Achmad Sujudi
Faktor-faktor yang berpengaruh pada
derajat kesehatan :
1. Perilaku
2. Lingkungan
3. Upaya kesehatan
4. Faktor genetik
Upaya kesehatan dilakukan terhadap
seluruh faktor-faktor tersebut, berupa:
Promotif
Preventif
Kuratif
Rehabilitatif
- Perilaku
Upaya Kesehatan - Lingkungan
- Faktor genetik
• Komunitas Pelayanan RS
• Keluarga (Hospital Care)
• Kesling Pelayanan Pasien
• Air bersih, dll (Patient care)
Pergeseran paradigma (shifting paradigm) (1)
Upaya Kesehatan
• OTORITARIAN • DEMOCRATIC
• GOVERNMENT BASE • COMMUNITY BASE
• GOVERNMENT HEAVY • GOVERNMENT+ NGO
• PARTICIPATION • PARTNERSHIP
• BUREAUCRATIC • ENTREPRENEUR
• CENTRALIZED • DECENTRALIZED
• PUBLIC • PUBLIC-PRIVATE MIX
Perubahan-perubahan yang terjadi dalam bentuk
pergeseran paradigma (shifting paradigm)
Imajinasi
Tahapan terbentuknya organisasi
Gagasan
Tujuan (arah)
Strategi Jabarkan dg
Misi
jelas
Faktor2 yg
menentukan Sebutkan satu2
Sasaran (target) sukses dg jelas
Hasil
Berbagai aspek
Organisasi
Aspek SISTEM, dimana organisasi memproses
sesuatu menjadi suatu hasil/keluaran/output dan
akan memberikan dampak
O
Perubahan R Sistem
(Adaptasi) G (dengan Subsistemnya)
A
ORGAN I SASI
I
S
Politik A Manusia
(Arena interaksi kekuatan S (Motivasi, imbalan,
& pengaruh) I
Karir, dll)
Budaya
(nilai-nilai dan kepercayaan & agama)
VISI
ARAH
MISI
TARGET
• MARKET PERENCANAAN
• MAN
• MONEY PELAKSANAAN
• MATERIAL
EVALUASI
• MACHINES
• METHODES MANAJEMEN
Pasien
Proses (2)
Dampak terhadap
Dampak pasien harus terukur
Perbaikan/penyembuhan
Fungsi-fungsi manajemen sebagai sub-sistem
Lingkungan
Perencanaan Pelaksanaan
Masukan Keluaran
Pengawasan
Evaluasi
Umpan Balik
Pikirkan dan amati apakah semua
sistem ini sudah bekerja/berfungsi.
Bagaimana hubungan dengan
sistem yang lain. Contoh : hasil lab
yang diperlukan untuk penentuan d/
dan th/
Lingkungan
Adaptasi
Pemeliharaan
Komunikasi
Masukan Operasional Keluaran
Informasi
Umpan Balik
INTEGRATED
“Hospital Business
Process”
Berbagai Proses yang terjadi
di Rumah Sakit
• Rumah sakit (hospital) adalah suatu sistem dimana
terjadi suatu proses, dari suatu masukan (input) yang
akan menghasilkan suatu keluaran (output) dan
selanjutnya akan memberikan dampak (impact).
• Dampak yang diharapkan adalah suatu penyembuhan -
pemulihan.
• Keluaran (output) yang dimaksudkan adalah suatu
pelayanan RS yang akan memberikan dampak terhadap
pasien yaitu penyembuhan.
• Paling tidak ada 10 macam pelayanan yang harus
diberikan kepada pasien secara terintegrasi (integrated)
bahkan tanpa sambungan/”jahitan” atau seamless.
Fungsi-fungsi manajemen sebagai sub-sistem
Lingkungan
Produksi Pemasaran
Keluaran
Masukan
Keuangan
SDM
Litbang
Umpan Balik
Apakah semua sub sistem sudah ada dan berfungsi.
