Anda di halaman 1dari 15

11

MODEL MANAJEMEN STRATEGIS


UNTUK PENGEMBANGAN DAYA SAING FITK DAN JURUSAN MPI

Maman Supriatman

Dosen MPI FITK Syekhnurjati Cirebon

ABSTRAK
Kebutuhan strategi pengembangan Jurusan MPI ini akan berimplikasi terutama pada
pengembangan kurikulum. Disain kurikulum mencakup: scope (cakupan), dan sequence
(urutan). Ruang lingkup pengembangan kurikulum pada Jurusan MPI harus mencakup
kebutuhan pengembangan managerial-skills dan technical-skills secara proporsional. Hal ini
berkaitan dengan penyusunan skenario organisasi, yakni pengembangan serangkaian asumsi
tentang lingkungan tugas. Asumsinya, para lulusan Jurusan MPI nantinya akan menempuh
jenjang karier tenaga kependidikan secara berjenjang dan bertahap, mulai level manajerial
bawah, kemudian level tengah dan berakhir pada level manajerial atas.Kualifikasi tenaga
kependidikan yang dijelaskan dalam UU RI Nomor 20/2003 tentang SISDIKNAS
sebagaimana telah dikemukakan, sekaligus mencerminkan scope dan sequence kurikulum
Jurusan MPI, yaitu rumpun atau disiplin ilmu pendidikan yang fokus pada kajian:
pengawasan, pengembangan, pengelolaan, pelaksana administrasi dan tenaga teknis. Khusus
untuk kompetensi pengembangan, harus difahami dalam konteks fungsi FITK dalam rangka
pengertian pendidikan Islam secara luas, yang antara lain mencakup kajian pengembangan
tentang teori-teori pendidikan Islam, sebagaimana ditegaskan oleh Ahmad Tafsir di atas.
Fungsi ini pernah dikembangkan pada Jurusan Kependidikan Islam (KI). Kompetensi
demikian paralel dengan kualifikasi tenaga pengembang, pengawas maupun pengelola satuan
pendidikan sebagaimana dimasudkan di atas. Karena itu, beberapa PTI mengkonversi Jurusan
KI menjadi Jurusan MPI. Implikasinya terhadap perumusan kurikulum Jurusan MPI, maka
cakupan kurikulumnya harus juga berorientasi pada penguatan pemikiran bagi
pengembangan teori serta konsep-konsep pendidikan Islam.

Kata Kunci: Model, Manajemen Strategis, Daya Saing, FITK, MPI, Formulasi Grand-
strategy, Formulasi Unit Bisnis/Fakultas, dan Formulasi Fungsional/Jurusan.
dan itu merupakan bagian dari prinsip-
A. Pendahuluan prinsip Islam tentang pendidikan. Karena
Lembaga pendidikan yang baik itu, manajemen Pendidikan Tinggi Islam
adalah lembaga pendidikan yang berdaya (PTI) perlu menerapkan prinsip-prinsip
saing tinggi, dan lembaga pendidikan yang manajemen yang sudah teruji
berdaya saing tinggi sudah pasti adalah keberhasilannya. Dengan demikian, bila
lembaga pendidikan yang menerapkan sebagian besar PTI belum menunjukkan
prinsip-prinsip manajemen pendidikan. kinerja serta daya saing yang baik, maka
Sedangkan lembaga pendidikan yang dipastikan penyebab utamanya adalah
menerapkan prinsip-prinsip manajemen karena belum menerapkan teori dan
pendidikan sudah pasti Islami, karena prinsip-prinsip manajemen pendidikan
penerapan prinsip-prinsip manajemen yang yang sudah terbukti keandalannya.
sudah terbukti berhasil, merupakan bagian Di sisi lain, organisasi yang
dari Sunnatullah dalam bidang pendidikan, memiliki daya saing adalah organisasi yang
12

memiliki orang-orang yang kompeten. manajerial serta prinsip-prinsipnya pada


Pendidikan Tinggi yang memiliki daya setiap tahapan manajemen, dapat
saing adalah Pendidikan Tinggi yang digunakan oleh setiap jenis dan ukuran
memiliki orang-orang yang kompeten. organisasi, termasuk dalam lingkungan
Untuk menghasilkan orang-orang yang organisasi yang sifatnya non-profit oriented
kompeten, diperlukan lembaga yang (Rowe et all, 1989), seperti dalam
kompeten. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan manajemen institusi pendidikan.
Keguruan (FITK) sebagai satu-satunya Tulisan ini akan berupaya untuk
Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan menjawab pertanyaan-pertanyaan pokok
(LPTK) di lingkungan PTI harus berikut: (1) Mengapa manajemen PTI
dikembangkan untuk menghasilkan orang- membutuhkan sebuah model
orang yang kompeten dalam pengembangan? (2) Bagaimana prinsip-
penyelenggaraan PTI. prinsip dan tahapan dalam manajemen
Saat ini setiap organisasi strategis dapat dijadikan model bagi
menghadapi lingkungan dimana perubahan strategi pengembangan daya saing PTI? (3)
terjadi pada tingkat yang belum pernah Bagaimanakah tahapan formulasi strategi
terjadi sebelumnya. Inovasi terus menerus dalam model manajemen strategis dapat
dalam bidang teknologi informasi bersama diterapkan pada seluruh tahapan
dengan globalisasi telah menciptakan manajemen PTI. Pertanyaan ketiga ini
perubahan lingkungan dengan tingkat mencakup tahapan formulasi strategi pada
turbulensi yang semakin tinggi. Akibatnya, ketiga level manajemen PTI, yaitu: a)
banyak pedoman dan prinsip manajemen Formulasi strategi pada level Institut; b)
yang diciptakan untuk suatu organisasi Formulasi strategi pada level Fakultas; dan
yang stabil dan dapat diramalkan, tidak lagi c) Formulasi strategi pada level Jurusan.
relevan. Out-put yang diharapkan dari seluruh
Karena itu, organisasi yang sukses tahapan formulasi strategi itu adalah
pada abad 21 ini harus mampu belajar dan peningkatan daya saing PTI.
merespons dengan cepat dan tepat. Maka B. Urgensi Model bagi
yang dibutuhkan setiap organisasi saat ini Pengembangan Pendidikan
adalah manajer yang dapat secara efektif Tinggi Islam (PTI)
menantang kebijakan konvensional,
Dalam perspektif manajemen
mengelola basis pengetahuan organisasi
untuk membuat perubahan yang pendidikan, tugas utama pendidikan adalah
diperlukan. Inilah tren baru dalam teori mengarahkan dan mengendalikan
organisasi, yaitu suatu organisasi yang telah perubahan. Mengendalikan perubahan
mengembangkan kapasitasnya untuk terus berarti merencanakan perubahan. Karena
menerus belajar, beradaptasi dan berubah, itu, diperlukan model perencanaan
yakni organisasi pembelajar (learning perubahan. Dalam kondisi belum
organization) sebagai antitesis bagi ditemukan best practice dalam manajemen
organisasi tradisional (Robbins & Coulter, PTI, khususnya dalam strategi
2007). pengembangan Jurusan Manajemen
Teori manajemen yang fokus pada Pendidikan Islam (MPI) di lingkungan
perumusan strategi yang bertolak dari hasil Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
analisis lingkungan internal dan eksternal (FITK), maka dibutuhkan sebuah model
strategis adalah teori manajemen strategis. pengembangan berbasis manajemen. Jenis
Meskipun manajemen strategis itu berasal model yang dibutuhkan adalah
dari dunia industri dan bisnis yang profit- Developmental/Exploratory Model, atau
oriented, namun sesuai dengan prinsip model pengembangan yang bersifat
universalitas manajemen dari Robbins & eksploratoris, bukan Best-practice Model,
Coulter (2007), maka langkah-langkah
13

