Anda di halaman 1dari 25

LK 0.

1: Lembar Kerja Belajar Mandiri

Judul Modul AGRIBISNIS PERIKANAN AIR LAUT


Judul Kegiatan Belajar (KB) • Komoditas Perikanan Air laut dan Potensi
Pengembangannya
• Teknik Pembenihan Komoditas Perikanan
Air laut
• Teknik Pembesaran Komoditas Perikanan
Air laut
• Panen dan PascaPanen Komoditas
Perikanan Air laut
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Garis besar materi yang KB 1
dipelajari
Pengelompokan
Komoditas Perikanan
Air Laut dan Potensi
Pengembangannya
Ikan Kerapu Tikus
(Cromileptes altivelis)
Ada
beberapa
alasan
mengapa
ikan kerapu
perlu
dikembangk
an sebagai
komoditas
unggulan di
Indonesia
yaitu:
• Kera
pu
meru
paka
n
kom
oditi
perik
anan
yang
mem
iliki
pelu
ang
eksp
or
yang
sang
at
men
arik.

• Pert
umb
uhan
bisni
s
kera
pu
secar
a
kesel
uruh
an
dihar
apka
n
akan
mem
baw
a
dam
pak
peni
ngka
tan
devi
sa
nega
ra
dan
kesej
ahter
aan
lapis
an
baw
ah
mas
yara
kat
yang
hidu
p
deng
an
mata
penc
arian
bida
ng
perik
anan
.

• Mod
ernis
asi
pena
ngka
pan
dan
budi
daya
ikan
kera
pu
akan
men
gura
ngi
dam
pak
nega
tif
terha
dap
lingk
unga
n
laut
khus
usny
a
rusa
knya
teru
mbu
kara
ng.
Kerapu macan
(Epinephelus fuscoguttatus)
Ikan kerapu macan memiliki
harga jual yang cukup tinggi
oleh sebab itu
pengambilan ikan
kerapu macan di alam
cukup tinggi (Overfishing)
yang mengakibatkan
ketersediaan ikan di alam
semakin menurun
Abalon
Abalon merupakan kelompok
moluska laut yang tergolong
dalam genus Haliotis, famili
Haliotidae, kelas Gastropoda
yang hidup di zona intertidal
dan sublitoral hingga
kedalaman 10 m. Abalon
memiliki habitat di perairan
karang yang umumnya hidup
secara bergerombol. Abalon
merupakan salah satu
kelompok Gastropoda yang
paling bernilai ekonomis
tinggi untuk konsumsi.
• Ikan Kakap Putih
(Lates calcarifer)
Ikan kakap juga dapat
dibudidayakan di laut dan di
tambak. Kakap yang
dibudidayakan ada dua jenis
yaitu kakap putih dan kakap
merah. Ikan kakap termasuk
ikan yang memiliki toleransi
cukup besar terhadap kadar
garam. Ikan kakap juga
merupakan ikan yang
memiliki nilai ekonomis baik
untuk kebutuhan dalam
negeri maupun untuk pasar
internasional
Morfometrik dan Meristik
Ikan Kerapu Macan
(Epinephelus fuscoguttatus
Morfologi ialah ilmu yang
mempelajari bentuk luar dari
tubuh makhluk hidup pada