Misal: sejauh mana sistem pemasaran berfungsi
Proses Manajemen Rumah Sakit
Kepemimpinan Manajemen
Manajemen
Melaksanakan fungsi-fungsi manajemen
Perencanaan pelaksanaan pengawasan evaluasi.
(Audit)
1
10 2
9 3
Pasien
8
4
7 5
6
Seamless Services, Patient
Oriented (Pelayanan Tanpa Jahitan berorientasi
Pasien)
1
10 2
3
9
Pasien
8 4
7 5
6
penyembuhan
Pasien Proses-proses Penyembuhan
dan pemulihan
Pelayanan Medik
Pelayanan Penunjang Medik
Pelayanan Keperawatan
Pelayanan Pondokan
Pelayanan Pemberian Obat
Pelayanan Gizi
Pelayanan administrasi
Pelayanan Pencatatan Medik
Pelayanan Penyuluhan dan Sosial
Pelayanan Rohani
Tiap pelayanan adalah suatu
subsistem
dari RS yang merupakan sistem.
Perencanaan Pelaksanaan
Masukan Keluaran
Pengawasan
Evaluasi
Umpan Balik
• Produksi berada di instalasi-instalasi.
Di instalasi inilah diproduksi pelayanan-
pelayanan yang diperuntukkan bagi
pasien untuk proses penyembuhan dan
pemulihan. Dalam proses produksi
diperlukan bahan (material) habis
pakai, mesin-mesin (machines)/
peralatan (equipment), SDM
pelaksana (staff) dan suatu tata cara.
Tata cara berupa berbagai prosedur
sesuai dengan standar operasi
(Standard Operational Procedure -
SOP).
Fungsi-fungsi manajemen sebagai sub-sistem
Lingkungan
Produksi Pemasaran
Masukan Keluaran
Keuangan SDM
Litbang
Umpan Balik
• Instalasi dipimpin oleh seorang manajer
yang dapat disebut sebagai front line
manager. Manajer ini melayani para
profesional yang langsung menangani
pasien berupa penyediaan peralatan habis
pakai, pengaturan waktu tugas dsb.
Mereka yang langsung melayani pasien
terutama kelompok medik (doctors),
penunjang medik, laboratorium, radiologi,
(imaging process) untuk diagnostik, serta
penunjang terapi disebut para klinisi
(clinician).
• Perawat (Nurse) juga langsung menangani
pasien (nursing care)
• Para klinisi ini bergabung dalam
kelompok yang disebut staf medik
profesional/SMF (medical
group/medical committee)
SMF dan instalasi didukung oleh
sebuah sistem penunjang yang berada
di birokrasi yang dipimpin oleh Wakil-
wakil Direktur dan Direktur Utama
(CEO).
• Informasi sehari-hari dari instalasi serta
berbagai kegiatan klinik yang dilakukan
oleh SMF harus sampai kepada para
direksi dan CEO untuk koordinasi, serta
evaluasi.
PASIEN
INSTALASI
DIREKTUR
PELAYANAN
& STAFF
DIREKTUR DIREKTUR
KOMITE MEDIK KEUANGAN
PENUNJANG & STAFF
& STAFF & STAFF
DIREKTUR
UTAMA
Rumah sakit telah menjadi sebuah
institusi yang padat teknologi, padat
modal, dan padat karya. Dari sisi sejarah
rumah sakit, apa yang terjadi saat ini
merupakan sebuah perjalanan yang
cukup panjang berabad-abad dan
berliku.
Rumah sakit dalam bahasa Belanda
zuikenhuise dan bahasa Jerman yakni
krankenhaus.
Dalam bahasa Inggris dan Perancis
hospital berasal dari kata hospitiium.
Perkembangan rumah sakit timbul
bersamaan dengan peradaban
manusia, yakni upaya mengurangi serta
menyembuhkannya dengan semangat
altruistik, yakni berempati.
Hippocrates
Lafal Sumpah Hippocrates
“Kesehatan penderita
akan selalu saya
utamakan”
?