atau model yang diangkat dan berasal dari Manajemen Pendidikan Tinggi
best-practice dalam manajemen PTI. (Kusumastuti, 2001); (3) Implementasi
Perkembangan dalam manajemen Knowledge Management dalam Konteks
pendidikan tinggi telah memunculkan Organisasi Pembelajar (Tjakraatmadja &
sejumlah inovasi; bahwa sebagai D.C. Lantu, 2006); (4) Manajemen
organisasi terbuka, penyelenggaraan Pengembangan Mutu Dosen dan
pendidikan tinggi tidak boleh berhenti Implementasi Learning Organization
berinovasi. Manajemen pendidikan tinggi Berbasis Karakteristik PTI (Sholihah,
harus selalu mencari titik keseimbangan 2006); dan (5) Penjaminan Mutu
baru antara kecenderungan Pendidikan Tinggi dan Audit Kinerja
mempertahankan stabilitas dengan Dosen di Lingkungan PTIS (Rahminawati,
kebutuhan untuk menyesuaikan diri dengan 2007).
tuntutan perubahan lingkungan strategis. Sebuah model adalah representasi
Dalam kontek manajemen PTI, kebutuhan simbolik dari suatu benda, proses, sistem
untuk memelihara titik keseimbangan itu atau gagasan. Aubrey Fisher (2012)
muncul dari tradisi, karakteristik dan berpendapat bahwa model adalah sebuah
posisinya yang khas yang dibentuk oleh analogi yang mengabstraksikan dan
sepanjang sejarah perkembangnnya, dengan memilih bagian dari keseluruhan, unsur,
berbagai tuntutan baru yang muncul seiring sifat atau komponen yang penting dari
perubahan lingkungan. fenomena yang dijadikan model.
Dalam praktik manajemen Sedangkan teori adalah abstraksi dari
pendidikan tinggi nasional, banyak realitas, terdiri atas asumsi, proposisi dan
kebijakan dalam manajemen pendidikan aksioma-aksioma dasar yang saling
tinggi di Indonesia, berasal dari berkaitan. Dengan demikian, hubungan
Developmental/Explortory Model, yang antara model dengan teori, bahwa model
kemudian diimplementasikan dalam bentuk membantu merumuskan suatu teori dan
program pengembangan pendidikan tinggi, menyarankan hubungan. Oleh karena
misalnya: RAISE, Wolrd-Class University, model memilih unsur-unsur tertentu, maka
Corporate University, Core Competency, suatu model mengimplikasikan penilaian
Strategi Keunggulan Bersaing dan atas relevansi, yang pada gilirannya
Peningkatan Daya Saing, Learning mengimplikasikan suatu teori mengenai
fenomena yang diteorikan. Karenanya,
Organization, Performance-Based
Management, Strategic Management, suatu model berfungsi sebagai basis bagi
Pengembangan Budaya Organisasi, teori yang lebih kompleks, atau alat untuk
Manajemen Mutu, Manajemen Pemasaran menjelaskan teori dan menyarankan cara-
Jasa Pendidikan, Manajemen Perubahan, cara baru untuk memperbaiki konsep-
Manajemen Pengetahuan, dan Redesain konsep.
Pendidikan Profesioal Guru.
Di sisi lain, terdapat beberapa kasus C. Teori Manajemen Strategis
inovasi yang diangkat dalam penelitian sebagai Acuan Model Strategi
untuk Disertasi yang berasal dari Best- Pengembangan PTI
practice Model, dan karenanya dapat
dijadikan bahan masukan bagi formulasi 1. Konsep Manajemen Strategis
model strategi pengembangan yang Manajemen strategis adalah
berpeluang untuk diimplementasikan dalam manajemen yang fokus pada proses
manajemen PTI, antara lain: (1) penetapan tujuan organisasi,
Implementasi Strategic Management dalam pengembangan kebijakan, dan perencanaan
Manajemen Pendidikan Tinggi (Ismaun, untuk mencapai sasaran, serta
1999); (2) Manajemen Pengembangan mengalokasikan sumber daya untuk
Dosen sebagai Penjamin Mutu dalam menerapkan kebijakan dan merencanakan
14

pencapaian tujuan organisasi (Fred R. dilakukan formulasi atau perumusan


David, 2004). Ketchen (2009) strategi, kemudian implementasi strategi,
mendefinisikan manajemen strategis dan terakhir kemajuan organisasi terhadap
sebagai analisis, keputusan dan aksi untuk strategi dievaluasi.
menciptakan dan mempertahankan Sementara di masa lalu perhatian
keunggulan kompetitif. lebih diberikan pada tahap perencanaan,
Dua definisi di atas berkaitan saat ini setiap organisasi harus menyadari
dengan: sifat kritis dari aspek pelaksanaan. Rencana
a. Bagaimana menganalisis terbaik akan tidak berarti jika
sasaran strategis (visi, misi dan pelaksanaannya cacat.
tujuan organisasi) serta kondisi Komponen terakhir dari manajemen
internal dan eksternal yang strategis adalah evaluasi dan monitoring
dihadapi organisasi. Selanjutnya kemajuan organisasi ke arah sasaran
organisasi harus mengambil strategisnya. Organisasi2 yang merasa
keputusan strategis guna aman setelah rencana diimplementasikan
menjawab dua pertanyaan tanpa perhatian yang memadai terhadap
utama: (1) kualitas produk atau pemantauan kinerja organisasi dalam
out-put seperti apa yang ingin mencapai sasaran2 strategisnya, akan
dihasilkan organisasi; (2) menemukan dirinya mengalami kegagalan
bagaimana organisasi harus (Alan J. Rowe, et.all, 1989).
bersaing; dan Pemahaman yang benar tentang
b. Bagaimana organisasi mampu konsep strategi akan berguna untuk
mengalahkan organisasi lainnya. memahami inti sasaran manajemen
Manajer perlu menentukan strategis. Definisi strategi pertama kali
bagaimana organisasi bisa digunakan oleh Chandler (1962), bahwa
menciptakan keunggulan strategi adalah tujuan jangka panjang dari
kompetitif yang tidak hanya suatu organisasi serta alokasi dan
unik dan berharga, tetapi juga pendayagunaan seluruh sumber daya untuk
sulit ditiru sehingga bisa mencapai tujuan tersebut. Dalam
bertahan lama. Keunggulan perkembangannya konsep mengenai
kompetitif yang mampu strategi mengalami perluasan hingga
bertahan lama biasanya mencakup penggunaan pada berbagai jenis
diperoleh dengan melakukan dan ukuran organisasi, baik yang
aktivitas berbeda dengan apa berorientasi profit maupun non-profit.
yang dilakukan pesaing, atau Namun ada dua konsep kunci yang tidak
melakukan aktivitas yang sama berubah dalam strategi, yaitu: (1) Distintive
dengan cara yang berbeda. Competence, yakni tindakan yang
dilakukan agar organisasi lebih baik
2. Tahapan Manajemen Strategis dibanding pesaingnya, yang meliputi
Karena manajemen strategis keahlian tenaga kerja dan kompetensi
didefinisikan sebagai suatu proses yang SDM; dan (2) Competitive Advantage,
berorientasi masa depan yang yakni keunggulan bersaing disebabkan oleh
memungkinkan organisasi untuk membuat pilihan strategi yang dilakukan organisasi
keputusan hari ini dalam memposisikan diri untuk merebut peluang eksternal.
bagi kesuksesan pada masa mendatang, a. Analisis Lingkungan bagi
maka langkah pertama yang harus Penetapan Tujuan Spesifik
dilakukan adalah pemantauan terhadap Organisasi
lingkungan organisasi, baik internal Teknik yang banyak digunakan
maupun eksternal. Berdasarkan hasil adalah analisis SWOT (Strenghts,
pemindaian lingkungan itu baru dapat Weaknesses, Opportunities, Threats);
15

