Orang yang mempelajari anatomi rahim dan tempatnya yang kokoh

13 Ibid, hlm.
16

15
di bagian bawah perut wanita, dan melihat tempat itu mempunyai dinding yang
lebar dan dalam, kemudian melihat jaringan yang lebar dan jaringan yang bundar,
serta bagian-bagian dari priton yang mengikat rahim dengan gelembung kencing
dan otot yang lurus, semuanya memelihara keseimbangan dan menguatkan rahim
serta menjaganya dari miring atau jatuh, lalu memanjang bersamanya apabila
rahim naik sejalan dengan bertambahnya usia kehamilan dan bertahap memendek
secara alami setelah bersalin, demikian pula orang yang membpelajari bagaimana
kolam membentuk tulangnya, niscaya dia akan mengetahui dengan jelas
kebenaran firman Allah:

Demikian pula pada rahim terdapat cairan aminos di dalam kantung air,
tempat janin berenang. Cairan ini melindungi janin dari berbagai benturan dan
guncangan keras yang diterima ibu yang kadang-kadang sampai padanya lalu
menyakitinya, jikalau cairan ini tidak menenangkan dan tidak melemahkan
kekuatan benturan tersebut. Di samping itu, cairan aminos memelihara janin
dengan panas yang cocok baginya, sehingga ia menjadi penghantar panas,
Demikian pula ia mengerjakan proses pembatasan leher rahim dan perluasannya
waktu bersalin (serupa tanduk), sebagaimana melakukan proses pembersihan di
depan janin dengan materi-materi bersih yang ada padanya. Semua itu menambah
rahim semakin kokoh dan aman.

Demikianlah mukjizat kitab yang menakjubkan dan kekal dan tidak pernah
musnah ini, bahwa sumber ilmu dan ilham yang ada padanya tidak pernah lemah
dan tidak pernah kering , dan bahwa dunia akan senantiasa menguap daripadanya
ufuk demi ufuk, sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, sehingga
mengetahui bahwa di dalam kitab yang mulia ini banyak tersimpan isyarat dan
petunjuk:14

14 Ibid, hlm.
16

15
‫ق‬ ُّ Šۗ Š‫َّن لَهُ ْم اَنَّهُ ْال َح‬Šَ ‫ ِه ْم َح ٰتّى يَتَبَي‬Š‫اق َوفِ ْٓي اَ ْنفُ ِس‬Š
ِ Šَ‫ فِى ااْل ٰ ف‬Š‫ا‬Šَ‫َسنُ ِر ْي ِه ْم ٰا ٰيتِن‬
‫ك اَنَّهٗ َع ٰلى ُك ِّل َش ْي ٍء َش ِه ْي ٌد‬ َ ِّ‫ف بِ َرب‬ِ ‫اَ َولَ ْم يَ ْك‬
“Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di
segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa
Al Qur’an itu adalah benar.”(Fussilat, 41:53)

2.2 Proses Penciptaan Manusia berdasarkan Hadits

‫ق‬
ُ ‫صا ِد‬ َّ ‫ َو ُه َو ال‬-‫سلَّ َم‬ َ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو‬
َ -ِ ‫سو ُل هَّللا‬ ُ ‫ َح َّدثَنَا َر‬:‫قَا َل‬-ُ‫ض َي هَّللا ُ َع ْنه‬ ِ ‫ر‬-َ ‫س ُعو ٍد‬ ْ ‫عَنْ َأبِي َع ْب ِد ال َّر ْح َم ِن َع ْب ِد هَّللا ِ ْب ِن َم‬
،َ‫ض َغةً ِم ْث َل َذلِك‬ ْ ‫ ثُ َّم َي ُك ْونُ ُم‬،‫ ثُ َّم يَ ُك ْونُ َعلَقَةً ِم ْث َل َذلِ َك‬،ً‫ ِإنَّ َأ َح َد ُك ْم يُ ْج َم ُع َخ ْلقُهُ ِفي َب ْط ِن ُأ ِّم ِه َأ ْربَ ِعيْنَ يَ ْو ًما نُ ْطفَة‬:ُ‫صدُوق‬ ْ ‫ا ْل َم‬
‫هَّللا‬ َ
ِ ‫ ف َو‬،ٌ‫س ِع ْيد‬ ‫َأ‬
َ ‫شقِ ٌّي ْو‬ ‫َأ‬
َ ‫ َو‬،‫ َو َع َملِ ِه‬،‫ َو َجلِ ِه‬،‫ب ِر ْزقِ ِه‬ ٍ ‫ َويُْؤ َم ُر بِا َ ْربَ ِع َكلِ َما‬،‫الر ْو َح‬
ِ ‫ت؛ بِ َك ْت‬ ُ ُ ْ َ َ ْ
ُّ ‫ فيَنفخ فِ ْي ِه‬،ُ‫س ُل ِإل ْي ِه ال َملك‬ َ َ ‫ثُ َّم يُ ْر‬
‫ فَيَ ْع َم ُل‬،‫َاب‬ ُ ‫ق َعلَ ْي ِه ا ْل ِكت‬ُ ِ ‫سب‬ْ َ‫ فَي‬،ٌ‫ ِإنَّ َأ َح َد ُك ْم لَيَ ْع َم ُل بِ َع َم ِل َأ ْه ِل ا ْل َجنَّ ِة َحتَّى َما يَ ُك ْونَ بَ ْينَهُ َوبَ ْينَ َها ِإالَّ ِذ َراع‬،ُ‫الَّ ِذي الَ ِإلَهَ َغ ْي ُره‬
،‫َاب‬ ْ َ
ُ ‫ق َعل ْي ِه ال ِكت‬ ُ ِ‫سب‬ ْ َ‫ في‬،ٌ‫ َوِإنَّ َأ َح َد ُك ْم لَيَ ْع َم ُل بِ َع َم ِل َأ ْه ِل النَّا ِر َحتَّى َما يَ ُك ْونَ بَ ْينَهُ َوبَ ْينَ َها ِإالَّ ِذ َراع‬،‫بِ َع َم ِل َأ ْه ِل النَّا ِر فَيَد ُْخلُ َها‬
َ
‫فَيَ ْع َم ُل بِ َع َم ِل َأه ِْل ا ْل َجنَّ ِة فَيَد ُْخلُ َها‬