9
Pasien t
e
8 g
4
r
7 5 a
6
s
i
Seamless Services, Patient
Oriented (Pelayanan Tanpa Jahitan (seamless)
berorientasi Pasien)
1
K
2
10 u
a
?
9 3
l
Pasien
8
i
4
t
7 5 a
6
s
• Quality of :
Man : Professionals
Money : Operational and fixed
cost
Material : Up to date, timely
Methods : Management
Machines : Up to date, technology
PROCESS
PRODUCT
MARKET
MARKET
Man Place
Money Price
Material Product Promotion
Methods Passion
Machines Power
Fungsi-fungsi manajemen sebagai sub-sistem
Lingkungan
Produksi Pemasaran
Keluaran
Masukan
Keuangan
SDM
Litbang
Umpan Balik
Apakah semua sub sistem sudah ada dan berfungsi.
Misal: sejauh mana sistem pemasaran berfungsi
Proses Manajemen Rumah Sakit
Kepemimpinan Manajemen
Manajemen
Melaksanakan fungsi-fungsi manajemen
Perencanaan pelaksanaan pengawasan evaluasi.
(Audit)
KP KP KP KP KP
Quality of Quality of Quality of Quality of Quality of
People Process Product Price Profit
Personil Proses Produk Penjualan Profit (laba)
Jabarkan tiap KP
Misalnya
- Kualitas personal bagaimana?
- Produk bagaimana?
Semua pelayanan yang ada,
Kualitas 10 Macam Pelayanan
- Proses, sesuai dengan standar
terbaik (SOP) untuk produk
dengan kualitas standar.
PLAN
DEMING CYCLE
evaluasi
CHECK ACTION
DO PLAN
DEMING CYCLE
KP KP
Pertumbuhan
KP KP
KP
Menyangkut manusia
TUJUAN
Budaya organisasi
MANAJER Harus jelas
tertulis dan
Organisasi sbg sistem dipahami
Apakah ada?
Kekuatan & Pengaruh Kekuatan pribadi
atau formal?
Kecenderungan
Apakah ada kecenderungan positif
KEPEMIMPINAN sebagai
Suatu Interaksi
PEMIMPIN
• Perilaku
• Kecenderungan
• Kekuatan
PENGIKUT SITUASI
WAKIL
DIREKTUR
DIREKTUR
Budaya melayani
(internal customer)
CHART D
The Servant Model
Servant
Leader
10 2
9 3
Pasien
8
4
7 5
6
Seamless Services, Patient
Oriented (Pelayanan Tanpa Jahitan berorientasi
Pasien)
1
10 2
9 3
Pasien
8
4
7 5
6
Seamless Clinical Services,
Patient Oriented (Pelayanan terintegrasi
berorientasi Pasien)
1
10 5 Pasien 2 7
4 3
9 8
1 7
10
5 2
Pasien
4 3
9
8
Good Clinical Governance atau Clinical
Governance Merupakan suatu istilah yang baku.
Istilah baku dalam bahasa Indonesia belum ada yang
diputuskan secara resmi.
Namun demikian dapat dipakai Tata Kelola
Pelayanan Klinik (TkPK), dan Tata Pelayanan
Klinik yang Baik (TkPKB).
Kita dapat mengacu kepada istilah dalam dunia
farmasi yaitu Good Manufacturing Product (GMP)
yang secara resmi istilah dalam bahasa Indonesia
dinyatakan sebagai
Cara Pembuatan Obat yang Baik
disingkat CPOB
CPOB sudah merupakan persyaratan dalam industri
farmasi.
Tata Kelola Kegiatan Klinik yang Baik
Good Clinical Governance (GClG)
Adalah suatu istilah/terminologi baku yang
memberikan pengertian semua aktivitas mulai
dari perencanaan standarisasi pelaksanaan
termasuk memonitor, mengukur,
mengevaluasi, meningkatkan mutu pelayanan
klinik terhadap pasien.
Tidak hanya mempunyai pengertian
pengendalian (control).