kekuatan dan kelemahan internal serta dimulai dengan "identify the organization's
peluang dan ancaman eksternal. Teknik ini current mission, goals and strategies".
pertama kali dikembangkan oleh Albert Kemudian melakukan analisis kekuatan dan
Humprey pada dasawarsa 60-70an. Analisis kelemahan internal serta analisis peluang
SWOT dapat diterapkan pada berbagai jenis dan ancaman eksternal. Berdasarkan hasil
dan ukuran organisasi dengan memilah analisis lingkungan itu barulah dapat
berbagai hal yang mempengaruhi keempat dirumuskan strategi. Dalam suatu
faktornya, kemudian menerapkannya dalam organisasi besar terdapat tiga tingkatan
gambar matrix SWOT. Adapun aplikasinya strategi, yaitu strategi korporasi, strategi
adalah: (1) Bagaimana kekuatan internal bisnis unit, dan strategi fungsional (Peter
mengambil keuntungan dari peluang Wright, Mark J. Kroll & John Parnell,
eksternal; (2) (3) Bagaimana mengatasi 1996).
kelemahan yang dapat mencegah 1) Strategi Korporasi: Grand
keuntungan; Bagaimana kekuatan internal Strategy Organisasi
digunakan untuk menghadapi ancaman; dan Strategi ini berkaitan dengan
(4) Bagaiama cara mengatasi kelemahan perumusan arah organisasi secara
yang mampu membuat ancaman menjadi keseluruhan, dimaksudkan untuk
peluang. mengarahkan organisasi pada tiga pilihan
Manajemen strategis memberi strategi pengembangan, yaitu: strategi
perhatian yang sama pada analisis pertumbuhan (growth), strategi stabilitas
lingkungan internal dan eksternal. (stability) dan strategi pengurangan
Organisasi yang merasa nyaman hanya (rethenchment). Ketiga orientasi strategi ini
dengan melakukan pemindaian lingkungan dikenal sebagai Grand Strategy.
internal, akan kehilangan separo peluang a) Strategi Pertumbuhan. Terdiri
untuk membuat keputusan yang efektif bagi atas strategi konsentrasi dan
organisasinya. Beberapa elemen yang biasa srategi diversifikasi. Strategi
digunakan untuk pemindaian lingkungan konsentrasi meliputi:
eksternal meliputi: organisasi sebagai suatu pertumbuhan vertikal dan
keseluruhan (termasuk tren yang horizontal. Pertumbuhan
berdampak pada organisasi), serta tren vertikal bisa dicapai secara
sosial pada empat bidang utama: ekonomi, internal dengan cara
teknologi, tren politik-hukum, dan sosial
memperluas bidang operasi,
budaya. Data dari pemantauan lingkungan atau secara eksternal melalui
ini kemudian digunakan untuk membuat akuisisi. Sedangkan strategi
rencana strategis bagi organisasi. Sebuah diversifikasi dipilih ketika
pepatah lama mengatakan: "gagal dalam pertumbuhan tidak
merencanakan sama dengan merencanakan menunjukkan kemajuan, serta
untuk gagal". Jika sebuah organisasi tidak tidak ada lagi peluang untuk
merencanakan arahnya, maka organisasi itu tumbuh dalam bidang aslinya.
tidak akan bisa mengambil kendali atas Ada dua jenis strategi
masa depannya. diversifikasi: konsentrik dan
b. Formulasi Strategi konglomerasi. Strategi
Formulasi strategi merupakan konsentrik dipilih ketika
proses perumusan langkah-langkah ke organisasi akan menambah
depan guna mengembangkan visi dan misi produk baru yang masih terkait
organisasi, menetapkan tujuan strategis dengan produk aslinya;
serta merancang strategi untuk mencapai sedangkan strategi konglomerasi
tujuan tersebut dalam rangka mencapai dipilih bila organisasi ingin
customer values terbaik. Morton (1996) menambah produk atau pasar
menggambarkan proses formulasi strategi
16

baru yang tidak terkait dengan terakhir berupa penyerahan


produk lama. seluruh aset ke Pengadilan
sebagai usaha penyelesaian
b) Strategi Stabilitas. Strategi ini kewajibannya.
dipilih bila organisasi akan tetap
melanjutkan aktivitasnya tanpa d) Strategi Kombinasi. Strategi
perubahan arah yang signifikan. kombinasi digunakan apabila:
Terdiri atas: Pause, No-Change (a) Grand Strategy organisasi
Strategy, dan Profit Strategy. difokuskan pada berbagai
Strategi Pause ditempuh bila strategi besar secara sadar
organisaai memilih untuk (strategi stabilitas, pertumbuhan
istirahat sambil menunggu dan pengurangan digunakan
keputusan untuk melanjukan ke secara simultan); dan (b)
Strategi Pertumbuhan atau Organisasi merencanakan untuk
Pengurangan. Strategi Tidak menggunakan strategi besar
Ada Perubahan adalah yang berbeda di masa depan.
keputusan untuk tidak Meski penerapan strategi
melakukan sesuatu yang baru kombinasi ini tidak mudah,
sampai periode waktu tertentu. namun sangat tepat digunakan
Sedangkan Strategi Laba adalah bagi organisasi yang
keputusan untuk tidak menghadapi perubahan
melakukan sesuatu yang baru lingkungan dengan tingkat
dalam satu situasi yang buruk, kecepatan tidak sama, dan
dan bertindak seolah2 masalah karenanya produk yang
yang dihadapi hanya bersifat dihasilkan berada pada
sementara. tingkatan daur hidup produk
yang berbeda.
c) Strategi Pengurangan. Strategi
ini digunakan ketika organisaai
2) Strategi Bisnis Unit (SBU):
berada pada posisi yang lemah
Strategi Bersaing
pada beberapa atau semua lini SBU pertama kali diperkenalkan
yang mengakibatkan performa
pada tahun 1979 oleh Mc. Kensey and Co
organisasi yang rendah. dalam kerjasamanya dengan General
Beberapa jenis strategi yang Electric. Definisi generik SBU adalah suatu
dapat dipilih adalah: (1) Strategi cara mengelola organisasi agar setiap unit
Putar Haluan, menekankan pada menghasilkan sejumlah produk atau jasa
perbaikan efisiensi operasional; yang ditujukan pada segmen sasaran
digunakan bila masalah yang tertentu dalam iklim persaingan dengan
dihadapi sudah menjalar tetapi sejumlah pesaing. Bisnis secara umum
belum kritis; (2) Strategi berarti seluruh kegiatan yang
Tawanan, digunakan ketika diorganisasikan oleh semua orang yang
organisasi memilih untuk terlibat dalam rangka memperbaiki standar
mengurangi aktivitas kualitas. Sedangkan strategi didefinisikan
fungsionalnya; (3) Strategi sebagai alat untuk mencapai tujuan jangka
Menjual, digunakan bila panjang (Fred R. David dalam Husein
manajemen menilai bahwa Umar, 2007).
dengan menjual aset, organisasi Strategi merupakan suatu tindakan
masih bisa memperoleh values yang incremental (senantiasa meningkat
yang baik; (4) Strategi dan terus menerus), serta dilakukan
Kepailitan adalah strategi berdasarkan sudut pandang tentang apa
17