Artinya : “Dari Abu Abdirrahman Abdullah bin Mas’ud radhiallahu ‘anhu, dia
berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda kepada kami, dan
beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang benar (ucapannya) dan
dibenarkan, “Sesungguhnya (materi) penciptaan salah seorang dari kalian
(manusia) dikumpulkan (oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala) dalam rahim ibunya
selama empat puluh hari, berupa nuthfah (air mani laki-laki dan wanita yang telah
bercampur), kemudian nuthfah tersebut (berubah) menjadi ‘alaqah (segumpal
darah beku yang menempel pada rahim) selama empat puluh hari (berikutnya),
kemudian ‘alaqah tersebut (berubah) menjadi mudhgah (segumpal daging) selama
empat puluh hari (berikutnya), lalu diutus padanya malaikat yang kemudian
meniupkan ruh padanya, dan malaikat itu diperintahkan untuk menuliskan empat
kalimat (ketentuan yang telah ditetapkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala
baginya, yaitu): rezeki, ajal, amal perbuatan dan (apakah kemudian hari dia
termasuk) orang yang celaka (masuk neraka) atau orang yang berbahagia (masuk
surga). Maka demi Allah yang tidak ada sesembahan yang benar kecuali Dia,
sungguh salah seorang dari kamu benar-benar ada yang beramal dengan amalan
orang-orang yang akan masuk surga, sampai-sampai jarak yang memisahkan antara
dirinya dan surga hanya (tinggal) satu hasta (sangat dekat sekali), akan tetapi ketentuan
(yang telah Allah Subhanahu wa Ta’ala tetapkan baginya) mendahuluinya, maka (di akhir
17
hidupnya) dia melakukan perbuatan orang-orang yang akan masuk neraka (maksiat),
sehingga dia pun masuk neraka. Dan (sebaliknya) sungguh salah seorang dari kamu
benar-benar ada yang melakukan perbuatan orang-orang yang akan masuk neraka,
sampai- sampai jarak yang memisahkan antara dirinya dan neraka hanya (tinggal) satu
hasta (sangat dekat sekali), akan tetapi ketentuan (yang telah Allah Subhanahu wa Ta’ala
tetapkan baginya) telah mendahuluinya, maka (di akhir hidupnya) dia melakukan amalan
orang-orang yang akan masuk surga, sehingga dia pun masuk surga”. (Diriwayatkan
oleh Al-Bukhari dan Muslim)”1

 Penafsiran Hadits menurut Ibnu Daqiq Al-‘Id

Dalam kitab Syarh Arba’in Nawawi, Imam Nawawi menjelaskan tentang


hadits ke-empat ini. Kalimat “Sesungguhnya (materi) penciptaan salah seorang
dari kalian (manusia) dikumpulkan (oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala) dalam
rahim ibunya” maksudnya yaitu air mani yang memancar kedalam rahim, lalu
Allah pertemukan dalam rahim tersebut selama 40 hari. Diriwayatkan dari Ibnu
Mas’ud bahwa dia menafsirkan kalimat diatas dengan menyatakan, “Nutfah yang
memancar kedalam rahim bila Allah menghendaki untuk dijadikan seorang
manusia, maka nutfah tersebut mengalir pada seluruhnya pembuluh darah
perempuan sampai kuku dan rambut kepalanya, kemudian tinggal selama 40 hari,
lalu berubah menjadi darah yang tinggal didalam rahim. Itlah yang dimaksud
dengan Allah mengumpulkannya.” Setelah 40 hari Nutfah menjadi ‘Alaqah
(segumpal darah).16

15
‘Ied, Ibnu Daqiqil. 2005. Syarhul Arba’iina Hadiitsan An-Nawawiyah. Diterjemahkan oleh:
Muhammad Thalib.Yogyakarta: Media Hidayah hlm 19