tubuh ikan morfologi terbagi
dua yaitu morfometrik dan
meristik. Morfometrik yang
mempelajari ukuran bagian
luar dari tubuh ikan,
sedangkan meristik ialah
mempelajari sirip-sirip yang
terdapat pada ikan.
Habitat Ikan Kerapu
Macan
Hidup di perairan dangkal,
karang, termasuk ikan buas,
makanannya ikan- ikan kecil
dan in-vertebrata dasar, dapat
mencapai panjang 70 cm,
umumnya 30-45 cm.
Tergolong ikan dasar, karang,
penangkapan dengan
pancing, bubu, jaring insang
karang, dipasarkan dalam
bentuk segar, sebagai ikan
aquarium mempunyai nilai
baik, harga sedang. Daerah
penyebaran; perairan
dangkal, karang- karang
seluruh Indonesia, dan
seluruh perairan Indo-Pasifik
lainnya, Teluk Benggala,
Teluk Siam, sepanjang pantai
Laut Cina Selatan.
Morfometrik dan Meristik
Ikan Kerapu Tikus
(Cromileptes altivelis)
Morfometrik ikan kerapu
tikus atau kerapu bebek
adalah panjang keseluruhan
kerapu bebek 3,3-3,8 kali
tingginya, panjang kepala
¼ bagian dari panjang total,
leher bagian kepala atas
cekung dan semakin tua
ikan kerapu bebek maka
semakin cekung leher bagian
atas, mata 1/6 dari bagian
kepala.
Morfometrik dan Meristik
Abalone (Hiliotis asinina)
Meristik dari abalone adalah
cangkangnya berbentuk bulat
sampai oval, memiliki 2-3
buah puntiran (whorl),
memiliki cangkang yang
berbentuk seperti telinga
(auriform), biasa disebut ear
shell. Puntiran yang terakhir
dan terbesar (body whorl)
memiliki rangkaian lubang
yang berjumlah sekitar 4-7
buah tergantung jenis dan
terletak di dekat sisi
anterior. Abalon memiliki
cangkang yang berbentuk
seperti telinga, sehingga
masyarakat di Maluku biasa
menyebut biota abalon
sebagai "bia 6 telinga". Pada
bagian kiri cangkang terdapat
rangkaian lubang pernafasan.
Pada umumnya, terdapat
tujuh buah lubang yang
dapat terlihat, namun hanya
4-5 buah lubang yang tidak
tertutup.
Habitat
Abalon paling banyak
ditemukan di daerah beriklim
empat musim, hanya sedikit
jenis yang dapat ditemukan
di daerah tropis (termasuk
Indonesia) dan daerah Artik.
Penyebaran siput abalon
sangat terbatas. Tidak semua
pantai yang berkarang atau
berbatu terdapat siput abalon.
Secara umum siput abalon
tidak ditemukan di daerah
estuaria. Hal ini berkaitan
dengan fluktuasi salinitas dan
tingkat kekeruhan yang
tinggi dan konsentrasi
oksigen terlarut yang rendah.

