Anda di halaman 1dari 3

Nama/ NIM : Lisnani / 042399733

Mata Kuliah : EKMA 4214/ Manajemen Sumber Daya Manusia


Fakultas/ Jurusan : FHISIP/ Ilmu Adminsitrasi Negara-S1
UPBJJ : Pangkalpinang

1. Administrasi kepegawaian adalah penggunaan tenaga kerja manusia (pegawai) yang dapat
dilakukan secara berdaya guna serta berhasil guna dan tepat guna agar dapat diciptakan,
dipelihara, dan dikembangkan suasana kerja yang menyenangkan di antara para pegawai,
kemudian pengembangan yang maksimal dari tenaga kerja (pegawai) yang ada. Fungsi teknis
administrasi kepegawaian berkaitan dengan kegiatan-kegiatan yang dilakukan fisik. Adapun fungsi
teknis administrasi kepegawaian meliputi :
a. Pengadaan
Berkaitan dengan penentuan kebutuhan pegawai dan penarikannya, seleksi, dan penempatannya.
Kebutuhan pegawai harus dianalisis dari segi mutu dan jumlah setiap jenis pegawal yang
dibutuhkan. Penentuan kebutuhan pegawai berkaitan dengan mutu dan jumlah pegawai
Penentuan pegawai yang diperlukan harus berdasarkan tugas-tugas yang tercantum pada
rancangan pekerjaan yang ditentukan sebelumnya.
b. Pengembangan
Pengembangan meliputi pelatihan untuk meningkatkan keterampilan yang diperlukan agar dapat
menjalankan pekerjaannya dengan baik ataupun pendidikan untuk meningkatkan pengetahuan
umum dan pemahaman atas keseluruhan lingkungan. Kegiatan ini dianggap semakin penting untuk
menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan ataupun teknologi, reorganisasi
pekerjaan, dan semakin rumitnya tugas-tugas pimpinan.
c. Kompensasi
Kompensasi adalah balas jasa yang memadai dan layak kepada pegawai sesuai dengan kontribusi
pegawai kepada tujuan organisasi atau pemberian penghargaan kepada pegawai sesuai dengan
sumbangan para pegawai tersebut dalam pencapaian tujuan organisasi. Kompensasi biasanya
diterima pegawai dalam bentuk uang ditambah dengan tunjangan-tunjangan lain selama sebulan.
Kompensasi ini biasanya termasuk gaji bulanan yang diterima sebulan sekali bagi pegawai tetap
dalam suatu organisasi. Pembahasan yang lebih perinci mengenai kompensasi dapat Anda pelajari
pada modul selanjutnya.
d. Pengintegrasian
Integrasi merupakan usaha untuk menghasilkan suatu rekonsiliasi (kecocokan) yang layak atas
kepentingan-kepentingan perorangan (individu), masyarakat, dan organisasi. Dengan kata lain,
integrasi adalah penyesuaian sikap-sikap dan keinginan pegawai dengan keinginan organisasi dan
masyarakat. Definisi ini didasarkan pada kepercayaan bahwa dalam masyarakat, terdapat tumpang-
tindih kepentingan yang cukup berarti sehingga dalam menerapkan asas-asas dan kebijakan
organisasi perlu dipertimbangkan perasaan dan sikap pegawai.
e. Pemeliharaan
Pemeliharaan merupakan usaha untuk mengabadikan keadaan ini. Terpeliharanya kemauan
bekerja sangat dipengaruhi oleh komunikasi dengan para pegawai, keadaan jasmani (fisik) pegawai,
kesehatan, dan keselamatan kerja. Pemeliharaan dapat pula diartikan sebagai usaha untuk
mempertahankan dan meningkatkan kondisi yang telah ada. Apa yang sudah pernah diterima dan
pernah dinikmati pegawai hendaknya tetap dipertahankan.
f. Pemberhentian
Fungsi ini berhubungan dengan pengakhiran hubungan kerja dan pengembalian orang-orang
tersebut kepada masyarakat, termasuk juga pemberian jaminan hari tua. Jadi, fungsi ini
berhubungan dengan pegawai yang sudah lama bekerja pada organisasi.
Edwin B. Flippo (1988) mengemukakan bahwa administrasi kepegawaian dimaksudkan untuk
merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan, dan mengendalikan pegawai dalam rangka
pencapaian tujuan organisasi. Lebih lanjut, dikemukakan bahwa secara umum administrasi
kepegawaian mempunyai fungsi manajerial dan fungsi-fungsi operatif (bersifat teknis). Fungsi
manajerial administrasi kepegawaian kegiatan-kegiatan dilakukan dengan pekerjaan pikiran atau
menggunakan pikiran (mental)-meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan
pengendalian pegawai. Sementara itu, fungsi operatif (teknis)-kegiatan dilakukan dengan fisik
meliputi pengadaan, pengembangan, kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan, dan
pemensiunan pegawai.