“a systematic and integrated approach to
assurance and review of clinical
responsibility and accountability that
improves quality and safety resulting in
optimal patient outcomes”
Tata Kelola Klinik (Clinical Governance)
merupakan sebuah instrumen bagi rumah
sakit untuk mendapatkan akuntabilitas
serta standar yang tinggi bagi kesehatan
pasien serta secara terus menerus
melakukan peningkatan mutu pelayanan
serta lingkungan, dengan tujuan untuk
mendapatkan hasil pelayanan klinis yang
terbaik (excellent).
Tata Kelola Klinik yang baik sebenarnya
bukanlah hal yang baru terutama bagi para
klinisi yaitu para profesional yang langsung
menangani pasien.
Mereka sejak lama telah bekerja secara
profesional dengan persyaratan pendidikan
yang khusus dan cukup lama serta ada
persyaratan untuk mendapatkan sertifikat
sebagai pengakuan terhadap kemampuan
profesionalnya.
Selain juga pengakuan dari kelompoknya
(peer group).
Selain itu ada kewajiban untuk selalu
mengikuti perkembangan bidang
profesionalnya melalui pelatihan-pelatihan
dan pendidikan berkala/lanjutan, untuk
mendapatkan sertifikasi yang harus
diperbaharui secara berkala.
Pelayanan klinis yang dilaksanakan secara
profesional mengandung arti mengikuti atau
sesuai dengan suatu standar yang diakui
pada suatu saat dan tempat tertentu.
Harus diingat bahwa standar tersebut bisa
berubah karena ada suatu peningkatan
sesuai dengan perkembangan sains dan
teknologi .
Pelaksanaan yang harus sesuai dengan
suatu standar mempunyai implikasi hukum
apabila dilakukan tidak sesuai atau dibawah
standar sehingga terjadi sesuatu hal yang
tidak diinginkan (merugikan pasien).
Penetapan standar dilakukan oleh organisasi
profesi sendiri yang kemudian diakui oleh
Rumah Sakit ataupun lembaga-lembaga dimana
profesional itu bekerja.
Standarisasi ini tetap dinilai secara berkala dan
dapat terjadi suatu perubahan apabila telah
diputuskan oleh Kelompok Profesi terkait.
WAKIL
DIREKTU
R
WAKIL WAKIL
KOMITE DIREKTU
DIREKTU
MEDIK R
R
DIREKTUR
“Quality is everybody business”
Risk Clinical
Management audit
Clinical
governance
Clinical
Openness
effectiveness
Research
and
development
Penerapan suatu Good Clinical
Governance (GClG) adalah suatu
penerapan perubahan. Setiap
perubahan selalu menghadapi suatu
resistensi, baik dari para profesional
(dokter dll), manajer dan staf, serta
lingkungan.
Harus disosialisasikan bahwa GClG
tujuannya untuk meningkatkan kualitas
termasuk kualitas semua pihak dan
kualitas bersama.
Perubahan ini dapat dikatakan
merupakan sebuah evolusi melalui
pentahapan dan perencanaan sistematik
yang matang (evolutionary development)
Sangat penting adalah kepemimpinan ,
kerjasama tim, membangun suatu
kemitraan (partnership) semua pihak yang
terkait, serta tersedianya sumber daya yang
memadai (resources).
Kemudian diperlukan suatu penilaian
(monitoring) secara rutin serta evaluasi.
Good Clinical Governance (GClG) harus
merupakan kegiatan yang berada di garis
utama (mainstream).
Pendapat yang menghambat
Tentukan suatu
kebijakan Klinis
Evaluasi PLAN
sesuai bukti
CHECK (evidence)
Laksanakan kebijakan
tersebut
DO
Apakah kita telah sampai ?