• Anatomi Ikan

• Anotomi Ikan
Kerapu Macan

KB 2. Teknik Pembenihan
Komoditas Perikanan Air
Payau
Keberhasilan suatu
pembenihan sangat
ditentukan pada ketersedian
induk yang cukup baik,
jumlah, kualitas dan
keseragaman. Induk yang
baik untuk pemijahan
memiliki umur untuk induk
betina 3-4 tahun dan jantan
2-3 tahun, sehat dan tidak
cacat. Induk dan produksi
telur merupakan unsur dasar
(basic element) dalam usaha
mencapai keberhasilan
memproduksi benih.
Teknik Pembenihan Ikan
Kerapu Macan
(Ephinephelus
fuscogutattus)
Ikan kerapu macan
(Epinephelus fuscogutattus)
merupakan komuditas
perikanan laut yang
mempunyai peluang baik
dipasar domestik maupun
internasional. Ikan kerapu
macan memberikan
keuntungan untuk
dibudidayakan dengan
pertumbuhan cepat dan dapat
diproduksi massal.
Pemilihan Lokasi
Persiapan Wadah
Bak pemeliharaan induk
memiliki volume 56 m3 dan
berbentuk bulat. Sebelum di
gunakan untuk pemeliharaan
induk, bak di bersihkan
terlebih dahulu.
Pengadaan Induk
Induk kerapu macan berasal
dari alam dan hasil budidaya.
Jumlah induk kerapu macan
yang ada sebanyak 20 ekor
dengan berat 6,6–9,1 kg dan
induk betina sebanyak 8 ekor
dengan berat 9,1–14,5 kg.
Ukuran calon induk untuk
kerapu macan yang baik
untung pematangan gonad
minimal 4-6 kg.
Pemeliharaan Induk
Agar induk tetap sehat,
dalam wadah pemeliharaan
dilakukan sirkulasi air atau
penggantian air dengan
sistem air mengalir selama
24 jam. Kepadatan induk
sebaiknya tidak lebih dari 8
kg/m3, sehingga berat total
induk 149 kg membutuhkan
bak dengan volume 19 m3.
Bak induk yang dipakai
mempunyai volume 56 m3
sehingga kebutuhan bak
sarana sudah terpenuhi
Seleksi Induk
Untuk mengetahui tingkat
kematangan gonad induk
jantan diklakukan dengan
metode striping secara
perlahan-lahan dari perut
sampai ujung genitalnya.
Striping secara perlahan-
lahan dengan tujuan
menghindari keluarnya
sperma berlebihan dan
terjadinya kerusakan organ
dalamnya. Tingkat
kematangan induk jantan
ditentukan oleh kekentalan
sperma hasil stripping.
Pematangan Gonad
Kualitas gonad yang
dihasilkan induk dipengaruhi
oleh pakan yang diberikan
sehingga kualitas dan
kuantitas pakan yang
diberikan pada saat
pematangan gonad harus
baik.
Pemijahan
Induk memijah pada malam
hari sekitar pukul 23.00–
02.00 WIB. Hal ini
disebabkan karena di habitat
aslinya ikan kerapu
melakukan pemijahan pada
malam hari yakni pada pukul
20.00–0.3.00 WIB dimana
kondisi perairan tenang dan
gelap
Pemanenan Telur
Pemanenan telur dilakukan
pada pagi hari pukul 08.00
dimana pada saat itu telur
lebih kuat apabila terkena
goncangan karena telah
berada pada tahap fase
gastrula. Pemanenan telur
dilakukan dengan cara
resirkulasi air dimana telur
terbawa air yang keluar
menuju bak pemanenan telur
melalui saluran pemanenan
yang berada disisi bak.

Seleksi Telur
Telur yang sudah dipanen
dari bak pemanenan telur
dipindah ke akuarium
volume 100 liter untuk
diseleksi. Seleksi telur
dilakukan dengan tujuan
untuk memisahkan telur
berkualitas bagus dan jelek
atau yang terbuahi dan yang
tidak terbuahi

Perhitungan telur
Perhitungan telur dengan
metoda sampling yang
dilakukan secara acak
dengan syarat kepadatan
merata. Telur yang sudah
dihitung dipindahkan ke bak
larva dengan kepadatan 10
butir/telur.

Penetasan Telur
Di akuarium penetasan larva
telur menetas setelah 19-20
jam sejak telur terbuahi
dengan suhu 28-30 0C.
Perkembangan embrio telur
sejak pembuahan sampai
penetasan memerlukan
waktu 19-20 jam pada suhu
27-30 0
C, dimana
pembelahan sel pertama kali
terjadi 40 menit setelah
pembuahan.
Persiapan Bak Larva
Sebelum digunakan terlebih
dahulu bak dan peralatan
yang dipakai seperti selang
aerasi, batu aerasi, timah
pemberat dan peralatan
lainnya disiram dengan
kaporit 100 ppm kemudian
dicuci sampai bersih. Hal ini
dilakukan untuk mensterilkan
semua peralatan supaya
bebas dari penyakit seperti
bakteri dan jamur

Pemberian Pakan
Pemberian pakan alami
berupa rotifer ukuran 100-
200 µm dimulai pada sat
larva berumur D-3 sampai D-
20. Bak kultur rotifer diluar
ruangan yang bertujuan agar
chlorella sebagai pakan
rotifer dapat menyerap
nutrisi dari sinar matahari.

