Maman Supriatman
ABSTRAK
Kebutuhan strategi pengembangan Jurusan MPI ini akan berimplikasi terutama pada
pengembangan kurikulum. Disain kurikulum mencakup: scope (cakupan), dan sequence
(urutan). Ruang lingkup pengembangan kurikulum pada Jurusan MPI harus mencakup
kebutuhan pengembangan managerial-skills dan technical-skills secara proporsional. Hal ini
berkaitan dengan penyusunan skenario organisasi, yakni pengembangan serangkaian asumsi
tentang lingkungan tugas. Asumsinya, para lulusan Jurusan MPI nantinya akan menempuh
jenjang karier tenaga kependidikan secara berjenjang dan bertahap, mulai level manajerial
bawah, kemudian level tengah dan berakhir pada level manajerial atas.Kualifikasi tenaga
kependidikan yang dijelaskan dalam UU RI Nomor 20/2003 tentang SISDIKNAS
sebagaimana telah dikemukakan, sekaligus mencerminkan scope dan sequence kurikulum
Jurusan MPI, yaitu rumpun atau disiplin ilmu pendidikan yang fokus pada kajian:
pengawasan, pengembangan, pengelolaan, pelaksana administrasi dan tenaga teknis. Khusus
untuk kompetensi pengembangan, harus difahami dalam konteks fungsi FITK dalam rangka
pengertian pendidikan Islam secara luas, yang antara lain mencakup kajian pengembangan
tentang teori-teori pendidikan Islam, sebagaimana ditegaskan oleh Ahmad Tafsir di atas.
Fungsi ini pernah dikembangkan pada Jurusan Kependidikan Islam (KI). Kompetensi
demikian paralel dengan kualifikasi tenaga pengembang, pengawas maupun pengelola satuan
pendidikan sebagaimana dimasudkan di atas. Karena itu, beberapa PTI mengkonversi Jurusan
KI menjadi Jurusan MPI. Implikasinya terhadap perumusan kurikulum Jurusan MPI, maka
cakupan kurikulumnya harus juga berorientasi pada penguatan pemikiran bagi
pengembangan teori serta konsep-konsep pendidikan Islam.
Kata Kunci: Model, Manajemen Strategis, Daya Saing, FITK, MPI, Formulasi Grand-
strategy, Formulasi Unit Bisnis/Fakultas, dan Formulasi Fungsional/Jurusan.
dan itu merupakan bagian dari prinsip-
A. Pendahuluan prinsip Islam tentang pendidikan. Karena
Lembaga pendidikan yang baik itu, manajemen Pendidikan Tinggi Islam
adalah lembaga pendidikan yang berdaya (PTI) perlu menerapkan prinsip-prinsip
saing tinggi, dan lembaga pendidikan yang manajemen yang sudah teruji
berdaya saing tinggi sudah pasti adalah keberhasilannya. Dengan demikian, bila
lembaga pendidikan yang menerapkan sebagian besar PTI belum menunjukkan
prinsip-prinsip manajemen pendidikan. kinerja serta daya saing yang baik, maka
Sedangkan lembaga pendidikan yang dipastikan penyebab utamanya adalah
menerapkan prinsip-prinsip manajemen karena belum menerapkan teori dan
pendidikan sudah pasti Islami, karena prinsip-prinsip manajemen pendidikan
penerapan prinsip-prinsip manajemen yang yang sudah terbukti keandalannya.
sudah terbukti berhasil, merupakan bagian Di sisi lain, organisasi yang
dari Sunnatullah dalam bidang pendidikan, memiliki daya saing adalah organisasi yang
12
atau model yang diangkat dan berasal dari Manajemen Pendidikan Tinggi
best-practice dalam manajemen PTI. (Kusumastuti, 2001); (3) Implementasi
Perkembangan dalam manajemen Knowledge Management dalam Konteks
pendidikan tinggi telah memunculkan Organisasi Pembelajar (Tjakraatmadja &
sejumlah inovasi; bahwa sebagai D.C. Lantu, 2006); (4) Manajemen
organisasi terbuka, penyelenggaraan Pengembangan Mutu Dosen dan
pendidikan tinggi tidak boleh berhenti Implementasi Learning Organization
berinovasi. Manajemen pendidikan tinggi Berbasis Karakteristik PTI (Sholihah,
harus selalu mencari titik keseimbangan 2006); dan (5) Penjaminan Mutu
baru antara kecenderungan Pendidikan Tinggi dan Audit Kinerja
mempertahankan stabilitas dengan Dosen di Lingkungan PTIS (Rahminawati,
kebutuhan untuk menyesuaikan diri dengan 2007).