CHECK ACTION
DO PLAN
DEMING CYCLE
KP KP
Peningkatan mutu pelayanan klinis
KP KP
KP
Budaya Organisasi
• Strategi yg lemah
• Kepemimpinan yg lemah
• Sistem manajemen yg
• Kuatnya kelompok & Klik lemah
• Riset yg tidak dilakukan • komunikasi yg buruk
dan • infrastruktur yg buruk
tidak dievaluasi
Gagal
• Sikap & mentalitas yg • Pengetahuan & keterampilan
divensif yg rendah
• Kritik yg berlebihan & tdk • Sikap dan motivasi yg rendah
membangun • Tidak ada kerjasama tim
• Kerjasama yg buruk
Individu
Faktor eksternal
Kualitas
sejalan
dgn organisasi
Mekanisme yg
terintegrasi
Infrastruktur yg menopang
Communication
Clinical Risk Management
Patient Involvement
High Quality Care
Tanggung
Jawab dan
kewajiban
setiap individu
Komisi
Pelaksana Good
Clinical
Governance
Tanggung Jawab & Kewajiban
Setiap Individu
• Melaksanakan sesuai dengan standar dan
kualitas yang setinggi-tingginya
• Bekerja sesuai akuntanbilitas profesional
• Mempunyai komitmen yang tinggi terhadap
tugas dan lingkungan
• Memberikan masukan untuk audit dan
perbaikan
• Berbagi (sharing) pengalaman dalam
pelaksanaan kerja dan tata laksana
• Sanggup bekerja sebagai anggota tim
Komisi Pelaksana GClG
• Menggariskan strategi dan kepemimpinan dan
menumbuhkan kerjasama tim
• Melakukan koordinasi, mengatur tata kerja dan
pelaporan
• Mendukung sosialisasi dan diseminasi good
clinical governance
• Memberikan arahan (guidance) dan nasihat
(advice)
Manajemen
• Mendesain struktur organisasi yang mendukung
(GClG)
• Menunjang terbentuknya kepemimpinan yang
kuat
• Mendukung terwujudnya dan berkembangnya
akuntabilitas didalam organisasi
• Membantu terbentuknya suatu budaya
kerjasama untuk mencapai kualitas yang tinggi
(excellent)
• Membina untuk tercapainya suatu kerjasama tim
yang kompak
Komite Medik
• Bersama kelompok staf medik fungsional
(SMF) menentukan berbagai SOP
pelayanan medik dan pelayanan klinik
secara keseluruhan.
• Melakukan sosialisasi tentang Good
Clinical Governance (GClG)
• Mendukung dan memberikan support
kepada komisi GClG
Komite Medik (lanjutan)
• Mengikuti perkembangan sains dan teknologi
dari hasil penelitian-penelitian yang ada, dan
mempertimbangkan peningkatan/perubahan
SOP medik dan klinik pada umumnya.
• Mendorong dan mendukung pelaksanaan
penelitian medik dan klinik
• Mendengarkan dan memantau
masukan/keluhan dari pasien atau keluarga
Contoh-contoh Kasus
1. Keharusan pendaftaran baru untuk ijin praktek
dengan persyaratan akreditasi dari organisasi
profesi.
2. Penilaian tentang efektivitas pemakaian obat-
obat anti peradangan (Anti Phlogistik) pada
trauma
3. Penilaian efektivitas klinik terhadap tindakan-
tindakan khusus
4. Hasil penelitian dan uji klinik obat-obat baru
5. Penyesuaian SOP untuk tiap rumah sakit sesuai
dengan fasilitas yang ada.