Perkembangan Larva
Seperti diketahui bahwa
larva yang berumur kurang
dari 12 hari apabila berenang
ke permukaan, maka akan
sulit untuk kembali ke badan
air. Hal inilah yang sering
menjadi penyebab kematian
masal pada kerapu macan.
Selain itu, minyak ikan juga
berfungsi untuk mengurangi
lendir yang dihasilkan oleh
larva yang baru menetas

Pengelolaan Kualitas Air


Pengelolaan kualitas air yang
baik dapat memberikan
pertumbuhan larva yang
cepat dengan tingkat
mortalitas yang rendah.
Kualitas air yang layak bagi
kehidupan larva ikan kerapu
macan adalah : suhu optimal
untuk larva kerapu adalah
30-35 ppt, standar pH untuk
pembenihan kerapu adalah 7-
8 dan kandungan oksigen
terlarut untuk pembenihan
kerapu adalah > 5.

Penyakit dan
Pencegahannya
Penyakit yang menyerang
selama pemeliharaan larva
adalah penyakit cacing pipih.
Penyakit ini menyerang pada
bagian tubuh larva,
menyebabkan larva berenang
di permukaan dan nafsu
makan berkurang.
Penanggulangan penyakit ini
dilakukan dengan cara
pergantian air bak larva
sebanyak mungkin dan
pencegahan pada
pemeliharaan larva

Pemanenan dan Grading


Pemanenan larva dilakukan
pada umur 25 hari karena
telah melampaui masa kritis
dan morfologinya telah
sempurna, panjang larva
telah mencapai ukuran 16-18
mm. Pemanenan larva
dilakukan secepat mungkin
dan sangat hati- hati untuk
menekan seminimal mungkin
hal-hal yang menyebabkan
kesetresan larva, karena sifat
larva yang sangat sensitive
terhadap goncangan.
Grading dilakukan untuk
mengurangi kanibal,
mencegah terjadinya
persaingan memperoleh
pakan. Grading adalah
memisahkan ukuran ikan
besar dari ikan yang kecil,
sehingga ukuran ikan relatif
lebih seragam sehingga dapat
menekan kematian ikan
karena kanibal. Di bak
pendederan larva dipelihara
selama 20 hari sampai
menjadi benih umur 60 hari.
Persiapan Bak Benih
Bak pendederan dapat
terbuat dari bak semen atau
bak fiberglass yang tahan
terhadap benturan dan beban
atau tekanan air sesuai
dengan volume yang
ditentukan.
Pemberian Pakan
Pemberian pakan benih
menggunakan pakan hidup
berupa udang jambret segar
dan pakan buatan merk kargil
Pengelolaan Kualitas Air
Untuk menjaga kualitas air
pada bak pemeliharaan benih
tetap baik yaitu dengan cara
pergantian setiap hari
sebanyak 50-80 %.
Penyiponan dasar bak
dilakukan 1-2 kali sehari
setelah pemberian pakan dan
pembersihan bak apabila
sudah kotor atau ditumbuhi
lumut, dengan demikian
kualitas air dapat
