Anda di halaman 1dari 18

KOMPONEN KEGIATAN

A B C
NO KOMPONEN LINGKUNGAN 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1
FISIKA - KIMIA
1 Kualitas Udara - - - - - √ √ P P P
2 Kebisingan - - - - √ P P P P P
3 Debu (Particulatif Material) - - - - √ √ P √ P P
4 Kualitas Emisi Kendaaraan - - - - - P P √ P P
5 Kualitas Emisi Sumber Tidak Bergerak - - - - - - - P - -
6 Kualitas Odor (kebauan) Lingkungan - - - - - P P P - -
7 Kualitas Air Limbah - - - - - P P P - P
8 Kualitas Air Permukaan - - - - - P P P - P
9 Kualitas Air Sumur Pantau - - - - - P P P - -
10 Kualitas tanah - - - - - P P P - P
11 Kebakaran dan Ledakan Gas Metan - - - - - - P - - -
12 Timbulan Limbah B3 - - - - - - P - - P
BIOLOGI
1 Flora - - - - √ - - - - P
2 Fauna - - - - √ - - - - P
SOSIAL
1 Kesempatan Kerja √ √ √ P P P P P P -
2 Kesehatan Keselamatan Kerja Karyawan - - - - - - P P P -
3 Kesehatan Masyarakat - - - - P P P P P P
4 Kecelakaan Kerja - - - - P P P P P P
5 Potensi Penularan Penyakit - - - - P P P P √ P
6 Pendapatan Masyarakat - - - P P P P P P P
7 Pembelian Lahan Masyarakat - - - P - - - - -
8 Gangguan Lalu Lintas - - - P P P P P P -
9 Gangguan Kenyamanan - - - √ P P P P P -
10 Kerusakan Jalan - - - - P P P P P -
11 Keresahan Sosial - - - - P P P P P √
12 Hubungan Sosial P P P P P P P P P √
13 Peningkatan Layanan Kebeersihan - - - √ √ P P P P √

Keterangan:
P= Dampak penting hipotetik
√= Dampak potensial
− = Tidak ada dampak

1
KETERANGAN KOMPONEN KEGIATAN

A. Tahap Pra Konstruksi


1. Perizinan
2. Survey dan Pengukuran
3. Sosialisasi Rencana Kegiatan
4. Pembebasan Lahan

B. Tahap Konstruksi dan Operasi


1. Mobilisasi Tenaga Kerja
2. Mobilisasi Peralatan dan Material
3. Pembangunan Prasarana dan Sarana serta Fasilitas TPA
4. Pengoperasian TPA
5. Pembuatan Saluran Air

C. Tahap Pasca Operasi


1. Pemanfaatan lahan TPA

2
No Lingkungan Yang dikelola

A FISIKA - KIMIA

1 Kualitas Udara

2 Kebisingan

3 Debu (Particulatif Material)

4 Kualitas Emisi Kendaaraan

5 Kualitas Emisi Sumber Tidak Bergerak

6 Kualitas Odor (kebauan) Lingkungan


7 Kualitas Air Tanah

8 Kualitas Air Limbah

9 Kualitas Sungai Bungan Air Limbah

10 Kualitas Tanah

11 Kualitas Tailing

12 Longsoran & Erosi

13 Banjir

14 Konstruksi

B BIOLOGI

1 Flora

2 Fauna
3 Biota Perairan

C SOSIAL

1 Kesehatan Keselamatan Kerja Karyawan

2 Kesehatan Masyarakat

3 Kesempatan Kerja

4 Kesempatan Berusaha

5 Pendapatan Masyarakat

6 Pembelian Lahan Masyarakat

7 Penggunaan & Pemanfaatan Lahan

8 Gangguan Kenyamanan
9 Keamanan dan Ketertiban

10 Keresahan Sosial

11 Hubungan Sosial

12 Kualitas Pendidikan

Hasil Analisis Untuk Tahap Pra Konstruksi


PercobaanDraft RKL
DAMPAK PENTING YANG HARUS DIKELOLA DALAM PROSES PERTAMBANGAN

Sumber/Jenis Dampak

Tahap Awal Pra Kontruksi

Mengurangi dampak terjadinya peningkatan suhu udara bersumber dari kegiatan


pembersihan vegetasi, pengupasan lapisan penutup, penggalian dan penimbunan sehingga
dapat menaikan suhu udara di wilayah pertambangan. Sebagai tolak ukur adalah Keputusan
Pengelolaan mengacu pada Standar Operasional Prosedur
pengangkutan