yang diharapkan di masa depan. Dengan Karena itu, SBU memiliki lima ciri
demikian, strategi hampir selalu dimulai pokok, yaitu: (1) Eksternal focus, bahwa
dari apa yang dapat terjadi, dan bukan pengorganisasian strategi mengacu pada
dimulai dari apa yang terjadi. permasalahan yang timbul karena faktor
Berdasarkan pemahaman demikian, eksternal; (2) Identifiable Competitor,
maka dapat didefinisikan bahwa Strategic yakni SBU yang dirancang demikian rupa
Business Unit (SBU) adalah strategi untuk sehingga kompetitor teridentifikasi; (3)
menciptakan suatu unit yang menghasilkan Autonomous Profit Center, yakni
produk atau jasa yang fokus pada satu beroperasi sebagai suatu bisnis serta
kelompok pelanggan tertentu (N.A. sasarannya sendiri dan dipimpin oleh
Orcullo, 2007). Karena itu strategi bisnis seorang manajer; (4) Distinct Marketing
unit sering juga disebut sebagai strategi Strategy, yakni memiliki strategi
bersaing, yakni strategi yang berfokus pada pemasaran sendiri yang berbeda dengan
peningkatan posisi bersaing organisasi. unit bisnis lainnya; dan (5) Separate
Untuk menjalankan strategi bisnis unit Accounting, yakni SBU yang bersaing
biasanya dipimpin oleh seorang manajer sebagai suatu unit yang bersifat otonom
yang memimpin sebuah unit otonom. sehingga harus memiliki sistem pembukuan
Ada dua jenis SBU, yakni Strategi sendiri yang terpisah dari unit lainnya
Kompetitif dan Strategi Kooperatif. Yang (Husein Umar, 2005).
paling banyak digunakan adalah Strategi Penjabaran dari strategi adalah
Kompetitif. Konsep persaingan yang taktik, yakni penjabaran operasional jangka
populer diperkenalkan oleh pakar ekonomi pendek dalam rangka menerapkan strategi.
mikro, M.E. Porter, yakni konsep Strategi Taktik bersaing adalah sebuah rencana
Generik, sebuah strategi bersaing untuk operasional khusus yang menjelaskan
mengungguli kompetitor. Porter bagaimana, kapan dan dimana sebuah
menawarkan tiga tipe strategi generik, strategi diimplementasikan. Beberapa taktik
yaitu: Cost Leadership Strategy, bersaing yang banyak digunakan adalah
Differentiation Strategy, dan Focus taktik waktu, taktik menyerang dan taktik
Strategy. Ketiga jenis strategi ini saling defensif.
berkaitan dan dalam implementasinya dapat 3) Strategi Fungsional
digabungkan: Strategi fungsional adalah
a) Fokus biaya adalah strategi bersaing pendekatan terhadap area fungsional dalam
yang fokus kepada customer pada rangka mencapai grand strategy organisasi
segmen geografis tertentu dengan dan strategi bersaing pada bisnis unit
harga seefisien mungkin. Strategi dengan memaksimalkan produktivitas
ini didasarkan atas asumsi bahwa sumberdaya yang dimiliki organisasi.
organiasi yang mengkonsentrasikan Strategi ini menitik beratkan pada
pelayanan pada target-target pengembangan dan pemeliharaan suatu
strategis yang sempit secara lebih kompetensi khusus (distinctive
efisien, akan memiliki daya saing competency) untuk menghasilkan
yang kuat. keunggulan bersaing.
b) Fokus pada diferensiasi berarti Terdapat beberapa jenis strategi
organisasi harus mencari fungsional, yaitu strategi: produksi,
diferensiasi pada segmen promosi, pemasaran, keuangan, manajemen
sasarannya. Pemilihan strategi ini SDM, litbang, teknologi informasi, dan
didasarkan pada asumsi bahwa strategi-strategi fungsional yang berkaitan
organisasi yang memfokuskan dengan fihak eksternal seperti: suplier,
pelayanan pada segmen sasarannya konsultan, dan agen. Kriteria pemilihan
yang lebih sempit, akan lebih efektif strategi yang direkomendasikan ditetapkan
dibandingkan kompetitotnya. berdasarkan hasil analisis lingkungan
18