dipertahankan dengan baik
Penyakit dan
Pencegahannya
Pencegahan penyakit ini
dengan cara memisahkan
ikan yang terserang penyakit
agar tidak menular yang lain
kemudian dilakukan
perendaman dengan air tawar
atau perendaman methlene
blue 10 ppm selama 3 menit
dan acriplavin 10 ppm
selama 5 menit.
Teknik Pembenihan
Abalone
Produksi abalone saat ini
lebih banyak diperoleh dari
tangkapan di alam, dan ini
akan menimbulkan
kekhawatiran akan terjadinya
pengambilan yang tak
terkendali, kemudian
lambatnya pertumbuhan
abalone sehingga terjadinya
kelangkaan yang berakhir
pada kepunahan.
Persyaratan Teknis
Penerapan Teknologi
Lokasi bangunan (hatcheri)
terletak dekat pantai berpasir
dan jauh dari pengaruh air
sungai yang dapat
menurunkan salinitas air dan
berpotensi terjadinya
pencemaran limbah.
Pembenihan Buatan
Pembenihan buatan pada
kerang abalon dilakukan
dengan cara pembedahan
gonad dari induk jantan dan
betina untuk diambil sperma
dan telur. Pada pemijahan
buatan ini, keseluruhan isi
gonad dapat termanfaatkan,
sehingga dapat meningkatkan
produksi benih.
Pemilihan Induk
Induk yang digunakan adalah
hasil tangkapan dari alam
atau hasil dari kegiatan
pembenihan (F1). Induk
tersebut diseleksi dengan
persyaratan : tidak terdapat
cacat pada tubuhnya, dapat
membalikkan badannya,
merekat kuat jika dipegang.
Pemeliharaan Induk
Untuk bak pemeliharaan
induk dan larva sebaiknya
mempunyai ketinggian
maksimal 0,7 m dengan
kemiringan dasar bak <10°
yang terbuat dari beton atau
fiberglass ukuran 200x80x50
cm yang di 3 dalamnya
ditempatkan 4 buah
keranjang plastik berlubang
/bak dengan ukuran
40x60x40 cm dan
ditambahkan potongan pipa
PVC sebagai shelter atau
substrat (Gambar 12). Setiap
3 keranjang diisi abalon
sebanyak 15 ekor.
Penumbuhan Diatom
(pakan alami)
Diatom merupakan pakan
awal yang dimanfaatkan oleh
larva. Kultur diatom
dilakukan dalam rangka
penyediaan pakan dalam
jumlah yang memadai untuk
larva. Diatom yang dikultur
biasanya dari jenis Nitzschia
spp. dan Navicula spp. Pakan
yang digunakan untuk larva
abalon dari jenis diatom ini
bersifat bentik atau
menempel.
Panen dan Pasca Panen
Larva
Kegiatan panen untuk
penangkutan jarak jauh agak
berbeda dengan biota yang
lainnya yang mana benih
ditempatkan pada potongan
pipa sepanjang 20 – 25 cm
dan pada kedua sisinya
ditutup menggunakan
waring, selanjutnya
dimasukkan dalam kantong
panen dan diberi oksigen
tanpa menggunakan air