16
Ibid

18
Ibnu Mas’ud berkata : “Sedangkan beliau berkata benar dan selalu
dibenarkan,” adalah bahwa nabi SAW selalu benar mengenai apa yang beliau
ucapkan dan selalu dibenarkan berkenaan dengan apa yang beliau bawa, yaitu
wahyu mulia dari Allah.17

Sebagian ulama mengatakan bahwa yang dimaksud sabda Nabi SAW


,”Sesungguhnya, salah seorang diantara kalian dihimpun penciptaannya didalam
perut ibunya,” adalah bahwa air mani masuk ke dalam rahim dalam keadaan
terpencar lalu Allah menyatukannya di tempat peranakan, di rahim tersebut
selama masa ini. Diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud bahwa beliau menjelaskan hadits
ini dengan mengatakan, “Sesungguhnya, nuthfah (air mani) itu jika sudah masuk
ke dalam rahim dan Allah menghendaki untuk menciptakan manusia darinya
maka nuthfah itu “terbang” (menyebar) ke seluruh kulit tubuh perempuan,
dibawah setiap kuku dan rambut. Kemudian, ia tinggal selama empat puluh
malam dan kemudian ia berubah menjadi darah didalam rahim. Ketika itulah
penhimpunannya, yaitu waktu keberadaannya menjadi “alaqah”.18

“Lalu diutuslah seorang malaikat kepadanya yang kemudian meniupkan ruh


kepadanya,” yaitu malaikat yang diserahi untuk mengurus kehidupan didalam
rahim perempuan.19

 Penafsiran Hadits menurut Imam Nawawi

Ibnu Mas’ud berkata : “Sedangkan beliau berkata benar dan selalu


dibenarkan. Maksudnya, Ibnu Mas’ud memberikan kesaksian kepada Allah bahwa
beliau SAW adalah seorang yang jujur atau benar (apa yang dikatakannya) dan
selalu dibenarkan.”20

17
An-Nawawi, Imam Muhyiddin dkk. 2007. Ad-Durrah As-Salafiyyah Syarh Al-Arba’in An-
Nawawiyah. Diterjemahkan oleh: Salafuddin Abu Sayyid. Solo: Pustaka ‘Arafah. Hlm 105

18
Ibid, hlm 105
19
Ibid, hlm 105
20
An-Nawawi, Imam Muhyiddin dkk. 2007. Ad-Durrah As-Salafiyyah Syarh Al-Arba’in An-
Nawawiyah. Diterjemahkan oleh: Salafuddin Abu Sayyid. Solo: Pustaka ‘Arafah. Hlm.100

19
Sabda nabi yang artinya :dihimpun penciptaannya didalam perut ibunya.
Ada kemungkinan yang dimaksud disini adalah disatukannya sperma laki-laki dan
wanita lalu dari keduanya diciptakan anak. Ini adalah seperti firman Allah: “Dia
(manusia) diciptakan dari air yang terpancar.” (QS At-Thariq 86:6)21

Ada juga kemungkinan bahwa yang dimaksud adalah disatukannya


seluruh badan. Seperti dikatakan, pada fase pertama, nufah itu berjalan didalam
tubuh (rahim) wanita selama empat puluh hari, yaitu masa mengidam. Sesudah
itu, terjadi penyatuan dan tertanam padanya dari terjadinya pembuahan itu
sehingga menjadi alaqah. Ini berlanjut ke periode kedua, dimana ia terus
membesar sehingga menjadi mudghah. Dinamakan mudghah karena ia hanya
sebesar suapan yang isa dikunyah. Pada fase ketiga, Allah membentuk mudghah
itu, membuatkan telinga, mata, hidung, dan mulut. Sedangkan pada bagian
dalamnya, Allah membuatkan usus dan lambung. Allah berfirman yang artinya,
“Dialah yang membentuk kamu dlama rahim sebagaimana dikehendaki-Nya.”
(QS. Ali ‘Imraan 3 :6). 22

Kemudian, jika fase ketiga ini sudah sempurna, yaitu setelah tiga kali
empat puluh hari, yang berarti usia empat bulan maka ditiupkanlah ruh
kepadanya. Allah berfirman yang artinya, “Hai manusia, jika kamu dalam
keraguan tentang kebangkitan (dari kubur) maka (ketahuilah) sesungguhnya
kami telah menjadikan kamu dari tanah.” (QS. Al-Hajj 22:5). Maksudnya adalah
ayah kalian, Adam. “Kemudian dari setetes mani (nutfah),” maksudnya adalah
anak keturunannya. Yang dimaksud nuthfah adalah air mani. Namun, makna asal
kata nutfah adalah air yang sedikit (al-maa al-qoliil). Bentuk jamaknya adalah
nithaaf. “Kemudian dari ‘alaqah.” Yaitu darah kental dan beku. Jadi, nutfah tadi
berubah menjadi darah yang kental. “Kemudian dari mudghah,” yaitu sekerat
daging. “Yang tercipta dan yang tidak tercipta.” (Al-Hajj 22:5)23

Ibnu Abbas mengatakan, “Yang tercipta secara sempurna dan yang tidak
tercipta, maksudnya tidak sempurna penciptaannya atau kurang.” Mujahid