SWOT. Pertimbangan lain adalah digunakan dalam seluruh tingkatan


kemampuan setiap alternatif strategi dalam manajemen PTI. Seperti sudah
memenuhi tujuan dengan sumber daya dikemukakan, manajemen strategis
paling efisien dan dengan efek samping mencakup tiga langkah utama, yaitu:
paling minimal. formulasi strategi, implementasi strategi
Ada dua hal berkaitan dengan dan monitoring serta evaluasi strategi.
pemilihan strategi: Pertama, penyusunan Untuk menyusun formulasi strategi,
skenario organisasi, yakni pengembangan diperlukan pemindaian lingkungan terkini,
serangkaian asumsi tentang lingkungan dan teknik yang saat ini masih banyak
tugas. Kedua, proses penetapan pilihan digunakan adalah analisis SWOT. Hasil
strategi, yakni evaluasi terhadap berbagai analisis SWOT dikompilasi dalam bentuk
alternatif strategi dalam hal kemampuannya matrix SWOT sebagai titik tolak untuk
memenuhi empat kriteria berikut: a) menetapkan pilihan strategi yang akan
Mutually Exlusivity, pelaksanaan suatu digunakan.
alternatif strategi terlepas dari strategi yang Tiga tingkatan strategi dalam
lain; b) Success, layak dan berpeluang manajemen strategis, paralel dengan
besar untuk berhasil; c) Completeness, tingkatan manajemen PTI. Misalnya, dalam
strategi yang dipilih harus mampu kasus IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Grand-
memperhitungkan seluruh faktor strategis; Strategy paralel dengan formulasi strategi
dan d) Internal Consistency, masuk akal pada tingkat Institut; Strategi Bisnis Unit
dan tidak bertentangan dengan tujuan dan paralel dengan strategi Fakultas; dan
kebijakan. strategi fungsional paralel dengan strategi
c. Pengembangan Kebijakan Jurusan.
Akhir dari perumusan strategi 1. Formulasi Strategi pada
adalah pengembangan kebijakan yang Tingkat Institut
berfungsi sebagai pedoman dasar Seperti dijelaskan oleh Morton
implementasi strategi bagi seluruh (1996), formulasi strategi merupakan
tingkatan organisasi. Pengembangan proses perumusan langkah-langkah ke
kebijakan ini sangat penting terutama bagi depan guna mengembangkan visi dan misi
organisasi dengan skala besar dimana organisasi, menetapkan tujuan strategis
cakupan geografis dan cabang2nya tersebar serta merancang strategi untuk mencapai
luas. tujuan tersebut. Karena itu, formulasi
Inti kebijakan berisi faktor2 penting Grand-Strategy dimulai dengan "identify
keberhasilan (Critical Succsess Factors, the organization's current mission, goals
CSF), yakni standar kriteria atau tolok ukur and strategies". Hasil akhir dari strategi
keberhasilan atas penerapan strategi. pengembangan pada tingkat korporasi atau
Berbagai hasil penelitian membuktikan dalam hal ini pada tingkat Institut, adalah
bahwa organisasi dengan CSF yang jelas, Rencana Strategis (Renstra) Pengembangan
akan memenangkan persaingan. CSF itu Institut. Untuk itu diperlukan analisis
berbeda antara satu organisasi dengan tentang kekuatan dan kelemahan internal
organisasi lainnya, sesuai dengan hasil serta peluang dan ancaman eksternal pada
analisis atau pemindaian lingkungan serta tiap faktor kunci keberhasilan (CSF). CSF
strategi yang digunakan. itu dalam konteks manajemen pendidikan
tinggi, termasuk PTI, bisa dirumuskan
D. Formulasi Strategi sebagai bidang atau aspek manajemen
Pengembangan Daya Saing FITK penyelenggaraan pendidikan tinggi, yaitu
dan Jurusan MPI bidang-bidang: kurikulum dan
Teori manajemen strategis pembelajaran, kemahasiswaan, ketenagaan,
memberikan kerangka model yang bisa keuangan, sarana, prasarana dan fasilitas,
penelitian dan pengabdian masyarakat,
19

penjaminan mutu, kerja sama dan yakni suatu cara mengelola organisasi agar
hubungan masyarakat. setiap unit menghasilkan sejumlah produk
Mengingat keterbatasan ruangan, atau jasa yang ditujukan pada segmen
tulisan ini tidak mungkin menyajikan hasil sasaran tertentu dalam iklim persaingan
analisis SWOT pada tiap CSF. Namun dengan sejumlah pesaing. Bisnis secara
berdasarkan pengalaman dan pengamatan umum berarti seluruh kegiatan yang
terlibat, kiranya dapat diidentifikasi pilihan diorganisasikan oleh semua orang yang
strategi yang layak dipertimbangkan. terlibat dalam rangka memperbaiki standar
Seperti sudah dikemukakan, terdapat empat kualitas. Sedangkan strategi didefinisikan
pilihan strategi pada tingkat korporasi, sebagai alat untuk mencapai tujuan jangka
yaitu strategi pertumbuhan, stabilitas, panjang. Karena itu strategi bisnis unit
pengurangan dan strategi kombinasi. disebut juga sebagai strategi bersaing,
Berdasarkan asumsi untuk kasus yakni strategi yang berfokus pada
IAIN Syekh Nurjati Cirebon hasil analisis peningkatan posisi bersaing organisasi.
SWOT secara internal lebih dominan Untuk menjalankan strategi bisnis unit
kekuatan (S) dibandingkan dengan biasanya dipimpin oleh seorang manajer
kelemahan (W), dan secara eksternal lebih yang memimpin sebuah unit otonom.
dominan peluang (O) dibandingkan dengan Dalam konteks manajemen pendidikan
ancaman (T), maka pilihan strategi tinggi, Fakultas dipimpin oleh seorang
korporasi yang direkomendasikan untuk Dekan yang dalam banyak hal bersifat
meningkatkan daya saing institusi adalah otonom.
Strategi Kombinasi. Strategi ini digunakan Terdapat beberapa kata kunci dalam
apabila: (a) pengembangan institusi definisi generik SBU yang sangat
difokuskan pada berbagai strategi besar kompatibel dengan strategi pengembangan
secara sadar, yakni semua strategi Fakultas dalam manajemen pendidikan
(stabilitas, pertumbuhan dan pengurangan) tinggi, yaitu: a) unit yang menghasilkan
digunakan secara simultan; dan (b) bila produk atau jasa pada segmen sasaran
institusi merencanakan untuk menggunakan tertentu dalam iklim persaingan dengan
strategi besar yang berbeda di masa depan. sejumlah pesaing; b) ditujukan untuk
Dalam konteks pengembangan IAIN Syekh memperbaiki standar kualitas dalam rangka
Nurjati Cirebon, strategi kombinasi harus peningkatan daya saing institusi atau
digunakan apabila dalam empat atau lima organisasi; dan c) dipimpin oleh seorang
tahun ke depan setelah Renstra manajer dalam sebuah unit yang otonom.
diformulasikan, diproyeksikan untuk Seperti diketahui, nomenklatur
dikonversi pada bentuk UIN. Fakultas di lingkungan IAIN Syekh Nurjati
Selanjutnya, formulasi strategi pada Cirebon telah berubah mengikuti (dan
tingkat Grand-Strategy Institut (dalam diproyeksikan untuk menjadi) UIN.
bentuk Renstra), akan menjadi acuan bagi Nomenklatur Fakultas Tarbiyah berubah
perumusan strategi pada tingkat Fakultas menjadi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
(Strategi Bisnis Unit) dan tingkat Jurusan Keguruan (FITK). Secara teori,
(Strategi Fungsional). Dengan kata lain, nomenklatur FITK mengimplikasikan
bila pada tingkat Institut belum memiliki bahwa Ilmu Tarbiyah dan Keguruan adalah
dokumen Renstra yang bersifat final, maka dua ranah disiplin ilmu yang berbeda,
strategi pada tingkat Fakultas dan Jurusan meskipun masih berada dalam rumpun ilmu
belum bisa dirumuskan. yang sama, yaitu rumpun kependidikan.
2. Formulasi Strategi pada Konsekwensi logis sebagai implikasinya
Tingkat Fakultas adalah, FITK harus mengembangkan dua
Keparalelan antara SBU dengan ranah disiplin ilmu kependidikan Islam atau
strategi pada tingkat Fakultas, dapat Tarbiyah dan Keguruan dengan landasan
diidentifikasi dari definisi generik SBU,
20