• Teknik
Pembenihan
Kakap Putih

Persyaratan Lokasi
Lokasi Pembenihan kakap
putih memiliki sumber air
laut harus bersih sepanjang
tahun, jernih, perubahan
salinitas kecil

Persiapan induk
Calon-calon induk harus
diseleksi terlebih dahulu.
Induk yang di pilih
sebaiknya adalah induk yang
tidak cacat, sisiknya utuh,
tanpa luka pada badan dan
sirip

Pemijahan
Pemijahan ikan kakap putih
dapat di lakukan dengan 2
metode, yaitu pemijahan
dengan ransangan hormonal
(induce spawning) dan
dengan manipulasi
lingkungan.

Penetasan Telur
Telur ikan kakap putih hasil
pemijahan di seleksi terlebih
dahulu. Telur yang dibuahi
dan yang berkualitas baik
akan mengapung di
permukaan air,
permukaannya licin,
transparan dan bagian dalam
sedikit berongga. Telur akan
menetas dalam waktu 17-18
jam.
Persiapan Wadah
Bak pemeliharaan larva
memerlukan penutup plastik
di atasnya untuk mencegah
masuknya kotoran dan benda
asing masuk, untuk
mengurangi paparan sinar
matahari langsung, serta
dapat mencegah terjadinya
fluktuasi suhu yang terlalu
tinggi serta dapat menaikkan
suhu pada bak pemeliharaan
Pemeliharaan larva
Sebelum larva dipindahkan
(kira-kira 1-2 hari
sebelumnya), dilakukan
pembersihan bak Larva
Pemberian Pakan Alami
Sejak pertama larva sudah
diberi Chlorella dan
Tetraselmis, selain sebagai
pakan larva, juga berfungsi
mengendalikan kualitas air
dan pakan Rotifer.
Pengelolaan Air
Pada pemeliharaan larva
kakap putih penggantian air
dilakukan mulai pada hari ke
13 sebanyak 10-20% hari
sampai hari ke 14. Pada hari
ke 15 sampai hari ke 25
penggantian air sebanyak 30-
40%, dilakukan secara
penyiponan.
Panen Benih
Penggolongan Ukuran Benih
Ikan Kakap Putih
Sifat kanibal pada larva
kakap putih akan semakin
kelihatan saat mulai makan
artemia (± 10 hari). Wadah
yang digunakan untuk
penggolongan ukuran terbuat
dari plastik yang dilubangi
dinding-dindingnya dengan
ukuran tertentu pula, ukuran
lubang bervareasi antara 2,5-
10 mm. Penggolongan
ukuran dilakukan dua kali
yaitu penggolongan pertama
pada hari ke 10-14 dan
penggolongan kedua pada
hari ke 20 - 25. Ukuran
lubang bervariasi antara 2,5-
10 mm.
Panen Benih Ikan Kakap
Putih
Cara panen tergantung dari
bentuk dan kapasitas
pemeliharaan untuk bak yang
memiliki saluran keluar
akan lebih mudah dilakukan
dengan menempatkan arus
air keluar. Sedangkan yang
tanpa saluran keluar, panen
dilakukan dengan cara
mengurangi air pada bak
pemeliharaan sampai
kedalaman tinggal 10-20 cm,
kemudian benih ditangkap
dengan scopnet. Agar larva
kakap putih tidak mengalami
stress pada saat panen,
dilakukan secara hati-hati
dan pada penampungan
sementara diberi aerasi
secukupnya
KB 3. Teknik Pembesaran
Komoditas Perikanan Air
Laut
Teknik Pembesaran Ikan
Kerapu
Salah satu komoditas ikan
laut yang populer saat ini
dibudidayakan adalah ikan
kerapu dengan teknik
keramba jaring apung.
Keberadaan budidaya
keramba ikan kerapu
memiliki potensi yang sangat
menguntungkan bagi nelayan
yang berada dikawasan
pesisir pantai
Pemilihan Lokasi
Pemilihan lokasi pemasangan
KJA mutlak harus dilakukan
karena kesalahan kecil dapat
berakibat fatal. Pengaruhnya
tidak hanya ke ikan, tetapi
pada keberadaan KJA.
• Pemilihan benih
Agar mendapatkan hasil
yang baik, benih yang
digunakan juga harus baik
dan berkualitas. Selain itu,
cara penanganannya pun
harus sebaik mungkin.
• Penebaran benih
Usahakan benih sampai pada
pagi atau sore hari atau
ketika suhunya tidak panas.
Itulah saat yang tepat
dilakukan penebaran, yaitu
pada pagi hari pukul 06.00 –
09.00 dan sore hari 15.00 –
18.00.
• Kebutuhan pakan
Pemberian pakan untuk
kerapu di KJA berbeda-beda,
tergantung bobot tubuhnya.
Untuk bobot tubuh kerapu di
bawah 50-75 g, pemberian
pakan ikan rucah sebanyak
10% dari bobot tubuhnya.
Sementara itu, untuk bobot
tubuh di atas 75 – 100 g,
pemberian ikan rucah cukup
sekitar 5-8% dari bobot
tubuhnya. Frekuensi
pemberian pakan juga
disesuaikan dengan ukuran
kerapu.