21
Ibid, hlm 101
22
Ibid, hlm 101
23
Ibid, hlm 101

20
berkata,”Yang terbentuk dan yang tidak terbentuk.” Maksudnya mengalami
keguguran. 24

Diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud bahwa dia berkata, “Jika nutfah telah
menetap didalam rahim maka malaikat mngambilnya dengan telapak tangannya
seraya berkaa, “Ya Rabbi, dicipta (secara sempurna) ataukah tidak dicipta? Jika
Allah mengatakan, “Tidak dicipta” maka malaikat akan melemparkannya kedalam
rahim berupa darah tanpa nyawa. Dan jika Allah mengatakan, “Dicipta” maka
malaikat itu berkata, “Ya Rabbi, (dijadikan) laki-laki atau perempuan? Sengsara
atau bahagia? Bagaimana rezekinya? Bagaimana ajalnya? Di bumi mana dia akan
mati? Allah menjawab,”Pergilah kamu ke Ummul Kitab karena disana engkau
akan mendapatkan semua itu!” Malaikatpun pergi kesana dan mendapatkannya
dalam Ummul-Kitab lalu dia (malaikat) pun mengutupnya. Tulisan itu masih terus
dipegangnya, higga datang sifat terakhir yang ditemukannya.” Oleh karena itu,
dikatakan bahwa kebahagiaan (ditentukan) sejak sebelum kelahiran.25

 Penafsiran menurut Syaikh Al-‘Utsaimin

Hadits yang keempat dari kumpulan hadits Al-Arba’in karangan Iman An-
Nawawi, berisi penjelasan mengenai perkembangan penciptaan manusia didalam
perut ibunya, peulisan ajal dan rezekinya, dan seterusnya. Ibnu Mas’ud
membawakan riwayat ini dengan mengatakan, “Rasulullah telah bersabda kepada
kami, sedangkan beliau selalu berkata benar dan selalu dibenarkan.” Yakni
jujur(benar) mengenai apa yang beliau sabdakan dan selalu dibenarkan mengenai
apa yang diwahyukan kepada beliau. Ibnu Mas’ud sengaja memberikan pengantar
seperti ini karena apa yang hendak disampaikan merupakan dari perkara gha’ib,
yang tidak bisa diketahui, kecuali berdasarkan wahyu.26

Selanjutnya, Ibnu Mas’ud menyampaikan bahwa Nabi SAW bersabda,


“Sesungguhnya salah seorang diantara kalian dihimpun penciptaannya didalam
perut ibunya selama empat puluh hari berupa nuthfah...dst.”27

24
Ibid, hlm 102
25
Ibid, hlm 102
26
Ibid, hlm 108
27
Ibid, hlm 109

21
Beberapa faedah yang bisa dipetik dari hadits ini:28

1. Penjelasan mengenai perkembangan manusia didalam perut ibunya bahwa


dia mengalami empat fase perkembangan:

Pertama, fase nuthfah selama empat puuh hari

Kedua, fase ‘alaqah selama empat puluh hari

Ketiga, fase mudghah selama empat puluh hari

Keempaat, fase terakhir setelah ditiupkan kepadanya

2. Janin mengalami perkembangan didalam perut ibunya sebanyak empat


fase perkembangan diatas
3. Sebelum masa empat bulan, janin tidak bisa dihukumi sebagai manusia
yang hidup. Berangkat dari sini jika janin gugur, sebelum memasuki usia
empat bulan maka tidak perlu dimandikan, dikafani, atau dishalatkan.
Sebab, ia belum menjadi manusia.
4. Setelah berusia empat bulan, ditiupkanlah kepadanya dan sejak saat itu
pula dapat dihukumi sebagai manusia yang hidup. Maka, jika janin
mengalami keguguran setelah usia ini, berarti ia harus dimandikan,
dikafani, dan dishalatkan seperti halnya manusia yang sudah melewati
masa sembilan bulan.
5. Bahwa ada malaikat yang diberi tugas oleh Allah untuk mengurus rahim.
Sebab, Nabi SAW bersabda, “Lalu diutuslah seorang malaikat
kepadanya.” Maksudnya, malaikat yang dipasrahi mengurus rahim.
6. Segala keadaan yang dialami manusia dituliskan untuknya ketika dia
masih berada di perut ibunya, meliputi masalah rezekinya, amalnya,
ajalnya, dan apakah dia sengsara atau bahagia.

2.3. Tinjauan Proses Penciptaan Manusia Berdasarkan Sains Modern

Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan di bidang embriologi


terdapat beberapa teori tentang perkembangan (embriologi) antara lain teori yang

28
Ibid, hlm 109

22
dikemukakan oleh Aristoteles (322-384SM) yang menjelaskan bahwa penciptaan
manusia berasal dari mani laki-laki dan wanita kemudian berkembang menjadi
makhluk kecil yang menyerupai manusia. Teori ini bertahan selama 2000 tahun.
Teori ini ditinggalkan karena muncul penemuan dari Fransisco Redi (1688M) dan
Louis Pasteur (1864M) yang menjelaskan terbentuknya janin melalui embriologi
modern.