epistemologi serta analisis kebutuhan menurut Islam. Konferensi hanya membuat


lingkungan yang komprehensif. kesimpulan bahwa pengertian pendidikan
Kata “pendidikan” dalam Islam menurut Islam ialah keseluruhan pengertian
menurut Abuddin Nata (1999) dapat yang terkandung dalam ketiga istilah
ditelusuri maknanya dari tiga istilah: tersebut.
tarbiyah, ta’lim dan ta’dib. Kata tarbiyah Menurut Ahmad Tafsir (1992),
dan yang serumpun dengannya diulang kesulitan merumuskan definisi pendidikan
lebih dari 872 kali dalam al-Qur’an. Islam itu adalah karena luasnya cakupan
Menurut al-Mu’jam, kata tarbiyah berakar kegiatan yang disebut pendidikan. Dalam
pada tiga kata: (1) rabba-yarbu yang berarti arti luas pendidikan adalah pengembangan
bertambah dan berkembang; (2) rabbiya- pribadi dalam semua aspeknya. Dalam arti
yarba yang berarti tumbuh dan menjadi yang sempit pendidikan adalah proses
besar; dan (3) rabba-yarubbu yang berarti: pembelajaran yang berlangsung di
memperbaiki, menguasai, memelihara, lingkungan pendidikan formal. Ilmu
merawat, dan menunaikan. Dari seluruh pendidikan Islam adalah ilmu pendidikan
ayat tersebut, ternyata al-Qur’an yang berdasarkan Islam. Isi ilmu adalah
menggunakan istilah tarbiyah untuk objek teori. Isi ilmu pendidikan Islam adalah
yang bermacam-macam, meliputi yang teori-teori tentang pendidikan Islam.
bersifat fisik dan nonfisik. Dengan Uraian panjang tentang makna
demikian, pendidikan mencakup generik “tarbiyah” itu dibutuhkan untuk
pemeliharaan seluruh makhluk. menunjukkan bahwa maknanya sangat luas.
Kata ta’lim yang berakar pada kata Pendekatan yang digunakan Ahmad Tafsir
‘allama dengan berbagai akar kata yang karenanya menjadi relevan untuk
serumpun diulang dalam al-Qur’an membedah fungsi, tujuan institusional dan
sebanyak lebih dari 840 kali. Istilah ini strategi serta arah pengembangan FITK.
mengacu kepada pengetahuan yang Melalui pembagian definisi pendidikan
diberikan kepada seseorang. Jadi lebih secara luas dan sempit (bahwa secara luas
bersifat intelektual karena berkaitan dengan pendidikan adalah pengembangan pribadi
proses tranfer pengetahuan, sifatnya dalam semua aspeknya dan bahwa ilmu
mengacu ke ranah kognitif. Istilah ta’dib pendidikan Islam berisi teori-teori tentang
tidak ditemukan dalam al-Qur’an, pendidikan Islam; dan definisi pendidikan
melainkan dalam Hadits, antara lain yang secara sempit adalah proses pembelajaran
berbunyi: addabani Rabbi fa ahsana yang berlangsung di lingkungan pendidikan
ta’diby. formal), maka strategi, arah dan tujuan
Para ahli berbeda pendapat institusional pengembangan FITK dapat
mengenai kata mana yang lebih mendekati dirumuskan sebagai berikut:
makna pendidikan. Al-Nahlawy lebih a. “Ilmu Tarbiyah” paralel dengan
cenderung menggunakan kata tarbiyah definisi pendidikan Islam secara
karena cakupannya yang luas. Al-Attas luas, sedangkan “Keguruan”
lebih menggunakan kata ta’dib, karena kata paralel dengan definisi
tarbiyah terlalu luas, mencakup pendidikan pendidikan Islam secara sempit.
untuk hewan, sedangkan ta’dib khusus b. Dengan demikian, FITK harus
mengacu kepada manusia. Sedangkan Jalal memenuhi dua fungsi sekaligus,
lebih memilih kata ta’lim karena bekal yaitu fungsinya sebagai
pengetahuan dalam Islam dinilai memiliki pemasok tenaga kependidikan
kedudukan yang tinggi. Tidak heran bila (pendidikan Islam dalam arti
Konferensi Internasional Pendidikan Islam luas); dan sebagai lembaga
Pertama yang diselenggarakan di Jeddah Keguruan, FITK harus
pada tahun 1977 belum berhasil memenuhi fungsinya sebagai
merumuskan pengertian pendidikan pemasok tenaga pendidik dalam
21

proses pembelajaran di dan Guru-guru Bidang Studi


lingkungan pendidikan formal Keagamaan pada MA, serta
(pendidikan Islam dalam arti semua kebutuhan Guru
sempit). Bidang Studi Umum pada
c. Guna memenuhi fungsinya MA.
sebagai pemasok Tenaga 3) Pada Jenjang Pendidikan
Kependidikan, maka strategi, Tinggi, kebutuhan Tenaga
arah pengembangan dan tujuan Pendidik yang harus
institusional FITK harus disiapkan oleh FITK adalah:
dipertajam sesuai dengan Dosen PAI pada Jenjang
klasifikasi dan kualifikasi Pendidikan Tinggi Umum,
Tenaga Kependidikan, yaitu dan semua kebutuhan Dosen
sebagai pelaksana administrasi, di lingkungan PTI semua
pengelolaan, pengembangan, Fakultas dan Jurusan.
pengawasan dan pelaksana
teknis untuk menunjang proses e. Poin a-d yang digambarkan di
pendidikan pada satuan atas baru mendeskripsikan salah
Pendidikan (UU RI Nomor satu dari dua fungsi utama
20/2003 Bab XI Pasal 39 ayat Lembaga Pendidikan Tenaga
1). Kependidikan (LPTK), yaitu
d. Guna memenuhi fungsinya sebagai Preparing Teacher
sebagai pemasok tenaga Education, menyiapkan tenaga
pendidik dalam proses pendidik dan kependidikan.
pembelajaran di lingkungan Fungsi LPTK lainnya adalah
pendidikan formal, maka sebagai lembaga In-service-
strategi, arah pengembangan training. Dalam manajemen
dan tujuan institusional FITK Tenaga Pendidik dan
harus dipetakan berdasarkan Kependidikan, terdapat dua
kebutuhan tenaga pendidik di gugus besar, yaitu Pengadaan
lingkungan pendidikan formal dan Pengembangan. Gugus
pada semua jenjang pendidikan Pengadaan dikenal sebagai Pre-
(dasar, menengah dan tinggi). service-training dan Gugus
1) Pada Jenjang Pendidikan Pengembangan dikenal sebagai
Dasar, kebutuhan tenaga In-service-training. FITK
pendidik yang harus sebagai LPTK Keagamaan
disiapkan oleh FITK adalah: seharusnya juga mengemban
Guru PAI pada SD dan dua gugus tugas utamanya.
SMP, Guru Bidang Studi
Keagamaan pada Mts f. Implikasinya adalah, perlu
(Aqidah/Aklak, dilakukan evaluasi
Qur’an/Hadits, Fiqih dan komprehensif terhadap kapasitas
SKI) melalui Jurusan PAI, FITK dalam memenuhi semua
dan Guru untuk Bidang kebutuhan Tenaga Pendidik dan
Studi Umum di MTs melalui Kependidikan pada kedua gugus
Jurusan-jurusan Tadris. tugas serta pada seluruh Jenjang
2) Pada Jenjang Pendidikan Pendidikan. Masih terdapat
Menengah, kebutuhan banyak sekali peluang
Tenaga Pendidik yang harus pengembangan berdasarkan
disiapkan oleh FITK adalah: pemetaan kebutuhan yang
Guru PAI untuk SMA, SMK
22