Jalur mobilisasi kendaraan peralatan dan material di Jalan Inspeksi / Muara Sekitar Area
Booster Pump Tanjung Pasir

Mencegah peningkatan partikel debu bersumber dari kegiatan mobilisasi alat dari
peralatan berat maupun alat angkut truk. Upaya pemantauan lingkungan dilakukan
dengan pengukuran kadar udara menggunakan metode gravimetric dengan analisis
sampel udara
Mencegah peningkatan konsentrasi gas bersumber dari sisa pembakaran peralatan
mekanik dari kegiatan mobilisasi alat. Gas buangan tersebut berupa CO, SO,, NOX, HC
yang cukup beresiko bagi penduduk sekitar. Pengukuran dilakukan dengan mengukur
kadar udara menggunakan metode NDIR dan kolorimetrik.

Mengurangi dampak konsentrasi gas bersumber dari sisa pembakaran non peralatan
mekanik dari kegiatan mobilisasi alat. Gas buangan tersebut berupa CO, SO, yang cukup
beresiko bagi penduduk sekitar.
Tidak adanya peningkatan yang signilikan konsentrasi pencemar (Bau,Rasa, Suhu, Wama,
Kekeruhan, pH, Zat Padat Terlarut (TDS), Zat Organik, Total Coliform, dan E. Coli) sesuai
dengan baku mutu kualitas air tanah (Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 32 Tahun 2017)

Dapat mengurangi padatan yang terbawa air, tidak masuk ke badan air, serta mengalirkan
air permukaan (air larian) ke kolam pengendapan

1. Menyediakan alat penangkap (saringan) TSS (kekeruhan) sebelum di buang ke drainase


(sungai)
2. Menyediakan kolam pengendapan di sekitar areal pembangunan
3. Menyediakan IPAL portable sederhana

Tidak adanya peningkatan yang signifikan konsentrasi pencemar (pH, Minyak dan Lemak,
BOD, COD,Zat Organik, danTOC) pada lokasi eksplorasi

Pencegahan getaran yang ditimbulkan dilakukan dengan cara pemeliharaan


peralatan/mesin secara rutin sedangkan penanggulangannya dilakukan dengan cara
mobilisasi alat melalui jalur tertentu dengan sedikit pemukiman.

1. Pencegahan genangan dengan penataan daerah aliran sungai secara terpadu dan sesuai
dengan fungsi lahan.
2. Melakukan program penghijauan di daerah hulu sungai secara rutin.

Parameter dari komponen lingkungan hidup yang dipantau adalah tingkat pelayanan jalan,
ceceran material, dan kerusakan jalan pada rute pengangkutan.

1. Berkerjasama dengan pemerintah untuk menanam beberapa jenis pohon endemik


2. Bekerjasama dengan pemerintah melakukan penanaman dan pengayaan jenis-jenis
vegetasi yang berfungsi sebagai sumber pakan, tempat berlindung dan berkembang biak
satwa liar seperti dari jenis-jenis tanaman berbunga dan berbuah yang ditemukan di lokasi
proyek dan sekitarnya

1. Dapat membantu pemerintah membangun sanctuary atau daerah perlindungan dan


tertutup
2. Mendukung pemerintah dalam pelestarian Kawasan hijau yang dipilih oleh pemerintah
yang
merupakan kawasan konservasi
1. Menyesuaikan Indeks keanekaragaman plankton tidak berbeda jauh dengan kondisi pada
rona lingkungan awal - Indeks keanekaragaman benthos tidak berbeda jauh dengan kondisi
pada rona lingkungan awal
2. Hasil tangkapan nelayan ikan tidak berbeda jauh dengan kondisi pada rona lingkungan
awal

1. Pencegahan timbulnya penyakit dilakukan dengan cara menekan semaksimal mungkin


timbulnya debu dan gas, pemakaian masker dan peralatan K3 dan memperhatikan
kebersihan makanan.