Teknik Pembesaran
Abalone
Budidaya abalon
menjanjikan sekali bagi
setiap orang yang ingin
berwirausaha. Namun semua
memang butuh perjuangan
ekstra dan tidak setengah-
setengah. Adapun
pembesaran abalone mulai
dari pemilihan bibit benih
sampai dengan pemanena

Pemilihan lokasi
• Gelombang dan arus
Gelombang yang besar akan
mengakibatkan goncangan
rakit yang cukup kuat. Hal
ini akan menyebabkan
rusaknya konstruksi rakit dan
kesulitan dalam bekerja.
• Bukan daerah up-
welling
Pada daerah yang sering
terjadi up- welling sangat
membahayakan kehidupan
organisme yang dipelihara,
dimana air bawah dengan
kandungan oksigen yang
sangat rendah serta gas-gas
beracun akan naik ke
permukaan yang dapat
menimbulkan kematian
secara masal.
• Pencemaran
Kerang abalone merupakan
hewan yang bergerak sangat
lambat sehingga jika terjadi
pencemaran, baik
pencemaran industri, tambak
maupun dari limbah
masyarakat setempat, akan
sulit untuk menghindar
• Kedalaman perairan
Lokasi yang dangkal akan
lebih mudah terjadinya
pengadukan dasar akibat
dari pengaruh gelombang
yang pada akhirnya
menimbulkan kekeruhan.
• Kualitas air
Faktor kualitas air bukan
merupakan suatu kendala
jika daerah tersebut
merupakan daerah budidaya
ikan kerapu. Lain halnya
pada lokasi baru, perlu
dilakukan suatu pendekatan
dengan cara pengukuran
parameter kualitas air serta
tindakan uji coba yang
bersifat sederhana.
Penebaran Benih
Pada metode KJA, padat
tebar bisa lebih tinggi.
Tingginya padat penebaran
pada metode ini
dikarenakan sirkulasi air
selalu terjamin setiap saat
sehingga kualitas air lebih
terjamin. Pada metode ini,
yang harus dipertimbangkan
selain sifat dan tingkah laku
kerang abalone serta sirkulasi
air adalah luas permukaan
substrak. Hal ini erat
kaitannya dengan penyebaran
kerang abalone.
Pengendalian Hama dan
Penyakit
Hama merupakan hewan
pengganggu dan pemangsa
dalam budi daya abalon.Jenis
predator dalam budi daya
abalon adalah kepiting laut.
Panen
Pemanenan abalon dilakukan
tanpa menggunakan alat,
tetapi menggunakan tangan
setelah tercapai ukuran pasar.

Teknik Pembesaran Ikan


Kakap Putih

Pemilihan Lokasi

Kesalahan dalam
menentukan lokasi dapat
berakibat fatal bagi usaha
pembesaran kakap putih.
Persiapan Tambak
Kegiatan persiapan petakan
tambak yang perlu dilakukan
sebelum penebaran benih
kakap putih dilakukan
Penebaran Benih
Kepadatan penebaran benih
kakap putih ukuran 5,0 –
10,0 cm ditambak sebaiknya
tidak lebih dari 5.000
ekor/m2.
Pakan dan Pemberian
Pakan
Pakan yang biasa diberikan
dalam pembesaran ikan
kakap putih adalah ikan
rucah (trash fish) dalam
bentuk segar, seperti ikan
lemuru, selar dan tamban.
Selain ikan rucah, ikan kakap
putih juga dapat diberikan
pakan buatan dalam bentuk
pellet.
Pengelolaan Air Media
Pemeliharaan
Pengelolaan kualitas air
meliputi pengukuran kualitas
dan pergantian air.
Pengukuran kualitas air
Untuk memantau kualitas air
maka dilakukan pengukuran
beberapa parameter kualitas
air tambak seperti suhu, pH,
salinitas, DO (oksigen
terlarut) dan alkalinitas.
Tujuannya adalah untuk
mengetahui parameter air
dari suatu perairan sehingga
dapat disesuaikan dengan
kelayakan hidup ikan kakap
putih.
Pengendalian Penyakit
Penyakit yang banyak
menyerang ikan kakap putih
yang dibudidayakan dalam
adalah disebabkan oleh
parasit krustacea, trematoda,
protozoa dan bakteri.
Panen dan Pasca Panen
Pemanenan ikan kakap putih
biasanya dilakukan secara
panen seleksi. ada panen
pertama biasanya akan
didapatkan ikan dengan
ukuran konsumsi sebanyak
+ 70 % dari total ikan.
Sisanya yang belum
mencapai ukuran konsumsi,
ditebarkan lagi dalam
petakan lainnya untuk
dipelihara kembali.