digambarkan di atas, yaitu pada diperkenalkan oleh pakar


poin c, d dan e. ekonomi mikro, M.E. Porter,
1) Untuk huruf c, peluang yakni konsep strategi generik,
pengembangan FITK berada sebuah strategi bersaing untuk
pada (dan menjadi mengungguli kompetitor, bisa
wewenang) pengembangan digunakan. Ketiga strategi
Jurusan MPI; generik itu adalah: Cost
2) Untuk huruf d, peluang Leadership Strategy,
pengembangan FITK lebih Differentiation Strategy, dan
luas dan kompleks, terutama Focus Strategy. Dalam
untuk pengadaan Guru pada implementasinya, ketiga jenis
semua Bidang Studi Umum strategi ini saling berkaitan dan
di MTs dan MA. Idealnya, dapat digabungkan. Strategi ini
pengembangan Jurusan terutama sangat dibutuhkan
Tadris pada FITK harus untuk memenuhi kebutuhan
paralel dengan kebutuhan Tenaga Dosen bagi
semua Guru atau Mata pengembangan PTI itu sendiri,
Pelajaran Umum di MTs dan mengingat kondisi dan
MA. kualifikasi Tenaga Pendidik
3) Untuk Jenjang Pendidikan masih dan selalu menjadi faktor
Tinggi, peluang kunci bagi mutu dan daya saing
pengembangan FITK masih setiap lembaga pendidikan.
terbuka sangat luas.
Sementara untuk memenuhi 3. Formulasi Strategi pada
kebutuhan Dosen PAI pada Tingkat Jurusan
Pendidikan Tinggi Umum
telah dibuka Program Studi Sesuai dengan judul tulisan ini,
PAI pada Program yang dimaksud adalah formulasi strategi
Pascasarjana, maka pengembangan Jurusan Manajemen
kebutuhan Tenaga Dosen Pendidikan Islam (MPI) sebagai satu-
untuk semua Mata Kuliah satunya Jurusan di lingkungan FITK yang
pada semua Jurusan dan mengemban tugas dan fungsi sebagai
Fakultas serta Program penyedia Tenaga Kependidikan. Klasifikasi
Pendidikan (Sarjana dan dan kualifikasi Tenaga Kependidikan
Pascasarjana) untuk adalah sebagaimana yang dijelaskan dalam
kebutuhan sendiri di Bab XI Pasal 39 Ayat 1) UU RI Nomor
lingkungan PTI, tampaknya 20/2003, yaitu: pelaksana administrasi,
masih belum diproyeksikan pengelolaan, pengembangan, pengawasan
secara komprehensif dan dan pelaksana teknis untuk menunjang
integral dalam perencanaan proses pendidikan pada satuan Pendidikan.
pengembangan PTI. Fungsi ini harus ditegaskan sebagai core-
4) Untuk huruf e, peluang competency Jurusan MPI, sebagai satu-
pengembangan FITK satunya Jurusan yang mengemban tugas
terdapat pada semua jenjang dan fungsi mengembangkan pengertian
pendidikan. pendidikan Islam secara luas, agar tidak
terjadi kerancuan dengan fungsi Jurusan
g. Untuk meningkatkan daya saing lain pada FITK yang semuanya (selain
institusi melalui strategi Jurusan MPI) berfungsi memenuhi
pengembangan Fakultas, maka kebutuhan akan Tenaga Pendidik pada
konsep persaingan yang populer proses pembelajaran di lembaga pendidikan
23

formal, yakni fungsi memenuhi pengertian pendidikan, fihak eksternal yang dimakud
pendidikan Islam dalam arti sempit. adalah seluruh stake-holders dan pengguna
jasa (user) pendidikan. Kriteria pemilihan
Bila dicermati lebih seksama, strategi yang direkomendasikan ditetapkan
klasifikasi dan kualifikasi Tenaga berdasarkan hasil analisis lingkungan
Kependidikan sebagaimana dimaksudkan SWOT. Pertimbangan lain adalah
UU RI Nomor 20/2003 tersebut, dapat kemampuan setiap alternatif strategi dalam
dikelompokkan pada dua gugus memenuhi tujuan dengan sumber daya
kompetensi, yaitu gugus kompetensi teknis paling efisien dan dengan efek samping
(hard-skills) dan gugus kompetensi paling minimal.
intelektual (soft-skill). Gugus pertama Karena strategi fungsional adalah
meliputi kualifikasi tenaga pelaksana strategi pengembangan Jurusan sebagai
administrasi dan pelaksana teknis. Gugus pendekatan terhadap area fungsional dalam
kedua meliputi kualifikasi tenaga rangka mencapai grand strategy organisasi
pengelolaan, pengembangan dan dan strategi bersaing pada strategi tingkat
pengawasan. Dengan kata lain, yang unit atau fakultas dengan memaksimalkan
pertama lebih membutuhkan technical- produktivitas sumberdaya yang dimiliki,
skills, sedangkan yang kedua lebih maka strategi pengembangan Jurusan
membutuhkan managerial-skills. Dalam haruslah menitik beratkan pada
hierarki manajemen dan kepemimpinan pengembangan dan pemeliharaan suatu
pendidikan, dikenal ada tiga level kompetensi khusus (distinctive
manajerial, yaitu: level atas, tengah dan competency) guna menghasilkan
bawah. keunggulan bersaing. Untuk itu,
pengembangan kurikulum harus juga
Semakin tinggi level manajerial mempertimbangkan berbagai jenis strategi
semakin tinggi pula kebutuhan akan - fungsional yang diemban oleh Jurusan
managerial-skills; sebaliknya semakin MPI, yaitu konten kurikulum yang
rendah level manajerial semakin tinggi berkaitan dengan strategi promosi dan
kebutuhan akan technical-skills. Dengan pemasaran, keuangan, manajemen SDM,
demikian, pada level manajerial atas, litbang, teknologi informasi, dan strategi-
kebutuhan managerial-skills adalah yang strategi fungsional yang berkaitan dengan
paling tinggi, pada level tengah kebutuhan fihak eksternal, yakni pihak-pihak
pada kedua jenis skills itu seimbang, dan berkepentingan (stake-holders) dan
pada level bawah lebih tinggi kebutuhan pengguna jasa (user) pendidikan.
akan technical-skills. Tenaga Kependidikan Inilah core-competency kurikulum
Pengembang dan Pengawas bisa Jurusan MPI sebagai satu-satunya Jurusan
dikategorikan berada pada posisi manajerial di lingkungan FITK yang mengemban
level atas, Tenaga Kependidikan Pengelola fungsi serta tugas sebagai penyedia tenaga
berada pada posisi manajerial tengah, dan kependidikan. Kompetensi-inti inilah yang
Tenaga Kependidikan Pelaksana merupakan keunggulan dan sekaligus
Administrasi dan Tenaga Teknis berada membedakannya dengan Jurusan lain di
pada posisi manajerial bawah. lingkungan FITK yang bertugas
Beberapa jenis strategi fungsional menyediakan Tenaga Pendidik dalam
bagi pengembangan Jurusan MPI di berbagai disiplin ilmu. Dengan pemetaan
lingkungan FITK adalah: strategi produksi, dan penajaman kompetensi demikian,
promosi, pemasaran, keuangan, manajemen diproyeksikan out-put Jurusan MPI akan
SDM, litbang, teknologi informasi, dan memiliki daya saing yang tinggi.
strategi-strategi fungsional yang berkaitan Analisis dari perspektif ekonomi
dengan fihak eksternal seperti: suplier, pendidikan, khususnya hukum ekonomi-
konsultan, dan agen. Dalam dunia pendidikan supply and demand,
24