2. Formasi masing-masing organisasi Negara disusun berdasarkan analisis kebutuhan dan penyediaan
pegawai sesuai dengan jabatan yang tersedia. Adapun mekanisme pengajuan formasi pegawai
negeri sipil berdasarkan PP Nomor 54 Tahun 2003 adalah sebagai berikut :
a. Pengajuan formasi pegawai negeri sipil pusat disampaikan oleh pejaba pembina kepegawaian
pusat yang bersangkutan kepada menteri yang bertanggung jawab di bidang pendayagunaan
aparatur negara dan kepala Badan Kepegawaian Negara.
b. Pengajuan formasi pegawai negeri sipil di lingkungan kesekretariatan lembaga kepresidenan
disampaikan oleh sekretaris negara kepada menteri yang bertanggung jawab di bidang
pendayagunaan aparatur negara dan kepala Badan Kepegawaian Negara.
c. Pengajuan formasi pegawai negeri sipil daerah provinsi disampaikan oleh pejabat pembina
kepegawaian daerah provinsi yang bersangkutan kepada menteri yang bertanggung jawab di
bidang pendayagunaan aparatur negara dan kepala Badan Kepegawaian Negara.
d. Pengajuan formasi pegawai negeri sipil daerah kabupaten/kota disampaikan oleh pejabat
pembina kepegawaian daerah kabupaten/kota yang bersangkutan kepada menteri yang
bertanggung jawab di bidang pendayagunaan aparatur negara dan kepala Badan Kepegawaian
Negara melalui gubernur selaku wakil pemerintah.
Berkait dengan hal tersebut, perencanaan pengadaan pegawai negeri sipil setidaknya
mempertimbangkan aspek-aspek berikut.
1) Penjadwalan kegiatan
a) Inventarisasi lowongan jabatan yang telah ditetapkan dalam formasi serta syarat jabatannya.
b) Pengumuman akan dilaksanakannya pengadaan pegawai neger sipil.
c) Penyiapan materi ujian.
d) Penyiapan sarana dan prasarana yang diperlukan.
e) Pelamaran.
f) Pelaksanaan penyaringan.
g) Pengangkatan menjadi calon pegawai negeri sipil sampai dengan pengangkatan menjadi pegawai
negeri sipil.
Langkah-langkah rekrutmen :
a)Penentuan jabatan yang kosong
b)Penentuan persyaratan jabatan
c)Penentuan sumber perekrutan
3. Kompensasi dapat didefinisikan sebagai keseluruhan balas jasa yang diterima oleh pegawai sebagai
akibat dari pelaksanaan pekerjaan di organisasi dalam bentuk uang atau lainnya. Ini berupa gaji,
upah,bonus, insentif, dan tunjangan lainnya, seperti tunjangan kesehatan, tunjangan hari raya,
uang makan, uang cuti, dan lain-lain. Tujuan pemberian kompensasi antara lain untuk memenuhi
kebutuhan ekonomi, meningkatkan produktivitas kerja, memajukan organisasi, serta menciptakan
keseimbangan dan keahlian.
Penerapan sistem kompensasi berbasis kinerja akan membawa implikasi perubahan penilaian
kinerja, sehingga memerlukan penyempurnaan penilaian kinerja untuk dapat mendukung
pelaksanaan sistem kompensasi berbasis kinerja. Dengan demikian, sistem kompensasi akan efektif
kalau dilaksanakan dengan manajemen kepegawaian yang berorientasi kepada kinerja dan
kejelasan tentang tugas, tanggung jawab dan target yang harus dicapai. Penyusunan kompensasi
berbasis kinerja akan dapat dihasilkan melalui kegiatan evaluasi jabatan. Oleh karena itu perlu
diawali dengan kegiatan penyusunan informasi jabatan atau analisis jabatan terlebih dahulu.
Penerapan sistem kompensasi berbasis kinerja diharapkan dapat meningkatkan penghasilan
pegawai. Namun demikian, tentunya harus diikuti dengan peningkatan kinerja, dalam arti bahwa
kompensasi pegawai merupakan hak yang diiringi kewajiban peningkatan tanggung jawab
pekerjaan yang mengacu pada produktivitas pegawai.

Anda mungkin juga menyukai