Penciptaan manusia terjadi melalui proses pertemuan antara mani laki-laki


dengan wanita. Dari hasil pertemuan tersebut dihasilkan sebuah sel yang
berbentuk bulat. Menurut embriologi modern sel ini disebut zigot. Setelah zigot
membelah menjadi 2 sel, selanjutnya sel tersebut akan mengalami serangkaian
pembelahan mitosis. Proses pembelahan ini mengakibatkan bertambahnya jumlah
sel dengan cepat.

1. Testis sebagai Organ Produser Sperma


Testis (buah zakar) dikenal sebagai ‘pab kedua pangkal paha. Testis mulai
rik’ yang memproduksi sperma. Testis berjumlah sepasang, terletak di dalam
penis diantara kedua pangkal paha. Testis mulai berfungsi secara optimal
semenjak seorang laki-laki mengambil akil baligh (berusia antara 9 tahun
sampai 12 tahun). Kecepatan usia akil baligh dipengaruhu oleh beberapa
factor, antara lain factor keturunan (genetik), factor makanan, dan factor
lingkungan. Akil baligh merupakan tanda bahwa seorang laki- laki telah
dewasa secara seksual, artinya seorang laki-laki dapat menyumbangkan
sperma pada saat terjadi perkawinan untuk memberikan keturunan. sebagai
‘pabrik’ penghasil sperma, testis terdiri dari ribuan saluran yang berkelok-
kelok. Saluran-saluran ini berfungsi untuk mengalirkan sperma yang telah
matang menuju ke organ orektil, sehingga terjadi ereksi jika sperma
dipancarkan. Saluran-saluran ini sealing berhubungan antara yang satu dengan
yang lain. Sperma diproduksi dengan bantuan hormone testosterone. Jika
keberadaan hormone ini kurang memadsi sperma akan terganggu.29
Sperma terdiri dari ribuan sel spermatozoa. Disebut sebagai sel
spermatozoa karena dapat bergerak (menggunakan ekor). Gerak merupakan
salah satu ciri

29
Kiptiyah, Embriologi dalam Islam, (Malang: UIN Malang Press, 2007)
h. 35

23
yang dimiliki hewan (zoa). Seekor sel spermatozoa terdiri dari dua bagian,
yaitu kepala dan ekor. Kepala spermatozoa pada manusi berbentuk oval dan
dilapisi dengan enzim hyaluronidase. Enzim ini berfungsi untuk memudahkan
sel spermatozoa dalam menembus sel telur saat mengadakan pembuahan. Di
dalam kepala sel spermatozoa mengandung kromosom (X dan Y) yang
membawa sifat dari ayah. Kromososm ini berperan penting dalam proses
penciptaan manusia dan sekaligus sebagai penentu jenis kelamin. Setelah
terjadi proses pembuahan kromosom ini bersatu dengan kromosom wanita
untuk membentuk jenis kelamin (laki-laki atau perempuan).30
Ekor spermatozoa berbentuk gilig dan panjang dengan ujung meruncing.
Ekor spermatozoa dapat bergerak karena di dalamnya dilengkapi dengan
“mesin penggerak” yang disebut mitokondria . mitokondria inilah yang
memberikan sejumlah tenaga sehingga spermatozoa mampu bergerak untuk
menemui sel telur. Pada saat pertemuan antara sel spermatozoa dengan sel
telur inilah yang merupakan proses awal penciptaan manusia.
Spermatozoa mengandung bahan-bahan kimia, antara lain asam nukleat,
protein, dan lemak. Hamper sepertiga dari berat kering seekor sel spermatozoa
terdiri dari inti. Inti kromatin terdiri dari protein dan DNA (merupakan
substansi yang berperan dalam mewariskan sifat kepada keturunannya). Pada
ekor spermatozoa terdapat protein-protein yangbersifat enzim dan lemak. Inti
sel spermatozoa berperan penting dalam mengendalikan gerak spermatozoa,
penetuan sifat, dan mengendalikan aktifitas kehidupan.
2. Ovarium sebagai Organ Produser sel telur
Ovarium (indung telur) merupakan organ reproduksi wanita yang
menghasilkan sel telur dan sebagai kelenjar yang menghasilkan hormone
(endokrin). Bentuk nya oval, terletak di dalam rongga peritoneum , berjumlah
sepasang kanan dan kri. Ovarium dilapisi mesovarium, sebagai jaringan ikat
dan jalan pembuluh darah dan saraf. Ovarium terdiri dari 2 lapis, yaitu luar
(korteks) dan lapisan dalam (medulla). Ovarium berfungsi dalam pembnetukan
dan pematangan sel telur (ovum), pengeluaran ovum (ovulasi), pembentukan
dan