keunggulan bersaing lulusan MPI sangat sepenuhnya kompatibel dengan seluruh


tinggi; supply tenaga kependidikan dengan tahapan dan level manajemen di
spesifikasi yang dideskripsikan di atas di lingkungan PTI. Pengembangan daya saing
wilayah Cirebon khususnya, belum ada; PTI dapat dirumuskan melalui formulasi
sedangkan demand sangat tinggi, yaitu strategi pada level Fakultas dan Jurusan,
kebutuhan tenaga kependidikan pada yang sepenuhnya paralel dengan tahapan
seluruh Jenjang Pendidikan di lingkungan formulasi strategi dalam manajemen
Kementerian Agama, serta tenaga strategis.
kependidikan di lingkungan Kementerian Untuk kasus pengembangan IAIN
Agama sendiri. Ketika supply rendah Syekh Nurjati Cirebon dengan asumsi hasil
apalagi 0, sedangkan demand tinggi, maka analisis lingkungan bahwa secara internal
daya saingnya tinggi. Kondisi ini lebih dominan kekuatan daripada
berbanding terbalik dengan daya saing out- kelemahan, dan secara eksternal lebih
put Jurusan-jurusan pemasok tenaga dominan peluang daripada ancaman, maka
Pendidik di lingkungan FITK, seperti strategi pengembangan yang
Jurusan: PAI, Tadris-IPS, Tadris-Bahasa direkomendasikan adalah strategi
Inggris, dan seterusnya, dimana supply kombinasi, yaitu penerapan strategi
tinggi sedangkan demand rendah, sehingga pengembangan, strategi stabilitas dan
daya saingnya rendah. strategi pengurangan diterapkan secara
Selain masalah scope, kurikulum simultan, mengingat adanya aspirasi kuat
Jurusan MPI juga harus untuk mengembangkan bentuk pendidikan
mempertimbangkan sequence atau urutan, tinggi dari bentuk Institut dikonversi ke
struktur materi serta konten kurikulum dan bentuk tertinggi pendidikan tinggi yaitu
silabus; konten technical-skills diberikan Universitas, dari IAIN dikonversi menjadi
pada semester-semester awal dan tengah, UIN.
sedangkan konten managerial-skills Untuk itu diperlukan evaluasi
diberikan mulai semester tengah dan akhir. menyeluruh terhadap kondisi dan kinerja
Hal ini terutama terkait dengan efisiensi pada semua bisnis unit maupun
dan efektivitas proses pembelajaran. fungsionalnya. Pada tingkat strategi
Sedangkan efisiensi dan efektivitas adalah Fakultas, dibutuhkan pemetaan yang
dua kata kunci utama dalam setiap jenis komprehensif dan detil tentang kualifikasi
dan tingkatan manajemen. Adalah ironis
dan spesifikasi kompetensi lulusan.
bila Jurusan MPI mengabaikan dua prinsip Penajaman kompetensi diarahkan pada
utama dalam manajemen kurikulum dan upaya untuk menghasilkan produk atau jasa
pembelajaran. dalam segmen sasaran tertentu pada iklim
persaingan dengan sejumlah pesaing, serta
E. Kesimpulan untuk memperbaiki standar kualitas dalam
rangka peningkatan daya saing institusi
Dibutuhkan Developmental Model PTI. Pada tingkat Jurusan diperlukan
sebagai bentuk perencanaan perubahan penajaman kompetensi sesuai dengan
yang diarahkan bagi peningkatan daya kualifikasi sebagaimana dimaksudkan
saing dalam manajemen PTI, karena belum dalam standar kualifikasi Tenaga
ditemukan adanya Best-practice Model Kependidikan.
yang diarahkan untuk peningkatan daya Out-put dari semua tahapan strategi
saing PTI. pengembangan itu adalah meningkatnya
Prinsip-prinsip, teori dan tahapan daya saing PTI melalui strategi pemetaan
dalam manajemen strategis dapat dijadikan out-put FITK serta penajaman core-
model pengembangan daya saing PTI competency sebagai core-curriculum
melalui formulasi strategi pada seluruh Jurusan MPI. Karena itu, implikasi paling
tahapan manajemen strategis yang langsung dari strategi peningkatan daya
25

saing itu adalah perlunya pengembangan


kurikulum dan pembelajaran Jurusan MPI. M. Zafar Iqbal, 1996. Teacher Training:
Pada dimensi kurikulum, masalah The Islamic Perspective. Institute
utamanya terletak pada scope dan of Policy Studies and International
sequence. Sedangkan pada dimensi Institute of Islamic Thought;
sequence masalah utamanya terletak pada Lahore.
efisiensi dan efektivitas pembelajaran.
Peter Wright et all, 1996. Strategic
Management: Concepts and
Cases. International Edition.
Prentice Hal, Inc; USA.

Randall S. Schuler, 1987. Personnel and


RUJUKAN Human Resources Management.
Third Edition. West Publishing
Abuddin Nata, 1997. Filsafat Pendidikan Company; New York.
Islam. Logos Wacana Ilmu;
Jakarta. Samuel C. Certo et all, 1994. Strategic
Management: Concepts and
Ahmad Tafsir, 1994. Ilmu Pendidikan Application. Third Edition. Irwin;
dalam Perspektif Islam. Remaja Chicago.
Rosdakarya; Bandung.
Stephen P. Robbins & Mary Coulter, 2002.
Alan J. Rowe et all, 1989. Strategic Manajemen. PT Intan Sejati;
Management: A Methodological Klaten.
Approach. Addison-Wesley
Publishing Company; California. Undang-undang Republik Indonesia Nomor
20/2003 tentang Sistem
Bachrul Hayat & Suhendra Yusuf, 2010. Pendidikan Nasional.
Benchmark Internasional Mutu Fokusmedia; Bandung.
Pendidikan. Bumi Aksara; Jakarta.

Jalaluddin & Usman Said, 1996. Filsafat


Pendidikan Islam: Konsep dan
Perkembangan. PT RajaGrafindo
Persada; Jakarta.

Jeanne C. Meister, 1994. Corporate Quality


Universities: Lesson in Building A
World-Class Work Force. ASTD;
Illionis.

Linda Darling-Hamond, 2006. Powerful


Teacher Education. Jossey-Bass;
USA.

Michael E. Porter & Agus Maulana, 1997.


Strategi Bersaing: Teknik
Menganalisis Industri dan
Pesaing. Erlangga; Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai