Anda di halaman 1dari 2

Biografi Singkat anak Sultan Muhammad Aliuddin

Aminullah yang gagal naik tahta pada


Pangeran Antasari tahun 1785. Ia diusir oleh walinya
sendiri, Pangeran Nata, yang dengan
dukungan Belanda memaklumkan dirinya
sebagai Sultan Tahmidullah II Pangeran
Antasari memiliki 3 putera dan 8 puteri. 
Pangeran Antasari mempunyai adik
perempuan yang bernama Ratu
Antasari alias Ratu Sultan Abdul
Rahman yang menikah dengan Sultan
Muda Abdurrahman bin Sultan
Adam tetapi meninggal lebih dulu setelah
melahirkan calon pewaris kesultanan
Banjar yang diberi nama Rakhmatillah,
yang juga meninggal semasa masih bayi.

Pewaris Kerajaan Banjar


Pangeran Antasari tidak hanya dianggap
sebagai pemimpin Suku Banjar, dia juga
merupakan pemimpin Suku Ngaju,
Maanyan, Siang, Sihong, Kutai, Pasir,
Pangeran Antasari (lahir di Kayu Tangi, Murung, Bakumpai dan beberapa suku
Kesultanan Banjar, 1797 atau 1809 – lainya yang berdiam di kawasan dan
meninggal di Bayan Begok, Hindia- pedalaman atau sepanjang Sungai Barito,
Belanda, 11 Oktober 1862 pada umur 53 baik yang beragama Islam maupun
tahun) adalah seorang Pahlawan Nasional Kaharingan.
Indonesia. Setelah Sultan Hidayatullah ditipu
Ia adalah Sultan Banjar.Pada 14 Maret belanda dengan terlebih dahulu
1862, dia dinobatkan sebagai pimpinan menyandera Ratu Siti (Ibunda Pangeran
pemerintahan tertinggi di Kesultanan Hidayatullah) dan kemudian diasingkan
Banjar (Sultan Banjar) dengan ke Cianjur, maka perjuangan rakyat
menyandang gelar Panembahan Banjar dilanjutkan pula oleh Pangeran
Amiruddin Khalifatul Mukminin dihadapan Antasari. Sebagai salah satu pemimpin
para kepala suku Dayak dan adipati rakyat yang penuh dedikasi maupun
(gubernur) penguasa wilayah Dusun Atas, sebagai sepupu dari pewaris kesultanan
Kapuas dan Kahayan yaitu Tumenggung Banjar. Untuk mengokohkan
Surapati/Tumenggung Yang Pati Jaya kedudukannya sebagai pemimpin
Raja. perjuangan melawan penjajah di wilayah
Banjar bagian utara (Muara Teweh dan
Silsilah sekitarnya), maka pada tanggal 14 Maret
Semasa muda nama dia adalah Gusti Inu 1862, bertepatan dengan 13 Ramadhan
Kartapati. Ibu Pangeran Antasari 1278 Hijriah, dimulai dengan seruan:
adalah Gusti Hadijah binti Sultan
Sulaiman. Ayah Pangeran Antasari Dalam peperangan, belanda pernah
adalah Pangeran Masohut (Mas'ud) bin menawarkan hadiah kepada siapa pun yang
Pangeran Amir. Pangeran Amir adalah mampu menangkap dan membunuh
Pangeran Antasari dengan imbalan 10.000 Antasari diabadikan pada Korem
gulden. Namun sampai perang selesai tidak 101/Antasari dan julukan untuk Kalimantan
seorangpun mau menerima tawaran Selatan yaitu Bumi Antasari. Kemudian
ini. Orang-orang yang tidak mendapat untuk lebih mengenalkan P. Antasari kepada
pengampunan dari pemerintah Kolonial masyarakat nasional, Pemerintah melalui
Hindia Belanda: Bank Indonesia (BI) telah mencetak dan
1. Antasari dengan anak-anaknya mengabadikan nama dan gambar Pangeran
2. Demang Lehman Antasari dalam uang kertas nominal Rp
2.000
3. Amin Oellah
4. Soero Patty dengan anak-anaknya
5. Kiai Djaya Lalana
6. Goseti Kassan dengan anak-anaknya
Meninggal dunia
Monumen Perang Banjar yang dibangun
pemerintah Hindia Belanda untuk
mengenang tentaranya yang tewas.
Setelah berjuang di tengah-tengah rakyat,
Pangeran Antasari kemudian wafat di
tengah-tengah pasukannya tanpa pernah
menyerah, tertangkap, apalagi tertipu oleh
bujuk rayu Belanda pada tanggal 11 Oktober
1862 di Tanah Kampung Bayan
Begok, Sampirang, dalam usia lebih kurang
75 tahun. Menjelang wafatnya, dia terkena
sakit paru-paru dan cacar yang dideritanya
setelah terjadinya pertempuran di bawah
kaki Bukit Bagantung,
Tundakan.Perjuangannya dilanjutkan oleh
puteranya yang bernama Muhammad
Seman.
Setelah terkubur selama lebih kurang 91
tahun di daerah hulu sungai Barito, atas
keinginan Banjar dan persetujuan keluarga,
pada tanggal 11 November 1958 dilakukan
pengangkatan kerangka Pangeran Antasari.
Yang masih utuh adalah tulang tengkorak,
tempurung lutut dan beberapa helai rambut.
Kemudian kerangka ini dimakamkan
kembali Taman Makam Perang Banjar,
Kelurahan Surgi Mufti, Banjarmasin.
Pangeran Antasari telah dianugerahi gelar
sebagai Pahlawan Nasional dan
Kemerdekaan oleh pemerintah Republik
Indonesia berdasarkan SK No. 06/TK/1968
di Jakarta, tertanggal 27 Maret 1968. Nama

Anda mungkin juga menyukai