tuntutan perubahan lingkungan strategis. Sebuah model adalah representasi
Dalam kontek manajemen PTI, kebutuhan simbolik dari suatu benda, proses, sistem
untuk memelihara titik keseimbangan itu atau gagasan. Aubrey Fisher (2012)
muncul dari tradisi, karakteristik dan berpendapat bahwa model adalah sebuah
posisinya yang khas yang dibentuk oleh analogi yang mengabstraksikan dan
sepanjang sejarah perkembangnnya, dengan memilih bagian dari keseluruhan, unsur,
berbagai tuntutan baru yang muncul seiring sifat atau komponen yang penting dari
perubahan lingkungan. fenomena yang dijadikan model.
Dalam praktik manajemen Sedangkan teori adalah abstraksi dari
pendidikan tinggi nasional, banyak realitas, terdiri atas asumsi, proposisi dan
kebijakan dalam manajemen pendidikan aksioma-aksioma dasar yang saling
tinggi di Indonesia, berasal dari berkaitan. Dengan demikian, hubungan
Developmental/Explortory Model, yang antara model dengan teori, bahwa model
kemudian diimplementasikan dalam bentuk membantu merumuskan suatu teori dan
program pengembangan pendidikan tinggi, menyarankan hubungan. Oleh karena
misalnya: RAISE, Wolrd-Class University, model memilih unsur-unsur tertentu, maka
Corporate University, Core Competency, suatu model mengimplikasikan penilaian
Strategi Keunggulan Bersaing dan atas relevansi, yang pada gilirannya
Peningkatan Daya Saing, Learning mengimplikasikan suatu teori mengenai
fenomena yang diteorikan. Karenanya,
Organization, Performance-Based
Management, Strategic Management, suatu model berfungsi sebagai basis bagi
Pengembangan Budaya Organisasi, teori yang lebih kompleks, atau alat untuk
Manajemen Mutu, Manajemen Pemasaran menjelaskan teori dan menyarankan cara-
Jasa Pendidikan, Manajemen Perubahan, cara baru untuk memperbaiki konsep-
Manajemen Pengetahuan, dan Redesain konsep.
Pendidikan Profesioal Guru.
Di sisi lain, terdapat beberapa kasus C. Teori Manajemen Strategis
inovasi yang diangkat dalam penelitian sebagai Acuan Model Strategi
untuk Disertasi yang berasal dari Best- Pengembangan PTI
practice Model, dan karenanya dapat
dijadikan bahan masukan bagi formulasi 1. Konsep Manajemen Strategis
model strategi pengembangan yang Manajemen strategis adalah
berpeluang untuk diimplementasikan dalam manajemen yang fokus pada proses
manajemen PTI, antara lain: (1) penetapan tujuan organisasi,
Implementasi Strategic Management dalam pengembangan kebijakan, dan perencanaan
Manajemen Pendidikan Tinggi (Ismaun, untuk mencapai sasaran, serta
1999); (2) Manajemen Pengembangan mengalokasikan sumber daya untuk
Dosen sebagai Penjamin Mutu dalam menerapkan kebijakan dan merencanakan
14
kekuatan dan kelemahan internal serta dimulai dengan "identify the organization's
peluang dan ancaman eksternal. Teknik ini current mission, goals and strategies".
pertama kali dikembangkan oleh Albert Kemudian melakukan analisis kekuatan dan
Humprey pada dasawarsa 60-70an. Analisis kelemahan internal serta analisis peluang
SWOT dapat diterapkan pada berbagai jenis dan ancaman eksternal. Berdasarkan hasil
dan ukuran organisasi dengan memilah analisis lingkungan itu barulah dapat
berbagai hal yang mempengaruhi keempat dirumuskan strategi. Dalam suatu
faktornya, kemudian menerapkannya dalam organisasi besar terdapat tiga tingkatan
gambar matrix SWOT. Adapun aplikasinya strategi, yaitu strategi korporasi, strategi
adalah: (1) Bagaimana kekuatan internal bisnis unit, dan strategi fungsional (Peter
mengambil keuntungan dari peluang Wright, Mark J. Kroll & John Parnell,
eksternal; (2) (3) Bagaimana mengatasi 1996).
kelemahan yang dapat mencegah 1) Strategi Korporasi: Grand
keuntungan; Bagaimana kekuatan internal Strategy Organisasi
digunakan untuk menghadapi ancaman; dan Strategi ini berkaitan dengan
(4) Bagaiama cara mengatasi kelemahan perumusan arah organisasi secara
yang mampu membuat ancaman menjadi keseluruhan, dimaksudkan untuk
peluang. mengarahkan organisasi pada tiga pilihan
Manajemen strategis memberi strategi pengembangan, yaitu: strategi
perhatian yang sama pada analisis pertumbuhan (growth), strategi stabilitas
lingkungan internal dan eksternal. (stability) dan strategi pengurangan
Organisasi yang merasa nyaman hanya (rethenchment). Ketiga orientasi strategi ini
dengan melakukan pemindaian lingkungan dikenal sebagai Grand Strategy.
internal, akan kehilangan separo peluang a) Strategi Pertumbuhan. Terdiri
untuk membuat keputusan yang efektif bagi atas strategi konsentrasi dan
organisasinya. Beberapa elemen yang biasa srategi diversifikasi. Strategi
digunakan untuk pemindaian lingkungan konsentrasi meliputi:
eksternal meliputi: organisasi sebagai suatu pertumbuhan vertikal dan
keseluruhan (termasuk tren yang horizontal. Pertumbuhan
berdampak pada organisasi), serta tren vertikal bisa dicapai secara
sosial pada empat bidang utama: ekonomi, internal dengan cara
teknologi, tren politik-hukum, dan sosial
memperluas bidang operasi,
budaya. Data dari pemantauan lingkungan atau secara eksternal melalui
ini kemudian digunakan untuk membuat akuisisi. Sedangkan strategi
rencana strategis bagi organisasi. Sebuah diversifikasi dipilih ketika
pepatah lama mengatakan: "gagal dalam pertumbuhan tidak
merencanakan sama dengan merencanakan menunjukkan kemajuan, serta
untuk gagal". Jika sebuah organisasi tidak tidak ada lagi peluang untuk
merencanakan arahnya, maka organisasi itu tumbuh dalam bidang aslinya.
tidak akan bisa mengambil kendali atas Ada dua jenis strategi
masa depannya. diversifikasi: konsentrik dan
b. Formulasi Strategi konglomerasi. Strategi
Formulasi strategi merupakan konsentrik dipilih ketika
proses perumusan langkah-langkah ke organisasi akan menambah
depan guna mengembangkan visi dan misi produk baru yang masih terkait
organisasi, menetapkan tujuan strategis dengan produk aslinya;
serta merancang strategi untuk mencapai sedangkan strategi konglomerasi
tujuan tersebut dalam rangka mencapai dipilih bila organisasi ingin
customer values terbaik. Morton (1996) menambah produk atau pasar
menggambarkan proses formulasi strategi
16
yang diharapkan di masa depan. Dengan Karena itu, SBU memiliki lima ciri
demikian, strategi hampir selalu dimulai pokok, yaitu: (1) Eksternal focus, bahwa
dari apa yang dapat terjadi, dan bukan pengorganisasian strategi mengacu pada
dimulai dari apa yang terjadi. permasalahan yang timbul karena faktor
Berdasarkan pemahaman demikian, eksternal; (2) Identifiable Competitor,
maka dapat didefinisikan bahwa Strategic yakni SBU yang dirancang demikian rupa
Business Unit (SBU) adalah strategi untuk sehingga kompetitor teridentifikasi; (3)
menciptakan suatu unit yang menghasilkan Autonomous Profit Center, yakni
produk atau jasa yang fokus pada satu beroperasi sebagai suatu bisnis serta
kelompok pelanggan tertentu (N.A. sasarannya sendiri dan dipimpin oleh
Orcullo, 2007). Karena itu strategi bisnis seorang manajer; (4) Distinct Marketing
unit sering juga disebut sebagai strategi Strategy, yakni memiliki strategi
bersaing, yakni strategi yang berfokus pada pemasaran sendiri yang berbeda dengan
peningkatan posisi bersaing organisasi. unit bisnis lainnya; dan (5) Separate
Untuk menjalankan strategi bisnis unit Accounting, yakni SBU yang bersaing
biasanya dipimpin oleh seorang manajer sebagai suatu unit yang bersifat otonom
yang memimpin sebuah unit otonom. sehingga harus memiliki sistem pembukuan
Ada dua jenis SBU, yakni Strategi sendiri yang terpisah dari unit lainnya
Kompetitif dan Strategi Kooperatif. Yang (Husein Umar, 2005).
paling banyak digunakan adalah Strategi Penjabaran dari strategi adalah
Kompetitif. Konsep persaingan yang taktik, yakni penjabaran operasional jangka
populer diperkenalkan oleh pakar ekonomi pendek dalam rangka menerapkan strategi.
mikro, M.E. Porter, yakni konsep Strategi Taktik bersaing adalah sebuah rencana
Generik, sebuah strategi bersaing untuk operasional khusus yang menjelaskan
mengungguli kompetitor. Porter bagaimana, kapan dan dimana sebuah
menawarkan tiga tipe strategi generik, strategi diimplementasikan. Beberapa taktik
yaitu: Cost Leadership Strategy, bersaing yang banyak digunakan adalah
Differentiation Strategy, dan Focus taktik waktu, taktik menyerang dan taktik
Strategy. Ketiga jenis strategi ini saling defensif.
berkaitan dan dalam implementasinya dapat 3) Strategi Fungsional
digabungkan: Strategi fungsional adalah
a) Fokus biaya adalah strategi bersaing pendekatan terhadap area fungsional dalam
yang fokus kepada customer pada rangka mencapai grand strategy organisasi
segmen geografis tertentu dengan dan strategi bersaing pada bisnis unit
harga seefisien mungkin. Strategi dengan memaksimalkan produktivitas
ini didasarkan atas asumsi bahwa sumberdaya yang dimiliki organisasi.
organiasi yang mengkonsentrasikan Strategi ini menitik beratkan pada
pelayanan pada target-target pengembangan dan pemeliharaan suatu
strategis yang sempit secara lebih kompetensi khusus (distinctive
efisien, akan memiliki daya saing competency) untuk menghasilkan
yang kuat. keunggulan bersaing.
b) Fokus pada diferensiasi berarti Terdapat beberapa jenis strategi
organisasi harus mencari fungsional, yaitu strategi: produksi,
diferensiasi pada segmen promosi, pemasaran, keuangan, manajemen
sasarannya. Pemilihan strategi ini SDM, litbang, teknologi informasi, dan
didasarkan pada asumsi bahwa strategi-strategi fungsional yang berkaitan
organisasi yang memfokuskan dengan fihak eksternal seperti: suplier,
pelayanan pada segmen sasarannya konsultan, dan agen. Kriteria pemilihan
yang lebih sempit, akan lebih efektif strategi yang direkomendasikan ditetapkan
dibandingkan kompetitotnya. berdasarkan hasil analisis lingkungan
18
penjaminan mutu, kerja sama dan yakni suatu cara mengelola organisasi agar
hubungan masyarakat. setiap unit menghasilkan sejumlah produk
Mengingat keterbatasan ruangan, atau jasa yang ditujukan pada segmen
tulisan ini tidak mungkin menyajikan hasil sasaran tertentu dalam iklim persaingan
analisis SWOT pada tiap CSF. Namun dengan sejumlah pesaing. Bisnis secara
berdasarkan pengalaman dan pengamatan umum berarti seluruh kegiatan yang
terlibat, kiranya dapat diidentifikasi pilihan diorganisasikan oleh semua orang yang
strategi yang layak dipertimbangkan. terlibat dalam rangka memperbaiki standar
Seperti sudah dikemukakan, terdapat empat kualitas. Sedangkan strategi didefinisikan
pilihan strategi pada tingkat korporasi, sebagai alat untuk mencapai tujuan jangka
yaitu strategi pertumbuhan, stabilitas, panjang. Karena itu strategi bisnis unit
pengurangan dan strategi kombinasi. disebut juga sebagai strategi bersaing,
Berdasarkan asumsi untuk kasus yakni strategi yang berfokus pada
IAIN Syekh Nurjati Cirebon hasil analisis peningkatan posisi bersaing organisasi.
SWOT secara internal lebih dominan Untuk menjalankan strategi bisnis unit
kekuatan (S) dibandingkan dengan biasanya dipimpin oleh seorang manajer
kelemahan (W), dan secara eksternal lebih yang memimpin sebuah unit otonom.
dominan peluang (O) dibandingkan dengan Dalam konteks manajemen pendidikan
ancaman (T), maka pilihan strategi tinggi, Fakultas dipimpin oleh seorang
korporasi yang direkomendasikan untuk Dekan yang dalam banyak hal bersifat
meningkatkan daya saing institusi adalah otonom.
Strategi Kombinasi. Strategi ini digunakan Terdapat beberapa kata kunci dalam
apabila: (a) pengembangan institusi definisi generik SBU yang sangat
difokuskan pada berbagai strategi besar kompatibel dengan strategi pengembangan
secara sadar, yakni semua strategi Fakultas dalam manajemen pendidikan
(stabilitas, pertumbuhan dan pengurangan) tinggi, yaitu: a) unit yang menghasilkan
digunakan secara simultan; dan (b) bila produk atau jasa pada segmen sasaran
institusi merencanakan untuk menggunakan tertentu dalam iklim persaingan dengan
strategi besar yang berbeda di masa depan. sejumlah pesaing; b) ditujukan untuk
Dalam konteks pengembangan IAIN Syekh memperbaiki standar kualitas dalam rangka
Nurjati Cirebon, strategi kombinasi harus peningkatan daya saing institusi atau
digunakan apabila dalam empat atau lima organisasi; dan c) dipimpin oleh seorang
tahun ke depan setelah Renstra manajer dalam sebuah unit yang otonom.
diformulasikan, diproyeksikan untuk Seperti diketahui, nomenklatur
dikonversi pada bentuk UIN. Fakultas di lingkungan IAIN Syekh Nurjati
Selanjutnya, formulasi strategi pada Cirebon telah berubah mengikuti (dan
tingkat Grand-Strategy Institut (dalam diproyeksikan untuk menjadi) UIN.
bentuk Renstra), akan menjadi acuan bagi Nomenklatur Fakultas Tarbiyah berubah
perumusan strategi pada tingkat Fakultas menjadi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
(Strategi Bisnis Unit) dan tingkat Jurusan Keguruan (FITK). Secara teori,
(Strategi Fungsional). Dengan kata lain, nomenklatur FITK mengimplikasikan
bila pada tingkat Institut belum memiliki bahwa Ilmu Tarbiyah dan Keguruan adalah
dokumen Renstra yang bersifat final, maka dua ranah disiplin ilmu yang berbeda,
strategi pada tingkat Fakultas dan Jurusan meskipun masih berada dalam rumpun ilmu
belum bisa dirumuskan. yang sama, yaitu rumpun kependidikan.
2. Formulasi Strategi pada Konsekwensi logis sebagai implikasinya
Tingkat Fakultas adalah, FITK harus mengembangkan dua
Keparalelan antara SBU dengan ranah disiplin ilmu kependidikan Islam atau
strategi pada tingkat Fakultas, dapat Tarbiyah dan Keguruan dengan landasan
diidentifikasi dari definisi generik SBU,
20
formal, yakni fungsi memenuhi pengertian pendidikan, fihak eksternal yang dimakud
pendidikan Islam dalam arti sempit. adalah seluruh stake-holders dan pengguna
jasa (user) pendidikan. Kriteria pemilihan
Bila dicermati lebih seksama, strategi yang direkomendasikan ditetapkan
klasifikasi dan kualifikasi Tenaga berdasarkan hasil analisis lingkungan
Kependidikan sebagaimana dimaksudkan SWOT. Pertimbangan lain adalah
UU RI Nomor 20/2003 tersebut, dapat kemampuan setiap alternatif strategi dalam
dikelompokkan pada dua gugus memenuhi tujuan dengan sumber daya
kompetensi, yaitu gugus kompetensi teknis paling efisien dan dengan efek samping
(hard-skills) dan gugus kompetensi paling minimal.
intelektual (soft-skill). Gugus pertama Karena strategi fungsional adalah
meliputi kualifikasi tenaga pelaksana strategi pengembangan Jurusan sebagai
administrasi dan pelaksana teknis. Gugus pendekatan terhadap area fungsional dalam
kedua meliputi kualifikasi tenaga rangka mencapai grand strategy organisasi
pengelolaan, pengembangan dan dan strategi bersaing pada strategi tingkat
pengawasan. Dengan kata lain, yang unit atau fakultas dengan memaksimalkan
pertama lebih membutuhkan technical- produktivitas sumberdaya yang dimiliki,
skills, sedangkan yang kedua lebih maka strategi pengembangan Jurusan
membutuhkan managerial-skills. Dalam haruslah menitik beratkan pada
hierarki manajemen dan kepemimpinan pengembangan dan pemeliharaan suatu
pendidikan, dikenal ada tiga level kompetensi khusus (distinctive
manajerial, yaitu: level atas, tengah dan competency) guna menghasilkan
bawah. keunggulan bersaing. Untuk itu,
pengembangan kurikulum harus juga
Semakin tinggi level manajerial mempertimbangkan berbagai jenis strategi
semakin tinggi pula kebutuhan akan - fungsional yang diemban oleh Jurusan
managerial-skills; sebaliknya semakin MPI, yaitu konten kurikulum yang
rendah level manajerial semakin tinggi berkaitan dengan strategi promosi dan
kebutuhan akan technical-skills. Dengan pemasaran, keuangan, manajemen SDM,
demikian, pada level manajerial atas, litbang, teknologi informasi, dan strategi-
kebutuhan managerial-skills adalah yang strategi fungsional yang berkaitan dengan
paling tinggi, pada level tengah kebutuhan fihak eksternal, yakni pihak-pihak
pada kedua jenis skills itu seimbang, dan berkepentingan (stake-holders) dan
pada level bawah lebih tinggi kebutuhan pengguna jasa (user) pendidikan.
akan technical-skills. Tenaga Kependidikan Inilah core-competency kurikulum
Pengembang dan Pengawas bisa Jurusan MPI sebagai satu-satunya Jurusan
dikategorikan berada pada posisi manajerial di lingkungan FITK yang mengemban
level atas, Tenaga Kependidikan Pengelola fungsi serta tugas sebagai penyedia tenaga
berada pada posisi manajerial tengah, dan kependidikan. Kompetensi-inti inilah yang
Tenaga Kependidikan Pelaksana merupakan keunggulan dan sekaligus
Administrasi dan Tenaga Teknis berada membedakannya dengan Jurusan lain di
pada posisi manajerial bawah. lingkungan FITK yang bertugas
Beberapa jenis strategi fungsional menyediakan Tenaga Pendidik dalam
bagi pengembangan Jurusan MPI di berbagai disiplin ilmu. Dengan pemetaan
lingkungan FITK adalah: strategi produksi, dan penajaman kompetensi demikian,
promosi, pemasaran, keuangan, manajemen diproyeksikan out-put Jurusan MPI akan
SDM, litbang, teknologi informasi, dan memiliki daya saing yang tinggi.
strategi-strategi fungsional yang berkaitan Analisis dari perspektif ekonomi
dengan fihak eksternal seperti: suplier, pendidikan, khususnya hukum ekonomi-
konsultan, dan agen. Dalam dunia pendidikan supply and demand,
24