30
Ibid,
h.36

24
sekresi hormone-hormon steroid (estrogen dan progesteron). Keduanya
berperan penting dalam kehamilan.31
Selama kehamilan, estrogen diproduksi oleh plasenta. Hormone ini
berfungsi untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan organ
reproduksi wanita. Pada Rahim, estrogen berperan dalam mempengaruhi
perkembangan endometrium, pada leher Rahim (serviks) dapat menyebabkan
pelunakan serviks dan pengentalan lender serviks, dan pada payudara berperan
dalam merangsang pertumbuhan payudara. Pada tulang (termasuk tulang
pinggul), estrogen berfungsi untuk memicu pertumbuhan/regenerasi tulang.
Hormone progesterone diproduksi oleh ovarium (terutama pada korpus
luteum), dan sebagian di kelenjar adrenal. Pada kehamilan, progesterone
diproduksi oleh plasenta. Dengan adanya progesterone menyebabkan
terjadinya proses perubahan eksretorik (fase sekresi) pada endometrium
uterus, yang mempersiapkan endometrium uterus (lapisan dalam pada rahim)
berada pada keadaan yang optimal jika terjadi implantasi (penanaman embrio
pada dinding rahim).
Ovarium dapat memproduksi sel telur ketika seorang wanita telah
mencapai usia dewasa (9 tahun sampai 12 tahun). Hal ini ditandai dengan
proses menstruasi yang pertama kali. Pada saat menstruasi, ovarium telah
melepaskan sel telurnya untuk menunggu sel spermatozoa yang dating agar
terjadi pembuahan. Jika spermatozoa tidak ada yang dating menemuinya maka
endometrium uterus yang telah siap secara optimal akan mengalami
peluruhan. Akibat dari peluruhan ini Rahim (uterus) akan mengeluarkan
darah. Keluarnya darah inilah yang disebut darah menstruasi.
Setelah terjadi menstruasi biasanya seorang wanita akan mengalami
pertumbuhan secara fisik dan psikis yang sempurna serta siap menerima
kehamilan dan persalinan. Pada saat ini seorang wanita dinyatakan dewasa
secara seksual. Bentuk dan ukuran ovarium akan bertambah besar sesuai
dengan tingkat kedewasaan secara seksual. Pada saat sebelum mengalami
kedewasaan (balita), ovarium berukuran kecil dengan permukaan licin
seangkan setelah mengalami pendewasaan ovarium berukuran lebih besar

31
Kiptiyah, Op.cit, h.
43

25
dengan permukaan

31
Kiptiyah, Op.cit, h.
43

26
yang kasar. Kasarnya permukaan ovarium ini disebabkan oleh sel telur yang
tumbuh dan berkembang menjadi sel telur matang yang siap untuk dilepas/
diovulasikan.
3. Perjalanan Sel Telur dan Spermatozoa Menuju Proses Pembuahan
a. Perjalan Sel Telur
Menjelang ovulasi. Terjadi persiapan proses pelepasan sel telur
yang matang. Sel-sel telur ini dilindungi oleh sekumpulan sel-sel yang
disebut cumulus oophorus yang berperan dalam memelihara dan memberi
makan sel telur. Sel telur yang berada di dalam folikel akan menuju ke
dinding ovarium (indung telur). Sesaat sebelum ovulasi terjadi, diameter
folikel menjadi semakin besar; akibatnya permkaan ovarium namppak
adanya benjolan-benjolan. Pada keadaan ini terjadi peningkatan cairan
folikuler dan tekanan yang menyebabkan permukaan indung telur
meregang dan menipis; akhirnya indung telur yang berisi folikel matang
pecah. Di bagian obarium yang lain, folikel yang masih muda terus
melakukan serangkian proses untuk memasuki tahap pematangan folikel.
Keadaan ini diatur oleh hormone Folikel Stimulating Hormon (FSH).
Hormone ini dilepaskan sesuai dengan ukuran yang tepat.32
Setelah permukaan indung telur pecah, dinding folikel terbuka,
kemudian memntahkan cairan folikel sambil mendorong sel telur menuju
fembria (bagian dari tuba fallopi yang berumbai-rumbai). Organ ini
berperan dalam menangkap sel telur dan mendorong sel telur dengan
sapuan yang lembut menuju ke tuba falopii untuk menunggu sperma yang
dating menjemputnya.
b. Perjalanan Sperma
Ejakulasi pada pria menghasilkan tetesan sperma yang
mengandung jutaan sel spermatozoa. Pada saat ejakulai, spermatozoa
disemprotkan ke serviks (leher rahim) melalui ujung penis. Selanjutnya
setelah dari servis, sperma berenang menuju ke Rahim melalui gerak
peristaltik dinding Rahim, sperma menuj ke tuba falopii. Sperma yang
dapat mencapai tuba falopii pada dasarnya berjumlah sangat sedikit jika
dibandingkan dengan

32
Kiptiyah, op.cit, h. 47
26
tempat-tempat yang telah dilalui sebelumnya (yaitu leher Rahim dan
rahim). Untuk mencapai sel telur, sperma mempunyai hambatan besar. Ini
terlihat dari sejumlah besar spermatozoa yang diletakkan di dalam
sarungan genital wanita, hanya sebagian kecil yang dapat sampai pada sel
telur.ditemukan di dalam
Partodihardjo (1992) juga melaporkan bahwa beberapa menit
setelah kopulasi (bersenggama), konsentrasi spermatozoa yang terbesar
ditemukan di dalam dinding serviks, tetapi sedikit sekali yang ditemukan
di uterus dan hamper tidak ada yang ditemukan di dalam tuba falopii.
Sperma yang terperangkap di dalam dinding serviks terus melanjutkan
perjalanan kea rah uterus, sedangkan sperma yang abnormal (tidak lincs
berenang, cacat, atau bahkan mati) tidak berkesempatan untuk
melanjutkan perjalanan, tetapi tetap tinggal di dalam uterus. Spermatozoa
yang berkualitas selanjutnya menuju ke tuba falopii. Nasib spermatozoa
yang abnormal akan hancur ditelan oleh sel-sel fagosit. Sperma yang tidak
dapat bertahan hidup selama menempuh perjalanan akan mati dan
mengalami nasib yang sama. Hanya sperma yang mampu bertahan hidup
saja, yang dapat meneruskan perjalanan menuju ke Rahim. Selanjutnya di
dalam Rahim terjadi pengaturan terjadi pengaturan jalan dan sekresi
spermatozoa. Pengaturan perjalanan dan sekresi tersebut dimaksudkan
untuk menghadapi kemungkinan tertundanya ovulasi. Jika terjadi
perkawinan yang tidak bersamaan dengan terjadinya ovulasi, maka
spermatozoa secara keseluruhan menuju ke tempat fertilisasi (tuba falopii).
Apabila sel telur belum berada di tempat tersebut, maka spermatozoa akan
terus berjalan hingga masuk ke dalam tuba falopii kemudian rusak dan
mati tanpa terjadi fertilisasi. Daya hidup spermatozoa dalam saluran
reproduksi wanita sekitar 3 hari.33
4. Perjalanan Cikal Bakal Manusia (Zigot) ke Rahim Ibu
Setelah terjadi perteman antara sel spermatozoa dengan sel telur di dalam
tuba falopii, selanjutnya akan terjadi peleburan antara kedua inti sel tersebut.
Peristiwa ini dalam istilah biologi disebut fertilisasi. Hasil dari fertilisasi ini

33
Kiptiyah, op.cit, h. 49-50

27
berupa makhluk hidup bersel tunggal yang disebut zigot. Pada awal
perkembangannya, janin di dalam Rahim ibu berbentuk zigot. Melalui
berbagai proses yang panjang zigot ini kemudian menempel pada Rahim ibu
agar dapat menghisap sari-sari makanan dari darah ibu.
Zigot ini akan membelah diri membentuk 2 sel, 4 sel, dan seterusnya
kemdian akan menjalankan serangkaian pembelahan mitosis, yang
mengakibatkan bertambahnya jumlah sel dengan cepat. Ukuran sel menjadi
semakin kecil pada setiap pembelahan. Kemudian sel ini dikenal dengan nama
blastomer. Kira-kira pada tingkat8 sel, sel-sel tersebut akan membentuk
sebuah bola sel padat yang disatukan oleh persambungan yang kuat, proses ini
dinamakan pemadatan. Proses perkembangan telur menjadi zigot dan
perkembangan zigot sampai terbentuknya blastula.
Kira-kira pada hari ke-3 setelah pembuahan. Sel-sel embrio yang
termampatkan membelah lagi dengan bentuk menyerupai buah murbei dengan
16 sel. Embrio yang bentuknya mirip dengan buah murbei ini disebut morula.
Sel-sel bagian dalam morula merupakan massa sel dalam, sedangkan sel-sel
sekitar membentuk massa sel luar. Massa sel dalam selanjutnya akan
membentuk jaringan-jaringan embrio yangsebenarnya. Massa sel luar
membentuk tofoblas, yang kemudian berperan dalam membentuk plasenta.
Dalam perkembangannya, morula akan memasuki Rahim ibu, cairan mulai
emnembus massa sel dalam. Secara berangsur-angsur massa sel dalam
membentuk rongga. Rongga ini dinamakan blastosol. Pada saat ini embrio
dikenal dengan istilah blaskokista. Sel-sel yang ada di dalam massa sel dalam,
sekarang dinamakan embrioblas. Embrioblas terletak pada salah satu kutub,
sedangkan sel-sel di dalam massa sel luar disebut trofoblas yang menipis dan
membentuk dinding untuk blastokista. Pada saat inilah perjalanan cikal bakal
manusia (zigot) berakhir dan selanjutnya menempel pada dinding Rahim ibu.
Peristiwa ini disebut implantasi.
Pada saat implantasi, kelenjar Rahim dan pembuluh nadi menjadi
berkelok- kelok dan jaringan ini banyak mengandung cairan. Pada keadaan ini
di dalam endometrium dapat dikenali 3 macam lapisan, yaitu lapisan
permukaan, lapisan tengah (merupakan lapisan yang empuk), dan lapisan
dasar. Biasanya cikal

28
bakal manusia menempel pada endometrium dan muara-muara kelenjar. Pada
saat terjadi penempelan cikal bakal manusia inilah seorang ibu memasuki
masa kehamilan. Pada saat memasuki fase kehamilan, terjadi perubahan-
perubahan pada selaput lender Rahim, sejalan dengan perubahan yang terjadi
di dalam ovarium. Masa kehamilan ini pada umumnya terjadi selama 9 bulan
dan bayi akan lahir di dunia.