Dapat melakukan pencegahan timbulnya partikel debu dilakukan dengan cara demobilisasi
alat yang dilakukan sesuai jadwal sedangkan penanggulangannya dilakukan dengan cara
demobilisasi alat melalui jalur tertentu dengan sedikit pemukiman

1. Memprioritaskan tenaga kerja lokal terutama bagi yang terkena dampak langsung dari
kegiatan penertiban lahan pada saat pembangunan pipa darat, sesuai dengan kebutuhan
dan kualifikasinya.
2) Menginformasikan kebutuhan tenaga kerja dan kualifikasi yang dibutuhkan kepada
masyarakat.

1. Memberikan kesempatan pada pengusaha/kontraktor lokal untuk mensuplai bahan


material sesuai spesifikasi yang
ditetapkan.
2. Memberi kesempatan pada masyarakat untuk menyediakan kebutuhan penunjang para
pekerja seperti warung makan, pemodokan pekerja dan kantor kontraktor di sekitar lokasi
kegiatan proyek.

1. Memberikan upah kepada masyarakat lokal terkena dampak yang terserap dalam tahap
konstruksi sesuai dengan peraturan yang berlaku
2. Memfasilitasi pengembangan usaha yang dijalankan oleh wirausaha baru

1.Melakukan pembelian lahan dengan nilai NJOP yang berlaku pada saat itu
2. Memfasilitasi transaksi jual beli yang dilakukan dengan menggunakan Notaris atau PPAT
yang dijalankan oleh Penjual dan Pembeli

Melakukan sosialisasi kepada masyarakat khususnya yang terkena dampak mengenai


rencana kegiatan yang akan dilakukan khususnya mengenai waktu kegiatan konstruksi serta
lokasi rencana kegiatan agar dapat mencari alternatif lokasi.

1. Melakukan aktivitas konstruksi pada siang hari, apabila ada kegiatan di atas pukul 21.00
akan dilakukan sosialisasi terlebih dahulu.
2. Memberikan informasi dan sosialisasi kepada masyarakat dengan memasang
pengumuman di lokasi-lokasi strategis agar masyarakat dapat dengan mudah dan jelas
mengetahui kegiatan proyek tersebut
Dapat melakukan koordinasi dengan stakeholder yang relevan dan masyarakat yang
terdampak perihal kegiatan pertambangan yang sedang berlangsung

1. Melakukan sosialisasi berkaitan dengan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan.


2. Memberikan informasi sejelas-jelasnya kepada masyarakat mengenai kebutuhan tenaga
kerja dan proses penerimaan tenaga kerja dilakukan secara transparan.
3. Melibatkan tenaga kerja lokal yang disesuaikan dengan kualifikasi dan kebutuhan.

Menciptakan sistem komunikasi yang lebih baik melalui penyuluhan tentang keberadaan
kegiatan penambangan bagi kelangsungan kegiatan pertambangan

Menciptakan kualitas pendidikan disekitar kawasan pertambangan untuk masyarakat-


masyarakat sekitar dapat menjadi SDM yang unggul dan berwawasan
BANGAN

Indikator Keberhasilan Pengelolaan


Lingkungan Hidup

Tahap Awal Pra Kontruksi

Pencegahan konsentrasi polutan (Nox, Sox, CO) dan


TSP/Partikulat (debu) terhadap udara ambien
sekitar kegiatan masih memenuhi baku mutu udara
ambien (Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun
2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup)

Mengurangi dampak peningkatan kebisingan yang


terjadi dapat memenuhi baku tingkat kebisingan
(Lampiran VII Peraturan Pemerintah Nomor 22
Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup)
Institusi Pengelolaan
Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lingkungan Hidup

