0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
25 tayangan2 halaman
Pangeran Antasari (1797-1862) adalah seorang pahlawan nasional Indonesia yang berjuang melawan penjajahan Belanda di Kesultanan Banjar. Ia gagal naik tahta pada 1785 dan memimpin perlawanan rakyat Banjar setelah Sultan Hidayatullah ditipu dan diasingkan Belanda. Pangeran Antasari dinobatkan menjadi Sultan Banjar pada 1862 dan terus berjuang hingga akhirnya wafat dalam pertempuran melawan Belanda.
Pangeran Antasari (1797-1862) adalah seorang pahlawan nasional Indonesia yang berjuang melawan penjajahan Belanda di Kesultanan Banjar. Ia gagal naik tahta pada 1785 dan memimpin perlawanan rakyat Banjar setelah Sultan Hidayatullah ditipu dan diasingkan Belanda. Pangeran Antasari dinobatkan menjadi Sultan Banjar pada 1862 dan terus berjuang hingga akhirnya wafat dalam pertempuran melawan Belanda.
Pangeran Antasari (1797-1862) adalah seorang pahlawan nasional Indonesia yang berjuang melawan penjajahan Belanda di Kesultanan Banjar. Ia gagal naik tahta pada 1785 dan memimpin perlawanan rakyat Banjar setelah Sultan Hidayatullah ditipu dan diasingkan Belanda. Pangeran Antasari dinobatkan menjadi Sultan Banjar pada 1862 dan terus berjuang hingga akhirnya wafat dalam pertempuran melawan Belanda.
Pangeran Antasari tahun 1785. Ia diusir oleh walinya sendiri, Pangeran Nata, yang dengan dukungan Belanda memaklumkan dirinya sebagai Sultan Tahmidullah II Pangeran Antasari memiliki 3 putera dan 8 puteri. Pangeran Antasari mempunyai adik perempuan yang bernama Ratu Antasari alias Ratu Sultan Abdul Rahman yang menikah dengan Sultan Muda Abdurrahman bin Sultan Adam tetapi meninggal lebih dulu setelah melahirkan calon pewaris kesultanan Banjar yang diberi nama Rakhmatillah, yang juga meninggal semasa masih bayi.
Pewaris Kerajaan Banjar
Pangeran Antasari tidak hanya dianggap sebagai pemimpin Suku Banjar, dia juga merupakan pemimpin Suku Ngaju, Maanyan, Siang, Sihong, Kutai, Pasir, Pangeran Antasari (lahir di Kayu Tangi, Murung, Bakumpai dan beberapa suku Kesultanan Banjar, 1797 atau 1809 – lainya yang berdiam di kawasan dan meninggal di Bayan Begok, Hindia- pedalaman atau sepanjang Sungai Barito, Belanda, 11 Oktober 1862 pada umur 53 baik yang beragama Islam maupun tahun) adalah seorang Pahlawan Nasional Kaharingan. Indonesia. Setelah Sultan Hidayatullah ditipu Ia adalah Sultan Banjar.Pada 14 Maret belanda dengan terlebih dahulu 1862, dia dinobatkan sebagai pimpinan menyandera Ratu Siti (Ibunda Pangeran pemerintahan tertinggi di Kesultanan Hidayatullah) dan kemudian diasingkan Banjar (Sultan Banjar) dengan ke Cianjur, maka perjuangan rakyat menyandang gelar Panembahan Banjar dilanjutkan pula oleh Pangeran Amiruddin Khalifatul Mukminin dihadapan Antasari. Sebagai salah satu pemimpin para kepala suku Dayak dan adipati rakyat yang penuh dedikasi maupun (gubernur) penguasa wilayah Dusun Atas, sebagai sepupu dari pewaris kesultanan Kapuas dan Kahayan yaitu Tumenggung Banjar. Untuk mengokohkan Surapati/Tumenggung Yang Pati Jaya kedudukannya sebagai pemimpin Raja. perjuangan melawan penjajah di wilayah Banjar bagian utara (Muara Teweh dan Silsilah sekitarnya), maka pada tanggal 14 Maret Semasa muda nama dia adalah Gusti Inu 1862, bertepatan dengan 13 Ramadhan Kartapati. Ibu Pangeran Antasari 1278 Hijriah, dimulai dengan seruan: adalah Gusti Hadijah binti Sultan Sulaiman. Ayah Pangeran Antasari Dalam peperangan, belanda pernah adalah Pangeran Masohut (Mas'ud) bin menawarkan hadiah kepada siapa pun yang Pangeran Amir. Pangeran Amir adalah mampu menangkap dan membunuh Pangeran Antasari dengan imbalan 10.000 Antasari diabadikan pada Korem gulden. Namun sampai perang selesai tidak 101/Antasari dan julukan untuk Kalimantan seorangpun mau menerima tawaran Selatan yaitu Bumi Antasari. Kemudian ini. Orang-orang yang tidak mendapat untuk lebih mengenalkan P. Antasari kepada pengampunan dari pemerintah Kolonial masyarakat nasional, Pemerintah melalui Hindia Belanda: Bank Indonesia (BI) telah mencetak dan 1. Antasari dengan anak-anaknya mengabadikan nama dan gambar Pangeran 2. Demang Lehman Antasari dalam uang kertas nominal Rp 2.000 3. Amin Oellah 4. Soero Patty dengan anak-anaknya 5. Kiai Djaya Lalana 6. Goseti Kassan dengan anak-anaknya Meninggal dunia Monumen Perang Banjar yang dibangun pemerintah Hindia Belanda untuk mengenang tentaranya yang tewas. Setelah berjuang di tengah-tengah rakyat, Pangeran Antasari kemudian wafat di tengah-tengah pasukannya tanpa pernah menyerah, tertangkap, apalagi tertipu oleh bujuk rayu Belanda pada tanggal 11 Oktober 1862 di Tanah Kampung Bayan Begok, Sampirang, dalam usia lebih kurang 75 tahun. Menjelang wafatnya, dia terkena sakit paru-paru dan cacar yang dideritanya setelah terjadinya pertempuran di bawah kaki Bukit Bagantung, Tundakan.Perjuangannya dilanjutkan oleh puteranya yang bernama Muhammad Seman. Setelah terkubur selama lebih kurang 91 tahun di daerah hulu sungai Barito, atas keinginan Banjar dan persetujuan keluarga, pada tanggal 11 November 1958 dilakukan pengangkatan kerangka Pangeran Antasari. Yang masih utuh adalah tulang tengkorak, tempurung lutut dan beberapa helai rambut. Kemudian kerangka ini dimakamkan kembali Taman Makam Perang Banjar, Kelurahan Surgi Mufti, Banjarmasin. Pangeran Antasari telah dianugerahi gelar sebagai Pahlawan Nasional dan Kemerdekaan oleh pemerintah Republik Indonesia berdasarkan SK No. 06/TK/1968 di Jakarta, tertanggal 27 Maret 1968. Nama