6. Pelaksanaan audit klinik & medik terhadap
pasien-pasien
7. Dll
Indikator keberhasilan
I. Perbaikan hasil pengobatan
1. angka kematian di RS
2. angka infeksi nosokomial
3. angka keganasan dari hasil PA
4. angka kematian akibat keganasan
5. kematian di instalasi gawat darurat
(kematian yg bisa dicegah)
6. angka kematian ibu melahirkan di RS
7. angka kematian bayi baru lahir di RS
II. Perbaikan akses
1. Jumlah (rate) pembedahan
2. waktu tunggu untuk pembedahan
3. waktu tunggu untuk pemeriksaan
penunjang
4. waktu tunggu untuk pelayanan khusus
5. waktu tunggu untuk rawat inap/rawat
jalan
III. Efektifitas pelayanan
1. angka pembedahan (surgery rate)
2. angka pembedahan ulang/yg tidak
perlukan(inappropriately used surgery)
3. manajemen pasien secara akurat
(sesuai SOP)
4. efektifitas pemakaian obat
5. angka rawat inap, efesiensi rawat inap
IV. Efficiency
1. rata-rata hari perawatan (LOS)
2. unit cost dipelayanan kebidanan
3. pemakaian obat generik (generic
prescribing)
Patient/carer experience
1. patients who wait more than two hours for
emergency admission (through A & E)
2. patients with operations cancelled for non-
medical reasons
3. delayed discharge from hospital for people age
75 or over*
4. first out-patient appointments for which patient
did not attend
5. out-patients seen within 13 weeks of GP referral
6. percentage of those on waiting list waiting 12
months or more
Sumber: British Geriatric Society (BGS) News, 1999-2000
Clinical Governance
Health outcomes
1. Conceptions below 16
2. decayed, missing and filled teeth in five-year old
children
3. adverse events/complications of treatment;
4. emergency admission to hospital for people age
75 and over*
5. emergency psychiatric re-admission rate*;
6. infant deaths
7. survival rates for breast and cervical cancer
8. avoidable deaths; and
9. in-hospital premature deaths
Sumber: British Geriatric Society (BGS) News, 1999-2000
Clinical Governance
Kesimpulan
1. Good Clinical Governance (GClG)
merupakan suatu tuntutan yang harus
dilaksanakan di setiap rumah sakit dengan
manajemen yang baik dalam suatu
organisasi khusus atau oleh Komite Medik.
2. Manajemen rumah sakit harus mendukung
bahkan memprakarsai terbentuknya
organsasi yang menjamin adanya GClG.
3. Diperlukan suatu kepemimpinan yang kuat
baik dari pihak manajemen dan Komite
Medik/ kelompok-kelompok SMF serta
tumbuh kerjasama tim (team work) yang
baik.
4. Manajemen maupun Komite Medik harus
menumbuhkan budaya keterbukaan untuk
terlaksananya audit klinik/audit medik,
efektivitas klinik, manajemen resiko dan
penelitian dan pengembangan serta
pendidikan dan pelatihan.
Daftar Kepustakaan
• Chadwick, J; NHS – Barts and The London NHS Trust; Clinical Governance Unit
Manager ; Clinical Governance Development Plan 2003-2004 (2003)
• British Geriatrics Society (BGS Newsletters); Clinical Governance; White Paper , The
New NHS Modern, Dependable; (1998)
• Dept of Health (Government of Western Australia); Introduction of Clinical Governance
– A Background Paper Information Series No. 1.1
• DM, Berwick; A primer on leading the Improvement of Systems, BMJ; 312-619 (1996)
• Donaldson, L.J & Gray, J.A.M; Quality in Health Care; 7 Suppl): S37-S44; Clinical
Governance: a quality duty for health organisations (1998)
• General Medical Council; Good Medical Practice: Guidance from the General Medical
Council; London (1995)
• National Treatment Agency for Substance Misuse; Care Planning Practice Guide (2006)
• NHS - Blackburn with Darwen Primary Care Trust; Clinical Governance Development
Framework (2004-05)
• NHS – Improving Health in Wales; Clinical Governance-Developing a Strategic Approach
(2001)
• NHS - Mansfield District (Primary Care Trust); Framework for Clinical Governance
(July 2012)
• NHS – National Treatment Agency for Substance Misuse; Clinical Governance in Drug
Treatment – A good practice guide for provider and commissioners (2008)
• Royal College of Nursing; Clinical Governance : an RCN resource guide (2003)
• Starey, N; Director for Primary Care, University of Derby; What is Clinical
Governance? (Volume 1, number 12, 2001)
• The Victorian Quality Council-Safety and Quality in Health; Developing The Clinical
Leadership Role in Clinical Governance – A Guide For Clinicians and Health Services
(2003)
Terima kasih