1. Pelaksana Kegiatan
2. Pengawas Kegiatan
(Kementerian ESDM dan
KLHK)

1. Pengelolaan mengacu pada Standar Operasional Prosedur


pengangkutan (SOP), TUB-PR-00-A4.
2. Pembatasan kecepatan (< 20 km/jam) di ruasjalan yang dekat
dengan permukiman.
3. Menggunakan kendaraan yang layak jalan
4. Memberikan informasi dan sosiabsasi kepada masyarakat 1. Pelaksana Kegiatan
dengan memasang pengumuman di lokasilokasi strategis agar 2. Pengawas Kegiatan
masyarakat dapat dengan mudah dan jelas mengetahui kegiatan (Kementerian ESDM dan
proyek tersebut KLHK)

1. Pelaksana Kegiatan
2. Pengawas Kegiatan
(Kementerian ESDM dan
KLHK)

1. Pelaksana Kegiatan
2. Pengawas Kegiatan
(Kementerian ESDM dan
KLHK)

1. Pelaksana Kegiatan
2. Pengawas Kegiatan
(Kementerian ESDM dan
KLHK)

1. Pelaksana Kegiatan
2. Pengawas Kegiatan
(Kementerian ESDM dan
KLHK)
1. Pelaksana Kegiatan
2. Pengawas Kegiatan
(Kementerian ESDM dan
KLHK)

1. Pelaksana Kegiatan
2. Pengawas Kegiatan
(Kementerian ESDM dan
KLHK)

1. Pelaksana Kegiatan
2. Pengawas Kegiatan
(Kementerian ESDM dan
KLHK)

1. Pelaksana Kegiatan
2. Pengawas Kegiatan
(Kementerian ESDM dan
KLHK)

1. Pelaksana Kegiatan
2. Pengawas Kegiatan
(Kementerian ESDM dan
KLHK)

1. Pelaksana Kegiatan
2. Pengawas Kegiatan
(Kementerian ESDM dan
KLHK)

1. Pelaksana Kegiatan
2. Pengawas Kegiatan
(Kementerian ESDM dan
KLHK)

1. Pelaksana Kegiatan
2. Pengawas Kegiatan
(Kementerian ESDM dan
KLHK)

1. Pelaksana Kegiatan
2. Pengawas Kegiatan
(Kementerian ESDM dan
KLHK)

1. Pelaksana Kegiatan
2. Pengawas Kegiatan
(Kementerian ESDM dan
KLHK)
1. Pelaksana Kegiatan
2. Pengawas Kegiatan
(Kementerian ESDM dan
KLHK)

1. Pelaksana Kegiatan
2. Pengawas Kegiatan
(Kementerian ESDM dan
KLHK)

1. Pelaksana Kegiatan
2. Pengawas Kegiatan
(Kementerian ESDM dan
KLHK)

1. Pelaksana Kegiatan
2. Pengawas Kegiatan
(Kementerian ESDM dan
KLHK)

1. Pelaksana Kegiatan
2. Pengawas Kegiatan
(Kementerian ESDM dan
KLHK)

1. Pelaksana Kegiatan
2. Pengawas Kegiatan
(Kementerian ESDM dan
KLHK)

1. Pelaksana Kegiatan
2. Pengawas Kegiatan
(Kementerian ESDM dan
KLHK)

1. Pelaksana Kegiatan
2. Pengawas Kegiatan
(Kementerian ESDM dan
KLHK)

1. Pelaksana Kegiatan
2. Pengawas Kegiatan
(Kementerian ESDM dan
KLHK)
1. Pelaksana Kegiatan
2. Pengawas Kegiatan
(Kementerian ESDM dan
KLHK)

1. Pelaksana Kegiatan
2. Pengawas Kegiatan
(Kementerian ESDM dan
KLHK)

1. Pelaksana Kegiatan
2. Pengawas Kegiatan
(Kementerian ESDM dan
KLHK)

1. Pelaksana Kegiatan
2. Pengawas Kegiatan
(Kementerian ESDM dan
KLHK)

Anda mungkin juga menyukai