29
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Proses penciptaan manusia berdasarkan Al-Qur’an adalah manusia


diciptakan dari saripati tanah. Kemudian saripati tanah itu menjadi suatu tetesan
(nutfah) yang tersimpan di tempat yang aman dan kokoh. Kemudian tetesan
(nutfah) itu menjadi struktur darah, dan struktur itu menjadi segumpal daging, lalu
segumpal daging itu menjadi tulang belulang, selanjutnya tulang belulang itu
dibungkus dengan daging, selanjutnya dijadikan makhluk yang berbentuk lain dari
yang sebelumnya, dalam bentuk yang sebaik-baiknya.

Proses penciptaan manusia berdasarkan Hadits Penjelasan mengenai


perkembangan manusia didalam perut ibunya bahwa dia mengalami empat fase
perkembangan:Pertama, fase nuthfah selama empat puluh hari. Kedua, fase
‘alaqah selama empat puluh hari. Ketiga, fase mudghah selama empat puluh hari.
Keempaat, fase terakhir setelah ditiupkan kepadanya. Kemudian janin mengalami
perkembangan didalam perut ibunya sebanyak empat fase perkembangan diatas.
Sebelum masa empat bulan, janin tidak bisa dihukumi sebagai manusia yang
hidup. Berangkat dari sini jika janin gugur, sebelum memasuki usia empat bulan
maka tidak perlu dimandikan, dikafani, atau dishalatkan. Sebab, ia belum menjadi
manusia.

Setelah berusia empat bulan, ditiupkanlah kepadanya dan sejak saat itu
pula dapat dihukumi sebagai manusia yang hidup. Maka, jika janin mengalami
keguguran setelah usia ini, berarti ia harus dimandikan, dikafani, dan dishalatkan
seperti halnya manusia yang sudah melewati masa sembilan bulan. Bahwa ada
malaikat yang diberi tugas oleh Allah untuk mengurus rahim. Sebab, Nabi SAW
bersabda, “Lalu diutuslah seorang malaikat kepadanya.” Maksudnya, malaikat
yang dipasrahi mengurus rahim. Segala keadaan yang dialami manusia dituliskan
untuknya ketika dia masih berada di perut ibunya, meliputi masalah rezekinya,
amalnya, ajalnya, dan apakah dia sengsara atau bahagia

30
Proses penciptaan manusia berdasarkan sains modern adalah sebagai
berikut: penciptaan manusia terjadi melalui proses pertemuan antara mani laki-
laki dengan wanita. Dari hasil pertemuan tersebut dihasilkan sebuah sel yang
berbentuk bulat. Menurut embriologi modern sel ini disebut zigot. Setelah zigot
membelah menjadi 2 sel, selanjutnya sel tersebut akan mengalami serangkaian
pembelahan mitosis. Proses pembelahan ini mengakibatkan bertambahnya jumlah
sel dengan cepat.

3.2 Saran

Setelah mengetahui proses penciptaan manusia, hendaknya setiap manusia menyadari


akan tujuan hidupnya yaitu mencari ridha Allah SWT. Karena jiwa yang memperoleh
ridha Allah adalah jiwa yang berbahagia, mendapat ketenangan serta akan memperoleh
imbalan surga.

31
DAFTAR PUSTAKA

‘Ied, Ibnu Daqiqil. 2005. Syarhul Arba’iina Hadiitsan An-Nawawiyah.


Diterjemahkan oleh: Muhammad Thalib.Yogyakarta: Media Hidayah

Al-Albani, Muhammad Nashiruddin dkk. 2008. Derajat Hadits-Hadits


dalam Tafsir Ibnu Katsir. Jakarta:Pustaka Azzam

Al-Maraghi, Ahmad Musthafa. 1974. Terjemah Tafsir Al-Maraghi. Semarang:


Toha Putra

An-Nawawi, Imam Muhyiddin dkk. 2007. Ad-Durrah As-Salafiyyah Syarh Al-


Arba’in An-Nawawiyah. Diterjemahkan oleh: Salafuddin Abu Sayyid. Solo:
Pustaka ‘Arafah

Bahreisy, Salim. 1990. Terjemah Ringkas Tafsir Ibnu Katsir Jilid 5. Surabaya :
Bina Ilmu

Kiptiyah. 2007. Embriologi Dalam Al-Qur’an: Kajian pada Proses Penciptaan


Manusia. Malang : UIN Press

Muhammad, bin ‘Abdullah. Lubaabut Tafsiir Min Ibni Katsiir. Diterjemahkan


oleh : M Abdul Ghoffar E.M dkk. Jakarta: Pustaka Imam Syafi’i

Partodihardjo, Soebadi. 1992. Ilmu Reproduksi Hewan. Jakarta: Mutiara Sumber


Widya

Sani, Ridwan Abdullah. 2015. Sains Berbasis Al-Qur’an. Jakarta: Bumi Aksara

Shihab, Quraish M. 2007. Mukjizat Al-Qur’an. Bandung : Mizan

32
33

Anda mungkin juga menyukai