KB 4 Panen dan Pascapanen


Komoditas Perikanan Air
Laut

• Ikan kakap merah

Sortasi dan grading


Sortasi adalah pemisahan
benih ikan berdasarkan jenis
dan kondisi benih. Grading
berasal dari kata grade yang
berarti tingkat/kelas. Yang
dimaksud dengan grading
dalam istilah perikanan
merupakan suatu upaya
pengelompokan ikan/hasil
ikan menjadi beberapa
tingkat/kelas (grade)
sehingga masing-masing
kelas memiliki kualitas mutu
yang seragam.
Pemberokan
Pemberokan merupakan
suatu proses untuk
mengeluarkan kotoran dari
perut ikan atau benih.
• Abalon
Cara pengamasan ikan hidup
mempunyai dua cara yakni
sistem terbuka dan sistem
tertutup.
Sistem Terbuka
Sistem terbuka yaitu ikan
yang diangkut dengan wadah
atau tempat yang media
airnyaa masih berhubungan
dengan udara bebas
Sistem Tetutup
Sistem tertutup yaitu
pengemasan ikan hidup yang
dilakukan mengunakan
wadah tertutup, udara dari
luar tidak bisa masuk ke
dalam media tersebut.
Pengemasan dengan cara ini
dapat dilakukan pada jarak
yang jauh.

• Ikan kakap putih


• Panen Total
Metode ini semua ikan yang
dipelihara dipanen. Biasanya
hal ini dilalukan karena
pemintaan pembeli dalam
jumlah banyak atau semua
ikan telah memenuhi
persyaratan berat untuk di
panen.
• Panen Sebagian
metode ini dilakukan karena
beberapa alas an, yakni
ukuran ikan yang dipelihara
tidak seragam.

Teknik Panen
Pemanenan ikan di Karamba
jaring Apung dapat segera
dilakukan setelah semua
peralatan yang akan
digunakan untuk pemanenan
telah tersedia. Biasanya ikan
dipuasakan 24 jam
sebelumnya. Hal ini
dilakukan untuk menghindari
ikan muntah selama
pengangkutan.
• Ikan kerapu sunu

• Pascapanen
Pascapanen hasil perikanan
adalah tahapan kegiatan yang
dimulai sejak pemungutan
sampai siap untuk
dipasarkan. Untuk
menentukan alat dan bahan
pengangkutan sangat
tergantung dari karakteristik,
dan sifat-sifat hidup ikan,
terutama segala sesuatu yang
berhubungan dengan
pernapasannya.
• Teknik transportasi
ikan
Teknik transportasi ikan
budidaya hasil laut yang
dipisahkan menurut areanya,
yaitu transportasi laut, darat,
dan melalui udara.

2 Daftar materi yang sulit • KB 1 Morfometrik dan


dipahami di modul ini Meristik pada komoditas
perikanan air laut
• KB 2. Anatomi
eksternal pada kerang
abalon
Pematangan gonat
pada ikan kerapu
• KB 3 Penumbuhan
diatom (pakan
alami)
• KB 4. Cara
pengelolaan kualitas
air

3 Daftar materi yang sering • Anatomi pada hewan


mengalami miskonsepsi ikan
• reproduksi pada
hewan

Anda mungkin juga menyukai